Makalah Anatomi Tumbuhan Kelompok 4 1
Makalah Anatomi Tumbuhan Kelompok 4 1
Makalah Anatomi Tumbuhan Kelompok 4 1
“SEL”
Disusun Oleh:
Rindiani (2030801077)
Dosen Pengampu :
PROGRAMSTUDI BIOLOGI
FAKULTASSAINSDANTEKNOLOGI
UNIVERSITASISLAM NEGERIRADENFATAHPALEMBANG
2021
DAFTAR ISI
Penemuan sel yang telah terjadi sejak 200 tahun yang lalu dianggap
sebagai bagian dari sistem membran yang tak terpisahkan dalam organisme
multisel. Perkembangan sel ini terjadi dengan pesat setelah perkembangan
penggunaan lensa yang dilakukan oleh para peneliti dalam penelitiannya,
sehingga para peneliti lebih serius dalam melakukan penelitiannya terhadap sel.
Perkembangan sel ini dimulai sejak seorang ahli yang bernama Robert
Hooke (1665) melakukan pengamatan pada sayatan gabus yang merupakan sel –
sel mati pada pepagan pohon ek dengan mikroskop sederhana. Ia melihat adanya
ruangan – ruangan kecil yang kemudian disebutnya cella yang berarti ruang atau
kamar kecil yang kosong. Antonie van Leewenhoek (1674) menggunakan
mikroskop sederhana untuk melihat mikroba (jasad renik) dalam air serta bagian –
bagian yang terkandung dalam cairan tubuh makhluk hidup. Lamarck (1809)
menyatakan bahwa seluruh organisme hidup harus memiliki jaringan selular.
Dutrochet (1824) menemukan bahwa semua tumbuhan dan hewan terdiri dari sel
berbentuk gembungan yang sangat kecil yang mengalami peningkatan ukuran dan
jumlah. Robert Brown (1831) seorang Ahli Biologi menemukan nukleus sel
tumbuhan yang menyimpulkan bahwa nukleus merupakan komponen dasar yang
selalu ada dalam sel. Hugo von Mohl dan Karl Nugel (1835) mempelajari
peristiwa pembelahan sel, dimana inti dan plasma sel mengalami pembelahan
untuk menjadi dua sel anak. T Schwan dan M Schleiden (1839) merumuskan
teori sel sebagai berikut: sel adalah unit terkecil, semua tumbuhan dan hewan
dibangun atas sel – sel. J Purkinye (1840) dan Hugo von Mohl (1846)
memperkenalkan istilah Protoplasma, yakni cairan yang mengisi ruang yang
disebut sel oleh Von Mohl.
Teori yang telah diterbitkan oleh para peneliti tersebut mengenai keberadaan sel,
banyak ditemukan pada semua organisme makhluk hidup baik pada manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba lainnya yang terdiri dari sejumlah sel dengan
sekresinya, dimana sel – sel ini berasal dari sel – sel sebelumnya yang hidup.
Setiap sel memiliki fungsi dan kehidupannya sendiri yang tergabung dalam
organisme multisel. Perkembangan teori ini membutuhkan waktu yang cukup lama
bahkan berabad – abad lamanya untuk menyimpulkan sebuah konsep dalam
bentuk teori yang dapat diterima oleh semua orang khususnya yang berada di dunia
Biologi. Oleh karena itu, perkembangan tentang penelitian mengenai sel ini akan
terus berkembang hingga selanjutnya bahkan sampai ditemukannya alat – alat
canggih lainnya yang dapat mempermudah pengamatan pada bagian – bagian dari
sel tersebut
BAB II
Komponen Protoplasmik dan Non- Protoplasmik
A. Protoplasmik
Sel berasal dari istilah celula digunakan pertama kali oleh Robert Hook
pada tahun 1665, yang berarti bilik kecil. Istilah tersebut untuk memberi nama
ruang yang dibatasi oleh dinding yang dilihatnya pada gabus botol (Quercus
suber) di bawah mikroskop. Ahli botani M. Schleiden dan ahli zoology T. Schwan
pada tahun 1838 mengajukan konsep bahwa semua organisme tersusun atas sel-
sel yang dikenal dengan teori sel. Semua organisme hidup terdiri atas sel, dapat
berupa organisme tunggal (uniseluler) atau bersel banyak (multiseluler). Setiap sel
merupakan unit fungsional dan struktural dari bentuk hidup
Bagian yang ada di sebelah dalam dinding sel disusun oleh bahan yang
disebut protoplasma yang berarti bahan hidup. Bagian yang disusun oleh
protoplasma disebut protoplas. Bagian-bagian sel yang bersifat hidup
(protoplasmik) merupakan sebagian dari protoplas, Di dalam sel juga terdapat
bagian-bagian yang tidak hidup (non-protoplasmik), yang berada di dalam plasma
dan plastid terdiri atas bagian-bagian yang bersifat cair dan padat.
Pandey dalam Nugroho dkk. (2006) membagi komponen penyusun sel tumbuhan
dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Komponen Protoplasmik (komponen yang hidup dari sel), terdiri dari inti,
mitokondria, plastida, ribosom, lisosom, retikulum endoplasma (RE), mikrotubul
dan badan golgi.
A. Retikulum Endoplasma
Kata endoplasma berarti di dalam sitoplasma, dan retikulum bahasa latin berarti
jaringan Retikulum endoplasma terdiri dan' jaringan tubula dan gelembung
membran yang disebut sistema. Retikulum endoplasma adalah berupa sistem
membran yang terdapat didalam sitoplasma.
B. Badan Golgi
Badan golgi disebut juga aparat golgi atau diktiosom, berupa kumpulan
ronggan rongga atau sistema yang pipih, berbentuk mangkok, dikelilingi oleh
vesikel-vesikel. Dekat dengan ujung sistema terdapat sejumlah vesikel, dan
vesikel diperkirakan berasal dari ujung sistema
Gambar 3 : Badan Golgi
C. Sferosom
Sferosom atau mikrosom adalah butir butir berukuran 0,25 - 1,0 mikron,
yang sangat mobil pada sel hidup. Sferosom sukar dipelajari karena ukurannya
yang sangat kecil serta sukar diawetkan dalam sel-sel yang difiksasi. Sferosom
adalah adalah bagian khusus di dalam sel yang berfungsi sebagai pembentuk
lemak
D. Mikrobodi
Mikrobodi terdapat di dalam semua macam sel tumbuhan, bemkman
diameter 0,5-1,5 µm, berselaput membran tunggal, berbentuk membulat atau
seperti mangkok. Berisi berbagai enzim sesuai dengan tipe sel atau jaringannya.
E. Mikrobula
Gambar 4 : Ribosom
2. Inti sel (Nukleus)
Inti sel dalam keadaan tidak membelah bentuknya bulat, jorong, kadang-
kadang berlekuk. Di dalam sel-sel yang masih muda ukuran inti sel kira-kira
2/3 kali ukuran selnya, di dalam sel-sel dewasa inti kelihatan lebih kecil. Di
dalam satu sel organisme tingkat rendah mungkin terdapat lebih dari sebuah
inti, misalnya pada jamur dan ganggang, sel tumbuhan tingkat tinggi umumnya
hanya mempunyai satu inti.
Inti sel diliputi oleh membran ganda yang berpori. Kedua membran ini,
masing- masing mcmpakan bilayer lipid dengan protein yang terkait. Di sebelah
dalam ini terdapa cairan inti disebut juga matriks atau kariolimfa, rangka inti
atau retikulum, serta anak inti atau nukleolus (jamak: nukleoli). Rangka inti
terdiri atas kromatin yang pada waktu pembelahan inti muncul sebagai
kromosom. Rangka inti mengandung nukleoprotein suatu persenyawaan dengan
asam deoksirinonukleat (ADN). Anak inti sangat padat, berbutir dan berserabut,
tidak dilapisi oleh membran, mengandung asam ribonukleat (ARN) dan asam
deoksiribonukleat (ADN) dan protein (Gambar).
3. Plastida
Plastida adalah organel yang khas bagi sel tumbuhan dan tidak terdapat
pada sel hewan. Di dalam sel-sel yang masih muda terdapat sebagai benda
benda kecil berbentuk tetes, butir atau halter. Di dalam sel-sel yang telah
dewasa plastida lebih besar dan tampak dengan mikroskop biasa pada
perbesaran lemah.
Kloroplas terdapat pada jaringan fotosintetik yaitu pada daging daun dan
terdapat pada bagian organ yang berwama hijau. Bentuk kloroplas bermacam-
macam, yaitu bentuk lensa seperti pada tumbuhan lumut (Bryophyta), paku-
pakuan (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Bentuk jala pada
alga Cladophora, bentuk pita melingkar atau spiral pada alga Spirogyra, dan
bentuk bintang pada alga Zygnema.
Gambar 6 : Kloroplas
4. Mitokondria
Gambar 7 : Mitokondria
2. Komponen Non-Protoplasmik
1. Vakuola
Salah satu komponen non-protoplasmik yang berkaitan dengan senyawa
fitokimia adalah vakuola. Beberapa reaksi kimia dan produk yang dihasilkan oleh
sel akan ditimbun dalam vakuola. Vakuola adalah bagian sel yang berisi cairan
dan sebelah luarnya dibatasi oleh membran tonoplas. Cairan dalam vakuola berisi
berbagai macam bahan organik dan anorganik seperti garam, gula, asam amino
pembentuk protein, fosfat dan senyawa hasil metabolisme sekunder seperti
alkaloid, terpen, tanin dan flavonoid. Tidak hanya itu, dalam vakuola juga
ditemukan kristal dan benda silika (Fahn, 1991).
2. Benda Ergastik
1. Benda ergastik bersifat cair (biasanya terdapat di vakuola sel), contoh : asam
organic, alkaloid, hidrat arang, minyak atsiri, protein, lipid, pigmen, vakuoler,
hars, tanin (zat penyamak)
Marty, F. 1999. Plant Vacuoles. The Plant Cell, Vol. 11: 587-589.