Jurnal Elektronika Daya - Yohanes Wigig Sarjono
Jurnal Elektronika Daya - Yohanes Wigig Sarjono
Jurnal Elektronika Daya - Yohanes Wigig Sarjono
ELEKTRONIKA DAYA
APLIKASI DIODE RANGKAIAN PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG,PENYEARAH GELOMBANG PENUH DAN PENYEARAH GELOMBANG PENUH SISTEM JEMBATAN
YOHANES WIGIG SARJONO ,NIM 111644910397 UNIVERSITAS WIDYAGAMA FAKULTAS TEKNIK ELECTRO ABSTRAK Sebagai penyearah (diode rectifier) dioda berfungsi menyearahkan/merubah tegang input yang ac (bolak-balik) menjadi dc (searah). Tegangan ac merupakan gelombang sinus bolak-balik, yang akan berganti dari gelombang positif ke negative terus menerus. Aplikasi penyearah setengah gelombang sebagai rangkaian Clipper (pemotong) dan Aplikasi untuk penyearah gelombang penuh dengan center tap (CT), untuk charger aki serta penyearah gelombang penuh dengan menggunakan dioda bridge sebagai catu daya Kata kunci: Penyearah setengah gelombang, gelombang penuh dan gelombang penuh sistem jembatan I. PENDAHULUAN 1904.Dioda daya umumnya digunakan sebagai penyearah arus/tegangan (rectifier) dengan karakteristik puncak tegangannya maksimum dan arus maju maksimum. Dioda daya pada umumnya terbuat dari bahan silikon.Dioda daya merupakan salah satu komponen semikonduktor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronika daya seperti pada rangkaian penyearah, freewheeling (bypass) pada regulatorregulator penyakelaran, rangkaian pemisah, rangkaian umpan balik dari beban kesumber, dan lain-lain. Dalam penerapannya, seringkali dioda daya dianggap sebagai saklar ideal walaupun dalam prakteknya ada perbedaan. Dalam berbagai rangkaian elektronika komponen semikonduktor dioda sering kita jumpai jenis dan type yang berbeda beda tergantung dari model dan tujuan penggunaan rangkaian tersebut dibuat. Dioda merupakan komponen semiconductor yang paling sederhana.Kata dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua) mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda
Sebagian besar peralatan elektronik memrlukan arus searah untuk dapat bekerja. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat yang dapat berfungsi sebagai penyearah tegangan bolak balik (AC) dari perusahaan listrik PLN menjadi arus searah DC. Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya,namun sebagian besar peralatan menggunakan sember daya AC 220 volt - 50Hz. Didalam peralatan tersebut terdapat rangkaian yang sering disebut sebagai adaptor atau penyearah yang mengubah sumber AC menjadi DC. Bagian terpenting dari adaptor adalah berfungsinya diode sebagai penyearah (rectifier). Sebagaian besar peralatan elektronik memerlukan arus searah untuk dapat bekerja,dalam hal ini yang di maksud adalah power supply/ catu daya yang fungsinya sebagai rangkaian penyearah. Selain itu, di dalam catu daya biasanya diberi tambahan filter agar tegangan keluarannya lebih rata. II. DASAR TEORI
2.1. Dasar Teori Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Oleh karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC) menjadi arus atau tegangan searah (DC). Dioda jenis VACUUM tube pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dariInggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun
Gambar 1. Diode Penyearah 2.2 Konstruksi dioda Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan. Dengan demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda adalah gabungan
bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan elektron dan tipe P adalah kekurangan satu elektron sehingga membentuk Hole. Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa muatan.Apabila kutub P pada dioda (anoda) dihubungkan dengan kutub positif sumber maka akan terjadi pengaliran arus listrik dimana elektron bebas pada sisi N (katoda) akan berpindah mengisi hole sehingga terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P dihubungkan dengan negatif baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal positif sumber.Didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan elektron. Konstruksi dioda daya samadengan dioda-dioda sinyal sambungan PN. Bedanya adalah dioda daya mempunyai kapasitas daya (arus dan tegangan) yang lebih tinggi dari dioda-dioda sinyal biasa, namun kecepatanpenyaklarannya lebih rendah. Dioda daya merupakan komponen semikonduktor sambungan PN yang mempunyai dua terminal sebagaimana dioda pada umumnya, yaitu terminal anoda (A) dan katoda (K).
bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupaarus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain sebagai penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearahgelombang penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit(Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier). 2.4 Karakteristik Dioda Karakteristik dasar dioda dikenal dengan karakteristik V-I. Karakterisik ini penting untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahan dalam aplikasi dioda. Dalam karakteristik ini dapat diketahui keadaan-keadaan yang terjadi pada dioda ketika mendapat tegangan biasmaju dan tegangan bias mundur.
Gambar 2. Simbol Dioda Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda sepertianak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N. 2.3 Prinsip Kerja Dioda Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu. Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu padasaat dioda memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di dalam dioda terdapat junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam keadaan konduksi ataumenghantar dan mempunyai tahanan dalam dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda tidak
Gambar 4. Dioda bias maju Adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode. Jika anoda dihubungkan dengan kutub positif batere, dan katoda dihubungkan dengan kutub negative batere, maka keadaan diode ini disebut bias maju (forward bias). Aliran arus dari anoda menuju katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup. Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke diode dan akan selalu positif.
Gambar 4. Dioda bias maju Sebaliknya bila anoda diberi tegangan negative dan katoda diberi tegangan positif, arus yang mengalir jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan tidak terlalu besar maupun tidak ada peningkatan yang cukup significant. Sebagai karakteristik dioda, pada saat reverse, nilai tahanan diode tersebut relative sangat besar dan diode ini tidak dapat menghantarkan arus listrik. Nilai-nilai yang didapat, baik arus maupun tegangan tidak boleh dilampaui karena akan mengkibatkan rusaknya dioda .
yang dipasang pada sisi sekunder sebuah trafo dan diserikan dengan sebuah beban R, seperti pada gambar penyearah setengah gelombang. Sebagai penyearah(diode rectifier) dioda berfungsi menyearahkan/merubah tegang input yang ac (bolak-balik) menjadi dc (searah). Tegangan ac merupakan gelombang sinus bolak-balik, yang akan berganti dari gelombang positif ke negative terus menerus. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini merupakan rangkaian penyearah setengah gelombang dengan menggunakan satu buah diode. Resistor dipasang sebagai tahan beban rangkaian. Prinsip kerja rangkaian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negative (-), Dioda dalam kondisi dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif. Karena diode dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik A Dioda R dan kembali ketitik B-. karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.386. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout). 2. Saat titik A mendapatkan tegangan negative (-) dan B positif (+), Dioda dalam kondisi dipanjar terbalik karena kaki anoda mendapat tegangan negatif. Sehingga diode dalam kondisi off, maka tidak ada Arus yang mengalir .Kondisi menyebakan tegangan pada keluaran/output sama dengan 0/tidak ada.
Gambar 4. Rangkaian Dioda bias maju dan mundur Gambar 5. Rangkaian Penyearah setengah gelombang 2.5 Penerapan Dioda Dalam Rangkaian Penyearah Karena sebuah dioda sambungan PN hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam satuarah, maka dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah Ada tiga jenis penyearah yang kita pelajari, yaitu a. penyearah setengah-gelombang. b. penyearah gelombang penuh c. penyearah gelombang penuh sistem jembatan III. PEMBAHASAN Gambar 6. Bentuk sinyal input dan output penyearah setengah gelombang
3.1. Penyearah setengah gelombang Rangkaian penyearah yang paling sederhana adalah penyearah setengah gelombang, terdiri dari sebuah dioda
3.2. Penyearah Gelombang Penuh (Full Wave) Penyearah tegangan dengan menggunakan 2 buah diode memerlukan transformator/trafo yang mempunyai terminal CT (center tep/titik tengah). Dioda akan bekerja secara bergantian. Sehingga tegangan pada output akan selalu ada. Prinsip kerja rangkaian bias dijelaskan sebagai berikut: 1. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negative (-), Dioda D1 dalam kondisi dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif dan D2 dalam kondisi dipanjar terbalik (off). Karena diode D1 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik A D1 R dan kembali ketitik CT. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).
kembali ketitik CT. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout). 4. Saat titik A mendapatkan tegangan negative (-)dan B positif (+),Dioda D2 dalam kondisi dipanjar terbalik karena kaki anoda mendapat tegangan negative (off) dan D2 dalam kondisi dipanjar maju (On). Karena diode D2 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik B D2 R dan kembali ketitik CT. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).
Gambar 7. Rangkaian Penyearah gelombang penuh 2. Saat titik A mendapatkan tegangan negative (-) dan B positif (+),Dioda D2 dalam kondisi dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan Positif dan D2 dalam kondisi dipanjar maju (On). Karena diode D2 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik B D2 R dan kembali ketitik CT. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout). Gambar 9. Bentuk sinyal input dan output penyearah gelombang penuh 3.3. Penyearah Gelombang Penuh sistem Bridge (Jembatan) Prinsip kerja penyearah dengan 4 buah diode sama dengan penyearah gelombang penuh menggunakan 2 buah diode, hanya pada penyearah system bridge ini transformator yang digunakan tidak harus CT. Dioda akan bekerja secara berpasangan, jika D1 &D3 On, D2 & D3 off, begitu juga sebaliknya. 1. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negative (-), Dioda D1 & D3 dalam kondisi dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif dan D2 &D3 dalam kondisi dipanjar terbalik (off). Karena diode D1 & D3 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik A D1 R- D3 dan kembali ketitik B-. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).
Gambar 8. Rangkaian Penyearah gelombang penuh 3. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negative (-), Dioda D1 dalam kondisi dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif dan D2 dalam kondisi dipanjar terbalik (off). Karena diode D1 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik A D1 R dan
IV.
4.1. Aplikasi Rangkaian Penyearah Setengah gelombang sebagai Rangkaian Clipper Dioda Salah satu fungsi dioda adalah sebagai komponen utama pada rangkaian clipper yaitu rangkaian yang bisa memotong (clip) suatu bagian dari gelombang sinyal input tanpa merusak bagian sisa dari gelombang sinyal yang telah terpotong tersebut. Rangkaian penyearah setengah gelombang pada gambar 13 adalah contoh rangkaian clipper paling sederhana yang terdiri dari sebuah dioda dan resistor. Arah peletakan dioda dalam rangkaian akan menentukan bagian mana dari gelombang sinyal tersebut yang akan dipotong, apakah bagian yang bernilai positif atau bagian yang bernilai negatif.
Gambar 10. Rangkaian Penyearah gelombang penuh sistem jembatan 2. Saat titik A mendapatkan tegangan negative (-)dan B positif (+),Dioda D2 &D4 dalam kondisi dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif (On) dan D1 & D3 dalam kondisi dipanjar terbalik (Off). Karena diode D2 & D$ dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik B D2 R- D4 dan kembali ketitik A-. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).
Gambar 13. Rangkaian penyearah setengah gelombang adalah rangkaian clipper paling sederhana Ada dua kategori umum dari clipper yaitu : seri dan paralel. Rangkaian clipper dikategorikan seri apabila dioda yang digunakan dirangkai seri dengan beban, sedangkan clipper paralel apabila dioda dirangkai paralel dengan beban. Gambar 11. Rangkaian Penyearah gelombang penuh sistem jembatan a. Clipper Seri
Gambar 12. Bentuk sinyal input dan output penyearah gelombang penuh
Contoh dari rangkaian clipper seri bisa anda perhatikan pada gambar 14a yang terdiri dari dioda dan beban R. Gambar 14b menunjukkan sinyal input dan output dari rangkaian clipper seri ini. Bisa kita lihat pada gambar 14b, apabila tegangan sinyal AC kotak diinputkan pada rangkaian clipper maka bagian negatif dari sinyal kotak itu dipotong sehingga pada outputnya hanya menyisakan bagian positifnya saja. Hal yang sama juga terjadi apabila sinyal AC segitiga diinputkan pada rangkaian clipper tersebut. Analisa pada gambar 14, kita mengasumsikan dioda bersifat ideal. Tidak ada drop tegangan, VT, pada saat dioda mengalami bias maju (forward bias).
transisi antara kondisi on atau off pada dioda adalah pada saat tegangan input vi bernilai vi = V
Gambar 14. (a) Rangkaian clipper seri. (b) Sinyal input dan output dari rangkaian clipper seri Selain terdiri dari dioda dan resistor, terkadang sumber tegangan DC juga ditambahkan pada rangkaian clipper seperti ditunjukkan pada gambar 15. Gambar 16. Menentukan level transisi dari kondisi dioda Apabila tegangan input, vi, lebih besar dari tegangan V maka dioda menjadi on (diganti rangkaian short circuit). Bila tegangan input, vi, kurang dari V maka dioda menjadi off (diganti dengan open circuit). Ketiga, berhati-hati terhadap polaritas dari tegangan output vo. Ketika dioda berada dalam kondisi on atau short circuit seperti ditunjukkan pada gambar 17, tegangan output vo dapat dihitung dengan menggunakan hukum Kirchoff tegangan (KVL), bila arah arus loop nya searah jarum jam, maka diperoleh persamaan vi V vo = 0 Dan tegangan outputnya adalah vo = v i V
Gambar 15. Rangkaian clipper seri dengan sumber tegangan DC Tidak ada prosedur khusus untuk menganalisa rangkaian seperti pada gambar 15. Tetapi ada beberapa konsep yang mungkin bisa membantu anda dalam menganalisa rangkaian clipper seperti pada gambar 15 ini. Pertama, perhatikan semua sumber tegangan yang ada di dalam rangkaian itu dan arah dari dioda. Kita harus bisa menentukan apakah tegangan total yang ada dalam rangkaian itu apakah bisa membuat dioda menjadi on (bias maju) atau tidak. Untuk gambar 15, bila kita lihat arah dari dioda maka tegangan vi harus bernilai positif agar dioda itu bisa on. Selain harus bernilai positif, tegangan vi juga harus lebih besar dari tegangan V agar dioda bisa on. Apabila tegangan vi bernilai negatif, maka dioda jelas berada dalam kondisi off. Kedua, perhatikan transisi perubahan dari tegangan sinyal input yang bisa merubah kondisi dioda. Untuk dioda yang ideal, titik terjadinya transisi diantara kondisi on atau off adalah pada tegangan nol volt (v d = 0) dan arus nol ampere (id = 0). Kita terapkan kondisi id = 0 dan vd = 0 ini ke rangkaian gambar 15, hasilnya adalah rangkaian pada gambar 16. Jadi, titik
Gambar 17. Menghitung tegangan output pada saat dioda on Keempat, akan sangat membantu apabila kita bisa menggambar bentuk gelombang tegangan output dibawah sinyal inputnya untuk menentukan nilai sesaat dari tegangan output. Kita bisa menggambar bentuk gelombang tegangan output berdasarkan titiktitik data dari langkah pertama hingga ketiga dari penjelasan di atas seperti didemosnstrasikan pada gambar 18.
Gambar 20. Gambar lengkap dari sinyal tegangan input dan output b. Rangkaian clipper paralel
Gambar 18 Menggambar tegangan output berdasarkan data-data yang sudah didapat Anggap saja tegangan sesaat dari sinyal input, vi, sebagai sumber tegangan DC terhadap tegangan output sesaat yang dihasilkan. Misalkan untuk menghitung tegangan sesaat, pada saat kondisi vi = Vm (tegangan input mencapai puncaknya) maka rangkaian yang dapat dianalisa pada saat kondisi ini ditunjukkan pada gambar 19.
Rangkaian clipper paralel paling sederhana ditunjukkan pada gambar 21, dengan sinyal input sama seperti pada rangkaian clipper seri pada gambar 21. Analisa rangkaian clipper paralel sama seperti pada analisa rangkaian clipper seri. Seperti ditunjukkan pada contoh berikut ini.
. Gambar 21(b) Sinyal input dan output dari rangkaian clipper paralel gambar 21a Salah satu aplikasi dari rangkaian clipper adalah melindungi sinyal percakapan yang sudah dikuatkan (di-amplifikasi) agar tidak menindih (over riding) sinyal transmitter radio seperti ditunjukkan pada gambar 22. Apabila sinyal transmisi ini ditindih oleh sinyal percakapan, maka sinyal radio akan berubah bahkan bisa bertabrakan (interferensi) dengan sinyal dari stasiun radio lainnya. Clipper digunakan sebagai pengaman. Selain itu rangkaian clipper juga berfungsi untuk melindungi input dari IC agar tidak mendapat tegangan berlebih yaitu dengan cara memasangkan sepasang dioda yang saling bertolak belakang secara paralel pada input IC.
Gambar 19 Menghitung tegangan output (vo) pada saat tegangan input bernilai maksimum (vi = Vm) Apabila tegangan maksimum dari sinyal input lebih besar dari tegangan V (Vm > V), maka dioda menjadi on dan diganti menjadi short circuit. Tegangan output dapat dihitung sesuai dengan persamaan vo = vi V = Vm V. Kemudian hasil dari perhitungan ini dimasukkan ke dalam plot grafik pada gambar 19. Pada saat vi = V, kondisi dioda berubah (dari on ke off, atau dari off ke on). Pada saat tegangan input bernilai minimum (vi = -Vm) maka dioda menjadi open circuit dan tegangan output vo = 0V. Maka kurva lengkap dari gelombang tegangan outputnya ditunjukkan pada gambar 20.
Gambar 22. Clipper mencegah sinyal suara agar tidak menindih sinyal transmitter radio Gambar 23. Charger aki dengan trafo CT 4.2. Aplikasi Rangkaian Penyearah gelombang Penuh sebagai Rangkaian Sederhana Charger Aki mobil dan motor Secara prinsip semua power suplai atau adaptor ac ke dc bisa kita gunakan sebagai alat charger aki atau untuk setrum aki baik aki untuk mobil maupun motor, yang penting terdapat tegangan output atau tegangan yang dikeluarkan oleh power suplai tersebut berada diantara tegangan 12 volt dan 15 Volt untuk charger atau mengecas satu buah aki,terutama aki tipe basah. Prinsip dan Cara Kerja Alat Charger Aki Cara kerja charger aki atau adaptor atau power suplai adalah dengan merubah arus listrik bolak-balik dari PLN sebesar 220v untuk dirubah menjadi listrik arus DC dengan tegangan yang telah ditentukan sehingga bisa di gunakan untuk charger accu. Didalam Alat Charger aki terdapat komponen utama yaitu Trafo atau transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN serta penyearah atau rectifier atau disebut juga dioda rectifier/kiprox. Gambar dibawah ini adalah gambar rangkaian sederhana alat untuk charger aki yang menggunakan trafo jenis CT atau trafo yang memiliki titik Tengah (Center Tap). Gambar rangkaian nya cukup sederhana hanya diperlukan beberapa komponen saja sudah bisa digunakan untuk charging atau setrum aki. Fungsi trafo adalah untuk menurunkan tegangan listrik PLN 220 Volt menjadi sekitar 12-15 volt sesuai yang di butuhkan. Sedangkan Fungsi Dioda atau rectifier adalah untuk menyearahkan tegangan yang sudah diturunkan oleh trafo sehingga bisa digunakan untuk carger aki. Pada sebuah Alat untuk charger Aki kalaupun terdapat saklar atau selektor adalah untuk memilih tegangan sesuai dengan banyaknya aki yang dicharger. Terdapat alat ukur arus atau Amperemeter untuk menunjukan besarnya arus pengisian aki, terdapat pula Volt meter yang merupakan alat untuk mengukur tegangan. 4.3. Aplikasi Rangkaian Penyearah gelombang Penuh sistem jembatan sebagai catu daya Catu daya atau Power Supply adalah rangkaian yang berfungsi untuk menyediakan daya pada peralatan elektronik. komponen utama rangkaian catu daya yang akan kita bahas disini yaitu trafo step down, dioda silicon dan kondensator elektrolit (elco). sedangkan untuk komponen sekundernya yaitu IC dan transistor yang berfungsi sebagai regulator untuk membersihkan arus DC dari paku paku tegangan AC yang mana paku paku ini biasanya memberikan efek bunyi dengung dan desis (noise) pada peralatan audio. Catu daya ada 2 jenis yaitu catu daya simetris dan catu daya tunggal. Sedangkan dari bentuknya catu daya ada 2 bentuk yaitu catu daya gelombang penuh dan setengah gelombang. Keterangan Gambar dibawah:
Gambar 23 jenis trafo step down Gambar 26 adalah catu daya tunggal gelombang penuh.
Gambar 24 Catu daya simetris gelombang penuh dengan trafo CT Catu daya ini biasanya dipakai untuk mensuplai daya pada power amplifier jenis OCL. Jika Membutuhkan sebuah catu daya simetris gelombang penuh sementara anda hanya mempunyai sebuah trafo non CT, maka bisa dibuat rangkaian seperti gambar 08 yaitu menggunakan tegangan separuhnya sebagai CT. contoh: jika mempunyai trafo non CT dengan tegangan keluaran 0,3,6,9,12 maka output yang digunakan adalah 0 dan 12v dengan 6v sebagai CT. maka outputnya adalah sebesar 6 volt (Gb.24).
Gambar 27 adalah rangkaian catu daya lengkap dengan regulator. disini tidak menuliskan nilai pada C1,C2,C3 dan C4 karena angkanya tidaklah mutlak, yang penting nilai voltnya diatas dari output trafo . untuk C1 semakin besar semakin bagus misalnya 4700uF/50v. untuk C2,C3 juga tidak mutlak harus ada. jika anda ingin memasangnya yaitu antara 100uF - 1000uF dan untuk voltnya sesuaikan dengan IC regulator. jika menggunakan IC regulator 7812 maka C2 dan C3 adalah minimal 16v. untuk C4 minimal 100nF. Catatan: agar bekerja maksimal, IC regulator 78xx membutuhkan tegangan 3v lebih tinggi daripada tegangan yang dihasilkan. misalkan: IC regulator 7812 membutuhkan tegangan kerja antara 15v - 27v
Gambar 25 Catu daya simetris gelombang penuh dengan trafo non CT atau anda bisa juga membeli sebuah trafo non CT yang sama dengan yang anda punya kemudian buat rangkaian seperti gambar 25.
V. 1. 2.
KESIMPULAN
Pada penyearah setengah gelombang, tegangan yang disearahkan oleh dioda hanya pada gelombang yang bernilai positif, sehingga outputnya hanya berupa setengah gelombang. Sedangkan pada penyearah gelombang penuh, tegangan yang disearahkan oleh 2 dioda dengan nilai nol menggunakan CT dari transformator, maka didapatkan penyearahan gelombang yang penuh, tidak ada tegangan input yang hilang. Sehingga nilai Vav yang terukur lebih tinggi dari nilai Vav penyearah setengah gelombang. Penambahan filter pada penyearah berpengaruh pada nilai Vmin dan Vav karena pengaruh dari kerja kapasitor sebagai penyimpan sementara.
3.
4. Dalam penerapan dan pengaplikasiannya, dioda daya merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam sebuah peralatan elektronika, terutama yang menggunakan tegangan searah sebagai catu dayanya, karena hampir semua peralatan elektronika menggunakan tegangan searah yang mana untuk menyearahkan tegangan tersebut umumnya adalah menggunakan dioda daya. 5. Pada Rangkaian Clipper Sebuah resistor dan dioda didorong oleh sebuah sumbertegangan ACmemotong sinyal yangdiamati di seluruh dioda. Sepasang anti-paraleldioda Si berpotongan simetris pada 0,7 V Ujung ground daridioda clipper (s) dapat memutus dan dihubungkan ke tegangan DC untuk memotong pada tingkat berubah-ubah. Pemotong dapat digunakan sebagai ukuran pelindung, mencegah sinyal dari melebihi batas pemotongan.
6. Dalam penerapan dan pengaplikasiannya, dioda daya merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam sebuah peralatan elektronika, terutama yang menggunakan tegangan searah sebagai catu dayanya, karena hampir semua peralatan elektronika menggunakan tegangan searah yang mana untuk menyearahkan tegangan tersebut umumnya adalah menggunakan dioda daya
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Lowenberg, C. Edwin. 1995. Rangkaian Elektronik. Jakarta : Erlangga Malvino, Albert Paul. 1985. Prinsip-prinsip Elektronika Jilid 2. Jakarta :Erlangga Sutanto. 1994. Rangkaian Elektronika. Jakarta : UI Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik.Jakarta ; Erlangga http://goscience-go.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-catu-daya.html http://aang-la.blogspot.com/2010/05/cara-membuat-catu-daya.html http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/catu-daya.html http://alfredbudiono.blogspot.com/2010/11/i.html