Makalah Sa Mandibula1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STRUKTUR OROKRANIOFASIAL
MANDIBULA

Oleh

Audia Fijratullah S 171610101062

Ananda Zaky N 171610101063

Dhea Ayu Dewanti 171610101066

Vanny Septian 171610101069

Ferdiana Agustin 171610101071

Deri Abdul Aziz 171610101072

Shyntia Gabriel P 171610101073

Safira Annisa Yasmin P 171610101074

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Mandibula adalah tulang rahang bawah dan tulang muka yang paling besar dan kuat.
Mandibula merupakan satu-satunya tulang pada tengkorak yang dapat bergerak. Mandibula
dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan menutup mulut. Selain itu, mandibula
juga dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan dari kiri ke kanan
sebagaimana terjadi pada waktu mengunyah. Mandibula terdiri dari 2 tulang yang simetris yang
berfusi pada midline di area simfisis. Mandibula merupakan tulang kraniofasial yang sangat
penting karena terlibat dalam fungsi-fungsi vital antara lain: pengunyahan, pemeliharaan jalan
udara, berbicara dan ekspresi wajah. Mandibula adalah tulang pipih berbentuk U dengan
mekanisme pertumbuhan melalui proses osifikasi endokondral dan aposisi periosteal (osifikasi
intramembembranous) dan padanya melekat otot-otot dan gigi. Menurut Profitt dan Fields
(2007), pertumbuhan mandibula ada 2 macam:
1)Pola pertama, bagian poterior mandibula dan basis kranium tetap, sementara dagu
bergerak ke bawah dan depan
2)Pola ke dua, dagu dan korpus mandibula hanya berubah sedikit sementara pertumbuhan
sebagian besar terjadi pada tepi posterior ramus, koronoid, dan kondilus mandibula
(Yhow M S., 2010). Setelah umur 2-4 tahun, korpus mandibula bertambah panjang
terutama dalam arah posterior bersama dengan terjadinya resorpsi sepanjang ramus yang
membesar.
Pertumbuhan mandibula biasanya didahului dengan pertumbuhan cartilago Meckel. Pada
embrio manusia cartilago Meckel akan berkembang ke bentuk sempurna pada minggu ke-6.
Cartilago Meckel pada tahap perkembangan ini berhubungan erat terhadap n. Mandibularis,
saraf arcus pharyngeus prismus, cabang-cabangnya akan berfungsi sebagai pendukung
skeletal. Riwayat perkembangan selanjutnya dari cartilago meckel umumnya berhubungan
dengan perkembangan corpus mandibula. Pada mandibula terdapat 3 daerah pembentukan
cartilago sekunder yang utama. Yang pertama dan terbesar adalah cartilago condylaris berperan
penting pada pertumbuhan mandibula. Cartilago ini muncul pertama kali pada minggu ke-12.
Pada tahap ini terlihat berupa potongan cartilago pada aspek superior dan lateral tulang pada
proc. Condylaris. Dagu bergerak ke bawah dan depan hanya sebagai akibat pertumbuhan
kondilus dan tepi posterior ramus mandibula. Korpus mandibula bertambah panjang melalui
aposisi tepi posteriornya, sementara ramus bertambah tinggi melalui osifikasi endokondral
pada kondilus dan remodeling tulang. Selain tumbuh ke bawah dan ke depan, mandibula juga
tumbuh ke lateral melaui aposisi permukaan lateral korpus, ramus dan alveolaris mandibula.
Untuk mengimbangi aposisi lateral, terjadi resorpsi pada permukaan lingualnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tumbuh Kembang Mandibula


2.1.1 Perkembangan Prenatal
Kartilago dan tulang mandibula dibentuk dari sel embrio neural crest yang berasal dari
otak bagian tengah dan belakang dari neural folds. Sel-sel ini bermigrasi ke ventral untuk
membentuk tonjolan mandibula (dan maksila) pada wajah, dimana mereka berdiferensiasi
menjadi tulang dan jaringan ikat.

Struktur pertama yang dibuat pada regio rahang bawah yaitu cabang nervus mandibula dari
nervus trigeminus yang mengawali kondensasi ektomesenkim membentuk lengkung faring
(mandibula) pertama. Adanya nervus ini diduga sebagai syarat terjadinya induksi osteogenesis
oleh produksi faktor neurotropik. Mandibula dihasilkan dari osifikasi membran osteogenik
yang dibentuk dari kondensasi ektomesenkim pada pembentukan hari ke 36-38. Ektomesenkim
mandibula ini harus berinteraksi pertama kali dengan epitelium lengkung mandibula sebelum
osifikasi primer terjadi; tulang hasil osifikasi intramembran terletak lateral dari kartilago
Meckel’s dari lengkung pertama faringeal (mandibula). Pusat osifikasi untuk untuk masing-
masing bagian mandibula naik pada minggu ke 6 post konsepsi (mandibula dan klavikula
merupakan tulang pertama yang mengalami osifikasi) pada regio bifurkasi pada nervus dan
arteri alveolaris inferior menuju ke cabang mentalis dan insisif. Membran yang mengalami
osifikasi berada pada lateral kartilago Meckel’s dan berdampingan dengan bundel
neurovaskular. Dari pusat primer dibawah dan di sekitar nervus alveolaris inferior dan cabang
insisif, osifikasi menyebar ke atas untuk membentuk cekungan untuk pembentukan gigi.
Penyebaran osifikasi intramembran ke arah dorsal dan ventral membentuk korpus dan ramus
mandibula. Kartilago Meckel’s dikelilingi oleh tulang. Osifikasi berhenti ke arah dorsal yang
akan menjadi lingula mandibula, dimana kartilago Meckel’s berlanjut menjadi telinga bagian
tengah. Keberadaan bundel neurovaskular memastikan bentuk foramen mandibula dan kanalis
mandibularis serta foramen mentalis.

Schema of the origins of the mandible. The center of ossification is lateral to Meckel’s
cartilageat the bifurcation of the inferior alveolar nerve.
Kedua lengkung faringeal pertama yang merupakan inti dari kartilago Meckel’s saling
bertemu di arah ventral. Lengkung ini menyimpang ke arah dorsal dan berakhir pada kavitas
timpani pada masing-masing telinga, yang berasal dari kantung faringeal, dan diikuti oleh
proses pembentukkan petrous portion dari tulang temporal. Kartilago Meckel’s bagian dorsal
mengalami osifikasi untuk membentuk dasar dari dua auditory ossicles (malleus dan incus).
Ossicles ke tiga (stapes) berasal dari kartilago dari lengkung faringeal ketiga (kartilago
Reichert’s).
Kartilago Meckel’s yang kekurangan enzim fosfatase ditemukan pada saat osifikasi
kartilago, sehingga menghalangi proses osifikasi; hampir seluruh kartilago Meckel’s hilang
pada minggu ke 24 post konsepsi. Bagian-bagiannya berubah menjadi ligamen
sphenomandibular dan anterior malleolar. Bagian akhir ventral (dari foramen mentalis berjalan
ke arah ventral dari simfisis) membentuk tulang endokondral yang tergabung menjadi dagu
pada mandibula. Kartilago Meckel’s bagian dorsal hingga foramen mentalis mengalami
resorpsi pada permukaan lateral bersamaan dengan terbentuknya trabekula tulang
intramembranous ke arah lateral teresobsi menjadi kartilago. Kartilago dari foramen mentalis
ke lingula tidak terhubung kepada osifikasi mandibula. Initial woven bone dibentuk sepanjang
kartilago Meckel’s yang akan segera digantikan oleh tulang lamella, dan sistem havers yang
sudah ada pada bulan ke 5 post konsepsi. Remodeling terjadi lebih awal dari pada yang terjadi
pada tulang lainnya. Kartilago aksesori sekunder muncul antara minggu ke 10 dan 14 post
konsepsi untuk membentuk kepala kondilus, bagian dari prosesus koronoideus dan mental
protuberance. Penampilan dari kartilago sekunder mandibula ini memisahkan diri dari
faringeal primer (Meckel’s)dan kartilago kondrokranial. Kartilago sekunder dari prosesus
koronoideus terbentuk diantara otot temporalis. Kartilago aksesori koronoid menjadi terhubung
dengan tulang intramembran dari ramus dan hilang sebelum lahir. Pada regio mental, pada
masing-masing sisi simfisis, 1 atau 2 kartilago kecil muncul dan mengalami osifikasi pada
bulan ke 7 post konsepsi untuk membentuk mental ossicles pada jaringan fibrous dari simfisis.
Ossicles menjadi terhubung ke tulang intramembranous ketika simfisis menti diubah dari
syndesmosis menjadi synostosis selama periode posnatal pertama.
Kartilago sekunder pada kondilus muncul pada minggu ke 10 post konsepsi dengan
tampilan bentuk kerucut pada ramal region. Kartilago kondilus merupakan awal dari kondilus
itu sendiri. Sel-sel kartilago berdiferensiasi dari pusatnya, dan kartilago kepala kondilus
bertambah besar oleh karena pertumbuhan interstitial dan aposisi. Pada minggu ke 14, hasil
pertama dari adanya tulang endokondral muncul pada regio kondilus. Kartilago kondilus
merupakan pusat pertumbuhan yang sangat penting untuk ramus dan korpus mandibula.
Pertumbuhan yang alami ini– primer (sumber utama dari morfogenesis) atau sekunder
(kompensasi stimulasi fungsional) – masih kontroversial akan tetapi, bukti dari eksperimen
yang ada mengindikasikan kebutuhan untuk stimulus untuk pertumbuhan yang normal. Pada
pertengahan masa fetus, banyak kartilago dengan bentuk kerucut digantikan oleh tulang, yang
mana pada masa dewasa tidak akan berubah, yang bertindak sebagai kartilago pertumbuhan
dan artikular. Perubahan posisi dan bentuk mandibula berhubungan dengan arah dan jumlah
dari pertumbuhan kondilus. Angka pertumbuhan kondilus meningkat pada saat pubertas,
puncaknya antara 12,5 tahun dan 14 tahun, dan normalnya berhenti pada usia 20 tahun.
Cartilage derivatives of arches in 24 wk foetus Lateral view of the head and neck in 4-week
embryo: cartilages of the arches forming the
bones of face and neck

(Lateral view of the head and neck


region of an older fetus, showing
derivatives of the arch cartilages
participating in formation of bones
of the face.)
Pada bulan ke-5 masa kehidupan fetus, semua cartilago sudah digantikan sebagian
besar oleh trabekula tulang. Selama periode ini penebalan zona cartilago akan berkurang
perlahan-lahan karena aktifitas proliferasi dari sel-sel fibro sellular tumbuh lebih lambat,
sampai akhirnya cartilago menghilang dan tulang pengganti membentuk seluruh bagian
prosesus kondilaris tersebut.

1st arch consists of a dorsal portion, the maxillary process, which extends forward beneath the
region of the eye, and a ventral portion, the mandibular process, whichcontains Merckel’s
cartilage. Maxillary process and Merckel’s cartilage are replaced by the maxilla and mandible
respectively which develop by membranous ossification.

2.1.2 Perkembangan Post Natal


Pada saat lahir mandibula walaupun terdeteksi dengan jelas, sangat berbeda pada
berbagai aspek dari tulang dewasa. Perbedaan utamanya terletak pada sudut mandibula yang
tumpul, ramus yang lebih kecil bila dibandingkan dengan korpus. Pada saat organ-organ benih
gigi susu mulai berdiferensiasi, mandibula akan mulai membentuk hubungan dengan benih gigi
tersebut. Keadaan ini dapat berlangsung melalui perluasan ke atas pada kedua sisi benih gigi,
dari lamina lateralis dan lamina medialis mandibula, setinggi n. Incisicus dan n. Alveolaris
inferior, untuk membentuk lamina alveolaris lateral dan medial. Melalui proses pertumbuhan
ini gigi-gigi yang sedang berkembang akan terletak di dalam saluran tulang.
Bentuk dan ukuran mandibula pada janin yang kecil menjalani transformasi selama
pertumbuhan dan perkembangan. Ramus ascendens mandibula neonatal rendah dan lebar,
proses koronoideus relatif besar dan jauh di atas kondilus. Pemisahan awal dari korpus
mandibula kanan dan kiri bawah di midline simfisis secara bertahap dieliminasi di antara bulan
4 dan 12 setelah kelahiran, ketika proses osifikasi mengubah syndesmosis menjadi synostosis,
menyatukan dua bagian. Meskipun mandibula muncul sebagai single bone pada orang dewasa,
secara perkembangan dan fungsional dibagi menjadi beberapa subunit rangka. Tulang basal
tubuh membentuk satu unit, yang melekat ke alveolar, koronoideus, sudut, dan prosesus
condylaris dan dagu. Pola pertumbuhan masing-masing sub-unit tulang dipengaruhi oleh
matriks fungsional yang bertindak pada tulang: gigi bertindak sebagai matrik fungsional untuk
unit alveolar, kerja otot temporalis mempengaruhi proses koronoideus; masseter dan otot
pterygoideus medial bekerja pada sudut dan ramus mandibula; dan otot pterygoideus lateral
yang memiliki pengaruh pada prosesus condylaris. Fungsi yang berkaitan dengan lidah dan
otot perioral dan perluasan rongga mulut dan faring memberikan rangsangan bagi pertumbuhan
mandibula yang optimal. Dari semua tulang wajah, mandibula mengalami sebagian besar
pertumbuhan postnatal dan memberikan bukti-bukti variasi yang banyak dalam hal morfologi.

Pertumbuhan terbatas berlangsung di mental simfisis sampai fusi terjadi. lokasi utama
pertumbuhan mandibula postnatal berada di kartilago condylar, yang posterior berbatasan
dengan ramus, dan alveolar ridge. Daerah deposisi tulang yang luas sebagian besar
memperhitungkan untuk peningkatan tinggi, panjang, dan lebar mandibula. Namun, pada
pertumbuhan inkremental dasar banyak remodelling regional pada fungsi lokal yang
melibatkan resorpsi selektif dan perpindahan elemen mandibula.
Kartilago condylar mandibula berfungsi baik sebagai (1) kartilago artikular pada sendi
temporomandibular, ditandai dengan selapis permukaan fibrokartilago, dan (2) pertumbuhan
kartilago analog menjadi plat epiphysial pada tulang panjang, ditandai oleh hipertropi lapisan
tulang yang lebih dalam. Pada bayi, inklinasi kondilus mandibula cenderung hampir horizontal,
sehingga pertumbuhan kondilus menyebabkan peningkatan lebih banyak pada panjang
mandibula dibandingkan dengan ketinggiannya. Deposisi tulang terjadi di perbatasan posterior
ramus, dimana resorpsi secara bersamaan juga terjadi di batas anterior untuk mempertahankan
proporsi ramus, yang pada dasarnya, menggerakkan ramus kebelakang dalam kaitannya
dengan corpus mandibula. Deposisi dan resorpsi yang bersamaan meluas sampai processus
koronoideus, melibatkan mandibular notch, dan mereposisi secara progressif foramen
mandibula ke posterior.

Prosesus alveolaris berkembang sebagai palung pelindung dalam responnya terhadap


benih gigi dan menjadi sumperimposed pada tulang basal mandibula. Hal ini menambah
ketinggian dan ketebalan korpus mandibula dan terutama berguna untuk penempatan gigi
molar ketiga. Tulang alveolar gagal terbentuk jika gigi tidak ada dan mengalami resorbsi yang
dikarenakan oleh ekstraksi gigi. Dagu dibentuk pada bagian dari ossicles mental dari kartilago
aksesori dan ujung ventral kartilago Meckel, sangat kurang berkembang pada bayi, yang
terbentuk sebagai sub-unit yang independen pada mandibula, dipengaruhi oleh oleh faktor
seksual dan faktor genetik yang spesifik. perbedaan jenis kelamin pada daerah symphyseal
mandibula tidak signifikan hingga terbentuk karakteristik seksual sekunder. Dengan demikian,
dagu menjadi signifikan hanya pada masa remaja, dari perkembangan tonjolan mental dan
tuberkel. Sedangkan dagu yang kecil ditemukan pada orang dewasa pada kedua jenis kelamin,
dagu yang sangat besar memiliki karakteristik maskulin. "Unit" kerangka dagu muncul sebagai
ekspresi dari kekuatan fungsional yang diberikan oleh otot-otot pterygoideus lateral, dalam
menarik mandibula ke depan, secara tidak langsung menekan daerah symphyseal mental. Bone
buttressing untuk menahan tekanan otot, yang lebih kuat pada pria, terlihat dalam dagu laki-
laki lebih menonjol. Dagu yang menonjol adalah keunikan manusia, tidak ada pada primata
lain. Selama hidup janin, ukuran relatif dari rahang atas dan rahang bawah bervariasi. Awalnya,
mandibula yang jauh lebih besar dari rahang atas, yang kemudian terlihar bahwa pertumbuhan
maksila lebih besar; sekitar 8 minggu pasca konsepsi, pertumbuhan maksila overlap dengan
mandibula. Pertumbuhan yang lebih besar pada mandibula menghasilkan ukuran yang hampir
sama antara rahang atas dan rahang bawah pada minggu ke 11. Pertumbuhan mandibula lebih
lambat dari perumbuhan maksila antara minggu ke 13 dan 20 karena adanya peralihan dari
kartilago Meckel ke kartilago sekunder kondilus sebagai penentu utama pertumbuhan pada
mandibula. Saat lahir, mandibula cenderung lebih retrognati daripada maksila walaupun kedua
rahang dapat saja berukuran sama. Kondisi retrognati ini biasanya terkoreksi dengan sendirinya
pada awal kehidupan postnatal oleh pertumbuhan mandibula yang sangat cepat dan
perpindahan ke arah depan untuk mencapai hubungan maksilomandibula kelas I Angle.
Pertumbuhan mandibula yang tidak adekuat akan menghasilkan hubungaan kelas II Angle
(retrognati), dan pertumbuhan mandibula yang sangat berlebih menghasilkan hubungan kelas
III (prognati). Mandibula dapat tumbuh lebih panjang dibandingkan maksila.

2.2 Struktur Anatomi Mandibula


2.2.1 Anatomi Mandibula Tampak Depan

Gambar 1. Struktur anatomi mandibula tampak depan (sumber:


http://catatanradiograf.com/2011/07/anatomi-tulang-mandibula.html)

Keterangan gambar:
1. Proc. Condylaris
Proc. condylaris memiliki bentuk cembung dari belakang dan dari sisi ke sisi,
serta lebih meluas pada bagian posterior dibandingkan pada permukaan anterior.
Dari ujung lateral kondilus terdapat tuberkulum kecil untuk perlekatan ligamen
temporomandibula. Proc. condylaris bersendi dengan os temporale pada articulatio
temporomandibularis (TMJ).
2. Ramus mandibula
Ramus mandibula pada permukaan lateralnya datar dan ditandai oleh tonjolan
miring pada bagian bawah, memberi perlekatan pada hampir seluruh messeter. Pada
permukaan medial terdapat foramen mandibula untuk pusat pembuluh dan saraf
alveolar inferior. Batasnya tidak teratur dan diatasnya terletak tulang tajam, lingula
mandibula yang berikatan pada sphenomandibular, pada bagian bawah dan
belakang terdapat alur mylohyoid yang berjalan ke bawah dan tempat dari
perkumpulan pembuluh dan saraf mylohyoid.
Kanalis mandibula membentang miring ke bawah dan ke depan dalam ramus.
Kanalis berisi pembuluh dan saraf alveolar inferior, dimana cabangnya
didistribusikan ke gigi. Batas bawah ramus tebal, lurus, dan berlanjut dengan batas
posterior sudut mandibula. Batas posterior tebal, halus, bulat, dan ditutupi oleh
kelenjar parotis.
Ramus terdiri dari dua perrmukaan, yaitu:
1. Prmukaan Eksternus (lattralis)
Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang
berhubungan dengan glandula parotis. Sisa dari permukaan merupakan
insersio dari muskulus masseter
2. Permukaan internus (medialis)
Pada permukaan ini terletak foramen mandibulae yang merupakan awal
dari kanalis mandibularis dan dilalui oleh vena inferior alveolar, saraf
inferior alveolar dan arteri inferior alveolar
3. Linea oblique ekterna
Dari ujung prosessus coronoideus, ujung anterior ramus akan menuju ke arah
corpus tulang dan bergabung dengan linea oblique ekterna pada permukaan luar
korpus. Linea ini menjadi makin samar dengan makin ke bawahnya permukaan
tersebut ke arah foramen mentale. Linea ini memisahkan prosessus alveolaris di
bagian atas dengan elemen basal dari tulang di bagian bawah.
4. Juga alveolaris
Susunan gigi di mandibula yang menyerupai busur, berjumlah 16, dan memiliki
variasi kedalamannya sesuai dengan jenis giginya.
5. Proc. Coronoideus
Proc. coronoideus pada permukaan lateralnya datar dan ditandai oleh tonjolan
miring pada bagian bawah, tempat perlekatan pada hampir seluruh m. masseter. Pada
permukaan medial terdapat foramen mandibula untuk pusat pembuluh dan saraf
alveolar inferior, memiliki batas yang tidak teratur, dan diatasnya terdapat tulang
tajam. Selain itu, terdapat lingula mandibula yang berikatan pada sphenomandibular.
6. Symphysis mandibulae
Symphysis mandibulae memiliki kerutan yang samar, yang merupakan salah
satu simphisis yang paling menonjol yang memisahkan basis mandibula. Terdapat
dua muskulus yang berorigo pada simphisis mandibula yaitu m. geniohyoid dan m.
genioglossus.
7. Foramen mentale
Foramen mentale merupakan lubang di bagian bukal mandibula biasanya di
daerah bawah dan diantara gigi premolar. Saraf aferen dari bibir bawah dan gingiva
labial melewati foramen ini, bersama-sama dengan pembuluh darah dan menyatu
dengan cabang insisif dari saraf alveolaris inferior yang terletak di dalam tulang.
8. Basis mandibulae
Merupakan bagian dasar mandibula di sepanjang corpus mandibula.
9. Tuberculum mentale
Pada bagian garis median tepat di atas perlekatan mylohyoideus terdapat dua
tuberkulum kecil, tuberkulum mentale, yang akan bergabung untuk membentuk
sayap vertikal dari tulang. Daerah ini merupakan perlekatan m. geniohyoideus dan
genioglossus.
10. Protuberantia mentalis
Tonjolan tulang pada bagian terdepan dari basis mandibulae. Simpisis dari
permukaan luar mandibula dan membungkus suatu segitiga, tonjolan, yang tertekan
dipusat tapi dibesarkan di kedua sisi untuk membentuk tuberkulum mentale tulang
ini berperan dalam pembentukan dagu seseorang.
11. Corpus mandibulae
Corpus adalah bagian horizontal tulang mandibula. Di anterior corpus kiri dan
kanan bergabung pada median line membentuk tulang berbentuk U dan berbentuk
seperti tapal kuda. Corpus mandibulae memiliki 2 permukaan, yakni:
1. Permukaan eksternus
Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini terdapat suatu
linea oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus
menuju ke bawah dan ke muka serta berakhir pada tuberkum mentale di
dekat garis tengah. Selain itu, terdapat juga foramen mentale yang terletak
di atas linea oblikum.
2. Permukaan internus
Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak sebuah
linea milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar ke tiga
menuju ke bawah dan ke muka mencapai garis tengah, linea milohyodea
ini merupakan origo dari m. milohyodeus
12. Angulus mandibula
Terletak di belakang dan di bawah foramen mandibulae, permukaan dalam
ramus biasanya kasar karena meru/akan daerah insersi m. pterygoideus medialis.
Daerah inilah yang disebut dengan angulus mandibulae.
13. Pars alveolaris
Merupakan bagian dari mandibula yang berdekatan dengan gigi yang berisi alveolus
gigi.
2.2.2Anatomi mandibula tampak belakang
Gambar 2. Struktur anatomi mandibula tampak belakang (sumber:
http://catatanradiograf.com/2011/07/anatomi-tulang-mandibula.html)

Keterangan gambar:
14. Colum mandibulae
Colum mandibula adalah krista tulang yang berakhir pada kutub luar caput
mandibula dan merupakan bagian dari prossesus condyl yang menopang kepala
mandibula. Berperan juga pada proses pengunyahan, dimana otot pengunyah yang
berperan adalah muskulus pterygoideus lateralis yang memiliki fungsi menarik
collum mandibula ke depan.
15. Lingula mandibula
Lingula mandibula adalah proyeksi tulang yang berbentuk seperti lidah pada
permukaan dalam foramen mentale. Selain itu, lingula mandibula merupakan tempat
perlekatan ligamentum sphenomandibular.
16. Sulkus mylohyoideus
Sulkus mylohyoideus adalah alur sempit yang terletak pada permukaan internal
ramus, dimulai dari tepi inferior foramen mandibula sampai ke bagian anterior dekat
persimpangan ramus, terdapat arteri mylohyoideus dan nervus mylohyoideus yang
melewatinya.
17. Caput mandibulae
Caput mandibulae mempunyai diameter mesiodistal 20-25 mm dan diameter
anteroposterior 10 mm. Dari depan ke belakang caput tampak berbentuk conveks dan
sedikit conveks bila dilihat dari samping. Pada saat lahir, caput mandibulae umumnya
terletak sedikit diatas proc. Alveolaris. Pada individu dewasa, dengan terjadinya
penambahan tinggi vertikal dari ramus mandibula, caput mandibulae akan terletak
dengan jarak yang bervariasi diatas facies occlusalis gigi geligi.
18. Foramen mandibulae
Dari foramen mandibulae terdapat kanalis mandibularis yang merupakan
saluran yang memanjang dan terletak pada permukaan medial ramus. Canalis ini
dilalui oleh Vena inferior alveolar, saraf inferior alveolar dan arteri inferior alveolar.
Selain arteri dan vena diatas, kanalis ini juga dialiri cabang nervus trigeminus yaitu
nervus mandibularis. Cnalis internal berjalan melintang melalui bagian tengah rahang
bawah dari posterior ke anterior.
19. Linea mylohyoidea
Linea mylohyoidea tampak sebagai rigi oblik yang berjalan ke belakang dan
lateral dari area spina mentalis menuju ke area di bawah dan belakang gigi molar tiga.
Linea mylohyoidea membentuk suatu krista bertingkat yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya m. mylohyoideus dan membatasi ketinggian dasar lantai atau mulut.
20. Fossa digastrika
Fossa digastrika terdapat pada kedua sisi garis median antara linea mylohyoidea
di bagian atas dan tepi bawah corpus tulang di bagian bawah. Di dalam fossa ini
terdapat origo venter anterior m. digastricus.
21. Spina mentalis
Spina mentalis merupakan proyeksi tulang kecil pada median posterior
mandibula, bagian atas merupakan tempat origo m. genioglossus dan bagian bawah
tempat origo m. geniohyoideus.
22. Fovea sublingualis
Fovea sublingualis merupakan sebuah lekukan kecil pada mandibula untuk
kelenjar sublingual.
23. Fovea submandibularis
Fovea submandibular merupakan lekukan kecil yang melekuk dalam sisi medial
tubuh mandibula bawah garis mylohyoid. Selain itu, fovea submandibularis adalah
lokasi untuk kelenjar submandibular
24. Tuberositas pterygoideas
Permukaan kasar internal ramus dekat angulus mandibulae, sebagai tempat
untuk m. pterygoideus medial.
2.2.3 Anatomi Mandibula tapak lateral

Gambar3. Struktur Anatomi Mandibula Tampak Lateral (seumber:


http://catatanradiograf.com/2011/07/anatomi-tulang-mandibula.html)
Keterangan gambar:
25. Tuberisitas masseterica
Permukaan kasar pada aspek eksternal dari angulus mandibula, sebagai tempat
serat-serat otot masseter.
26. Fovea pterigoidea
Permukaan cekung di sisi paling atas medial ramus dari mandibula, terletak di
belakang lengkungan mandibula atau incisura mandibula dan dibawah proswssus
condyloid terletak di permukaan anterior mandibula serta berfungsi sebagai pelengkap
pada otot pterigoideus lateral.
27. Incisura mandibulae
Incisura mandibulae merupakan batas atas ramus mandibula yang tipis dan
berupa cekungan yang dalam. Pada bagian anterior terdapat processus koronoideus dan
pada bagian posterior terdapat processus condylaris. Hal ini memungkinkan lewatnya
saraf masseter dan arteri masseter.
BAB III
KESIMPULAN

- Pertumbuhan kepala kondilus terjadi dalam arah atas dan belakang.


- Pertumbuhan mandibula yaitu pergeseran ke arah bawah dan ke depan, sebagai contoh dari
translasi primer.
- Resorpsi tulang pada batas anterior dan deposisi pada batas posterior kedua ramus
menyebabkan pertumbuhan anteroposterior pada ramus dan badan mandibula, sehingga
meningkatkan panjang posterior badan mandibula
- Remodeling mandibula menyebabkan badan mandibula memanjang ke arah posterior akibat
resorpsi dan remodeling pada batas anterior ramus
- Pergeseran primer mandibula menyebabkan mandibula bergeser ke anterior. Bagian posterior
ramus dan kondilus tumbuh ke arah posterior (ke atas dan belakang).
DAFTAR PUSTAKA

Profitt, W.R. 2007.Contemporary Orthodontics 4th Edition.Mosby Inc. Missouri


Sperber,G.H.2001.Craniofacial Development.BC Decker Inc.England
http://www.nature.com/nrg/journal/v12/n3/fig_tab/nrg2933_F1.html [diakses 26 juli 2018]
Pearce, Evlyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis.Gramedia pustaka utama,
2009:143-56.
Dixon,D. Andrew. Buku Pintar Anatomi untuk Kedokteran Gigi.EGC.1993:207-15.
S. snell, Richard. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 2.EGC, 2012:144-51.
Paulsen, F dan J Waschke. Atlas Anatomi Manusia.EGC, 2013 (3): 87-94.

Anda mungkin juga menyukai