Nama: Cindy Tri Utami Kelas: XII TKJ 2: Bab 2 Perakitan Produk

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Nama : Cindy Tri Utami

Kelas : XII TKJ 2


BAB 2 PERAKITAN PRODUK
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa memahami pengertian dan prinsip perakitan
2. Menerangkan proses perakitan dan mengetahui metode-metode perakitan
3. Menganalisis sistem perakitan dan keseimbangan lintasan
4. Mengetahui rancangan perakitan

A. Teori Dasar Perakitan


1. Pengertian dan Prinsip Perakitan
Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal
dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan
mobil, perakitan motor dan lain-lain.

prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian
komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian
fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan
yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir.

2. Metode Perakitan
a. Metode perakitan ditinjau dari proses penyambungan komponen
 Metode Cascade
 metode perakitan antara komponen dengan langkah yang
berurutan
 Metode kesimbangan
 merupakan proses penyambungan komponen komponen dengan menggunakan
spot welding
 Metode bongkar pasang
 istilah yang lebih populernya adalah knock down merupakan metode yang banyak
digunakan untuk perakitan

b. Metode perakitan ditinjau dari sifat komponen yang dirakit


 Metode perakitan yang dapat ditukar-tukar
 bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain (interchangeable ),
karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah
distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya
 Perakitan dengan pemilihan
 dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan
produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-
batasan ukuran
 Perakitan secara individual
 dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan
pasangannya

c. metode perakitan ditinjau dari proses yang dipakai untuk menyelesaikan perakitan
 Pemasangan secara mekanikal
 Terdiri dari beberapa teknik antara lain threaded fasteners, rivets, crimping, press
fits, snap fits
 Metode penggabungan
 Merupakan metode yang berhubungan dengan proses las, brazing, dan penyolderan
 Tali perekat
 Teknik ini menggunakan bahan perekat untuk menggabungkan komponen

3. Faktor-faktor yang paling berpengaruh pada proses perakitan


a. Jenis bahan dari komponen yang akan dirakit
Setiap jenis bahan mempunyai sifat-sifat khusus dari bahan lainnya, sehingga sewaktu
dilakukan perakitan jenis bahan sebelumnya harus diketahui sifat-sifatnya. Sebab dengan
diketahuinya sifat-sifat bahan ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode
penyambungan.

b. Kekuatan yang dibutuhkan


Pertimbangan kekuatan yang dibutuhkan untuk suatu konstruksi, sebaiknya telah dihitung
sewaktu merencanakan konstruksi sambungan yang akan dikerjakan.

c. Pemilihan metode penyambungan


Pemilihan metode penyabungan ini sangat erat hubungannya dengan jenis bahan dan
kekuatan sambungan yang dibutuhkan.

d. Pemilihan metode penguatan


Penguatan pelat bertujuan untuk memberikan kekakuan pada pelat yang mengalami proses
pembentukan.

e. Penggunaan alat bantu perakitan


Alat-alat bantu dalam perakitan harus dipertimbangkan berdasarkan bentuk-bentuk
konstruksi.
f. Toleransi
Toleransi dalam perakitan dipertimbangkan berdasarkan pasangan antara elemen yang
dirakit menjadi komponen yang lebih besar.

g. bentuk / tampilan produk


Tampilan suatu produk sangat mempengaruhi terhadap nilai jual produk itu sendiri.

h. Ergonomis
Ergonomis yang dimaksud dalam perakitan ini adalah kesesuaian antara produk dengan
kenyamanan si pemakai (end user) .

i. Finishing
Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
perakitan. Finishing ini akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk.

4. Prosedur perakitan
a. Persiapan, menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam melakukan perakitan.
b. Pelaksanaan, menentukan cara atau teknik yang digunakan dalam melakukan perakitan
barang dan memerika posisi komponen dari suatu barang.
c. Penyelesaian, pemeriksaan visual untuk menyesuaikan barang dengan gambar.

5. Peta proses perakitan

Peta proses perakitan adalah suatu diagram yang menggambarkan suatu urutan dari operasi,
transportasi, pemeriksaan, inspeksi hingga penyimpanan dari suatu kegiatan kerja secara keseluruha
mulai dari bahan baku, perakitan dan menjadi barang jadi.peta proses perakitan merupakan gabungan
dari peta proses operasi dan peta aliran proses. Dengan demikian maka peta proses perakitan
merupakan peta yang informatif karena dapat mengatasi kelemahan dari peta proses operasi dan peta
aliran proses

B. Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan

1. Sistem Perakitan
a. Stasiun perakitan tunggal manual
biasanya dipakai oleh perusahaan yang produknya bersifat Sederhana dan diproduksi dalam
jumlah minimal.
b. Sistem perakitan otomatis
memanfaatkan mesin-mesin yang bekerja secara otomatis dalam melakukan proses-proses
perakitan.
c. Lintasan perakitan manual
terdiri atas beberapa stasiun kerja dan dilakukan oleh operator manusia dan biasanya
dilakukan dengan tangan.
2. Terminolgi Keseimbangan Lintasan

Sebelum mempelajari keseimbangan lintasan ada baiknya kita mengenal beberapa istilah penting yang
merupakan kata kuci bagi pemahaman keseimbangan lintasan, istilah-istilah tersebut sebagai berikut :

a. Elemen kerja
pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu kegiatan perakitan. Umumnya N didefinisikan
sebagai jumlah total dari elemen kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu perakitan
dan i adalah elemen kerja.

b. Elemen kerja minimum


elemen pekerjaan terkecil dari suatu pekerjaan yang tidak dapat dibagi lagi. Jumlah dari
seluruh waktu pengerjaan setiap elemen pekerjaan dari suatu lini.

c. Total waktu pengerjaan


jumlah dari seluruh waktu pengerjaan setiap elemen pekerjaan dari suatu lintasan.

d. Waktu proses stasiun kerja


produk yang melewati urutan work station dimana, setiap work station memberkan proses
tertentu hingga selesai menjadi produk akhir pada perakitan akhir. Dimana operator atau
pekerja menunggu untuk melakukan proses kerja ataupun kegiatan operasi yang selanjutnya
akan dikerjakan.

e. Waktu siklus
waktu yang didapat dari hasil pengamatan secara langsung dengan pengukuran stopwatch. -
Waktu Normal (WN) adalah waktu kerja yang mempertimbangkan faktor penyesuaian. -
Waktu Baku (WB) adalah waktu kerja yang mempertimbangkan faktor penyesuaian dan
faktor kelonggaran.

f. Diagram pendahuluan
Menggambarkan hubungan antara dua atau lebih aktivitas dalam suatu kegiatan.

3. Konsep Keseimbangan Lintasan

Istilah keseimbangan lintasan sering disebut juga keseimbangan lini perakitan, keseimbangan lini
perakitan merupakan suatu metode penugasan terhadap sejumlah pekerja ke dalam sebuah stasiun
kerja yang saling berkaitan di dalam suatu lintasan produksi. Hal tersebut bertujua agar disetiap stasiun
kerja memiliki waktu yang besarnya tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerja tersebut

4. Asumsi - asumsi Keseimbangan Lintasan

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk mempelajari keseimbangan lintasan antara lain :

a. aktivitas -aktivitasnya tidak dapat dibagi lagi


b. Metode kerja sudah teratur dan durasi aktivitasnya konstan
c. Tidak ada operator yang mengalami kelelahan karena sudah diberikan kelonggaran yang cukup
d. Waktu aktivitas pada satu stasiun kerja tidak boleh melebihi waktu siklus

5. Metode Keseimbangan Lintasan


a. Metode bobot posisi
metode yang menghitung waktu siklus, matrik pendahulu berdasarkan jaringan kerja,
menghitung bobot posisi, efisiensi waktu rata-rata.

b. Metode pembebanan berurut


Gunakan prosedur trial and error untukmencari pembebanan yang akan mengahsilkan efisiensi
rata-rata lebih besar dari efisiensi rata-rata.

c. Metode pendekatan wilayah


Pada prinsipnya metode ini berusaha membebankan terlebih dahulu pada operasi yang memiliki
tanggung jawab keterdahuluan yang besar.

d. Metode largest candidate rule


metode yang mengurutkan elemen kerja berdasarkan lamanya waktu operasi.

e. Metode killbridge and waster


metode yang prinsipnya berusaha membebankan lebih dahulu operasi yang memiliki tanggung
jawab terdahulu.

f. Metode keseimbangan lintasan terkomputerisasi


metode ini cukup dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan keseimbangan lintasan
dibandingkan dengan metode sebelumnya CALB.

C. Rancangan Perakitan

1. Rancangan untuk perakitan


sebuah kerangka dasar yang digunakan dalam proses penyusunan alat dari beberapa bagian
menjadi satu dan memiliki fungsi tertentu.

2. Metode Boothroyd- Dewhurst untuk rancangan perakitan manual


proses perakitan dalam suatu perusahaan memegang peranan yang cukup penting. Efisiensi
proses perakitan dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi efisiensi dari proses produksi
produk tersebut secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan adanya perbaikan-perbaikan
dalam proses perakitan agar efisiensi proses perakitan dapat meningkat. Selain itu, agar dapat
bersaing dalam pasar industri saat ini, perancangan produk yang dilakukan harus dapat
memenuhi keinginan dari konsumen.
3. Efisiensi perakitan
untuk meningkatkan lintasan perakitan alternatif dengan menggunakan pendekatan metode
heuristik, untuk mencapai tingkat efisiensi yang tinggi pada lintasan perakitan.

4. Klasifikasi sistem untuk pembawaan manual


Pengelompokkan dari waktu-waktu standar perakitan, dengan kriteria pengelompokkan yang
memengaruhi waktu perakitan.

5. Pengaruh simetris komponen pada waktu pembawaan


Pembawaan komponen dalam operasi perakitan berarti memegang (grasp), pindah (move),
orientasi (orient), dan penempatan (place) komponen.

6. Klasifikasi sistem untuk pemasukan dan pengikatan manual


Langkah kedua dari opeasi perakitan sesudah pembawaan komponen adalah proses pemasukan
dan pengikatan yang menitik beratkan pada interaksi antara mempertemukan antar komponen
sebagai kontak mereka dan menggabungkannya.

7. Ergonomi dan sistem kerja dalam perakitan


suatu ilmu yang membahas tentang kelebihan dan keterbatasan manusia, dan secara sistematis
memanfaatkan informasi-informasi tersebut untuk tujuan rancang bangun, sehingga dapat
terbentuk produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih baik. Tujuan yang akan dicapai dari
ergonomi dalam suatu sistem kerja perakitan adalah membentuk atau meningkatkan sistem
kerja yang terdiri dari manusia, pekerjaan, perkakas dan peralatan, tempat kerja dan area kerja
yang efisien, nyaman, dan aman dalam perakitan.

CINDY TRI UTAMI

Anda mungkin juga menyukai