Rangkuman Bio Lengkap
Rangkuman Bio Lengkap
Rangkuman Bio Lengkap
Di dalam kotak spora (sporagium), terjadi pembelahan sel ecara mitosis dan menghasilkan
banyak sporangiospora dengna kromosom yang haploid (n).
Di dalam ujung konidium, terjadi pembelahan sel secaa mitosis dan menghasilkan banyak
konidiosporadengan kromosom yang haploid (n).
A. Zygomycota
1. Ciri-ciri Zygomycota
- Multiseluler
- Hifa tidak bersekat
- Senositik (hifa asepta yang mengandung ratusan hingga ribuan nukleus)
- Tidak memiliki tbuh buah
- Ada yang memiliki rhizod atau stolon
- Reproduksi secara vegetative dengan fragmentasi hifa atau membentuk sporangiospora
- Reproduksi generatif dengan menghasikan zigospora
- Hidup sebagai saproba/parasite/simboisis mutualisme
2. Cara Hidup Zygomycota
- Sebagian besar zygomycota hidup sebagai saproba (pengurai) di tanah, pada sisa”
organisme yang sudah mati atau membusuk, dan makanan
- Beberapa jenis ada yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan
membentuk mikoriza
- Ada pula yang hidup sebagai parasit, misalnya jamur penyebab pembusukan pada umbi-
umbian
3. Daur Hidup Zygomycota
- Reproduksi aseksual Zygomycota
Zygomycota bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi hifa dan pembentukan
spora aseksual.
- Reproduksi seksual Zygomycota
Dengan cara pembentukan spora seksual (zigospora) memlalui peleburan antara hifa yang
berbeda jenis.
4. Contoh Zygomycota
- Anggoota jamur dalam divisi Zygomycota disebut fungi zigot
- Contoh jamur Zygomycota : Rhizopus sp.. Mucor sp., dan Pilobolus
PLANTAE
Berdasarkan ada atau tidak adanya pembuluh angkut, tumbuhan dibedakan atas dua macam,
yaitu sebagai berikut.
1. Tumbuhan tidak berpembuluh (non-tracheophyta) yang meliputi tumbuhan lumut
(Bryophyta).
2. Tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) yang meliputi tumbuhan paku (Pteridophyta) dan
tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Ciri citi plantae
BRYOPHYTA
Bryophyta (Yunani, bryon = lumut, phyton = tumbuhan) bisa dikatakan sebagai bentuk
peralihan antara Thallophyta atau tumbuhan bertalus (belum memiliki akar, batang, daun sejati)
dengan Cormophyta atau tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang, dan daum sejati).
Lumut juga dikenal sebagai moss.
• Lumut mudah ditemukan, terutama ditempat yang lembap (Higrofit), di tanah, tembok,
bebatuan lapuk, dan menempel (epifit) dikulit pohon.
• Namun, ada pula lumut yang hidup di air (hidrofit), misalnya Ricciocarpus natans.
• Di tempat yang lembap dan teduh, lumut tmbuh subur dan tampak sebagai hamparan
hijau. Contohnya lumut gambut (Sphagnum) yang tumbuh di bioma tundra di daerah
kutub utara.
• Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran, misalnya lumut hati (Hepaticopsida),
ada pula yang yang berbentuk seperti tumbuhan kecil dan tegak, misalnya lumut
daun (Bryopsida).
• Bagian tubuh lumut yang menyerupai akar pada lumut disebut rizoid. Fungsi
rizoid adalah untuk menyerap air dan garam mineral, serta untuk melekat pada
habitatnya.
• Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xylem. Jaringan
pengangkut berupa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan cara
imbibisi, kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh melalui proses difusi.
• Sel-sel tubuh lumut memiliki plastid yang mengandung klorofil a dan b, serta
memiliki dinding sel tetapi tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan darat
lainnya.
Reproduksi lumut
1. Spora berkromosom haploid (n) yang jatuh di habitat yang cocok akan berkecambah, sel-
selnya membelah secara mitosis, dan tumbuh menjadi protonema yang haploid (n).
2. Protonema akan tumbuh menjadi gametofit (tumbuhan lumut) jantan dan betina yang
haploid (n).
3. Tumbuhan lumut yang sudah dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium)
dan alat kelamin betina (arkeogonium)
5. Fertilisasi ovum oleh spermatozoid menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n).
6. Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi embrio (2n).
7. Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).
8. Sporofit akan membentuk sporogonium (2n) yang memiliki kotak spora (sporangium).
9. Didalam kotak spora terdapat sel induk spora diploid (2n) yang akan membelah secara
meiosis dan menghasilkan spora-spora yang haploid (n).
Klasifikasi lumut
PTERIDOPHYTA
Tumbuhan paku ( fern ) atau pteridophyta ( Yunani, pteron = bulu, phyton = tumbuhan)
merupakan kelompok plantae yang tubuhnya berbentuk kormus atau sudah memiliki
akar, Batang, dan daun sejati ( menyirip). Tumbuhan paku bereproduksi dengan spora
sehingga disebut Cormophyta berspora.
1. Paku yang hidup ditanah = Adiantum cuneatum, Alsophila glauca, Cyathea cooperi
2. Paku yang hidup ditanah berair = Marsilea sp
Berdasarkan ukuran dan bentuk daunnya, Pteridophyta dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sebagai berikut.
- Paku heterofil, memiliki dua macam daun yang berbeda ukuran dan bentuknya.
Contohnya pada sisik naga Drymoglossum yang memiliki sporofil dengan ukuran lebih
panjang daripada tropofil.
- Paku homofil, memiliki daun dengan ukuran dan bentuk yang sama. Contohnya
Adiantum cunninghamii (suplir) dan Nephrolepis
Spora dihasilkan didalam sporangium. Sporangium pada tumbuhan paku terkumpul dalam
bentuk berikut.
- Sorus. Sporangium berada didalam kotak terbuka atau kotak tertutup oleh indusium.
Didalam sporangium, terdapat anulus, yaitu sejumlah sel penutup berdinding tebal dan
membentuk cincin. Jika sporangium kering, anulus akan membuka dan menyebarkan
spora. Sorus terdapat dipermukaan bawah daun dengan susunan beraneka ragam, antara
lain sejajar tulang daun, berjajar ditepi daun, tersebar berbentuk noktah, dan zig-zag.
Contohnya nephrolepis dan adiantum
- Strobilus. Sporangium membentuk bangun kerucut. Contohnya lycopodium dan
selaginella
- Sporokarp. Sporangium dibungkus oleh daun buah ( karpelum). Contohnya salvinia,
marsilea, azolla, dan paku air lainnya
Berdasarkan jenis spora yang dihasikan, Pteridophyta dibedakan menjadi tiga macam
- Pteridophyta homospora atau isopora, menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan
ukuran yang sama. Pteridophyta homospora disebut juga berumah satu karena sporanya
akan tumbuh menjadi protalium pembentuk anteridium maupun arkegonium.
Contohnya Lycopodium, Nephrolepis, Drymoglossum, dan Dryopteris filix-mas.
- Pteridophyta heterospora atau aniospora, menghasilkan dua jenis spora dengan ukuran
yang berbeda. Spora yang berukuran besar (makrospora atau megaspora) berkelamin
betina yang akan tumbuh menjadi makroprotalium atau megaprotalium pembentuk
arkegonium. Spora yang berukuran kecil (mikrospora) berkelamin jantan yang akan
tumbuh menjadi mikroprotalium pembentuk anteridium. Pteridophyta heterospora disebut
juga berumah dua.
Contohnya Selaginella, Salvinae, dan Marsilea.
- Pteridophyta peralihan atau campuran, menghasilkan spora yang berukuran sama, tetapi
jenisnya berbeda (berkelamin jantan atau betina). Spora dapat tumbuh menjadi protalium
yang akan membentuk salah satu alat kelamin, arkegonium atau anteridium saja.
Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda)
Gametofit pada tumbuhan paku berupa talus, ada yang berukuran kecil dan ada yang
berukuran besar. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati yang
disebut protalus. Protalus berupa lembaran, memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta
memiliki klorofil untuk fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit
untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak memilki
klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil
diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium.
Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah
arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu
memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat
reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja
atau arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual
dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang
berbeda).
Reproduksi paku
• Spora berkromosom haploid (n) jika jatuh dihabitat yang cocok akan berkecambah, sel
nya membelah secara mitosis dan tumbuh menjadi protalium (gametofit) yang haploid
(n)
• Spermatozoid (n) membuahi ovum (n) dalam arkegonium dan menghasilkan zigot yang
haploid (2n)
• Zigot (2n) mengalami pembelahan (mitosis) dan tumbuh menjadi paku ( sporofit) yang
diploid (2n)
• Sporofit ( tumbuhan paku dewasa) menghasilkan sporofil (2n) dan daun penghas spora
• Sporofil (2n) memiliki sporangium (2n). Didalam sporangium terdapat sel induk spora
berkromosom diploid (2n).Sel induk spra (2n) mengalami pembelahan meiosis dan
menghasilkan spora yang haploid (n)
Klasifikasi paku
TUMBUHAN BERBIJI
Keterangan dan gambar lebih jelas bisa lihat di buku paket, atau kalau tidak punya bisa pc
feby 😊
Klasifikasi gymnospermae :
a) Cycadinae
Disebut juga palem sagu karena bentuk tubuhnya yang mirip dengan palem tetapi
bukan golongan palem sejati
Batang pendek dan tidak bercabang dengan pertumbuhan yang lambat
Daun majemuk dengan helaian daun menyirip
Daun tersusun spiral rapat disekeliling batangnya
Daun muda menggulung seperti tumbuhan paku
Akar tunggang yang panjang dan berumbi
Pada batang dekat pangkal akar, tumbuh tunas (cara perkembang biakan vegetatif)
Tumbuhan berumah dua (diesis)
Mikrospora = jantan, Makrospora = betina
Tumbuh di daerah tropis dan subtropis
Contoh :
Pakis haji (Cycas rumphii)
Cycas revoluta
Dioon edule
b) Coniferae
Melimpah pada masa Mesozoikum
Berupa pohon yang tinggi
Daunnya kecil, tebal, seperti jarum atau sisik, dan tampak selalu berwarna hijau
Berumah satu
Contoh :
Pinus merkusii (ordo Pinales)
Taxus baccata (ordo Taxales)
Agathis dammara (damar) (ordo Araucariales)
c) Gnetinae
Berbentuk pohon atau liana
Batang ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang
Daun tunggal berbentuk lembaran dengan susunan daun berhadapan
Tulang daun menyirip
Strobilus tidak berbentuk kerucut
Tumbuhan berumah dua atau berkelamin tunggal
Contoh : melinjo (Gnetum gnemon), Welwitshia mirabilis
d) Ginkgoinae
Berbentuk pohon dengan tinggi 30-50 m
Batang bercabang dengan tunas pendek
Daunnya berbentuk kipas dengan tangkai panjang
Tulang daun bercabang (menggarpu)
Daun mudah gugur
Tumbuhan berumah dua
Dapat hidup pada lingkungan dengan tingkat polusi udara tinggi
Contoh : Ginkgo biloba
Manfaat gymnospermae :
Bahan bangunan : Pinus silveltris dan Thuya (cemara)
Bahan baku ukiran : Texus baccata
Bahan baku kertas : Beberapa jenis cemara
Penghasil getah : Pinus merkusii
Bahan obat – obatan : Ginkgo biloba dan Abis balsamea
Bahan makanan atau minuman : Juniver dan melinjo
B. Angiospermae (Magnoliophyta)
Dari bahasa Yunani, angeion = wadah, sperma = biji
Disebut juga anthophyta, anthos = bunga, phyton = tumbuhan
Alat perkembang biakan secara generatif berupa bunga
Ciri utama yaitu bakal bijinya berada di dalam megasporofil
Daun buah berdaging tebal
Ada juga daun buah berupa kulit polong yang tipis
Daun buah berfungsi melindungi biji agar tidak kekeringan pada saat mengalami
dormansi (tidak aktif)
Tumbuhan berbunga terkecil yaitu Wolffia
Akar berbentuk serabut atau tunggang
Batang ada yang berkambium ada yang tidak berkambium
Tulang daun menyirip, lurus, dan menjari
Bunga tumbuh dari tunas yang mampat dengan empat lingkaran daun yang
termodifikasi menjadi :
a) Kelopak (Sepal) pada umunya berwarna hijau
b) Mahkota (petal) pada umunya berwarna cerah
c) Benang sari (stamen)
d) Putik (karpel)
Pada bunga kastuba (Euphorbia pulcherrima) dan bugenvil (Bougainvilliea spectabilis)
terdapat daun pelindung (braktea) yang lebih besar dan berwarna cerah
Keterangan dan gambar lebih jelas bisa lihat di buku paket, atau kalau tidak punya bisa
pc feby 😊
Klasifikasi angiospermae :
1. Dicotyledoneae (Magnoliopsida)
Keping biji berbelah dua
Pembuluh angkur bertipe kolateral terbuka
Batang dan akar memiliki pembuluh xilem sehingga dapat membesar
Batang bercabang dengan ruas yang tidak jelas
Berakar tunggal dan bercabang
Tidak memiliki pelindung ujung akar (koleoriza) dan pelindung ujung batang
(koleoptil)
Berdaun tunggal atau majemuk dengan urat duan menyirip atau menjari dan
umumnya tidak berpelepah
Bagian bunga berjumlah 4,5 dan kelipatannya
Famili dalam suatu ordo pada kelas Dikotil :
a) Ordo Casuarinales
Famili Casuarinaceae
Berbentuk pohon
Berumah satu atau dua
Memiliki ranting jarum yang hijau dengan sendi antarruas yang beralur
Daunnya kecil
Bunga dalam bulir berbentuk kerucut
Sekitar 70 spesies
Contoh : Casuarina equisetifolia (cemara laut), Casuarina junghuhniana (cemara
gunung)
b) Ordo Capparales
Famili Capparaceae
Berbentuk perdu, pohon, atau liana berkayu
Daunnya tunggal atau majemuk menjari dan berukuran kecil
Buah berbentuk kapsul memanjang disebut buah buni
Contoh : Gynandropsis speciosa dan Capparis spinosa
c) Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Berbentuk perdu atau pohon
Daunnya tunggal dan menjari atau berurat daun menjari bagian pangkal
Memiliki 5 daun kelopak dan 5 mahkota
Berkelamin dua
Benang sari banyak
Tangkai sari bersatu dan tangkai putik berada diatasnya
Contoh : kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), kapas (Gossypium sp.), dan
Abutilon sp.
d) Ordo Myrtales
Famili Myrtaceae
Berbentuk pohon atau perdu
Daunnya tampak selalu hijau dan beraroma jika diremas.
Contohnya Eucalyptus dan Eugenia caryophyllus (cengkih).
e) Ordo Fabales
Famili Leguminosae (Fabaceae)
Berbentuk perdu atau pohon, ada pula yang memanjat
Daun buah memanjang yang akan berkembang menjadi polong (legum).
Sebagian besar Leguminosae memiliki bintil-bintil pada akar yang merupakan
bentuk simbiosis dengan bakteri penambat nitrogen (Rhizobium sp.).
Leguminosae terdiri atas tiga subfamili, yaitu :
1) Mimosoideae
Contoh Mimosoideae, yaitu Mimosa pudica (putri malu) dan Leucaena
leucocephala (petai cina).
2) Caesalpinioideae,
Contoh Caesalpineae, yaitu Caesalpinia pulcherrima (bunga merak)
dan Delonix regia(flamboyan).
3) Papilionoideae (Faboideae). Contoh Papilionoideae (berbunga bentuk kupu-
kupu), yaitu Arachis hypogaea(kacang tanah) dan Crotalaria juncea (orok-
orok).
f) Ordo Gentianales
1. Famili Apocynaceae
Berbentuk pohon, perdu, atau liana berkayu.
Batangnya bergetah putih.
Pada umumnya memiliki bunga dengan warna mencolok, berukuran besar, dan
berbau harum.
Contohnya Catharanthus roseus (tapak dara) dan Allamanda
cathartica (alamanda).
2. Famili Compositae (Asteraceae)
Berbentuk perdu atau pohon.
Bunganya memiliki bonggol berbentuk tabung.
Contohnya Lactuca sativa (selada) dan Chrysanthemum.
g) Ordo Piperales
Famili Piperaceae
Berbentuk perdu atau semak, ada yang memanjat dengan akar lekat.
Daun memiliki bau aromatik atau rasa pedas.
Contohnya Piper betle (sirih) dan Piper nigrum (lada).
h) Ordo Rosales
Famili Rosaceae
Rosaceae merupakan kelompok mawar
Berbentuk semak namun ada pula yang memanjat, berkayu, berduri tempel atau
tidak berduri.
Contohnya Rosa hybrida (mawar) dan Malus sylvestris (apel).
i) Ordo Solanales
Famili Solanaceae
Solanaceae merupakan kelompok terong-terongan.
Berbentuk perdu atau semak basah.
Bunganya berbentuk terompet.
Contoh : Datura metel (kecubung) dan Solanum lycopersicum (tomat).
j) Ordo Magnoliales
Famili Magnoliaceae
Berbentuk pohon atau perdu.
Daun tunggal dan pada saat rontok meninggalkan bekas berbentuk cincin pada
ranting.
Kelopak dan mahkota tidak selalu dapat dibedakan dengan jelas.
Contohnya Michelia champaca (cempaka atau kantil).
k) Ordo Caryophyllales
Famili Nyctaginaceae
Berbentuk pohon, perdu, atau memanjat; berdaun tunggal;
Ada yang memiliki daun pelindung berwarna hijau atau berwarna lain.
Contohnya Bougainvillea spectabilis dan Mirabilis jalapa (bunga pukul empat).
l) Ordo Nymphaeales
Familia Nymphaeaceae
Nymphaeaceae merupakan tumbuhan air atau rawa.
Daun tenggelam atau mengapung.
Contohnya Nymphaea nouchali (teratai kecil) dan Nelumbium nelumbo (teratai
besar).
m) Ordo Sapindales
Famili Rutaceae
Berbentuk pohon atau perdu.
Daun memiliki kelenjar minyak.
Contohnya Citrus maxima (jeruk Bali) dan Murraya paniculata (kemuning).
2. Monocotyledoneae (Liliopsida)
Keping biji tunggal atau satu.
Berkas vaskuler (pembuluh angkut) pada batang bertipe kolateral tertutup (antara
xilem dengan floem tidak terdapat kambium). Letak xilem dan floem tersebar atau
tidak teratur.
Pada umumnya batang dan akar tidak memiliki kambium sehingga tidak terjadi
pertumbuhan sekunder dan tidak tumbuh membesar. Namun, ada pula tumbuhan
monokotil yang berkambium, misalnya sisal (Agave sisalana).
Pada umumnya batang tidak bercabang, memiliki rambut rambut halus, dan ruas-ruas
pada batang tampak jelas.
Berakar serabut.
Ujung akar dilindungi oleh koleoriza dan ujung batang dilindungi oleh koleoptil.
Pada umumnya berdaun tunggal, kecuali pada kelompok palem. Urat daun sejajar atau
melengkung dan berpelepah daun.
Bagian bunga (kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari) berjumlah tiga atau
kelipatan tiga.
Famili dalam suatu ordo pada kelas Monokotil :
a) Ordo Liliales
Famili Liliaceae
Liliaceae merupakan semak basah, ada yang memanjat;
Akar rimpang, umbi atau umbi lapis.
Contohnya Lilium regale (bunga lili) dan bunga tulip.
b) Ordo Asparagales
1) Famili Amaryllidaceae
Amaryllidaceae merupakan semak basah menahun.
Memiliki umbi, umbi lapis, atau akar rimpang.
Contohnya Polianthes tuberosa (bunga sedap malam)
dan Zephyranthes rosea(kembang cokelat).
2) Famili Orchidaceae
o Orchidaceae merupakan kelompok anggrek yang merupakan tumbuhan semak
menahun.
o Sebagian Orchidaceae hidup epifit, memiliki akar rimpang, dan memiliki daun
berdaging.
o Contohnya Vanda tricolor dan Spathoglottis plicata (anggrek tanah).
c) Ordo Arecales
Famili Palmae (Arecaceae)
Palmae berbentuk pohon atau memanjat.
Pada batang terdapat bekas daun berbentuk cincin.
Daun Palmae menyirip atau berbentuk kipas, dengan pangkal pelepah daun yang
melebar.
Contohnya Metroxylon sagu (sagu) dan Cocos nucifera (kelapa).
d) Ordo Poales
1) Famili Gramineae (Poaceae)
Gramineae merupakan kelompok rumput-rumputan.
Gramineae memiliki batang silindris, agak pipih, persegi, dan berongga
Berdaun tunggal dan berpelepah
Bunga tersusun dalam bulir, berbiji satu
Batang berbuku-buku.
Contohnya Imperata cylindrica (alang-alang) dan Oryza sativa (padi).
2) Famili Bromeliaceae
Bromeliaceae termasuk kelompok nanas-nanasan
Berbentuk semak basah.
Contohnya Ananas comosus (nenas).
e) Ordo Zingiberales
1) Famili Musaceae
Musaceae merupakan kelompok pisang-pisangan.
Musaceae memiliki bentuk semak atau pohon, berbatang semu yang terdiri atas
pelepah daun
Anak tulang daun menyirip;
Bunga membehtuk karangan.
Contohnya Musa paradisiaca (pisang).
2) Famili Zingiberaceae
Zingiberaceae merupakan kelompok jahe-jahean.
Zingiberaceae berbentuk semak basah menahun,
Batang tegak dengan daun berpelepah yang memeluk batang.
Contohnya Zingiber officinale (jahe) dan Alpinia galanga (lengkuas).
f) Ordo Caryophyllales
Famili Cactaceae
Cactaceae merupakan kelompok kaktus
Memiliki batang yang menyimpan air (sukulen).
Daunnya kecil, berbentuk sisik (rambut) atau berbentuk duri tempel.
Contohnya Opuntia elatior (buahnya dapat dimakan).
g) Ordo Pandanales
Famili Pandanaceae
Pandanaceae berbentuk pohon, perdu, atau semak.
Daun Pandanaceae terkumpul rapat dan bertulang daun sejajar.
Daun yang rontok meninggalkan bekas berbentuk cincin pada batangnya.
Contohnya Pandanus tectorius (pandan).
Peranan angiospermae :
Bahan pangan sumber karbohidrat, contohnya Oryza sativa.
Bahan pangan sumber protein, contohnya Phaseolus radiates.
Bahan pangan sumber lemak, contohnya Cocos nucifera.
Bahan pangan (sayuran) sumber vitamin dan mineral, Solanum lycopersicum.
Bahan pangan (buah-buahan) sumber vitamin dan mineral, contohnya, Carica
papaja.
Bahan sandang, contohnya Gossipium sp.
Bahan pemberi rasa nikmat pada makanan, minuman atau lainnya. Contohnya,
Coffea sp.
Bahan obat-obatan, contohya, Cinchona succirubra.
Bahan bangunan, contohnya, Tectona grandis.
ANIMALIA
I. Pengertian Animalia
Hewan atau Animalia (Anima = jiwa) Merupakan organisme eukariotik (memiliki
membran inti sel), multiseluler, tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil sehingga
hidup sebagai orgarnisme heterotrof, dan dapat menggerakkan tubuh untuk mencari
makan dan mempertahankan diri dari musuh.
Hewan berdasarkan ada tidaknya jaringan penyusun tubuh, yaitu Parazoa dan
Eumetazoa. Parazoa, hewan yang tidak memiliki jaringan sejati, seperti anggota filum
Porifera (spons). Eumetazoa, hewan yang memiliki jaringan sejati, yaitu anggota filum
hewan lainnya (Cnidaria ,Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda, Annelida, Mollusca,
dan lainnya).
Eumetazoa dapat dibedakan berdasarkan simetri tubuhnya, yaitu radiata dan
bilateria. Radiata, bentuk tubuh simetri radial, bagian tubuh atas dan bawah, atau moral
(mulut) dan aboral, tidak ada kiri/kanan maupun ujung kepala dan ujung belakang,
contohnya Hydra. Bilateria, memiliki sisi dorsal (atas) dan sisi sentral (bawah), ujung
anterior (kepala) dan ujung posterior (ekor), serta sisi kanan dan sisi kiri, contohnya
udang, belalang, dan luwing.
Eumetazoa memiliki lapisan ebrionik (lapisan lembaga atau lapisan nutfah),
terbentuk melaliu grastulasi saat perkembangan embrio. Lapisan ini akan membentuk
berbagai jaringan dan organ tubuh.
1. Ektoderm merupakan lapisan terluar yang menutupi permukaan embrio.
2. Endoderm merupakan lapisan terdalam dan menutupi saluran pencernaan yang
sedang berkembang (arkenteron).
3. Mesoderm terletak di antara ektoderm dan endoderm.
Hewan yang memiliki dua lapisan embrionik (ektoderm dan endoderm) disebut
diploblastik, contohnya kelompok Coelenterata (filum Cnidaria dan Ctenophora). Hewan
yang memiliki 3 lapisan embrionik (ekto, endo, meso)derm, disebut triploblastik,
contohnya semua eumetazoa kecuali Coelenterata (filum Cnidaria dan Ctenophora).
3. Triploblastik selomata memiliki rongga tubuh (selom) sejati dan dilapisi jaringan
dari mesoderm. Contoh, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan
Vertebrata.
Sebagian besar hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar. Pada
umumnya, Porifera hidup di perairan yang dangkal dan jernih, tetapi ada pula yang
hidup di perairan berpasor atau berlumpur. Porifera dewasa hidup sesil atau melekat
di suatu substrat. Porifera hidup secara heterotrof dengan memakan bakteri dan
plankton.
Bervariasi, dari sebesar kacang polong hingga setinggi 90cm dengan diameter 1
m. Tubuhnya berwarna-warni, pucat atau merah. Sebagian besar berbentuk asimetri
(tidak beraturan) dengan pola yang bervariasi, tetapi ada pula yang berbentuk simetri
radial. Permukaan tubuh Porifera terdapat lubang-lubang atau pori-pori (ostium)
yang merupakan lubang masuknya air. Air kemudian mengalir ke rongga tubuh
(spongosol) dan keluar melalui lubang pengeluaran (oskulum). Berdasarkan tipe
saluran air, Porifera dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu askonoid, sikonoid,
dan leukonoid.
Tubuh porifera ini lunak dan mampu berdiri tegak karena ditunjang oleh Spikula
dan serat organik sebagai rangka. Serat organik terdiri atas skleroprotein yang
mengandung belerang. Spikula berasal dari zat kapur (CaCO3) atau zat silikat
(H2SiO7).
3. Fisiologi Porifera
Proses fisiologi Porifera bergantung pada aliran air. Air yang masuk melalui
ostium membawa partikel makanan dan oksigen. Getaran flagela koanosit menyapu
air ke arah oskulum. Pertukaran gas terjadi secara difusi.
Porifera bersifat hermafrodit, tetapi sel telur dan sperma diporduksi pada waktu
yang berbeda. Embrio yang dihasilkan akan tumbuh menjadi larva yang berflagela
disebut larva amfiblastula.
5. Klasifikasi Porifera
Memiliki rangka dari zat kapur atau kalsium karbonat. Berwarna pucat
dan memiliki tinggi kurang dari 15 cm serta permukaan tubuh berbulu.
Saluran tipe air askon, sikon, leukon (oid). Contoh, Leucosolenia, Clathrina,
dan Sycon ciliatum.
b) Hexactinellida (Hyalospongiae)
Memiliki rangka tubuh yang tersusun dari silika (kaca) dengan benuk
tubuh silindris, datar, atau bertangkai. Tinggi tubuh 90 cm, tipe saluran air
sikonoid. Contoh, Euplectella aspergillum dan Hyalonema.
c) Demospongiae
Memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari serabut spongin. Tinggi dan
diameter tubuh mencapai lebih dari 1 m. Saluran tipe air leukonoid. Berwarna
cerah, untuk melindungi tubuh dari sinar matahari. Contoh, Oscarella,
Microciona, Halichondria, dan Cliona celata.
d) Slerosopongiae (spons karang)
B. Cnidaria
Reproduksi Cnidaria pada siklus hidup Hydrozoa Aurelia sp. adalah sbb.
1) Medusa dewasa jantan dan betina diploid (2n) menghasilkan sel gamet
(sperma atau sel telur) yang haploid (n).
2) Sel telur (n) dibuahi oleh sperma (n) dan akan menghasilkan zigot (2n).
Fertilisasi terjadi secara eksternal di dalam air.
3) Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi
blastula, gastrula, kemudian menjadi larva bersilia planula yang berenang
bebas.
4) Planula kemudian menempel pada suatu substrat dan tumbuh menjadi larva
polip berukuran kecil yang bertentakel, disebut skifistoma. Polip skifistoma
dapat membentuk tunas-tunas.
5) Pada bulan-bulan tertentu, skifistoma melakukan strobilasi, yaitu melakukan
pembelahan secara melintang pada ujung oral untuk menghasilkan setumpuk
bakal medusa atau efira.
6) Efira akan terlepas satu per satu. Setelah efira terlepas semua, skifistoma akan
hidup sebagai polip kembali. Skifistoma dapat hidup satu hingga beberapa
tahun. Efira akan tumbuh menjadi ubur-ubur dewasa.
e) Klasifikasi Cnidaria
Terdapat sekutar 10K spesies Cnidari yang telah diidentifikasi. Cnidaria dibagi
menjadi beberapa kelas, antara lain Hydrozoa, Scyphozoa, Cubozoa, dan
Anthozoa.
a. Hydrozoa
Hydrozoa (Yunani, hydro = air, zoon = hewan) sebagian besar hidup di laut,
hanya sebagian spesies yang hidup di air tawar. Hydrozoa hidup sebagai polip,
medusa, atau keduanya. Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung nematosista.
Polip hidup secara soliter atau berkoloni. Pada saat polip soliter, Hydra
membentuk tunas. Tunas yang telah memiliki mulut dan tentakel akan lepas dari
induknya. Namun, pada polip koloni seperti Obelia, tunas-tunas tetap menempel
pada induknya dan saling berhubungan, disebut koloni hidroid. Koloni hidroid
menetap di suatu tempat dengan hidrorhiza, yaitu percabangan horizontal (mirip
akar) yang tertanam di dalam substrat. Hydrozoa memiliki dua macam alat indra,
yaitu oseli sebagai pengindra cahaya dan statosista sebagai alat keseimbangan.
Beberapa medusa menunjukkan gerak fototaksis negatif (menjauhi sinar), tetapi
ada pula yang fototaksis positif (mendekati sinar). Contoh Hydrozoa, antara lain
Physalia, Obelia, dan Hydra.
b. Schypozoa
Scyphozoa (Yunani, skyphos = mangkuk, zoon = hewan) hidup di laut dan
merupakan ubur-ubur sejati karena medusa merupakan bentuk dominan dalam
siklus hidupnya. Pada umumnya, medusa berenang bebas dan berbentuk seperti
payung dengan diameter 2–40 cm, bahkan ada yang mencapai 2 m. Medusa
berwarna menarik, seperti jingga, kesumba, atau kecoklatan. Ordo
Stauromedusae (Lucernaria) memiliki medusa yang bertangkai pada bagian
aboral dan sesil atau menempel pada ganggang dan benda lainnya. Ada
Scyphozoa yang tidak memiliki bentuk polip, misalnya Pelagia dan Atolla.
Namun, ada pula yang memiliki bentuk polip, tetapi berukuran kecil berupa
skifistoma, contohnya Aurelia. Scyphozoa pada umumnya diesis dan memiliki
gonad yang terdapat di gastrodermis. Sel telur atau sperma masuk ke dalam
rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan melalui mulut. Fertilisasi dapat terjadi
secara eksternal di air atau di koral. Contoh Scyphozoa, antara lain Periphylla,
Chrysaora, Aurelia, Cyanea, dan Rhizostoma.
c. Cubozoa
Cubozoa dahulu dimasukkan dalam golongan Scyphozoa. Setelah
ditemukan perbedaan yang mendasar dengan kelompok Scyphozoa, Cubozoa
kemudian dijadikan kelas tersendiri. Perbedaan tersebut adalah Cubozoa
mengalami metamorfosis lengkap dari polip hingga medusa, payung (tubuh)
berbentuk kotak, dan memiliki lensa mata yang kompleks. Cubozoa
merupakan ubur-ubur sejati. Medusa berbentuk lonceng dengan empat sisi
datar, sehingga berbentuk mirip kubus. Cubozoa memiliki tinggi lonceng
yang mencapai 17 cm dan tentakel yang berjumlah empat buah atau empat
rumpun dengan panjang mencapai 2 m. Cubozoa mampu berenang cepat
secara horizontal dengan bagian aboral sebagai anteriornya. Cubozoa hidup di
laut tropis dan subtropis dengan makanan utama ikan. sengatan
nematosistanya dapat menyebabkan luka yang sulit Beberapa jenis Cubozoa
membahayakan para perenang karena disembuhkan, bahkan ada yang dapat
menyebabkan kematian
wasps) di perairan Indo-Pasifik. dalam waktu 3–20 menit. Contoh,
Chironex fleckeri (sea wasps) di perairan indo-pasifik.
d. Anthozoa
Ctenophora (Yunani, kteno, kteis = sisir dan phore = pembawa) dikenal sebagai
ubur-ubur sisir (comb jelly) yang hidup di laut. Tubuh berbentuk simetri radial,
berdiameter sekitar 1-10 cm, dan sebagian besar berbentuk bulat atau oval, tetapi
ada yang berbentuk memanjang seperti pita hingga mencapai 1 m. Ctenophora
tidak memiliki alat sengat nematosista, sehingga menangkap mangsanya
menggunakan tentakel yang dilengkapi dengan struktur sel-sel perekat koloblas
(colloblast atau sel lasso). Tentakel Ctenophora berjumlah sepasang, berukuran
panjang, dan dapat ditarik kembali. Ctenophora memiliki satu mulut untuk
memasukkan makanan dan dua lubang pengeluaran untuk mengeluarkan air dan sisa
zat padat.
Ctenophora merupakan hewan terbesar yang menggunakan silia untuk lokomosi
(pergerakan). Kemiripan Ctenophora dengan Cnidaria diduga merupakan hasil
evolusi konvergen akibat hidup di lingkungan yang sama. Filum Ctenophora dibagi
menjadi dua kelas, yaitu Tentaculata (contohnya, Mertensia ovum) dan Nuda
(contohnya, Neis cordigera). Terdapat hanya sekitar 100 spesies ubur-ubur sisir.
D. Platyhelminthes
Platyhelminthes ada yang hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat yang
lembap dengan cara memakan sisa-sisa organisme dan tumbuhan atau hewan kecil.
Ada cacing yang hidup sebagai endoparasit atau parasit di dalam tubuh inang,
misalnya pada manusia, sapi, babi, anjing, kucing, burung, katak, siput air, dan
ikan. Namun, ada pula yang hidup sebagai ektoparasit dengan memakan lendir dan
sel-sel di permukaan tubuh inang. Cacing yang hidup bebas berasal dari kelas
Turbellaria, sedangkan cacing dari kelas lainnya hidup sebagai parasit.
2. Ciri-ciri Tubuh Platyhelminthes
a. Ukuran dan bentuk tubuh Platyhelminthes
Hampir semua Turbellaria hidup bebas di alam. Sebagian besar hidup di dasar
laut, pasir, lumpur, atau di bawah batu karang. Ada pula yang hidup bersimbiosis
dengan ganggang, serta bersimbiosis komensalisme di rongga mantel Mollusca dan
di insang Crustaceae. Beberapa jenis Turbellaria hidup parasit di dalam usus
Mollusca dan rongga tubuh Echinodermata. Planaria atau Dugesia banyak hidup di
kolam dan perairan air tawar yang belum terpolusi. Planaria hidup sebagai karnivor
dengan memakan hewan-hewan yang berukuran lebih kecil atau hewan yang sudah
mati. Salah satu jenis Turbellaria, Pseudophaenocora, dapat hidup di perairan
dengan kadar oksigen yang rendah. Pseudophaenocora banyak ditemukan di daerah
beriklim tropis. Bentuk umumnya lonjong hingga panjang, pipih dorsoventral, dan
tidak beruas-ruas. Turbellaria sebagian besar berukuran sekitar 10 mm. Turbellaria
melebar membentuk tentakel yang disebut aurikel. hijau karena bersimbiosis
dengan ganggang. Pada bagian ventral, terdapat silia untuk merayap. Tubuh
Turbellaria ditutupi oleh epidermis yang banyak mengandung lendir. Lendir
berfungsi untuk melekat dan membalut mangsanya. Turbellaria memiliki rhabdite
pada lapisan epidermisnya, berfungsi untuk pertahanan diri. Turbellaria memiliki
sistem pencernaan, mulut, faring, dan rongga gastrovaskuler yang disebut enteron
(usus).
Sistem saraf bervariasi, ada yang berbentuk jala saraf, dan ada pula yang
berbentuk benang saraf. Turbellaria memiliki sepasang atau lebih bintik mata untuk
mendeteksi cahaya. Pada umumnya, Turbellaria menunjukkan gerak fototaksis
negatif atau menjauhi cahaya. Turbellaria juga memiliki indra peraba berupa sel-sel
kemoreseptor. Turbellaria memiliki alat ekskresi berupa protonefridia yang
berbentuk saluran bercabang-cabang yang berakhir pada flame bulb atau flame cell
(sel api). Sel api berbentuk seperti bola lampu yang di dalamnya terdapat beberapa
silia. Sisa metabolisme berupa amonia yang dikeluarkan secara difusi melalui
permukaan tubuh.
Turbellaria bereproduksi secara aseksual, seksual, atau keduanya. Reproduksi
secara sesksual dilakukan dengan cara mutual, yaitu dua individu saling bertukar
sperma untuk membuahi sel telur pada individu n secara aseksual dilakukan dengan
pertunasan atau membelah diri, contohnya pada Stenostomum dan Microstomum.
Pada awalnya, individu membentuk sekatan melintang potongan beregenerasi
sehingga terbentuk zooid (bakal cacing).
Terdapat sekitar 3.000 spesies Turbellaria, antara lainn Symsagittifera
roscoffensis, Mesostoma, Dugesia, Bipalium, dan Leptoplana.
b. Monogenea
Monogenea hidup ektoparasit pada ikan air laut, ikan air tawar, Amphibia, dan
Reptilia. Cacing ini memakan lendir dan sel-sel permukaan tubuh inang. Cacing
dewasa berukuran 0,2–0,5 mm. Pada umumnya, monogenea bersifat hermafrodit
dan mengalami pembuahan sendiri. Cacing ini memiliki alat penempel yang disebut
prohaptor pada bagian anterior dan opistaptor di bagian posterior. Opistaptor
dilengkapi dengan duri, kait, jangkar, atau alat penghisap, dan biasanya lebih sering
digunakan untuk menempel pada tubuh inang. Contohnya adalah Gyrodactylus
salaris.
Disebut juga flukes. Memiliki tubuh lonjong hingga panjang dilapisi kutikula.
Cacing dewasa berukuran 0,2 mm hingga 6 cm. Hidup endoparasit pada ikan,
Amphibia, Reptiliam burung, Mammalia, termasuk manusia. Namun ada pula yang
ektoparasit. Cacing ini memiliki inang utama sebagai tempat ia hidup hingga
dewasa dan inang perantara sebagai tempat hidup saat stadium larva. Memiliki satu
atau dua alat penghisap untuk menempel pada tubuh inang. Contohnya, cacing hati
pada hewan ternak herbivor (Fasciola hepatica), cacing hati pada manusia
(Clonorchis sinensis), dan blood flukes (Schistosoma japonicum, Schistosoma
mansoni).
Fasciola hepatica memiliki inang perantara siput air tawar (Radix auricularia,
sinonim Lymnaea auricularis rubiginosa). Pada saat dewasa, Fasciola hepatica
menjadi parasit di hati hewan ternak dan bisa hidup di hati manusia.
d. Cestoda
Cacing pita hidup parasit di usus Vertebrata, misalnya manusia, sapi, anjing,
babi, ayam, dan ikan. Tubuh cacing pita ditutupi oleh kutikula, tidak memiliki mulut
dan alat pencernaan, serta tidak memiliki alat indra. Tubuh cacing dewasa terdiri atas
kepala (skoleks), leher pendek (strobilus), dan proglotid. Skoleks dilengkapi alat
pengisap (sucker) dan alat kait (rostellum) untuk melekat pada organ tubuh inang.
Leher merupakan daerah pertunasan dengan cara strobilasi. Strobilasi menghasilkan
strobilus berupa serangkaian proglotid dengan jumlah mencapai 1.000 buah.
Proglotid yang paling dekat dengan leher merupakan proglotid termuda. Semakin
jauh dengan leher, proglotid semakin berukuran besar dan dewasa. Setiap proglotid
memiliki alat kelamin jantan maupun betina. Pembuahan dapat terjadi dalam satu
proglotid, serta antarproglotid dari individu yang sama maupun yang berbeda. Telur
yang sudah dibuahi akan memenuhi uterus yang bercabang-cabang, sedangkan organ
lainnya berdegenerasi proglotid yang mengandung telur akan keluar bersama tinja.
5. Peranan Platyhelminthes Pada Kehidupan Manusia
Platyhelminthes dari kelas Monogenea, Trematoda, danCestoda pada umumnya
merugikan karena hidup parasit di dalam tubuh manusia, hewan ternak, burung, dan
ikan. Beberapa Platyhelminthes yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Gyrodactylus salaris (Salmon fluke) dari kelas Monogenea menyerang ikan di
kolam pembenihan.
b. Schistosoma mansoni (blood flukes) menyebabkan skistosomiasis.
Skistosomiasis menyebabkan terjadinya pendarahan pada saat mengeluarkan
feses, menyebabkan kerusakan hati, serta gangguan
c. Cacing pita Taenia saginata, Taenia solium, dan Dibothriocephalus hidup
parasit di usus manusia.jantung dan limpa, serta gangguan ginjal.
E. Nematoda
Nematoda (Yunani, nama = benang, ode = seperti) adalah cacing yang berbentuk
bulat panjang (gilig) atau seperti benang. Nematoda merupakan hewan triploblastik dan
pseudoselomata (berongga tubuh semu).
Nematoda banyak hidup bebas di alam dan memiliki daerah penyebaran yang
sangat luas, mulai dari daerah kutub yang dingin hingga daerah tropis yang panas,
dari padang pasir hingga laut dalam. Nematoda dapat ditemukan di laut, air payau,
air tawar, maupun tanah. Nematoda yang hidup bebas memakan sampah organik,
kotoran hewan, bangkai, tanaman yang membusuk, jamur, ganggang, dan hewan
kecil lainnya. Namun, banyak pula yang hidup parasit pada manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Nematoda yang hidup parasit pada manusia dapat ditemukan di berbagai
organ, misalnya usus halus, anus, pembuluh darah, paru-paru, jantung, dan mata.
2. Ciri-Ciri Tubuh Nematoda
a. Ukuran dan bentuk tubuh Nematoda
Nematoda memiliki tubuh dengan ukuran yang bervariasi, mulai kurang dari 1
mm hingga lebih dari 1 m. Nematoda yang hidup di air tawar dan darat, biasanya
berukuran kurang dari 1 mm, sedangkan yang hidup di laut bisa mencapai 5 cm.
Cacing betina berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan. Individu jantan
memiliki ujung posterior berbentuk kait. Nematoda memiliki bentuk tubuh
silindris atau bulat panjang (gilik), dan tidak bersegmen. Bagian anterior atau
daerah mulut tampak simetri radial dan semakin ke arah posterior membentuk
ujung yang meruncing.
b. Struktur dan fungsi tubuh Nematoda
F. Annelida
Annelida ( latin, annelus = cincin kecil, eidos = bentuk) adalah cacing yang memiliki bentuk
seperti sejumlah cincin kecil yang diuntai, bersifat triploblastik, dan selomata ( berongga tubuh
sejati).
G. Mollusca
Hewan bertubuh lunak, tidak beruas, triploblastik, dan selomata (berongga tubuh
sejati)
Hidup secara bebas sebagai herbivor maupun karnivor. Akan tetapi, ada pula
Mollusca yang hidup sebagai parasit. Mollusca hidup di perairan yang dangkal
(laut, air tawar, dan air payau) dan ada pula yang hidup di darat.
2. Ciri-ciri Tubuh Mollusca
a. Ukuran dan Bentuk Tubuh Mollusca
Bervariasi, ada yang beberapa milimeter hingga pajang 18 m. Tubuhnya
bervariasi juga, simetri bilateral, tertutup mantel yang menghasilkan cangkang
atau tidak, ada pula yang berbentuk hampir bulat atau silindris seperti cacing.
b. Meskipun terdapat perbedaan ciri tubuh, Mollusca umumnya memiliki tiga
bagian utama yang sama, berupa kaki, massa visera, dan mantel. Kaki
Mollusca berotot dan di bagian telapak kaki mengandung banyak lendir dan
silia yang digunakan untuk pergerakan. Massa visera mengandung organ-
organ internal, seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel
merupakan lipatan jaringan yang menutupi massa visera dan berfungsi
menyekresikan cangkang.
Sistem pencernaan lengkap, mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.
Kecuali pada Pelecypoda, di dalam rongga mulut terdapat (radula) lidah parut.
Radula terdiri atas tulang muda yang terdapat beberapa baris gigi kitin di
ujungnya mengarah kedalam. Berfungsi untuk mengerok lumut, merumput,
mengebor, dan menangkap mangsa.
Memiliki jantung (dua serambi dan satu bilik). Alat pernapasan berupa
sepasang insang atau lebih, ktenidium, paru-paru, atau keduanya. Alat
ekskresi berupa sepasang protonefridium. Alat indra berupa osfradium,
mata, dan statosita.
Scaphopoda disebut juga siput taring karena memiliki bentuk cangkang yang
mirip gading gajah atau taring berwarna putih atau kekuningan. Cangkang
terbuka pada kedua ujungnya. Siput taring hidup membenamkan diri pada pasir
atau lumpur di laut. Scaphopoda umumnya memiliki ukuran tubuh 3-6 cm. Ada
pula Scaphopoda yang berukuran sekitar 4 mm, misalnya Cadulus mayori.
Pada kepala, terdapat mulut dan kaptakula yang berbentuk filamen untuk
menangkap makanan. Scaphopoda memiliki rahang dan radula pada rongga
mulutnya, tetapi tidak memiliki mata maupun tentakel. Sistem saraf ganglion
tidak berpusat. Scaphopoda tidak memiliki insang. Oleh karena itu, pertukaran
udara terjadi pada permukaan mantel. Sistem peredaran darah berupa sistem
sinus darah karena Scaphopoda tidak memiliki jantung. Alat ekskresi berupa
sepasang nefridium.
Reproduksi Scaphopoda terjadi secara seksual dan gonokoris. Pembuahan
terjadi secara eksternal, menghasilkan larva trokofor bermetamorfosis hingga
menjadi anak Scaphopoda. Terdapat yang berenang bebas, yang kemudian
menjadi larva veliger dan mayori. sekitar 350 spesies Scaphopoda, antara lain
Dentalium dan Cadulus mayori.
e. Cephalopoda
Cephalopoda (Yunani, kephale = kepala, podos = kaki) adalah Mollusca yang
kakinya berada di kepala dan dikenal sebagai cumi-cumi dan gurita. Semua
Cephalopoda hidup di laut. Ukuran tubuh bervariasi, dari beberapa sentimeter
hingga cumi-cumi raksasa berukuran panjang 20 m dan diameter 4 m.
Cephalopoda tidak memiliki cangkang luar, kecuali Nautilus. Cangkang dalam
tersusun dari zat tanduk yang bersifat ringan dan transparan disebut pen.
Semua Cephalopoda merupakan hewan perenang yang memiliki gaya dorong
jet untuk memburu mangsanya. Pada umumnya, Cephalopoda bergerak mundur;
pergerakan mundur lebih cepat daripada pergerakan maju. Pergerakan terjadi
dengan cara menarik (mengisap) air ke dalam rongga mantelnya, kemudian
menyemburkan airnya keluar melalui corong (sifon atau funnel). Cephalopoda
memiliki penglihatan yang tajam untuk mencari mangsa. Jumlah tangan maupun
tentakel bervariasi. Nautilus memiliki 90 buah tentakel, cumi-cumi 10 buah
(empat pasang tentakel dan satu pasang tangan), dan Octopus memiliki 8 tangan
yang sama panjangnya.
Sistem pencernaan Cephalopoda lengkap, mulai dari mulut, esofagus,
lambung, sekum (usus buntu), usus, dan anus yang bermuara di rongga mantel.
Cephalopoda memiliki dua macam kelenjar pencernaan, yaitu hati dan pankreas.
Mulut dilengkapi oleh rahang dan radula.
Cephalopoda bernapas dengan insang atau dengan seluruh tubuhnya. Sistem
peredaran darah tertutup atau darah mengalir di dalam pembuluh. Cephalopoda
memiliki jantung dan darah yang mengandung hemosianin. Alat ekskresi berupa
nefridium. Sistem saraf berupa beberapa pasang ganglia yang memusat
membentuk otak yang dilindungi oleh kapsula tulang rawan dan mengelilingi
esofagus. Alat indra berupa mata yang berkembang baik dan statosista sebagai
alat keseimbangan.
Semua Cephalopoda, kecuali Nautilus, memiliki kantong tinta dengan saluran
yang bermuara pada rektum dekat anus. Cairan tinta mengandung pigmen
melanin berwarna coklat atau hitam. Dalam keadaan bahaya, tinta dikeluarkan
melalui anus dan keluar tubuh melalui corong (sifon), sehingga air di sekitarnya
menjadi gelap. Kulit Cephalopoda mengandung kromatofor berwarna kuning,
jingga, merah, biru, dan hitam. Sepia officinalis mampu mengubah warna tubuh
menyesuaikan dengan warna lingkungan, seperti pada bunglon. Loligo vulgaris
dalam keadaan tenang berwarna pucat, tetapi jika terganggu berubah menjadi
gelap.
Cephalopoda bereproduksi secara seksual dan gonokoris. Sperma terbungkus
oleh kapsul yang disebut spermatofor. Telur mengandung banyak kuning telur
berukuran 20 mm dengan jumlah yang bervariasi, antara 100–1.500 butir.
Terdapat sekitar 650 spesies Cephalopoda, antara lain Nautilus pompilius,
sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (Loligo), dan Octopus.
5. Peranan Mollusca dalam Kehidupan Manusia
H. Arthropoda
Arthropoda (latin, arthros = ruas/sendi, podos = kaki). Hewan yang memiliki kaki dan tubuh
beruas ruas,berbuku buku,triplobastik, dan selomata (berongga tubuh sejati
Da yang hidup bebas sebagai hrbivora / karnivora, parasit, dan ada yang bersimbiosis
Ada yang berukuran kecil kurang dari 0,1 mm (tungau, kutu). Ada yang lebih dari 3 m (kepiting
Macrocheira kaempferi)
Terdiri atas segmen segmen. Segmen tubuhnya dapat dibedakan jadi kepala (kaput), dada
(toraks), dan perut (abdomen). Tubuh terbungkus oleh kutikula dari zat kitin.
Sistem pencernaan mulai dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.
Sistem peredaran darah terdiriatas jatung, arteri pendek, dan sinus (ruangan yang mengelilingi
jaringan dan organ). Kumpulan sinus disebut hemosol. Cairan darah pada arthrpoda disebut
hemolimfa. Bernfas dengan insang, sistem trakea, paru paru buku atau prmukaan tubuhnya. Alat
ekskresinya berupa tubulus malpighi atau kelenjar ekskresi
-klasifikasi Arthropoda
a. Chelicerata
Chelicerata (yunani, cheilos = bibir, cheir = lengan) memiliki alat mulut tambahan untuk makan
berbentuk mirip cakar.
-Ukuran tubuh bervariasi, antara 0,1 mm hingga 18 cm. Tubuh terdiri atas 2 bagian, yaitu kepala
dan dada yang bersatu. Terdapat 4 pasang kaki, memiliki bebrapa pasang mata tunggal. Memiliki
bulu pada seluruh tubuh sebagai indra peraba. Mulut dilngkapi sepasang kelisera (alat sengat)
dan sepasang pedipalpus (alat capit)
Arachinada bernapas dengan paru paru buku. Memiliki peredaran darah terbuk, sistem saraf
berbentuk tangga tali dan memiliki ganglion otak di kepala. Bereproduksi secara seksusal
melalui perkawinandan pembuahan secara internal di tubuh betina. Arachinada dibagi 3
ordo,yaitu :
1. Araneae
Hewan kelompok laba-laba . tubuh terdiri 2 bagianyaitu sefaotoraks berbentuk oval dan
abdomentang membulat tak bersegmen. Araneae memiliki 8 mata sederhana. Sepaang
pedipalpus (alat capit) dan sepasang kelisera (alat sengat)
Didalam abdomen terdapat kelenjar sutra untuk membuat saranng. Klenjar ini bermuara pada
spineret. Spineret berfungsi untuk memilin cairan prtoein elastik (cairan sutera) jadi ciran padat.
Laba laba sendiri tidak terperangkap jaring karena puny kelenjar minyak anti rekat pada kakinya
Bereproduksi secara seksual dengan kopulasi. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur diletakkan
di dalam kokon sutra ada pula yang dibawa hewan betina ampai menetas.
Contoh araneae ; Nephila Maculata, latro dectus mactans, Misumena, dan Aphonopelma hentzi
2. Scorpiones
Hewan kelompok kalajengking dan ketunggeng. Tubuh terdiri atas sefalotoraks yang pendek dan
bersegmen- segmen. Segmen terakhir disebut posterior ekor dengan posisi melengkung ke atas
punggung. Dilengkapi alat penyengat. Bulu bulu terdapat di tubuh dan kaki sebagai indra peraba.
Contoh kalajengking ; Pardinus imperator, Typhlocactas mitchelli, dan Hadogenes troglodytes
3. Acarina
Kelompok tungau, caplak , dan kututubuh berbentuk ulat hingga lonjong. Sefalotoraks dan
abdomen menyatu,dan tak bersegmen. Mmiliki 4 pasang kaki.masing kaki terdiri atas 6-7 ruas.
Bernapas dengan seuruh tubuh dan trakea.
Contoh Acarina : Sarcoptes scabiai (pemyebab penyakit kudis), Dermatphagides farinae (tungau
debu rumah), dan Hydracarina (kutu air)
b. Myriapoda
Myriapoda (yunani, myria = bnyak, podos = kaki). Tubuh berbentuk panjang dengan segmen
segmen yang serupa. Setiap segmen terdapat sepasang atau pasang kaki. Bagian tubuh terdiri
atas kepala dan perut. Bernapas dngan sistem trakea dann spirakel. Alat ekskresi tubulus
malphigi. Reproduksi secara seksual. Pembuahan terjadi di dalam tubuh betina,
1. Diplopoda
Dikenal sebagai keluwing atau kaki seribu. Tubuh slindris panjang. Berjumlah sekitar 25-100
segmen. Bersifat ovipar (bertelur). Bergerak lambat. Memakan tumbuhan.
2. Chilopoda
Dikenal sebagai kelabang atau lipan. Berbentuk pipih dorsoventral. Merupakan hewan ovipar,
bergerak cepat. Sebagai karnivor yang memangsa kecoa atau serangga lain.
c. Crustacea
Crustacea (Romawi, crusta = kulit keras/ kerak), arthropoda yang punya eksoskeleton berupa
kulit tuuh atau kutikula keras).
1. Remipedia
Udang purba yang hidup di perairan gelap. Di gua yang berhubungan dengan air laut
3. Ostracoda
4. Cephalocarida
5. Maxillopoda
6. Malacostraca
Tubuh 5 ruas kepala, 8 ruas dada, 6 ruas perut, dan 10 telson karapas
d. Hexapoda
Hexapoda (yunani, hexa = enam, podos = kaki). Hewan yang berkaki 6. Terdiri atas 2 kelas
(Entognatha dan Insecta)
1. Entognatha
Mulut yang tak nampak jelas dari luar tak punya sayap. Hidup ditanah sbg detritivor. Terdiri atas
3 ordo, yaitu Collembola (Isotoma viridis), Diplura (Campodea staphylinus), Protura
(Acerentomon sp.)
2. Insecta
Ukuran tubuh 2 – 40 mm. Ada yang ukuran mikrokopios ada juga yg panjang sampai 260 mm.
Tubuh terdiri atas 3 bagian yaitu, kepala (kaput), dada (toraks), perut (abdomen). Toraks terdiri
atas 3 segmen. Setiap segmen terdiri atas sepasang kaki. Jadi serangga punya 6 buah kaki.
Abdomen terdiri atas 11 ruas
Sistem pencernaan lengkap ( mulut, faring, esofagus, lambung, usus, rektrum, dan anus
Sistem peredaran darah terbuka
Bernapas dengan trakea
Alat ekreksi tubulus malpigi
Memiliki sistem saraf tangga tali trdiri atas otak, ganglion subesofagus, benang saraf
ventral
Reproduksi secara seksual
b. klasifikasi insecta
a. Apterygota
Exopterygota
Ex ; Ephemeropta (lalat), Odonata (capung kuning), Orthoptera (jangkrik), Isoptera (rayap),
Plecoptera (Taeniopteryx sp.), Hemiptera (kutu daun)
Endopterygopta
Ex ; Megaloptera (sialis sp.), Hymenoptera (semut rangrang), Trichoptera (lalt kadis),
Siphonaptera, Lepidoptera, Coleoptera (kumbang keplapa), Diptera (lalat rumah)
Perusak tanaman
Inang perantara penyakit
Parasit
Merusak kayu bangunan
I. Echinodermata
1. Cara hidup dan habitat
Hidup di pantai hingga dasar laut hingga kedalaman 6000 m. Hidup bebas atau simbiosis
komensalisme. Karnivor yang memakan hewan polip Cnidaria, udang , kepiting, kerang, siput,
dll
2. Ciri ciri
Ukuran tubuh 1 – 36 cm
Tubuh tampak kasar dengan adanya tonjolan kerangka / duri. kulit tipis
Memiliki daya regenerasi yang tinggi
Memiliki sitem pembuluh air (ambulakral) untuk menggerakan kaki tabung
Kaki tabung berfungsi untuk merayap, bernafas, memgang mangsa, berpegangan pada
substrat
Bernpas dengan insang kulit
3. Cara reproduksi
Reproduksi secara seksual dan aseksual
4. Klasifikasi Echinodermata
a. Asteroida
Dikenal sebagai bintang laut. Karena meniliki tubuh dengan 5 lengan. Tubuh berdiameter 10-
20 cm.
Pada permukaan tubuh terdapat duri-duri, papula, insang kulit. Dan pediselareia.
Mulut terletak di pusat pisin oral dan anus terletak di pusat pisin aboral. Termasuk karnivora
Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
b. Ophiuroidea
Berbentuk bintang dengan pisin pusat kecil. Memiliki 5 lengan panjang. Biasa disebut Bintang
Mengular.
Memiliki mulut tapi tidak memiliki anus. Sisa makananya dikeluarkan lewat mulut. Alat
reproduksi bersifat gonokoris. Pembuahan terjadi seecara ekstrnal.
c. Echinoidea
Dikenal dengan sebutan bulu babi atau dolar pasir. Bentuk seperti bola atau pipih seperti logam.
Bergerak dengan kaki tabung dan duri-duri
contoh Echinoidea ; bulu babi ( Cidaris dan Diadema), dolar pasir (Clypeaster dan Fibularia)
d. Crinoidea
Dikenal sbg lili laut. Karena bentuk tubuhnya bertangkai mirip bunga lili. Ada yang tidak
bertangkai disebut bintang bulu, karena lenganya seperti bulu unggas. Umumnya berwarna
merah-ungu .
Hidup di daerah pasang surut hinga kedalaman 4000 m. Lili hidup di dalam sedangkan bintang
bulu hidup di dangkal.
Contoh ; lili laut (ptilocrinus pinnatus), bintang bulu (Antedon bifida dan Antedon loveni)
e. Holothuroidea
Dikenal sbg timun laut. Tubuh berbentuk silindris (bulat memanjang). Berukuran sekitar 15-35
cm
Mulut terletak di anterior dan anus di posterior. Mulut dikelilingi tentakel 10-30 buah. Memiliki
sistem saluran air lengkap
Reproduksi secara seksual, bersifat gonokoris atau hermafrodit. Pembuahaan terjadi secara
eksternal.
menguntungkan
Sumber makanan
Pembersih pantai karena memakan bangkai
Merugikan ;
Diberi nama berdasarkan adanya struktur notokorda yang ditemukan saat embrio . hewan ini
mmiliki 4 ciri khas pada waktu tertentu dalam daur hidupnya. Yaitu, notokorda, tali ssaraf dorsal
berlubang, celah faring, dan ekor pasca-anus yang berotot
A. Urochordata
Disebut juga Tunicata
Berbentuk seperti kantong kecil, hidup di laut
Dibagi 3 kelas ;
-Acidiacea
Hidup menempel pada karang, cangkang molusca, dasar pasir aatau lumpurtubuh beriameter
sampai 30 mm. Dikenal sbg hewan penyemprot laut.
Ex ; Phallusia
-Thaliacea
Hidup soliter / berkoloni. Ada yang berbentuk silindris panjang mencapai 2 m. Tubuh transparan.
Ex ; Pyrosoma
-Larvacea
Tubuh transparan berukuran beberapa milimeter. Tak punya mantel dan selulosa. Tubuh
dilindungi suatu rumah dari zat semacam agar yang dihasilkan permukaan mantel
B. Cephalocordata
Dikenal sebagai lancelet
Hidup sebagai bentos di pasir yang dangkal
Tubuh berbentuk mirip ikan kecil
Panjang 4-8 cm
Mulut dilengkapi sirus oral (saringan)
Tersusun oleh sekitar 50-75 ruas otot renang berbentuk hrurf V yang disebut miomer
Merupakan penghubung antara Invertebrata dan Vertebrata
C. Vertebrata
1. Ciri umum vertebrata
Sbagian atau seluruh notokorda digantikan ruas tulang belakang
Memiliki tengkorak yang berisi otak
Memiliki endoskeleton (kerangka dalam) yang tersusun dar tulangl keras / rawan
Bentuk tubuh simetri bilateral
Memiliki anggota badanyang berfungsi sbg alat gerak
Memiliki 2 pasang rahang
Sistem peredaran darah tertutup
Sistem pencernaan lengkap
Alat pernapasan insang / paru-paru
Memiliki sepasang ginjal alat ekresi
Memiliki sepasang mata dan telinga
Alat kelamin terpisah (hemafrodit)
2. Klasifikasi Vertebrata
Dibagi jadi 2 kelas yaitu, pisces dan Tetrapoda (yang memiliki kaki berpasangan)
a. Pisces (ikan)
1. Ciri-ciri umum
Tubuh terdiri atas kepala ,badan, dan ekor. Tubuh ditutpi kulit bersisik. Ada 4 tipe sisik,
yaitu ganoid, plakoid, stenoid, dan sikloid.
Bernapas dengan insang
Bersifat poikoleterm (berdarah dingin)
Sistem peredarandarah tertutup tunggal
Sistem pencernaan lengkap mulai dari mulut, kerongko0ngan, lambung, usus, anus
Alat eksresi berupa ginjal dgn tipe pronefron dari mesonefron
Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf pusat dan hormon
Alat kelamin terpisah atau hemafrodit
2. Klasifikasi pisces
Dibagi 3 kelas, yaitu ; Agnatha, Chondrichthyes, dan Osteichthyes
a. Agnatha
Terdapat di amerika utara dan eropa. Sebagian hidup di dasar perairan laut / air tawar dengan
memakan bangkai atau parasit pada ikan lain
Tubuh berbentuk silindris memanjang, ukuran sekitar 76-90 cm. Tidak puya rahang tetapi mulut
berbentuk lingkaran.
Alat kelamin terpisah (hermafrodit). Sat larva fertilisasi terjadi secara eksternal
Contoh ; belut laut / lamprey laut (Petromyzon marinus), lamprey sungai (Lampetra fluviatilis),
dan Myxine sp.
b. Chondrichthyes
Hidup di laut, tubuhya tertutup sisik-sisik plakoid yang kasar, berisi dentin, dan dilapaisi dengan
email (ektodermal)
Otot tubuh memiliki segmen, rangka tersusun dari tulang rawan. Memiliki 2 pasang sirip.
Contoh ; ikan hiu (Squalus sp.), ikan pari (Makararaja sp.) pari listrik (Torpedo marmorata), pari
macan (Taeniura lymma), dan Chimaera sp.
c. Osteichthyes
Hidup di laut, air tawar dan rawa-rawa. Ukuran tubuh antara 1-6 cm. Merupakan ikan bertulang
sejati dgn endoskeleton yg mengandung matriks kalsium fosfat yang keras.
Memiliki gelembung renang yang berfungsi membantu pernapasan dan sbg alat hidrostatik.
Darah warna pucat dan mengandung eitrosit berinti dan leukosit. Punya limpa warna merah. Alat
ekskresi berupa ginjal berwana kehitaman dan urine dikeluarkan melalui sinus urogenital.
Umumnya bersifat ovipar, dan fertilisasi trjadi secara eksternal,, tetapi ada yang vivipar dan
fertilisasi secara internal.
Contohnya ; ikan perak (Cymatogaster aggregata), ikan mas koki (Carrasisus auratus), ikan
terbang (Cypselurus sp.), kuda laut (Hippocampus sp.), ikan lele (Ameiurus melas), ikan gabus
(Channa striata), bandeng (Chanos chanos)
3. Peranan pisces
Daging ikan sbg sumber protein
Kulit ikan bisa dimasak, dibuat tas, dompet, sepatu, jaket
Tulang ikan sbg bahan pembuatan lem
Dipelihara sbg ikan hias
Pemberantasan nyamuk secara biologi
Beberapa jenis ikan dapat menyerang mangsa, dan membahayakan manusia (hiu,
piranha, ikan macan di afrika, salem-karper, ikan kumis)
b. Amphibia
Meliputi katak, salamander, dan caecilian. Merupakan hewan yang hidup di darat dan air tawar
2) Klasifikasi Amphibia
Terbagi menjadi 3 ordo, yaitu Apoda (ex; salamander cacing), Urodela (ex; salamaander
berlendir, dan Anura (ex; katak pohon)
3) Peranan Amphibia
Katak diambil daging dan telur untuk dimakan
Kulit katak diberi samak untuk di buat jaket dan kerajinan lain
Katak berfungsi sbg pembasmi nyamuk secra biologi
Katak digunakan untuk tes kehamilan
Racun bufotalin dan bufotenin yg dihasilkan katak dimanfaatkan sbg penguat denyut
jantung
Racun katak digunakan untuk racun panah
c. Reptilia
Meliputi hewan kadal, tokek, cicak, buaya, penyu dan kura-kura. Hidup di darat, laut, rawa-rawa,
air tawar. Tapi cenderung hidup di darat
Vertebrat yang tubuhnya ditutupi oleh bulu yang berasal dari epidermis dan memiliki bermacam-
macam adaptasi unutk terbang. Aves meliputi ayam, angsa, dan itik
MAMALIA
2. Klasifikasi Mamalia
- Monotremata (mamalia bertelur)
Famili Tachyglossidae (landak semut)
Ex : Tachyglossus aculeatus
Ornithorhynchidae (platypus, hewan berparuh bebek)
Ex : Ornithorhynchus anatinus
- Marsupialia (mamalia berkantong)
Ex : Kuskus, kangguru merah raksasa, dan koala
- Insectivor (pemakan serangga)
Ex : tikus mondok dan celurut rumah
- Tupaioidea (tupai)
Ex : tupai tanah dan tupai ekor jambul
- Rodentia (hewan pengerat)
Ex : tikus rumah dan bajing merah
- Edentata (kuakng dan armadilo)
Ex : armadillo berperisai sisik dan armadillo pemakan semutt
- Pholidota (trenggiling)
Ex : trenggiling jawa dan trenggiling berekor panjang
- Carnivora (singa, harimau, anjing)
Ex : singa, kucing, serigala
- Primata (lemur, wau—wau, dan gorila)
Lemuridae
Ex : lemur kerdil ekor gemuk
Cercopithechidae
Ex : monyet rhesus
Pongidae
Ex : simpanse, orang utan Kalimantan, gorilla
Hominidae
Ex : manusia
3. Peranan Mamalia
Menguntungkan :
- Sumber protein
- Hiburan
- Alat transportasi
- Membajak sawah
- Bahan industri kulit
- Bahan wol
- Bahan kerajinan
- Penjaga rumah atau pelacak jejak
Merugikan :
EKOLOGI
Ekologi: ilmu yang mempelajari hubungan saling ketergantungan atau hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungan tak hidup di dalam suatu ekosistem.
Ekosistem: suatu sistem di mana terjadi hubungan (interaksi) saling ketergantungan antara
komponen-komponen di dalamnya, baik berupa makhluk hidup maupun tak hidup.
I. KOMPONEN EKOSISTEM
A. Komponen Abiotik
Komponen Abiotik adalah komponen fisik dan kimiawi yang terdapat pada suatu
ekosistem sebagai medium atau substrat untuk berlangsungnya suatu kehidupan.
1. Udara
Udara adalah sekumpulan gas pembentuk lapisan atmosfer yang menyelimuti
bumi.
Udara bersih dan kering mengandung gas dengan komposisi permanen:
78,09% nitrogen (N2)
21,94% oksigen (O2)
0,032% karbon dioksida (CO2)
gas lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH4, dan N2O)
Udara juga mengandung gas yang jumlahnya dapat berubah-ubah:
uap air (H2O)
ozon (O3)
sulfur dioksida (SO2)
nitrogen dioksida (NO2)
Fungsi udara: menunjang kehidupan penghuni ekosistem.
Contoh:
gas O2 untuk respirasi makhluk hidup
gas CO2 untuk fotosintesis
2. Air
Air mengandung berbagai jenis unsur atau senyawa kimia dalam jumlah
bervariasi, contoh: natrium, kalsium, amonium, nitrit, nitrat, dan fosfat.
Jumlah unsur tsb bergantung pada kualitas tanah dan udara yang dilalui air.
Air dapat berubah wujud menjadi uap, cairan, atau es, sesuai suhu lingkungan di
sekitarnya.
Volume air di bumi mencapai 1,4 miliar km3;
97% air laut
2% gunung es di kutub
0,75% air tawar (mata air, air sungai, danau, dan air tanah)
selebihnya berupa uap air
3. Tanah
Tanah terbentuk karena proses destruktif (pelapukan batuan dan pembusukan
senyawa organik) dan sintesis (pembentukan mineral)
Komponen tanah utama: bahan mineral, bahan organik, air, dan udara
Tumbuhan mengambil air dan garam mineral dari dalam tanah.
Manusia menggunakan tanah unutuk keperluan lahan permukiman, pertanian,
peternakan, transportasi, dll
4. Garam Mineral
Tumbuhan menyerap garam mineral untuk pertumbuhan
Hewan dan manusia memerlukan garam mineral untuk menjaga keseimbangan
asam dan basa, mengatur kerja alat-alat tubuh, dan untuk proses metabolisme.
5. Sinar Matahari
Sinar matahari adalah sumber energi bagi kehidupan di bumi.
Dalam ekosistem, energi dialirkan dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik
berikutnya dalam bentuk transformasi energi.
Sebagian kecil sinar yang mencapai permukaan bumi dimanfaatkan tumbuhan
untuk fotosintesis dan diubah menjadi energi potensial dalam bentuk karbohidrat.
Energi potensial yang dihasilkan akan diubah menjadi energi kinetik oleh hewan
dan manusia.
6. Suhu
Suhu adalah derajat energi panas yang berasal dari radiasi sinar, terutama yang
bersumber dari matahari.
Suhu udara di berbagai ekosistem berbeda tergantung letak garis lintang (latitude)
dan ketinggian tempat (altitude).
Semakin dekat dengan kutub, suhu akan semakin dingin dan kering.
Suhu adalah faktor pembatas bagi kehidupan dan memengaruhi keanekaragaman
hayati di suatu ekosistem.
Makhluk hidup dapat bertahan pada suhu lingkungan 0-40°C.
Beberapa jenis makhluk hidup melakukan hibernasi (tidak aktif) pada suhu yang
sangat rendah dan aktif berkembang biak bila suhu sudah normal.
7. Kelembapan
Kelembapan di suatu ekosistem dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari, angin,
dan curah hujan.
Kelembapan sangat memengaruhi pertumbuhan tumbuhan.
Daerah dengan tingkat kelembapan berbeda akan menghasilkan ekosistem dgn
tumbuhan yang berbeda.
8. Derajan Keasaman (pH)
Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada pH optimum (5,8-7,2)
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh curah hujan, penggunaan pupuk, aktivitas akar
tanaman, dan penguraian mineral tanah.
9. Topografi
Topografi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi.
Topografi memengaruhi keadaan iklim.
Topografi menentukan keanekaragaman hayati dan penyebaran suatu organisme.
B. Komponen Biotik
Komponen Biotik meliputi seluruh makhluk hidup di bumi. Berdasarkan segi tingkatan
trofikatau nutrisi, komponen biotik dibedakan menjadi:
1. Komponen Autotrof
Organisme autotrof adalah organisme uniseluler/multiseluler yang memiliki
klorofil untuk fotosintesis.
Contoh: fitoplankton, ganggang, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
Fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan O2
Organisme autotrof adalah produsen utama dalam ekosistem.
2. Komponen Heterotrof
Organisme heterotrof adalah organisme yang dalam hidupnya selalu
memanfaatkan bahan organik yang disediakan organisme lain sebagai bahan
makanannya.
Organisme ini terdiri atas:
a. Herbivor sbg konsumen primer (I)
b. Karnivor yang memakan herbivor sbg konsumen sekunder (II)
c. Karivor yang memakan karnivor lain sbg konsumen tersier (III)
d. Dekomposer, mikroorganisme pengurai zat organik sisa tumbuhan/hewan,
seperti selulosa/kitin, menjadi zat lebih sederhana. Contoh: jamur, bakteri.
Nutrien anorganik hasil penguraian dilepaskan ke ekosistem (proses
mineralisasi) yang kemudian digunakan kembali oleh produsen
e. Detritivor, hidup dengan cara memakan sepihan tumbuhan/hewan mati,
contoh: rayap, cacing tanah, hewan kaki seribu (keluwing).
Skema siklus materi dan arus energi dalam ekosistem bisa dilihat di halaman belakang materi
ini atau di buku paket
A. Daur Karbon
B. Daur Nitrogen
C. Daur Air
D. Daur Fosfor
E. Daur Belerang (Sulfur)
VII. DINAMIKA
KOMUNITAS
Komunitas adalah kumpulan
dari berbagai populasi yang
saling berinteraksi di dalam suatu ekosistem.
Perubahan komunitas dapat terjadi secara siklis dan nonsiklis.
Perubahan Komunitas Siklis terjadi pada periode tertentu, tetapi mudah
kembali ke keadaan yang hampir sama dengan keadaan sebelumnya. Contoh:
pada musim hujan, jumlah serangga dan katak lebih banyak daripada saat musim
kemarau.
Perubahan Komunitas Nonsiklis terjadi secara drastis dan cenderung berubah
permanen. Terkadang hanya dapat dilihan setelah beberapa tahun atau lebih dari
1 abad. Contoh: evolusi, migrasi, punahnya beberapa spesies.
A. Suksesi
Suksesi adalah proses perubahan komuniats yang berlangsung secara lambat dan
teratur dalam waktu yang lama, menuju ke satu arah hingga terbentuk komunitas
yang lebih kompleks. Suksesi di perairan di sebut hydrarch.
Tipe suksesi beradasarkan kondisi komunitas awal pada daerah yang mengalami
suksesi:
a. Suksesi Primer
Terjadi di lahan/wilayah yang mula-mula tidak bervegetasi atau lahan yang
pernah bervegetasi, tetapi mengalami gangguan berat hingga komunitas asal
hilang total.
Vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari luar habitat asli.
Contoh: gempa bumi, gunung berapi, tanah longsor, edapan lumpur di muara
sungai, endapan pasir di pantai, meluapnya lumpur panas.
(skema urutan perkembangan vegetasi pada suksesi primer)
b. Suksesi Sekunder
Terjadi pada lahan/wilayah yang pada awalnya telah bervegetasi sempurna lalu
mengalami kerusakan tetapi tidak menghilangkan komunitas asal secara total.
Vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari habitat sendiri dan sebagian
lainnya berasal dari luar.
Menurut UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia beserta
makhluk hidup lainnya.
Keseimbangan lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan
dari alam maupun aktivitas manusia dalam menjaga kestabilan kehidupannya.
Kriteria lingkungan seimbang:
1. Terdapat pola-pola interaksi (arus, energy, daur materi, rantai makanan, piramida
ekologi, daur biogeokimia, dan produktivitas)
2. Lingkungan homeostasis, yaitu mampu mempertahankan terhadap gangguan alam
baik gangguan secara alamu maupun buatan
3. Lingkungan yang memiliki daya dukung lingkungan, yaitu lingkungan yang mampu
mendukung semua kehidupan organisme, karena dalam lingkungan terdapat berbagai
sumber daya alam (hayati dan non hayati).
4. Pertumbuhan dan perkembangan organisme berlangsung secara alami sehingga tidak
ada organisme yang mendominasi terhadap orgnisme lainnya
Faktor penyebab perubahan lingkungan dapat dibedakan menjadi dua:
1. Faktor alam: gempa bumi, gunung meletus, tsunami, tanah longsor, banjir, angin
topan, kemarau panjang
2. Faktor manusia: pembakaran dan penebangan hutan, pembangunan industry dan
pemukiman, penambangan secara liar, pencemaran lingkungan dll
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999, limbah adalah sisa suatu usaha
dan atau kegiatan.
Menurut UU No. 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 12 , pencemaran lingkugan hidup adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke
dalam turun sampai tingkat tertentu menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi
sesuai peruntukannya.
Bahan penyebab pencemaran disebut polutan
PENCEMARAN UDARA
Atmosfer terdiri dari 78% nitrogen, 21% gas oksigen, 0,93% gas karbon dioksida, dan
lain-lain
Zat yang dapat menyebabkan pencemaran udara:
1. Karbon Monoksida (CO)
- Memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
- Berasal dari gas buangan dari pembakaran tidak sempurna bahan yang
mengandung karbon atau bahan bakar fosil
- Pada konsentrasi tinggi, gas ini dapat mematikan manusia.
2. Nitrogen Oksida (NOx)
- Ada dua macam, yaitu Nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
- Sumber pencemarannya berasal dari alat transportasi (kendaraan bermotor),
generator listrik, pembuangan sampah, dll.
- Gas NO dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi mata dan gangguan
saraf
- Gas NO2 merupakan penyebab terjadinya hujan asam
3. CFC dan Halon
- Terbentuk dari 3 unsur: klor (Cl), fluor (F), carbon (C)
- Halon memiliki unsur seperti CFC ditambah dengan Brom (Br)
- Gas CFC dimanfaatkan sebagai gas pendorong dalam kaleng semprot (aerosol),
pengembang busa polimer, pendingin dalam lemari es, dan AC, serta pelarut
pembersih microchip.
- Gas CFC yang naik ke atmosfer dapat merusak lapisan ozon
4. Ozon (03)
- Ozon di lapisan stratosfer (10-60km dari bumi) berfungsi melindungi bumi dari
sinar UV yang masuk ke bumi, sedangkan jika ozon di lapisan troposfer (0-10km
dari bumi) berbahaya bagi manusia jika berada pada konsentrasi tinggi
5. Gas rumah kaca (H2O, CO2, CH4, O3, dan NO)
- Gas gas tersebut bisa menyebabkan efek rumah kaca dan membuat bumi lebih
panas (lyk our class right :’))
6. Belerang Oksida (SOx)
- Dapat berupa SO2 (berbau menyengat dan tidak mudah terbakar) dan SO3 (reaktif,
diudara mudah membentuk asam sulfat yang dapat menyebabkan hujan asam)
- Belerang oksida berasal ari pembakaran bahan bakar pabrik dan asap kendaraan
bermotor
- Dapat membahayakan saluran pernapasan
PENCEMARAN AIR
Untuk menentukan air sudah tercemar atau belum, dapat dilakukan pengujian terhadap
tiga parameter:
1. Parameter fisik : partikel padat, zat padat terlarut, kekeruha, warna, suhu, bau, pH air
2. Parameter kimia : BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (chemical oxygen
demand) dan DO (dissolved oxygen)
3. Parameter biologi : digunakan untuk mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme air
yang dapat menyebabkan penyakit
Limbah pencemaran air:
1. Limbah domestic : berasal dari perumahan, perdagangan, perkantoran, hotel, rumah
sakit, dll
2. Limbah industry : berasal dari industry pabrik, biasanya mengandung logam
berbahaya dan beracun
3. Limbah pertanian : berasal dari kegiatan pertanian berupa pupuk dan pestisida
4. Limbah pertambangan : berasal dari area pertambangan, misalnya merkuri
PENCEMARAN TANAH
PENCEMARAN SUARA
Kebisingan implusif : yang terjadi dalam waktu singkat dan biasanya mengejutkan (petir,
tembakan senjata)
Kebisingan implusif kontinu : terjadi terus menerus tetapi sepotong-sepotong (suara palu
yang terus menerus)
Kebisingan semikontinu : hanya sekejap, kemudian hilang, dan muncul lagi (kendaraan
bermotor lalu lalang di jalanan)
Kebisingan kontinu : terus-menerus dalam waktu lama (mesin pabrik)
Untuk menentukan tingkat kebisingan digunakan alat : SLM (sound level meter)
PENANGANAN LIMBAH
1. LIMBAH CAIR
2. LIMBAH PADAT
- Penimbunan tanah
- Pembakaran
- Penghancuran
- Pengomposan
- Sebagai makanan ternak
3. LIMBAH GAS
- Filter udara
- Pengendap siklon
- Filter basah
- Pengendap system gravitasi
- Pengendap elektrostatik
4. LIMBAH B3
- Melakukan reduksi, mengolah dan menimbun limbah B3s
SEMANGAT TEMAN!!!