Ti 14

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Penerapan Metoda Design for Manufacture and Assembly pada Handle


Transformer Hand Bike

Rifko Rahmat Kurnianto1,a , Agung Wibowo 2,b *, Tri Prakosa 3,c


Institut Teknologi Bandung, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Jalan Ganesha No. 10,
Bandung, 40132, Jawa Barat, Indonesia
a
[email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak
Pada proses perencangan konvensional, hasil perancangan dari perancang perlu dievaluasi dan
dioptimasi dari segi proses pembuatan dan proses perakitan oleh bagian manufaktur. Pada proses ini
terkadang perlu dilakukan perubahan rancangan yang harus dikonsultasikan kepada perancang-
annya. Perubahan yang perlu dilakukan tersebut terkadang memerlukan waktu dan biaya tambahan
yang perlu diperhitungkan. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah metoda design for
manufacture and assembly (DFMA). DFMA adalah metoda untuk mengevaluasi desain suatu
produk agar mudah dirakit dan diproduksi. Pada paper ini akan dijelaskan penerapan metoda DFMA
pada kasus perancangan transformer hand bike. Transformer hand bike adalah sebuah produk alat
bantu jalan berupa sepeda tangan yang memiliki tiga mode: sepeda tangan, kursi roda, dan ringkas.
Produk ini dibuat untuk membantu penyandang cacat kaki beraktivitas di dalam ruangan dan
bepergian jarak jauh tanpa mengorbankan keringkasan produk. Penerapan metoda DFMA pada
makalah ini dibatasi hanya pada bagian handle yang merupakan penggerak utama transformer hand
bike. Perancangan ulang handle prototipe transformer hand bike menggunakan metoda DFMA
menghasilkan tiga alternatif desain dimana alternatif terbaik mengalami peningkatan total dalam
aspek manufaktur dan perakitan relatif terhadap prototipe sebesar 118.46%

Kata kunci: DFMA, Perancangan, Manufaktur, Perakitan, Ongkos produksi

I. PENDAHULUAN
Pada awalnya, proses desain produk 1.1 Design for Manufacture and Assembly
seringkali diawali dengan rancangan oleh (DFMA)
desainer kemudian hasil rancangan tersebut DFMA terdiri dari design for manufacture
diberikan kepada pihak manufaktur untuk (DFM) dan design for assembly (DFA). DFM
diopimasi proses produksinya (over the wall bertujuan untuk mempermudah proses manu-
approach). Metoda ini sering menimbulkan faktur tiap komponen penyusun produk [2]
permasalahan dari aspek manufaktur sehingga dan DFA bertujuan untuk menyederhana-kan
perlu dilakukan perubahan desain. Hal terse- struktur produk agar proses perakitannya
but mengakibatkan ongkos desain membeng- menjadi lebih singkat [1,2]. Kedua hal ini
kak dan harga akhir produk menjadi mahal. akan mengakibatkan berkurangnya ongkos
Solusi dari permasalahan ini adalah dengan dan waktu yang diperlukan untuk mempro-
melibatkan pihak manufaktur dalam proses duksi suatu produk sehingga produk tersebut
desain (concurrent engineering) sehingga as- dapat dikeluarkan lebih cepat ke pasaran.
pek kemudahan manufaktur dan perakitan Dalam siklus desain produk, DFMA
dapat dipertimbangkan sejak proses desain terletak setelah adanya konsep desain dan
[1]. Salah satu metoda yang telah dikembang- sebelum proses pembuatan prototipe. Awal-
kan untuk memfasilitasi hal tersebut adalah nya konsep desain yang ada diperbaiki
design for manufacture and assembly strukturnya dengan metoda DFA. Kemudian
(DFMA). setiap komponennya dianalisis dengan metoda

TI-14
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

DFM agar proses produksinya menjadi


mudah.

1.2 DFMA Menurut Boothroyd dan Dewhurst


Salah satu metoda DFMA yang telah
dikembangkan adalah metoda DFMA menu-
rut Boothroyd dan Dewhurst. Menurut metoda
ini, analisis DFA dilakukan dengan mengeta-
hui proses perakitan ulang produk. Waktu
yang diperlukan untuk masing-masing proses
perakitan dapat diketahui dari tabel perakitan
manual Boothroyd [1]. Disamping prakiraan
durasi yang diperlukan untuk merakit produk,
metoda ini menilai proses perakitan produk
menggunakan suatu indeks yaitu: Gambar 1 Transformer hand bike

II. ANALISIS DFMA


Nmin = jumlah komponen esensial minimum
ta = durasi perakitan komponen ideal (3
detik) 2.1 Analisis DFA Handle Prototipe.
tma = durasi perakitan produk Bagian handle transformer hand bike
Komponen esensial adalah komponen yang memiliki total 55 komponen dari perakitan
harus dapat bergerak relatif terhadap kompo- utama dan subassemblynya. Dapat dilihat
nen lain, atau terbuat dari material yang pada tabel 1 bahwa proses perakitan utama
berbeda, atau harus terpisah agar perakitan handle prototipe terdiri dari 28 proses.
komponen esensial lainnya tidak terhalangi. Menurut metoda DFA Boothroyd, proses
Sedangkan DFM dapat dilakukan secara perakitan suatu komponen terdiri dari
iteratif dari memilih material mentah, handling time dan insertion time. Kedua vari-
menentukan proses produksinya, kemudian abel ini didapatkan dengan mempertimbang-
dihitung ongkosnya untuk kemudian diopti- kan beberapa faktor sebagaimana tercantum
masi. dalam tabel DFA Boothroyd. Sebagai contoh,
Sebagai pembatasan masalah, pada paper akan dijelaskan DFA proses pemasangan be-
ini hanya akan dijelaskan penerapan metoda aring pada pipa pengayuh seperti terlihat pada
DFMA Boothroyd dan Dewhurst pada handle gambar 2:
produk transformer hand bike beserta hasil- a. Handling
nya.  Bearing dapat dimanipulasi dengan meng-
gunakan satu tangan
1.3 Transformer Hand Bike  Simetri rotasi α bearing = 180 derajat
Transformer hand bike adalah alat bantu  Simetri rotasi β bearing = 0 derajat
jalan yang penulis ciptakan untuk penyandang  Bearing tidak licin, tajam atau mudah
cacat kaki. Produk ini berupa sepeda yang tersangkut
dikayuh dengan tangan dan dapat diubah  Thickness bearing = 7 mm
menjadi mode kursi roda dan mode ringkas.  Length bearing = 22 mm
Ketiga mode tersebut mengatasi kekurangan Berdasarkan kriteria di atas, diperoleh kode
alatalat bantu jalan yang ada di pasaran dalam insertion bearing ke pipa pengayuh “31” (5
aspek mobilitas dan keringkasan. detik). Total waktu yang diperlukan untuk
Dapat dilihat pada gambar 1, produk ini pemasangan komponen di atas adalah 6.43
terbagi menjadi empat bagian: rangka utama, detik.
handle, kursi, dan sandaran kaki. Dari keem- Kemudian, analisis yang sama diterapkan
pat bagian tersebut yang dilakukan analisis pada keseluruhan proses perakitan utama
DFMA adalah bagian handle saja. handle prototipe. Dari hasil analisis, didapat-
TI-14
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

kan bahwa waktu yang diperlukan untuk Subassembly pertama adalah fork. Merujuk
melakukan 28 proses perakitan tersebut ada- pada gambar 5 beberapa toleransi yang harus
lah 225.5 detik. dijaga pada proses pengelasan fork tersebut
adalah:
Tabel 1 Urutan proses perakitan utama handle a. Sumbu pipa A sejajar dengan sumbu pipa
prototipe B
No. Item name b. Sumbu lubang pipa A tegak lurus dengan
1 pasang rangka pd fixture sumbu pipa B
2 kencangkan clamp
c. Dua komponen tempat poros sesumbu
2 pasang headset bawah
3 pasang sub-assy fork d. Sumbu poros tegak lurus sumbu pipa A
4 pasang headset atas
5 pasang sub-assy sambungan bwh
5 pasang knop star
7 pasang sambungan atas
8 pasang pen belah
9 pasang pipa handle tengah
10 pasang pen belah
11 pasang sambungan bawah
12 pasang pen belah
13 pasang sambungan atas
14 pasang pen belah
15 pasang sub-assy handle atas
16 pasang pen belah
17 pasang poros tengah
18 pasang ring
19 pasang mur
20 pasang bearing
21 pasang sub-assy sprocket tengah
22 pasang bracket
23 pasang screw bracket
24 pasang crank arm
25 pasang poros pengayuh
26 pasang bearing
27 pasang pipa pengayuh
28 pasang bearing

Gambar 3 Fork handle prototipe

Skema jig dan fixture yang bisa digunakan


untuk menjaga toleransi tersebut terdapat pada
Gambar 2 Skema Pemasangan Bearing-Pipa gambar 3. Dengan menggunakan jig dan fix-
Pengayuh ture tersebut, didapatkan waktu perakitan fork
prototipe adalah 113.53 detik seperti terlihat
Dalam tabel tersebut terdapat beberapa pada tabel 3
komponen subperakitan yaitu fork, sambung- Analisis yang sama juga diterapkan pada
an bawah, sambungan atas, handle atas, dan seluruh subassembly dari handle prototipe dan
sprocket tengah. Karena setiap subassembly diperoleh waktu total untuk perakitan handle
tersebut memerlukan proses perakitan tersen- prototipe adalah 705.27 dengan rincian yang
diri, maka perlu dipaparkan analisis DFA tercantum pada tabel 4.
untuk tiap subassembly tersebut agar dapat 2.2 Analisis DFM Handle Prototipe
diketahui total waktu yang diperlukan untuk Handle prototipe terdiri dari 55 komponen
perakitan keseluruhan komponen dari handle dengan 34 komponen yang berbeda. Dapat
prototipe. dilihat pada tabel 5 proses produksi handle
prototipe sangat didominasi machining. Selain
itu, terdapat proses coating yang cukup
TI-14
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

banyak akibat penggunaan material yang mu- rangi dengan mengubah desain handle dan
dah berkarat. pemilihan proses manufakturnya. Sebagai
contoh, apabila sambungan handle prototipe
Tabel 3 DFA proses pengelasan fork dimanufaktur dengan proses die casting,
prototipe durasi dan ongkos manufakturnya dapat ber-
kurang hingga 90% dengan asumsi 100,000

Komp. esensial
Jumlah proses
produk dibuat per tahun.

Total waktu
Tabel 5 Proses manufaktur handle prototipe
No. Jenis proses Jenis proses Jumlah
1 psg tmpt poros pd fixture 2 14.60 1 Machining 45
2 kencangkan clamp 2 4.00
3 pasang pipa B pd fixture 1 3.30 0
Forming 1
5 kencangkan clamp 1 2.00 Casting 0
6 pasang steerer tube 1 3.63 0 Coating 12
7 kunci dengan pin 1 2.63
8 kencangkan clamp 1 2.00
9 weld 3 36.00
Setelah melalui beberapa proses iterasi,
10 reorientasi 1 9.00 didapatkan tiga buah desain handle baru
11 weld 3 36.00 seperti terlihat pada gambar 4:
113.53 1 a. Handle lipat A
b. Handle lipat B
Tabel 4 Total waktu perakitan handle c. Handle sliding
prototipe Perbedaan antara desain tersebut dan prototipe
assembly terletak pada material penyusun, desain fork,
No. Item name Qty. desain sambungan, dan metoda pelipatannya.
time
Kemudian dilakukan analisis DFMA kepa-
1 assembly handle 1 225.47
da ketiga desain baru tersebut. Pada tabel 7
2 subassy fork 1 113.53 terangkum ongkos manufaktur dan material
3 poros sambungan bwh B 1 33.00 dari handle prototipe dan tiga desain alter-
4 sambungan bawah 2 103.16 natif. Terlihat bahwa durasi dan ongkos
manufaktur alternatif jauh berkurang. Hal ini
5 sambungan atas 2 121.80
akibat pemanfaatan proses casting yang berha-
6 subassy pipa handle atas 1 42.26 sil mengurangi penggunaan proses machining.
7 pipa sprocket tgh 1 66.05 Sedangkan harga material dari ketiga
total 705.27 desain alternatif lebih mahal karena penggu-
naan material alumunium. Dampak pemilihan
Hasil analisis DFM yang terangkum pada material ini adalah berkurangnya proses
tabel 6 menunjukkan bahwa konfigurasi coating yang diperlukan sebagaimana
proses di atas membutuhkan waktu hingga tercantum pada gambar 5. Secara keseluruhan,
7004.4 detik dan ongkos total sebesar Rp. total ongkos produksi masingmasing alternatif
1,470,690.52. handle lebih murah daripada prototipe.
Rincian ongkos tesebut dapat dilihat pada
2.3 Desain Ulang Handle tabel 8.
Durasi dan ongkos total (perakitan dan
manufaktur) dari handle prototipe dapat diku-

TI-14
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Gambar 4 Desain alternatif handle: handle lipat A (kiri), handle lipat B (tengah), dan handle sliding
(kanan)

Tabel 6 Rekapitulasi DFM handle prototipe


Jumlah komponen 55
Ongkos material, Rp. 536,770.32
Durasi proses, s 7,004.40
Ongkos proses, Rp. 933,920.21
Ongkos total produksi, Rp. 1,470,690.52

Tabel 7 Ongkos manufaktur komponen handle

Tabel 8 Ongkos total handle

2.4 Pemilihan Desain Alternatif Terbaik dibandingkan desain yang lain meskipun
Berdasarkan analisis DFMA di atas, diten- peningkatan dari aspek perakitannya relatif
tukan desain terbaik dengan melihat pening- kecil. Berikut adalah analisis dari grafik
katan masing-masing dalam aspek perakitan tersebut
maupun manufakturnya. Peningkatan tiap a. Waktu perakitan
desain dibandingkan dengan prototipe dapat Waktu perakitan handle lipat B paling
dilihat pada gambar 6. cepat karena desain sambungan yang
Pada grafik tersebut, daerah di bawah garis sederhana. Sedangkan, walaupun handle sli-
hitam menggambarkan peningkatan dari ding memiliki sambungan yang lebih seder-
aspek perakitan. Sedangkan, di atas garis hana pada bagian atas handle, waktu yang
hitam adalah peningkatan dari aspek manu- dibutuhkan oleh subassemblynya terlalu
faktur. Dapat dilihat bahwa desain handle banyak.
lipat A mengalami peningkatan total terbesar b. Indeks DFA
TI-14
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Indeks DFA handle sliding paling baik dari handle sliding juga paling cepat di antara
karena adanya komponen standar puli dan ketiga alternatif karena pipa tengah dan atas
bautnya yang termasuk kategori komponen hanya disambung dengan ball pin.
esensial. Selain itu, waktu perakitan utama

Gambar 5 Jenis proses manufaktur handle

Gambar 6 Peningkatan desain alternatif handle alternatif terhadap prototipe

TI-14
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

c. Waktu manufaktur memiliki banyak ragam dan jumlah kompo-


Waktu manufaktur handle lipat A paling nen karena sambungan yang rumit.
singkat karena sedikitnya proses machining
yang diperlukan. Khususnya, tidak diperlu- III. KESIMPULAN
kannya proses milling pada pipa tengah dan
atasnya. Sedangkan, pada alternatif desain Dengan menerapkan analisis DFMA yang
handle lipat B dan handle sliding, pipa tengah dikembangkan oleh Boothroyd dan Dewhurst,
dan/atau pipa atas memerlukan proses milling telah didapatkan tiga buah desain alternatif
untuk memasang engsel. handle transformer hand bike:
a. Ongkos manufaktur dan jumlah proses 1. Handle lipat A
Mahalnya ongkos manufaktur dan banyak- 2. Handle lipat B
nya jumlah proses handle lipat B dan handle 3. Handle sliding
sliding juga disebabkan oleh proses milling dan telah dipilih handle lipat A sebagai desain
pada pipa tengah dan/atau atasnya. terbaik berdasarkan peningkatan total dari
b. Jumlah komponen aspek manufaktur dan perakitan relatif terha-
Handle lipat A terdiri dari banyak dap prototipe sebesar 118.46%.
komponen karena kerumitan desain sambung-
an yang memerlukan poros dan knop star. REFERENSI
Selain itu, pemasangannya yang memerlukan
komponen star nut dan baut menjadikannya [1] Geoffrey Boothroyd, Winston Knight,
alternatif desain dengan jumlah komponen Peter Dewhurst, Product design for
terbanyak. manufacture and assembly, Marcel Dekker,
c. Ragam komponen New York, 2001.
Handle lipat B memiliki jumlah ragam [2] Otto, Kevin, Wood, Pristin, Product
komponen paling sedikit karena desain design: technique in reverse engineering and
sambungan yang sederhana (hanya memer- new product development, Prentice Hall,
lukan ball pin). Sedangkan, handle lipat A USA, 2001

TI-14

Anda mungkin juga menyukai