Makalah Elemen Aktif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Rumusan Masalah

1. Pengertian Elemen aktif


2. Jenis-jenis kompoen Aktif

BAB II
PEMBAHASAN
Elemen Aktif Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi, pada mata
kuliah Rangkaian Listrik yang akan dibahas pada elemen aktif adalah sumber
tegangan dan sumber arus. Pada pembahasan selanjutnya kita akan membicarakan
semua yang berkaitan dengan elemen atau komponen ideal. Yang dimaksud dengan
kondisi ideal disini adalah bahwa sesuatunya berdasarkan dari sifat karakteristik dari
elemen atau komponen tersebut dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Jadi
untuk elemen listrik seperti sumber tegangan, sumber arus, kompone R, L, dan C pada
mata kuliah ini diasumsikan semuanya dalam kondisi ideal. 1. Sumber Tegangan
(Voltage Source) Sumber tegangan ideal adalah suatu sumber yang menghasilkan
tegangan yang tetap, tidak tergantung pada arus yang mengalir pada sumber tersebut,
meskipun tegangan tersebut merupakan fungsi dari t. Sifat lain : Mempunyai nilai
resistansi dalam Rd = 0 (sumber tegangan ideal)
a. Sumber Tegangan Bebas/ Independent Voltage Source Sumber yang
menghasilkan tegangan tetap tetapi mempunyai sifat khusus yaitu harga
tegangannya tidak bergantung pada harga tegangan atau arus lainnya, artinya nilai
tersebut berasal dari sumbet tegangan dia sendiri
b. b. Sumber Tegangan Tidak Bebas/ Dependent Voltage Source Mempunyai sifat
khusus yaitu harga tegangan bergantung pada harga tegangan atau arus lainnya.

Sumber Arus (Current Source) Sumber arus ideal adalah sumber yang menghasilkan
arus yang tetap, tidak bergantung pada tegangan dari sumber arus tersebut. Sifat lain :
Mempunyai nilai resistansi dalam Rd = ∞ (sumber arus ideal)

a. Sumber Arus Bebas/ Independent Current Source Mempunyai sifat khusus yaitu
harga arus tidak bergantung pada harga tegangan atau arus lainnya

Sumber Arus Tidak Bebas/ Dependent Current Source Mempunyai sifat khusus yaitu
harga arus bergantung pada harga tegangan atau arus lainnya

Elemen yang digolongkan elemen aktif ialah Transistor, Dioda, dan Ic


(Intragrated Circuit).
a. Transistor
Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk
penguat, sebagai sirkuit pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan,
modulasi sinyal dan lain-lain. Fungsi transistor juga sebagai kran listrik, yang dimana
berdasarkan tegangan inputnya, memungkinkan pangalihaan listrik yang akurat yang
berasal dari sumber listrik. Itulah definisi dari transistor.
Adapun fungsi dari transistor diantaranya sebagaimana di bawah ini:
 Transistor sebagai saklar elektronik,yaitu dengan mengatur bias dari
sebuah transistor sampai transistor jenuh maka didapat hubungan
singkat antar kaki konektor dan emitor, dengan memanfaatkan
kejadian ini maka transistor bisa digunakan sebagai saklar.
 Transistor sebagai penguat arus,lalu fungsi dari transistor lainnya
adalah dapat di gunakan sebagai penguat arus. Dengan fungsi ini
transistor dapat digunakan sebagai rangkaian power supply tentunya
dengan tegangan yang di setting. Untuk dapat digunakan sebagai
fungsi penguat arus transistor harus dibias tegangan yang constant
pada basisnya, agar pada emitor keluar tegangan yang tetap. Umumnya
 untuk dapat tegangan basis agar tetap digunakan diode zener.
 Transistor sebagai penguat sinyal AC,Adapun fungsi transistor yang
yang lainnya adalah sebagai penguat sinyal AC, dan lain-lain.

Dari banyak tipe-tipe transistor yang modern di jaman sekarang, awalnya


hanya terdapat 2 tipe dasar transistor yaitu biopolar transistor (BJT atau transistor
biopolar) dan FET (Field-Effect Transistor), yang cara kerjanya berbeda-beda.

Transistor biopolar dinamakan seperti itu karena kanal konduksi utamanya


memakai 2 polaritas pembawa muatan elekton dan lubang, untuk membawa muatan
atau arus listrik. Di dalam BJT, arus listrik utamanya harus melewati satu daerah atau
lapisan pembatas yang dinamakan depletizon dan juga ketebalan dari lapisan ini bisa
diatur dengan kecepatan tinggi dengan maksud untuk mengatur aliran arus utama
tersebut.

FET ( Field-Effect Transistor) dinamakan juga transistor unipolar yaitu hanya


memakai satu jenis pembawa muatan (electron atau hole, terganu dari tipenya FET)
saja. Di dalam FET arus listrik utamanya mengalir dalam satu kenal konduksi sempit
dengan depletion zone sisinya. Lalu ketebalan dari daerah perbatasan ini bisa diubah
dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kenal
konduksi tersebut.

Secara umum, transistor dapat di beda-bedakan berdasarkan banyak kategori,


diantarnaya seperti di bawah ini:

Berdasarkan tipe diantaranya seperti: UJT, BJT, JFET, IGBT, IGFET


(MOSFET), HBT, VMOSFET, MISFET, HEMT, MESFET, dan lain sebagainya.
Berdasarkan materi semikonduktor, diantaranya germanium, silikon dan gallium
arsenide Berdasarkan kemasan fisiknya, diantarnya seperti: IC, through hole metal,
surface mount, through hole plastic dan lain sebagainya. Berdasarkan polaritas
diantaranya seperti: PNP atau P-channel dan NPN atau N-channel. Berdasarkan
maximum kapasitas daya, diantaranya seperti: Low power, medium power dan high
power. Berdasarkan maximum frekwensi kerja, yang diantaranya: Low, medium, atau
high frequency, RF transistor, Microwave, dan lain sebagainya. Berdasarkan aplikasi
yang diantaranya seperti: Saklar, amplifier, audio, general purpose, tegangan tinggi
dan lain sebagainya.

b. Dioda
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata
dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda termasuk kedalam
ketegori komponen elektronika aktif. Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe
P dan N yang digabungkan. Dengan demikian dioda sering disebut PN junction.
Dioda memiliki sifat dapat menghantarkan arus pada tegangan maju, serta
menghambat arus pada tegangan balik (penyearah). Dioda memiliki dua kaki, yakni
kaki anoda dan kaki katoda. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan
sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari
belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran
air dari depan katup.Dioda disempurnakan oleh William Henry Eccles pada tahun
1919 dan mulai memperkenalkan istilah diode yang artinya dua jalur tersebut,
walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal (semikonduktor) yang dikembangkan
oleh peneliti asal Jerman yaitu Karl Ferdinan Braun pada tahun 1874, dan dioda
termionik pada tahun 1873 yang dikembangkan lagi prinsip kerjanya oleh Frederic
Gutherie.
Adapun simbol dioda yaitu terdapat sebuah panah yang dilengkapi garis
melintang di ujung panah tersebut. Maksud dari panah disini adalah bahwa dia adalah
pin/kaki positif (+) sedangkan garis melintang diibaratkan pin/kaki Negatif (-).
Secara umum memang fungsi dioda adalah untuk menyearahkan suatu arus
listrik dalam sebuah rangkaian. Namun ada beberapa fungsi lain yang juga terdapat
pada dioda jenis tertentu yang tak semua orang tahu. Oleh karena itu berikut ini saya
akan berikan fungsi-fungsi lain dari dioda :
 Dioda berfungsi sebagai penyearah arus listrik (untuk dioda bridge)
 Dioda berfungsi sebagai penstabil tegangan (untuk dioda zener)
 Dioda berfungsi sebagai pengaman atau sekering
 Dioda berfungsi sebagai rangkaian clipper untuk memangkas level
sinyal yang keluar batas
 Dioda berfungsi sebagai rangkaian clamper untuk menambah
komponen DC pada sinyal AC
 Dioda berfungsi sebagai pengganda tegangan
 Dioda berfungsi sebagai indikator (untuk LED)
 Dioda berfungsi sebagai sensor panas
 Dioda berfungsi sebagai sensor cahaya (untuk dioda photo)
 Dioda berfungsi sebagai rangkaian VCO (untuk dioda varactor)

Prinsip Kerja Dioda

Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah.


Penyearah digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik.
Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar
tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.

Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu
pada saat dioda memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di dalam
dioda terdapat junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi
konduktor type-n bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam
keadaan konduksi atau menghantar dan mempunyai tahanan dalam dioda relative
kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda
tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi
sehingga arus sulit mengalir.

Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah
saja sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda
hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain sebagai penyearah
setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full Wave
Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun
pengganda tegangan (Voltage Multiplier).

Jenis-Jenis Dioda

 Dioda Penyearah / Rectifire (Dioda Biasa)Dioda jenis ini ada dua


macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon mempunyai
tegangan maju 0.6 V sedangkan dioda germanium 0.3 V. Dioda jenis
ini mempunyai beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi.
Batasan batasan itu seperti batasan tegangan reverse, frekuensi, arus,
dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025 V setiap
kenaikan 1 derajat dari suhu normal.
Adapun cara kerja dari dioda penyearah ini yaitu, Arus akan
diteruskan jika arus listrik yang melewati searah dengan arah dioda
yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah dan tegangan bernilai
lebih besar dari tegangan minimum dioda. Namun jika dioda dipasang
kebalikkannya dengan arus listrik maka dioda akan menjadi
penghambat. Kapasitas dioda memiliki batas, sehingga jika tegangan di
sambungkan pada “n” jauh lebih besar dari tegangan yang
disambungkan pada “p” kemungkinan dioda akan breakdown karena
tidak mampu menahan aliran listrik. Contoh pemakaian dioda searah
adalah antara lain pada rangkaian penyearah arus listrik bolak-balik
pada transformator, dan pencegah arus balik pada rangkaian
elektronika.
 Dioda Zener Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil
tegangan. Selain itu dioda zener juga dapat dipakai sebagai pembatas
tegangan pada level tertentu untuk keamanan rangkaian.
Dioda Zener adalah jenis dioda junction P dan N yang
bahannya terbuat dari silikon. Dioda jenis ini juga dikenal sebagai
Voltage Regulation Diode yang beroperasi pada daerah reverse. Fungsi
dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda
zener juga dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu
untuk keamanan rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang kecil
maka pada penggunaan dioda zener sebagai penstabil tegangan untuk
arus besar diperlukan sebuah buffer arus.
Dioda jenis ini merupakan dioda yang memiliki kegunaan
sebagai penyelaras tegangan baik yang diterima maupun yang
dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas dari dioda tersebut, contohnya
jika dioda tersebut memiliki kapasitas 5,1 V, maka jika tegangan yang
diterima lebih besar dari kapasitasnya, maka tegangan yang dihasilkan
akan tetap 5,1 tetapi jika tegangan yang diterima lebih kecil dari
kapasitasnya yaitu 5,1, dioda ini tetap mengeluarkan tegangan sesuai
dengan inputnya.
Pada data sheet terdapat diode zener yang memiliki tegangan
Vz sebesar 1.5 volt, 3.5 volt dan sebagainya. Ini adalah karakteristik
zener yang unik. Jika diode bekerja pada bias maju/positif. Maka zener
biasanya berguna pada bias mundur/negative (reverse bias).
 LED (Light Emitting Diode) LED adalah singkatan dari Light Emitting
Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.
LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga
sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang
menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi
panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika
mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada
semikonduktor, doping yang dipakai adalah gallium, arsenic dan
phosphorus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya
yang berbeda pula. Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang ada
adalah warna merah, kuning dan hijau.
LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna
bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien.
Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja,
arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan
bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan
lonjong.
LED terbuat dari berbagai material setengah penghantar
campuran seperti misalnya gallium arsenida fosfida (GaAsP), gallium
fosfida (GaP), dan gallium aluminium arsenida (GaAsP).
Karakteristiknya yaitu kalau diberi panjaran maju, pertemuannya
mengeluarkan cahaya dan warna cahaya bergantung pada jenis dan
kadar material pertemuan. Ketandasan cahaya berbanding lurus dengan
arus maju yang mengalirinya. Dalam kondisi menghantar, tegangan
maju pada LED merah adalah 1,6 sampai 2,2 volt, LED kuning 2,4
volt, LED hijau 2,7 volt. Sedangkan tegangan terbaik maksimum yang
dibolehkan pada LED merah adalah 3 volt, LED kuning 5 volt, LED
hijau 5 volt. LED mengkonsumsi arus sangat kecil, awet dan kecil
bentuknya (tidak makan tempat), selain itu terdapat keistimewaan
tersendiri dari LED itu sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya serta
tidak memancarkan sinar infra merah (terkecuali yang memang sengaja
dibuat seperti itu). Cara kerjanya hampir sama dengan Dioda yang
memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N).
LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju
(bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
 Dioda Cahaya (Photo Diode) Dioda jenis ini merupakan dioda yang
peka terhadap cahaya, yang bekerja pada pada daerah-daerah reverse
tertentu sehingga arus cahaya tertentu saja yang dapat melewatinya,
dioda ini biasa dibuat dengan menggunakan bahan dasar silikon dan
geranium. Dioda cahaya saat ini banyak digunakan untuk alarm, pita
data berlubang yang berguna sebagai sensor, dan alat pengukur cahaya
(Lux Meter). Dalam kondisi cahaya gelap, arus yang mengalir pada
dioda photo berbahan dasar germanium sekitar 10 ampere, sedangkan
untuk dioda yang berbahan dasar silikon sebesar 1 ampere.
Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor
dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita
berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya.
Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang
memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah
dalam bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah
dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan
gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya
akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini
digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam
penggunaan alarm
c. Integrated Circuit
Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika
Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda,
Resistor dan Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika
dalam sebuah kemasan kecil. Bahan utama yang membentuk sebuah Integrated
Circuit (IC) adalah Bahan Semikonduktor. Silicon merupakan bahan semikonduktor
yang paling sering digunakan dalam Teknologi Fabrikasi Integrated Circuit (IC).
Dalam bahasa Indonesia, Integrated Circuit atau IC ini sering diterjemahkan menjadi
Sirkuit Terpadu
Pada dasarnya, ada banyak jenis pengklasifikasian pada IC. Ada yang
mengelompokan IC berdasarkan aplikasinya, ada yang mengelompokannya
berdasarkan jumlah komponen yang digunakan, ada yang mengelompokannya
berdasarkan bentuk kemasannya, ada yang mengelompokannya berdasarkan
fungsinya dan juga ada yang mengelompokkannya berdasarkan Teknik
Pembuatannya.
Berikut ini adalah Jenis-jenis IC (Integrated Circuit) yang dikelompokkan
berdasarkan kriteria-kriteria yang disebut diatas.
A. Pengelompokan IC berdasarkan Aplikasinya
Berdasarkan Aplikasinya, IC dapat dibagikan menjadi 3 jenis, yaitu IC Analog, IC
Digital dan IC Campuran (Mixed Integrated Circuit).
a) IC Analog
IC Analog adalah IC yang beroperasi pada sinyal yang berbentuk
gelombang kontinyu. Contoh IC jenis Analog ini seperti IC Penguat daya,
IC Penguat sinyal, IC Regulator Tegangan, IC Multiplier dan IC Op-Amp.
b) IC Digital
IC Digital adalah IC yang beroperasi pada sinyal digital yaitu sinyal
yang hanya memiliki 2 level yakni “Tinggi” dan “Rendah” atau
dilambangkan dengan kode Binary “1” dan “0”. Contoh IC Digital seperti
IC Mikroprosesor, IC Flip-flip, IC Counter, IC Memory, IC Multiplexer
dan IC Mikrocontroller.
c) IC Campuran (Mixed IC)
Yang dimaksud dengan IC Campuran atau Mixed IC adalah IC yang
mengkombinasikan fungsi IC Analog dan IC Digital ke dalam kemasan
satu IC. Pada umumnya, IC jenis Kombinasi Digital dan Analog ini
digunakan sebagai IC yang mengkonversikan sinyal Digital menjadi
Analog (D/A Converter) ataupun sinyal Analog menjadi sinyal Digital
(A/D Converter). Seiring dengan perkembangan Teknologi IC, IC jenis
Campuran ini memungkinkan untuk mengintegrasikan Sinyal Digital
dengan fungsi RF kedalam satu kemasan IC.
B. Pengelompokan IC berdasarkan Jumlah Komponennya
Dibawah ini adalah pengelompokan jenis-jenis IC berdasarkan jumlah
komponennya terutama pada jumlah Komponen Transistor yang terdapat dalam
satu kemasan IC.
a) Small-scale integration (SSI)
Small-scale integration atau IC SSI adalah IC yang berskala kecil yaitu
hanya terdiri dari beberapa Transistor didalamnya.
b) Medium-scale integration (MSI)
Medium-scale integration (MSI) ini terdiri dari ratusan Transistor
dalam sebuah kemasan IC. IC yang berskala Menengah ini dikembangkan
pada tahun 1960-an dan lebih ekonomis jika dibanding dengan IC Small-
scale integration (SSI).
c) Large-scale integration (LSI)
Large-scale integration atau LSI adalah IC yang terdiri dari ribuan
Transistor didalamnya. IC Mikroprosesor pertama yang dikembangkan
untuk Kalkulator dikembangkan pada tahun 1970-an memiliki kurang dari
4000 buah Transistor.
d) Very large-scale integration (VLSI)
Very large-scale integration atau disingkat dengan IC VLSI adalah IC
yang terdiri dari puluhan ribu hingga ratusan ribu transistor didalam
kemasannya. IC yang berskala sangat besar ini dikembangkan mulai tahun
1980-an.
e) Ultra large-scale integration (ULSI)
Ultra large-scale integration (ULSI) adalah IC yang terdiri dari lebih
dari 1 juta Transistor didalammnya.

C. Pengelompokan IC berdasarkan Teknik Pembuatannya


Berdasarkan Teknik Pembuatannya atau cara Manufakturingnya, IC dapat
dibagi menjadi 3 macam yaitu IC Thin and Thick Film, IC Monolitik dan IC
Hybrid atau IC Multichip
a) IC Monolitik (Monolithic IC)
IC Monolitik merupakan IC yang mengintegrasikan Komponen Pasif
dan Komponen Aktif pada satu chip tunggal Silikon sebagai bahan
semikonduktornya. Konsep Manufaktur IC Monolitik ini dapat
menghasilkan IC yang memiliki keandalan yang tinggi dengan biaya
produksi yang rendah. IC jenis ini banyak ditemui di rangkaian Televisi,
Amplifier, Regulator Tegangan dan Penerima AM/FM.
b) Thin and Thick Film IC
Thin Film IC dan Thick Film IC relatif lebih besar dari IC Monolitik.
Hal ini dikarenakan hanya komponen pasif (resistor dan kapasitor) yang
dapat diintegrasikan pada wafer IC sedangkan komponen aktif seperti
Transistor dan Dioda tidak dapat diintegrasikan dan harus dihubungkan
secara terpisah yang membentuk rangkaian tersendiri di dalam kemasan
IC.
Thin Film IC dan Thick Film IC memiliki karakteristik dan bentuk
yang hampir sama, perbedaannya hanya terletak pada proses pembentukan
komponen pasifnya. Thin Film IC menggunakan teknik penguapan atau
teknik katoda-sputtering sedangkan Thick Film IC menggunak teknik
Sablon.
c) IC Hybrid atau IC Multi-chip
Seperti namanya, IC Hybrid atau IC Multi-chip ini terbuat dari
sejumlah chip yang dihubungkan menjadi satu sirkuit terintegrasi. IC jenis
ini biasanya digunakan dalam rangkaian Penguat (Amplifier) yang berdaya
tinggi mulai 5W hingga lebih dari 50W. Kinerja IC Hybrid ini lebih baik
dibanding dengan IC Monolitik.
D. Pengelompokan IC berdasarkan Fungsi umumnya
Selain pengelompokan-pengelompokan diatas, ada yang mengelompokkan IC
berdasarkan Fungsi umumnya, yaitu :
a) IC Logic Gates, yaitu IC yang berfungsi sebagai Gerbang Logika.
b) IC Comparator, yaitu IC yang berfungsi sebagai Komparator (Pembanding)
c) IC Timer, yaitu IC yang berfungsi sebagai penghitung waktu (timer)
d) IC Switching, yaitu IC yang berfungsi sebagai Switch (sakelar)
e) IC Audio Amplifier, yaitu IC yang berfungsi sebagai penguat Audio.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Komponen aktif merupakan komponen yang bekerja dengan memerlukan sumber arus
eksternal dalam beroperasi. Komponen aktif terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon,
germanium, selenium, dan metel oxydes.
DAFTAR PUSTAKA

https://teknikelektronika.com/pengertian-ic-integrated-circuit-aplikasi-fungsi-ic/

https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-pengelompokan-ic-integrated-circuit/

http://syahrianielektronika-media.blogspot.co.id/2013/05/assalamualaikum.html

http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transistor/

https://komputermesh.blogspot.co.id/2014/11/fungsi-pengertian-jenis-jenis-dan-rumus-
kapasitor.html

Anda mungkin juga menyukai