Teknik Relaksasi Napas Dalam Pasien SC

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST-OPERASI SECTIO


CAESARIA DI RSUD. PROF. DR. Hi. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO
Trullyen Vista Lukman*
ABSTRAK
Trullyen Vista Lukman. 2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post-Operasi Sectio Caesaria di RSUD.
Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas
Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes. Pembimbing II
Vik Salamanja S.Kep, Ns, M.Kes
Perawat berperan besar dalam penanggulangan nyeri non farmakologis
dan salah satunya yakni teknik relaksasi. Penatalaksanaan tindakan mandiri
perawat seperti teknik relaksasi nafas dalam belum sering diterapkan pada pasien
post-operasi sectio caesaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post-op sectio
caesaria di RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Penelitian ini menggunakan desain One Group Pra-post test design,
rancangan penelitian Pra-Experimental dengan Pengambilan sampel
menggunakan teknik accidental sampling berdasarkan kriteria inklusi berjumlah
39 responden, menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Sebelum dilakukan intervensi, skala nyeri yang dirasakan oleh pasien
yakni sangat nyeri dan setelah dilakukan intervensi, skala nyeri yang dirasakan
oleh pasien turun menjadi nyeri Sehingga dari uji statistik Wilcoxon Signed Rank
Test ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post-operasi sectio
caesaria di Rumah Sakit Umum Prof.Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo
khususnya di ruang G1 Kebidanan
Kata Kunci : Teknik Relaksasi Nafas Dalam, Nyeri, Sectio Caesaria

Pendahuluan
Pembedahan atau operasi adalah
semua
tindakan
pengobatan
yang
menggunakan cara invasif dengan membuka
atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani dan pada umumnya dilakukan
dengan membuat sayatan serta diakhiri
dengan penutupan dan penjahitan luka.
Sayatan atau luka yang dihasilkan
merupakan suatu trauma bagi penderita dan
ini bisa menimbulkan berbagai keluhan dan
gejala. Keluhan dan gejala yang sering
dikemukakan oleh pasien setelah tindakan
operasi adalah nyeri (Sjamsuhidayat, 2005).
Nyeri adalah alasan utama seseorang
untuk mencari bantuan perawatan kesehatan.
Nyeri terjadi bersama banyak proses
penyakit atau bersamaan dengan beberapa
pemeriksaan diagnostik atau pengobatan.
Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan
lebih banyak orang dibanding suatu penyakit
manapun (Brunner & Suddarth, 2002).
Perawat
berperan
besar
dalam
penanggulangan nyeri non farmakologis.
Salah satu penanggulangan nyeri non
farmakologis yang mudah dalam mengatasi
nyeri akibat kerusakan jaringan akibat
tindakan pembedahan adalah teknik
relaksasi. Sectio caesarea adalah proses
persalinan dengan melalui pembedahan
dimana irisan dilakukan di perut ibu
(laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk
mengeluarkan bayi. Lebih dari 85% indikasi
sectio caesarea dilakukan karena riwayat
sectio caesarea, distosia persalinan, gawat
janin dan letak sungsang (Cunningham,
2006).
Berdasarkan uraian tersebut diatas,
maka peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan judul pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap intensitas
nyeri pada pasien post-operasi sectio
caesaria di RSUD.Prof.DR.H. ALOEI
SABOE Kota Gorontalo.

Metode Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan di
ruang nifas RSUD Prof.Dr.Hi.Aloei Saboe
Kota Gorontalo, dengan waktu penelitian
mulai dari tanggal 17 mei sampai dengan 31
mei 2013.
Penenlitian ini menggunakan desain
penelitian One Group Pra-post test design
yang merupakan rancangan penelitian PraExperimental. Rancangan ini dilakukan
dengan cara subjek diobservasi sebelum
dilakukan intervensi (pre-test), kemudian
diberikan treatmen/tindakan, setelah itu
dilakukan observasi lagi setelah intervensi
(post-test), dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan accidental sampling,
dengan memenuhi beberpa
kriteria inklusi dan ekslusi.

kriteria,

yakni

Hasil dan Pembahasan

a. Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi


Sectio Caesaria Sebelum Dilakukan
Intervensi Teknik Relaksasi Nafas
Dalam
Tabel Distribusi frekuensi responden
berdasarkan skala nyeri sebelum dilakukan
intervensi teknik relaksasi nafas dalam di
Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Hi. Aloei
Saboe Kota Gorontalo.
Skala
Nyeri
0
1
2
3
4
5
Total

Frekuensi
0
0
0
0
10
29
39

Presentase
(%)
0%
0%
0%
0%
25,64%
74,36%
100%

Sumber : Data Primer 2013


Keterangan Tabel :
0
2
4

= Tidak Nyeri
= Nyeri
= Sangat Nyeri

1 = Nyeri Sedikit
3 = Nyeri Lebih Berat
5 = Nyeri Hebat

Berdasarkan
tabel
distribusi
frekuensi responden skala nyeri sebelum
dilakukan intervensi teknik relaksasi nafas
dalam menunjukkan bahwa skala nyeri
pasien post-operasi sectio caesaria sebelum
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam,
frekuensi terbanyak yakni pada skala nyeri 5
(Nyeri Hebat) dengan frekuensi 29
responden atau presentase 74,36% dan 10
responden lainnya menunjukkan pada skala
nyeri 4 (sangat nyeri) dengan presentase
25,64%. Hal ini disebabkan karena adanya
persepsi individu tentang nyeri berbedabeda.
Menurut teori tentang persepsi nyeri
individu yang berbeda-beda dalam hal skala
dan tingkatannya dijelaskan oleh Musrifatul
dan Hidayat (2011),
yang menyatakan
bahwa nyeri merupakan kondisi berupa
perasaan yang tidak menyenangkan.
Sifatnya sangat subjektif karena perasaan
nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
Hal ini dibuktikan oleh Ernawati dkk
(2009) dalam penelitian sebelumnya pada
mahasiswi Universitas Muhammadiyah
Semarang bahwa nyeri dismenore sebelum
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam
sebagian besar, pada skala 2 (nyeri sedang)
sebanyak 31 orang (62,0%),
3(nyeri
menderita) 10 orang (20,00%) sedangkan
yang terendah 1 (nyeri ringan) sebanyak 9
orang (18,0%).
Menurut peneliti bahwa setiap nyeri
yang dirasakan oleh individu masing-masing
sangatlah berbeda-beda, sesuai dengan
persepsi individu dalam merasakan nyeri
yang dialaminya, beradasarkan karena
faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas
nyeri itu sendiri, dalam teori Smeltzer and
Bare (2002). Dalam penelitian, peneliti
menemukan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi nyeri berasal dari usia,

perhatian,
ansietas,
makna
nyeri,
pengalaman masa lalu dan pekerjaan,
pengetahuan, dukungan keluarga dan sosial.
1. Usia
Usia merupakan variabel penting
yang mempengaruhi nyeri, Pada
orang dewasa kadang melaporkan
nyeri jika sudah patologis dan
mengalami kerusakan fungsi. Pada
lansia cenderung memendam nyeri
yang dialami, karena mereka
menganggap nyeri adalah hal
alamiah yang harus dijalani dan
mereka takut kalau mengalami
penyakit berat atau meninggal jika
nyeri diperiksakan (Potter&Perry,
2005).
2. Perhatian
Menurut Gill (1990) yang dikutip
oleh
Priyanto (2009), tingkat
seorang
klien
memfokuskan
perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi
persepsi
nyeri.
Perhatian
yang
meningkat
dihubungkan dengan nyeri yang
meningkat,
sedangkan
upaya
distraksi/relaksasi
dihubungkan
dengan respon nyeri yang menurun.
Konsep ini merupakan salah satu
konsep yang digunakan dalam
keperawatan.
3. Ansietas
Menurut Gil (1990) dalam Potter dan
Perry (2005), hubungan antara nyeri
dan ansietas bersifat kompleks.
Ansietas seringkali meningkatkan
persepsi nyeri, tetapi juga seringkali
menimbulkan
suatu
perasaan
ansietas.
4. Makna nyeri
Menurut
Potter&Perry
(2005),
individu
akan
mempersepsikan
dengan cara berbeda-beda, apabila
nyeri tersebut memberi kesan
ancaman,
suatu
kehilangan,
hukuman, dan tantangan. Derajat dan

5.

6.

7.

8.

kualitas nyeri akibat cedera karena


hukuman dan tantangan. Makna
nyeri oleh seseorang akan berbeda
jika pengalamannya tentang nyeri
juga berbeda. Selain pengalaman,
Makna nyeri juga dapat ditentukan
dari cara seseorang beradaptasi
terhadap nyeri yang dialami.
Misalnya, seseorang wanita yang
sedang
bersalin
akan
mempersepsikan nyeri yang berbeda
dengan seorang wanita
yang
mengalami nyeri akibat cedera
pukulan pasangannya.
Pengalaman masa lalu
Menurut Priyanto (2009), seseorang
yang pernah berhasil mengatasi nyeri
dimasa lampau, dan saat ini nyeri
yang sama timbul, maka ia akan
lebih mudah mengatasi nyerinya.
Mudah
tidaknya
seseorang
mengatasi
nyeri
tergantung
pengalaman di masa lalu dalam
mengatasi nyeri.
Pekerjaan
Dalam
penelitian,
peneliti
menemukan tingkat pekerjaan ibu
rumah tangga yang paling banyak.
Hal ini merupakan salah satu faktor
penyebab indikasi sectio caesaria di
akibatkan karena faktor ibu yang
kelelahan dalam bekerja, salah
satunya yakni mengurus rumah
tangga.
Pengetahuan
Dalam
penelitian,
peneliti
menemukan
adanya
faktor
pengetahuan seorang ibu dalam
merawat diri dan kandungannya
selama proses masa kehamilan
sampai dengan masa nifas.
Dukungan Keluarga dan Sosial
Dalam
penelitian,peneliti
menemukan dukungan keluarga dan
sosial, sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi nyeri. Dukungan

keluarga dan sosial sangatlah penting


bagi individu yang mengalami nyeri,
karena dengan keadaan nyeri,
seorang individu akan sangat
bergantung kepada anggota keluarga
dan teman dekat, untuk memperoleh
dukungan,
bantuan
dan
perlindungan. Terutama bagi ibu
nifas yang post-operasi sectio
caesaria, yang sangat membutuhkan
dukungan dan perlindungan dari
seorang suami tercinta.
b. Intensitas Nyeri Setelah Dilakukan
Intervensi pada Pasien Post
Operasi Sectio Caesaria
Tabel Distribusi frekuensi responden
berdasarkan skala nyeri Post-Operasi
Sectio Caesaria setelah dilakukan
intervensi teknik relaksasi nafas dalam
di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Hi.
Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Skala
Nyeri
0
1
2
3
4
5

0
3
24
10
2
0

Presentase
(%)
0%
7.69%
61.54%
25,64%
5,13%
0%

39

100.0%

Frekuensi

Total

Sumber : Data Primer 2013


Keterangan Tabel :
1
3
5

= Tidak Nyeri
= Nyeri
= Sangat Nyeri

1 = Nyeri Sedikit
3 = Nyeri Lebih Berat
5 = Nyeri Hebat

Berdasarkan hasil Distribusi


frekuensi responden pada skala nyeri Post
Operasi sectio caesaria seteah dilakukan
intervensi teknik relaksasi nafas dalam,
terjadi perubahan skala nyeri. Pada tabel

diatas menunjukkan bahwa skala nyeri ibu


nifas post sectio caesaria setelah dilakukan
yang terbanyak yakni pada skala 2 (nyeri)
dengan presentase 61,54%, dengan total 24
responden, dan 2 responden menunjukkan
skala nyeri 4 (sangat nyeri) dengan
presentase 5,13%. Hal ini menandakan
bahwa terjadi penurunan skala intensitas
nyeri pada setiap pasien post operasi sectio
caesaria
Menurut Teori
Pengendalian
Gerbang (gate control theory) oleh Melzack
dan Wall (1965) yang dikutip Qittum
(2008), mengusulkan bahwa impuls nyeri
dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka
dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan
tertutup. Upaya menutup pertahanan
tersebut
merupakan
dasar
teori
menghilangkan nyeri. Upaya ini dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik
relaksasi nafas dalam.
Hal ini dibuktikan dalam penelitian
Ernawati, dkk (2009) dalam penelitian
sebelumnya pada mahasiswi universitas
muhammadiyah semarang bahwa nyeri
dismenore setelah dilakukan teknik relaksasi
nafas dalam pada responden sebagian besar
pada skala 0 (nyeri ringan) sebanyak 35
orang (70,0%) sedangkan yang terendah
kategori menderita sebanyak 4 orang
(8,0%).
Menurut Peneliti Intensitas nyeri
setelah dilakukan intervensi mengalami
penurunan karena intervensi teknik relaksasi
nafas dalam ini mampu mengontrol ataupun
menghilangkan nyeri pada pasien sectio
caesaria. Hal ini disebabkan oleh karena
pemberian teknik relaksasi nafas dalam itu
sendiri, jika teknik relaksasi nafas dalam
dilakukan
secara benar maka akan
menimbulkan penurunan nyeri yang
dirasakan sangat berkurang/optimal dan
pasien sudah merasa nyaman dibanding

sebelumnya, sebaliknya jika teknik relaksasi


nafas dalam dilakukan dengan tidak benar,
maka nyeri yang dirasakan sedikit berkurang
namun masih terasa nyeri dan pasien merasa
tidak nyaman dengan keadaannya. Hal ini
dapat mempengaruhi intensitas nyeri, karena
jika teknik relaksasi nafas dalam yang
dilakukan secara berulang akan dapat
menimbulkan rasa nyaman yang pada
akhirnya akan meningkatkan toleransi
persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang
dialami.
Jika
seseorang
mampu
meningkatkan toleransinya terhadap nyeri
maka seseorang akan mampu beradaptasi
dengan nyeri, dan juga akan memiliki
pertahanan diri yang baik pula.
c. Intensitas Nyeri Sebelum dan
Sesudah
Dilakukan
Teknik
Relaksasi Nafas Dalam
Tabel Distribusi Jumlah Responden
berdasarkan Intensitas Nyeri Pre-Test dan
Post-Test di Rumah Sakit Umum Prof. Dr.
Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Intensitas Nyeri
PrePostTest
Test
5
4
5
3
5
2
4
2
4
1
Total

Presentase
(%)

2
10
17
7
3
39

5,13 %
25,64 %
43,59 %
17,95 %
7,69 %
100 %

Sumber : Data Primer 2013


Keterangan Tabel :
2
4
6

= Tidak Nyeri
= Nyeri
= Sangat Nyeri

1 = Nyeri Sedikit
3 = Nyeri Lebih Berat
5 = Nyeri Hebat

Pada hasil ditribusi statistik


jumlah responden berdasarkan intensitas
nyeri pre test dan post test, menunjukkan

bahwa intensitas skala nyeri yang paling


banyak yakni pada skala pre-test 5 (nyeri
hebat) ke skala nyeri post-test 2 (nyeri)
dengan jumlah 17 responden atau dengan
presentase sebanyak 43,59%. Selanjutnya,
Intensitas skala nyeri yang paling sedikit
yakni skala pre-test 5 (Nyeri Hebat) ke skala
nyeri post-test 4 (Sangat Nyeri) dengan
jumlah responden 2 atau dengan presentase
5,13%.
Menurut Smelzer & Bare (2002),
Prinsip yang mendasari penurunan nyeri
oleh teknik relaksasi terletak pada fisiologi
system syaraf otonom yang merupakan
bagian dari system syaraf perifer yang
mempertahankan homeostatis lingkungan
internal individu.
Penelitian ini juga diperkuatkan oleh
penelitian Arfa (2012) di Rumah Sakit
umum Prof Dr. Hi.Aloei Saboe pada
penelitian dengan kasus Appendicitis, bahwa
terdapat pengaruh antara teknik relaksasi
nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada
pasien
post
operasi
appendicities.
perbandingan responden sebelum dan
sesudah pemberian intervensi semuanya
berjumlah 45 orang, yang ditunjukkan
bahwa terdapat 39 orang yang mengalami
penurunan nyeri dari nyeri sedang ke nyeri
ringan dengan nilai presentase 86,97%
sedangkan 6 orang lainnya mengalami
penurunan nyeri dari nyeri berat ke nyeri
ringan dengan presentase 13,3 %.
Menurut
peneliti,
bahwa
sebelum dilakukan intervensi, intensitas
nyeri pasien masih sangat dirasakan nyeri
hebat ataupun sangat nyeri dan setelah
dilakukan intervensi nyeri berkurang dari
intensitas nyeri sebelumnya,
hal ini
menunjukkan bahwa adanya pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam yang sangat
membantu
dalam
mengontrol
atau
mengurangi nyeri, khususnya pada pasien
post operasi sectio caesaria, dengan
ditunjang menggunakan skala wajah,
sehingga responden mudah memahami dan

mengekspresikan
dialaminya.

nyeri

sesuai

yang

d. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas


Dalam terhadap Intensitas Nyeri
pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesaria
1. Rataan Skala Nyeri Pre-Test
dan Post-Test
Tabel Distribusi Rataan Skala Nyeri
Pre-Test dan Post-Test di Rumah Sakit
Umum Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota
Gorontalo.
Mean

SD

Nyeri
4.74
39
0.442
Pre-Test
Nyeri
2.28
39
0.686
Post-Test
Sumber : Data Primer 2013
Pada hasil uji statistik yang
ditunjukkan pada tabel 4.5 Distribusi Rataan
Skala Nyeri Pre-Test dan Post-Test, bahwa
nilai rataan intensitas nyeri sebelum
intervensi
(pre-test)
diperoleh
hasil
4,74% 0,442, sedangkan nilai rataan
intensitas nyeri sesudah intervensi (post-test)
diperoleh hasil 2,28% 0,686.

2. Pengaruh Intensitas Nyeri Pre


Test dan Post Test
Tabel Hasil Uji Statistik dengan
Menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank
Test di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Hi.
Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Mean
rank
20.00

Sum of
Z
Ranks
780.00 -5.591a

Nyeri
PreTest
dan
PostTest
Sumber : Data Primer 2013

p
0.000

maka
dengan
hasil
tersebut
menunjukkan
bahwa
masing-masing
intensitas skala nyeri mengalami penurunan
dari sebelum dilakukan intervensi sampai
setelah dilakukan intervensi.
Sehingga
berdasarkan data hasil analisis uji statistik
Wilcoxon Signed Rank Test yang
ditunjukkan tabel diatas bahwa besar nilai Z
(bassed of posstive ranks) yakni -5.591a
dengan signifikan p value 0.000 dari nilai
< 0,05. Maka dengan nilai p value 0.000
lebih kecil dari < 0,05, artinya hipotesis
alternative sebelumnya dapat diterima.
Dengan demikian pada penelitian ini, ada
pengaruh tekhnik relaksasi nafas dalam
terhadap intensitas nyeri pada pasien postoperasi sectio caesaria di Rumah Sakit
Umum Prof.Dr. Ha.Aloei Saboe Kota
Gorontalo. Teknik relaksasi nafas dalam
merupakan salah satu metode yang paling
mudah dilakukan dalam mengontrol atau
mengurangi nyeri, merilekskan tegangan
otot sesuai teori smeltzer & Bare (2002).
Hal ini diperkuat oleh peneliatn Arfa (2012)
yang menunjukkan nilai rataan dari skala
nyeri Pre Intervensi sebesar 5,82% 0,65,
sedangkan
skala
Post
Intervensi
menunjukkan nilai rataan 1,95% 0,62, dan

berdasarkan uji statistiknya menunjukkan


bahwa nilai p value 0,000 atau lebih kecil
dari nilai < 0,05.
Menurut Peneliti, teknik relaksasi
nafas dalam merupakan cara yang paling
mudah dilakukan dalam mengontrol ataupun
mengurangi nyeri. Selain mudah dilakukan,
teknik ini tidak membutuhkan banyak biaya
dan konsentrasi yang tinggi, seperti halnya
teknik relaksasi lainnya, dan dengan
menggunakan pengukuran skala wajah,
pasien mampu mengekspresikan nyeri yang
dialaminya dengan mudah.
Penutup
a. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian
dan
Pemb ahasan,
dap at
d isimpulkan bahwa :
Intensitas nyeri pasien post
sectio caesaria sebelum dilakukan
intervensi, nyeri yang dirasakan oleh
pasien yakni pada skala nyeri hebat
dan setelah diberikan intervensi
nyeri yang dirasakan terdapat pada
skala nyeri. Dalam hal ini, terjadi
penurunan nyeri, maka pada
penelitian ini ada pengaruh tekhnik
relaksasi nafas dalam terhadap
intensitas nyeri pada pasien postoperasi sectio caesaria di Rumah
Sakit Umum Prof. Dr. Hi.Aloei
Saboe Kota Gorontalo, khususnya di
Ruang G1 Kebidanan.
b. Sa ran
1. Hasil penelitian ini di harapkan dapat
bermanfaat bagi ibu post Sectio
Caesarea
untuk
menambah
pengetahuan dalam mengatasi nyeri
post operasi dan melakukan secara

langsung pada saat ibu mengalami


nyeri.
2. Bagi petugas medis diharapkan
bahwa Setiap ibu post operasi Sectio
Caesaria hendaknya di ajari teknik
relaksasi nafas dalam agar ibu dapat
mengontrol nyeri yang datang
sewaktu-waktu disaat ibu lagi sendiri
dan hal ini juga dapat berpengaruh
pada mutu asuhan kebidanan ataupun
keperawatan dalam memberikan rasa
nyaman pada pasien.
3. Dan bagi penelitian selanjutnya
diharapkan untuk meneliti teknik
pengontrolan nyeri yang lain seperti
teknik
distraksi,
imanjinasi
terbimbing, terapi musik atau teknik
pengontrolan nyeri lainnya pada
pasien post operasi-sectio caesaria.
Daftar Pustaka
August, Neeza.2012. Farmakologi.
http://neezaaugust. blogspot. com/
2012/ 01/ farmakologi _ 8318. html
(diakses pada tanggal 06 Mei 2013)
Alsatrio,Anggie.2012.Sectio
Caesaria.
http:// anggiealsatreio. blogspot. com /
2012 / 06/ sectio-caesarea.html (diakses
pada tanggal 13 Maret 2013)
Anonim.2012.Konsep
Nyeri
http://
materingajarkeperawatanku.
blogspot.com/
2012/03/
konsepnimnyeri.html (diakses tanggal : 13
Maret 2013)
Arfa, Mohammad.2012.Pengaruh Teknik
Relaksasi Nafas Dalam terhadap
Penurunan Nyeri pada pasien post
operasi Appendictomy di Rumah Sakit
Umum Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo.
Fakultas
Ilmu-Ilmu
Kesehatan
dan
Keolahragaan.
Universitas Negeri Gorontalo

Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah


II. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran
Bandung
Brunner dan Suddarth.2002.Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 1. Jakarta : EGC
Cunningham,G.F,et.al.2005.Obstetri
William, (ed. 21). Jakarta : EGC.
Cunningham, f.gary dkk.2006. Obstetri
Williams Edisi 2. ISBN : EGC
Dahlan, Sopiyudin. Statistika Untuk
Kedokteran dan Kesehatan. Tutorial
Interaktif Seri Evidence Based
Medicine (Seri I): Salemba Medika
Dwi.2011. pengaruh teknik relaksasi
autogenik terhadap skala nyeri pada
ibu post operasi sectio caesaria (SC) di
RSUD Banyumas. http: // keperawatan.
unsoed. Ac .id/ sites/ default/ files/
dwi_skripsi_p12-p40.pdf (diakses 13
Maret 2013)
Ernawati.Hartiti,Tri.Hadi,Idris.2009. Terapi
relaksasi terhadap nyeri dismenore
pada
mahasiswi
Universitas
muhammadiyah
semarang.FakultasIlmu Keperawatan
dan
Kesehatan,
Universitas
Muhammadiyah Semarang
Farrer,Helen.2001.Perawatan
maternitas,(ed. 2). Jakarta: EGC
Hidayat. A.Aziz Alimul. 2011. Metode
Penelitian Keperawatan dan Tekhnik
Analisis Data. Jakarta : Salemba
Medika
Hidayat.
Aziz
Alimul
dan
Uliyah.Musrifatul.2011.Keterampilan
Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan
Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Jackson, M dan Jackson L.2011. Seri
Panduan Praktis Keperawatan Klinis.

Jakarta: Erlangga
Long, C.B. 1996. Medikal Surgical
Nursing. Bandung : Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan
Manurung,Martin.2011.Oksitoksik.http://
uterotonikamartin.
blogspot.
com/
(diakses pada tanggal 26 Juni 2013)
Martius Gerhard.1997.Bedah Kebidanan
Martius Edisi 12.Jakarta: EGC
Medical Record RSAS. 2013. Data Pasien
Post Operasi Sectio Caesaria.Kota
Gorontalo
Mochtar, Rustam, 2001.Sinopsis Obstetri.
Jakarta: EGC.
Notoadmodjo,
Dr.
Soekidjo.2005.Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam.2011. Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan Edisi 2 Pedoman Skripsi,
Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Pajuju,M.
2011.
Pengaruh
Tehnik
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Sectio Caesaria Di ruang
Perawatan
Kebidanan
RSUD.
Prof.Dr.H Aloei Saboe. Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Potter, A, G dan Perry, P.A. 2006. Buku
Ajar
Fundamental
Keperawatan
Konsep Proses dan Praktik. Volume I
Edisi 4. Jakarta: EGC

Prasetyo,S,N. 2010 Konsep dan Proses


Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :
Garaha Ilmu
Prawirohardjo,S.
1999.
Kebidanan.Jakarta:
Yayasan
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Ilmu
Bina

Priharjo.2003. Perawatan Nyeri. Jakarta :


EGC
Priyanto, Eko. 2009 Klinik Keperawatan
Nyeri.
http://klinik-keperawatan.
blogspot. com/2009/01/blog-post.html
(diakses pada tanggal 14 Maret 2013)
Purnamasari, Ryska. 2012. Praktikum
analgetik
dan
anti
inflamasi.
http://ryskapurnamasari.blogspot.com/2
012/10/praktikum-analgetik-danantiinflamasi.html
(diakses pada
tanggal 06 Mei 2013)
Putra, Chandra Normansyah 2010 . Catatan
Ahli Madya. http:// putraunyi.
blogspot. com /2010 /03/ catatan- ahlimadya. html (diakses pada tanggal 06
Mei 2013)
Qittun.2008.Konsep
dasar
Nyeri.
http://qittun.blogspot.com/2008/10/kons
ep-dasar-nyeri.html (diakses tanggal 14
Maret 2013 )
Rismalia,
Rizka.2009.
Gambaran
Pengetahuan dan Perilaku Pasien
Pasca Operasi Appendectomy tentang
Mobilisasi
Dini
di
RSUP
Fatmawati.Skripsi,
Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
RSAS.2013. Pasien Post-Operasi Sectio
Caesaria. Gorontalo

Sasongko, Himawan. 2005. Perbandingan


Efektifitas Antara Tramadol Dan
Meperidin
Untuk
Pencegahan
Menggigil
Pasca
Anestesi
Umum.Thesis Program Pascasarjana
Magister Ilmu Biomedik Dan Program
Pendidikan
Dokter
Spesialis
I
Anestesiologi Universitas Diponegoro
Semarang
Sjamsuhidayat, R dan Jong.W.2005. Buku
Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Siska, Ayu. 2010. Gambaran Tingkat
Kecemasan (Anxiety) Suami Terhadap
Tindakan Operasi Sectio Caesarea
Yang
Tidak
Direncanakan
di
RSUP.DR.M.Djamil Padang. Skripsi,
Fakultas
Keperawatan
Universitas
Andalas
Smeltzer, S dan Barre, B. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 1. Jakarta : EGC
Sulistia, dkk. 2007. Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Jakarta : Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran-Universitas Indonesia
Sumaryasa,
M.A.2009.Konsep
Dasar
Aneestesiologi
Tinjauan
Kasus
Anastesi Konsep Teori Anastesi.
http://mankagussumarayasa.blogspot.com
/2009/08/konsep-dasar-anestesiologidan-tinjauan.html (diakses tanggal 13
Maret 2013)
Sunardy. 2012. Askep Sectio Caesaria.
http:// sunardi091. blogspot.com /2012/
12/ lp-dan-lk-sectio-caesarea_8451.html
(diakses pada tanggal 07 Mei 2013)

Tamsuri,
A.
2007.
Konsep
dan
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
Whalley, J., Simkin, P., & Keppler, A.
(2008). Panduan praktis bagi calon ibu
: kehamilan dan persalinan. Jakarta :
PT. Bhuana Ilmu Populer

Anda mungkin juga menyukai