Pola Konsumsi Sayur Dan Buah Anak Usia 4-6 Tahun Pada Masyarakat Pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes
Pola Konsumsi Sayur Dan Buah Anak Usia 4-6 Tahun Pada Masyarakat Pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes
Pola Konsumsi Sayur Dan Buah Anak Usia 4-6 Tahun Pada Masyarakat Pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes
SKRIPSI
oleh
Marlinda Putri Dejesetya
1601411001
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
Bapak dan mama sebagai anugerah terindah untukku dan penguat dalam
hidupku.
Sahabat-sahabatku tercinta (Isti, Dian, Sekar, Ulfa, Ani, Laeli dan Andi)
v
KATA PENGANTAR
Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia 4-6 Tahun pada Masyarakat Pesisir
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
studi jenjang Strata Satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru
dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
2. Edi Waluyo, M.Pd., Ketua Jurusan PG PAUD dan sebagai pembimbing yang
skripsi ini.
vi
5. Segenap Dosen Jurusan PG PAUD yang telah menyampaikan ilmunya kepada
penulis.
6. Sri wahyuningsih, Nailil, Tina, Andi, Dian, Seli, dan Hervina yang penuh
7. Mba Khikmah, Mba Ima, Mas Lutfi dan Mas Eka yang telah memberikan
8. Ayahanda Dulali dan Ibunda Jumroh tercinta yang selalu menjadi orangtua
dan sahabat terbaik dalam hidupku, serta kakak dan adikku yang selalu
10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian dan
Penulis
vii
ABSTRAK
Dejesetya Marlinda, Putri. 2015. Pola Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia 4-
6 Tahun pada Masyarakat Pesisir di Desa Randusanga Kulon Brebes.
Skripsi, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, pembimbing Neneng Ta‟suah,
M.Pd.
Kata kunci: Pola Konsumsi, Sayur dan Buah, Anak Usia 4-6 tahun,
Masyarakat Pesisir.
Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah
bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi atau dimakan
penduduk dalam jangka tertentu. Pola Konsumsi ini lebih menekankan pada sayur
dan buah yang dikonsumsi oleh anak pada usia 4-6 tahun khususnya pada
masyarakat pesisir.
Penelitian ini untuk mendeskripsikan pola konsumsi sayur dan buah anak
usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir di Desa Randusanga Kulon Brebes dan
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pola konsumsi sayur dan buah
Anak Usia 4-6 Tahun pada Masyarakat Pesisir di Desa Randusanga Kulon
Brebes.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus dan
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dalam
menghimpun data. Teknik analisis data dengan model interaktif. Teknik
keabsahan data menggunakan triangulasi.
Berdasarkan hasil analisis data pola konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6
tahun pada masyarakat pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes meliputi I: Jenis
sayur yang tersedia (sayur asam, sop, dan tumis kangkung), II: Jenis Buah yang
tersedia (pisang, jeruk dan kelengkeng), III: Jumlah sayur dan buah yang tersedia
(untuk sayur hanya satu mangkok ukuran sedang dan untuk buah hanya beberapa
buah saja), IV: Rata-rata konsumsi sayur dan buah (dalam satu minggu 3-4 kali
sayur dan buah yang dikonsumsi). Faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat
pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes meliputi I: Preferensi Makanan (bahan
makanan seperti sayur dan buah kurang disukai oleh anak), II: Pengaruh orangtua
(mayoritas orangtua tidak membiasakan untuk mengkonsumsi sayur dan buah
pada anak), III: Pengaruh teman (segala apapun yang dimakan atau dimiliki oleh
teman seringnya mengikutinya), IV: Pengaruh pesan media (televisi menjadi
salah satu media yang mempengaruhi), V: Pengetahuan gizi (pentingnya gizi
seimbang dan anjuran kecukupan konsumsi sayur dan buah tidak dipahami oleh
orangtua), VI: Pekerjaan: (dengan kesibukan aktivitas yang dijalani oleh orangtua
menimbulkan orangtua dalam menyajikan makanan hanya sekedarnya tanpa
memperhatikan makanan yang aman, sehat dan bergizi), dan VII: Lingkungan
sosial dan budaya (masyarakat pesisir khususnya di Desa Randusanga Kulon
Brebes ini mempunyai peranan dan nilai terhadap suatu bahan makanan dan
makanan yang mengandung protein seperti ikan, udang, kepiting dan lain-lain
sudah menjadi budayanya masyarakat pesisir untuk dikonsumsinya dalam sehari-
hari).
viii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
ix
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
3 Pendapatan Keluarga................................................................... 25
x
4 Pendidikan ................................................................................... 27
5 Pekerjaan ..................................................................................... 28
xi
3.7.1 Triangulasi Sumber................................................................. ...... 51
4.2.1 Pola Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia 4-6 Tahun pada
Masyarakat pesisir Randusanga Kulon Brebes .............................. 88
4.2.2 Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi konsumsi
sayur dan buah pada masyarakat pesisir di Desa Randusanga Kulon
Brebes ............................................................................................. 93
4.3 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 100
BAB 5 PENUTUP
xii
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel
Tabel 1 Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia 4-6 Tahun .............................. 6
xiii
DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
Anak adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Karunia terbesar yang
dianugerahkan kepada dua insan yang telah dipersatukan. Buah hati yang selalu
semua yang terbaik untuk anaknya. Memberikan stimulasi yang tepat untuk
menyatakan:
Masa anak usia dini merupakan suatu periode yang sangat peka terhadap
lingkungan dan masa ini berlangsung dengan sangat pendek. Periode ini disebut
kesempatan dan masa kritis. Masa ini merupakan masa peka atau sensitif, masa
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan penting, memerlukan zat gizi
yang cukup baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Apabila masa ini mendapat
stimulus yang tepat, gizi yang baik menjadi hal penting bagi pertumbuhan dan
1
2
gangguan dan kekurangan zat gizi mempunyai dampak yang serius. Sejak dini
serius.
pertambahan berat badan dan tinggi /panjang badan, bertambahnya organ tubuh,
satu dalam bahasa kesehatan yaitu tumbuh kembang anak, karena tumbuh dan
kembang merupakan satu kaitan yang erat satu sama lain. Pertumbuhan selalu
hidup bersih dan sehat, dan pemeliharaan kesehatan serta pemberian gizi
berikutnya.
psikososial. Anak harus dibesarkan dalam lingkungan dan rumah yang sehat,
dan seimbang, sejak dini ditanamkan kebiasaan hidup bersih, sehat dalam pola
3
pengasuhan dan stimulasi yang baik. Selain itu anak sehat yang adalah anak yang
dapat tumbuh kembang dengan baik dan teratur, jiwanya berkembang sesuai
dengan tingkat umurnya, aktif, gembira, makannya teratur, bersih, dan dapat
diperlukan oleh anak. Karena makan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup
manusia. Makan selain untuk kekuatan atau pertumbuhan, memenuhi rasa lapar,
akan datang. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara
ada pada masyarakat di mana seorang anak hidup. Pola makan kelompok
masyarakat tertentu juga menjadi pola makan anak dalam penyusunan menu.
Seorang anak dapat memiliki kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk
hidangan untuk anak, hal ini perlu diperhatikan kebutuhan zat gizi untuk hidup
sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada
makanan sehat untuk anak suatu hal yang amat penting yang harus dilakukan oleh
para orangtua. Orangtua memiliki peran besar dan utama sebagai penggerak
kesehatan anak usia dini, sebagai guru pertama, model peran, pemberi rasa aman
dan sumber untuk mendapatkan kasih sayang dan pendidikan yang tulus, dan
memberikan yang terbaik bagi anaknya. Oleh karena itu sebagai orangtua harus
4
dan tidak suka. Sayur dan buah merupakan makanan yang kurang disukai oleh
anak. Dari berbagai warna, bentuk dan rasa yang terdapat pada sayur dan buah
jenis makanan yang dikonsumsi pada usia prasekolah umumnya, makanan yang
tinggi karbohidrat, makanan yang berlemak, berasa manis dan mudah dikunyah
seperti roti, kue, nugget, sosis, es krim, permen, dan minuman manis.
Mengkonsumsi sayur dan buah merupakan salah satu syarat dalam memenuhi
gizi seimbang. Sayur dan buah merupakan makanan yang harus selalu dikonsumsi
setiap kali makan. Tidak hanya bagi orang dewasa, mengkonsumsi sayur dan buah
dengan negara-negara yang tidak memiliki sumber daya sebagai penghasil sayur
dan buah.
Konsumsi Sayur dan buah sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena
berfungsi sebagai zat pengatur, yang mengandung zat gizi seperti vitamin dan
mineral yang memiliki kadar air tinggi, memiliki sumber serat makanan, dan
sebagai antioksidan. Selain itu kurangnya konsumsi buah dan sayur dapat
Salah satu kelompok usia yang paling rentan jika kurang konsumsi sayur dan
buah yaitu usia prasekolah karena masa usia prasekolah merupakan periode
merupakaan saat yang tepat untuk membangun tubuh dalam menanam kebiasaan
pola makan yang sehat. Karena jika sejak usia prasekolah sudah tidak sehat, maka
hal tersebut akan berdampak pada kesehatan dimasa yang akan datang. Oleh
karena itu, membiasakan pola makan sehat pada anak prasekolah menjadi penting
remaja, dewasa dan tua nanti. Pola yang paling optimal dibentuk sejak masa usia
prasekolah. Karena perilaku dan gaya hidup yang dipelajari masa anak-anak akan
wilayah pesisir pantai di Brebes. Beberapa penduduk di wilayah ini memiliki mata
pencaharian sebagai buruh (tambak ikan dan tambak rumput laut), dan sebagai
hari cenderung pada hasil tambak yang didapat seperti ikan, udang, kepiting dan
lain-lain.
pesisir ini masih sangat kurang, hal ini disebabkan oleh faktor pendidikan yang
6
rendah dan banyaknya aktivitas mata pencaharian yang dilakukan setiap hari. Hal
dimasyarakat pesisir ini jarang menyediakan sayur dan buah karena makanan
yang dikonsumsi hanya mengandalkan hasil dari tambak. Sedangkan pola makan
yang baik berdasarkan pedoman gizi seimbang adalah pola makan yang
menyebutkan bahwa:
Nasi 4p
Sayuran 2p
Buah 3p
Tempe 2p
Daging 2p
Minyak 4p
Gula 2p
Berdasakan tabel di atas dapat dilihat bahwa kecukupan konsumsi sayur dan
buah anak usia 4-6 tahun, berupa 2 porsi sayur dan 3 porsi buah yang di konsumsi
setiap hari.
sesuai dengan keinginannya, dan sebagian besar orangtua menuruti kebiasaan dan
7
keinginan anak tersebut tanpa memperhatikan makanan yang aman, sehat dan
bergizi untuk anak. Anak-anak diwilayah ini lebih menyukai makanan seperti
sosis, nugget, mie goreng telor, ayam, ikan, udang dan kepiting. Makanan seperti
sayur dan buah hanya dikonsumsi 3-4 kali dalam seminggu. Dengan kebiasaan
karena makanan yang dikonsumsi tidak aman dan tidak sehat. Beberapa penyakit
yang timbul berdasarkan pola makan yang tidak sehat yaitu susah buang air
Berdasarkan uraian di atas, itulah yang menjadi alasan penulis untuk meneliti
lebih jauh tentang pola konsumsi sayur dan buah dan faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi konsumsi sayur dan buah pada anak usia 4-6 tahun pada
sebagai berikut :
1. Bagaimana pola konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat
2. Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pola konsumsi sayur
dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir Desa Randusanga Kulon
Brebes?
1. Mengetahui pola konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada
konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir Desa
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat,
khususnya bagi peneliti. Di samping itu penelitian ini diharapkan juga dapat
bermanfaat dari dua sisi, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis, kegunaan
Manfaat secara teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan informasi tentang pola konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6 tahun
1. Bagi orangtua
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi atas upaya yang telah
dilakukan orangtua. Harapan besar kedepan dapat terjadi pembenahan yang lebih
mendalam pada pola konsumsi sayur dan buah untuk anak usia 4-6 tahun agar
2. Bagi Masyarakat
9
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan acuan
dalam menyajikan menu makanan yang sesuai dengan aturan pedoman gizi
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini merupakan ide, pikiran dan gagasan untuk menambah
KAJIAN PUSTAKA
kebersamaan termasuk juga pola makannnya. Seorang anak yang hidup dalam
suatu kelompok masyarakat akan memiliki pola makan dan kebiasaan makan
seperti kelompoknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Santoso (dalam Lie Goan
Hong 2013: 89) mengatakan bahwa pola makan adalah berbagai informasi yang
dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok
masyarakat tertentu.
Pola ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adalah kebiasaan,
Makanan selain untuk kekuatan atau pertumbuhan, memenuhi rasa lapar dan
membentuk suatu ramuan yang kompak yang disebut dengan pola konsumsi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:728 dan 1088) pola konsumsi
dirinya, baik berupa barang produksi, bahan makanan dan lain-lain, dalam
10
11
konsumsi sayur dan buah. Sejalan dengan pendapat Sandjaja (2009: 197) pola
konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan
makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi atau dimakan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi adalah gambaran
informasi mengenai susunan makanan yang mencakup macam dan jumlah bahan
harinya.
Masalah makan relatif terjadi pada usia ini. Berbagai masalah dalam
ketakutan pada makanan tertentu dan mengikuti makanan populer tertentu. Anak
juga seringkali tidak mau mencoba makanan baru dan menolak makanan yang
Atikah (dalam jurnal gizi, 2008). Menurut Tuti Soenardi (2006: 58) menolak
makanan merupakan cara pertama anak untuk melenturkan otot dan menyatakan
seorang ibu tak perlu terburu-buru menanggapinya sebagai masalah bila cara yang
Masalah makan yang terjadi pada umumnya adalah kesulitan makan, karena
dari hari ke hari umumnya nafsu makannya tidak menentu. Kesulitan makan
12
dengan pendapat Santoso (2004: 67) Hal ini penting diperhatikan karena dapat
Makan merupakan hal yang kurang menyenangkan untuk anak karena pada
usia ini yang menggembirakan adalah bermain. Permainan merupakan media dan
ajang peningkatan ketrampilannya. Saat bermain adalah waktu yang tepat untuk
menyuapkan makanannya. Anak akan tetap memperoleh asupan gizi ketika dia
sedang bermain, belajar dan bersosialisasi melalui permainan. Sejak usia ini mulai
terlihat adanya tanda-tanda sikap pribadi anak yang menyukai dan tidak menyukai
makanan tertentu. Menolak makanan terutama sayuran sangat umum pada anak
usia prasekolah. Tidak ada satupun jenis bahan makanan yang esensial sehingga
jika satu jenis ditolak dapat diganti dengan jenis lain yang nilai gizinya setara
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Konsumsi makanan anak usia 4-
6 tahun (prasekolah) adalah pada usia ini konsumsi makanan pada anak
dan seringkali tidak mau mencoba makanan baru dan menolak makanan yang
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan sayur-sayuran dan buah-
sumber daya sebagai penghasil sayur dan buah (Astawan, 2004: 113). Menurut
Sandjaja (2009: 90) Bahwa sayuran adalah makanan nabati yang merupakan
sumber zat gizi vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Bagian
tumbuhan yang dapat dibuat sayur antara lain daun (sebagian besar sayur adalah
daun), batang (wortel adalah umbi batang), bunga ( jantung pisang), buah muda,
(labu), sehingga dapat dikatakan bahwa semua bagian tumbuhan dapat dijadikan
Buah adalah bagian dari tanaman yang strukturnya mengelilingi biji dimana
struktur tersebut berasal dari indung telur sebagai fundamen (bagian) dari bunga
itu sendiri (Sediaoetama, 2004: 86). Sejalan dengan pendapat Sunita Almatsier
(2001: 291) buah berfungsi sebagai pelengkap zat gizi yang dibutuhkan tubuh,
makan atau kapan saja. Buah sering disebut sebagai penutup atau pencuci mulut
karena buah dapat menetralkan rongga mulut setelah makan nasi dengan berbagai
Sayur dan buah dapat memberikan keuntungan yang lebih baik bagi
kesehatan tubuh daripada suplemen. Menurut Khomsan, dkk (2003: 45) sayur dan
buah mempunyai banyak manfaat. Ada dua alasan utama yang membuat
1. Sayur dan buah sangat kaya akan kandungan vitamin, mineral dan zat gizi
lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tanpa mengonsumsi sayur dan
buah, maka kebutuhan gizi seperti vitamin C, vitamin A. Potassium dan folat
kurang terpenuhi. Oleh karena itu, sayur dan buah merupakan sumber makanan
2. Sayur dan buah mengandung enzim aktif yang dapat mempercepat reaksi-
reaksi kimia didalam tubuh. Komponen gizi dan komponen aktif non-nutrisi
yang terkandung dalam sayur dan buah berguna sebagai antioksidan untuk
itu dalam sayuran dan buah terdapat dua jenis serat yang bermanfaat bagi
kesehatan pencernaan dan mikroflora usus, yaitu serat larut air dan tidak larut
air. Serat larut air dapat memperbaiki performa mikroflora usus sehingga
jumlah bakteri baik dapat tumbuh dengan sempurna. Sedangkan, serat tidak
macam penyakit.
Sayur mempunyai berbagai macam jenis, selain itu sayur merupakan bagian
tanaman yang dapat dimakan. Menurut Astawan (2004: 114-115) jenis sayuran
1. Jenis sayuran daun yang termasuk jenis tersebut antara lain: kangkung, katuk,
2. Jenis sayuran bunga yang termasuk jenis tersebut antara lain: kembang turi,
3. Jenis sayuran batang muda yang termasuk jenis tersebut antara lain: asparagus,
4. Jenis sayuran akar yang termasuk jenis tersebut antara lain: bit, lobak, wortel
dan lain-lain.
5. Jenis sayuran umbi yang termasuk jenis tersebut antara lain: kentang, bawang
Selain sayur memiliki berbagai macam jenis, sayur pun juga mempunyai
berbagai macam warna yang terkandung dalam sayur tersebut. Berdasarkan warna
1. Hijau tua antara lain: bayam, kangkung, katuk, kelor, daun pepaya.
1. Buah bersifat musiman yang termasuk buah musiman antara lain: Durian,
2. Buah bersifat tidak musiman, yang termasuk buah tidak musiman antara lain:
1. Buah Prioritas Nasional yang termasuk dalam jenis tersebut antara lain: Jeruk,
2. Buah Prioritas Daerah yang termasuk jenis tersebut antara lain: Manggis,
Sayur dan buah memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh.
1. Karoten (vitamin A)
antioksidan. Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan
bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga,
2. Folat
Folat terdapat dalam sayuran hijau dan buah jeruk. Vitamin C yang terdapat
dalam buah jeruk dapat menghambat kerusakan folat. Folat mudah rusak pada
sayur dan buah yang mengandung folat adalah asparagus, bayam, daun kacang,
3. Vitamin C
zat besi, dan sebagai antioksidan. Vitamin C pada umumnya hanya terdapat
didalam pangan nabati yaitu sayuran dan buah segar. Contoh bahan makanan
sumber vitamin C yang terdapat dalam sayur dan buah adalah jambu biji, jeruk,
rambutan, mangga, pepaya, daun singkong, kol, sawi, kembang kol, selada air,
bayam, dan tomat Sunita Almatsier (2001: 187). Menurut Ronald Sitorus (2009:
usus.
4. Vitamin E
Sayuran berdaun hijau dan buah merupakan sumber vitamin E yang baik, selain
5. Vitamin K
Sunita Almatsier (2001: 183) adalah sayuran daun berwarna hijau (daun selada,
bayam), buncis, kacang polong, kol, dan brokoli. Semakin hijau daun-daun maka
6. Magnesium
18
sayuran hijau, kedelai, dan kecipir. Magnesium berfungsi sebagai aktivator enzim
peptisida dan enzim lain yang memecah gugus, fosfat, obat pencuci perut,
7. Kalium
Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi biologik terutama
metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein. Bersama kalsium, kalium
berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Kalium bersama natrium
asam basa. Sumber utama adalah makanan segar terutama sayur dan buah. Contoh
sumber kalium adalah alpokat, pisang, pepaya, mangga, durian, anggur, jeruk,
nanas, semangka, selada, bayam, tomat dan wortel (Sunita Almatsier, 2001: 233-
234).
Sumber zat besi selain makanan hewani adalah sayuran hijau. Zat besi sayuran
rendah. Contoh sayuran yang mengandung zat besi adalah bayam, sawi,
kangkung, daun singkong, dan daun katuk (Sunita Almatsier, 2001: 256).
9. Serat Makanan
Kegunaan serat pada makanan yang kita makan cukup vital. Selain untuk
pembantu dalam fermentasi. Manfaat yang paling pokok pada serat adalah
19
melancarkan proses buang air besar. Sehingga seluruh sisa metabolisme yang
tidak terpakai oleh tubuh akan segera dikeluarkan tanpa kesulitan. Makanan
berserat yang bermanfaat bagi tubuh, sebenarnya banyak tersedia di sekitar kita.
Beras tumbuk, sayuran (bayam, tauge, kangkung), dan buah-buahan yang hampir
pun memiliki kandungan serat yang cukup (Ronald Sitorus, 2009: 11).
Sayuran dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah atau segar seperti lalapan
1. Direbus
Untuk sayuran daun dan sayuran yang mudah empuk seperti terong, gambas, dan
kembang kol diperlukan waktu merebus dalam air mendidih selama 3-5 menit.
Sedangkan untuk sayuran yang agak keras seperti labu siam, pepaya muda,
nangka muda, lobak dan sejenisnya akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
2. Ditumis
3. Digoreng
Sayuran yang biasanya diolah dengan cara digoreng adalah daun bayam. Daun
bayam. Sayuran ain yang dapat diolah dengan cara digoreng adalah wortel,
4. Dibakar
Pengolahan dengan cara dibakar atau dipanggang didalam oven misalnya jenis
Untuk membuat lalapan yang matang biasanya sayuran dikukus. Sayuran juga
dapat dicampurkan dalam pepes yang dikukus didalam daun. Sebaiknya setiap
kali akan makan sayuran yang dimasak atau dimakan mentah terdiri dari berbagai
jenis sayuran. Selain dimakan mentah dan dimasak, sayuran juga dapat
dikonsumsi dalam bentuk lain, yaitu dijus atau saat ini mulai tersedia atau jus
penutup atau cuci mulut. Pengolahan buah-buahan menurut Tarwotjo (2000: 90)
1. Pengeringan
Pisang merupakan buah yang sering diolah dengan cara dikeringkan. Hasil
olahannya biasa disebut dengan sale pisang. Pisang dipisahkan dari kulitnya
kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Warna sale pisang yang lebih gelap
karena oksidasi dan rasanya menjadi lebih manis dari buah pisang segar kerana
adalah buah anggur yang biasa disebut kismis. Buah kurma pun termasuk buah
2. Manisan
Pengolahan manisan biasa menggunakan gula pasir. Ada manisan yang gulanya
hanya ditaburkan seperti manisan pala. Tetapi ada juga manisan yang diolah
dengan cara direbus dengan larutan gula pasir sampai menjadi kering dan pekat.
Buah yang biasanya diolah sebagai manisan adalah buah yang rasa aslinya tidak
3. Asinan
Buah yang biasa menjadi asinan adalah buah yang rasanya asam, bukan yang
buah kemudian direndam dengan air asin manis atau diberi rasa pedas.
4. Pengolahan modern
Buah yang diolah dengan menggunakan teknologi modern contohnya adalah buah
yang dikalengkan. Buah biasanya tersimpan dalam larutan gula didalam kaleng.
Buah kalengan tidak memerlukan pengolahan lagi jika ingin dikonsumsi. Pada
atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah lain sedangkan porsi sayuran
sehari (Almatsier, 2001: 67). Pendapat lain menurut WHO/ FAO( 2003), yang
dimaksud dengan 1 porsi sayur adalah 1 mangkok sayur segar atau ½ mangkok
sayur masak dan 1 porsi buah adalah 1 potongan sedang atau 2 potongan kecil
buah atau 1 mangkok buah irisan. Konsumsi buah dan sayur dianggap „cukup‟
apabila asupan buah dan sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang
dianggap „kurang‟ apabila asupan buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari.
Anjuran jumlah porsi dan contoh-contoh menu sehat dan bergizi. Anjuran
jumlah porsi menurut kecukupan energi untuk berbagai kelompok umur antara
Tabel. 2 Anjuran konsumsi sayur dan buah untuk kelompok umur 1-3 tahun
dan 4-6 tahun
Bahan Anak Usia 1-3 tahun 1125 kkal Anak usia 4-6 tahun
Makanan 1600 kkal
Nasi 3p 4p
Sayuran 1,5p 2p
Buah 3p 3p
Tempe 1p 2p
Daging 1p 2p
Susu 1p 1p
Minyak 3p 4p
23
Gula 2p 2p
P: porsi
dan buah untuk anak usia 4-6 (prasekolah) adalah sebanyak 200-300 gram atau
sekitar 2-3 porsi yaitu berupa 2 porsi berupa buah sama halnya dengan 1 buah
pisang ambon. Dan 3 porsi sayuran sama halnya dengan 1 gelas sayuran yang
sudah ditiriskan.
Faktor yang mempengaruhi Konsumsi sayur dan buah pada anak dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
keluarga, dan ketersediaan sayur dan buah di keluarga. Faktor eksternal meliputi
lingkungan sosial dan budaya, dan lingkungan masyarakat pesisir. Antara lain
sebagai berikut:
1. Preferensi Makanan
merupakan tindakan atau ukuran suka atau tidak sukanya terhadap suatu jenis
makanan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Van Dyun et al (2001)
ditemukan bahwa suka atau tidaknya seseorang terhadap makanan tergantung dari
rasa. Karena rasa merupakan suatu faktor penting dalam pemilihan pangan yang
meliputi tekstur dan suhu. Menurut Santoso (2004:40) bahwa pola preferensi dan
asupan makanan anak dibentuk melalui pengalaman tentang makan dan makanan
yang diberikan oleh ibu dan anggota keluarganya. Rasa suka terhadap makanan
terbentuk oleh rasa senang atau puas yang diperoleh saat makan makanan tertentu.
2. Pengaruh Orangtua
dalam menyediakan makanan yang aman dan bergizi. Orangtua mempunyai peran
25
penting dalam pembentukan kebiasaan makan dan preferensi makanan bagi anak-
anaknya. Menurut Santoso (2004: 57) bahwa pola konsumsi pada anak dibentuk
memberikan makan pada anak. Dengan memberikan makan kepada anak, maka
anak juga dididik agar dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik
serta menentukan jumlah makanan yang cukup sehingga akan terbina kebiasaan
yang baik.
pemberian sayur pada anak yaitu dibiarkan, dipaksa, dan dibujuk. Dari hasil
penelitiannya didapatkan hasil bahwa cara memberi sayur pada sebagian besar
anak prasekolah yang konsumsi sayurnya baik adalah dibujuk, sedangkan pada
3. Pendapatan Keluarga
pangan dengan kualitas dan kuantitas lebih baik. Semakin tinggi tingkat
pendapatan per kapita, maka semakin tinggi juga konsumsi sayur dan buah.
Pendapat lain menurut Atikah (dalam jurnal gizi, 2008) mengatakan bahwa
yang berbeda dengan anak yang berasal dari keluarga yang berpendapatan rendah.
Baliwati, dkk (2004:30) mutu gizi pangan seseorang dapat diperbaiki dengan
keluarga.
1. Pengaruh Teman
sosial semakin luas dan komunikasi menjadi penting. Menurut Betty dalam
Anak dapat menolak suatu makanan dan meminta suatu makanan yang sedang
populer secara tiba-tiba. Sebuah penelitian menurut Patrick (dalam jurnal, 2005)
adalah pada anak prasekolah membuktikan bahwa seorang anak akan ikut
Pemilihan dan kesukaan makanan tidak hanya terpengaruh pada reaksi indera
tetapi juga oleh pendekatan melalui media massa, seperti Televisi, Radio, dan
Majalah (Suhardjo, 2003: 67). Dengan adanya pesan media ini dapat mengubah
kebiasaan makan pada anak. Penelitian menurut Renee Beynton dalam jurnalnya,
27
rata-rata 27 jam dalam seminggu. Sebagian besar iklan yang ditayangkan saat
program acara anak adalah iklan makanan yang biasanya menawarkan produk
makanan yang rendah serat dan tinggi kandungan gula, lemak dan natrium. Iklan
tersebut dapat mempengaruhi anak usia prasekolah dengan mudah sehingga anak
dapat menggantikan sayur dan buah. Sebagai contoh yang lain, dengan menonton
acara masak di televisi, dia ingin mencoba dan karena suka dia hanya mau makan
rendah disertai dengan tingkat pengetahuan gizi yang rendah dapat mempengaruhi
menu makanan keluarga dan juga pola konsumsi makanan. Tingkat pengetahuan
gizi yang rendah dapat mempengaruhi ketersediian pangan dalam rumah tangga
konsumsi pada anak dibentuk melalui pengalaman awal dengan makanan serta
6. Pendidikan
di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sejalan dengan
pendapat Nurhayati Fifi (dalam skripsi, 2000) bahwa tingkat pendidikan secara
pendidikan semakin baik pula konsumsi buah dan sayur. Akan tetapi, seseorang
dengan tingkat pendidikan yang rendah belum tentu kurang mampu menyusun
makanan yang memenuhi persyratan gizi dibandingkan dengan orang lain yang
7. Pekerjaan
pekerjaan juga menjadi profesi yang dilakukan oleh orangtua dalam memenuhi
yang akan dikonsumsinya. Jika seseorang terlalu sibuk bekerja, maka seringkali ia
29
penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya
memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan atau makanan.
Misalnya bahan makanan tertentu oleh suatu budaya masyarakat dianggap tabu
pendapat Sutiah (dalam skripsi, 2006) ditemukan bahwa lingkungan sosial budaya
Anak adalah seorang manusia yang hendak menjadi remaja dan dewasa.
dengan apa yang diperlukan untuk menjadi dewasa. UU No.24 Tahun 1979
yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu ) tahun dan belum pernah kawin.
seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur formal bagi anak usia empat
tahun sampai enam tahun. Berdasarkan definisi di atas, anak Taman Kanak-kanak
(TK) adalah anak usia prasekolah yang berada dalam rentang usia antara empat
sampai enam tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanti (2007: 6) yang
menyatakan bahwa anak Taman Kanak-kanak (TK) adalah anak-anak usia antara
menyenangkan orang dewasa, senang bermain bersama tiga atau empat teman
pada saat yang bersamaan, tetapi mereka juga ingin menang sendiri dan sering
merubah aturan main untuk kepentingannya sendiri (Juwita K, 2000: 27). Pada
masa itu, anak menjadi sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan
pendidikan dan psikologi memandang periode usi dini merupakan periode yang
periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode dimana suatu
31
perkembangannya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa anak usia 4-6 tahun
adalah anak yang masih berada dibangku Taman Kanak-kanak (TK) dan
merupakan masa periode sensitif anak. dimana anak belum bisa mengembangkan
sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan
yang mereka anggap sama. Pesisir merupakan wilayah yang unik, karena dalam
konteks bentang alam, wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya daratan dan
pesisir sebagai daerah pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat wilayah
pesisir meliputi bagian daratan,baik kering maupun terendam air, yang masih
dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air
asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih
dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan
dan Buah Anak Usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir di Brebes belum pernah
1. Jurnal penelitian berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu, dan Pola
Konsumsi Sayur dan Buah pada Anak Prasekolah di Kabupaten Toraja Utara
yang ditulis oleh Etti Miniarti. Penelitian dari Etti Miniarti disimpulkan bahwa
responden yang memiliki konsumsi sayur dan buah yang cukup yaitu 51,4%
dan yang kurang sebanyak 48,6%. Responden yang pengetahuannya baik yaitu
sebanyak 64% dan yang berpengetahuan kurang yaitu 36%. Responden yang
memiliki sikap yang positif yanti 59,5% dan memiliki sikap negatif yaitu
40,5%. Penelitian yang dilakukan oleh Etti Miniarti dengan penulis adalah
sama-sama membahas mengenai pola konsumsi sayur dan buah pada anak
Selain itu terdapat hubungan yang bermakna antara penyediaan buah dan sayur
dalam keluarga dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada anak usia
33
penelitian tersebut dan penulis terletak pada Ketersediaan Buah dan Sayur
Sayur, sedangkan penulis mengenai pola konsumsi sayur dan buah yang
Sayur Anak Prasekolah. Ali Rosidi (2012). Ditemukan hasil bahwa Lebih
banyak ibu yang memiliki tingkat pendidikan tamat SMA atau sederajat
dan tinggi. Pendidikan rendah adalah SMP ke bawah dan pendidikan tinggi
bahwa pekerjaan ibu terbagi dalam 4 jenis. Lebih banyak ibu yang tidak
bekerja (65,1%). Dari semua jenis pekerjaan ini masing-masing memiliki jam
Sulawesi Utara. Wasak Marta (2012) Hasil penelitian yang dilakukan Wasak
hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari dan jika ada
uang yang tersisa, itu biasanya digunakan untuk biaya sekolah anak, membeli
34
wilayah pesisir.
Pola konsumsi makanan pada anak usia 4-6 tahun sangat penting bagi
tumbuh kembang anak. Pola konsumsi akan terbentuk dengan baik, jika kebiasaan
atau kesenangan dalam mengkonsumsi pola makan sayur dan buah diterapkan
sayur dan buah di dalam keluarga khususnya anak usia 4-6 tahun. Berangkat dari
pola konsumsi makanan sayur dan buah diyakini berpengaruh terhadap kesehatan
Strata Sosial
Keluarga
Keterangan:
Berawal dari kondisi masyarakat pesisir yang melatarbelakangi orangtua
menurut strata sosial yang terdiri dari pendidikan, penghasilan orangtua, dan
profesi yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial geografis. Hal itu juga dapat
kepedulian terhadap pola konsumsi makanan sayur dan buah. Hal itu juga yang
berdampak pada tumbuh kembang serta kesehatan anak usia 4-6 tahun dalam
asupan makanan. Dampak tersebut harus mendapat perhatian khusus dari orangtua
METODE PENELITIAN
secara jelas dan rinci, serta dapat memperoleh data yang mendalam dari fokus
menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan
tempat, serta kasus yang dipelajari program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
Sejalan dengan definisi di atas menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:
menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Jadi, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa penelitian kualitatif
ini menceritakan dengan rinci keadaan yang ditemukan dalam suatu penelitian.
Pendapat tersebut di dukung oleh Satori Aan (2009: 28) yang berpendapat bahwa
sutu kejadian terjadi serta menuliskan laporan kualitatif, isinya kutipan dari data
atau fakta yang ada di lapangan untuk memberikan dukungan apa yang disajikan.
36
37
dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. Kualitatif ini
bertujuan agar data yang diperoleh bisa menjawab semua pertanyaan secara lebih
mendalam, karena pencarian data dari berbagai sumber data dan peneliti bertugas
dikarenakan penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada dalam
situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi
tetapi ditransferkan ketempat lain pada situasi sosial yang memilki kesamaan
dengan situasi sosial pada kasus yang di teliti. Situasi sosial terdiri dari 3 (tiga)
(Arikunto, 2009: 97). Untuk menjadi seorang informan dalam sebuah penelitian,
Pertimbangan informan / sumber data dalam penelitian ini adalah anak, orangtua,
guru dan ahli gizi. Anak yang sudah berusia 4-6 tahun, anak yang bertempat
tinggal di daerah pesisir. Orangtua yang memiliki anak usia 4-6 tahun di daerah
pesisir tanpa membedakan latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Guru tersebut
sebagai tenaga pendidik yang berada di daerah pesisir tersebut dan sudah menjadi
38
guru tetap di lembaga tersebut yang menangani langsung anak usia 4-6 tahun yang
petugas kesehatan yang benar-benar menangani daerah pesisir yang sudah bekerja
selama 4 tahun.
Dari berbagai sumber data tersebut beragam informasi dapat digali untuk
menjawab dan memahami masalah yang telah dirumuskan. Sumber data dalam
penelitian tentang “Pola Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia 4-6 Tahun Pada
Masyarakat Pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes”, adapun sumber data yang
digunaka untuk penelitian adalah sumber data primer dan sumber data sekunder:
1. Data Primer
Data primer adalah pencatatan utama yang diperoleh melalui wawancara atau
penagamatan berperan serta yang merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan
melihat, mendengar, dan bertanya. Data utama tersebut dapat berupa kata-kata dan
Data primer dalam penelitian ini yang berupa jawaban langsung dari
informan. Data ini juga berupa hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan
oleh peneliti dengan beberapa anak usia 4-6 tahun di Desa Randusanga Kabupaten
4. ANK.4 : Ivana
6. OT.1 : Tarsijah
7. OT.2 : Wartini
8. OT.3 : Warsiti
9. OT.4 : Atun
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah yang diperoleh dari tindakan atau data itu diperoleh dari
sumber tertulis. Dilihat dari segi sumber data, bahan data, bahan tambahan yang
berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku, dan majalah ilmiah,
sumber arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi (Moleong, 2007: 159)
Adapun sumber arsip yang diperoleh dari tempat penelitian adalah data
Data yang diperoleh adalah data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Sehingga dalam
kaitannya dengan penelitian ini yaitu berupa wawancara terhadap anak, orangtua,
memperoleh obyek yang menjadi sasaran penelitian. Penelitian ini akan dilakukan
di Desa Randusanga Kulon Brebes. Lokasi ini dipilih karena Desa Randusanga
memiliki tiga dusun, dalam penelitian ini peneliti memilih di Dusun Randusanga
6 tahun yaitu sejumlah 16 anak kemudian dari jumlah tersebut diambil 5 anak. Di
dalam RT tersebut terdapat subjek yang dituju oleh peneliti sebagai sumber dari
penelitian ini.
visibilitas masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga,
penetapan fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif akan dipastikan sewaktu
peneliti sudah berada di arena atau lapangan penelitian. Dengan kata lain,
walaupun rumusan masalah sudah cukup baik dan telah dirumuskan atas dasar
masalah itu. Dengan demikian kepastian tentang fokus dan masalah itu yang
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah pola konsumsi
sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir Brebes dan Faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6
tahun pada masyarakat pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes. Penetapan fokus
di atas didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari
situasi lapangan dengan baik, dan mendapatkan hasil penelitian yang maksimal.
Penelitian akan memperoleh data yang relevan jika menggunakan teknik yang
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan
pada natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer dan teknik
3.5.1 Observasi
partisipatif pasif, yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian, tetapi tidak ikut
terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2010: 312). Observasi adalah satu
42
langkah penelitian yang dilakukan dengan cara mencari data langsung dilapangan.
kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan
yang sebenarnya.
merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati, ataupun
alat indra, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi
pada latar penelitian dapat direkam melalui pengamatan. Hal ini mengarahkan
lingkup situasi dan latar secara lengkap. Observasi dilakukan dengan melihat pola
konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir di
Kabupaten Brebes.
43
3.5.2 Wawancara
dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara
menurut Arikunto (2010: 198), adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
menciptakan suasana santai tapi serius dalam artian dilakukan dengan sungguh-
sungguh, tidak main-main tetapi tidak kaku. Suasana ini penting dijaga, agar
responden mau menjawab apa saja yang dikehendaki oleh pewawancara secara
jujur.
responden untuk bertukar informasi dan ide yang diperlukan dalam penelitian.
Wawancara struktur digunakan sebagai teknik pengambilan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh (Sugiyono, 2010: 319). Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara,
dilakukan anak usia 4-6 tahun sebagai subjek utama dan orangtua sebagai subjek
3.5.3 Dokumentasi
berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis, dalam hal ini
harian, dan sebagainnya. Dokumen menjadi penting, karena harus cermat dalam
(2010: 216) adalah sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan,
dan meramalkan.
hasil wawancara. Dokumen tersebut dapat berupa catatan kejadian yang sudah
lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk. Dalam
penelitian ini, dokumen yang akan dikumpulkan berupa foto, video, dan berkas-
sayur dan buah dan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi konsumsi
sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir Desa Randusanga
Brebes.
45
dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.
yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan teknik analisis data
yang sesuai.
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan dalam Sugiyono (2012: 244)
menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara. Catatan lapangan, dan bahan-bahan lain.,
sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dan dapat diinformasikan kepada
orang lain.
tertentu atau menjadi hipotesis (Sugiyono, 2010: 335). Analisis data dilakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Teknik analisis data yang diambil menggunakan analisis data kualitatif Miles dan
46
(2010: 338)
Berdasarkan gambar di atas, langkah awal yang dilakukan dalam analisis data
adalah mengumpulkan data-data, reduksi data, sajian data dan terakhir yaitu
verifikasi data. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan secara lebih rinci.
yang diperoleh di lapangan, yaitu berupa catatan hasil wawancara dan observasi,
dokumen, gambar, dan rekaman suara untuk dipaksa kembali, diatur dan
kemudian diurutkan. Bila setelah diperiksa ternyata data yang dibutuhkan belum
lengkap maka dapat dilakukan pengumpulan data kembali untuk melengkapi data
yang dibutuhkan. Data primer dalam bentuk observasi untuk melihat secara
kelurahan.
dan ahli gizi. Data yang didapat dilengkapi dengan catatan lapangan agar data
yang didapatkan valid. Selanjutnya analisis yang dilakukan dalam penelitian ini
2012: 339). Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena
dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus
kualitas data maupun akurasi dengan cara reduksi dan interpretasi data guna
mendapatkan simpulan. Reduksi juga berarti membuang data yang sekiranya tidak
dibutuhkan dan dipilih dari data data kasar yag ada di lapangan.
48
Sejalan dengan pendapat di atas, Salim (2006: 22) mengatakan bahwa reduksi
abstrak dan transformasi data kasar yang diperoleh dari lapangan studi. Dalam hal
ini, aspek yang direduksi adalah pola konsumsi sayur dan buah dan faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6 tahun
(Sugiyono, 2012: 341). Dalam hal ini Miles Huberman (Sugiyono, 2012: 341)
menyatakan “ the most frequent form of display data for qualitative research data
in the past has been narrative text”. Menurut pendapatan di atas, Salim (2006: 23)
dalam bentuk teks naratif. Penyajian data dilaksanakan dengan cara deskriptif
data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian. Penyusunan sajian data
dengan suntingan peneliti supaya makna peristiwa menjadi lebih jelas dipahami
dilengkapi dengan matriks dan gambar yang sangat mendukung kekuatan sajian
data.
49
konsumsi sayur dan buah dan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir Desa
penyajian data yang lengkap dari hasil pengumpulan data yang dilakukan.
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
dapat berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
yang kredibel (Sugiyono, 2012: 345). Dalam hal ini Salim (2006: 23) menegaskan
akan terus menerus diverifikasi hingga benar-benar diperoleh konklusi yang valid
dan kokoh.
50
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2012: 345). Tahap ini adalah penarikan
kesimpulan dari data yang telah dianalisis. Pengumpulan data terakhir, peneliti
berdasarkan kriteria tertentu. Menurut Moleong (2007: 327) ada 4 kriteria dalam
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu. Sedangkan menurut Moleong (2007: 330)
yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
51
terhadap data itu. Dengan demikian dalam penelitian ini digunakan triangulasi
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2012:
pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber tersebut.
data dari informan utama yaitu orangtua, kemudian dicek kembali kebenarannya
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dan dokumentasi.
Bila ketiga teknik pengujian tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
atau yang lainnya, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau
2012: 373).
BAB 4
hal ini lokasi penelitian adalah di Desa Randusanga Kulon Kecamatan Brebes
Kabupaten Brebes.
permukaan laut± 500m dan suhu udara ±29-320 C. Luas wilayah Desa
Randusanga Kulon adalah 1.365 Ha dengan jumlah Kartu Keluarga 1.994, terdiri
dengan rincian junlah penduduk laki-laki 3.436 jiwa dan jumlah penduduk
52
53
Desa Randusanga terdiri dari 3 (tiga) Dusun yaitu Dusun Randusanga, Dusun
Sigempol dan Dusun Banjangsari. Sedangkan yang akan menjadi objek penelitian
ini adalah masyarakat Dusun Randusanga dan yang menjadi subjek penelitian ini
adalah orang tua, kelompok anak yang berusia 4-6 tahun, guru di Lembaga TK
dan petugas ahli bidang Gizi di Puskemas. Namun hanya akan diambil beberapa
orangtua, anak yang berusia 4-6 tahun, guru, dan petugas ahli bidang Gizi di
Puskesmas untuk menjadi informan atau subjek responden sebagai sumber data.
sebagai berikut:
SD 804 orang
PNS 49 orang
TNI/POLRI 4 orang
Nelayan 8 orang
Lain-lain 68 orang
Usia Jumlah
Desa Randusanga Kulon merupakan salah satu Desa yang terkenal dengan
hasil dari tambak seperti ikan, udang dan kepiting. Selain itu juga bahwa
yang baik, sehat, dan sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Berikut ini
pemaparan AGZ.1 mengenai pola makan anak usia 4-6 tahun dalam
Hasil wawancara di atas dapat diketahui mengenai pola konsumsi sayur dan
buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir di Desa Randusanga Kulon
Brebes yaitu sayur dan buah kurang dikonsumsi oleh anak. karena mayoritas anak
yang lebih tinggi ke lauk nabati dan hewani daripada sayur dan buah itu sendiri.
dan buah kurang dipahami oleh orangtua. Berikut ini alasan yang dipaparkan oleh
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh OT.4 dan OT.5 dalam
pola konsumsi terutama pada sayur dan buah yaitu mengkonsumsi makanan
dan merupakan kebutuhan dari seseorang ataupun bisa keluarga, rumah tangga
yang menyangkut tentang bahan makanan dan jumlah bahan makanan yang
Sayur dan buah memiliki banyak manfaat seperti baik untuk kesehatan,
pencernaan, maupun yang lainnya. Berikut ini pemaparan OT.1, OT.2, OT.3,
58
OT.4 dan OT.5 mengenai manfaat sayur dan buah yang diketahui adalah sebagai
berikut:
Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa manfaat dari sayur dan
Sayur dan buah selain memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan,
yang terdapat pada sayur dan buah lebih dipahami oleh orangtua daripada
pengetahuan mengenai kandungan gizi yang terdapat pada sayur dan buah.
59
Berikut ini pemaparan OT.1, OT.2, OT.3, OT.4 dan OT.5 mengenai kandungan
Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa kandungan gizi yang
terdapat pada sayur dan buah yaitu mengandung vitamin, baik untuk
pertumbuhan, baik untuk kesehatan dan terdapat serat pada sayur dan buah.
mengkonsumsi sayur dan buah yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak
Berikut ini pemaparan OT.1, OT.2, OT.3, OT.4 dan OT.5 adalah sebagai berikut:
60
Hal ini sejalan yang disampaikan dengan OT.4 dan OT.5 dalam
dalam mengkonsumsi sayur dan buah pada anak bervariasi yaitu ketika anak
menyukai sayur dan buah walaupun hanya sedikit, ketika anak berusia 2 tahun,
ketika anak berusia 3 tahun, pada saat anak sudah mulai diberikan makan.
Kemudian menurut seorang ahli gizi bahwa pola konsumsi sayur dan buah itu
sebenarnya diterapkan oleh orangtua sedini mungkin, kalau malah sekarang itu
ada istilah seribu hari kehidupan pertama. Jadi kalau misalkan pola konsumsi bisa
dimulai sebenarnya diseribu kehidupan pertama mungkin dari janin sang ibunya
sudah membiasakan makan-makanan sayur dan buah dan pada saat lahir pun itu
sudah pada saat 6 bulan pada saat pemberian M-PASI pun itu sudah mulai
dikenalkan dengan sayur dan buah. Sehingga biar lebih variatif dan lebih bagus
4.1.2.5 Pola konsumsi sayur dan buah yang diterapkan pada anak
Selain penting diterapkan sedini mungkin, pola konsumsi sayur dan buah
juga penting untuk diterapkan dalam sehari-hari, sehingga anak akan menjadi
terbiasa jika pola konsumsi itu diterapkan. Berikut ini cuplikan wawancara yang
menjelaskan pendapat dari OT.1, OT.2, OT.3, OT.4 dan OT.5 mengenai pola
konsumsi sayur dan buah untuk diterapkan dalam sehari-hari dan berikut ini pola
konsumsi sayur dan buah yang dikonsumsi oleh anak sebagai berikut:
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan OT.4 dan OT.5 dalam
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Pola konsumsi sayur
dan buah yang diterapkan oleh orangtua pada anak yaitu sayur dan buah tidak
pasti disajikan dalam sehari-hari. sayur dan buah disajikan hanya biasa saja, sayur
dimasak biasa yang ada kuahnya seperti sayur asem, sayur sebagai tambahan
bahan makanan seperti diolah dengan telur dan kepiting, buah yang disajikan
Sayur sangatlah penting untuk disajikan dalam menu makanan, karena selain
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral pun juga penting untuk
dan rasa. Sehingga mengakibatkan hanya jenis sayur tertentu saja yang memang
menjadi pilihan untuk dikonsumsi. Adapun Berikut ini jenis sayur yang apabila
64
disajikan oleh OT.1, OT.2, OT.3, OT.4 dan OT.5 dalam sehari-harinya sebagai
berikut:
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan OT.4, dan OT.5 dalam
ANK.2, ANK.4, dan ANK.5 memaparkan hal yang sejalan dalam cuplikan
pilihan untuk dikonsumsi dan untuk disajikan yaitu sayur asem yang berisi
kangkung, kacang panjang, terong, labu siam, dan putren, sup yang berisi kol,
Buah juga merupakan bagian dari menu makanan, kerena menu makanan
yang dimakan selain mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin pun sangat
dan rasa. Sehingga mengakibatkan hanya jenis buah tertentu saja yang memang
menjadi pilihan untuk dikonsumsi. Adapun Berikut ini jenis buah yang apabila
disajikan oleh OT.1, OT.2, OT.3, OT.4 dan OT.5 dalam sehari-harinya sebagai
berikut:
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh OT.3, OT.4 dan OT.5
yang menjadi pilihan untuk dikonsumsi dan untuk disajikan yaitu buah pisang,
olahan sayur. Selain itu juga orangtua memiliki kurangnya pengetahuan untuk
mengkreasikan berbagai macam jenis olahan sayur untuk disajikan. Berikut ini
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh OT.4 dan OT.5 dalam
yang dilakukan oleh orangtua adalah dimasak yang ada kuahnya seperti sayur
asam dan sup, kemudian ditumis seperti tumis kangkung dan pare, selain itu juga
sayur sebagai tambahan pada jenis bahan makanan yang lainnya seperti telur.
buah seperti dimakan setelah selesai makan itu sudah cukup sehingga tidak ada
bentuk kreasi olahan buah yang untuk disajikan. berikut ini alasan yang
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh OT.4 dan OT.5 dalam
pengolahan buah. Bahwa buah disajikan sebagai cuci mulut, selain itu buah hanya
4.1.7 Anjuran porsi sayur dan buah yang dikonsumsi anak usia 4-6 tahun
Anjuran yang sebenarnya harus dikonsumsi anak usia 4-6 tahun memang
tidak begitu dipahami oleh orangtua. Berikut ini pemaparan OT.1, OT.2, OT.3,
mengenai anjuran porsi sayur dan buah yang dikonsumsi oleh anak usia 4-6 tahun
Ketiga hasil wawancara di atas sejalan dengan yang disampaikan OT.4 dan
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa anjuran konsumsi sayur dan
buah untuk anak usia 4-6 tahun yang diketahui oleh orangtua yaitu 1 porsi untuk
sayur dan buah yang dikonsumsi dalam seharinya. Selain itu menurut seorang ahli
gizi mengatakan bahwa kalau untuk anjuran porsi kalau untuk anak-anak usia 4-6
tahun itu sekitar 1-2 penukar ya, sebenarnya tergantung , kalau dihitung dari
Paling kalau untuk kecukupannya sekitar 1-2 penukar dalam satu hari( kalau
untuk sayur) kalau untuk buah sendiri sebenarnya lebih banyak lagi 2-3 penukar.
Konsumsi sayur dan buah tidak hanya dipengaruhi dari faktor internal saja
seperti di keluarga, akan tetapi faktor eksternal pun juga mempengaruhi seperti di
GR.1 dan AGZ.1 mengenai faktor internal dan faktor eksternal yang
faktor eksternal sangat berpengaruh. Karena dimana lingkungan pun, kalau pun
anak terbiasa dengan orang tua maupun dengan teman sebayanya mengkonsumsi
itu bisa mengikuti, kalau pun yang tidak biasa mengkonsumsi anak juga akan
mengikuti.
Suka atau tidak sukanya suatu jenis bahan makanan tergantung dari rasa
beda. Makanan yang telah disajikan dirumah tidak tentu semuanya disukai oleh
anak. berikut ini pemaparan OT.1, OT.2, dan OT.3 dalam cuplikan
Hal ini sejalan dengan pendapat OT.4 dan OT.5 yang memaparkan dalam
oleh orangtua memiliki tingkat keberbedaan. Bahwa jenis bahan makanan yang
memang menjadi kesukaan oleh anak seperti: ikan goreng, udang goreng,
kepiting rebus, sop kepiting, oseng mie, kepala ayam goreng, terlor orak-arik,
Selain itu preferensi makanan terhadap bekal yang dibawakan oleh orangtua
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa bekal yang anak bawakan
oleh orangtua ke sekolah disesuaikan dengan kesukaan terhadap suatu jenis bahan
goreng, nasi+ sosis, kemudian ada juga yang membawa nasi+ sayur, tempe
goreng.
Tingkat kesukaan dari suatu jenis bahan makanan seperti sayur dan buah
ini petikan wawancara yang disampaikan oleh ANK.1, ANK.2, ANK.3, ANK.4
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa sayur dan buah
memang masih terasa asing bagi anak untuk dikonsumsi sehingga tingkat
76
kesukaan atau preferensi makanan terutama pada sayur dan buah memiliki
(khususnya dalam praktek makan) yang dilakukan oleh orangtua juga akan diikuti
oleh anak. Selain itu juga preferensi makanan mempengaruhi dalam kebiasaan
makan anak karena tingkat dari kesukaan atau tidak kesukaan terhadap bahan
yang dikonsumsi lebih cenderung dengan kesukaan yang dimiliki oleh anak
tersebut. Berikut ini pemaparan OT.1, dan OT.2 dalam wawancaranya mengenai
berikut:
pengaruh dalam kebiasaan makan anak yang dipengaruhi oleh orangtua seperti
pada saat kegiatan makan harus disuapin, orangtua harus mendampingunya, pada
saat kegiatan makan harus dipaksa karena apabila tidak dipaksa tidak mau makan.
dengan target. Berikut ini cuplikan wawancara yang disampaikan OT.1, OT.2,
OT.3, OT.4 dan OT.5 mengenai kecukupan dari segi finansial yang didapatkan
sebagai berikut:
78
Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh OT.4 dan OT.5 dalam cuplikan
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan pangan dari
segi finansial yang didapatkan yaitu: apabila kebutuhan yang dikeluarkan sesuai
dengan target maka kebutuhan yang dilakukan juga tercukupi dan sebaliknya jika
kebutuhan diluar target maka kebutuhan yang dilakukan belum tentu tercukupi.
79
dengan adanya sayur dan buah yang tersedia maka akan menjadi terbiasa dan
OT.2, dan OT.3 mengenai ketersediaan sayur dan buah didalam keluarga sebagai
berikut:
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh OT.4 dan OT.5 dalam
sayur dan buah didalam keluarga yaitu sayur dan buah tidak tentu tersedia,
anak.
Dunia yang paling menyenangkan bagi anak adalah pada saat bermain.
Bermain dengan teman sebaya adalah hal yang disukai oleh anak. Keberadaan
lingkungan rumah sangatlah mempengaruhi seperti pada pola makan. Faktor ini
dipengaruhi oleh teman. Karena keinginan anak akan selalu muncul apabila
melihat salah satu dari temannya yang sedang makan sesuatu. Sehingga anak
akan mengikuti segala apapun yang dimiliki oleh temannya. Berikut ini
pemaparan yang disampaikan oleh OT.1, OT.2, dan OT.3 dalam wawancaranya
sebagai berikut:
81
Ketiga hasil wawancara di atas sejalan dengan yang disampaikan OT.4 dan
lingkungan rumah mempengaruhi pada pola makan anak seperti: anak ingin untuk
meminta segala sesuatu yang sedang dimakan oleh temannya, tidaknya hanya dari
segi mainan yang dimiliki oleh temannya, terkadang dari segi makananpun anak
perubahan kebiasaan makan anak. khususnya pada media televisi. Karena selain
televisi di gemari oleh anak jenis tanyangan film yang ditayangkan juga digemari
oleh anak. Seperti kartun, sinetron, ataupun acara-acara yang lainnya, selain itu
kebiasaan makan anak. berikut ini petikan wawancara yang disampaikan oleh
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh OT.4 dan OT.5 dalam
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa jenis tayangan atau iklan
tentang makanan pada pesan media seperti televisi sangatlah berpengaruh, Karena
dengan berbagai keunikan yang memang membuat anak menjadi tertarik dan
84
ingin untuk dikonsumsinya, seperti jenis iklan sosis so nice, nugget, mie goreng,
wawancara oleh OT.1, OT.2, OT,3, OT.4 dan OT.5 mengenai pengetahuan dalam
akan pentingnya gizi seimbang dalam mengkonsumsi makanan untuk anak usia 4-
6 tahun secara lengkap dan jelas pada masyarakat pesisir di desa randusanga
kulon memang belum sepenuhnya diketahui oleh orangtua baik informasi yang
orangtua ikuti melalui pada kegiatan penyuluhan maupun yang lainnya. Informasi
kulon pun juga menerapkan pengetahuan gizi yaitu dengan cara menerapkan pada
gizi seimbang. Berikut ini petikan wawancara yang disampaikan oleh GR.1
sebagai berikut:
86
makanan sehat dalam pemenuhan gizi seimbang. Materi yang disampaikan seperti
pada tema tanaman dengan sub tema mengenai besar/kayu, sayuran, buah dan
hias). Selain itu juga pada tema kebutuhanku dengan sub tema (makanan,
pakaian, dan kesehatan). Kemudian kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan
materi pada tema tanaman dan kebutuhanku yaitu meliputi: pembelajaran outdoor
yaitu anak diajarkan untuk bereksplorasi dengan kegiatan seperti menanam biji
kacang hijau yang ditanam pada gelas aqua yang berisi pasir, kemudian
pembelajaran pada indoor yaitu seperti selain guru juga mengenalkan gambar
sayuran maupun buah yang berada didinding maupun pada buku, guru juga
87
membawakan bentuk wujud secara asli (konkrit) baik sayuran maupun buah-
makanan maupun minuman pada buku LKS. dan untuk kegiatan selanjutnya yaitu
Pengaruh dari unsur sosial dan budaya yang mampu menciptakan kebiasaan
makan penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip ilmu gizi. Berbagai
budaya memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan atau
Berikut ini cuplikan wawancara yang disampaikan oleh OT.1 dan OT.2 sebagai
berikut:
Rabu, 29 Juli 2015
Informan: Iya selalu saya sajikan dalam sehari-hari. Kebetulan saya sendiri itu
jualan ikan mbak, sehingga saya sisakan untuk disajikan di rumah
(tersenyum), kemudian selain itu anak saya juga menyukainnya
mbak. Sehingga masih dikonsumsi dalam sehari-harinya. CW.01
OT.1
Kedua dari hasil wawancara di atas sejalan dengan yang disampaikan oleh
Minggu, 2 Agustus2015
Informan: Masih mbak, hampir setiap hari saya sajikan. Karena selain anak
saya menyukainya, juga mudah untuk didapatkan dan sudah
menjadi kebiasaan dan kesenangan untuk dikonsumsi dalam sehari-
harinya. CW.05 OT.5
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pola Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia 4-6 Tahun Pada
Masyarakat Pesisir di Desa Randusanga Kulon Brebes
yang pesat dimana memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orangtua dan
optimal pula. Didalam proses tumbuh kembang juga dipengaruhi oleh kesehatan
dan gizi. Karena selain anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan
89
jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial dan
gizi sangatlah berpengaruh besar terhadap gaya hidup anak seperti pola makan
dan asupan gizi yang diperoleh. Hal ini senada dengan pendapat Mukminin
adalah sebagai berikut: 1). 7% kondisi medis, 2). 8% kondisi iklim, 3). 10%
kondisi sosial, 4). 15% faktor keturunan dan 5). 60% gaya hidup(pola makan dan
asupan gizi). Dari beberapa faktor tersebut yang sangat berpengaruh besar adalah
Menurut Lie Goan Hong (dalam Sri Karjati, 2013: 89) pola makan adalah
bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas
seorang anak yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat akan memiliki pola
seperti ikan, udang, kepiting, cumi-cumi dan lain-lain sehingga makanan tersebut
itu bahwa anak khususnya pada usia 4- 6 tahun (usia prasekolah) Desa
suatu jenis makanan. Karena anak memiliki rasa suka, rasa senang atau puas
terhadap makanan yang diperoleh saat makan makanan tertentu yang disukainya.
Dalam hal ini AGZ.1 mengungkapkan bahwa makanan fast food(siap saji) dan
90
makanan instan adalah makanan yang menjadi kegemaran atau favorit yang
camilan maupun menjadi menu makanan pada saat makan. Pendapat ini senada
dengan pendapat Atikah (dalam jurnal gizi, 2008) yang menjelaskan bahwa anak
relatif terjadi pada usia ini. Berbagai masalah dalam mengkonsumsi makanan
makanan tertentu dan mengikuti populer makanan tertentu. Anak juga seringkali
tidak mau mencoba makanan baru dan menolak makanan yang tidak dikenali
Konsumsi sayur dan buah. Konsumsi sayur dan buah merupakan salah satu
bagian penting dalam mewujudkan Gizi Seimbang. Konsumsi sayur dan buah
yang cukup juga menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB/ sembelit) dan
yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular (kronik) dan
merupakan salah satu indikator sederhana gizi seimbang. Pesan Gizi seimbang
untuk anak usia 4-6 Tahun: perbanyak mengkonsumsi sayuran dan buah. Sayur
dan buah adalah pangan sumber vitamin, mineral dan serat. Dalam
ataupun mineral serta serat. Anjuran jumlah porsi untuk kelompok umur 4-6
tahun yaitu: 2p sayuran dan 3p buah. Hal ini sejalan dengan pendapat AGZ.1
mengatakan bahwa ada pengaruhnya jika anak kurang mengkonsumsi sayur dan
buah. Karena selain sayur dan buah mengandung vitamin dan mineral, vitamin
91
dan mineral juga lebih banyak dibutuhkan walaupun sedikit,tetapi sangat penting
dibutuhkan oleh tubuh untuk keseimbangan sendiri. Hal ini juga terjadi pada anak
fast food dan instan-instan untuk makanan seperti sayur dan buah juga jarang
untuk dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi apabila tidak seimbang maka akan
hal ini juga disebabkan karena pola makan yang diberikan orangtua kepada anak
dalam sehari-hari.
merupakan salah satu bentuk dari susunan makanan yang meliputi jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsinya dalam sehari-sehari. Dan anak usia
4-6 tahun juga merupakan usia prasekolah sebagaimana anak selain mendapatkan
pendidikan, perlindungan, dan pelayanan kesehatan pun juga penting untuk anak
dapatkan, karena hal ini juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
seorang anak yang bertumbuh kembang dengan baik maka anak pun juga akan
menjadi sehat. Dalam hal ini anak dikatakan sehat apabila bertambah usianya,
bertambah tinggi badan, dan bertambah pula berat badannya. Dalam hal inilah
juga dipengaruhi oleh faktor kesehatan. Karena faktor kesehatan menjadi faktor
utama, dalam faktor kesehatan ini yang berpengaruh besar adalah gaya hidup.
92
Gaya hidup seseorang ini meliputi pola makan dan asupan gizi. Pola makan dan
asupan gizi ini juga berpengaruh terhadap segala bentuk susunan makanan yang
diberikan oleh orangtua terhadap keluarga khususnya pada anak. Baik dalam
susunan makanan pada menu makan pagi hari, siang hari dan sore hari. Dalam
makanan yang bervariatif. Karena dalam hal ini akan berpengaruh dan
mempermudah anak untuk lebih menerima dan menyukai jenis makanan yang
akan dimakan oleh anak. Bahkan makanan tersebut juga akan menjadikan anak
kurang bervaritif dalam menyajikan menu makanan dan seringnya juga makanan
yang dikonsumsi disamakan dengan menu makanan dalam satu hari tersebut.
makanan yang dimakan juga tidak hanya sebagai sumber zat tenaga, zat
pembangun akan tetapi zat pengatur seperti vitamin dan mineral juga diperlukan,
dalam hal ini mencakup sayur dan buah yang penting untuk dikonsumsi dalam
setiap menu makanan yang tersedia baik untuk menu makan pagi hari, siang hari
maupun sore hari. Bahwa dapat diketahui Indonesia juga memiliki berbagai
sumber kekayaan seperti sayur dan buah. Hal ini juga senada yang dipaparkan
oleh Astawan yang mengungkapkan bahwa berikut ini jenis-jenis sayuran seperti
sayuran daun (kangkung, sawi, bayam, selada air), jenis sayuran bunga (kembang
turi, brokoli, kembang kol), jenis sayuan batang muda (asparagus, rebung, jamur),
jenis sayuran akar (bit, lobak, wortel) dan jenis sayuran umbi (kentang), dan
untuk jenis buah-buahan, seperti buah bersifat musiman yang (durian, mangga,
93
buah prioritas daerah (manggis, duku, leci, kelengkeng, salak dan markisa). Akan
tetapi dari berbagai macam jenis sayuran dan buah tersebut pada masyarakat
pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes bahwa, hanya beberapa jenis sayur yang
apabila tersedia seperti sayur asem, sop, dan kangkung. Jenis buah yang apabila
tersedia seperti buah pisang, jeruk, dan kelengkeng. Kemudian jumlah sayur dan
buah yang tersedia seperti untuk jumlah sayur yang disajikan satu mangkok
sayur, sedangkan untuk buah yang tersedia hanya beberapa biji buah saja. Dan
pola konsumsi (susunan makanan) pada anak usia 4-6 dalam mengkonsumsi
sayur dan buah yang disajikan juga tidak teratur seperti: dalam sehari kadang-
kadang tersedia sayur saja, kadang-kadang hanya tersedia buah saja, kadang-
kadang tersedia sayur dan buah dan kadang-kadang juga sayur dan buah tidak
Kebiasaan makan anak terutama dalam konsumsi sayur dan buah dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam hal ini
faktor internal dan eksternal merupakan hal penting dan menjadi titik point yang
harus diperhatikan. Dapat diketahui bahwa faktor internal itu sendiri seperti
preferensi makanan (dari suka, rata-rata dari rasa kesukaan,minat atau tidaknya
pengetahuan gizi, dan lingkungan sosial dan budaya. Sehingga dapat disimpulkan
dalam mengkonsumsi sayur dan buah juga ada beberapa faktor yang
mempengaruhi baik dari faktor internal maupun dari faktor eksternal. Adapun
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi konsumsi sayur dan buah adalah
sebagai berikut:
atau tidak sukanya terhadap suatu jenis makanan. Mengkonsumsi makanan juga
sering terjadi pada kalangan anak-anak khususnya pada anak usia prasekolah (4-6)
tahun. Pada usia prasekolah ini anak lebih cenderung berubah-ubah terhadap
konsumsi makanannya. Konsumsi makanan seperti sayur dan buah masih relatif
rendah untuk disukai pada kalangan anak- anak. Walaupun kadang-kadang ada
beberapa sayur dan buah yang menjadi kesukaan dari anak. Seperti dapat
Brebes lebih cenderung menyukai makanan yang kering-kering saja seperti jenis
ikan goreng, telor goreng, udang goreng, dan lain sebagainya, Selain itu makanan
fast food dan instan juga lebih dominan dikonsumsi dalam seharinya-harinya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa selera makanan yang dikonsumsi oleh anak
baik dilihat dari segi rasa, bentuk maupun yang lainnya juga memiliki
keberbedaan dari masing-masing anak. Hal ini Sejalan dengan penelitian yang
95
dilakukan oleh Van Dyun ditemukan bahwa suka atau tidaknya seseorang
terhadap makanan tergantung dari rasa. Karena rasa merupakan suatu faktor
makan anak adalah keluarga. Akan tetapi pada realitanya orangtua di masyarakat
bergizi untuk anak yang dikonsumsi dalam sehari-harinya. Padahal segala sesuatu
akan bergantung dengan orangtua karena orangtua juga mempunyai peran penting
dalam segalanya terutama untuk anak-anaknya. Hal ini senada dengan pendapat
Santoso (2004: 57) yang menjelaskan bahwa pola konsumsi pada anak dibentuk
memberikan makan pada anak. Dengan memberikan makan kepada anak, maka
anak juga dididik agar dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik
serta menentukan jumlah makanan yang cukup sehingga akan terbina kebiasaan
yang baik.
Makan adalah hal yang kurang disukai oleh anak. Karena dunia yang paling
pertumbuhan anak, interaksi antara anak dengan lingkungan sosial semakin luas
dan komunikasi menjadi penting. Hal ini juga terjadi pada kalangan anak-anak
khususnya usia 4-6 tahun di masyarakat pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes,
96
selain bermain menjadi suatu kegemaran bagi anak, bermain juga bisa
makannyapun menjadi berkurang. Selain itu juga pengaruh dari teman karena
seperti anak menginginkan jenis mainan yang dimiliki temannya, dan tidak hanya
dengan jenis mainan saja bahkan hingga bentuk dari makanan pun berpengaruh
seperti halnya, ketika anak melihat temannya yang sedang makan makanan
dengan jenis apapun juga seringnya ingin mengikuti. Keberadaan teman tidak
hanya terjadi di lingkungan sekitar rumah saja akan tetapi keberadaan teman di
sekolah pun juga berpengaruh. Hal ini sejalan dengan GR.I yang mengatakan
Seringnya anak menginginkan dan mengikuti segala apapun yang dimiliki oleh
temannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Betty (dalam jurnal, 2004) yang
makanan. Anak dapat menolak suatu makanan dan meminta suatu makanan yang
temanlah yang menjadi faktor utama dan berpengaruh besar terhadap konsumsi
makanan anak, karena dimanapun keberadaan anak tinggal maupun bermain juga
Pemilihan dan tingkat kesukaan atau tidak kesukaan terhadap suatu jenis
bahan makanan berpengaruh pada media massa, seperti televisi, radio, dan
majalah. Dalam hal ini media yang sangat mempengaruhi adalah televisi. Karena
selain televisi menjadi kegemaran bagi anak-anak dan televisi juga menjadi suatu
97
kegiatan aktivitas dalam sehari-hari. Hal ini terjadi pada anak di masayarakat
bermain, televisipun menjadi suatu kegiatan aktivitas dalam sehari-hari. Selain itu
jenis tayangan seperti kartun juga yang menjadi favorit anak untuk dilihat. Akan
tetapi acara televisi seperti iklan penawaran produk terutama tentang makanan
bentuk, kemasan yang menarik, dan rasa yang berakibat anak seringnya
goreng, maupun yang lainnya. Sehingga makanan yang ditayangkan pada iklan
ditelevisipun hampir setiap hari anak mengkonsumsinya. Dalam hal ini sejalan
bahwa anak usia prasekolah di Amerika menonton televisi rata-rata 27 jam dalam
seminggu. Sebagian besar iklan yang ditayangkan saat program acara anak adalah
iklan makanan yang biasanya menawarkan produk makanan yang rendah serat
dan tinggi kandungan gula, lemak dan natrium. Iklan tersebut dapat
mempengaruhi anak usia prasekolah dengan mudah sehingga anak meminta untuk
menggantikan sayur dan buah. Sebagai contoh yang lain, dengan menonton acara
masak di televisi, dia ingin mencoba dan karena suka dia hanya mau makan jenis
itu saja. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa makanan fast
food dan instan menjadi favorit untuk dikonsumsi oleh anak di masayarakat
seperti konsumsi sayur dan buah juga kurang dikonsumsi dalam sehari-harinya.
98
Pengetahuan gizi sangatlah penting untuk dimiliki dan menjadi faktor utama
seseorang tersebut akan memiliki asupan gizi yang baik dan sebaliknya apabila
seseorang kurang memahami pengetahuan gizi maka asupan gizi yang dimiliki
juga tidak baik. Hal ini juga terjadi pada masyarakat pesisir di Desa Randusanga
dikonsumsi oleh anak usia 4-6 tahun juga kurang dipahami oleh orangtua.
Sehingga hal ini mengakibatkan orangtua dalam menyajikan menu makanan juga
berpengaruh terhadap menu makanan keluarga dan juga pola konsumsi makanan.
pekerjaan juga menjadi profesi yang dilakukan oleh orangtua dalam memenuhi
pedagang, guru, maupun jenis profesi yang lainnya. Selain itu pekerjaan yang
Hal ini juga terjadi pada masyarakat pesisir di Desa Randusanga Kulon Brebes.
makanan juga sekadarnya tanpa memperhatikan makanan yang aman dan bergizi
untuk dikonsumsi tertutama pada anak dalam sehari-harinya. Hal ini Sejalan
pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang setiap hari dalam kehidupan
kebutuhan gizinya dan lebih memilih untuk mengonsumsi makanan cepat saji.
masyarakat yang kadang bertentangan dengan prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya
memberikan peranan, nilai yang berbeda terhadap pangan atau makanan. Selain
bahan makanan yang dikonsumsi. Hal ini terjadi pada masyarakat pesisir di Desa
dimakan dan dikonsumsinya dalam sehari-hari seperti ikan, udang, kepiting juga
permasalahan apabila yang dimakan untuk anak hanya dengan lauk seperti ikan,
udang dan kepiting karena itu saja sudah cukup. Akan tetapi pola makan atau
lemak saja, tetapi vitamin dan mineral seperti sayur dan buahpun juga
100
dibutuhkan oleh tubuh. Karena dengan makanan yang seimbang kesehatan tubuh
pun akan terjaga dengan baik selain itu juga dapat mencegah terjadinya berbagai
macam penyakit. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutiah (dalam skripsi, 2006)
disajikan, dimakan dan dikonsumsi untuk keluarga khususnya untuk anak seperti
ikan, udang kepiting dan lain sebagainya juga sudah bergizi dan sudah cukup
untuk sebagai lauk yang dimakan dan dikonsumsi dalam sehari-harinya. Sehingga
Penelitian ini memiliki keterbatasan, ada beberapa hal yang membuat peneliti
penelitian bahwa waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian sangat terbatas
mengingat banyak agenda yang dimiliki oleh anak dan orangtua seperti anak
berangkat kesekolah, jam istirahat anak, anak bermain, anak berangkat ke TPQ,
dan kesibukan yang dimiliki orangtua. Hal ini menyebabkan kurang maksimalnya
PENUTUP
5.1 Simpulan
konsumsi sayur dan buah yang dikonsumsi anak usia 4-6 tahun pada masyarakat
pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes seperti jenis sayur dan buah yang
dikonsumsi yaitu (sayur asam, sop, tumis kangkung, dan buah pisang, jeruk dan
kelengkeng), jumlah sayur dan buah yang tersedia yaitu (satu mangkok sayur dan
hanya beberapa buah), dan rata-rata sayur dan buah yang dikonsumsi (tiga-empat
kali dalam seminggu). Faktor internal yang mempengaruhi konsumsi sayur dan
buah yakni preferensi makanan, pengaruh orangtua dan faktor eksternal yang yang
5.2 Saran
dengan pola konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada Masyarakat
1. Bagi Orangtua
menyukai sayur dan buah kepada anak, sebagai orangtua menyempatkan diri
untuk makan sayur dan buah bersamanya, ciptakan aktivitas makan sayur dan
buah yang menyenangkan serta kreasikan dengan berbagai macam bentuk olahan
sayur dan buah agar anak tertarik dan ikut makan sayur dan buah juga.
101
102
minggu sekali dengan menu makanan yang meliputi sayur dan buah,dalam materi
kegiatan parenting seperti (membuat menu makanan yang sesuai dengan gizi
untuk anak secara lebih mendalam sehingga orangtua dan masyarakat pesisir
seimbang untuk kesehatan anak dan bagi posyandu dalam memberikan PMT
sebaiknya bervariasi.
4. Bagi Masyarakat
pesisir Desa Randusanga Kulon Brebes dapat meningkatkan pola konsumsi sayur
dan buah anak usia 4-6 tahun sesuai dengan pedoman gizi seimbang.
lebih mendalam guna pemahaman tentang pola konsumsi sayur dan buah anak
masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
103
104
Khomsan Ali, dkk. 2003. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Departemen Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Bogor: Fakultas Pertanian IPB
Rosidi, Ali, dkk. 2012. Peran Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Dalam Konsumsi
Sayur Anak Prasekolah. Jurnal. Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang.
Diunduh tanggal 24 Februari 2015
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=Peran+Pendidikan+dan+Pekerjaan
+Ibu+Dalam+Konsumsi+Sayur+Anak+Prasekolah.+
Sediaoetama,Achmad Djaeni. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid
1. Jakarta: Dian Rakyat
106
Soenardi, Tuti.2006. Gizi Seimbang untuk Bayi dan Blita.In: Soekirman. Hidup
Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia. Jakarta: PT.
Primamedia Pustaka
107
108
109
110
111
112
113
114
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PENELITIAN
115
116
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK INFORMAN UTAMA
POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK USIA 4-6 TAHUN
PADA MASYARAKAT PESISIR DI DESA RANDUSANGA KULON
BREBES
A. Anak
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK INFORMAN PENDUKUNG
POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK USIA 4-6 TAHUN
PADA MASYARAKAT PESISIR DI DESA RANDUSANGA KULON
BREBES
B. Orangtua
ditayangkan tersebut?
9. Apakah kebutuhan pangan anda
sudah mencukupi dari segi
finansial yang anda dapat?
10. Apakah makanan yang
mengandung sumber protein
(ikan) masih di konsumsi
dalam sehari-hari?
11. Bagaimana ketersediaan sayur
dan buah di lingkungan pesisir?
125
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK INFORMAN PENDUKUNG
POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK USIA 4-6 TAHUN
PADA MASYARAKAT PESISIR DI DESA RANDUSANGA KULON
BREBES
C. Guru
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK INFORMAN PENDUKUNG
POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK USIA 4-6 TAHUN
PADA MASYARAKAT PESISIR DI DESA RANDUSANGA KULON
BREBES
D. Puskesmas
129
130
dan apa sajakah jenis macam saja seperti sayur asem sekalipun ada rata-
sayur yang anda yang berisi labu siam, terong, rata sayur yang di
sajikan tersebut? kangkung, putren dan seledri, sajikan hanya 1
kadang-kadang ya tumis kangkung macam yaitu
dan pare yang berisi sayur berupa sayur asem
kangkung, tomat, dan pare. dan sup untuk
OT.2 Sayur yang saya sajikan ya sayur asem itu
kadang-kadang 1 macam, kadang- sendiri berisi:
kadang ya 2 macam dalam terong, labu siam,
seharinya. Seperti sayur asem dan kacang panjang,
lalapan yang berisi labu siam, kangkung, putren,
kangkung, kacang panjang, terong, dan seledri.
dan putren. Kemudian kalau untuk Kemudian untuk
lalapanya sendiri berisi kol atau sup berisi: wortel,
timun. kol, tomat dan
OT.3 Saya tidak mesti menyajikan sayur daun bawang.
mbak, sekalipun menyajikan ya
paling sayur asem, kadang- kadang
ya sayurnya hanya sama
tambahkan di oseng-oseng mie.
Isine ya macem-macem lah
(tersenyum) kalau sayur asem ya
ada terong, labu siam, kacang
panjang, putren. Kalau di oseng-
oseng mie ya cuman wortel, kol,
sama daun bawang.
OT.4 Biasanya kalau ada sayur ya hanya
1 macam mbak yang saya sajikan
seperti sayur sop yang saya
tambahkan dengan kepiting. Untuk
sayur sop ya isinya ada wortel, kol,
daun bawang, terus tomat mbak.
140
pemenuhan gizi pkk, tetapi yang saya dapatkan juga ada yang
seimbang untuk hanya pengenalan makanan 4 sehat tidak pernah
anak? 5 sempurna, itu saja tidak begitu mengikuti. Dan
detail mbak. sekalipun ada
OT.3 Dulu sih saya pernah mengikuti itupun tidak
penyuluhan di pkk, tetapi yang lengkap pada saat
disampaikan itu cara membuat disampaikan.
kue-kue mbak, tidak mengenai
makanan-makanan sehat untuk
anak he..he..
OT.4 Tidak pernah mbak.
OT.5 Iya kadang-kadang saya mengikuti
penyuluhan, tetapi penyuluhan
yang saya ikuti tidak ada yang
membahas tentang makanan sehat
untuk anak mbak.
18. Apakah teman di OT. 1 Iya berpengaruh apalagi posisi Faktor teman
lingkungan sekitar anak saya sedang bermain bersama sangatlah
rumah teman-temanya, sehingga mempengaruhi
mempengaruhi pola menimbulkan rasa iri dan ingin
makan pada anak? untuk meminta segala sesuatu
yang sedang dimakan oleh
temannya.
OT.2 Mempengaruhi, karena apa ketika
anak saya sedang bermain.
Kemudian melihat dari beberapa
temannya sendiri yang sedang
makan apa gitu.. pasti muncul rasa
keinginannya untuk ikut makan
juga.
OT.3 Berpengaruh, didalam rumah saja
ketika melihat kakaknya sendiri
150
19. Apakah anak suka OT. 1 Tidak begitu suka menonton Rata-rata anak
menonton televisi televisi, karena anak saya sukanya suka menonton
dan berapa jam anak bermain mbak, jadi hanya sekitar ½ televisi, dalam
menonton televisi jam. Tetapi misalnya ada film sehari tidak tentu
dalam sehari-hari? kesukaan dia ya sekitar 1-2 jam. ada berapa jam
OT.2 Iya suka sekali, tetapi untuk hari- yang anak lihat.
hari biasa itu dalam 1 hari sekitar Tetapi kurang
1- 2 jam, tetapi kalau untuk hari lebih sekitar1-2
minggu itu sendiri hampir seharian jam.
full mbak.
OT.3 Suka, ya tidak tentu sih ya mbak.
Kadang-kadang kalau lagi
asyiknya bermain bersama
temannya ya paling sekitar Cuma
sebentar untuk melihat TV ya
sekitar 1 -2 jaman
OT.4 Suka sekali mbak. Dalam sehari ya
tidak tentu sih ya mbak kadang-
kadang kan moodnya anak
bermacam-macam. Ya kurang
lebih sekitar 2-3 jaman dalam
seharinya
OT.5 Suka sekali untuk menonton
televisi. Dalam sehari tidak tentu
mbak, tergantung dari anaknya
sendiri. Ya kurang lebih sekitar 2
jaman.
20. Apa sajakah jenis OT. 1 Tayangan yang paling disukai Tayangan yang
tayangan televisi anak saya itu hanya kartun-kartun paling disukai oleh
yang anak lihat? saja, tapi saya tidak tahu mbak anak-anak yaitu
nama kartunya apa saja kartun. Dan
(tersenyum) mayoritas jenis
152
OT.2 Yang paling disukai anak saya itu kartun yang paling
film yang bernuansa kartun-kartun disukai yaitu upin
mbak seperti upin-ipin, bang ipin dan bang
jarwo, dan lain-lain. jarwo.
OT.3 Tayangan kartun –katun saja mbak
yang paling dia sukai seperti upin
ipin, doraemon, power ranges, dan
lain-lain.
OT.4 Jenis tayangan yang disukai anak
sama bermacam-macam mbak
misalnya kartun-kartun, acara
pentas yang anak kecil nari-nari
atau nyanyi-nyanyi, kadang-
kadang juga suka film sinetron
mbak . he...he..
OT.5 Untuk tayangan yang paling dilihat
itu terutama kartun-kartun mbak
seperti upin- ipin, bang jarwo, koki
kecil, dan masih banyak lagi mbak.
21. Jika ada tayangan OT. 1 Berpengaruh, karena apapun Jenis tayangan
atau iklan tentang bentuk tayangan atau iklan atau iklan tentang
makanan ditelevisi makanan itu selalu membuat anak makanan yang
apakah tertarik. Kalau menginginkan ada ditelevisi
mempengaruhi pada enggaknya sih kadang-kadang sangat
anak, dan apakah ingin. Ya seperti itu loh mbak mempengaruhi
anak selalu iklan mie goreng, kemudian sosis pada anak dan
menginginkan so nice. menimbulkan
makanan yang bahwa anak selalu
ditayangkan menginginkan
tersebut? segala sesuatunya.
OT.2 Iya ada pengaruhnya juga mbak.
Ya kadang-kandang ingin kadang-
153
6. Apakah kamu suka ANK.1 Tidak, iya gak papa. Ada yang tidak
dengan sayur, dan ANK.2 Sedikit, gak tau suka dengan
apa sajakah jenis ANK.3 Gak suka, gak enak, terus pait. sayur dan ada
sayur yang kamu ANK.4 Ada yang suka ada yang tidak, yang suka
sukai? wortel soalnya enak. dengan sayur.
ANK.5 Suka, kerena iya karena enak, Untuk jenis sayur
wortel. yang disukainya
yaitu wortel.
7. Berapakali sayur ANK.1 Tidak tau. Anak tidak
yang kamu makan ANK.2 Enggak tau (tersenyum) mengetahui
dalam sehari, dan ANK.3 Enggak tau (menggelengkan berapa kali sayur
pada waktu kapan kepala) itu dimakan dan
sayur itu dimakan? ANK.4 Ma, sayure mangane ping pira ma, pada saat kapan
(bertanya kepada mamanya) jare dimakan.
mama ora mesti mbak.
ANK.5 Satu, pagi.
8. Apakah kamu suka ANK.1 Ada yang suka ada yang tidak, iya Tergantung dari
dengan buah, dan gak papa. jenis buah karena
apa sajakah jenis ANK.2 Suka,soalnya manis. Sukanya hanya buah-buah
buah yang kamu gedang. tertentu saja yang
sukai? ANK.3 Kalau manis suka, kalau tidak anak sukai,
manis gak suka. Sukanya pepaya. karena selain
ANK.4 Suka, soalnya enak sukanya enak rasanya dan
kelengkeng. juga manis
ANK.5 Suka, soalnya iya soalnya enak, rasanya yaitu
manis sukanya pisang terus seperti buah
apalagi ya? Udah. pisang, pepaya
dan kelengkeng.
9. Berapakali buah ANK.1 Tidak tau mbak. Anak tidak
yang kamu makan ANK.2 Enggak tau (tersenyum). mengetahui
dalam sehari, dan ANK.3 Gak tau mbak. berapa kali buah
pada waktu kapan ANK.4 Ma, angger buah dipangan ping itu dimakan dan
161
buah itu dimakan? pira ya ma, terus mangan kapan pada saat kapan
(menanyakan kepada mamanya) dimakan.
jare mama ping siji mbak, waktune
ora tentu.
ANK.5 Tidak tahu ada berapa kali.
10. Apakah kamu setiap ANK.1 Tidak mbak soalnya sudah makan Ada yang
pagi dibawakan sebelum berangkat. dibawakan dan
bekal dari rumah, ANK.2 Tidak membawa bekal. ada yang tidak
ketika berangkat ke ANK.3 Tidak pernah soalnya sudah dibawakan.
sekolah, dan jenis makan dari rumah.
bekal apa sajakah ANK.4 Kalau ivana sudah makan ya tidak
yang dibawakan? dibawakan, kalau belum ya
dibawakan.
ANK.5 Iya dibawakan bekal sama mama.
Kadang-kadang nasi, telor sama
mie.
11. Apakah kamu suka ANK.1 Kadang-kadang suka kadang- Rata- rata anak
menonton televisi, kadang tidak, sukanya kartun. menyukai
dan tayangan apa ANK.2 Suka, bobo boy, upin ipin, televisi. Jenis
sajakah yang kamu doraemon. tayangan yang
lihat? disukainya yaitu
kartun.. seperti
(upin ipin, bobo
boy, dan lain-
ANK.3 Suka, sukanya power ranges,
lain).
ultramen, upin, ipin, marsha.
mamanya).
Catatan Lapangan
Kode: CL 01 KLD.1
Deskripsi Kegiatan
Peneliti datang ke Kelurahan Desa Randusanga Kulon Brebes pada pukul
09.00 WIB. Peneliti pertamakali bertemu dengan salah satu perangkat desa yang
sedang duduk di dalam ruangan. Peneliti meminta ijin untuk dapat bertemu
Kelurahan Desa Randusanga Kulon Brebes utuk meminta ijin penelitian tentang
pola konsumsi sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir di
Desa Randusanga Kulon Brebes. Pak kaur bertanya kepada peneliti mengapa
tentang Desa Randusanga Kulon Brebes, Pak kaur akhirnya memberikan ijin
Brebes hingga selesai. Peneliti segera menyerahkan surat ijin penelitian kepada
pihak kelurahan. Setelah dirasa cukup, peneliti berpamit kepada pak kaur dan
Refleksi:
Dalam melakukan penelitian mengenai pola konsumsi sayur dan buah anak
usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir, peneliti harus menunjukkan perilaku dan
sikap yang santun dan sesuai dengan aturan dan etika yang ada. Karena itu,
sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta ijin terlebih dahulu kepada orang
yang berwenang, dengan pakaian yang rapi dan perilaku yang santun. Peneliti
Catatan Lapangan
Kode: CL 02 LTK.1
Deskripsi Kegiatan
Peneliti datang ke TK Pertiwi Randusanga Kulon pada saat jam istirahat,
yakni pukul 09.00 WIB. Peneliti pertamakali bertemu dengan seorang guru yang
sedang mengamati anak-anak bermain. Peneliti meminta ijin untuk bertemu
dengan kepala sekolah. Setelah dipersilahkan masuk, peneliti di ajak ke ruang
tamu. Karena kepala sekolah sedang ada halangan, sehingga diwakilkan oleh guru
yang mewakilinya dan bercakap-cakap tentang maksud kedatangan peneliti ke
TK Pertiwi Randusanga Kulon Brebes untuk meminta ijin melakukan
pengamatan tentang kegiatan makan bersama dan bekal yang di bawa oleh anak-
anak. Guru menjelaskan kepada peneliti bahwa makan bersama diadakan 1
minggu sekali yaitu hari sabtu, kemudian untuk bekal setiap hari anak membawa.
Dengan terkaitnya tahun ajaran baru sehingga pada hari sabtu tanggal 25 juli
2015 belum dirapatkan dengan walimurid mengenai kegiatan makan bersama,
sehingga digantikan dengan membawa bekal. Dan peneliti melanjutkan
pengamatan kegiatan bersama pada hari sabtu depan yakni tanggal 1 Agustus
2015. Setelah bercakap-cakap, guru akhirnya memberikan ijin kepada peneliti
untuk melakukan pengamatan di TK Pertiwi Randusanga Kulon Brebes
hingga selesai. Peneliti segera menyerahkan surat ijin penelitian kepada pihak
sekolah. Setelah dirasa cukup, peneliti berpamit kepada guru di TK Pertiwi
177
bekal yang dibawa oleh anak-anak, peneliti harus menunjukkan perilaku dan
sikap yang santun dan sesuai dengan aturan dan etika yang ada. Karena itu,
sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta ijin terlebih dahulu kepada orang
yang berwenang, dengan pakaian yang rapi dan perilaku yang santun. Peneliti
mengucapkan terimakasih.
178
Catatan Lapangan
Kode: CL 07 PSM.1
Deskripsi Kegiatan
07.00 WIB, Peninjauan Menu Makanan di pagi hari
Dalam menyajikan menu makanan di pagi hari yang dilakukan oleh ibu
tarsijah dengan membeli makanan yang telah disediakan oleh pedagang pada pagi
hari. Karena menurut pendapat dari ibu tarsijah kalau pagi-pagi itu sibuk dan
repot sehingga makanan untuk menu pagi hari yaitu membeli di pedagang
disekitar rumah ibu tarsijah. jenis makanan yang telah disediakan oleh para
pedagangdipagi hari seperti nasi ponggol, ketupat, bubur, tahu tepung goreng,
Refleksi:
Jenis dan jumlah bahan makanan di keluarga ibu tarsijah pada menu pagi
hari yang telah disediakan yaitu berupa 4 bungkus nasi ponggol dan 3- 4 potong
tahu goreng tepung. Sehingga makanan yang dikonsumsi anak dalam sehari-
harinya pada menu makanan pagi hari seringnya adalah 1 bungkus nasi ponggol
keliling seperti ikan, udang, dan lain-lain. Menu makanan yang seringnya
disajikan adalah ikan karena terkadang hasil dari jenis penjualannya itu sendiri
masih tersisa.
Reflesi:
Jenis dan jumlah bahan makanan pada menu siang hari yang telah
disediakan yaitu berupa 4-5 potong untuk jenis ikan goreng maupun semur ikan
kecap,Selain itu juga terkadang ibu tarsijah menambahkan untuk jenis makanan
yang disajikan pada menu siang hari seperti 3-4 potong tahu dan tempe goreng,
1 piring sambal, dan 1 mangkok sayur berupa tumis kangkung maupun untuk
jenis sayur yang lainnya. Menu makanan yang seringnya dikonsumsi oleh anak
pada siang hari yaitu berupa ikan baik goreng maupun semur ikan kecap.
dengan menu siang hari. Kadang-kadang karena menu makanan yang disajikan
pada siang hari juga masih tersisa. Akan tetapi apabila menu makanan pada siang
hari tidak tersisa yang dilakukan ibu tarsijah hanya membeli di pedagang di
sekitar rumah.
Refleksi:
Jenis dan jumlah bahan makanan pada menu sore hari tergantung pada
tersisanya menu makanan yang disajikan pada siang hari. Sehingga untuk jumlah
menu makanan yang tersedia juga hanya tersisa dari setengah menu makanan
180
pada siang hari. akan tetapi apabila menu makanan yang disajikan pada siang hari
tidak tersisa ibu tarsijah membeli di pedagang seperti membeli 2-3 potong sosis
bakar maupun sosis goreng. Selain itu juga karena anak dari ibu tarsijah juga
menyukai makanan fast food sehingga pada menu makanan sore hari yang di
pengamatan di keluarga ibu tarsijah yaitu pada konsumsi sayur dan buah jarang
sekali untuk disediakan pada saat menyajikan menu makanan baik pada pagi,
siang, maupun sore hari. Akan tetapi untuk konsumsi sayur juga terkadang ibu
tarsijah sediakan pada menu siang dan sore hari walaupun tidak setiap hari selalu
tersedia. Kemudian untuk konsumsi buah di keluarga ibu tarsijah juga tidak
disimpulkan bahwa hanya terdapat konsumsi sayur yang tersedia oleh keluarga
ibu tarsijah. Adapun untuk jenis konsumsi sayur yang tersedia seperti tumis
kangkung. Untuk jumlah konsumsi sayur yang tersedia yaitu berupa 1 mangkok
tumis kangkung yang disajikan pada menu makanan siang maupun sore hari.
181
Catatan Lapangan
Kode: CL 08 PSM.2
Deskripsi Kegiatan
08.00 WIB, Peninjauan Menu Makanan di pagi hari
Dalam menyajikan menu makanan di pagi hari yang dilakukan oleh ibu
wartini dengan membeli makanan yang telah disediakan oleh pedagang pada pagi
hari. Karena menurut pendapat dari ibu wartini kalau pagi-pagi itu sibuk dan
repot sehingga makanan untuk menu pagi hari yaitu membeli di pedagang
disekitar rumah ibu wartini. jenis makanan yang telah disediakan oleh para
pedagang dipagi hari seperti nasi ponggol, ketupat, bubur, bakwan goreng,
Refleksi:
Jenis dan jumlah bahan makanan di keluarga ibu wartini pada menu pagi
hari yang telah disediakan yaitu berupa 5-6 bungkus nasi ponggol dan 3- 4 potong
bakwan dan 1bungkus kerupuk. Sehingga makanan yang dikonsumsi anak dalam
sehari-harinya pada menu makanan pagi hari seringnya adalah 1 bungkus nasi
ponggol dan 1 potong bakwan maupun jenis tambahan bahan makanan yang
lainnya.
182
Karena ibu wartini juga memiliki kesibukan dalam beraktivitas seperti berjualan
es batu dan membantu suami untuk memilih jenis-jenis seperti ikan, udang,
kepiting dari hasil panen tambak. Menu makanan yang seringnya disajikan adalah
kepiting, udang dan ikan karena terkadang hasil dari panen tambak sendiri.
Reflesi:
Jenis dan jumlah bahan makanan pada menu siang hari yang telah
disediakan yaitu berupa 2-3 potong untuk kepiting rebus, 2-4 untuk ikan goreng,
2-3 untuk udang goreng, 1 mangkok sayur asam, 1 piring sambal, 1 sisir buah
pisang. Menu makanan yang seringnya dikonsumsi oleh anak pada siang hari
yaitu berupa kepiting rebus, udang mauapun ikan goreng maupun jenis bahan
dengan menu siang hari. Kadang-kadang karena menu makanan yang disajikan
pada siang hari juga masih tersisa. Akan tetapi apabila menu makanan pada siang
hari tidak tersisa yang dilakukan ibu wartini hanya menggoreng makanan yang
praktis seperti telor dadar maupun membeli di pedagang di sekitar rumah seperti
Refleksi:
Jenis dan jumlah bahan makanan pada menu sore hari tergantung pada
tersisanya menu makanan yang disajikan pada siang hari. Sehingga untuk jumlah
183
menu makanan yang tersedia juga hanya tersisa dari setengah menu makanan
pada siang hari. akan tetapi apabila menu makanan yang disajikan pada siang hari
tidak tersisa ibu wartini menggoreng 3-4 butir telor yang dibuat telor dadar selain
itu juga kadang-kadang membeli di pedagang seperti membeli 2-3 potong sosis
goreng. Selain itu juga karena anak dari ibu waritini juga menyukai makanan fast
food sehingga pada menu makanan sore hari yang di konsumsinya seringnya
pengamatan di keluarga ibu wartini yaitu pada konsumsi sayur dan buah. Dalam
menyajikan sayur dan buah juga tidak tentu disajikan pada setiap menu makan
terutama pada buah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi sayur apabila
disajikan yaitu berupa sayur asem dan disjikan pada menu makan siang hari.
kemudian apabila buah itu tersedia, yaitu hanya buah pisang yang sering
disajikan.
184
Catatan Lapangan
Kode: CL 09 PSM.3
Deskripsi Kegiatan
Peninjauan Menu Makanan di pagi, siang dan sore hari
Dalam menyajikan menu makanan pada pagi, siang dan sore hari yang
dilakukan ibu warsiti hanya dengan satu kali memasak dalam sehari. Karena
menurut pendapat dari ibu warsiti karena memiliki kesibukan bekerja seperti
membuat kue-kue untuk dijual keliling sehingga menu makanan disajikan untuk
pagi hingga sore hari jugaseringnya disamakan. Menu makanan yang seringnya
berkuah. Seperti: telor dadar, peyek udang, peyek ikan asin, ikan goreng, ayam
goreng, mendoan, oseng-oseng mie, opor telur,pepes teri, sayur asem maupun
Refleksi:
Jenis dan jumlah bahan makanan di keluarga ibu wartini pada menu pagi,
siang dan sore hari hari yang telah disediakan yaitu berupa 2-3 butir telor yang
dibuat dadar, 1 bungkus plastik peyek udang maupun ikan asin, 3-4 jenis ikan
185
goreng maupun ayam goreng, 1 baskom kecil untuk oseng-oseng mie, 1 panci
kecil untuk sayur asem, 1 piring mendoan dan 1 piring untuk pepes teri. Sehingga
makanan yang dikonsumsi anak dalam sehari-harinya pada menu makanan pagi
hingga sore hari seringnya adalah telor dadar, oseng-oseng mie, ikan goreng
maupun ayam goreng, mendoan maupun jenis bahan makanan yang lainnya.
pengamatan di keluarga ibu warsiti yaitu pada konsumsi sayur dan buah jarang
Adapun untuk jenis konsumsi sayur yang tersedia seperti sayur asem, dan jenis
sayuran sebagai bahan tambahan atau pelengkap pada oseng-oseng mie maupun
pada pepes teri. Untuk jumlah konsumsi sayur yang tersedia yaitu berupa 1
mangkok sayur asem dan beberapa potongan sayur sebagai pelengkap pada
Catatan Lapangan
Kode: CL 10 PSM.4
Deskripsi Kegiatan
Peninjauan Menu Makanan pada pagi, siang dan sore hari.
Dalam menyajikan menu makanan yang dilakukan oleh ibu atun dalam
telah disediakan oleh pedagang pada pagi hari. Menu makanan yang disediakan
yaitu disesuaikan dengan keinginan dari anak. Adapun menu makanan yang
dikonsumsi seperti sop kepiting, kepiting rebus, telor ceplok, mie rebus, opor
cakar ayam dan sayap ayam, sosis, bakso, dan kadang-kadang ditambahkan
dengan kelengkeng.
Refleksi:
Jenis dan jumlah bahan makanan di keluarga ibu atun pada menu pagi,
siang, dan sore hari seperti sop kepiting, untuk jumlah sop kepiting yang tersedia
yaitu 1 baksom kecil, kepiting rebus untuk jumlah kepiting rebus yang tersedia
yaitu 4-5 kepiting, telor ceplok untuk jumlah telor ceplok yang tersedia yaitu 3-4
butir telor, opor cakar dan sayap ayam untuk jumlah yang tersedia yaitu 2-3
potong cakar dan sayap ayam, sosis goreng untuk jumlah yang tersedia yaitu 2-3
187
sosis goreng, maupun untuk jenis dan jumlah bahan makanan yang lainnya.
selera anak pada saat menjelang makan baik pada waktu pagi, siang maupun sore
hari.
pengamatan di keluarga ibu atun yaitu pada konsumsi sayur dan buah yang
disediakan oleh ibu atun menyesuaikan dari keinginan anak pada saat menjelang
makan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sayur dan buah akan dikonsumsi pada
saat anak menginginkan. Adapun untuk jenis dan jumlah sayur dan buah yang
dikonsumsi seringnya seperti untuk sayur itu sendiri yaitu sop yang ditambahkan
dengan kepiting, jumlah sayur yang dikonsumsi hanya 2-3 potongan wortel yang
terdapat pada sop. Kemudian untuk buah yang sering dikonsumsi oleh anak yaitu
buah kelengkeng, jumlah buah yang dikonsumsi kurang lebih sekitar 5-10 buah
Catatan Lapangan
Kode: CL 11 PSM.5
Deskripsi Kegiatan
Peninjauan Menu Makanan pada pagi, siang dan sore hari.
Dalam menyajikan menu makanan yang dilakukan oleh ibu khasanah dalam
jenis bahan makanan yang seringnya disajikan dalam sehari-harinya yaitu orak-
arik telur yang ditambahkan dengan sayur wortel, kepala ayam goreng, sop, sayur
asem, ikan goreng, udang goreng, mie goreng, sosis goreng, opor ayam, dan
Refleksi:
Menu makanan yang disajikan pada pagi hari yaitu berupa orak-arik telor,
tempe goreng, mie goreng maupun kerupuk, kemudian untuk menu siang hari
yaitu berupa sop atau sayur asem, ikan goreng, kepala ayam goreng, udang
goreng, dan untuk menu sore hari biasanya disamakan dengan menu pada siang
hari. Apabila menu makanan tidak tersisa maupun anak sudah bosan paling hanya
189
membeli seperti sosis goreng, bakso, maupun memasak sendiri dengan makanan
pengamatan di keluarga ibu khasanah yaitu pada konsumsi sayur dan buah. Anak
mengkonsumsi sayur dan buah apabila sayur dan buah tersebut juga tersedia.
Adapun untuk jenis dan jumlah sayur dan buah yang tersedia seperti untuk sayur
itu sendiri yaitu sayur wortel yang dipotong-potong kecil untuk bahan tambahan
pada makanan orak-arik telur, sop, sayur asem, kemudian untuk buah seperti buah
pisang dan jeruk. Jumlah sayur dan buah yaitu untuk jumlah sayur seperti orak-
arik telor yang terdapat sayur wortel itu 1 buah wortel yang dipotong-potong
kecil, sop yaitu 1 mangkok, sayur asem yaitu 1 mangkok dan untuk buah pisang
Catatan Lapangan
Kode: CL 04 KMB.1
menunjuk salah satu dari anak untuk memimpin Do‟a. Dan setelah
pada kegiatan makan bersama yaitu bubur kacang hijau, bubur sagu,
Refleksi:
Membiasakan anak untuk memiliki rasa tanggungjawab, rasa syukur,,
mandiri dan disiplin dilakukan dengan kegiatan pada saat makan tertib tidak
boleh berbicara dan setelah selesai makan harus dirapikan kembali, bercuci
tangan pada kegiatan sebelum maupun sesudah makan dan Berdo‟a sebelum
karakter.
192
Catatan Lapangan
Kode: CL 03 BLA.1
Deskripsi Kegiatan
Pukul, 09.15 WIB Kata Kunci
Pada saat pembelajaran selesai anak diberikan waktu Persiapan
istirahat untuk makan bekal dan bermain yaitu selama 30 kegiatan
menit. Sebelum bermain anak diberikan kesempatan untuk makan bekal,
makan bekal yang dibawakan oleh orangtua dari rumah. dan jenis bekal
Tidak semua anak membawa bekal makanan. Jenis
bekal yang dibawakan seringnya menyesuaikan dengan
kesukaan dari anak. bekal tersebut berupa makanan berat
dan juga berupa makanan ringan (snack )untuk makanan
berat seperti nasi+ sosis goreng, mie goreng+ telor,nasi
goreng, nasi ponngol dan lain sebgainya.
Kemudian untuk jenis makanan ringan anak lebih
cenderung membawa jajanan maupun minuman seperti
gery salut, chocolatos, top, coklat, piatos, ale-ale,teh segar
maupun yang lainnya. Sebelum kegiatan makan bekal
dimulai anak diperintahkan untuk membiasakan bercuci tangan,
setelah itu memerintahkan untuk duduk yang rapi, guru
193
tanggungjawab, disiplin, peduli, dan rasa syukur dilakukan dengan berbagi bekal
makanan dengan teman yang tidak membawa bekal, mensyukuri atas rezeki yang
diberikan ALLAH, berdo‟a pada saat kegiatan makan, bercuci tangan terlebih
Catatan Lapangan
Catatan Lapangan
Kode: CL 06 PSB.2
saat itu sebagian penjual telah datang dan para penjual dagang
Refleksi:
Deskripsi Kegiatan
Penjual setelah selesai menata sayur dan buah, kemudian sapaan dan
Refleksi:
merupakan salah satu strategi pedagang untuk membuat para pengunjung merasa
197
nyaman dan senang, sehingga para pengunjung dan pembeli tertarik untuk
mendatanginya.
Deskripsi Kegiatan
Sambil menunggu para pengunjung yang datang untuk membeli Penjual dan
telah datang untuk membeli sayur dan buah yang telah disediakan
jenis sayur dan buah yang akan di beli. Selain itu seorang pembeli
Refleksi:
Berinteraksi antara penjual dan pembeli itu merupakan hal yang wajar,
bahwa seorang pembeli melakukan penawaran ketika membeli buah, begitu pula
Deskripsi Kegiatan
Jenis sayur-sayuran yang tersedia oleh pedagang yaitu kol, jenis sayur
brokoli, kangkung, kacang, tauge, buncis, terong ungu, terong hijau dan jenis
jagung muda, jagung manis, tomat, gambas, labu putih, sawi buah
putih, sawi hijau, kentang, seledri, daun bawang, wortel, labu siam,
buah delima, buah naga, buah melon, buah semangka, buah sawo,
buah pepaya, buah srikaya, buah sirsak, buah strowbery dan lain-lain.
198
Refleksi:
Sayur-sayuran yang tersedia oleh pedagang berasal dari salah satu daerah di
pemalang yaitu di bumijawa. Kemudian untuk buah yang tersedia yaitu lokal
seprti di daerah malang jawa timur dan untuk dari impor seperti china,
newzeland, washington. Untuk jenis buah lokal sendiri yaitu salak, jeruk lokal,
semangka, jeruk santang, apel. Kemudian untuk jenis buah impor yaitu pir, apel
merah, jeruk mandarin, jeruk jember, anggur merah dan lain sebagainya.
Deskripsi Kegiatan
Bakul dan warga masyarakat di lingkungan wilayah brebes dan jenis sayur
sekitarnya. Tidak dapat dipastikan untuk jenis sayur dan buah dan jenis
Refleksi:
dan sekitarnya. Kesukaan sayur dan buah yang diminati tidak bisa dipastikan
akan tetapi mayoritas para pembeli seperti bakul dan warga masyarakat di
lingkungan dan disekitarnya juga menyukainya apa yang telah disediaakan oleh
Deskripsi Kegiatan
Refleksi:
kiloan dan kemasan. Akan tetapi untuk pembeli seperti bakul mayoritas dengan
masyarakat lebih lebih cenderung dengan menggunak kiloan maupun uang ces.
Deskripsi Kegiatan
sayur dan buah yang busuk dan sudah tidak segar lagi. penjualan
Refleksi:
Penjual melakukan kegiatan pemisahan untuk jenis buah yang sudah busuk
dan sudah tidah segar lagi, bahwa hal itu merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk dilakukan. Penjual selalu menjaga kualitas sayur dan buah yang di
jual. Sehingga para pembeli selalu tertarik dengan kualitas jenis sayur dan buah
ANALISIS DOKUMENTASI
PENELITIAN
200
201
Menu pagi Menu siang Menu sore / malam Konsumsi Sayur Konsumsi Buah
Menu pagi Menu siang Menu sore / malam Konsumsi Sayur Konsumsi Buah
Menu pagi Menu siang Menu sore / malam Konsumsi Konsumsi Buah
Sayur
Bentuk pengolahan
sayur yang disajikan
adalah direbus dan
dikukus.
Hari / Tanggal Pengamatan Tahap 2 Simpulan
Menu pagi Menu siang Menu sore / Konsumsi Sayur Konsumsi Buah
Malam
Menu pagi Menu siang Menu sore / malam Konsumsi Sayur Konsumsi Simpulan
Buah
Menu pagi Menu siang Menu sore / malam Konsumsi Sayur Konsumsi Buah
disajikan adalah
ditumis dan di
goreng.
Hari / Tanggal Pengamatan Tahap 2 Simpulan
Menu pagi Menu siang Menu sore / malam Konsumsi Sayur Konsumsi Buah
Nasi, oseng tempe, Ikan goreng, sup Nasi, sup, opor siang hari yaitu: sup
dan sup rajungan. cakar ayam, gulai
rajungan dan sambal Tersedia Sayur rajungan, dan sore
kambing, kerupuk,
kecap. sambal kecap, tahu, hari yaitu sup. tetapi
telor asin, sambal
214
sayurannya antara
sayuran batang
wortel. Bentuk
pengolahan sayur
direbus.
215
Nasi goreng Nasi, sayur asem, Nasi, udang dan urap. Dan tersedia
ditambahkan dengan ikan goreng, tempe goreng, ikan buah. Adapun Jenis
Tersedia sayur Tidak tersedia
sayur, telor dadar. goreng, ikan goreng dan jeruk. sayurannya antara lain:
pindang dan urap. jenis sayuran daun
berupa:seledri, kol,
jenis sayuran batang
muda berupa: daun
bawang, jenis sayuran
217
Pengamatan tahap
kedua pada menu
Selasa/ 11
makanan pagi hari,
Agustus 2015
siang hari dan sore hari
tidak tersedia sayur dan
Tidak tersedia Tidak Tersedia
buah.
218
Pengamatan tahap
ketiga tersedia sayur
Senin/ 17
pada menu makanan
Agustus 2015
pagi hari yaitu: sayur
sebagai pelengkap di
Tidak tersedia
orak-arik telor. tetapi
Buah
tidak tersedia buah.
1. Sabtu/ 1 Agustus Menu yang disajikan Kegiatan Makan Dalam waktu satu minggu kegiatan makan bersama
2015 dilakukan hanya 1 kali yaitu pada hari sabtu. Sebelum
kegiatan makan bersama anak-anak menjalankan
aktivitas terlebih dahulu seperti jalan-jalan pagi. Dan
menu yang seringnya disajikan dalam makan bersama
seperti bubur sagu, bubur salak dan bubur kacang
hijau.
Sabtu/ 25 Juli 2015 Dalam setiap harinya semua anak tidak tentu
membawa bekal. Menu bekal yang seringnya dibawa
sesuai dengan selera dari masing-masing anak. seperti
berupa makanan berat maupun berupa snack ringan
( jajanan maupun minuman)
FOTO PENELITIAN
228
229
Pedagang Keliling di
Sayur di Pasar Brebes
Lingkungan Desa
Randusanga