BAB 1 Proposal Sesy

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram Rahim dan

terjadi selama menstruasi. Disebut dismenorea primer jika di temukan

penyebab yang mendasarinya dan dismenorea sekunder jika penyebabnya

adalah kelainan kandungan (purwaningsih and fatmawati,2010).

Menurut World Health Organization (WHO) dalam penelitian

sulistyorini (2017), angka kejadian dismenorea cukup tinggi di seluruh

dunia. Rata-rata insidensi terjadinya dismenorea pada wanita muda antara

16,8-81%. Rata-rata di Negara-negara Eropa dismenore terjadi pada 45-

97% wanita. Dengan prevelensi terendah di Bulgaria (8,8%) dan tertinggi

mencapai 94% di Negara finlandia. Parvelensi dismenore tertinggi sering

di temui padaremaja wanita, yang di perkirakan antara 20-90%. Sekitar

15% remaja di laporkan mengalami desminore berat. Di Amerika Serikat,

dismenore di akui sebagai penyebab paling sering ketidak hadiran di

sekolah yang di alami remaja putri. Selain itu, juga di lakukan survey pada

113 wanita Amerika Serikat dan dinyatakan prevalensi sebanyak 29-44%,

paling banyak pada usia 18-45 tahun (sulistyorinin,2017).

Menurut Savitri (2015), di Indonesia angka kejadian dismenorea

terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder.

Secara umum penanganan dismenore di bagi menjadi dua kategori yaitu

pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Secara non farmakologis


antara lain olahraga teratur, kompres hangat, istirahat dan relaksasi

(Kumalasari and iwan andhyantoro,2013).

Peningkatan pemahaman dan kesadaran remaja mengenai

kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga sangat penting

dalam upaya mengendalikan jumlah kelahiran dan menurunkan resiko

kematian ibu melahirkan. Beberapa permasalahan kesehatan reproduksi

remaja seperti terdapat kesenjangan dalam pembinaan pemahaman remaja

tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang tergambar pada

tingkat kelahiran remaja (angka kelahiran remaja kelompok usia 15-19

tahun), tinggi nya perilaku seks pra nikah di sebagian kalangan remaja

mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku beresiko masih rendah, serta

cakupan dan peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK R) belum

optimal (BKKBN,2015).

Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah

kerusakan lebih lanjut dengan memberikan dorongan untuk keluar dari

situasi yang menyebabkan nyeri. Intervensi untuk mengurangi ketidak

nyamanan atau nyeri dismenorea yaitu intervensi farmakologis dan non

farmakologis. Perawat berperan besar dalam penanggulangan nyeri secara

non farmakologis, yang salah satunya dengan menggunakan teknik

relaksasi nafas dalam sesuai sengan teori Lamage (2013) dalam (Suslia &

Lestari,2014).

Teknik relaksasi nafas dalam adalah bernafas dengan perlahan dan

menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat


perlahan dan dada mengembang penuh. Dalam teknik ini merupakan suatu

bentuk asuhan keperwatan, bagaimana perawat mengajarkan cara

melakukan teknik relaksasi nafas dalam, nafas lambat 9menahan inspirasi

secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan,

selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam

juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi

darah. Selain itu manfaat yang di dapatkan setelah melakukan teknik

relaksasi nafas dalam adalah mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa

nyeri yang terjadi pada individu tersebut, ketentraman hati, dan

berkurangnya rasa cemas, juga peraktis dalam melakukan teknik relaksasi

nafas dalam tersebut tanpa harus mengeluarkan biaya (Arfa,2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marni (2014) di

dapatkan bahwa setelah di berikan teknik relaksasi nafas dalam nyeri

ringan naik dari 10% menjadi 53,3% dan nyeri sedang dari 73,3% menjadi

46,7% serta tidak terdapat lagi nyeri berat. Dari studi pendahuluan yang di

lakukan peneliti di dapatkan bahwa dari 15 mahasiswi yang di wawancara

12 di antaranya mengalami nyeri haid (dismenorea) dan 3 di antaranya

tidak mengalami nyeri haid (dismenorea). Dari 12 mahasiswi yang

mengalami nyeri tersebut 10 mahasiswi mengatasi nyeri dengan minum

obat pereda nyeri, dan 2 mahasiswilainnya mengatakan pada saat

mengalami nyeri tidak melakukan apa-apa hanya menunggu sampai

nyerinya hilang sendiri.


Berdasarkan dari penjelasan diatas peneliti tertarik melihat

Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Nyeri

Dismenorea.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan

masalah untuk penelitian ini adalah adakah pengaruh Deep breathing

Relaxation terhadap perubahan nyeri dismenore pada Siswi kelas VIII

SMPN 37 PEKANBARU

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh Deep Breathing Relaxation terhadap

perubahan intensitas nyeri dismenore pada Siswi kelas VIII SMPN

37 PEKANBARU.

1. Tujuan Khusus

a. Mengetahui intensitas nyeri dismenore pada Siswi kelas

VIII SMPN 37 PEKANBARU sebelum di berikan Deep

Breathing Relaxation.

b. Mengetahui intensitas nyeri dismenore pada Siswi kelas

VIII SMPN 37 PEKANBARU setelah di berikan Deep

Breathing Relaxation.

c. Mengetahui pengaruh Deep Breathing Relaxation terhadap

perubahan intensitas nyeri dismenore pada Siswi kelas VIII.


D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah untuk dapat

mengetahui ada pengaruh yang signifikansi pemberian teknik Deep

Breathing Relaxation terhadap penurunan nyeri dismenore pada Siswi

kelas VIII SMPN 37 PEKANBARU. Adapun manfaat penulisan adalah

sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan wawasan peneliti

tentang pengaruh teknik Deep Breathing Relaxation.

2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sebagai

pengobatan secara non farmakologi agar efek samping dari obat

farmakologi dapat di minimalkan dan dapat menerapkan terapi Deep

Breathing Relaxation terhadap penurunan tingkat nyeri Dismenore.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini menjadi sumber informasi dan referensi bagi

matakuliah keperawatan medical bedah di STIKes PMC (Pekanbaru

Medical Center).

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang

keperawatan tentang pengaruh teknik Deep Breathing Relaxation


terhadap tingkat nyeri dismenore pada Siswi SMPN 37 PEKANBARU.

Selain itu penelitian ini juga dapat di jadikan evidence based

keperawatan di masa akan datang.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini di harapkan mampu memberi informasi tambahan

bagi mahasiswa keperawatan lainnya yang ingin melakukan penelitian

lanjutan mengenai Teknik Deep Breathing Relaxation terhadap tingkat

nyeri Dismenore.

Anda mungkin juga menyukai