Asuhan Keperawatan Pada NY. R Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri: Gastritis Di Kecamatan Medan Baru
Asuhan Keperawatan Pada NY. R Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri: Gastritis Di Kecamatan Medan Baru
Asuhan Keperawatan Pada NY. R Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri: Gastritis Di Kecamatan Medan Baru
2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2547
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri : Gastritis
Di Kecamatan Medan Baru
Oleh
(Suci Fatimah Nasution)
(132500064)
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat tuhan yang maha esa atas
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program studio DIII
Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Karya Tulis Ilmiah inia dalah Asuhan Keperawatan pada NY. R
dengan gangguan Rasa Nyaman Nyeri : Gastritis di kecamatan Medan Baru. Dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak baik moral, maupun material. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
ii
Universitas Sumatera Utara
selalu memberikan motivasi, dukungan moral maupun material serta yang
tiada henti mendoakan penulis.
9. Kepada teman-teman D-III Keperawatan Stambuk 2013 terkhusus teman
terdekat saya Paniati, Dina Anggraini, Farida Tarigan, dan Maria
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun. Penulis berharap
KaryaTulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Semoga tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberikan ridha dan karunianya bagi kita semua.
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
iv
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Pengkajian …………………………………………………………… 21
v
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak
dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi memindahkan stimulus nyeri. Nyeri adalah
pengalaman sensori nyeri dan emosional yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh sering
kali dijelaskan dalam istilah proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas yang
terbaka, melilit seperti emosi perasaan kaku, mual dan takut (Judha 2012).
1
Universitas Sumatera Utara
Masalah keperawatan yang sering muncul adalah nyeri, di ulu hati, mual, muntah,
dan anoreksia. Kecemasan berhubungan dengan adanya nyeri dan muntah darah, kurang
pengetahuan berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi penatalaksanaan diet dan
factor pencetus iritan pada mukosa lambung (Arif, Mutaqqin dan Sari 2011 ). Masalah yang
menjadi prioritas pada diagnosa mmedis gastritis adalah nyeri.
Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua insan yang identik pada seorang individu yang
mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama mengahsilkan
respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Nyeri merupakan sumber penyebab
frustasi baik klien maupun tenaga kesehatan.
Secara umum nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh
reaksi fisik, fisiologis, maupun dari emosional.
Nyeri lambung merupakan salah satu gejala pertama sakit lambung (magh) yang
dalam istilah medis disebut gastritis, sebenarnya lumayan popular di masyarakat.
Berdasarkan data dijakarta pada 2007 terhadap 1.645 orang, ternyata 6 dari 10 orang
mengalami sakit lambung. Sayangnya, masyarakat indonesia masih rendah kesadarannya
untuk menjaga kesehatan lambung padahal saat menyerang, sakit magh bisa sangat
mengganggu aktivitas, bahkan menurunkan produktivitas kerja. Berbagai penelitian
menyimpulkan bahwa 70-80 % kasus sakit magh. Nyeri lambung bisa terjadi akibat terlalu
banyak mimpi alkohol dan menggunakan obat-obatan anti radang streoid dalam jangka
2
Universitas Sumatera Utara
panjang, seperti aspirin serta ibuproven. Tapi adakalanya juga nyeri lambung terjadi pada
pembedahan mayor, luka bakar atau infeksi yang parah (Widowati 2010).
Penyakit ini sering terjadi sekitar empat juta penduduk amerika serikat mengalami
gangguan asam lambung dengan tingkat mortalitas sekitar 15.000 orang per tahun. Angka
kejadian gastritis dari hasil penelitian yang dilakukan kementrian kesehatan Republik
Indonesia tercatat, Jakarta mencapai 50%, Denpasar 46%, Palembang 35,3%, Bandung
32,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% (KemKes RI Profil Kesehatan Indonesia 2009).
Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada pasien,
perawat harus selalu berusaha untuk mengembangkan strategi penatalaksanaan nyeri,
sehingga lebih dari sekedar pemberian obat-obatan analgetik. Dengan memahai konsep nyeri
secara holistik, diharapkan perawat mampu mengembangkan strategi-strategi yang dapat
mengatasi nyeri yang dirasakan pasien.
1.2. Tujuan
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa tujuan, antara lain
1.2.1. Tujuan Umum
1. Mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar dengan masalah nyeri pada pasien R
di Kecamatan Medan Baru.
3
Universitas Sumatera Utara
2. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja bagiperawatan
pasien selama fase darurat-resusitasi, fase akut dan fase rehabilitasi nyeri
abdommen.
1.3. Manfaat
1.3.1. Institusi
4
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1.2 Klasifikasi
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan
mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua
garis besar yaitu :
5
Universitas Sumatera Utara
2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama, dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. Gastritis kronik
dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis
kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan
dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada
sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini
dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada
dinding lambung.
2.1.3 Etiologi
1. Gastritis Akut
a. Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui, biasanya
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambungHelicobacter
pylori. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga
pada peminum alkohol, dan merokok.
6
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Patofisiologi
1. Gastritis akut
7
Universitas Sumatera Utara
menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga
kemampuan faktor defensif terganggu.
2. Gastritis Kronik
8
Universitas Sumatera Utara
tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal
superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk
menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi
bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga
terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).
Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.
1. Gastritis Akut
a. Anoreksia
b. Mual
c. Muntah
d. Nyeri epigastrum
e. Perdarahan saluran cerna pada hematemasis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia.
2. Gastritis Kronik
9
Universitas Sumatera Utara
4. Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk melihat kelainan mukosa
lambung.
5. Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan
asam lambung
6. Pemeriksaan darah untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.
Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan
bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa
pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
7. Pemeriksaan feses tes ini untuk memeriksa apakah terdapat bakteri H.
Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam
feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
8. Analisa lambung tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan
tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung
nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung
puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output)
tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis
sindrom Zolinger- Elison (suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin
dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
2.1.7 Komplikasi
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematimesis dan melena yang
dapat berakhir sebagai syok hemoragie.
2. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12.
2.1.8 Penatalaksanaan
10
Universitas Sumatera Utara
1. Gastritis Akut.
a. Intruksikan pasien untuk menghindari alkohol.
b. Bila pasien mampu makan melalui mulut, anjurkan diet mengandung gizi.
c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberi secara parenteral.
d. Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran
gastrofestinal.
e. Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.
f. Untuk menetralisir alkhali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.
g. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau
perforasi.
h. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk
yang encer atau cuka yang di encerkan.
i. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi polirus.
2. Gastritis Kronik
a. Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikan
sedikit tapi lebih sering.
b. Mengurangi stress.
c. H.pylori diatasi dengan antibiotik (seperti tetraciklin ¼, amoxillin) dan
gram bismuth (pepto-bismol).
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan aupun
berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui jika seseorang pernah mengalaminya ( Tamsuri, 2007 ).
Secara umum bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis :
1. Nyeri Akut
Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Gejalanya
mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri
11
Universitas Sumatera Utara
akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang
keduanya meningkatkan persepsi nyeri.
2. Nyeri Kronis
Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa diketahui bisa
tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak bisa desembuhkan.
Selain itu, pengideraan nyeri menjadi lebih dalam sehingga penderita sukar
atau menunjukkan lokasinya. Dampak dari nyeri ini antara lain penderita
menjadi mmudah tersinggung dan sering mengalai insoma. Akibatnya, mereka
menjadi kurang perhatian, sering merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat
dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang tibul dalam periode waktu tertentu,
adakalanya penderita terbebas dari rasa nyeri, misalnyasakit kepala migrain.
1. Usia
Usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada anak
dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang di temukan antara kedua
kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa
bereaksi terhadap nyeri. Anak-anak yang belum mepunyai kosakata yang
banyak, mempunyai kesuitan mendeskripsikan secara verbal dan
mengekspresikan nyeri paada orang tua atau perawat. Sehingga perawat harus
mengkaji respon nyeri pada anak.
2. Jenis Kelamin
Laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai
respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis kelamin
merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak
laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat
menangis dalam waktu yang sama.
12
Universitas Sumatera Utara
3. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
budaya mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Nyeri
biasanya menghasilkan respon efektif eskipun pada uunya yang diekspresikan
berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat dibagi
menjadi dua kategori yaitu tenang dan emosi, pasien tenang umumnya akan
diam berkenaan dengan nyeri ereka memiliki sikap yang dapat menahan nyeri.
Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi secara verbal dan akan
menunjukkan tingkah laku nyeri dengan merintih dan menangis.
4. Ansietas
Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri,
mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaan. Riset tidak
memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietass dan nyeri.
Namun ansietas yang relavan atau berhubungan dengan nyeri dapat
meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri.
5. Pengalaman masa lalu terhadap nyeri
Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya,
makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang
diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri,
akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi parah.
Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak
terselesaikan seperti pada nyeri berkepanjangan atau kronis atau resisten.
6. Keluarga dan Suport Sosial
Faktor lain yang juga memperngaruhi respon erhadap nyeri adalah kehadiran
dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering
bergantung pada keluarga untuk mensuport membantu atau melindungi.
Ketidakhadiran keluraga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri
semakin bertambah. Kehadiran orang tua merupakan hal khusus yang penting
untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri.
7. Pola Koping
Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit
adalah hal yang sangat tidak tertahankan. Secara terus-menerus klien
kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol nyeri, klien sering
13
Universitas Sumatera Utara
menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis.
Sumber-sumber koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga dan
bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk mensuport klien
menurunkan nyeri.
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan
oleh individu. Pegukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual,dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti
tentang nyeri itu sendiri.
1. Karakteristik nyeri
Karakteristik nyeri meliputi lokasi, penyebaran nyeri, dan kemungkinan
penyebaran, durasi (menit, jam, hari, bulan) serta irama (terus-menerus, hilang
timbul, periode bertambah atau berkurangnya intensitas nyeri) dan kualitas
nyeri. (Tansuri, 2006)
2. Faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri
Berbagai perilaku sering diidentifikasiklien sebagai faktor yang mengubah
intensitas nyeri,dan apa yang di yakini klien dapat membantu dirinya. Perilaku
ini seringdidasarkan pada upaya try and error (Tamsuri, 2006).
3. Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
Misalnya, terhadap pola tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan
orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas santai.Nyeri akut sering
berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis yang berhubungan dengan depresi
(Tamsuri, 2006).
4. Kekhawatiran individu tentang nyeri
Dengan meliputi masalah yang luas seperti beban ekonomi, prognosi serta
berpengaruh terhadap peran dan citra diri (Tamsuri, 2006).
14
Universitas Sumatera Utara
2.1.12. Pengukuran Skala Nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
15
Universitas Sumatera Utara
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
16
Universitas Sumatera Utara
Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang
paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan
nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, sedang, berat (Sigit, 2010).
e. Durasi ( T : time )
Perawat menanyakan pada klien menentukan awitan, durasi, dan rangkaian
nyeri. Perawat dapat menanyakan “kapan nyeri dirasakan?, apakah nyeri
yang dirasakan terjadi padawaktuyang sama setiap hari?, seberapa
seringnyeri kambuh?, atau yang lainnya dengan kata yang semakna (Sigit,
2010).
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil
konsultasi dari medis atau pun profesi kesehatan lainnya. Data focus adalah data
tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien
(Prasetyo, 2010).
17
Universitas Sumatera Utara
Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak bertenaga
sampai kaku).
Respon automik (misalnya, diaforsis, perubahan tekanan darah,
pernafasan, atau nadi, dilatasi pupil).
Perubahan selera makan.
Perilaku distraksi (misalnya, mondar-mandir, mencari orang atau
aktifitas lain, aktifitas berulang).
Perilaku ekspresif (misalnya, gelisah, merintih, menangis,
kewaspadaan berlebihan, peka terhadap rangsang, dan menghela nafas
panjang)
Wajah topeng (Nyeri)
Perilaku menjaga atau sikap melindungi.
Focus menyempit (misalnya, gangguan persepsi waktu, gangguan
proses fikir, interaksi dengan orang lain atau lingkungan menurun).
Bukti nyeri yang dapat diamati.
Berfokus pada diri sendiri.
Gangguan tidur(mata terlihat kuyu, gerakan tidak teraturatau tidak
menentu).
2. Batasan Karakteristik Lain (non NANDA International)
Mengkomunikasikan descriptor nyeri (misalnya, rasa tidak nyaman,
mual, berkeringat, malam hari, kram otot, gatal kulit).
Menyeringgai
Rentang perhatian terbatas.
Pucat dan menarik diri.
18
Universitas Sumatera Utara
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima
pasien tentang penyakit yang dialami oleh pasien. Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima pasien tentang
penyakit yang dialami pasien yang ditandai dengan keterbatasan kognitif,
kesalahan interprestasi informasi dan tidak mengenal sumber-sumber
informasi.
2.2.4 Perencanaan
Tujuan :
Criteria hasil :
Intervensi :
1. Observasi dan catat keluhan lokasi nyeri skala 0-10 (NRS) dan efek yang
ditimbulkan oleh nyeri.
2. Istrahatkan pasien pada saat nyeri muncul.
3. Ajarkan relaksasi nafas dalamsaat nyeri muncul.
19
Universitas Sumatera Utara
Rasional :
Evaluasi :
20
Universitas Sumatera Utara
2.3. Asuhan Keperawatan Kasus
2.3.1 PENGKAJIAN
1. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 71 Tahun
Status Perkawinan : Janda
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Jamin Ginting, Gg Dipanegara No. 25 P.Bulan
Golongan Darah :-
Diagnose Medis : Gastritis dan hipertensi
2. Keluhan Utama
Ny. R mengeluh nyeri, skala nyeri 6 (NRS) dibagian daerah abdomen kiri
bagian atas .
21
Universitas Sumatera Utara
b. Quantity/ quality
Bagaimana dirasakan
Ny. R mengatakan nyeri pada daerah abdomen kiri bagian atas serta
diatas umbilicus seperti rasa ditusuk-tusuk.
Bagaimana dilihat
Ny. R terlihat cemas dengan keadaannya dilihat dari raut wajah dan
konsentrasi menjawab pertanyaan dan terlihat lemah diatas tempat
tidur.
c. Region
Dimana lokasinya
Nyeri tekan pada bagian abdomen kiri bagian atas
Apakah menyebar
Nyeri menyebar hingga dibagian abdomen bagian kanan atas yang
dirasakan Ny. R.
d. Severity
Ny. R mengatakan keadaan yang sekarang sangat menggangu kebiasaanya
sehari-hari karena sulit untuk aktivitas akibat nyeri abdomen.
e. Time
Nyeri timbul saat sebelum makan, nyeri ± selama 10 menit, intensitas
nyeri sedang.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Demam dan Hipertensi
b. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan
Ny. R mengatakan jika sakit Ny. R pergi kepuskesmas di sekitar rumah.
c. Pernah dirawat/dioperasi
Ny. R mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya
d. Lama dirawat
Ny. R mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya
e. Alergi
Ny. R mengatakan mempunyai riwayat alergi yaitu alergi terhadap debu.
f. Imunisasi
22
Universitas Sumatera Utara
Ny. R mengatakan dia tidak pernah mendapat imunisasi dikarenakan
sewaktu Ny. R masih kecil belum ada program imunisasi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Orang Tua
Ny. R mengatakan bapak dari klien menderita hipertensi, sedangkan ibu
dari klien menderita asam urat.
b. Saudara Kandung
Ny. R mengatakan saudara kandungnya / kakak klien memiliki penyakit
yang sama dengan ayah mereka.
c. Penyakit keturunan yang ada
Ny. R mengatakan keluarganya memiliki riwayat penyakit hipertensi
d. Anggota keluarga yang memiliki gangguan jiwa
Ny. R mengatakan bahwa Putri dari Ny. R yang bernama An. R
mengalami gangguan jiwa yaitu Halusinasi dan Waham.Dan Itu terjadi
pada saat An. R masi berusia satu tahun An. R mengalami demam tinggi.
Tapi karna Kesibukan dari Ny. R dan Suami Ny. R An. R tidak
mendapatkan perawatan yang optimal. Dan pada saat An. R berusia 10
tahun, Ny. R menyadari bahwa An.R mengalami gangguan jiwa, dan Ny.
R memasukkan An. R ke sekolah Luar Biasa (SLB).
e. Anggota keluarga yang meninggal
Ny. R mengatakan anggota keluarganya seperti bapak klien, kakak klien,
dan adik klien meninggal karena hipertensi.
f. Penyebab meninggal
Ny. R mengatakan anggota keluarganya meninggal karena hipertensi.
6. Riwayat keadaan psikologi
a. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan keadaan sekarang yang dialami adalah akibat kurang
teratur makan serta tidak menjaga makanan dengan baik, pasien
mengatakan takut dengan keadaannya sekarang dan pasien mengatakan
sering sakit kepala saat berdiri.
23
Universitas Sumatera Utara
b. Konsep Diri
Gambaran diri
Pasien gemuk, dan pasien tidak ada masalah dengan keadaannya
sekarang
Ideal diri
Pasien mengatakan dia akan dapat segera sembuh, dan pasien takut
dengan keadaannya.
Harga diri
Pasien tidak merasa malu dengan kondisinya sekarang
Peran diri
Selama di rumah sakit pasien tidak dapat melakukan perannya seperti
seorang ibu yang diinginkan anak-anaknya.
Identitas
Pasien ingin cepat sembuh dan segera pulang.
c. Keadaan emosi
Keadaan emosi masih dapat terkontrol (stabil).
d. Hubungan sosial
Orang yang berarti :
Ny. R mengatakan orang yang berarti adalah keluarganya
Hubungan dengan keluarga :
Ny. R menjalin hubungan baik dengan keluarga
Hubungan dengan orang lain
Ny. R dapat berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan keluarga serta tetanga saling
berinteraksi satu sama lain.
7. Status Mental
Tingkat kesehatan : kompos mentis
Penampilan :Rapi
Pembicaraan : Sesuai
Alam kesadaran : Lesu
Afek : Sesuai
Interaksi selama wawancara : kooperatif dan kontak mata ada
24
Universitas Sumatera Utara
Persepsi :Tidak ada
Proses fikir : Sesuai pembicaraan
Waham : tidak ada waham
Memori : masi dapat mengingat kejadian dulu dan
sekarang.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Baik
b. Tanda-tanda Vital
Suhu tubuh : 36,7ºC
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 18x/menit
Sekala nyeri :6 (nyeri sedang), pengukuran dilakukan dengan
pengukuran skla nyeri Numerical Rating Scale.
TB : 150 cm
BB : 84 Kg
c. Pemeriksaan Head To Toe
Kepala rambut
Bentuk : Simetris
Ubun-ubun : Tidak dilakukan Pemeriksaan
Kulit kepala : Bersih
Rambut
Wajah
25
Universitas Sumatera Utara
Mata
Hidung
Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris dan tidak ada
kelainan
Lubang hidung cuping hidung : Normal
Cuping hidung : Tidak ada tanda kelainan
Telinga
Leher
26
Universitas Sumatera Utara
Kalenjar limfa : Tidak ada pembesaran kalenjargetah
bening
Vena jugularis : Tampak ketika berbicara
Denyut nadi karotis : Teraba
Pemeriksaan Thoraks/dada
Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, Funnel chest, pigeon chest, flail
chest, kifos koliasis).
Pernafasan (frekwensi, irama) : Frekwensi 24x/menit, irama
regular.
Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitas
bernafas
Pemeriksaan Abdomen
27
Universitas Sumatera Utara
Tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi Motorik
28
Universitas Sumatera Utara
c. Pola kegiatan/aktivitas
Urian aktivitas Ny. R untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total.
Uraian aktivitas ibadah Ny. R
Ny. R selalu rutin melakukan ibadah
d. Pola Eliminasi
BAB
Pola BAB : 1x / hari
Karakter feses : keras
Riwayat perdarahan : tidak ada perdarahan
BAB terakhir : hari ini
Diare : tidak ada diare
Penggunaan laksatif : tidak ada pengguanan laksatif
BAK
Pola BAK : 4-6 kali/ hari
Karakter Urine : normal
Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK :tidak ada kesulitan BAK
RIwayat Penyakit Ginjal/ Kandung Kemih : Tidak ada
Penggunaan Diuretic : Tidak ada penggunaan
diuretik
Upaya mengatasi masalah : Tidak ada
e. Masala Koping
Adaptif
Bicara dengan orang lain
Tehnik relaksasi
29
Universitas Sumatera Utara
b. Klien mengatakan Peradangan mukosa
nyeri uluh hati, mual lambung
dan muntah
DO :
a. Klien tampak Iritasi mukosa
kesakitan dan
meletakkan tangan
didaerah yang nyeri Peningkatam ekskresi
b. Nyeri tekan pada HCL
saat dilakukan
palpasi.
c. Suara abdomen Nyeri
tympani
d. Abdomen
membesar/tidak
simetris
e. Tanda-tanda vital
sign
TD : 160/100 mmHg
HR: 74x/menit
RR : 18x/ menit
Temp: 36, 8ºC
Skala nyeri : 6
(NRS)
DS3.: Ansietas Kurang pengetahuan
a. Keluarga
mengatakan kurang Kurang informasi
menegtahui tentang
penyekakit gastritis Kurang pengetahuan
DO :
a. keluarga keliahatan
cemas terhadap
keadaan Ny. R
30
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 RUMUSAN MASALAH
1. Masalah Keperawatan
a. Nyeri
b. Kurang pengetahuan
2. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah
tampak meringis, perilaku distraksi gelisah, keadaan umum lemah, skala
nyeri atau nyeri sedang dengan skala pengukuran ( Numerik Rating Scale).
b. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi.
2.1.4. PRENCANAAN KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah
tampak meringis, perilaku distraksi gelisah, keadaan umum lemah, skala nyeri
atau nyeri sedang dengan skala pengukuran ( Numerik Rating Scale).
a. Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mengatakan
nyeri sudah hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti biasanya.
b. Kriteria Hasil :
Pasien melaporkan nyeri hilang dengan skala nyeri 0-2
Pasien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri dari skala 6 sampai
skala nyeri 2 dengan skala pengukuran ( Numerik Rating Scale).
31
Universitas Sumatera Utara
tenang Membantu pasien mengidentifikasi nyeri yang
c. Instruksikan pasien dialami agar dapat meringankan dan mengurangi
untuk melaporkan nyeri.
nyeri dengan segera
jika nyeri timbul Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat
d. Ajarkan tehnik mengurangi nyeri pada abdomen
relaksasi (tarik
nafas dalam) ketika Untuk mengetahui rasa nyeriyang dialami pasien
nyeri agar pasien lupa akan nyerinya dengan melakukan
e. Bantu pasien untuk aktifitas.
focus pada aktifitas,
bukan pada nyeri
dan rasa tidak
nyaman dengan
penglihatan melalui
menonton tv yang
ada diruangan,
berinteraksi dengan
orang yang
disekitarnya.
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi.
a. Tujuan :
Informasi tepat dan efektif.
b. Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Intervensi Rasional
a. Beri pendidikan kesehatan Pengkajian/evaluasi secara periodik
(penyuluhan) tentang penyakit, beri meningkatkan
kesempatan klien atau keluarga pengenalan/pencegahan dini
untuk bertanya, beritahu tentang terhadap komplikasi seperti ulkus
32
Universitas Sumatera Utara
pentingnya obat-obatan untuk peptik dan pendarahan pada lambung
kesembuhan klien.
b. Evaluasi tingkat pengetahuan
pasien.
c. Memberikan pengetahuan dasar
dimana klien dapat membuat pilihan
informasi tentang kontrol masalah
kesehatan. Keterlibatan orang lain
yang telah menerima masalah yang
sama dapat meningkatkan koping ,
dapat meningkatkan terapi dan
proses penyembuhan.
33
Universitas Sumatera Utara
f. Memberikan pendidikan skala nyeri 6
kesehatan melalui penyuluhan ( NRS)
kesehatan kepada keluarga b. Keluarga
pasien tentang penyakit gastritis tampak
meliputi penyebab, gejala, serta cemas
fator pencetus gastritis A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
Jum’at, a. Menganjurkan pasien untuk S:
04 istrahat a. klien
agustus b. Menganjurkan kepada pasien mengatakan
2017 untuk melakukan tehnik nyeri
relaksasi tarik nafas dalam berkurang
setiap nyeri kambuh b. Keluarga
c. Mengkaji tanda-tanda vitalk mengatakan
pasien sudah
TD : 140/100 mmHg mengetahui
HR : 74x/menit apa tentang
RR : 18x/menit gastritis
Temp : 36,5◦C O : klien meringis
Nyeri : 4 (NRS) dengan skala nyeri 4
d. Mengkaji ulang tingkat (NRS)
pengetahuan keluarga tentang A : masalah belum
gastritis teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
Sabtu, a. Evaluasi perilaku pasien S : klien
05 b. Menganjurkan untuk mengatakan nyeri
Agustus menghindari aktivitas yyang berkurang
2017 meningkatkan peningkatan intra O : pasien tampak
abdomen rileks dengan skala
c. Menjelaskan tehnik untuk nyeri 3 (NRS).
34
Universitas Sumatera Utara
menghindari peningkatan A : masalah
tekanan intra abdomen sebagian teratasi
d. Anjurkan klien untuk istrahat P : intervensi
diruangan yang tenang dilanjutkan.
35
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan
Evaluasi Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi
NO Hari / Pukul
tanggal
1 Kamis, 03 14.00 a. Mengkaji nyeri, S : pasien
Agustus lokasi nyeri melaporkan
2017 14.30 b. Memberi klien nyerinya sudah
posisi yang berkurang
nyaman pada O : skala nyeri 3
waktu tidur atau (NRS) klien
duduk. tampak tenang, dan
15.00 c. Mengajarkan tidak gelisah
tehnik relaksasi A : masalah
nafas dalam. sebagian teratasi
15.30 d. Memberikan P : intervensi
kesempatan dilanjutkan
pasien untuk
menceritakan
keluhannya
kepada perawat
e. Memberikan
pendidikan
kesehatan melalui
penyuluhan
kesehatan kepada
keluarga pasien
tentang penyakit
gastritis meliputi
penyebab, gejala,
serta fator
pencetus gastritis
36
Universitas Sumatera Utara
Jum’at, 04 14.30 a. Mendorong S : keluarga
Agustus pasien untuk bertanya pada
2017 berobat apabila perawat mengenai
terdapat respon hal lain yang dapat
nyeri, bersin, dilakukan untuk
batuk merawat klien
15.00 b. Menganjurkan dirumah
pasien untuk O : keluarga
menjaga berat memahami dan
badan optimal dapat mengurangi
16.30 c. Mendorong kembali informasi
aktivitas sesuai yang tekah
toleransi dengan diajarkan perawat
periode istrahat A : masalah
periiodik sebahagian teratasi
d. Mengkaji ulang P : intervensi
tingkat dilanjutkan
pengetahuan
keluarga tentang
gastritis
Sabtu, 05 a. Mengkaji tanda- S : klien
Agustus tanda vital klien melaporkan
2017 b. Mengkaji nyeri, nyerinya sudah
lokasi nyeri, dan jauh berkurang
skala nyeri O : tanda-tanda
c. Menganjurkan vital :
keluarga dan TD : 130/90
orang terdekat mmHg
klien untuk HR : 82x/menit
berbincang- RR20x/menit
bincang dengan Temp : 36,5◦C
klien Skala nyeri 3
d. Mengajarkan (NRS)
37
Universitas Sumatera Utara
tehnik relaksasi Klien tampak
tarik nafas dalam. tenang terlihat
senang berinteraksi
dengan keluarga
A : masalah
sebahagian teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
38
Universitas Sumatera Utara
BAB III
3.1 Kesimpulan
Data yang didapat saat pengkajian Kamis, 3 Agustus 2017 pukul 14.00 WIB,
pasien mengatakan nyeri pada abdomen kiri bagian atas disertai mual dan muntah TD
: 160/100 mmHg, RR : 20x/menit, HR : 82x/menit,. Pasien mengatakan beliau
mengalami mual muntah ±6 kali dalam satu hari. Pada kasus Ny.R dengan diagnose
medis Gastritis , maka muncul masalah keperawatan pada NANDA (2009-2011).
Gangguan Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah
klien tampak meringis, gelisah, keadaan umum lemah skala nyeri 6 (NRS),
kecemasan berhubungan dengan mual ditandai dengan keadaan umum klien lemah
dan tidak mengetahui sumber informasi ditandai dengan keluarga bertanya mengenai
penyebab penyakit yang terjadi.
Yang terjadi perioritas masalah dalam kasus ini adalah nyeri berhubungan
denga iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah klien tampak meringis, gelisah,
keadaan umum lemah skala nyeri sedang (NRS).
39
Universitas Sumatera Utara
Pada rencana tindakan keperawatan meliputi criteria, tujuan, tindakan,
rasional, yang dalam penyusunan disesuaikan denga teori dan memodifikasi tindakan
keperawatan melihat kondisi pasien denga mengikut sertakan keluarga pasien.
3.2 Saran
1. Bagi perawat
a. Pada saat melakukan pengkajian pada klien, perawat berperan aktif,
menanyakan kepada klien tentang apa yang dirasakan klien dan keluarga
selama menderita penyakit ini agar perawat menegakkan diagnose
keperawatan yang aktif.
b. Diagnose keperawatan yang ditegakkan hendaknya klien dan keluarga di
ikutsertakan, sehingga terjalin kerjasama yang baik untuk mempermudah
pemecahan masalah.
c. Diharapkan kepada perawat memberikan helath education, kepada klien
dan keluarga agar rutin minum obat secara teratur, dosis tepat, waktu tepat,
dan keluarga mengawassi pemakaian obat selama 3 bulan untuk mencegah
40
Universitas Sumatera Utara
kekambuhan (infeksi sekunder), mengurangi aktivitas dan menganjurkan
pada klien untuk cukup istrahat.
d. Menilai tingkat kebersihan terhadap pemecahan masalah, diharapkan
kepada perawat untuk melakukan implementasi yang jelas direncanakan
sesuai dengan perioritas masalah kesehatan klien, untuk mencapai hasil
yang maksimall sehingga masalah teratasi.
2. Bagi klien dan keluarga
a. Perlu memeperhatikan pola istyrahat tidur klien agar klien dapat tidur
dengan tenang dan jam istrahat tidur klien terpenuhi.
b. Dan saran untuk ,e,batasi aktifitas yang akan mengganggu keadaan luka,
istrahat cukup sering yang dapat menghilangkan rasa nyeri.
41
Universitas Sumatera Utara
Daftar Pustaka
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan praktik,
Edisi 4. EGC
Setiawati, S, dkk (2008). Panduan Praktis Mengkaji Fisiok keperawatan. Jakarta : Trans Info
Media.
Sigit Nian Prasetyo. (2010). Konep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi Pertama.
Surakarta. Graha Ilmu.
Wartonah, T (2006), Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi-3. Jakarta :
Salamba Medika.
42
Universitas Sumatera Utara