Resume TBT
Resume TBT
Resume TBT
Disusun Oleh :
Briano Al Gozali
100.701.16.101
Kelas B
1. Kata Pengantar
Sistem belt conveyor adalah suatu alat transportasi material yang paling
ekonomis dan nyaman dengan kapasitas jumlah yang besar. Dari sebuah belt
conveyor membutuhkan 15% - 50% dari total biaya yang dikeluarkan, maka harus
diperhatikan untuk membuat sebuah desain dalam pemilihan belt conveyor.
Sehingga dapat memaksimalkan kinerja dari belt conveyor dengan sempurna
pada saat dioperasikan.
Pada umumnya apabila dalam sebuah belt conveyor terlalu fokus pada
langkah-langkah tindakan keamanan, maka tidak akan keluar biaya dengan
murah. Dengan kata lain, pada sistem belt conveyor ini dilengkapi dengan sebuah
sistem keamanan tetapi akan memakan biaya yang tinggi dengan keuntungan
kinerja alat dapat lebih tinggi. Sedangkan sebaliknya, jika suatu belt conveyor tidak
memasang sistem keamanan maka biaya yang dikeluarkan akan lebih ekonomis
akan tetapi berpengaruh terhadap umur dari belt.
Oleh karena itu, yang paling penting adalah desain dan pemilihan
pengaturan belt yang cocok untuk dipelajari dan diteliti dari setiap sudutnya. Pada
dasarnya untuk mencapai desain yang ideal yaitu dengan cara mengetahui secara
menyeluruh mengenai desain dari belt conveyor itu sendiri.
1.1 Tipikal pengaturan belt conveyor
Gambar 1
Struktur Pendukung Dirancang Agar Sesuai Dengan Elemen Normal Belt Conveyor
1.2 Pengaturan Drive
Pada umumnya untuk pengaturan drive terbagi menjadi 7 bagian,
diantaranya :
Drive tunggal
Drive tunggal (ɵ = 180°), (tanpa menggunakan snub pulley).
a. Drive tunggal dengan snub pulley
Snub pulley digunakan untuk memperbesar sudut yang ditinjau (ɵ = 190° -
240°).
b. Drive tunggal jenis tandem
Meskipun dua katrol digunakan, tetapi hanya satu yang bertindak sebagai
katrol drive (ɵ = 190° - 240°). Tandem drive
Dari dua katrol drive yang ditempatkan berdekatan satu sama lain, namun
hanya satu drive yang secara langsung menjadi porosnya. Poros katrol
digerakkan dengan rantai dan v belt. (ɵ = 360° - 420°).
c. Dual drive
Pada sistem ini digunakan dua katrol drive, masing-masing digerakkan
dengan menggunakan motor yang terpisah.
d. Multipel drive
Dimungkinkan untuk menggerakkan belt conveyor lebih dari satu tempat
sepanjang-panjangnya. Dua atau lebih katrol, masing-masing digerakkan oleh
motor yang terpisah. Pengaturan ini adalah kabel yang paling aplikatif untuk jarak
jauh dan pengangkutan volume karena mengurangi conveyor pada tegangan
maksimum dan menyelamatkan motor dari tenaga yang berlebihan.
2. Kapasitasa Angkut
Kapasitas transportasi belt conveyor per unit waktu diatur oleh kecepatan
belt, jenis sudut kemiringan/penurunan, karakteristik dan bentuk bahan yang akan
diangkut, dan lain-lain. Tetapi untuk keperluan umum kapasitas dapat dihitung
dengan rumus yang diberikan seperti dibawah ini :
Keterangan:
ST-NO = Kekuatan tarik dari kerangka (kg/cm)
Fmax = Tegangan maksimum (kg)
SF = Faktor keamanan dari belt
B = Lebar belt (cm)
2. Bahan Belt Conveyor
a. Dua Lapis : Ketebalan keseluruhan dari belt
Fmax x SFz
F TS =
Be
Keterangan:
ST-NO = Kekuatan tarik dari keseluruhan tebal kerangka (kg/cm)
Fmax = Tegangan maksimum (kg)
SFz = Faktor keamanan dari keseluruhan tebal belt
Be = Lebar efektif dari belt (cm)
(lebar belt dikurangi lebar tepi karet atau 3 cm)
b. Satu Lapis
Fmax x SFw
TS = n x Be
Keterangan:
ST-NO = Kekuatan tarik dari satu tebal lapis kerangka (kg/cm)
n = Banyak lapisan
Fmax = Tegangan maksimum (kg)
SFz = Faktor keamanan dari satu tebal lapis belt
Be = Lebar efektif dari belt (cm)
(lebar belt dikurangi lebar tepi karet atau 3 cm)
5.2 Pemilihan Kerangka
Hasil perhitungan kekuatan kerangka (ST-NO) atau kekuatan tarik dari
bahan (F TS atau TS) digunakan untuk memilih kekuatan kerangka dari standar
Bridgestone dapat dilihat pada tabel 5.1a-c sebagai berikut:
Tabel 5.1a
Pemilihan Kerangka untuk Belt Kabel Baja
No. Belt Kabel Baja
1. ST-400
2. ST-500
3. ST-630
4. ST-800
5. ST-1000
6. ST-1250
7. ST-1600
8. ST-2000
9. ST-2500
10. ST-3150
11. ST-4000
12. ST-5000
Tabel 5.1b
Pemilihan Kerangka untuk Dua Lapis Standar Belt
Tabel 5.1c
Pemilihan Kerangka untuk Satu Lapis Standar Belt
NF-200 VF-200 -
NF-250 VF-250 -
NF-300 VF-300 -
NF-350 VF-350 -
NF-400 VF-400 -
NF-450 - -
NF-500 - -
NF-600 - -
NF-700 - -
1. Peringkat Tegangan
Peringkat tegangan merupakan suatu tegangan operasi maksimum yang
diijinkan (atau tegangan kerja) belt. Peringkat tegangan ini dapat
dinyatakan sebagai beban (kg) per satu sentimeter lebar pada ketebalan
penuh (kg/cm-w), atau sebagai beban (kg) per 1 sentimeter dari satu lapis
(kg/cm-lapis). Secara internasional, Kilo Newton standar per meter (kN/m)
yang digunakan. Menurut sistem Inggris dan di AS, pound per inci (PIW:
Pound Inch Width) digunakan.
2. Jumlah Minimum Lapisan Dalam Hubungan Beban Muatan
Suatu beban muatan dapat diperoleh dari rumus berikut:
Qt
Wm = 0,06v
Keterangan:
Wm = Beban muatan (kg/m)
Qt = Volume pengangkutan (ton/hari)
0,06v = Kecepatan belt (m/min)
Dari hasil rumusan diatas dapat memperoleh suatu gambar yang dapat
digunakan untuk menentukan jumlah minimum lapisan untuk semua jenis
bahan pada belt.
5.4 Penentuan Ketebalan Penutup Belt
Dalam menentukan ketebalan tutup belt umumnya sulit untuk memberikan
metode yang tepat untuk menentukan ketebalan menutup belt yang berjalan
karena terdapat begitu banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk jenis
dan ukuran gumpalan material. Maka untuk diangkut, siklus waktu, sistem
pengumpanan belt termasuk suatu sistem yang dapat mengikis ketebalan dari
penutup belt.
5.5 Perhitungan Perkiraan Berat Belt Conveyor
Dalam perhitungan untuk belt dengan bahan baja, dengan rumus sebagai
berikut:
W1 = (Ws + Wp) x B
Keterangan:
W1 = Berat dari belt (kg/m)
Ws = Berat dari kerangka (kg/mm)
Wp = Berat dari penutup belt (kg/mm)
B = Lebar belt (m)
Sedangkan untuk perhitungan dari bahan belt yang digunakan, dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
TxBxK
W1 =
100
Keterangan:
W1 = Berat Belt (kg/m)
T = Ketebalan Belt (mm)
T = t1 + t2 +t3
B = Lebar belt (cm)
K = Berat Jenis
6. Desain Belt Conveyor
Pada dasarnya desain bagian-bagian dari komponen belt conveyor telah
ditentukan oleh pabrikan yang bekerja sama dengan pelanggan. Akan tetapi, agar
conveyor dan belt menyatu atau dalam kata lain dapat cocok satu sama lain,
perusahaan ini menyarankan agar produsen belt terlibat langsung dalam membuat
desain total conveyor beserta bagian-bagian seluruh komponennya.
6.1 Penentuan Diameter Katrol
Dalam penentuan diameter katrol pada belt dengan bahan baja, pemilihan
nilai D dari nilai yang terbesar berdasarkan nilai yang diperoleh dari D1, D2, dan
D3, rumus yang digunakannya sebagai berikut:
D1 = 1000 x dl
20 Fw
D2 = Ps
20 Fw x P
D3 = Ps' x d
Keterangan:
D1 = Diameter minimum katrol yang berkaitan dengan diameter filament
baja (mm)
D2 = Diameter minimum katrol yang berkaitan dengan tekanan rata-rata
katrol (mm)
D3 = Diameter minimum katrol yang berkaitan dengan tekanan yang
terdapat dibawah kabel baja (mm)
dl = Diameter filament (mm)
Fw = Tegangan kerja maksimum (kg/cm)
Ps = Tekanan rata-rata (7 kg/cm2)
Ps’ = Tekanan di bawah tali (14 kg/cm2)
d = Diameter dari kabel baja (mm)
P = Lempengan kabel baja (mm)
7. Konversi Tabel
Berikut ini hasil konversi tabel untuk memudahkan dalam perhitungan,
diantaranya:
1. Panjang
Tabel 7.1a
Konversi Panjang
cm m in ft
Tabel 7.1b
Konversi Panjang
Nautical Mile
Mile Km
(Metric)
1 1,6093 0,869
0,6214 1 0,540
1,151 1,852 1
2. Berat
Catatan:
IN = 105 dyn
IN = 1 kg.m/sec2
Tabel 7.2a
Konversi Berat
oz lb kg N
Tabel 7.2b
Konversi Berat
Metric Tons Long Tons Short Tons
1 0,9842 1,102
0,6214 1 1,12
1,151 1,852 1
Tabel 7.2c
Konversi Berat
Kg/cm KN/m lb/in lb/ft
Tabel 7.2d
Konversi Berat
oz/yd2 (36” x 36”) Oz/42” x 36”
g/m2
Britain U.S.
1 0,0294 0,0342
34,01 1 1,163
29,25 0,860 1
3. Tekanan
Catatan:
1 pa = 1 N/m2
1 Mpa = 106 N/m2
Tabel 7.3
Konversi Tekanan
Bar kg/cm2 lb/in2 Mpa
4. Densitas
Tabel 7.4
Konversi Densitas
Ton/m3 (g/cm3) lb/ft3
1 62,50
0,016 1