PATU - 05 - 2019 - PRAK Baru-Dikonversi
PATU - 05 - 2019 - PRAK Baru-Dikonversi
PATU - 05 - 2019 - PRAK Baru-Dikonversi
Oleh:
Kelas : A
Kelompok : 5
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menulis dan menyusun lapaoran
akhir praktikum produksi aneka ternak unggas sebagai syarat untuk menyelesaikan
Padjadjaran.
penulisan ini, namun penulisan ini dapat tersusun dengan baik atas bantuan
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
balasan dan ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca. Amiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR................................................................ ii
I PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan ............................................................ 15
iii
Bab Halaman
iv
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan ............................................................ 53
II ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
2.1 Alat Praktikum ................................................................... 53
2.2 Bahan Praktikum ................................................................ 53
III PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Prosedur Praktikum ............................................................ 54
v
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
12 Morfologi Puyuh……………………………………………. 25
vi
1
LAPORAN PRAKTIKUM 1
KUALITAS ANEKA TERLUR UNGGAS
PENDAHULUAN
II
2.1. Alat
1) Timbangan analitik
2) Baki plastik
3) Micrometer Haugh Unit
4) Candler (Alat Teropong)
5) Jangka Sorong
6) Mikrometer Sekrup
7) Official air cell gauge
8) Kaca yang memiliki permukaan rata
9) Pisau
10) Egg yolk colour fan
2.2. Bahan
1) Telur Unggas Darat dan Air sejumlah 6 butir
2
III
PROSEDUR PRAKTIKUM
IV
Tel Albumen
Jenis
No ur
Unggas Berat %
ke P L D T Indeks
(gr)
1 Puyuh 1 4,83 4,5 4,84 0,66 9 0,13 45
2 5,19 3,74 4,28 0,22 4 0,05 40
3 4,67 3,26 3,996 0,32 4 0,8 44
2 Merpati 1 9,44 7,22 8,33 0,49 8 0,05 44
2 8,92 8,04 8,48 0,34 5 0,04 30
3 8,83 5,47 7,15 0,45 9 0,06 47
3 Kalkun 1 15,55 14,1 14,84 0,21 26 0,01 37
4 Itik 1 7,9 6,38 5,12 0,6 35 0,11 50,72
2 7,2 6,68 4,85 0,67 36 0,13 50,70
5 Manila 1 14,38 9,99 4,34 0,67 40 0,01 53,33
2 8,26 5,24 4,73 0,71 24 0,15 37,5
3 9,34 5,61 5,25 0,82 28 0,15 37,83
1 Puyuh 1 100,18
2 76,22
3 83
2 Merpati 1 87,6
2 78,67
3 84,61
3 Kalkun 1 17,1
4 Itik 1 73,4
2 78,1
5 Itik manila 1 76,8
2 82,9
3 86,9
4.2 Pembahasan
Praktikum pengamatan eksterior dan interior dari aneka telur unggas yang
berasal dari telur puyuh, merpati, kalkun, itik, itik manilla (entog). Pada
beberapa komponen baik eksterior maupun interior dari dalam telur yang dapat
diamati melalu alat-alat tertentu diantaranya dari kondisi dari eksterior sampai
interior. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Haryono, 1992) bahwa Kualitas telur
bagian luar meliputi bentuk, warna, keutuhan, kekenyalan dan kebersihan kulit
telur. Sama halnya seperti pendapat (Indratiningsih, 1996) jika Kualitas telur
Kualitas telur ayam dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu kualitas telur
bagian luar (eksterior) dan kualitas telur bagian dalam (interior). Kualitas telur
interior meliputi indeks yolk (kuning telur), indeks albumen (putih telur), pH
kuning eksterior meliputi bentuk telur, berat telur, kebrsihan kerabang. Sedangkan
10
kualitas interna telur meliputi indeks putih telur, indeks kuning telur, warna dan
berat kuning telur dan keadaan rongga udara serta nilai Haugh Unit.
Ukuran telur merupakan faktor penting yang dapat menentukan penerimaan harga
dalam aspek pemasaran. Penentuan klasifikasi standar berat telur per butir
khususnya dinegara maju seperti Jepang, Amerika dan negara maju lainnya telah
dilakukan secara seksama dan dusesuaikan dengan harga jualnya. Telur yang
berukuran kecil memiliki kualitas isi yang tinggi dibanding telur yang besar. % telur
warna, kebersihan, kehalusan dan keutuhan . Telur yang balk harus mempunyai
retak/pecah dan mempunyai ketebalan yang cukup. Penentuan kualitas fisik bagian
dalam telur meliptui : keadaan putih telur, kuning telur dan rongga udara telur.
Kondisi ini sangat diperlukan dalam upaya untuk mempertahankan kesegaran dan
kualitas mutu telur yang akan dikonsumsi serta mencegah terjadinya kenisakan
Haugh unit ditentukan berdasarkan keadaan putih telur, yaitu merupakan korelasi
antara bobot telur (gram) dengan tinggi putih telur (mm). Semakin lama telur
disirnpan, semakin besar HU (Haugh unit) nya, indkes putih telur dan berkurangnya
bobot telur karena terjadi penguapan air dalam telur hingga kantong udara
bertambah besar.
kuning telur yang baru masih ditengah, bentuknya bulat dan bersih, maka hal
11
tersebut menunjukkan bahwa mutu telur yang baru itu baik. Perubahan bentuk fisik
dilakukan dengan cara peneropongan (candling). Telur yang masih baik keadaan
letak kuning telur masih ditengah, dengan pertambahan umur simpan letak kuning
telur akan bergeser dari pusat dan kemungkinan dapat sampai menempel pada kulit
telur.
12
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Astawan M. 2004. Sehat bersana aneka sehat pangan alami. Tiga serangkai. Solo
Boga, Yasa. 2006. Resep Praktis dan Lezat, Telur: Padat Nutrisi, Ekonomis,
Yummy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Campbell, J. R. and J. F. Lasley. 1977. The Science of Animal that Serve Menkind
Tata Mc. Graw Hill. New Delhi.
Indratiningsih, R.A. dan Rihastuti. 1996. Dasar Teknologi Hasil Ternak. Susu dan
Telur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Priyati ED. 1986. Daya produksi burung merpati (Columba livia), di Sukabumi.
[skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Peternakan Bogor
Romanoff, A. I. and A. J. Romanoff. 1963. The Avian Egg. Jhon Willey and Sons.
Inc. New York.
Stadelman, W.J. and O.J. Cotteriil. 1977. Egg Scince and Technology. The 2 nd
Edition. The AVI Publ. Co. Inc. West Port, Connecticut. New York.
Whendrato, I. dan I.M. Madyana. 1986. Beternak Itik Tegal. Eka Offset, Semarang.
LAPORAN PRAKTIKUM 2
ANATOMI DAN MORFOLOGI ANEKA UNGGAS
PENDAHULUAN
II
1) Meteran pita
2) Tali rapia
3) Jangka Sorong
PROSEDUR PRAKTIKUM
2) Ikat kaki unggas air tersebut pada bagian pergelangan kaki dengan tali
rapia.
• Panjang kepala.
• Lebar kepala.
• Tinggi kepala.
• Panjang leher.
• Lingkar leher.
• Panjang punggung.
• Lebar punggung.
• Panjang dada.
• Lebar dada.
• Lingkar dada.
• Panjang shank.
• Lingkar shank.
• Panjang paruh.
17
• Lebar paruh.
• Lebar pubis
3) Simpan itik dan kalkun pada posisi nyaman agar tidak banyak bergerak
• Panjang kepala
• Lebar kepala
• Tinggi kepala
• Panjang leher
• Lebar leher
• Panjang punggung
• Lebar punggung
• Panjang dada
• Lebar dada
• Lingkar dada
• Panjang shank
• Lingkar shank
• Lebar paruh
• Panjang paruh
• Lebar pubis
18
IV
1 Itik Jantan
2 10
2 Itik Betina
5,5 4,5
3 Angsa Jantan
4 8,6
4 Angsa Betina
6 13
5 Itik Manila
Jantan 1 10
6 Itik Manila
Betina 1 5,2
20
6 Kalkun
Betina 10 4,5 6,6 23,5 10 30 14 18
Tabel 10. Hasil Pengamatan Unggas Darat dalam satuan centimeter (cm)
No Jenis Panjang Panjang
Unggas DADA Paha Atas Paha SHANK PARUH
Bawah
L Li P P P L L P
1 Puyuh
5,10 14,7 6,2 5,5 2 0,9 0,3 2
Jantan
2 Puyuh
3,1 13 5 3,5 2,6 1 1,6 0,5
Betina
3 Merpati
5,31 19 4,3 6,4 3 1,1 1,8 0,59
Jantan
4 Merpati
4,63 20 4,5 5,5 3 0,9 2 0,61
Betina
5 Kalkun
13 67 10 15 15 7 2 5
Jantan
6 Kalkun
13,5 55 10 12 11 5,5 5 4
betina
21
Tabel 11. Hasil Pengamatan Unggas Darat dalam satuan centimeter (cm)
No Jenis Unggas Lebar Pubis Jarak Anatara Pubis dan Sternum
1 Puyuh Jantan
2 2
2 Puyuh Betina
3 2,5
3 Merpati Jantan
2 3
4 Merpati Betina
3,15 4
5 Kalkun Jantan
3 3,5
6 Kalkun betina
4 4
4.2 Pembahasan
Itik merupakan jenis ternak yang termasuk dalam golongan unggas air dan
memiliki ciri morfologi yang khas untuk menunjang kehidupannya. Beberapa ciri
khas itik diantaranya yaitu kaki yang relatif pendek dibandingkan tubuhnya dengan
jari-jari kaki berselaput (foot web), paruh ditutupi selaput tipis dengan bagian tepi
berlipat dilapisi zat tanduk, bulu tebal dan berminyak, serta bentuk tulang dada yang
datar (Suharno dan Setiawan, 2012). Selaput yang menghubungkan jari-jari kaki
pada itik berfungsi untuk memungkinkan itik bergerak cepat di dalam air. Bulu itik
bagian dalam bertekstur 3 lembut dan tebal serta pada bagian bawah kulit
22
(subcutan) terdapat timbunan lemak sehingga itik tahan terhadap kondisi dingin
(Srigandono, 1997).
Bagian dalam paruh itik memiliki alat penyaring makanan yang akan masuk
yang disebut Lamella bertanduk (Horny lamellae). Ukuran paruh itik memiliki arti
fungsi biologi yang penting dalam kemampuan untuk berebut pakan yang tersedia.
terhalang (Suparyanto., 2003). Pada itik, panjang leher, panjang jari ketiga, panjang
tibia dan Panjang femur memberikan pengaruh yang kuat terhadap pembedaan jenis
itik (Muzani dkk., 2005). Kaki dengan ukuran besar menunjukan ukuran bobot
tubuh yang besar karena diperlukan kaki yang kokoh untuk menopang bobot
dari perubahan struktur tubuh akibat respon genetik dan lingkungan (Suparyanto,
Panjang shank, betis, paha dan dada, lingkar shank, lingkar dada dan bobot badan.
Tulang shank dan betis merupakan penduga pertumbuhan sedangkan paha dan dada
3) Angsa dewasa juga memiliki sayap dengan lebar mencapai 200-240 cm.
4) Angsa putih juga memiliki ukuran kepala jantan lebih besar dibandingkan
dengan betina.
5) Berat jantan dewasa mencapai 11-12 kg, sedangkan betina mencapai 8-9 kg.
dan sangat lunak serta memiliki tulang/batang bulu keras berwarna putih
(Fredi K, 2019).
Entok (Muscovy Duck) merupakan itik pedaging yang paling besar di dunia
dan bobotnya bisa mencapai 3,5 kg sampai 6 kg. Entok juga dikenal sebagai mesin
penetasan alami (Blakely dkk., 1998). Entok dapat mengerami telur sebanyak 20-
lebih baik daripada menggunakan mesin tetas (Lasmini, 1992). Entok merupakan
pengeram yang baik, sehingga berguna sebagai pengeram dalam proses penetasan
telur itik yang tidak dapat mengerami telurnya sendiri (Murtidjo, 1998).
Entok berasal dari Amerika Selatan dan Brazil. Entok liar berwarna hitam
dan putih, namun dengan adanya proses domestikasi menghasilkan warna yang
beragam. Warna tersebut antara lain biru, biru dan putih, cokelat, cokelat dan putih,
putih hitam dan hitam, lembayung muda dan calical (Oklahoma State University,
2002). Entok pertama kali masuk ke Filipina sekitar tahun 1500 oleh orang Spanyol
(Chen, 1996).
24
Karakteristik utama yang membedakan entok dari itik biasa adalah memiliki
paruh dan cakar yang tajam, namun demikian sangat pendiam dan bersahabat.
Entok memiliki caruncle yang merah terang sekitar mata dan di bawah paruh
(Oklahoma State University, 2002). Entok hanya mendesis dan entok pejantan tidak
memiliki “bulu seks” yakni bulu khas itik jantan yang mencuat dan melengkung ke
atas (Rasyaf, 1994). Entok juga tidak dapat berenang terlalu lama karena kelenjar
minyak yang ada kurang berkembang dibandingkan dengan itik lain (Oklahoma
Ukuran tubuh entok relatif lebih besar dibandingkan jenis itik lainnya dan
bentuknya hampir persegi. Ketika berdiri badannya mendatar dengan tulang dada
hampir sejajar dengan tanah. Entok memiliki bobot badan 4,5-6,9 kg untuk jantan
dan 2,2-3,2 kg untuk betina (Oklahoma State University, 2002). Bobot entok sangat
dominan dibandingkan dengan itik petelur afkir yang hanya 1,6 kg dan itik
mandalung (hasil perkawinan itik petelur dan entok) yang hanya 2,5 kg (Dijaya,
2003).
Burung puyuh adalah unggas darat berukuran kecil namun gemuk dengan
berlari dan terbang dengan kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang
pendek. Butung puyuh memakan biji-bijian dan serangga serta mangsa berukuran
kecil lainnya.
susciator, Arborophila javanica, dan Rollus roulroul yang dipelihara sebagai burung
hias karena memiliki jambul yang indah. Burung puyuh yang umum dipelihara di
badan sekitar 19 cm, berbadan bulat, berekor pendek, berparuh pendek dan kuat,
serta berjari kaki empat dan berwarna kekuning-kuningan. Burung puyuh yang
biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extremitas anterior
merupakan alat (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak
terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian
bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk
oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam
rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh
pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares
26
interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar). Organon visus relatif
besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu.
Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di
belakang dan di bawah tiap- tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu
aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis.
Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang
merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu
yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan
seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae
di puncak.
perbedaan detail.
d) Barbae
27
e) Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil
bersambungan.
• Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tida
• Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-
cabang lateral dari rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus
b) Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan
• Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara
e) Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1989).
4.2.2.3 Kalkun
Kalkun (turkey) adalah jenis unggas darat yang berasal dari kalkun liar yang
memiliki tubuh besar serta mempuyai bentuk khas pada ekornya, selain pada pial
Menurut Maspul (2012), cara membedakan kalkun jantan dan betina dapat
dilihat dari ukuran tubuh. Kalkun jantan memiliki tubuh yang lebih besar
dibandingkan dengan kalkun betina. Selain tubuh yang besar, kalkun jantan
memiliki bulu yang lebih indah dan memiliki snood yang lebih panjang di atas
kepalanya, sedangkan betina memiliki snood tetapi kurang muncul dan warna bulu
kurang berwarnawarni. Kalkun jantan juga diciri-cirikan memiliki suara yang lebih
lebih besar dari pada angsa. Wajahnya mirip ayam, kecuali badannya yang jauh
lebih besar dari pada ayam dan bagian kepala mempunyai karakteristik yang khas.
13 Kalkun memiliki bentuk khas pada ekornya, selain itu kalkun mempunyai pial
dan gelambir. Kalkun jantan tipe berat dapat mencapai berat lebih dari13,6 kg pada
protein daging kalkun lebih tinggi 3,5% dan kandungan lemak lebih rendah 5,5%
Menurut Rasyaf dan Amrullah (1983), fase hidup kalkun terbagi enam fase,
yaitu umur 0--4 minggu fase prestater, umur 4--8 minggu fase stater, umur 12--16
minggu fase grower I, umur 16--20 minggu fase grower II, umur 20 minggu fase
finisher. Lebih lanjut dikemukakan bahwa kalkun jantan dan betina dapat
digunakan untuk bibit setelah kalkun dewasa kelamin pada umur 33 minggu dengan
Kalkun betina tipe ringan dapat dikawinkan pada umur 30 minggu dan
pejantannya dapat mulai dikawinkan pada umur 34 minggu, sedangkan kalkun tipe
berat baru dapat dikawinkan pada umur 36 minggu dan pejantannya pada umur 40
KESIMPULAN
kemerahan, dan juga ada berwarna kecoklatan. Bulu yang terdapat di tubuh
2) Karakteristik utama yang membedakan entok dari itik biasa adalah memiliki
paruh dan cakar yang tajam, namun demikian sangat pendiam dan
bersahabat. Entok memiliki caruncle yang merah terang sekitar mata dan di
bawah paruh.
3) Burung puyuh adalah unggas darat berukuran kecil namun gemuk dengan
untuk berlari dan terbang dengan kecepatan tinggi namun dengan jarak
tempuh yang pendek. Butung puyuh memakan biji-bijian dan serangga serta
mangsa berukuran kecil lainnya.
anterior merupakan alat (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh
waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha
5) Kalkun (turkey) adalah jenis unggas darat yang berasal dari kalkun liar yang
Kalkun memiliki tubuh besar serta mempuyai bentuk khas pada ekornya,
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J. dan Bade, D. H. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Chen, T. F. 1996. Nutrition and feedstuffs of ducks. In: The training Course for
Duck Production and Management. Taiwan Livestock Research Institute,
Monograph No. 46. Committee of International Technical Cooperation,
Taipei.
Dijaya, A.S. 2003. Penggemukan Itik Jantan Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mansjoer, S. S. 1981. Studi Sifat-sifat Ekonomis yang Menurun pada Itik. Laporan
Penelitian No. 15/Penelitian/PUT/IPB/1979-1980. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Muzani, A. 2005. Pendugaan Jarak Genetik pada Itik Cihateup, Cirebon dan
Mojosari. [Skripsi]. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
32
Rasyaf, M. 1994. Beternak Itik Manila. Edisi ke VII. Penebar Swadaya: Jakarta
Rasyaf, M. Dan I.K. Amrullah. 1983. Beternak Kalkun. Cetakan Pertama. Penebar
Swadaya. Jakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM 3
SALURAN PENCERNAAN ANEKA UNGGAS
I
PENDAHULUAN
unggas air.
Universitas Padjadjaran.
Universitas Padjadjaran.
35
II
2) Jangka Sorong
3) Meteran
4) Pisau
5) Gunting
6) Timbangan
III
PROSEDUR PRAKTIKUM
1) Menyiapkan ternak unggas darat (Merpati, Puyuh atau Kalkun) pada saat
praktikum anatomi dan morfologi unggas darat dan pada saat praktikum
anatomi dan morfologi unggas air menyiapkan ternak unggas air (Entog,
Itik atau Angsa). Setiap kelompok diberikan satu jenis ternak unggas namun
bagian perut yang dimulai dari pangkal perut sampai ujung perut bawah
ventriculus, duodenum, jejunum, ileum dan caecum pada unggas darat dan
duodenum, jejunum, ileum dan caecum pada unggas air, di ukur dengan
menggunakan meteran.
timbangan.
IV
Keterangan :
JK = Jenis kelamin
J = jantan
B = betina
P = panjang (cm)
B = berat (gr)
38
4.2 Pembahasan
digunakan adalah burung puyuh, burung merpati dan kalkun. Pada dasarnya unggas
memiliki saluran pencernaan yang sama, hanya berbeda ukuran. Hal ini
badan yang berklerasi psitif dengan bobot organ. Menurut Ibrahim (2008) bahwa
dan lebar jejunum/ileum berhubungan sangat erat dengan berat hidup secara
signifikan. Ditambahkan oleh Shih dkk (2005) menyatakan bahwa mulai saat
akan lebih panjang dan lebih berat dibanding dengan unggas dengan ukuran yang
lebih kecil hal ini dapat terlihat pada tabel. Pada tabel kalkun yang ukuran tubuhnya
lebih besar, memiliki ukuran saluran pencernaan yang lebih panjang dan lebih berat
dibandingkan merpati dan puyuh. Setelah kalkun, merpati memiliki ukuran saluran
pencernaan yang lebih panjang dan lebih berat dibandingkan dengan puyuh.
Panjang dan berat saluran pencernaan tidak berbeda nyata antara unggas
betina dan unggas jantan. Pada kalkun, tidak terdapat data untuk unggas jantan
dikarenakan pada saat praktikum tidak ada kalkun dengan jenis kelamin jantan.
Pada merpati secara umum saluran pencernaan jantan lebih besar dibanding betina,
39
kecuali pada bagian duodenum dan usus besar, namun jika dihitung secara
Hasil pengamatan bobot ventrikulus usus dan sekum pada puyuh adalah 2,5
gram, 4,6 grsm dan 1,2 gram. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan literatur menurut
Mardiansyah (2013) bobot ventrikulus, usus dan sekum pada puyuh adalah 2,54
gram 5,42 gram dan 0,8 gram. Jenis pakan juga memengaruhi bobot organ,
secara mekanis). Unggas yang memperoleh makanan yang kasar memiliki ukuran
rempela yang jauh lebih besar. Sehingga ternak yang mendapatkan serat kasar
merpati dan kalkun lebih besar yaitu 6 gram dan 10 gram, hal ini dikarenakan bobot
Hasil pengamatan bobot usus pada puyuh adalah 4,6 grsm . Nilai ini tidak
jauh berbeda dengan literatur menurut Mardiansyah (2013) bobot usus pada puyuh
adalah 5,42 gram. Usus merupakan organ yang berperan aktif dalam proses
penyerapan zat-zat makanan dalam tubuh. Tingginya nilai rataan persentase bobot
usus dijadikan indikasi bahwa kerja usus mengalami peningkatan ketika mencerna
pakan yang sulit dicerna (serat kasar). Menurut Herman dkk (2008) Semakin tinggi
kadar serat kasar dalam ransum, maka laju kecernaan dan penyerapan zat makanan
maka daerah penyerapan akan diperluas atau diperpanjang. Pada merpati dan
kalkun bobot usus adalah 7,4 gram dan 89 gram. Kalkun memiliki bobot yang
paling ttinggi, dimana bobot badan dan konsumsinya lebih banyak sehingga
membutuhkan lebih besar permukaan organ untuk menyerap zat makanan yang
masuk.
40
Hasil pengamatan bobot sekum pada puyuh adalah 1,2 gram. Nilai ini tidak
jauh berbeda dengan literatur menurut Mardiansyah (2013) bobot sekum pada
puyuh adalah berkisar antara 0.80-1.07 g/ekor, dan rataan persentase bobot sekum
berkisar antara 0.53%-0.74%. Sekum adalah saluran usus buntu yang terletak antara
sambungan usus kecil dan usus besar yang berfungsi membantu menyerap air serta
mencerna karbohidrat dan protein dengan bantuan bakteri yang ada di dalamnya.
Bobot sekum merpati kurang dari nol, sedangkan pada kalkun adalah 21 gram.
dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-
jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan khemis
dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Alat pencernaan pada itik umumnya sama
dengan unggas darat lainya seperti ayam hanya beda pada temboloknya saja. Hal
ini dikarenakan leher itik lebih panjang daripada leher ayam dan unggas darat
lainnya sehingga tembolok itik pada saat makan tidak terlalu menonjol
sebagaimana halnya ayam atau unggas darat lainya. Pada praktikum ini dapat
dilihat bahwa berat dan panjang dari sistem pencernaan unggas air seperti itik
Unggas air maupun unggas darat mengambil makanannya dengan paruh dan
esophagus pada itik manila, itik dan angsa berturut-turut adalah 20 cm dengan berat
tersebut disimpan dalam tembolok. Tembolok pada itik tidak terlalu berkembang
karena faktor pakan yang dimakan oleh itik yaitu pakan yang berbentuk lembek.
Menurut Suprijatna et.al (2008), menyatakan bahwa di dalam tembolok tidak ada
41
atau bahkan sedikit proses pencernaan kecuali pencampuran sekresi saliva dari
mulut dan dilanjutkan kedalam tembolok. Pakan yang disimpan dalam tembolok
kemudian digiling dalam ventrikulus. Panjang proventrikulus pada itik manila, itik
dan angsa adalah 9 cm dan berat 13 gram, 8 dengan berat 12 gr dan 10 cm dengan
berat 14,3 gram. Ventriculus merupakan perut lambung yang tersusun atas otot
yang tebal dan kuat yang berada diantara proventriculus dan usus halus. Tidak ada
enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh ventrikulus unggas. Fungsi utama alat
lain terjadi pencernaan secara mekanis (sifatnya sama seperti gigi). Ukuran
ventrikulus itik dan itik manila memiliki panjang yang sama tetapi lebih lebar itik
Pada ternak angsa, itik manila, dan itik, alat pencernaan dan salurannya
antara jantan dan betina tidaklah berbeda kecuali kapasitas lambung yang berbeda.
Alat pencernaan yang relatif tidak berbeda antara jantan dengan betina bukan
berarti penyerapan unsur nutrisi antar keduanya sama. Hal ini dikarenakan
mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa
Berdasarkan hasil pengamatan usus halus yang paling panjang adalah angsa 202
42
cm, kemudian itik manila 147 cm dan itik 108 cm. Hal ini dikarenakan angsa
memiiki bobt yang paling besar, sesuai dengan pendapat Ibrahim (2005) yng
menyatakan bahwa usus halus berkolerasi positif dengan bobt badan. Sehubungan
dengan hal ini, pertumbuhan tinggi villi usus halus berhubungan erat dengan
potensi usus halus dalam menyerap sari-sari makanan. Semakin tinggi villi usus
halus, semakin besar efektifitas penyerapan sari-sari makanan melalui epitel usus
halus (Lenhard dan Mozes, 2003). Demikian juga, dengan meningkatnya panjang
dan berat usus halus, semakin meningkat pula permukaan bagian dalam dan luas
permukaan usus halus, sehingga dalam taraf tertentu terjadi peningkatan daya cerna
dan daya serap sari-sari makanan oleh usus halus (Yao, et al., 2006).
Dari usus halus makanan masuk ke dalam caceum yang berdasarkan hasil
pengamatan pada itik manila, itik dan angsa memiliki panjang 5 cm, 6 cm, dan 9
cm. Kemudian sisa makanan masuk ke dalam usus besar, berdasarkan hasil
pengamatan panjang usus besar pada itik manila, itik dan angsa yaitu 10 cm, 8,5 cm
dan 12 cm. Pada usus besar terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan
air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada unggas (North, 1978).
kedalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama feses. Pada kloaka terdapat tiga
muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan
lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut vent
KESIMPULAN
1) Sistem pencernaan pada unggas darat terdiri dari mulut, esopagus, crop,
Ukuran tubuh unggas akan mempengaruhi ukuran panjang dan berat saluran
2) Perbedaan sistem pencernaan antara unggas darat dan unggas air terletak
pada ada tidaknya bagian crop atau tembolok. Pada unggas air tidak terdapat
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah IK. 2004. Seri Beternak Mandiri. Nutrisi Ayam Petelur. Ed ke-3. Bogor
(ID): Lembaga Satu Gunungbudi.
Katanbaf, M.N., E.A. Duntington and P.B. Siegel. 1988. Allomorphic relationship
from hatching to 56 days in parental lines and F1 crosses of chickens
selected for high or low body weight. Growth Development and Aging.
52:11-12.
Lenhardt, L. and Mozes, S., 2003. Morpho-logical and functional changes of the
small intestine in growth-stunted broilers. Acta Vet. Brno. 72:353-358.
Mardiansyah. 2013. Performa Produksi Dan Organ Dalam Puyuh Diberi Pakan
Mengandung Dedak Gandum Dan Tepung Daun Mengkudu. SKRIPSI.
Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
North, M. O. 1978. Commercial Chickens Production Manual. 2nd Ed. The Avi
Publishing Co Inc. Wesport Connecticu
Shih, B.L., Yu, B. and Msu, J. C., 2005. The development of gastrointestinal tract
and pancreatic enzymes in white roman geese. Asian-Aust. J. Anim. Sci.
18:841-847.
Suprijatna E, Kismiati S, Furi NR. 2008. Penampilan produksi dan kualitas telur
pada puyuh (Coturnix-coturnix japonica) yang memperoleh ransum protein
rendah disuplementasi enzim komersial. J Indon Trop Anim Agric.
33(1):66-71.
Yao, Y., Xiaoyan, T., Haibo, X., Jincheng, K., Ming, X. and Xiaobing, W., 2006.
Effect of choice feeding on performance gastrointestinal develo-pment and
feed utilization of broilers. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 19:91-96.
45
LAPORAN PRAKTIKUM 4
SALURAN REPRODUKSI ANEKA UNGGAS
I
PENDAHULUAN
II
2) Jangka Sorong
3) Penggaris
4) Pisau
5) Gunting
6) Timbangan
7) Pinset
III
PROSEDUR PRAKTIKUM
4) Merendam dengan air hangat dan mencabuti bulu ternak yang telah
disembelih.
bagian perut yang dimulai dari pangkal perut sampai ujung perut bawah
dan vagina.
IV
P = panjang (cm)
B = berat (gr)
3.2 Pembahasan
1) Puyuh
Listiyowati (2000), puyuh dapat bertelur sebanyak 250-300 butir perekor. Produksi
telur yang baik dapat ditunjang salah satunya oleh saluran reproduksi yang baik
infundibulum puyuh yaitu 1,5 cm dan berat 0,2 gram, magnum dengan panjang 5,3
cm dan berat 0,4 gram, isthmus dengan panjang 2,4 cm dan berat 0,3 gram, uterus
dengan panjang 2,2 cm dan berat 0,2 gram, serta vagina dengan panjang 1,5 cm dan
tersebut sesuai dengan pernyataan menurut Gunturkun (2000); Lewis and Moris
49
(2006) yang menyatakan bahwa, bobot saluran reproduksi dipengaruhi oleh umur
dewasa kelamin, pakan dan iklim. Hipotalamus akan mengontrol sekresi dan
pelepasan LH dan FSH. Kedua hormon inilah yang secara langsung mengontrol
mensintesis albumin, protein, dan lemak kuning telur dalam hati serta peningkatan
absorpsi kalsium, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan dalam pembentukan telur.
2) Merpati
bibit sport, lomba, hias, penelitian bahkan untuk keperluan komunikasi (merpati
pos). Menurut Priyati (1986), merpati bertelur sebanyak 1-3 butir per periode
bertelur dan rata-rata sebanyak 2 butir per periode bertelur. Telur merpati yang
normal berbentuk ellips, tetapi ujung meruncing pada bagian yang berlawanan
dengan rongga udara. Merpati yang dipelihara untuk tujuan komersial umumnya
bertelur rata-rata setiap 26-40 hari tergantung pada musim dan faktor lain.
infundibulum merpati yaitu 4 cm dan berat 0,8 gram, magnum dengan panjang 13
cm dan berat 0,9 gram, isthmus dengan panjang 1 cm, uterus dengan panjang 2 cm
mengeraminya. Sel telur yang dilengkapi kuning telur dan memiliki ukuran yang
50
relatif besar. Bergerak melalui saluran telur (ductus ovarium) kuning telur
dibungkus oleh albumen (putih telur) dan pada bagian luarnya dibungkus oleh
selaput tipis yang disebut kerabang. Menjelang keluar , dibungkus lagi dengan
cangkang yang terdiri dari senyawa kalsium karbonat (CaCo3). Masih ada lapisan
terakhir yang disebut pernis yang berfungsi untuk menutup pori-pori pada cangkang
telur. Degan lapisan tersebut bakteri sukar masuk ke dalam telur dan mengurangi
3) Kalkun
Kalkun (turkey) adalah jenis unggas darat yang berasal dari kalkun liar yang
memiliki tubuh besar serta mempuyai bentuk khas pada ekornya, selain pada pial
merupakan salah satu jenis aneka ternak unggas yang mulai dikembangkan sebagai
hasil panjang infundibulum kalkun yaitu 19 cm dan berat 2 gram, magnum dengan
panjang 30 cm dan berat 0,9 gram, isthmus dengan panjang 10 cm dan berat 4
gram, serta uterus dengan panjang 12 cm dan berat 19 gram. Menurut Toelihere
akan mulai berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung, baik ternak
jantan maupun betina . Bagian magnum menjadi bagian terpanjang dari saluran
reproduksi pada kalkun, hal ini sesuai dengan pernyataan Recee (2009) yang
1) Itik
betina terdiri dari satu ovarium dan satu oviduk. Oviduk terletak pada bagian kiri
rongga perut.
cm dan berat 1 gram, magnum dengan panjang 19 cm dan berat 13 gram, isthmus
dengan panjang 13 cm dan berat 8 gram, uterus dengan panjang 6 cm dan berat 14
gram, serta vagina dengan panjang 2 cm dan berat 3 gram. Menurut Suprijatna
(2008) menyatakan bahwa, oviduk terbagi dalam lima bagian, dimulai dari ujung
terdekat dengan ovarium yaitu infundibulum, magnun yang berfungsi untuk tempat
material pembentuk membrane kerabang, uterus atau kelenjar kerabang, dan vagina
menuju kloaka.
52
KESIMPULAN
unggas air betina yang diamati yaitu bagian oviduk yang terdiri dari infundibulum,
magnum, isthmus, uterus dan vagina. Panjang infundibulum puyuh yaitu 1,5 cm
dan berat 0,2 gram, magnum 5,3 cm dan 0,4 gram, isthmus 2,4 cm dan 0,3 gram,
2,2 cm dan 0,2 gram, serta vagina 1,5 cm dan 0,1 gram. Panjang infundibulum
merpati 4 cm dan berat 0,8 gram, magnum 13 cm dan 0,9 gram, isthmus 1 cm,
uterus 2 cm dan 0,8 gram, serta vagina dengan panjang 1 cm. Panjang infundibulum
kalkun yaitu 19 cm dan berat 2 gram, magnum 30 cm dan 0,9 gram, isthmus 10 cm
dan 4 gram, serta uterus 12 cm dan 19 gram. Panjang infundibulum itik yaitu 8 cm
dan berat 1 gram, magnum 19 cm dan 13 gram, isthmus 13 cm dan 8 gram, uterus
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, 2010. Pengaruh Ranggas Paksa (Forced Molting) Metode Puasa Dan
Suplementasi Tepung Bekicot (Achatina Fulica) Pada Ransum Terhadap
Bobot Ovarium Dan Pertumbuhan Folikel Yolk Ayam Arab (Gallus
Turcicus).Skripsi. UIN Malang.
Listiyowati, E., dan Roospitasari, K. 2000. Puyuh: Tata Laksana Budi Daya Secara
Komersial. Jakarta: Penebar swadaya.
Lewis, P and Morris, T. 2006. Poultry Lighting: The Theory and Practice.
Hampshire UK : Northcorth.
Priyati ED. 1986. Daya produksi burung merpati (Columba livia), di Sukabumi.
[skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Peternakan Bogor.
Rasyaf, M. Dan I.K. Amrullah. 1983. Beternak Kalkun. Cetakan Pertama. Penebar
Swadaya. Jakarta
Yuriwari, F.N., Siti M.M., dan Silvana, T. 2016. Perbandingan Struktur Histologi
Magnum pada Itik Magelang, Itik Tegal dan Itik Pengging. Buletin
Anatomi dan Fisiologi vol. 24 No. 1
54
LAPORAN PRAKTIKUM 5
KARKAS ANEKA UNGGAS
PENDAHULUAN
II
III
PROSEDUR PRAKTIKUM
4) Potong pada vena jugularis, trakea, dan oesophagus dengan pisau yang
tajam.
10) Potong pangkal leher, potong kaki pada bagian sendir lutut.
11) Buka rongga perut dengan cara memegang proventrikulusnya dan Tarik
12) Potong karkas menjadi 4 bagian, kemudia cuci bersih dan ditimbang bagian-
bagian tersebut.
56
IV
4.2 Pembahasan
yang digunakan yaitu unggas darat dan unggas air. Pada unggas darat yang
digunakan, meliputi puyuh, merpati, dan kalkun. Sedangkan unggas air yang
1) Puyuh
Burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang jauh,
ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek. Bobot hidup puyuh jantan 115 gram dan
bobot puyuh betina 147 gram. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugraheni (2012)
57
dkk.,(2004) menyatakan pada semua unggas, pertambahan berat badan jantan lebih
cepat dibandingkan dengan berat badan betina dan memerlukan pakan yang lebih
berat badan dipengaruhi oleh faktor genetik, jenis kelamin, umur, dan lingkungan.
bahwa bobot potong yang semakin meningkat menghasilkan karkas yang semakin
meningkat pula, sehingga dapat diharapkan bagian dari karkas yang berupa daging
menjadi lebih besar. Bobot badan akan menentukan persentase karkas karena bobot
badan yang tinggi akan meningkatkan bobot karkas, organ dalam serta bagian tubuh
lainnya. Persentase karkas dipengaruhi oleh bobot bagian tubuh yang dibuang,
seperti leher, kaki, kepala, bulu, dada, dan viscera. Persentase karkas dihitung
melalui Belawa (2004) menyatakan berat karkas adalah berat potong dikurangi
berat darah, bulu, kepala, kaki dan 12 organ dalam. Perbandingan antara bobot
karkas terhadap bobot badan akhir dikalikan dengan seratus persen (Jull, 1977).
karkas sebersar 73,7% dan puyuh betina 60,5%. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Thohari (1996) bahwa persentase karkas puyuh jantan sebesar 70% dari bobot
badan.
2) Kalkun
Breasted Bronze merupakan hasil persilangan Broad Breasted Bronze Large dengan
Broad Breasted White Holland. Hasil praktikum menunjukan bahwa bobot kalkun
58
jantan yaitu 4,7 kg dan kalkun betina yaitu 3,15 kg. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Prayitno dan Murad (2009) bahwa bobot kalkun betina dewasa sekitar
3,0--3,5 kg sedangkan jantannya sekitar 6--8 kg. Warna bulunya beragam, ada yang
gelap, putih, gelap/hitam bercampur putih, cokelat, dan abu-abu. Kalkun yang
berkembang di Indonesia yaitu memiliki tubuh yang relatif jauh lebih kecil
praktikum menunjukan bahwa persentase karkas kalkun jantan yaitu 77,7% dan
kalkun betina yaitu 63,4%. Semakin besar bobot hidup ternak maka semakin besar
3) Merpati
Menurut Blakely dan Bade (1985) bahwa burung merpati mempunyai tiga
fungsi salah satunya sebagai squab dan merupakan wujud yang paling disukai dari
burung merpati sebagai penghasil daging. Squab yang berumur lebih dari 30 hari
akan segera menurun keempukan dan kelezatan dagingnya. Oleh karena itu burung
merpati umumnya dipotong pada umur 28-30 hari, yaitu saat pertumbuhan bulu
bahwa bobot burung merpati jantan adalah 394 gram dan burung merpati betina
adalah 343. Hal ini dikarenakan unggas jantan umumnya mempunyai postur tubuh
yang lebih besar daripada unggas betina. Bobot badan yang besar akan
menghasilkan persentase karkas yang besar pula. Persentase karkas merpati jantan
yaitu 64% sedangkan merpati betina yaitu 64%. Persentase karkas merpati jantan
dan betina sama, hal ini dikarenakan bobot hidup merpati jantan dan betina tidak
jauh berbeda.
59
4) Itik
Itik lokal merupakan ternak unggas penghasil daging yang sangat potensial
di samping ayam. Kelebihan ternak ini adalah lebih tahan terhadap penyakit
dibandingkan dengan ayam ras sehingga pemeliharaannya mudah dan tidak banyak
mengandung resiko. Hasil praktikum menunjukan bobot itik jantan 1,3 kg dan itik
betina 1,5 kg. Menurut Suharno dan Setiawan (2001) saat dewasa bobot badan itik
jantan dapat mencapai 1,75 kg dan bobot badan betina dapat mencapai 1,6 kg.
Persentase karkas itik jantan hasil praktikum yaitu 55% dan betina 56%. Anggraeni
dan distribusi kompponen atau bagian tubuh. Bagian punggung dan paha itik
sedangkan bagian sayap dan dada itik memiliki koefisien pertumbuhan yang lebih
5) Itik Manila
Entok merupakan itik pedaging yang paling besar di dunia dan bobotnya
bisa mencapai 3,5 kg sampai 6 kg (Srigandono, 1996). Bobot Entok yang mencapai
(persilanganitik petelur dan entok) yang hanya 2,5 kg (Dijaya, 2003). Bobot itik
manila hasil praktikum pada itik jantan yaitu 2,6 kg dan betina 1,8 kg. Dilaporkan
juga bahwa konversi pakan entok jauh lebih baik dibandingkan dengan konversi
pakan itik Pekin. Disamping itu, entok mempunyai bobot bulu dan organ dalam
lebih kecil dibandingkan dengan bobot bulu dan organ dalam itik Pekin (Loung et
al. 1995). Persentase karkas itik manila jantan hasil praktikum yaitu 38% dan betina
60
68%. Ahmat (1992) yang menyatakan bahwa itik yang bobot tubuhnya tinggi akan
menghasilkan persentase karkas yang tinggi, sebaliknya itik yang bobot tubuhnya
6) Angsa
Untuk bobot angsa dewasa yang bisa mencapai 7-8 kg dengan tinggi sekitar
110-145 cm serta paruhnya yang berwarna merah tua. Bobot itik jantan hasil
praktikum yaitu 4,9 kg dan betina 3,3 kg. Rosinski (1999) menjelaskan bahwa
persentase karkas angsa umur 8 dan 12 minggu adalah 56,7% dan 61,4%.
Persentase karkas angsa jantan hasil praktikum yaitu 70% dan betina 59%. Hal ini
dikarenakan bobot hidup itik jantan lebih besar daripada betina. Persentase karkas
yang besar berarti bobot bagian bagian angsa seperti dada dan paha mempunyai
KESIMPULAN
5) Persentase itik manila jantan dan betina adalah 38% dan 68%.
DAFTAR PUSTAKA
Jull, M.A. 1977. Poultry Husbandry. 3rd edition. Tata Mc Graww-Hill Publising
Company Ltd. New Delhi.
Loung TN, Hoang VT, Dang TD, Le XT, Doan VX, Nguyen DT. 1995. Growth
and meat performance of CV Super-M ducks under two management systems
in the Red River Delta. Poultry. 23.
Soeparno, 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
63
KESIMPULAN AKHIR
pengamatan kualitas eksterior telur (bobot telur, bentuk telur, tekstur telur,
kualitas interior telur (HU, kondisi albumen, kebersihan, bentuk dan besar
2) Perbedaan anatomi dan morfologi pada unggas darat dan air terdapat pada
bentuk paruh, kaki, kelenjar minyak, bentuk tubuh yang mana perbedaan ini
dikarenakan habitat yang berbeda dan cara mencari makan yang relatif
berbeda serta pada unggas darat tidak memiliki penis sedangkan unggas air
memiliki penis.
3) Sistem pencernaan pada unggas secara umum terdiri dari mulut, esopagus,
crop, proventrikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar, caecum dan kloaka.
Perbedaan sistem pencernaan antara unggas darat dan unggas air terletak pada
ada tidaknya bagian crop atau tembolok. Pada unggas air tidak terdapat crop,
4) Saluran reproduksi pada unggas darat dan unggas air betina secara umum
sangatlah serupa yaitu bagian oviduk yang terdiri dari infundibulum, magnum,
isthmus, uterus dan vagina. Panjang infundibulum puyuh yaitu 1,5 cm dan berat
0,2 gram, magnum 5,3 cm dan 0,4 gram, isthmus 2,4 cm dan 0,3 gram, 2,2 cm
dan 0,2 gram, serta vagina 1,5 cm dan 0,1 gram. Panjang infundibulum merpati
4 cm dan berat 0,8 gram, magnum 13 cm dan 0,9 gram, isthmus 1 cm, uterus 2
65
cm dan 0,8 gram, serta vagina dengan panjang 1 cm. Panjang infundibulum
kalkun yaitu 19 cm dan berat 2 gram, magnum 30 cm dan 0,9 gram, isthmus
kepala, kaki dan organ dalam (kecuali giblet). Berdasarkan hasil pengamatan
Presentase karkas unggas di pengaruhi oleh jenis kelamin ternak, bobot badan
dan umur yang mana di dapatkan persentase puyuh jantan dan betina adalah
70,3% dan 60,5%, persentase kalkun jantan dan betina adalah 77,7% dan
63,4%, persentase merpati jantan dan betina adalah 64%, persentase itik jantan
dan betina adalah 55% dan 56%, persentase itik manila jantan dan betina adalah
38% dan 68%, persentase angsa jantan dan betina adalah 70% dan 59%.
6)
66