Filum Apicomplexa Dan Filum Microspora
Filum Apicomplexa Dan Filum Microspora
Filum Apicomplexa Dan Filum Microspora
RHODOPHYTA
Disusun oleh :
Kelompok 10 Offering B 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Rhodophyta”.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak yang membantu penulis baik secara moril, materil dan doa kepada penulis agar
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih yang tak terhingga
khususnya penulis sampaikan kepada:
Dengan harapan semoga semua amal baik tersebut, akan mendapat imbalan yang baik
pula. Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Kurang lebihnya penulis mohon maaf apabila ada kekurangan.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1. 2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1. 3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Rhodophyta ............................................................................................ 3
2. 2 Ciri Umum Rhodophyta ........................................................................................... 4
2. 3 Habitat Rhodophyta ................................................................................................. 4
2. 4 Susunan Tubuh Rhodophyta .................................................................................... 5
2. 5 Susunan Sel Rhodophyta ......................................................................................... 5
2. 6 Reproduksi Rhodophyta ........................................................................................... 5
2. 7 Daur Hidup Rhodophyta .......................................................................................... 7
2. 8 Klasifikasi Rhodophyta ............................................................................................ 7
2. 9 Peranan Rhodophyta ................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP
3. 1 Kesimpulan ............................................................................................................. 10
3. 2 Saran ....................................................................................................................... 10
Daftar Rujukan ...................................................................................................................... 11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami pegertian Rhodophyta
2. Untuk memahami ciri-ciri umum Rhodophyta
3. Untuk mengetahui habitat Rhodophyta di alam
4. Untuk mengetahui susunan tubuh dari Rhodophyta
5. Untuk mengetahui susunan sel dari Rhodophyta
6. Untuk mengetahui reproduksi dari Rhodophyta
7. Untuk mengetahui daur hidup dari Rhodophyta
8. Untuk mengetahui klasifikasi dari Rhodophyta
9. Untuk mengetahui peranan Rhodophyta bagi kehidupan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Rhodophyta (ganggang merah) umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar,
mengandung pigmen klorofil a, klorofil d, karoten, fikoeritrin, fikosianin.Tubuh bersel
banyak menyerupai benang atau lembaran.Reproduksi vegetatif dengan spora (Bold, 1978).
Alga merah berbentuk lembaran. Susunan Sel Rhodophyta berwarna merah sampai
ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerah-merahan, kromatofora berbentuk
cakram atau suatu lembaran, mengandung klorofil-a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup
oleh zat warna merah yang mengadakan fluoresensi, yaitu fikoeritrin. Pada jenis-jenis
tertentu terdapat fikosianin. Sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut
tepung floride, yang juga merupakan hasil polimerisasi glukosa, berbentuk bulat, tidak larut
dalam air, seringkali berlapis-lapis, jika dibubuhi yodium berwarna kemerah-merahan.
Tepung ini sifatnya lebih dekat kepada glikogen, dan tidak terdapat dalam kromatofora,
melainkan pada permukaannya. Selain tepung floride terdapat juga floridosida (senyawa
gliserin dan galaktosa) dan tetes-tetes minyak. Pirenoid kadang-kadang juga terdapat. Selain
beberapa perkecualian, rhodophyta selalu bersifat autotrof. Yang heterotrof tidak mempunyai
kromatofora dan hidup sebagai parasit pada lain ganggang. Dinding sel terdiri atas dua lapis,
yang dalam terdiri atas selulosa, yang luar terdiri atas pectin yang berlendir (Bold,1978).
3
2.2 Ciri-ciri Umum Rhodophyta
Sementara itu, Rhodophyta memiliki beberapa ciri-ciri. Rhodophyta secara spesifik
dipaparkan sebagai berikut (Bold,1978):
4
Spesies kelautan biasanya berwarna kemerahan, sementara spesies air tawar biasanya
hijau kebiruan, hijau kekuningan, coklat atau abu-abu. Ganggang merah mengandung klorofil
a, dan sebagian juga mengandung klorofil d; tilakoid tunggal (tidak berasosiasi) dan
mengandung pikobilisoma yang memuat pikoeritrin dan/atau pikosianin. Banyak karotenoid,
misalnya xantofil dan beta karoten, juga ada. Produk hasil fotosintesis antara lain pati
floridean dan floridosida (Nontji, 1993).
5
benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-
masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebutdinamakan karpospora. Karpospora
akhirnya keluar dari sel-sel ujung benangsporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu
cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh
menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Baik spora maupun gametnya tidak mempunyai bulu cambuk, jadi tidak dapat bergerak aktif.
Rhodophyceae dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florodeae.
6
2.7 Daur Hidup Rhodophyta
Pergantian keturunan, pada Rhodophyta yang tinggi tingkatannya terdiri dari 2 tipe, yaitu
bifasik dan trifasik.
A.Tipe Bifasik
Pada tipe Bifasik inti zigot langsung mengadakan meiosis; hingga menghasilkan
karposporafit haploid yang tumbuh pada gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis
hingga membentuk karposporangium yang intinya diploid inti karposporangium mengadakan
meiosis dan membentuk karpospora yang haploid. Karposporofit berada pada gametofit.
B. Tipe Trifasik
Pada tipe Trifasik inti zigot hanya membelah mitosis, membentuk karposporangium dengan
karpospora yang diploid. Karposporofit terdapat pada gametofit, karpospora yang diploid
tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan hidup bebas, tetrasporangium yang terbentuk
intinya membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid (tertraspora). Tetraspora
tumbuh menjadi gametofit. Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik. (Tim dosen UM,
2006)
Menurut Smith , divisi Rodophyta hanya mempunyai satu kelas, yaitu Rhodophyceae
selanjutnya Rhodophyta dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florideae.
Talus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan yang
beraturan. Pembiakan vegetatif dengan monospora yang dapat memperlihatkan
gerakan ameboid. Anteridium menghasilkangamet jantan yang disebut spermatium.
Dalam golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang membawahi antara lain
ganggang tanah Porpyridium cruentumdan ganggang laut Bangia artropurpurea.
Talus ada yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu bercabang-
cabang dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti benang,
7
lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip atau menggarpu. Tiap anteridium
menghasilkan satu gamet betina yang oleh karena tidak dapat bergerak tidak
dinamakan spermatozoid tetapi spermatium.Gametangium betina dinamakan
karpogonium, terdapat pada ujung-ijung cabang lain daripada cabang talus yang
mempunyai anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian
bawahnya membesar seperti botol, bagia atasnya berbentuk gada atau benang dan
dinamakan trikogen.
Zigot tidak mengalami waktu istirahat, melainkan dari bidang sampingnya lalu
membentuk sel-sel yang merupakan benang-benang sporogen.Dalam sel-sel ujung
benang itu terbentuk satu spora, masing-masing dengan satu inti dan satu plastida dan
dinamakan karpospora.Karpospora itu mula-mula berkecambah menjadi suatu
protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru dengan alat-alat generatif.
Peristiwa di atas terdapat antara lain pada Batrachospermum moniliforme. Pada warga
Floridaea lainnya terdapat pergiliran antar 3 keturunan dalam daur hidupnya yaitu :
Daur hidup yang memperlihatkan 3 keturunan itu antara lain terdapat pada
Callithamnion corymbosum. Gametofit dan tetrasporofit dapat isomorf, tetapi ada pula
yang tidak, misalnya Bonnemaisonia hamifera.
8
Chondrus crispusdan Gigartina mamillosa, penghasil karagen atau lumut islandia yang
berguna sebagai bahan obat.
4. Bangsa Nemastomales, dari bangsa ini perlu disebut suku Rhodophyllidaceaeyang salah
satu warganya terknal sebagai penghasil agar-agar, yaitu Euchema spinosum.Suku
Sphaerococaceae, juga mempunyai anggota-anggota yang merupakan penghasil agar-
agar pula, diantaranya Gracilaria lichenoidesdan berbagai jenis yang termasuk marga
Sphaerococcus.
5. Bangsa Ceramiales, dalam bangsa ini termasuk antara lain suku Ceramiaceaedi
dalamnya. Contoh, Callithamnion corymbosum.
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan
lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya
Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan
Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit,
bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria
lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena
menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan
oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel,
untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif),
atau sebagai makanan penutup.
Zat agar dan karaginan yang ditemukan pada dinding sel Rhodophyta merupakan
senyawa pembentuk gel, dan digunakan dalam produk makanan dan penelitian ilmiah.
Karagenan merupakan bahan penting dalam pasta gigi dan banyak produk susu, seperti es
krim dan cokelat susu. Agar memiliki banyak aplikasi ilmiah dalam mikrobiologi,
bioteknologi, dan kriminologi, dan juga digunakan dalam kemasan daging kalengan.
Salah satu yang paling populer makanan rumput laut produk adalah rumput laut merah
yang disebut nori (Porfiria), yang digunakan dalam membungkus sushi dan masakan
Jepang lainnya. Nori ditanam di pertanian rumput laut komersial di pantai timur Amerika
Utara dan di Asia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu devisi dari alga
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya
2. Ciri-ciri Rhodophyta adalah : mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak
dibandingkan klorofil, ada karotenoid, sedikit fikosianin, kebanyakan hidup di air laut,
Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip
glikogen) dan floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang
terdapat pirenoid, dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan
pektin berlendir (sebelah luar), bentuk talus Reproduksi aseksual dengan spora, dan
seksual dengan cara oogami.
3. Habitat Rhodophyta adalah di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil hidup
di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula
yang hidup di air payau.
4. Susunan tubuh Rhodophyta Pada umumnya adalah multiseluler, tersusun filament yang
bercabang-cabang bebas.
5. Sistem reproduksi Rhodophyta secara aseksual yaitu dengan pembentukan spora dan
secara seksual yaitu (oogami).
6. Divisi Rodophyta hanya mempunyai satu kelas, yaitu Rhodophyceae selanjutnya
Rhodophyta dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florideae.
7. Peranan rhodophyta yaitu : bahan makanan dan kosmetik, dipakai dalam industri agar-
agar, sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan
bakteri, kuat dalam mengatasi terjangan ombak, juga menjadi bahan makanan bagi
manusia juga dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat
pencuci rambut.
3.2 Saran
Dalam sistem penulisan makalah ini, Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan masukan dari pembaca sangat kita
harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi generasi penerus bangsa.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bold. 1978. Introduction To The Algae, Structure and Reproduction. New Delhi: Prentice
Hall Of India.
Campbell, Neil A. 1992. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta: UGM Press
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara.Jakarta: Djambatan.
Iryaningtyas. 2013. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Laila, Siti. 2009. Biologi Sains dalam Kehidupan. Jakarta: Yudhistira.
Lestari, Sri Endang. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rachmawati, Faridah, Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Subandi. 2010. Mikrobiologi. Bandung: Rosdakarya.
Tim Dosen. 2006. Buku Ajar Botani Tumbuhan Bertalus Alga. Malang: Universitas Negeri
Malang
Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta,
Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
11