Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
TESIS
Oleh
LIZA ARIANITA
NIM : 097105009
TESIS
Oleh
LIZA ARIANITA
NIM : 097105009
i
Universitas Sumatera Utara
10. Yang terhormat para Guru Besar, (Alm) Prof. Dr. dr. Marwali Harahap,
SpKK(K), Prof. Dr. Mansyur A. Nasution, SpKK(K), serta seluruh staf
pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP. H. Adam Malik Medan,
RSU Dr. Pirngadi Medan, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,
yang telah membantu dan membimbing saya selama mengikuti pendidikan
ini.
11. Yang terhormat Bapak Direktur RSUP. H. Adam Malik Medan dan
Direktur RSU. Pirngadi Medan, yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada saya selama menjalani pendidikan keahlian ini.
12. Yang terhormat dr. Taufik Ashar M.Kes, selaku pembimbing metodologi
penelitian, yang telah membantu saya dalam mengolah dan memberikan
koreksi pada penelitian ini.
13. Yang terhormat seluruh staf/pegawai dan perawat di Bagian Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin di RSUP. H. Adam Malik Medan, RSU Dr.
pirngadi Medan, atas bantuan, dukungan, dan kerjasama yang baik selama
ini.
14. Yang tercinta kedua orangtua saya (Alm). Drs. H. Zein Ziwar dan Hj.
Salmah Thahir, yang dengan penuh cinta kasih, keikhlasan, doa,
kesabaran, dan pengorbanan yang luar biasa untuk mengasuh, mendidik,
dan membesarkan saya. Tiada ungkapan yang mampu melukiskan betapa
bersyukurnya saya mempunyai kedua orangtua seperti kalian. Kiranya
hanya Allah SWT, yang dapat membalas segala kebaikan kalian.
15. Yang tercinta kedua mertua saya, Drs. H. A.W. Effendi, dan Hj. Salmah
yang telah banyak membantu memberikan dorongan dan doa dalam masa
pendidikan saya, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kiranya Allah SWT, yang dapat membalas segala kebaikan kalian.
16. Buat suamiku yang tercinta dan kusayangi Adi Azhari Effendi, MBA,
kamu adalah sumber inspirasi dan kebanggaanku, terima kasih yang
sebesar-besarnya untuk dukungan moril, materil, serta perhatian atas
segala pengorbanan, kesabaran dan pengertiannya selama ini. Doa dan
semangat darimu merupakan salah satu sumber kekuatan saya dalam
menjalani suka duka selama masa pendidikan ini.
17. Yang terkasih Kakak saya, Ir. Elvira dan Abang saya Ir. Ridha Taufik MT,
terima kasih atas doa, dukungan dan pengertian yang telah kalian berikan
kepada saya selama ini.
18. Yang tercinta teman-teman seangkatan sekaligus menjadi sahabat saya
pada peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin FK USU (dr. Vera Madonna MKed(KK), SpKK, dr. Silvia
Theresia Bangun MKed(KK), SpKK, dr. T. Aliansyah MKed(KK), SpKK,
dr. Lora Desika Kaban, dr. Ridha Raudha dan dr. Nita Andrini) yang telah
banyak memberikan dukungan semangat selama masa pendidikan ini.
19. Yang tercinta sahabat-sahabat saya, dr. Juliyanti Tarigan MKed(KK),
SpKK, dr. Riri A. Arisyafrin MKed(KK), SpKK, dr. Maulina MKed(KK),
SpKK, dan dr. E. Heriawati, yang telah menjadi teman berbagi cerita suka
dan duka selama menjalani masa pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
20. Yang terhormat seluruh teman sejawat peserta Program Pendidikan Dokter
Spesialis Ilmu Kesehatan dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
ii
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas segala
bantuan, dukungan, dan kerjasama yang telah diberikan kepada saya
selama menjalani masa pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ ix
ABSTRAK ..................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 4
iv
Universitas Sumatera Utara
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 24
3.3.1 Populasi Target ........................................................... 24
3.3.2 Populasi Terjangkau ................................................... 25
3.3.3. Sampel Penelitian ...................................................... 25
3.4 Besar Sampel .......................................................................... 25
3.5 Cara Pengambilan Sampel Penelitian .................................... 26
3.6 Identifikasi Variabel ............................................................... 26
3.6.1 Variabel Bebas ........................................................... 26
3.6.2 Variabel Terikat .......................................................... 26
3.7 Kriteria Inklusi dan Kriteria Ekslusi ...................................... 26
3.7.1 Kriteria Inklusi ........................................................... 26
3.7.2 Kriteria Eksklusi ......................................................... 27
3.8 Alat, Bahan dan Cara Kerja ................................................... 27
3.8.1 Alat ............................................................................. 27
3.8.2 Cara Kerja .................................................................. 27
3.9 Definisi Operasional............................................................... 30
3.9.1 Wanita dengan Sekret Vagina Abnormal ................... 30
3.9.2 Kriteria Amsel ............................................................ 30
3.9.3 Pemeriksaan Basah .................................................... 30
3.9.4 Clue Cells ................................................................... 31
3.9.5 pH Vagina .................................................................. 31
3.9.6 Whiff Test.................................................................... 31
3.9.7 Pewarnaan Gram ........................................................ 31
3.9.8 Vaginosis Bakterial .................................................... 31
3.9.9 Sensitivitas ................................................................. 31
3.9.10 Spesifisitas .................................................................. 32
3.9.11 Positive Predictive Value ........................................... 32
3.9.12 Negative Predictive Value .......................................... 32
3.10 Kerangka Operasional ............................................................ 33
3.11 Analisis data ........................................................................... 34
3.12 Ethical clearence .................................................................... 34
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
ix
Universitas Sumatera Utara
UJI DIAGNOSTIK KRITERIA AMSEL PADA PASIEN VAGINOSIS
BAKTERIAL DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN
ABSTRAK
Latar Belakang
Vaginosis bakterial adalah suatu keadaaan abnormal pada ekosistem vagina, yang
ditandai adanya konsentrasi Lactobacillus sebagai flora normal vagina digantikan
oleh konsentrasi tinggi bakteri anaerob, terutama Bacteroides sp., Mobilluncus
sp., Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis. Baku emas untuk
menegakkan diagnosis vaginosis bakterial adalah skor Nugent pada pewarnaan
Gram, namun jarang dilakukan. Kriteria Amsel merupakan metode yang cepat dan
akurat untuk mendiagnosis vaginosis bakterial.
Tujuan
Untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas kriteria Amsel dibandingkan skor
Nugent pada pewarnaan Gram sebagai baku emas dalam menegakkan diagnosis
vaginosis bakterial.
Metode
Penelitian ini merupakan uji diagnostik yang bersifat analitik dengan pendekatan
potong lintang (cross sectional). Dua puluh empat orang pasien dengan sekret
vagina abnormal yang berobat ke poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
dan poliklinik Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP. H. Adam Malik
Medan. Terhadap subjek penelitian dilakukan anamnesis dan pemeriksaan klinis,
kemudian dilakukan pemeriksaan dengan kriteria Amsel dan skor Nugent
berdasarkan pewarnaan Gram.
Hasil
Nilai diagnostik kriteria Amsel dalam mendiagnosis vaginosis bakterial memiliki
sensitivitas 95,24%, spesifisitas 100%, positive predictive value (PPV) 100% dan
negative predictive value (NPV) 75%.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas kriteria Amsel
dibandingkan dengan standar baku emas tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna.
Kata Kunci
Vaginosis bakterial, kriteria Amsel, skor Nugent pada pewarnaan Gram.
x
Universitas Sumatera Utara
DIAGNOSTIC TEST OF AMSEL CRITERIA IN BACTERIAL
VAGINOSIS PATIENT AT RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN
ABSTRAK
Introduction
Bacterial vaginosis is an abnormal environment due to vaginal ecosystem,
characterized by the concentration of Lactobacillus as vagina normal flora
replaced by high concentration of anaerobic bacteria, especially Bacteroides sp.,
Mobilluncus sp., Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis. The gold
standard to diagnosed bacterial vaginosis is Nugent score on Gram staining but
rarely do. Amsel criteria is the fastest and accurate.
Objective
To determine the sensitivity and specificity compared Amsel criteria on Gram
staining Nugent score as the gold standard in the diagnosis of bacterial vaginosis.
Methode
This study is an analytic diagnostic test, cross sectional design. Twenty four
patient with abnormal vaginal discharge which went to Dermatology Division and
Obstetric and Gynecology Haji Adam Malik General Hospital Medan. All were
examined by Amsel criteria and Nugent score based on Gram staining.
Result
Examination of Amsel criteria in diagnosing bacterial vaginosis compared with
the gold standard on Gram staining Nugent score had a sensitivity 95,24%,
specificity 100%, positive predictive value (PPV) 100% and negative predictive
value (NPV) of 75%.
Conclusion
Amsel criteria diagnostic value for diagnose bacterial vaginosis compared to gold
standard on Gram stain Nugent score is not significantly different.
Kata Kunci
Bacterial vaginosis, Amsel criteria, Nugent scores on Gram staining.
xi
Universitas Sumatera Utara
UJI DIAGNOSTIK KRITERIA AMSEL PADA PASIEN VAGINOSIS
BAKTERIAL DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN
ABSTRAK
Latar Belakang
Vaginosis bakterial adalah suatu keadaaan abnormal pada ekosistem vagina, yang
ditandai adanya konsentrasi Lactobacillus sebagai flora normal vagina digantikan
oleh konsentrasi tinggi bakteri anaerob, terutama Bacteroides sp., Mobilluncus
sp., Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis. Baku emas untuk
menegakkan diagnosis vaginosis bakterial adalah skor Nugent pada pewarnaan
Gram, namun jarang dilakukan. Kriteria Amsel merupakan metode yang cepat dan
akurat untuk mendiagnosis vaginosis bakterial.
Tujuan
Untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas kriteria Amsel dibandingkan skor
Nugent pada pewarnaan Gram sebagai baku emas dalam menegakkan diagnosis
vaginosis bakterial.
Metode
Penelitian ini merupakan uji diagnostik yang bersifat analitik dengan pendekatan
potong lintang (cross sectional). Dua puluh empat orang pasien dengan sekret
vagina abnormal yang berobat ke poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
dan poliklinik Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP. H. Adam Malik
Medan. Terhadap subjek penelitian dilakukan anamnesis dan pemeriksaan klinis,
kemudian dilakukan pemeriksaan dengan kriteria Amsel dan skor Nugent
berdasarkan pewarnaan Gram.
Hasil
Nilai diagnostik kriteria Amsel dalam mendiagnosis vaginosis bakterial memiliki
sensitivitas 95,24%, spesifisitas 100%, positive predictive value (PPV) 100% dan
negative predictive value (NPV) 75%.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas kriteria Amsel
dibandingkan dengan standar baku emas tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna.
Kata Kunci
Vaginosis bakterial, kriteria Amsel, skor Nugent pada pewarnaan Gram.
x
Universitas Sumatera Utara
DIAGNOSTIC TEST OF AMSEL CRITERIA IN BACTERIAL
VAGINOSIS PATIENT AT RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN
ABSTRAK
Introduction
Bacterial vaginosis is an abnormal environment due to vaginal ecosystem,
characterized by the concentration of Lactobacillus as vagina normal flora
replaced by high concentration of anaerobic bacteria, especially Bacteroides sp.,
Mobilluncus sp., Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis. The gold
standard to diagnosed bacterial vaginosis is Nugent score on Gram staining but
rarely do. Amsel criteria is the fastest and accurate.
Objective
To determine the sensitivity and specificity compared Amsel criteria on Gram
staining Nugent score as the gold standard in the diagnosis of bacterial vaginosis.
Methode
This study is an analytic diagnostic test, cross sectional design. Twenty four
patient with abnormal vaginal discharge which went to Dermatology Division and
Obstetric and Gynecology Haji Adam Malik General Hospital Medan. All were
examined by Amsel criteria and Nugent score based on Gram staining.
Result
Examination of Amsel criteria in diagnosing bacterial vaginosis compared with
the gold standard on Gram staining Nugent score had a sensitivity 95,24%,
specificity 100%, positive predictive value (PPV) 100% and negative predictive
value (NPV) of 75%.
Conclusion
Amsel criteria diagnostic value for diagnose bacterial vaginosis compared to gold
standard on Gram stain Nugent score is not significantly different.
Kata Kunci
Bacterial vaginosis, Amsel criteria, Nugent scores on Gram staining.
xi
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
jenis organisme gram positif maupun gram negatif seperti : Gardnerella vaginalis,
amin dan peningkatan kadar endotoksin, enzim sialidase serta glikosidase bakteri
Vaginosis bakterial sering menyebabkan gejala sekret vagina abnormal pada usia
1
Universitas Sumatera Utara
reproduktif dengan seksual aktif.2 Dalam kaitan dengan kesehatan reproduksi, VB
dimengerti. Pada epitel vagina tidak terdapat atau terdapat peradangan minimal,
Secara klinis VB dapat ditegakkan bila memenuhi tiga dari empat kriteria
yang dideskripsikan oleh Amsel (1983).2,15,16 Metode lain yang digunakan adalah
pewarnaan Gram, dimana metode ini telah terbukti memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi dan digunakan sebagai baku emas diagnostik. Pemeriksaan
skor Nugent pada pewarnaan Gram memiliki sensitivitas 89% dan spesifisitas
Nugent pada pewarnaan Gram berguna untuk mendeteksi pergeseran flora normal
vagina oleh mikroorganisme lain. Sistem skoring pada pewarnaan Gram dipakai
sebagai metode standar untuk diagnosis VB. Skor Nugent dengan pewarnaan
mikroorganisme ini.15,17
diagnosis VB pada 50 orang wanita ibu rumah tangga dengan sosial ekonomi
yang rendah, dikatakan bahwa hasil dari sensitivitas dan spesifisitas terhadap
kriteria Amsel pada penelitian ini adalah 66,7% dan 94,7%, dengan positive
metode yang cepat dan akurat untuk mendiagnosis vaginosis bakterial. Dalam
dari 4 kriteria berikut : adanya sekret vagina yang homogen, peningkatan pH >4,5,
adanya fishy odor dan ditemukannya clue cells.15,16 Skor Nugent pada pewarnaan
yang mahal dan hasil yang lama, sehingga mendorong peneliti ingin mengetahui
vaginosis bakterial.
vaginosis bakterial.
vaginosis bakterial.
bakterial.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
antimokroba.4
analisis dari data flora vagina memperlihatkan bahwa ada 4 kategori dari bakteri
digantikan oleh berbagai jenis organisme Gram positif maupun Gram negatif
6
Universitas Sumatera Utara
terjadinya pergeseran dominasi flora di vagina. Perubahan mikrobiologis ini
amin dan peningkatan kadar endotoksin, enzim sialidase serta glikosidase bakteri
2.1.2 Sejarah
bacillus, yang akhirnya dikenal sebagai Lactobacillus. Tahun 1819 Menge dan
Studi ini mengawali pendapat bahwa flora normal vagina terdiri dari beberapa
dari vagina bukan uterus, sekret vagina berwarna keputihan dan tidak mempunyai
non spesifik. Namun karena mereka gagal menemukan hubungan bakteri anaerob
lain dan VB, selama lebih dari 25 tahun para tenaga kesehatan cenderung
menyebabkan VB.2
melakukan hubungan seksual. Penyakit ini dialami pada 15% wanita yang
mendatangi klinik ginekologi, 10-25% wanita hamil dan 33-37% wanita yang
tahun 2004 di RSU dr. Pirngadi Medan dengan menggunakan kriteria Amsel
yang berobat di sub bagian IMS poliklinik kulit dan kelamin RSUD dr. Moewardi
umur terbanyak adalah 25-44 tahun sebanyak 43,75%, 15-24 tahun sebanyak
menikah 12,5%, janda orang 5,25%. Faktor resiko terbanyak pasien VB adalah
(IUD). Keluhan utama terbanyak adalah keluarnya duh tubuh vagina yang disertai
dengan gatal sebanyak 12 orang (75%), terdapat juga keluhan perih pada 2 orang
(12,5%), dan tanpa keluhan pada 2 orang (12,5%). Keluhan utama terbanyak
adalah lebih dari 14 hari sebanyak 8 orang (50%). Duh tubuh vagina terbanyak
dengan KVV, 1 orang (6,25%) dengan KA, dan 1 orang (6,25%) dengan servisitis
GO.13
2.1.4 Etiologi
wanita usia produktif, tetapi terdapat juga bakteri-bakteri lain yaitu bakteri aerob
dan anaerob.20
spesies bakteri, dimana pada keadaan normal ada dalam konsentrasi rendah. Ada
nonmotil dan tidak berkapsul, terdapat > 90% pada wanita vaginosis bakterial.
Peptostrepcoccus sebanyak 36% pada wanita dengan VB, pada wanita normal,
kedua tipe anaerob jarang ditemukan. Penemuan spesies anaerob ini dihubungkan
dengan penurunan laktat dan peningkatan suksinat dan asetat pada cairan vagina.2
bakteri lain ditemukan pada VB.1-3 Mobiluncus hominis, merupakan agen etiologi
normal.21
Vaginosis bakterial dapat terjadi pada seksual aktif, namun dapat juga
terjadi pada orang yang tidak seksual aktif.2,9 Studi kohort longitudinal
saluran maupun organ reproduksi mulai dari vagina, endometrium dan uterus dan
juga terdapatnya benda asing didalam uterus akan menyebabkan reaksi inflamasi
terjadi dengan pemasangan alat, serta tehnik, cara dan lama pemasangan adalah
pada vaginosis bakterial. Namun hasil penelitian – penelitian ini sangat terbatas.
Pada penelitian ini, merokok kemungkinan menekan infeksi sistem imun, tetapi
dikatakan pada penelitian ini merokok merupakan kebiasaan yang tidak sehat.9
tinggi terhadap vaginosis bakterial. Kelompok ini dilaporkan juga memiliki angka
prevalensi tertinggi dibanding kelompok ras putih untuk penyakit seksual lainnya,
2.1.6 Patogenesis
pergantian flora normal vagina, Lactobacillus dengan flora campuran yang terdiri
bersifat toksik dan melalui reaksi ion halide dengan peroksidase pada serviks yang
Flora normal vagina yang didominasi oleh Lactobacillus memilik pH < 4,5
yang disebabkan produksi asam laktat, pada VB, pH > 4,5 akibat dominasi G.
vaginalis dan bakteri anaerob.22 Pada Gardnerella vaginalis dan bakteri anaerob
yang akan diubah oleh bakteri anaerob menjadi senyawa amin yang akan
Gardnerella vaginalis.23
derkarboksilase, menghasilkan bau amis (fishy odor) saat cairan vagina dicampur
dengan KOH10% atau disebut whiff test, diduga karena volatisasi dari aromatik
peningkatan kadar sitokin dan kemokin pada mukus serviks wanita VB dan
penurunan sekresi leucocyte protease inhibitor.3 Efek VB pada epitel vagina dan
anaerob patogen dan VB dapat meningkatkan resiko infeksi saluran genital atas,
Gambaran klinis yang umum terdapat pada VB adalah bau vagina yang
khas berupa bau amis seperti bau ikan. Hal ini disebabkan produksi senyawa amin
berhubungan seksual dan saat menstruasi. Duh tampak homogen, encer, bewarna
putih dan menempel pada dinding vagina atau sering kali tampak pada labia atau
fourchette. 1,2,19
encer dan bewarna putih keabu-abuan, peningkatan pH vagina > 4,5, adanya fishy
odor dari cairan vagina yang ditetesi KOH 10% (whiff test) dan ditemukan adanya
hapusan menunjukkan bakteri lain yang melekat pada sel epitel vagina.21 Dalam
dimana metode ini telah terbukti memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi
lain. Sistem skoring pada pewarnaan Gram dipakai sebagai metode standar untuk
diagnosis VB. Skoring berdasarkan tiga morfotipe, yaitu : bakteri batang Gram
positif besar (Lactobacillus), bakteri batang Gram negatif kecil atau variabel
proporsi relatif dari morfologi bakteri, yaitu apakah bentuk batang Gram positif
besar, bentuk batang Gram negatif kecil dan variabel atau bentuk batang bengkok
setiap lapang pandang, dan pemeriksaan pada 10 lapang pandang. Penilaian skor
pada bakteri batang Gram positif besar (Lactobacillus) adalah nilai 4+ = skor 0;
nilai 3+ = skor 1; nilai 2+ = skor 2; nilai 1+ = skor 3; nilai 0 = skor 4, pada bakteri
batang Gram negatif kecil dan variabel (Gardnerella dan anaerob), nilai 0 = skor
sedangkan pada bakteri batang bengkok Gram negatif/batang Gram variabel, nilai
0 = skor 0; nilai 1+ atau 2+ = skor 1; nilai 3+ atau 4+ = skor 2. Jumlah skor total
Gram negatif kecil dan variabel (Gardnerella dan anerob) + skor bakteri batang
pada wanita dengan sekret vagina normal dan tanpa vaginitis. Lactobacillus
nonmotil dan tidak berkapsul yang diisolasi dari saluran reproduksi wanita.
diisolasi pada wanita tanpa tanda-tanda infeksi vagina. Dengan media selektif
diisolasi sekitar > 90% pada wanita dengan VB. Saat ini dipercaya Gardnerella
menyebabkan VB. Bakteri batang dan kokus anaerob pertama kali diisolasi dari
vagina pada tahun 1897 dan dianggap berhubungan dengan sekret vagina oleh
Curtis. Dari tahun 1947-1958 tiga studi menemukan hubungan bakteri batang
dan bakteri batang Gram negatif lain dengan vaginitis, dan penurunan Lactobacilli
asam organik rantai pendek dari flora vagina. Dapat diisolasi Bacteroides sp.
ditemukan pada hampir semua wanita dengan sekret vagina normal. Kultur
Gardnerella vaginalis yang positif tanpa ada gejala klinis tidak memerlukan
rendah.2,4,15 Tes diagnostik lain yang dapat digunakan adalah sistem deteksi yang
cepat (rapid test) seperti rapid card for detection pH amine, detection of proline
aminopeptidase pada cairan vagina, rapid colometric test for sialidae, BV Blue
yang tinggi.27
10% berguna untuk mendeteksi hifa dan spora kandida. Keluhan yang sering
terjadi pada kandidiasis adalah gatal dan iritasi pada vagina. Sekret vagina
2.1.10 Penatalaksanaan
terapi pada wanita tidak hamil adalah untuk menghilangkan tanda dan gejala
Treatment Guideline 2010 oleh Centre for Disease Control and Prevention (CDC)
berupa metronidazol oral 2 x 500 mg selama 7 hari atau metronidazol gel 0,75% 1
aplikator penuh (5 gram), intra vagina sekali sehari selama 5 hari atau klindamisin
krim 2% 1 aplikator penuh (5 gram) saat mau tidur, selama 7 hari. Selain
metronidazol dapat juga diberikan terapi berupa klindamisin oral dengan dosis 2 x
300 mg selama 7 hari. Pengobatan alternatif yang dianjurkan berupa tinidazol oral
1 x 2 gram selama 2 hari, klindamisin ovules 100 mg intravagina saat mau tidur
selama 3 hari.2,29,30
terhadap pria pasangan seksual dalam hal keluhan dan gejala klinis.29-36
Sexual Transmitted Disease Treatment Guidelines 2010 oleh Centre for Disease
300 mg selama 7 hari. Keuntungan terapi VB pada wanita hamil adalah dapat
menurunkan gejala dan tanda-tanda infeksi pada vagina dan menurunkan risiko
2.1.11 Komplikasi
merupakan faktor resiko gangguan pada kehamilan, resiko kelahiran prematur dan
berat badan lahir rendah.38 Selain itu VB juga merupakan faktor resiko
adanya sekret vagina yang homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding
vagina, peningkatan pH vagina > 4,5, adanya fishy odor dari cairan vagina yang
pemeriksaan mikroskop.1,15
kertas lakmus yang diletakkan pada dinding lateral vagina. Warna kertas
dibandingkan dengan warna standar, dan pH vagina normal adalah 3,8 - 4,2. Pada
Whiff test pada kriteria Amsel dinyatakan positif bila bau amis atau bau
amin terdeteksi dengan penambahan satu tetes KOH 10-20% pada sekret vagina.
Bau muncul sebagai akibat pelepasan amin dan asam organik hasil dari alkalisasi
Clue cells adalah sel epitel yang ditutupi oleh berbagai bakteri vagina
dalam jumlah banyak sehingga batas sel menjadi tidak jelas, memiliki ukuran
yang lebih besar dari sel epitel vagina normal, bentuk ireguler, inti lebih dari satu,
2.3.1 Definisi
ahli bakteriologi Denmark Hans Christian Gram pada tahun 1884.40 Pewarnaan
Gram bertujuan untuk mengetahui bakteri Gram positif atau bakteri Gram negatif
Perbedaan warna antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif
adalah pada dinding selnya. Bila dalam suatu pewarnaan Gram ditemukan bakteri
berwarna ungu akibat pewarnaan karbol gentian violet maka bakteri tersebut
adalah Gram positif yang mempertahankan zat bewarna ungu. Dan bila ditemukan
bakteri bewarna merah akibat pewarnaan fuschin maka bakteri tersebut adalah
2.3.3 Mekanisme Penyerapan Zat Warna oleh Gram Positif dan Gram
Negatif
Pada pewarnaan Gram ini, bakteri yang telah difiksasi dengan panas
sehingga membentuk pada kaca objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu kristal
violet. Karena warna ungu mewarnai seluruh sel, maka pewarna ini disebut
dicuci dengan baik, bakteri Gram positif maupun Gram negatif tampak berwarna
decolorizing agent (senyawa peluntur warna) yang pada spesies bakteri tertentu
dapat menghilangkan warna ungu dari sel. Setelah alkohol dicuci, noda spesimen
diwarnai kembali dengan fuschin yang merupakan pewarna basa berwarna merah.
Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram positif, sedangkan
Sistem skoring pada pewarnaan Gram dipakai sebagai metode standar untuk
spesifisitas 83%.2,41
melihat skor Nugent, dimana metode ini telah terbukti memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi. Metode Nugent menilai berbagai morfologi flora vagina
pada sediaan hapus pewarnaan Gram, untuk mendeteksi pergeseran flora normal
bakteri batang Gram positif besar (Lactobacillus), bakteri batang Gram negatif
kecil atau bervariabel (Gardnerella dan bakteri batang anaerob) dan bakteri
Diagnosis
Fishy odor
(whiff test (+))
Diagnosis
pH vagina >4,5 Vaginosis Bakterial
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan suatu uji diagnostik yang bersifat analitik dengan
Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2014 sampai bulan Oktober 2014.
jalan Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan poli Ginekologi
dan poli Ibu Hamil unit rawat jalan Departemen/SMF Ilmu kebidanan dan
Medan.
Menular Seksual unit rawat jalan Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin dan poli Ginekologi dan poli Ibu Hamil unit rawat jalan
Malik Medan.
24
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Populasi Terjangkau
Menular Seksual unit rawat jalan Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin dan poli Ginekologi dan poli Ibu Hamil unit rawat jalan
Malik Medan sejak bulan Februari 2014 sampai bulan Oktober 2014.
Menular Seksual unit rawat jalan Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin dan poli Ginekologi dan poli Ibu Hamil unit rawat jalan Ilmu Kebidanan
dan Penyakit Kandungan RSUP Haji Adam Malik Medan sejak bulan Februari
berikut :
Rumus :
n = Zα2 sen (1 – sen)
d2P
Keterangan :
n = Besar sampel
diagnostiknya: 99%
= 0,0380
0,0020
= 19,01 = 20 sampel
sampling.
Vaginosis bakterial
3.8.1 Alat
b. Alat nonsteril : kaca objek, kaca penutup, tabung reaksi dan rak tabung,
unit rawat jalan Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan unit
informed consent.
b. Pengambilan spesimen
4) Bila pada daerah vulva terdapat banyak duh tubuh, cuci dahulu dengan
horizontal 1800.
12) Spekulum dilepas dengan cara melepas kunci terlebih dahulu sehingga
dicampurkan pada tetesan larutan NaCl tersebut, dan segera tutup dengan
kaca penutup.
x dan 400 x.
Yang dicari pada sediaan basah : sel epitel vagina. Pada pemeriksaan sediaan
basah dari kriteria Amsel ditemukan adanya clue cells (lebih dari 20%)
dan setelah itu cairan yang berada di spekulum ditetesi larutan KOH 10%.
2. Cara lain dengan mengambil cairan vagina dan diteteskan pada kaca objek
Yang dicari pada pemeriksaan KOH 10% adalah bau amis atau bau amin yang
e. Penentuan pH Vagina
1) Pembuatan pewarnaan :
menghilang
4) Pemeriksaan mikroskopis :
batang Gram positif berukuran besar, batang Gram negatif kecil dan
vagina yang tidak biasanya dan yang mengalami perubahan jumlah, bau dan
warna.
adanya paling sedikit 3 dari 4 tanda-tanda berikut : sekret vagina berwarna putih
keabu-abuan yang homogen, pH cairan vagina >4,5, adanya fishy odor bila
ditetesi dengan KOH 10% (whiff test), adanya clue cells (>20%).
Adalah sel epitel yang ditutupi oleh berbagai bakteri vagina dalam jumlah
3.9.5 pH vagina
dengan indikator warna, dan pada vaginosis bakterial pH menunjukkan > 4,5
diteteskan pada kaca objek yang sebelumnya telah diteteskan KOH 10%. Whift
dan Mycoplasma hominis, yang didiagnosis dengan kriteria Amsel dan skor
3.9.9 Sensitivitas
Adalah proporsi subjek yang sakit dengan hasil uji diagnostik positif
(positif benar) dibandingkan seluruh subyek yang sakit (positif benar ditambah
negatif semu), atau kemungkinan bahwa uji diagnostik positif bila dilakukan pada
negatif (negatif benar) dibandingkan dengan seluruh subyek yang tidak sakit
(negatif benar ditambah positif semu), atau kemungkinan bahwa hasil uji
diagnostik akan negatif bila dilakukan pada sekelompok subyek yang sehat.
diagnostiknya positif.
negatif.
pH vagina >4,5
kode etik penelitian biomedik. Ijin didapat dari Komisi Etika Penelitian Fakultas
Amsel pada pasien vaginosis bakterial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan, yang diikuti 24 pasien wanita, dimulai dari bulan Februari 2014
douching.
Umur n %
26-30 tahun 6 25
31-35 tahun 5 20,83
36-40 tahun 6 25
41-45 tahun 7 29,16
Jumlah 24 100
pada kelompok umur 26-45 tahun, yang merupakan rentang umur seksual aktif.
Rerata umur pasien adalah 36,38 tahun dengan umur termuda 26 tahun dan tertua
45 tahun.
persentase terbesar pada sampel penelitiannya berada pada rentang usia 19-43
tahun.
35
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian Morris MC dkk tahun 2012 di Inggris, persentase
kelompok umur terbanyak pada pasien VB dijumpai pada kelompok umur 25-29
tahun (30,9%), dengan rentang umur termuda pada umur 16 tahun dan umur tertua
Pada penelitian Modak dkk tahun 2011 di India, pada 12 pasien VB,
mendapatkan rerata umur pasien VB adalah 28,33 tahun. Hal ini menunjukkan
Pendidikan n %
Tidak Sekolah 0 0
SD 1 4,10
SMP 6 25,00
SMA 14 58,30
Perguruan Tinggi 3 12,50
Jumlah 24 100
pasien (25,00%).
bakterial adalah pada kelompok sekolah menengah atas, yaitu sebesar 35%.43
mengenai faktor penyebab, pemicu, tindakan pencegahan, serta sikap dan prilaku
dalam menghadapi efek psikososial yang akan timbul. Pasien dengan tingkat
pendidikan yang lebih tinggi diharapkan memiliki tingkat pemahaman yang lebih
Pekerjaan n %
Ibu Rumah Tangga (IRT) 19 79,16
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 5 20,83
Pegawai Swasta 0 0
Wiraswasta 0 0
Lain-lain 0 0
Jumlah 24 100
pada kelompok ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebesar 19 pasien (79,16%).
penelitian terbesar pada pasien VB adalah ibu rumah tangga yaitu sebesar
71,9%.44
terbesar sampel penelitiannya pada pasien VB adalah pada kelompok ibu rumah
tangga, yaitu sebesar 65,3%, dan diikuti pegawai negeri sipil sebesar 13,3%.6
Status Perkawinan n %
Menikah 22 91,66
Tidak 1 4,16
Janda 1 4,16
Jumlah 24 100
bahwa vaginosis bakterial paling sering ditemukan pada wanita yang memiliki
Pada penelitian Modak dkk tahun 2011 pada 12 pasien VB, mendapatkan
Douching n %
- 16 66,66
+ 8 33,33
Jumlah 24 100
pada 8 orang pasien (33,33%), dan pasien VB yang tidak menggunakan douching
didapatkan 20 orang pasien (83,3%) yang positif vaginosis bakterial, dan 4 orang
Skor Nugent
Kriteria Amsel Jumlah
Positif Negatif
Positif 20(a) 0(b) 20
Negatif 1(c) 3(d) 4
Jumlah 21 3 24
pada penelitian ini, memiliki sensitivitas 95,24%, yang berarti dari 24 orang yang
yang dihasilkan adalah 100%, selanjutnya PPV 100% dan NPV 75%.
Pada penelitian Neelam tahun 2008 terhadap 208 orang pasien vaginosis
bakterial, mendapatkan 192 orang yang menderita vaginosis bakterial dengan nilai
sensitivitas sebesar 92%, nilai spesifisitas sebesar 96%, positive predictive value
sebesar 95% dan negative predictive value sebesar 95,3% menggunakan kriteria
Amsel.27
spesifisitas 94,7%, positive predictive value 80% dan negative predictive value
5.1 Kesimpulan
adalah :
5.2 Saran
dilakukan pada praktek pribadi dan didaerah yang tidak memiliki fasilitas
pemeriksaan dengan cara praktis dan mudah dilakukan, tanpa biaya yang mahal
41
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
1. Maskur Z, Makalew HL. VB. Dalam : Daili SF, Makes WIB, Zubier F,
Judanarso J, editor. Infeksi menular seksual. Edisi ke-3, cetakan ke-2.
Jakarta : Balai penerbit FK UI, 2007; 116-21.
2. Murtiastutik D. VB. Dalam : Barakbah J, Lumintang H, Martodihardjo S,
editor. Buku ajar infeksi menular seksual. Surabaya : Airlangga university
press, 2008; 73-83.
3. Turovskiy Y, Noll KS, Chikindas M L. The aetiology of bacterial vaginosis.
Journal of Applied Microbiology 2011; 110 : 1105-28
4. Hilier S, Marrazo J, Holmes KK. Bacterial vaginosis. Dalam : Holmes KK,
Mardh PA dkk, editor. Sexually transmitted disease. Edisi ke-4. New York :
McGraw Hill Inc, 2008; 737-68.
5. Spiegel CA, Amsel R, Holmes KK. Diagnosis of Bacterial Vaginosis by
Direct Gram Stain of Vaginal fluid. Journal of Clinical Microbiology 1983;
181 :170-7.
6. Modak T, Arora P, Agnes C, Ray R, Goswami S, Ghosh P, Das N K.
Diagnosis of bacterial vaginosis in cases of abnormal vaginal discharge :
comparison of clinical and microbiological criteria : J Infect Dev Ctries
2011; 5(5) : 353-60
7. Mehndinejad M, Khorsravi A D, Yazdizadeh H, Afshari P. Bacteriological
study of vaginal discharge of pregnant women using Gram stain smar and
culture : African Journal of Microbiology Research 2011; 5 : 1994-8
8. B Deborah, Nelson, Macones G : Bacterial vaginosis in pregnancy :Current
Findings and Future Directions : epidemiol Rev 2002; 24 : 102-8.
9. Morris M, Nicoll A, Simms I, Wilson J, Catchpole M. Bacterial vaginosis :
a public health review : British Journal of Obstetrics and Gynaecology
2001; 108 : 439-50
10. Krisnadi SR. Efek pengobatan klindamisin terhadap kejadian bayi berat
badan lahir rendah pada wanita dengan vaginosis bakterial, kolonosasi
streptokokus Grup B dan infeksi oleh Chlamidia trachomatis. Disertasi
Universitas Padjadjaran, Bandung 2000.
11. Wedagama IGNM, Suwiyoga K. Resiko partus prematurus iminens pada
kehamilan dengan vaginosis bakterial. Tesis. Lab/SMF Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Universitas
Udayana/Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, 2000.
12. Effendi IH, Vaginosis bakterial pada ibu hamil di RSU dr. Pirngadi Medan.
Tesis bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, Medan 2004.
13. Sulistyowati SA, Tejo BA, Kusumawardani A, dkk. Prevalensi VB di
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Moewardi Surakarta periode Januari-
Desember 2011. Buku Makalah Lengkap I PIT XII PERDOSKI. Solo 2012;
302-11.
14. Holts E, Wathne B, Hovelius B, Mardh P A. Bacterial Vaginosis :
Microbiological and Clinical Findings : Eur J. Clin Microbiol, Oct 1987;
536-41.
Selamat pagi/siang.
Perkenalkan nama saya dr. Liza Arianita. Saat ini saya sedang menjalani
spesialis yang sedang saya jalani, saya melakukan penelitian dengan judul “Uji
dimana ditandai dengan pergeseran flora normal vagina menjadi flora normal
bakteri yang lain dan pertumbuhan bakteri anaerob yang berlebihan, disertai
penyebab utama timbulnya sekret vagina yang berbau tidak sedap pada wanita
usia reproduktif.
manfaat dari penelitian ini adalah untuk membuka wawasan kita mengenai
ekosistem vagina dimana ditandai dengan timbulnya sekret vagina yang berbau
Gram. Peserta penelitian tidak akan dikutip biaya apapun dalam penelitian ini.
Terima kasih
dr Liza Arianita
Medan, 2014
Tanggal pemeriksaan :
IDENTITAS
Nama :
Alamat :
Telp. :
Usia :
Bangsa/Suku :
2. SD / sederajat
3. SMP / sederajat
4. SMA / sederajat
5. Perguruan tinggi
Pekerjaan :
Status perkawinan :
x/bulan
x/bulan
ANAMNESIS
Keluhan utama :
PEMERIKSAAN VENEREOLOGIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan pH vagina
Hasil :
Hasil :
Hasil :
Hasil
DIAGNOSIS KERJA :
PENATALAKSANAAN :
PROGNOSIS
• Quo ad vitam :
• Quo ad functionam :
• Quo ad sanactionam :
Descriptives
Frequency Table
kriteria_amsel
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid + 20 83,3 83,3 83,3
- 4 16,7 16,7 100,0
Total 24 100,0 100,0
Frequency Table
Nuggent Score
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid >=7 21 87,5 87,5 87,5
<7 3 12,5 12,5 100,0
Total 24 100,0 100,0
kriteria_amsel
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid + 20 83,3 83,3 83,3
- 4 16,7 16,7 100,0
Total 24 100,0 100,0
I. Identitas
Nama : dr. Liza Arianita
Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 09 Januari 1977
Alamat : Jl. Beo Indah No. 41 Medan
Telp : 0811652600