Bab I

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dismenorea atau nyeri haid adalah keluhan ginekologis yang paling umum

diantara wanita khusus nya pada remaja. Dismenorea primer merupakan dismenorea yang

mulai terasa sejak menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ

lainnya. Dismenorea primer terjadi pada 90% wanita dan biasanya terasa setelah mereka

menarche dan berlanjut hingga usia pertengahan 20an atau hingga mereka memiliki anak.

Sekitar 10% penderita dismenorea primer tidak dapat mengikuti kegiatan sehari hari.

Pada remaja hal ini perlu diperhatikan, apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat akan

menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas fisik sehari-hari. Keluhan ini

berhubungan dengan ketidak hadiran berulang di sekolah ataupun di tempat kerja,

sehingga dapat mengganggu produktivitas. Nyeri haid yang sedemikian beratnya bisa

memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-

hari untuk beberapa jam atau beberapa hari.

Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2016 angka dismenorea

sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea

sekunder. Biasanya gejala dismenorea primer terjadi pada wanita usia produktif 1-5 tahun

setelah mengalami haid pertama dan wanita yang belum pernah hamil.

Proses terjadinya nyeri haid atau disminore yaitu pada fase poliferasi menuju fase

sekresi terjadi peningkatan kadar prostaglandin di endometrium secara berlebihan yang

dapat mengakibatkan terjadinya kontraksi miometrium sehingga terjadi iskemik yang

1
diikuti dengan penurunan kadar progesteron pada akhir fase luteal. Hal ini menyebabkan

rasa nyeri pada otot uterus sebelum, saat, dan setelah haid (Nugroho, 2015).

Disminore atau nyeri haid dibagi menjadi dua yaitu disminore primer dan

disminore sekunder. Seseorang dikatakan mengalami disminore primer jika terjadi nyeri

saat haid tetapi tidak ditemukan kelainan pada genetalia, sementara disminore sekunder

terjadi nyeri saat haid tetapi terdapat kelainan yang menyertai seperti keputihan (Irianto,

2015). Nyeri disminore primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh

prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari

lapisan rahim melewati serviks (Nugroho, Taufan & Bobby Indra, 2014).

Ada beberapa cara untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul akibat dismenore

yaitu dengan terapi medis dan non medis. Obat medis yang sering digunakan berupa

analgesik dan anti inflamasi seperti asam mefenamat, ibuprofen dan antagonis kalsium,

seperti verapamil dan nifedipin yang dapat menurunkan aktivitas dan kontraktilitas uterus

(Morgan & Hamilton, 2003). Pengurangan nyeri disminorea secara farmakologi dengan

menggunakan obat-obatan hanya dapat diberikan sesuai dengan gejala yang timbul,

karena setiap obat dapat menimbulkan efek samping yang tidak dikehendak. Tindakan

kebidanan harusnya lebih mengutamakan yang lebih alamiah secara non farmakologi

yaitu salah satunya dengan akupresur untuk mencegah / meringankan gejala disminorea

((Ernawati,et al 2017).

Akupresur adalah pengobatan cina yang sudah dikenal sejak ribuan tahun

laludandengan memberikan tekanan atau pemijatan dan menstimulasi titik-titik tertentu

dalam tubuh. Pada dasarnya terapi akupresur merupakan pengembangan dari teknik

akupuntur, tetapimedia yang digunakan bukan jarum, tetapi jari tangan atau benda tumpul

2
(Ali, 2005). Tujuannya untuk merangsang kemampuan alami menyembuhkan diri sendiri

dengan cara mengembalikan keseimbangan energi positif tubuh (Fengge, 2012).

Salah satu efek penekanan titik akupresure dapat meningkatkan kadar endorfin

yang berguna sebagai pereda nyeri yang diproduksi tubuh dalam darah dan opioid peptida

endogeneus di dalam susunan syaraf pusat. Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada

sistem endokrin untuk melepaskan endorfin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat

menurunkan rasa nyeri saat menstruasi (Widyaningrum, 2013).

Akupresur dapat dilakukan dengan penekanan pada satu titik (tunggal) maupun

gabungan atau kombinasi yang terbukti dapat digunakan untuk menangani dismenore.

Penelitian terkait penekanan titik tunggal yaitu penelitian yang telah dilakukan Hasanah

(2010) dengan menggunakan titik Taichong (LR3), dari hasil penelitian ini didapat bahwa

terjadi penurunan intensitas nyeri sebesar 1,03 poin setelah diberi terapi akupresur. Selain

itu beberapa titik yang dapat digunakan untuk mengatasi dismenore antara lain Titik SP6

(Chen & Chen, 2004), titik Hoku/He-qu (LI4) (Mahoney, 1993), titik gabungan antara

Taichong (LR3) dan Neiguan (PC6) terkait penelitian yang dilakukan oleh (Julianti,

2011) dimana pada kedua titik secara signifikan dapat menurunkan rata-rata intensitas

nyeri sebesar 1,76 poin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui

“Bagaimana efektifitas akupresure terhadap pengurangan rasa nyeri pada remaja

disminore?”.

C. Tujuan

3
Mengetahui efektifitas akupresure terhadap pengurangan rasa nyeri pada remaja

disminore.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil laporan ini dapat memberikan informasi khususnya dibidang ilmu

kebidanan tentang efektifitas akupresure terhadap pengurangan rasa nyeri pada

remaja disminore.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat

Hasil telaah pustaka ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mengenai efektifitas akupresure terhadap pengurangan rasa nyeri pada remaja

disminore sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan telaah pustaka ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan

bagi institusi pendidikan dalam memberikan pembelajaran kepada mahasiswa

didik supaya lebih kompeten, sehingga menghasilkan lulusan bidan yang

profesional dan mandiri, juga sebagai penambah bahan kepustakaan yang dapat

dijadikan studi banding bagi studi kasus selanjutnya.

c. Bagi Penulis

Hasil telaah pustaka ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis

dan keefektifan manajemen non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri

disminore sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4
5

Anda mungkin juga menyukai