Jurnal Ion 2
Jurnal Ion 2
Jurnal Ion 2
2019
Saragih, Pesalmen
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13855
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH WAKTU SIMPAN PRC TERHADAP PERUBAHAN
HEMOGLOBIN, HEMATOKRIT, DAN PLASMA GLUKOSA
DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN
TESIS
OLEH:
dr. Pesalmen Saragih
NIM : 157041054
TESIS
Segala puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Medan”. Tesis ini disusunsebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
untuk karya tulis ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, petunjuk, ban-
tuan dan pengarahan serta dorongan baik moril dan material dari berbagai pihak
yang membangun sehingga tesis ini bisa bermanfaat dimasa yang akan datang.
1. Yth, Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku Dekan Fakultas
bersusah payah dan bersedia meluangkan waktu dan pikirannya setiap saat
Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik serta beliau juga telah banyak
sampai selesai.
tesis ini.
tesis ini.
Sp.PK, dr. Dewi Indah Sari Siregar, M. Ked (ClinPath), Sp.PK, dr.
guru saya yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehat, arahan, dan
Klinik.
15. Terima kasih yang setulus-tulusnya saya sampaikan kepada kedua orang
TuhanYang Maha Esa membalas semua budi baik dan kasih sayangnya.
maupun materil kepada saya dan keluarga. Juga kepada abang saya
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang selalumendoakan dan
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi dan membalas kebaikan
mereka semua.
16. Terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada Istri saya tercinta
dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, atas
19. Akhir kata sebagai manusia biasa tentunya tidak luput dari kesalahan dan
besarnya. Sudi kiranya tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga
Penulis,
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
DAFTAR ISI ix
DAFTAR SINGKATAN xv
ABSTRAK xvii
BAB IPENDAHULUAN 1
1.3. Hipotesis 7
2.2.3.Kontraindikasi 14
2.3. Hemoglobin 16
2.4. Hematokrit 20
2.9. Hemolisis 27
2.9.1. Patofisiologi 28
Dan Hematokrit 40
Glukosa 43
BAB V PEMBAHASAN 52
6.1. Kesimpulan 55
6.2. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 56
LAMPIRAN 60
Hematokrit Level 1 41
Hematokrit Level 2 41
Hematokrit Level 3 42
PRC 49
PRC 49
Simpan PRC 50
WB =Whoole Blood
DPG =Diphosphogliserate
MDA =Malondialdehid
Hb =Hemoglobin
Ht =Hematokrit
LR =Leucoreduction
PEP =Fosfoenolpiruvat
ABSTRAK
Latar Belakang:
Masih belum ada kepastian tentang berapa lama PRC yang disimpan pada suhu 2-
6 ° C tanpa kehilangan aktivitasnya. Beberapa pusat kesehatan membuat batasan
bahwa penyimpanan PRC yang berbeda, ada yang membuat satu hari, beberapa
hari sampai tujuh hari setelah pembuatan PRC. ada Oleh karena itu, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat berapa lama PRC dapat disimpan pada suhu 2-
6 ° C tanpa kehilangan aktivitasnya.
Metode:
30 kantong whole blood diambil untuk penelitian ini. whole blood tersebut
adalah atas permintaan dari dokter untuk pembuatan PRC. Kantong darah diputar
dengan kecepatan 4.000 RPM selama 15 menit. Dari PRC tersebut diambil 3 cc
darah pada hari 1,3,5,7 untuk pemeriksaan hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), dan
plasma glukosa.
Hasil:
Setelah hari-1 pengambilan 3 cc darah, PRC disimpan pada 2-6° C, dan
selanjutnya diambil 3cc juga pada hari 3, 5, 7. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht) tidak terjadi perubahan yang signifikan
(P>0,05) selama penyimpanan 7 hari, pada plasma glukosa menunjukkan
penurunan dari hari-1 sampai hari-7 dan siginifikan (P <0,001), tetapi nilainya
masih dalam batas normal. Nilai korelasi antara Hb dengan lama simpan PRC; r =
0,168, Ht dengan lama simpan PRC; r =0,081, plasma glukosa dengan lama
simpan PRC;r =-0,844.
Kesimpulan:
PRC yang disimpan selama 7 hari masih layak digunakan karena perubahan
kadarhemoglobin dan hematokrit tidak signifikan, sedangkan kadar plasma
glukosa terjadi penurunan signifikan tetapi masih didalam batas normal. Sehingga
penelitian ini dapat menyingkirkan anggapan bahwa PRC hanya bisa dipakai 1
hari dan 3 hari setelah pembuatan PRC.
Kata Kunci:
PRC, penyimpanan, Hb,Ht, plasma glukosa
PENDAHULUAN
modern. Transfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor
ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan (WHO, 2009). Terapi
yang spesifik dari darah sesuai dengan indikasi klinis. Transfusi komponen darah
seperti Packed Red Cell (PRC) dapat mengurangi resiko terjadinya reaksi
transfusi yang tidak diinginkan bagi resipien (Council of Europe, 2002; Brecher,
2005).
Packed Red Cell berasal dari Whole Blood yang diendapkan selama
penyimpanan, atau dengan sentrifugasi putaran tinggi. Sebagian besar (2/3) dari
plasma dibuang. Satu unit PRC dari 450 ml darah lengkap volumenya 200-250 ml
dengan kadar hematokrit 70-80%, volume plasma 15-25 ml, dan volume
antikoagulan 10-15 ml. Waktu penyimpanan sama dengan WB. Secara umum
pemakaian PRC untuk pasien anemia yang tidak disertai penurunan volume darah,
PRC adalah produk darah paling penting yang dapat disimpan sekitar 35-
42 hari di bank darah dan merupakan terapi terbanyak yang diberikan di dunia.
Kualitas PRC selama penyimpanan harus dijaga meskipun tetap terjadi perubahan
dalam storage lesion yang disebabkan radikal bebas dan menurunkan kualitas
tidak setiap saat bisa menyediakan darah segar untuk diberikan kepada pasien
oksigen dari paru-paru ke jaringan. Perubahan itu dikenal sebagai storage lesion.
Diperkirakan 1-5% eritrosit akan rusak selama waktu pengambilan donor, setiap
hari viabilitas eritrosit akan terus menurun sebagai akibat penurunan kadar ATP,
apabila kadar ATP menurun terjadi kehilangan lipid membran, membran menjadi
kaku dan bentuknya berubah dari cakram menjadi sferis (tanpa central polar dan
ukuran kecil), kemudian hal tersebut dapat menyebabkan kalium keluar dan
natrium masuk ke sel. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas eritrosit yang
akan ditransfusikan.
2012; Hajjawi 2013). Pemecahan glukosa menjadi laktat atau piruvat secara
bisa mengalami glikolisis. Dalam serum atau plasma yangdidinginkan pada suhu
20°C, glukosa cenderung stabil hanya dalam waktu 24 jam, sedangkan pada suhu
ruangan, sampel darah untuk pemeriksaan glukosa tanpa adanya zat penghambat
Begitu pula glukosa di dalam PRC, akan dimetabolisme lebih cepat 10 kali pada
suhu 25°C sehingga PRC yang disimpan pada suhu 25°C akan kehilangan masa
(Hb) bebas pada unit PRC. Pemeriksaan kadar Hb bebas adalah parameter yang
dapat diperiksa untuk menilai kualitas penyimpanan PRC (Saphiro et al., 2012).
yaitu solusi yang mengandung saline adenine glucose manitol (SAGM) yang
hari bila disimpan pada 2°C sampai 6°C. Penambahan garam dan manitol
menerima 19.584 unit PRC membuktikan outcome buruk dan dikaitkan dengan
storage lesion. Pemberian PRC yang disimpan selama 14-42 hari pada pasien
intensive care unit (ICU) menunjukkan tingkat mortalitas 2,8% ditambah dengan
intubasi lama, kegagalan ginjal, dan sepsis, lebih tinggi dibandingkan yang
simpan lebih lama memberikan hasil atau perbaikan klinis signifikan lebih buruk.
Hal tersebut disebabkan oleh metabolisme sel darah terus berlanjut selama
penyimpanan darah. Penelitian yang dilakukan oleh Pettila et al., 2011 di intensive
care unit (ICU) Australian and New Zealand Hospital melaporkan terdapat
perpanjangan masa rawatan pasien critically ill yang menerima old PRC (rerata
17,6 hari) dibandingkan dengan fresh PRC (rerata 7,5 hari) (Pettila et al., 2011).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lacroix et al., 2015
yang memperoleh transfusi eritrosit darah simpan dengan usia rerata 6,1±4,9 hari
lebih baik dari rerata 22±8,4 hari untuk percepatan perbaikan klinis pasien
critically ill.
PRC masih belum jelas, sehingga sulit untuk menjelaskan dan menghindari
outcome buruk pada pasien yang menerima PRC yang disimpan lama
Roback, 2011).
oleh radikal bebas seperti superoksid dan hidrogen peroksida. Glutation sebagai
bertahan secara in vitro. Eritrosit yang rusak akan melepaskan Hb dan hal ini
merupakan salah satu penyebab stres oksidatif melalui reaksi Fenton. Kondisi ini
heme yang tidak dapat dinetralisasi oleh Hp dan Hpx terbukti menyebabkan
2014).
Selain hal tersebut diatas, dalam mengantisipasi efek buruk yang tidak
diinginkan, beberapa unit bank darah rumah sakit di Medan memperlakukan batas
waktu kadaluarsa dari PRC dengan beragam. Ada yang memberi instruksi PRC
harus sudah ditranfusikan tidak lebih dari 24 jam setelah pembuatan PRC; ada
juga yang memberlakukan 3 hari. Tetapi ada juga yang memberlakukan sampai 1
minggu.
Oleh karena itu peneliti ingin mempelajari, sebenarnya berapa hari pasca
pembuatan PRC masih layak untuk segera ditransfusikan PRC dengan melihat
perubahan yang terjadi pada nilai hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), dan plasma
apakah ada pengaruh waktu simpan PRC terhadap perubahan hemoglobin (Hb),
1.3. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh waktu simpan PRC terhadap
Melihat pengaruh dan memastikan berapa lama waktu simpan PRC berdasarkan
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai sarana untuk melatih cara berpikir
dan membuat suatu penelitian berdasarkan metodologi yang baik dan benar dalam
proses pendidikan.
TINJAUAN PUSTAKA
Whole blood (WB) atau darah lengkap adalah darah yang diambil dari donor
250 ml darah dengan 37 ml antikoagun, ada juga 1 unit kantong berisi 350 ml
darah dengan 49 ml antikoagulan, suhu simpan antara 20-60C. Satu unit darah
Menurut masa simpan invitro, ada dua macam WB yaitu darah segar (fresh WB)
1. Darah segar
Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan.
termasuk faktor labil (V dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik.
Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari
donor. Faktor pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi
Darah Simpan(stored blood) merupakan darah yang disimpan lebih dari 6 hari.
faktor V dan VIII sudah habis. Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit
sehingga oksigen sukar dilepas ke jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan
kadar 2,3 DPG. Kadar kalium, amonia, dan asam laktat tinggi (Setyati, 2010).
2.1.2. Antikoagulan
Komponen darah harus disimpan pada kondisi suhu yang optimal untuk setiap
jenis komponen. Fasilitas atau peralatan yang digunakan untuk menyimpan kom-
ponen darah harus dikualifikasi dan divalidasi agar memenuhi sistem manajemen
didesain agar sirkulasi udara sekitar komponen darah terjaga dan dibersihkan se-
cara teratur. Suhu dan alarm harus diperiksa secara teratur untuk menjamin
Darah WB,harus selalu terpelihara suhunya antara 2°-6°C. Pada suhu ini,
rus digunakan setiap kali darah selesai diambil dari donor untuk menjaga agar da-
rah tetap baik selama transportasi. Sekarang telah tersedia cold box untuk trans-
portasi darah yang dioperasikan dengan baterai sehingga dapat menjaga suhunya
suhu antara 2°-6°C, apabila tidak memiliki lemari es khusus dapat digunakan le-
dalam satu lemari es bersama reagen dan sampel, namun tidak boleh dicampu-
dalam keranjang, atau mendatar di atas rak lemari es. d) Tidak menyimpan darah
pada pintu lemari es. e) Tidak menyimpan darah di dekat lemari pembeku
Packed Red Cell (PRC) merupakan komponen darah yang diperoleh dari
penyimpanan, atau dengan sentrifugasi putaran tinggi. Sebagian besar (2/3) dari
200-250 ml dengan kadar hematokrit 70-80%, volume plasma 15-25 ml, dan
Umumnya pemakaian PRC diberikan pada pasien anemia yang tidak disertai
perdarahan kronis yang ada tanda “oksigen need” (rasa sesak, mata berkunang,
PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit menaikkan kadarhematokrit 3-5 % (Kleinet al., 2007)
faktor yaitu konsentrasi Hb, saturasi Hb, afinitas Hb untuk O2, dengan
persyaratan O2, yaitu volume oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan untuk
hipoksia jaringan. Indikasi dan tingkat urgensi PRC transfusi harus didasarkan
Produksi harian normal RBC pada orang dewasa yang sehat adalah sekitar
0,25mL/Kg dan umur rata-rata sel adalah sekitar 120 hari. Penyimpanan PRC
durasi masa penyimpanan. Penurunan 2,3 DPG terjadi dalam beberapa hari awal
penyimpanan dan selesai dalam waktu 1 atau 2 minggu. Perubahan ini reversible
50% dari 2,3 DPG dipulihkan setelah 8 jam transfusi, sedangkan 24-72 jam yang
dewasa, satu unit PRC meningkatkan konsentrasi Hb dengan 1g/dL dan Ht sekitar
dibutuhkan
6. Transfusi perioperatif :
tidak adekuat
Jumlah PRC = Hb x 3 x BB
Ket:
BB = Berat Badan
2.2.3. Kontraindikasi
Packed Red Cells tidak boleh diberikan untuk penggantian volume atau untuk
alasan apapun selain koreksi anemia akut atau kronis. Keputusan untuk
melakukan transfusi tidak boleh didasarkan pada hemoglobin tunggal atau nilai
suhu terkendali dan divalidasi. Semua darah dan produk darah untuk penggunaan
intravena harus diberikan melalui transfusi set steril dengan ukuran pori standar
lebih besar dari 2 mL / menit (atau kurang untuk pasien anak / bayi), untuk 15
menit pertama transfusi, pasien harus diamati selama periode ini, karena beberapa
reaksi yang mengancam nyawa bisa terjadi setelah transfusi dengan volume kecil
darah. Sebuah unit PRC LR SAGM dapat diinfuskan selama dua jam, transfusi
tidak boleh lebih dari empat jam karena risiko proliferasi bakteri dalam komponen
darah pada suhu kamar. Solusi intravena diberikan dengan PRC LR SAGM
5. Meningkatnya daya guna pemakaian darah karena sisa plasma dapat dibuat
Masih cukup banyak plasma, lekosit, dan trombosit yang tertinggal sehingga
masih bisa terjadi sensitisasi yang dapat memicu timbulnya pembentukan antibodi
terhadap darah donor. Untuk mengurangi efek samping komponen non eritrosit
maka dibuat PRC yang dicuci washed PRC (Liumbruno et al., 2009).
2.3. Hemoglobin
darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
pasang rantai polipeptida (globin) dan empat gugus hem mengandung sebuah
sel sampai sekitar 34 g/dL sel. Konsentrasi ini tidak pernah meningkat lebih dari
(presentase sel dalam darah normalnya 40-45%) dan jumlah hemoglobin dalam
hemoglobinadalah merasa lelah, lemah, pucat pada kulit dan gusi, sesak napas,
luka, perdarahan di saluran cerna, saluran kemih, saat menstruasi berat, atau
disebabkan beberapa penyakit yang membuat produksi Hb atau sel darah merah
ambang batas anemia untuk berbagai golongan umur, jenis kelamin, dan ibu hamil
a. Mengikat Oksigen
paru dan kemudian melepaskan oksigen ini dalam kapiler jaringan perifer.
b. Pertahanan Tubuh
c. Menyuplai nutrisi
sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang
pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti
Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan
mioglobin dalam sel otot. Kandungan ± 0,004 % berat tubuh (60-70%) terdapat
Menurut Wirakusumah (2004), besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa
sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel–sel darah
merah atau hemoglobin (lebih dari 2.5 g), mioglobin (150 mg), phorphyrin
Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk
Hemoglobin,mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan non hem adalah bentuk
besi fungsional dan berjumlah 25-55 mg/kg berat badan, sedangkan besi cadangan
yang biasanya terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Metabolisme besi
Hematokrit adalah jumlah sel darah merah dalam darah sehingga dengan
jumlah sel darah merah (eritrosit) terhadap volume darah dalam satuan persen.
dicentrifuge dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen
berikut:
Laki-Laki 40-50%
Wanita 36-46%
Karbohidrat adalah unsur mayor dalam sistem fisiologi, dengan rumus kimia
dengan lipid dan protein. Karbohidrat komplek dicerna menjadi gula sederhana
terutama glukosa, yang dipakai sebagai sumber energi atau disimpan sebagai
Kadar karbohidrat diukur dalam darah lengkap, serum atau plasma, cairan
cerebrospinalis, cairan pleura, dan urin untuk berbagai macam tujuan diagnostik.
glucose oksidase dan hexokinase. Reaksi ini menghasilkan arus listrik yang
tejadi pada hampir semua organisme dan sel baik yang hidup secara aerob
maupun anaerob. Glukosa yang oleh sebagian besar jaringan diambil dari darah,
terbentuk glukosa 6-fosfat, gula ini akan kembali difosforilasi dan diperoleh
merupakan enzim kunci yang penting pada glikolisis. Sampai tahap ini setiap mol
glukosa akan terpakai dua mol ATP, Fruktosa 1,6-bifosfat kemudian akan dipecah
oleh aldolase menjadi dua fragmen C3 yang terfosforilasi, yaitu gliseral 3-fosfat
dan gliseron 3-fosfat. Keduanya dapat saling bertukar bentuk dengan bantuan
fosfat dehidrogenase dengan membentuk NADH + H+. Selain itu, fosfat anorganik
hasil dari reaksi di atas menjadi 2-fosfogliserat (enzim: fosfogliserat mutase) dan
menghasilkan produk berupa ester asam fosfat dari bentuk enol piruvat (karena itu
disebut fosfoenolpiruvat /PEP). Pada langkah terakhir dari rantai yang dikatalisis
.oleh piruvat kinase terbentuk piruvat dari PEP. Pada glikolisis, setiap mol
glukosa memakai 2 mol ATP untuk aktivasi. Sebaliknya setiap satu fragmen C3
terbentuk dua mol ATP. Jadi keseluruhannya tetap terjadi keuntungan bersih
berupa dua mol ATP untuk setiap mol glukosa (Maryaningsih, 2017).
Waktu Simpan darah adalah sebagai jumlah kalender hari antara hari koleksi unit
RBC dan hari transfusi. Pada pasien dengan multiple transfusi, dengan analisa
lama penyimpanan yang digunakan dari pasien adalah unit darah dengan usia
Penyediaan darah di PMI pada umumnya berupa darah segar dan darah
baru. Darah yang disimpan kurang dari 7 hari Waktu Simpan(untuk menghindari
kalium plasma karena luka bakar yang luas, atau hemolisis intravascular, neonatus
disimpan antara + 2°C dan + 6°C yaitu risiko meningkat penularan penyakit
transmisi Sifilis. Treponema tidak bertahan > 96 jam dalam darah disimpan
(WHO, 2013). Darah segar dengan metabolisme lebih stabil dibandingkan darah
baru, akan tetapi persediaan darah segar tersebut jumlahnya terbatas dan sulit
kriteria yang umumnya digunakan dalam penelitian klinis, tidak mengukur fungsi
kurang dari 1% dan pemulihan rata-rata 24 jam post transfusi 75% atau lebih
simpan hasil signifikan lebih buruk secara medis dibandingkan dengan transfusi
unit PRC segar. Sejumlah studi retrospektif menunjukkan tidak ada perbedaan
antara darah segar dan darah simpan, dan beberapa menunjukkan bahwa darah
yang simpan adalah lebih aman daripada darah segar. Pelaporan hasil dari Age of
Red Blood Cells in Premature Infants (ARIPI) trial menunjukkan tidak ada
perbedaan antara red blood cells"Fresh" dan red blood cells "simpan". Percobaan
Control double-blind pemberian darah segar untuk neonatus, usia rata-rata sel
darah merah kelompok "Fresh" dan "Standard" adalah 5,1 dan 14,6 hari, Namun,
standar praktek untuk transfusi bayi prematur, tidak ada efek yang terdeteksi
plasticizer dapat digunakan untuk menyimpan semua produk darah. Ketika donor
plasticized. Tak lama kemudian, biasanya dalam waktu delapan jam, centrifuge
memisahkan seluruh darah ke PRC dan Platelet Rich Plasma (PRP). Packed Red
Cells yang disimpan dikantongDEHP plasticized PVC dan PRP disimpan dalam
kantong poliolefin atau PVC TETM plasticized. Red Blood Cells biasanya
disimpan segar di refrigerator pada suhu berkisar antara 1°- 6° C dan waktu
simpan 35-42 hari. Keuntungan dari DEHP PVC plasticized dalam penyimpanan
refrigerator menurut aturan FIFO ( First In First Out) artinya darah yang
disimpan lebih awal sesuai tanggal diletakkan dibagian depan dan yang dipakai
dekat dengan lubang udara di pendingin yang suhunya bisa turun lebih rendah dari
dari 5000 g menginduksi hemolisis, yang harus dihindari. Shelf life merupakan
faktor penting pemilihan material untuk kemasan produk darah karena wadah
dengan mengurangi kehilangan shelf life. Produk sitras adalah pilihan yang
diproduksi dengan plasticizer cair diethyl hexyl phthalate (DEHP). DEHP larut
menstabilkan membran RBC. PVC plastik yang paling umum bahan yang
digunakan dalam peralatan medis dan plastik pertama yang digunakan untuk
(MEHP). Dalam rangka memberikan komponen darah terapi yang bebas dari
permeabilitas gas. Yang paling umum digunakan bahan plastik poliolefin (P0)
cells hanya stabil selama 21 hari bila disimpan dalam non-DEHP plastic. Setelah
hari 4 kerapuhan osmotik dan plasma free hemoglobin meningkat jauh lebih cepat
ketika red blood cells disimpan dalam plastik non-DEHP dibandingkan jika
dari plastik ke dalam plasma seperti yang pertama kali dilaporkan pada tahun
1967 oleh Guess et al. Evaluasi efek dari DEHP dan metabolitnya. telah
DEHP 21 hari, terjadi kerusakan osmotik dan plasma free hemoglobin yang
membran. Hasil pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan dalam kadar ATP
untuk menyimpan darah jenis whole blood atau darah lengkap, artinya di dalam
darah tersebut mengandung komponen sel darah beserta cairan plasmanya. Ada
sel darah merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit), juga trombosit.Darah lengkap
ini disimpan pada suhu 4 ± 2oC. Karena leukosit dan trombosit tidak dapat
bertahan lama pada suhu penyimpanan tersebut, maka secara fungsional isi darah
lengkap terdiri atas sel darah merah dan plasma. Di dalam kantung ini
2.9. Hemolisis
eritrosit kedalam plasma (Lippi G, 2010). Hemolisis dapat terjadi dalam RBC
ditransfusikan untuk menghindari reaksi transfusi serius dari unit darah hemolisis
yang disebabkan cedera termal, darah dalam kantong darah atau segmen
fungsi sementara pompa kation. Ada kerugian akibat kalium intraseluler dan
berat dari lesi penyimpanan eritrosit. Ini merupakan pecahnya eritrosit dengan
kapasitas antioksidan, sehingga oksidasi dan kerusakan membran lipid dan protein
darah yang disimpan memiliki kerapuhan osmotik normal, tetapi pada populasi
Selama penyimpanan, terjadi lisis spontan sebagian kecil dari RBC dan vesikel
Sebagai hasil dari lisis ini, tidak hanya Hb RBC yang dilepaskan ke plasma tetapi
juga enzim intraseluler, seperti LDH dan kation (K+), yang dilepaskan. Kadar
parameter penyimpanan RBC ini dianggap sebagai penanda lisis RBC selama
penyimpanan.
Peningkatan yang signifikan dan progresif pada kadar marker sel lisis ini
efek antioksidan pada peroksidasi lipid dari RBC setelah iradiasi gamma,
terhadap kerusakan oksidatif RBC akibat iradiasi. Selain itu, antioksidan sintetik
Untuk mencegah akibat yang tak diinginkan berupa hemolisis, FDA telah
Amerika Serikat, standar hemolisis rata-rata kurang dari 1%, dan di Eropa, kurang
dari 0,8%. Tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi lisis RBC selama
Pada darah yang disimpan di luar tubuh (kantong darah), dimana kondisinya
Pada waktu penyadapan dalam kantong darah ± 1-5 % sel darah merah
menurun dan sebanyak 25% dari sel darah merah hancur dalam bekerja
jam pertama setelah transfusi. Makin lama darah disimpan makin banyak
RBC yang dihancurkan dan makin kecil jumlah RBC yang dapat bertahan
%. Bila RBC yang hidup 24 jam setelah transfusi < 70% tidak baik untuk
oleh 2 faktor yaitu kekakuan membran sel darah merah dan invitro
b. Pengaruh antikoagulan
hanya 50 % sel darah merah yang hidup dan setelah 2 minggu hampir
diphosphoglycoratedan ATP.
penyimpanan tergantungpada suhu dan Waktu Simpan. Trombosit pada suhu 4oC
pada suhu kisaran 22oC dengan refrigerator yang khusus beragitator dapat
a. Perubahan bentuk sel dari ceper (discs) menjadi lebih bulat (spheres).
RBC.
Rous dan Turner mengembangkan sitrat pertama dan campuran glukosa untuk
kualitas penyimpanan RBC (Hess, 2006). Di sisi lain, pH menurun 5,8 sterilisasi
volume dan nutrisi untuk penyimpanan lebih lama. Solusi aditif pertama adalah
penyimpanan dan viskositas sekitar 55%, namun variabilitas biologis yang tinggi
radikal bebas dan membran stabilizer) oleh Hogman et al. (1978). Solusi aditif
Solusi ini, SAGM, mendapatkan distribusi luas dan sekarang solusi aditif
standar yang digunakan di Eropa, sementara AS-1 dan AS-5 (banyak digunakan di
Amerika Serikat) adalah dua varian SAGM yang berbeda dalam konsentrasi
garam, gula dan mannitol. AS-3 adalah solusi aditif ketiga yang dilisensi di
Amerika Serikat, digunakan secara eksklusif di Kanada (Hess, 2009). Sitrat dan
manitol berfungsi sebagai pelindung membran yang sama seperti AS-3 dan
adalah bahwa AS-3 solusi aditif dengan dekstrosa lebih tinggi dari antikoagulan
Dalam penyimpanan donor PRC dengan adanya fosfat dan adenin yang
memungkinkan untuk jangka waktu penyimpanan lebih lama dari unit whole
blood. Kemajuan ini mendorong adanya solusi aditif yang tidak hanya akan
pada 1°C sampai 6°C. Penambahan garam dan manitol menurunkan kadar
menumpuknya produk oksidasi seperti lipid, asam nukleat, protein, gula dan sterol
Waktu Simpan
PRC
METODE PENELITIAN
pengaruh waktu simpan darah PRC terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb),
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pendonor darah yang berada di
UTD/Bank Darah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode
waktu Januari sampai dengan Februari Tahun 2018. Dimana sebelumnya telah
dan Sifilis.Sampel dalam penelitian ini adalah Packed Red Cell yang berada di
UTD/Bank Darah Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Pengambilan sampel
HAM/2018 dan izin penelitian dari Instalasi Litbang RSUP Haji Adam Malik,
tertulis dari subjek penelitian atau diwakili oleh keluarganya yang menyatakan
bersedia ikut dalam penelitian setelah mendapat penjelasan mengenai maksud dan
3.6.Variabel Penelitian
Variabel bebas pada penelitian ini adalah waktu simpan PRC, ditentukan
besi dalam sel darah merah. Molekul hemoglobin terdiri dari globin,
apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu
yang dibawanya.
4. Plasma glukosa adalah jumlah glukosa dalam darah. Kadar glukosa darah
juga sering disebut sebagai kadar glukosa plasma. Kadar glukosa darah
dinyatakan dalam ukuran milimol per liter (mmol/l), ini merupakan satuan
glukosa darah berada kisaran 4 sampai 8 mmol/l (72 sampai 144 mg/dl),
namun biasanya akan lebih tinggi setelah makan dan mencapai titik
dilakukan penelitian.
Hepatitis C, Sifilis.
untukmendapatkan PRC.
4. Setiap kantong darah PRC diberi label dari nomor 1 sampai dengan 30.
Out) artinya darah yang disimpan lebih awal sesuai tanggal diletakkan
dengansuhu 20 - 60C.
eritrosit.
hari pertama.
sel-sel dan partikel-partikel tersebut ketika melewati flow cell yang sangat
NADPH.
Sampel stabil : 1 hari pada suhu 20-250C, 7 hari pada suhu 2 - 80C.
dilakukan kalibrasi.
dari sampel normal. Reagen kontrol dari perusahaan tersedia dalam 3 level
(level 1, 2, dan 3). Level 1 merupakan kontrol dengan nilai rendah, level 2
kontrol dengan nilai normal dan level 3 kontrol dengan nilai tinggi.
kontrol harus disimpan pada suhu 2-80C di dalam ruang yang gelap.
setelah dibuka, reagen control dapat bertahan selama 7 hari di suhu 2-80C,
berada diluar standart deviasi (SD) maka akan muncul tanda “X” yang berwarna
masalah. Masalah yang dimaksud dapat berasal dari alat, reagen, ataupun reagen
control. Apabila tidak dijumpai salah satu dari masalah-masalah tersebut maka
presisi. (Sysmex Corporation, 2014). Reagen quality control level 1 no. Lot QC-
83581101, level 2 no. Lot QC- 83581102, dan level 3 no. Lot QC- 83581103
b. Kalibrasi
yang stabil, komponen sel darah putih yang stabil, komponen trombosit
yang stabil, dan komponen sel darah merah yang berinti. Reagen ini
Sysmex XN-1000 dan hasil yang dipakai adalah 5 hasil pemeriksaan. Jika
kalibrasi tidak masuk dalam nilai standart maka akan timbul tanda blok
gan nomor lot. 17610171 (low), nomor lot 18005182 (normal), nomor
b. Kalibrasi
mor lot. 45091FD01 nomor serial 1E65-65, kalibrator terdiri dari 2 botol
Blanko 0 -0,0008
Kalibrator 1 94 0,1592
Whoole Blood
UTD/bank darah
RSUP. H. Adam Malik
d
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Sentrifuge
Pemeriksaan hari
I,III,V,VII
Analisa Data
random, varian kelompok sama, dan skala pengukuran maka penelitian ini akan
(Consecutive Sampling).
merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif dua
Desember
Januari 2018 Februari 2018 Maret 2018
No. Kegiatan 2017
1. Studi
Pendahuluan
2. Penyusunan
Proposal
3. Ujian
Proposal
4. Pengumpulan
Data
5. Analisis Data
6. Seminar
Hasil
HASIL PENELITIAN
Pemeriksaan sampel darah telah dilakukan dari bulan Januari sampai Februari
2018 di UTD/Bank Darah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
pengambilan darah donor. Selama kurun waktu dua bulan ini didapat 30 sampel
darah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Dari hasil data
Tabel 4.1. Uji Anova Pengaruh Waktu Simpan PRC terhadap Perubahan
Hemoglobin, Hematokrit, dan Plasma Glukosa
Waktu Simpan PRC Nilai Sig.
Variabel
I III V VII Anova
Dari tabel 4.1. Perubahan kadar hemoglobin dan hematokrit terhadap lama
waktu simpan PRC (1,3,5,7) tidak signifikan terlihat dari nilai sig. Hemoglobin
sebesar 0.351 >0.05 dan nilai sig. Hematokrit sebesar 0,278 >0.05, artinya
signifikan terlihat dari nilai sig. < 0,05. Artinya terjadi penurunan yang nyata pada
14,00
13,00
12,00
I III V VII
Dari grafik 4.1. dapat dilihat bahwa perubahan kadar hemoglobinpada waktu
52 𝝆=𝟎,𝟐𝟕𝟖 50,6
49,5 49,1
47,7
48
44
40
36
I III V VII
hemoglobin.
Grafik 4.3. Uji Anova Kadar Plasma Glukosa berdasarkan Waktu Simpan
PRC
400
𝝆=𝟎,𝟎𝟎𝟎𝟏
359,5
350 339,6
297,6
300
252,6
250
200
I III V VII
dan plasma glukosa dengan waktu simpan PRC maka dilakukan uji korelasi
menguji hipotesis asosiatif dua variabel. Tanda “+” dan “-“ menunjukan arah
hemoglobin dan hematokrit dengan waktu simpan PRC sangat lemah dan positif,
artinya, jika waktu simpan PRC diperpanjang maka terjadi peningkatan pada
hemaglobin dan hematokrit dengan nilai yang relatif kecil. Korelasi plasma
glukosa dengan waktu simpan PRC sangat kuat namun bersifat negatif, artinya
perubahan kadar plasma glukosa akan semakin menurun sesuai waktu simpan
PRC, artinya semakin lama waktu simpan PRC diberlakukan maka nilai plasma
PEMBAHASAN
tidak signifikan (p>0,05) selama penyimpanan tujuh hari. Hal ini menunjukan
selama storage tidak jelas. Namun, ada bukti bahwa selama penyimpanan ada
ini, banyak peneliti telah mengkonfirmasi bahwa kedua faktor tersebut meningkat
selama penyimpanan.
faktor tertentu. Penelitian yang dilakukan oleh Karon dkk., Dan Spinelli dkk.,
faktor yang menyebabkan hasil yang buruk pada penerima transfusi PRC
dari glukosa sebagai sumber utama. Oleh karena itu selama penyimpanan, glukosa
diambil dari plasma selama penyimpanan. Eritrosit tidak memiliki nuklei dan
piruvat umumnya disebut sebagai glikolisis (Simon et al, 2009). Glikolisis juga
bisa terjadi di luar tubuh manusia. Glukosa akan stabil dalam 24 jam dalam serum
atau plasma yang didinginkan pada 20°C, sedangkan pada suhu kamar, sampel
PRC, akan dimetabolisme lebih cepat 10 kali pada 25°C sehingga PRC yang
disimpan pada 25°C akan kehilangan kehidupan eritrosit 10 kali lebih cepat
(Simon et al, 2009). Untuk memperpanjang usia PRC suhu harus selalu
terpelihara antara 2°-6°C. Pada suhu ini, terjadi pengurangan reaksi biokimia dan
al., 2009).
artinya terjadi penurunan nilai secara signifikandari waktu simpan PRC(1) sampai
6.1. Kesimpulan
tidak terjadi perubahan yang signifikan dan kadar plasma glukosa terjadi
6.2. Saran
diatas 7 hari sehingga waktu simpan PRC ini memperoleh nilai atau batas
maksimal penyimpanan.
AABB, American Red Cross, America’s blood Centers, 2010. Armed Services
Blood Program, Circular of Information for The Use of Human Blood
and Blood Components, p:1-47
Coker SO, 2002, Red Blood Hemolysis During Processing, Transfusion Medicine
Reviews Vol. 16 No. 1, p:46-60.
Donadee C,Raat NJ, and Kanias T, 2011, Nitric Oxide Scavengingby Red Blood
Cell Microparticles and Cell Free Hemoglobin as Mechanismfor The
Red Cell Storage Lesion, in Circulation, vol 124 (1), pp: 465-76.
Fergusson D, 2009, The Age of Red Blood Cells in Premature Infants (ARIPI), in
Randomized Controlled Trial:Study Design, Vol 4 no 1, pp. 61-63.
Flatt JF, Bawzir WM, Bruce LJ, 2014, The Involvement of Cation Leaks in The
Storage Lesion of Red Blood Cell, University of Bristol, UK, p: 1-10.
Hajjawi, Omar S., 2013. Glukose Transport in Human Red Blood Cells. American
Journal of Biomedical and Life Sciences, 1, pp.44-52.
Karon BS, Buskirk CMV, Jaben EA, Hoyer JD, Thomas DD, 2012, Temporal
Sequence of Major Biochemical Events during Blood Bank Storage of
Packed Red Blood Cell, Blood Transfuse vol 10, p: 453-61.
Koch CG, Priscilla I. Figueroa, Liang Li, Joseph F. Sabik, Tomislav Mihaljevic,
Eugene H. Blackstone, 2013. Red Blood Cell Storage: How Long Is Too
Long?. The Society of Thoracic Surgeons p:1894-1899
Levac, J.J. & O’sullivan, T., 2010. Social Media and It’s Use in Health
Promotion, Interdisciplinary Journal of Health Sciences, 1: 49-57.
Pettila V, Westbrook AJ, and Nichole AD, 2011, Aged of Red Blood Cell and
Mortality in the Critically Ill, in Critical Care, vol 15 (16), pp: 115-124.
Roback JD, 2011, Vascular Effect of the Red Blood Cell Storage Lesion,
Transfusion Medicine, Hematology, p: 475-8.
Sulung, et al, 2016. Perbedaan Rekasi Pemberian Transfusi Darah Whoole Blood
(WB) dan Packed Red Cell (PRC) Pada Pasien Sectio Secarea. Jurnal
human care Vol.1 No. 3 tahun 2016
Spinelli SL, Lannan KL, Casey AE, Croasdell A, Curan TM, Henrichs KE et al.,
2014, Isoprostane and Isofuran Lipid Mediators Accumulate in Stored
Red Blood Cell Concentrates and Influence Trombosit Function In
Vitro,Transfusion, p: 1569-79.
WHO, 2013, Standard Requirements for Storage, Transport, Expiry of Blood and
Blood Components; in National Standard for Blood Transfusion service,
1th Ed, WHO, Thimphu Bhutan, pp. 11-27.
Zimring, J.C, 2013, Fresh Versus Old Blood: are There Differences and Do They
Matter?, in American Society of Haemotology, pp: 651-655.
http://www.medicology.com/blog/mengenali-dan-memilih-kantong-darah/
Medika, 2016.
Humbert JR, Fermin CD, Winser EL. Early Damage to Granulocytes During
Gammon RR, Strayer SA, Avery NL, Mintz PD. Hemolysis During Leukocyte-
Reduction Filtration of Stored Red Blood Cells. Ann Clin Lab Sci,
2000;30:195-9.
Hess JR. An update on solutions for red cell storage.Vox Sang 2006; 91: 13-9.
Flegel WA, Natanson C, Klein HG. Does prolonged storageof red blood cells
Hogman CF, de Verdier CH, Ericson A, et al. Effects ofoxygen on red cells during
1937–1945.
Hess, J. R. et al. Red Blood Cell Hemolysis during Blood Bank Storage: Using
Roussel, C. et al. Spherocytic Shift of Red Blood Cells during Storage Provides a
Transfusion.2017;57: 1007–1018.
Goel, R. et al. Red Blood Cells Stored 35 Days or more are Associated with
Medan,Januari 2018
Selaku Pasien / KeluargaTerdekat Pasien (ayah / Ibu / Suami / istri / Kakak / Adik
/ Anak / Lain-lain (sebutkan) : …........................................................
Setelah mendapat penjelasan serta menyadari manfaat dan resiko penelitian yang
diri dalam keikutsertaannya, maka saya secara sadar dan tanpa paksaan setuju ikut
serta dalam penelitian ini dan bersedia berperan serta dengan mematuhi semua
Medan,Januari 2018
STATUS PASIEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kawin/Tidak Kawin :
Alamat :
Suku Bangsa :
Agama :
Pekerjaan :
Anamnesa
Status Present
Kesadaran : …………….
Nadi : ……kali/menit
TD : ………… mmHg
RR :.........kali/menit
Kepala :
Mulut :
Leher :
Thoraks :
Abdomen :
Ekstremitas Atas :
Ekstremitas Bawah :
Pemeriksaan Laboratorium
20-25 7 Perempuan 9 AB 3
25-30 5 Total 30 B 9
31-35 6 O 12
35-40 3 Total 30
40-45 4
> 45 3
Total 30
Keterangan :
Hb : Hemoglobin
Ht : Hematokrit
G : Glukosa Plasma
GET
FILE='F:\Data Spss.sav'.
T-
TEST PAIRS=Hb1 Hb1 Hb1 Ht1 Ht1 Ht1 PlasmaGlukosa1 PlasmaGlukosa1 Plas
maGlukosa1 WITH Hb3 Hb5 Hb7 Ht3 Ht5 Ht7 PlasmaGlukosa3 Plasma
/CRITERIA=CI(.9500)
ANOVA
G=
HB = HT = Waktu
Plasma
Hemaglobin Hematokrit Simpan
Glukosa
HB = Hemaglobin
Sig. (2-tailed) . .000 .546 .259
HT = Hematokrit
Sig. (2-tailed) .000 . .295 .158
G = Plasma
Glukosa Sig. (2-tailed) .546 .295 . .000
Waktu_Simpan
Sig. (2-tailed) .259 .158 .000 .
I. IDENTITAS
II. KELUARGA
Medan, 2001
Tahun 2002-2003
Tahun 2003-2005
V. PERKUMPULAN PROFESI
Patologi Klinik)
MENJALANI PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
1. Pola bakteri dan sensitifitas antimikroba pada kultur urin di RSUP Haji
4.Ensepalopati Uremikum
5.Hellp Syndrome
PENDIDIKAN
Clinical Care