Struktur Dan Fungsi Tubuh

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Struktur dan Fungsi Tubuh

Jamur adalah organisme eukariot dengan dinding sel yang tersusun dari kitin. Jamur tidak memiliki klorofil
untuk melakukan fotosintesis. Beberapa jenis jamur memiliki zat warna, contohnya  Amanita
muscaria memiliki tubuh buah berwarna merah.
Jamur multiseluler memiliki sel-sel memanjang berupa benang-benang yang disebut hifa (jamak: hifae). Hifa
pada jenis jamur tertentu memiliki sekat antar sel yang disebut septum (jamak: septa). Septa memiliki celah
sehingga sitoplasma antara sel yang satu dengan sel lainnya dapat saling berhubungan. Jenis jamur yang lain,
hifanya tidak memiliki septa sehingga tubuh jamur tersebut merupakan hifa panjang dengan banyak inti.
Hifa tanpa septa disebuthifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali
yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Adanya septa merupakan salah satu dasar klasifikasi
jamur.
Hifa jamur bercabang-cabang dan berjalin membentuk miselium (jamak:miselia). Sebagian miselium ada
yang berfungsi untuk menyerap makanan. Miselium untuk menyerap makanan disebut miselium vegetatif.
Miselium vegetatif pada jamur tertentu memiliki struktur hifa yang disebut houstorium(jamak: houstoria).
Houstorium dapat menembus sel inangnya. Houstorium merupakan organ penyerap makanan dari substrat /
inang. Bagian miselium juga ada yang berdiferensiasi membentuk alat reproduksi yang menghasilkan spora.
Miselium ini disebut miselium generatif. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Struktur jamur
CIRI JAMUR
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang Gbr. Hifa
satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang yang
multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya membentuk
mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun miselium
dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan dan tubuh
yang disebut miselium.  Miselium menyusun jalinan-jalinan semu buah
menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun
dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. 
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa.  Septa mempunyai
pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala
inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak
bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan
inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. 
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi
menjadi haustoria  yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat;
haustoria dapat menembus jaringan substrat. 

2. Cara Makan dan Habitat JamurSemua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun,
berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan
makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam
bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur
bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya

  3. Pertumbuhan dan Reproduksi


Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara
aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya
dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai,
jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora
aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora
akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak
gametangium  dankonjugasi.  Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya
singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap,
tahap pertama adalah plasmogami  (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua
adalah kariogami  (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari
masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan
membentukdikarion.  Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan
membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti
sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan
meiosis. 

 KLASIFIKASI JAMUR
1 MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
• Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
• Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:fase vegetatif (fase lendir) yang dapat
bergerak seperti amuba, disebut plasmodium fase tubuh buah
• Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang
disebut myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum
2 OOMYCOTINA
• Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti.
• Reproduksi:- Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup
di darat dengan sporangium dan konidia.- Generatif : bersatunya gamet
jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi
individu baru.
Contoh spesies:a. Saprolegnia sp. :  hidup saprofit pada bangkai ikan,
serangga darat maupun serangga air.b. Phytophora infestans:penyebab
penyakit busuk pada kentang.
3 ZYGOMYCOTINA
• Tubuh multiseluler.
• Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
• Hifa tidak bersekat.
• Reproduksi:- Vegetatif: dengan spora.- Generatif: dengan konyugasi hifa
(+) dengan hlifa (-) akan 
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo :  biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b. Rhizopus oligosporus :  jamur tempe.
4 ASCOMYCOTINA
• Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi se lul er.
• Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
• Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan
ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
• Reproduksi:- Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-
tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.-Generatif:
Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies:
1. Sacharomyces cerevisae:sehari-hari dikenal sebagai ragi. - berguna untuk
membuat bir, roti maupun alkohol.- mampu mengubah glukosa menjadi
alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi. 
2. Neurospora sitophila:jamur oncom.
3. Peniciliium noJaJum  dan Penicillium chrysogenumpenghasil antibiotika
penisilin.
4. Penicillium camemberti  dan Penicillium roquefortiberguna untuk
mengharumkan keju.
5. Aspergillus oryzae  untuk membuat sake dan kecap.
6. Aspergillus wentii  untuk membuat kecap
7. Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin Þ hidup pada biji-
bijian. flatoksin salah satu penyebab kanker hati. 
5 BASIDIOMYCOTINA
• Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagaibadan
penghasil spora.
• Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea :jamur merang, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan
2. Auricularia polytricha :jamur kuping, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan
6. DEUTEROMYCOTIN
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian
karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara
generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya
dinamakan Monilia sitophila  tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya
yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora
sitophila  dimasukkan ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur
dari golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosumpenyebab penyakit
kaki atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp.penyebab penyakit kurap.

MIKORHIZA
Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan
tingkat tinggi, jamur yang dari Divisio Zygomycotina,
Ascomycotina dan Basidiomycotina.

LICHENES / LIKENES
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal
dari ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina
atau Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis
karena mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim.

Pada bab ini saya akan membahas tentang rhizopus (jamur tempe atau roti). Bagaimana struktur tubuhnya,
klasifikasinya, cara reproduksinya, peranannya bagi manusia, dan lain-lain.
 

2.1 Struktur Tubuh


 Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
a. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
b. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan
c. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler di
ujungnya
2.2 Klasifikasi
 Berdasarkan struktur tubuh dan reproduksinya rhizopus termasuk fungi pada devisi Zygomycota. 
a. Struktur Tubuh
  Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
a. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
b. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan
c. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler di
ujungnya
b. Cara Reproduksi
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora
nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi.

2.3 Ciri
a. Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati
b. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua
c. Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan di permukaan substrat
seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan), sporangiofor
(tangkai sporangium)
d. Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang menghasilkan spora. Generatif
yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).

2.4 Cara Reproduksi


Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel (aplanospora) dan generatif dengan cara
gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel/konjugasi dengan menghasilkan zigospora
 

2.5 Peranan
 Di bawah ini adalah peranan jamur:
 - Rhizopus oryzae untuk membuat tempe.
 - Mucor javanicus terdapat dalam ragi tape
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulannya:
c. Struktur Tubuh
  Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
d. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
e. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan
f. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler di
ujungnya

d. Cara Reproduksi
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora
nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D. A. Maryati, Sri, Srikini, Suharno, Bambang, S. 2006. Biologi Jilid 1. 
 Jakarta: Erlangga

Setiawati, Tetty, Furqanita, Deswaty. 2005. Biologi Interaktif. Bandung: AZKA

http://www.allergy-details.com/

http://media.wiley.com
Posted by HATAKEat 11:05 AM
Labels: jamur

4 comments:

angriyani dewi said...

makasih...info_y about Rhizopus ehm klo bLh tlg dong dimuat gmn cara pembiakan_y...
pleae...d tnggu ya...
Thanx b4,

February 20, 2009 8:03 PM

angriyani dewi said...

makasih....info_y about Rhizopus ehm klo blh tlg dong muat tentang gimana cara
pembiakan_y skalian...
please....d tnggu y..
thanx b4...

February 20, 2009 8:04 PM

Sepenggal Kisah Perjalanan Hidup-Q said...

makasi ya atas infonya

March 10, 2012 10:29 PM

HATAKE said...

sama-sama, , , keep study :D

April 27, 2012 7:42 PM

Post a Comment

Older PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)


Ads Powered
by:KumpulBlogger.com
About Me

HATAKE
View my complete profile

RSS Feed

Subscribe in a reader

Blog Archive

 ▼  2008 (2)

o ▼  November (2)

 Jamur Rhizopus
 MANISAN BUAH PALA

jam online

menuju kesuksesan

FeedBurner FeedCount

Di sekitar kita terdapat aneka makanan yang terbuat dari fungi atau cendawan, contohnya ialah tempe, oncom,
keripik jamur merang dan sop jamur kuping. Selain sebagai sumber bahan pangan, cendawan juga
mempunyai peranan penting dalam bidang pertanian. Apa saja peranan fungi dalam bidang pertanian  ? Kalian
akan dapat menjawab pertanyaan tersebut setelah memahami materi tentang cendawan dan sifat-sifatnya
yang akan dijelaskan pada bab ini.

                                                                                 Standar Kompetensi


                                             Mengetahui fungi (cendawan) dan peranannya bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar
7.1. Mempelajari ciri dan sifat fungi (cendawan).
7.2. Mempelajari sistematika, keragaman dan peranan fungi (cendawan) dalam bidang pertanian.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fungi dan peranannya, kalian diharapkan dapat:
• Mengenal fungi (cendawan) dengan pengamatan morfologi dan anatomi serta penafsiran gambar.
• Mendeskripsikan perbedaan fungi (cendawan).
• Memahami peranan fungi dalam bidang pertanian dan dalam kehidupan sehari-hari.
  Kata-Kata Kunci
  Artrospora                     Khamir
  Askokarp                       Konidium
  Basidiospora                Basidium
  Blastospora                  Piknidium
  Plasmogami                 Hifa bersekat
  Septa                            Kariogami
  Senositik                       Kitin
  Sterigma                       Klamidospora
  Zigospora

7.1. Ciri dan sifat fungi (cendawan)


       Fungi dalam bahasa Indonesia disebut cendawan. Ciri-ciri cendawan secara umum ialah makhluk hidup
eukariotik, heterotrofik (tidak memiliki klorofil), memperoleh nutrisi melalui absorbsi dan enegi simpanannya
berupa glikogen. Cendawan mempunyai struktur somatik bersel satu atau banyak (multiseluler), kebanyakan
berupa hifa dengan komponen utama dinding selnya ialah zat kitin, serta berkembang biak secara seksual dan
aseksual dengan membentuk
spora. Dalam definisi ini, cendawan mencakup jamur, kapang, dan khamir. Jamur (mushroom) ialah cendawan
yang tubuh buahnyaberukuran besar dan sebaliknya kapang (moulds) ialah cendawan yang berukuran renik.
Khamir (yeast) ialah cendawan bersel tunggal.
       Cendawan bukanlah tumbuhan atau hewan. Cendawan tidak memiliki klorofil seperti tumbuhan sehingga
tidak dapat melakukan fotosintesis dan menyimpan karbohidratnya dalam bentuk glikogen bukan pati seperti
pada tumbuhan. Cendawan tidak menelan dan mengunyah makanan seperti pada hewan, melainkan
merombak makanannya di luar tubuh secara enzimatik dan diserap melalui hifa.
       Cendawan termasuk makhluk hidup eukariotik karena sudah memiliki inti sel yang terbungkus membran.
Hidupnya bersifat heterotrof dengan menggunakan bahan organik yang sudah tersedia. Bahan organik yang
digunakan dapat berupa bahan organik mati (saprotrof) atau bahan organik hidup (simbiosis). Simbionsis dapat
bersifat antagonistik (Gambar 7.1) dan mutualistik (Gambar 7.2). Cendawan yang melakukan simbioisis
antagonistik dapat menyebabkan penyakit parasitik yang merugikan makhluk hidup inangnya. Sebaliknya,
cendawan yang membentuk simbiosis mutualistik menguntungkan baik inang maupun cendawannya itu
sendiri. Inang untuk cendawan ialah tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme termasuk cendawan.

                                                                                         Gambar 7.1.


                              Cendawan Ustilago maydis parasit pada jagung yang menyebabkan penyakit gosong.

                                                                                   Gambar 7.2.


                  Cendawan simbiosis mutualistik antara cendawan endomikoriza dan akar tanaman hortikultura.
       Struktur somatik cendawan multiseluler tersusun atas benangbenang yang disebut hifa. Hifa merupakan
tabung-tabung kecil berisi sitoplasma dan nukleus. Dinding sel hifa umunya tersusun atas kitin. Kumpulan hifa
akan membentuk jalinan yang disebut miselium. Beberapa jenis cendawan memiliki hifa dengan sekat-sekat
melintang yang dinamakan septa. Hifa yang memiliki sekat dinamakan hifa bersekat atau bersepta. Adapun
hifa yang tidak memiliki sekat dinamakan asepta atau senositik (Gambar 7.3). Hifa senositik memiliki banyak
inti. Pada cendawan yang hidup sebagai parasit
terdapat hifa yang mengalami modifikasi menjadi haustoria. Haustoria adalah hifa yang berfungsi sebagai
organ penyerap makanan atau menempel pada inang. Selain menyerap makanan, hifa dapat   berkembang
membentuk struktur reproduksi.
                                    Gambar 7.3. Struktur somatik cendawan berupa sel tunggal
                                                  (a), hifaseptat (b) dan hifa aseptat (c).
           Cendawan dapat berproduksi secara aseksual dan seksual dengan membentuk spora. Terdapat
bermacam-macam spora aseksual yang dibentuk oleh cendawan, antara lain ialah konidium (jamak: konidia),
sporangiospora (spora), dan klamidospora. Pembentukan spora seksual melibatkan proses perkawinan,
kariogami dan meiosis. Ciri-ciri dari spora seksual digunakan dalam pengelompokan cendawan ke tingkat
filum.

7.2. Peranan fungi (cendawan) dalam bidang Pertanian


7.2.1 Sistematika, keragaman, dan peranan fungi (cendawan) dalam bidang pertanian
      Berdasarkan perkembangan sistematika cendawan terkini yang menggunakan ciri-ciri seperti evolusi,
ultrastruktur, biokimia dan molekuler untuk kriteria pembentukan takson maka kingdom (dunia) fungi ditata
ulang. Cendawan yang dahulunya menempati satu kingdom yaitu fungi sekarang terpisah menjadi 3 kingdom.
Ketiga kingdom ini ialah Chromista, Protoctista dan Fungi. Kingdom Chromista disebut cendawan semu atau
pseudofungi, kingdom Protoctista disebut cendawan protozoa, dan kingdom Fungi disebut cendawan sejati
atau eufungi. Bahasan dalam buku ini utamanya mencakup cendawan anggota kingdom Fungi atau cendawan
sejati dan sebagian anggota kingdom Chromista yang mempunyai peranan penting dalam bidang pertanian.
Berdasarkan ciri reproduksi sebagai pembeda utama, kingdom Chromista atau cendawan semu dan kingdom
Fungi atau cendawan sejati dibagi dalam beberapa filum.
Kingdom Chromista terdiri dari 2 filum yaitu Hyphochytridiomycota dan filum Oomycota. Cendawan sejati terdiri
atas 5 filum yaitu Chytridiomycota, filum Zygomycota, filum Ascomycota, filum Basidiomycota dan form-filum
Deuteromycota.

Kingdom Chromista (Cendawan semu)

Filum Oomycota
          Oomycota atau cendawan air dikatakan sebagai cendawan yang memiliki telur. Oomycota merupakan
cendawan yang tersusun atas hifa bercabang yang tidak bersekat. Polisakarida penyusun utama dinding
selnya ialah selulosa, bukan kitin seperi pada cendawan sejati.
           Oomycota berproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan
cara pembentukan zoospora berflagel 2 di dalam zoosporangium pada ujung hifa. Zoospora akan tumbuh
membentuk hifa-hifa baru. Sementara itu, reproduksi seksual dilakukan dengan cara peleburan sel telur
haploid dengan inti sel dari
anteridium. Proses peleburan sel telur dan anteridium menghasilkan oospora yang diploid. Setelah mengalami
masa dorman, oospora berkecambah membentuk zooosporangium yang menghasilkan zoospora diploid.
Selanjutnya zoospora akan tumbuh menjadi hifa baru yang diploid.

          Oomycota meliputi sejumlah makhluk hidup yang patogen pada tanaman (Gambar 7.4). Contohnya ialah
Phytophthora faberi hidup sebagai parasit pada tanaman karet, Phytophthora infestans menyebabkan penyakit
karat putih pada tanaman kentang dan Phytophthora nicotinae menyerang tanaman tembakau. Anggota
oomycota lainnya yang bersifat parasit pada tanaman ialah Plasmopara viticola menyebabkan penyakit pada
tanaman anggur, dan Phythium sebagai penyebab penyakit lapuk berbulu atau rebah semai (Gambar 7.5)
yang menyerang pangkal kecambah beberapa tanaman pertanian. Cendawan Oomycota juga ada yang
bersifat saprotrof yaitu Saprolegnia yang hidup pada bangkai hewan atau tumbuhan mati dalam air tawar
(Gambar 7.6).

                                                      Sumber: www. vegetablemdonline.ppath.cornell.edu


                         Gambar 7.4. (a) Kentang yang terserang Phytophtora, (b) Zoosporangium, (c) Oogonium.

                                                                        Sumber: Moore–Landecker 1996


                                                         Gambar 7.5. Zoosporangium dan vesikel Pythium

                                                      Gambar 7.6. Kapang air tumbuh pada hewan dalam air.
Kingdom Fungi (Cendawan sejati)
1. Filum Chytridiomycota
    Cendawan ini merupakan cendawan sejati yang paling sederhana dan sering disebut kitrid. Reproduksi
aseksualnya dilakukan dengan cara membentuk zoospora berflagela tunggal berbentuk whiplash. Reproduksi
seksual dilakukan dengan membentuk spora rehat. Filum ini merupakan nenek moyang dari cendawan sejati
lainnya. Sebagian kitrid hidup di air tawar, air laut, dan lingkungan yang lembab. Salah satu kitrid yang bersifat
parasit pada tumbuhan ialah genus Synchytrium. Synchytrium endobiotricum dapat menyebabkan penyakit
pada tanaman kentang.
2. Filum Zygomycota
    Cendawan anggota filum Zygomycota banyak yang mempunyai nilai ekonomi penting. Cendawan ini ada
yang digunakan untuk produksi makanan, industri asam organik, dan bersifat parasitik pada tanaman.
Zygomycota yang digunakan untuk produksi makanan dan umum kita kenal ialah Rhizopus oryzae atau
kapang tempe. Untuk lebih mengenal cendawan Zygomycota, marilah kita pelajari ciri-ciri reproduksi kapang
tempe.

     Ciri-ciri R. oryzae secara umum, antara lain ialah hifa tidak bersekat (senositik), hidup sebagai saprotrof,
yaitu dengan menguraikan senyawa organik. Pembuatan tempe dilakukan secara aerobik. Reproduksi
aseksual cendawan R. oryzae dilakukan dengan cara membentuk sporangium yang di dalamnya terdapat
sporangiospora. Pada R. oryzae terdapat stolon, yaitu hifa yang terletak di antara dua kumpulan sporangiofor
(tangkai sporangium). Reproduksi secara seksual dilakukan dengan fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk
progamentangium. Progamentangium akan membentuk gametangium. Setelah terbentuk gamentangium, akan
terjadi penyatuan plasma yang disebut plasmogami. Hasil peleburan plasma akan membentuk cigit yang
kemudian tumbuh menjadi zigospora. Zigospora yang telah tumbuh akan melakukan penyatuan inti yang
disebut kariogami dan akhirnya berkembang menjadi sporangium kecambah. Di dalamsporangium kecambah
setelah meiosis akan terbentuk spora (+) dan spora (-) yang masing-masing akan tumbuh menjadi hifa (+) dan
hifa (-) (Gambar 7.7). 

                                                                        Sumber: Alexopoulos 1996


                                                                Gambar 7.7. Daur hidup R. stolonifer.
        Coba ambil tempe yang dibungkus dengan daun, ambillah bagian yang berwarna hitam dengan
menggunakan tusuk gigi. Amati bagian tersebut menggunakan mikroskop. Jelaskan hasil pengamatan kalian!
Dalam pembuatan tempe kedelai, tempe yang belum jadi apabila dibuka cendawannya masih dapat
melangsungkan fermentasi atau kedelai tersebut tetap menjadi tempe. Mengapa demikian? Bandingkan
dengan proses pembuatan tapai. Mengapa tapai yang dibuka sebelum fermentasi selesai tidak akan
terbentuk? Anggota cendawan Zygomycota lainnya diantaranya ialah Pilobolus yang hidup pada kotoran
ternak (Gambar 7.8), Cunninghamella parasit pada pohon pinus, Choaneophora parasit pada tanaman
Curcubitaceae, Glomus dan Gigaspora. Glomus dan Gigaspora ialah cendawan yang membentuk simbiosis
mutualistik mikoriza dengan berbagai macam tanaman termasuk tanaman pertanian yang mempunyai nilai
ekonomi penting. Oleh karena itu kedua cendawan tersebut digunakan sebagai pupuk hayati.
                                                              Gambar 7.8. Pilobolus pada kotoran ternak.
3. Filum Ascomycota
      Kalian pernah makan tapai singkong atau tapai ketan? Tapai singkong atau tapai ketan yang dibuat dari
bahan dasar singkong atau beras ketan merupakan hasil fermentasi khamir Saccharomyces cerevisiae.

      Marilah kita bahas lebih lanjut ciri-ciri, cara reproduksi, dan peranan cendawan Ascomycota. Cendawan
Ascomycota hidup sebagai saprotrof, simbiotik antagonistik, dan simbiotik mutualistik. Struktur somatik
cendawan Ascomycota ada yang bersel satu misalnya Saccharomyces sp. yang disebut khamir, dan ada yang
bersel banyak dengan hifa bersekat. Cendawan yang memiliki sel banyak yang bersekat ada yang membentuk
tubuh buah mikroskopis misalnya Talaromyces, dan ada yang membentuk tubuh buah makroskopis misalnya
Morchella dan Nectria. Morchella ialah cendawan pangan dari Ascomycota.

     Cendawan kelompok ini melakukan reproduksi secara aseksual degan cara membentuk konidium.
Konidium ialah spora tunggal yang dihasilkan dalam kantung (sporangium). Selain itu, beberapa Ascomycota
berkembang biak dengan tunas. Tunas terbentuk dari percabangan sel. Setelah semua bagian sel terbentuk,
tunas melepaskan diri dari induknya.
     Reproduksi secara seksual dilakukan dengan membentuk askokarp. Prosesnya diawali dengan plasmogami
antara elemen jantan (antheridium) dengan gametangium betina (askogonium). Setelah terjadi fertilisasi akan
terbentuk askus yang mengandung inti diploid. Inti diploid pada askus muda akan mengalami meiosis
membentuk 4 inti haploid yang setelahnya dapat mengalami proses mitosis berkali-kali. Inti tersebut akan
diselubungi dinding dan berkembang menjadi askospora matang. Askus dapat dibentuk dalam suatu wadah
yang disebut askokarp. Askospora yang matang akan keluar dari askus dan askokarp.
     Saccharomyces (khamir) merupakan cendawan bersel satu yang tidak memiliki hifa dan tubuh buah
makroskopis. Reproduksi khamir secara seksual dilakukan dengan cara persatuan dua sel yang akan
membentuk askus menjadi askospora. Saccharomyces dimanfaatkan untuk membuat tapai, bir, dan roti.
Dalam proses pembuatan bir, khamir akan mengubah karbohidrat menjadi glukosa. Kemudian mengubah
glukosa tersebut menjadi alkohol. Apabila ditulis dengan rumus kimia, reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut.
                                                           C6H12O6  -->  2C2H5OH + 2CO2
     Saccharomyces juga dimanfaatkan untuk mengembangkan adonan roti, misalnya kue apem atau roti tawar.
Adonan yang sudah jadi tidak langsung diolah, tetapi dibiarkan beberapa saat. Hal ini berfungsi untuk
memberikan kesempatan pada khamir untuk melakukan proses fermentasi yang menghasilkan gas CO 2. Gas
CO2 yang terperangkap dalam adonan membuat teksturnya menjadi berongga dan mengembang. Khamir juga
digunakan dalam industri alkohol. Proses akhir untuk mendapatkan alkohol ialah dengan cara penyulingan.
4. Filum Basidiomycota
    Pernahkah kalian makan keripik jamur merang yang terkenal dari daerah Karawang atau jamur kancing
yang berasal dari Dieng Wonosobo di Jawa Tengah? Keripik jamur merang ini dibuat dari bahan dasar jamur
yang termasuk ke dalam filum Basidiomycota. Selain kripik, pernahkah kalian memakan jamur tiram (Pleurotus
ostreatus), jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur shiitake (Lentinula edodes), dan jamur kuping
(Auricularia auricula) (Gambar 7.9). Jamur tersebut merupakan jamur pangan yang telah umum dibudidayakan.
Selain digunakan sebagai jamur pangan, filum Basidiomycota juga ada yang dimanfaatkan untuk pengobatan,
contohnya Ganoderma sp. (Gambar 7.10) yang sering disebut LingZhe. Di alam, Ganoderma yang digunakan
sebagai jamur obat, dapat juga bersifat parasit terutama pada tanaman kelapa sawit yang sulit dikendalikan.

     Jamur tiram (Gambar 7.11), shiitake, dan kuping ialah jamur kayu yang sering dijumpai tumbuh pada
batang pohon yang sudah lapuk, sedangkan jamur merang tumbuh pada jerami padi.

           Basidiomycota hidup sebagai saprotrof, simbiotik antagonistik, dan simbiotik mutualistik pada tumbuhan.
Basidiomycota umumnya membentuk tubuh buah makroskopis yang disebut basidiokarp. Di dalam basidiokarp
terdapat basidium yang menyangga spora yang disebut basidiospora.Reproduksi seksual dimulai setelah
terjadinya peleburan 2 miselium haploid atau 2 basidiospora yang serasi (n+n). Sel hifa   haploid yang berinti 2
yang serasi disebut hifa haploid dikariotik. Hifa
haploid dikariotik (n+n) terus tumbuh membentuk basidiokarp.
          Beberapa sel yang terdapat pada bagian fertil dari basidiokarp berkembang membentuk basidium muda
yang kemudian melakukan kariogami menghasilkan inti diploid (2n). Setiap inti diploid mengalami meiosis
menghasilkan 4 inti haploid yang kemudian berkembang menjadi basidiospora yang dibentuk di ujung
basidium. Setiapbasidium dewasa biasanya menyangga 4 basidiospora. Struktur yang menyangga
basidiospora pada basidium disebut sterigma.
5. Cendawan bermitospora
   Kelompok cendawan ini memiliki hifa bersekat dan melakukan reproduksi secara aseksual dengan konidium.
Spora aseksual lainnya dapat berupa blastospora (spora yang dibentuk secara bertunas) atau artrospora
(spora yang dibentuk dari bagian-bagian hifa). Adapun reproduksi secara seksualnya belum diketahui. Bila
cendawan ini membentuk reproduksi seksual maka akan berubah mejadi filum Ascomycota jika membentuk
askospora dan filum Basidiomycota jika membentuk basidiospora. Beberapa anggota cendawan ini ada yang
membentuk tubuh buah yang berisi spora aseksual yang disebut piknidium.
       Cendawan cendawan bermitospora banyak yang bermanfaat dan juga merugikan manusia. Cendawan ini
banyak yang sudah digunakan untuk industri diantaranya ialah antibiotik, pangan, dan   pupuk hayati. Contoh
dari cendawan yang berperan dalam industri antibiotik dan pangan ialah Penicillium. Penicillium chrysogenum
dan Penicillium notatum digunakan sebagai penghasil antibiotik penisilin. Antibiotik penisilin pertama kali
ditemukan oleh Alexander Fleming. Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti sering digunakan dalam
pembuatan keju.
      Contoh lain cendawan bermitospora ialah Monilia sitophila. (cendawan oncom) yang memiliki konidia
berwarna merah jingga. Cendawan ini digunakan untuk pembuatan oncom merah. Di daerah Bandung, oncom
merupakan makanan yang sangat digemari. Monilia sitophila membentuk reproduksi seksual dengan
askospora sehingga cendawan seksualnya masuk ke dalam filum Ascomycota. Kelompok cendawan
bermitospora yang digunakan dalam industri ialah Aspegillus (Gambar 7.12). Aspegillus niger digunakan untuk
produksi asam sitrat atau pupuk hayati. Aspergillus wentii dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kecap, sake,
tauco, asam sitrat, dan asam oksalat. Anggota genus Aspergillus juga ada yang bersifat merugikan.

      Aspegillus flavus menghasilkan mikotoksin yang disebut aflatoksin. Aspergillus fumigatus dapat
menimbulkan penyakit paruparu pada burung. Aspergillus sp dapat hidup pada makanan, pakaian, buku, dan
kayu yang lembab. Cendawan bermitospora banyak yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan diantaranya
ialah Fusarium, Curvularia, dan Cladosporium.

7.2.2 Peranan fungi (cendawan) lainnya dalam bidang pertanian


        Keberadaan fungi atau cendawan sangat berlimpah dan mempunyai peranan yang sangat penting di
alam termasuk dalam bidang pertanian. Dalam bidang pertanian peranan cendawan dapat merugikan dan
menguntungkan. Cendawan simbiotik antagonistik atau sering disebut cendawan parasit merugikan produksi
pertanian, sedangkan cendawan simbiotik mutualistik sangat menguntungkan. Simbiotik mutualistik cendawan
yang mempunyai peran dalam
pertanian diantaranya ialah mikoriza dan liken.
Mikoriza
       Mikoriza ialah simbiosis mutualistik antara cendawan dengan akar tumbuhan. Dalam simbiosis mikoriza,
cendawan mendapatkan unsur karbon dari tumbuhan, sedangkan tumbuhan mendapatkan air dan mineral dari
cendawan, terutama fosfat. Hampir semua tumbuhan di dunia bersimbiosis membentuk mikoriza. Cendawan
yang membentuk simbiosis mikoriza disebut cendawan mikoriza. Cendawan mikoriza termasuk ke dalam filum
Zigomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Berdasarkan tipe kolonisasinya, mikoriza dibedakan menjadi
ektomikoriza dan endomikoriza.
Ektomikoriza
       Salah satu contoh ektomikoriza ialah simbosis mutualistik antara cendawan dengan akar pohon Pinus sp
(Gambar 7.13). Cendawan  yang membentuk ektomikoriza ialah Ascomycota dan Basidiomycota. Kolonisasi
cendawan terbentuk secara interseluler dan membentuk hifa pada permukaan luar akar inangnya yang disebut
mantel. Hifa cendawan mengkolonisasi akar sampai korteks dan tidak menembus endodermis. Selain tumbuh
di dalam akar hifa cendawan juga tumbuh di dalam tanah yang berfungsi untuk menyerap air dan zat hara
terutama fosfat sehingga mikoriza berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan akar.

                                                    Sumber: Moore-Landecker 19 Gambar 7.13.


      Peningkatan pertumbuhan tanaman Pinus yang bersimbiosis dengan cendawan membentuk ektomikoriza.

Endomikoriza
       Endomikoriza ialah mikoriza yang kolonisasi cendawannya terjadi secara intraseluler. Simbiosis mutualistik
endomikoriza terbentuk antara cendawan dengan tanaman pertanian, perkebunan, tanaman dari hutan
tanaman industri, dan tanaman hias. Anggrek, jagung, alpukat, melon, coklat, sengon, dan kunyit merupakan
contoh tanaman yang bersimbiosis membentuk endomikoriza. Seperti halnya pada ektomikoriza, pada
endomikoriza kolonisasi cendawan hanya sampai pada korteks. Cendawan mikoriza tidak mengkolonisasi
endodermis akar seperti pada cendawan parasit. Cendawan yang membentuk endomikoriza termasuk ke
dalam filum Zigomycota.

Liken (lumut kerak)


     Di tembok-tembok, genting atau pada batang pohon sering kita temukan struktur seperti sisik berwarna-
warni. Sisik tersebut sebenarnya ialah lumut kerak (lichens/liken). Meskipun disebut lumut kerak, namun
makhluk hidup ini tidak termasuk ke dalam kelompok lumut. Lumut kerak merupakan simbosis mutualistik
antara cendawan dari kelompok Ascomycota atau Basidiomycota dengan ganggang hijau atau ganggang hijau
biru (sianobakteri). Dengan simbosis ini, cendawan memperoleh makanan dari hasil fotosintesis ganggang,
sedangkan ganggang memperoleh air dan mineral dari cendawan.
       Pada liken, sering ditemukan struktur seperti tepung. Tepung itu adalah beberapa sel ganggang yang
terbungkus hifa dan terdapat di permukaan lumut kerak yang disebut soredium (jamak: soredia). Soredium
berfungsi untuk pembiakan secara vegetatif (fragmentasi), selain dengan spora dan membelah diri.
       Habitat liken sangat bervariasi dan dapat hidup pada daerah yang ekstrim. Liken dapat melekat pada batu
atau tembok yang tidak dapat ditempati oleh makhluk hidup lain. Oleh karena itu liken disebut juga makhluk
hidup pioner atau perintis. Liken membantu proses pembentukan tanah dengan cara menghancurkan batuan
dengan unsur likenik (Gambar 7.14). Perubahan cuaca, kelembaban dan pelepasan zat kimiawi oleh liken
menyebabkan permukaan batuan melapuk yang kemudian dipakai sebagai media tumbuh untuk hidup
tanaman dan hewan-hewan kecil. Liken yang bersimbiosis dengan sianobakteri dapat melkukan fiksasi
nitrogen dari udara. Hal inimembantu siklus nitrogen yang ada di alam. Liken sangat sensitif terhadap
beberapa jenis polutan yang berbahaya. Misalnya fluorid, logam berat, zat radioaktif, bahan kimia pertanian,
dan pestisida. Dengan demikian liken tidak dapat hidup di lingkungan yang sudah tercemar. Sifat inilah yang
membuat liken sering dipakai sebagai indikator pencemaran lingkungan. Liken yang hidup melekat pada batu-
batuan diantaranya ialah Graphis sp sedangkan yang tumbuh melekat pada batang pohon ialah Usnea
dasipoga. Usnea menghasilkan asam usnin yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit TBC.

                                          Sumber: Biology: Concept and Connection 5th edition tahun 2006
                                                              Gambar 7.14. Liken yang melekat pada batu.

                                                                              

                                                                                 Rangkuman
           Cendawan termasuk makhluk hidup eukariotik (inti sel bermembran), bersel satu atau banyak
(multiseluler) dengan dinding sel umumnya dari zat kitin dan tidak berklorofil. Memiliki struktur somatik dan
struktur reproduktif. Hidupnya bersifat heterotrof. Dapat bersifat saprotrof, simbiotik antagonistik, dan simbiotik
mutualistik. Berdasarkan perkembangan sistematika cendawan terkini, kingdom (dunia) Fungi ditata ulang
menjadi 3 kingdom yaitu Chromista (cendawan semu), Protoctista (cendawan protozoa), dan Fungi (cendawan
sejati). Kingdom Chromista terdiri atas 2 filum diantaranya ialah Oomycota (cendawan air). Sedangkan
kingdom fungi terdiri atas 5 filum yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan form
filum Deutromycota. Zygomycota merupakan cendawan yang memiliki hifa tidak bersekat (senositik),
reproduksi seksual (dengan membentuk zigospora) dan aseksual (dengan membentuk sporangiospora).
Contoh cendawan ini ialah Rhizopus oryzae (kapang tempe). Ascomycota merupakan cendawan yang memiliki
hifa bersekat. Reproduksi aseksual dengan membentuk konidium sedangkan reproduksi seksual dengan
askospora. Contohnya Ascomycota ialah Sacharomyces cerevisiae yang dimanfaatkan dalam pembuatan
tapai, roti, dan bir. Contoh lain Ascomycota ialah Morchella, dan Nectria. Basidiomycota merupakan cendawan
yang memiliki hifa bersekat. Reproduksi secara aseksual dengan membentuk konidium dan seksual
membentuk basidiospora. Contoh Basidiomycota yang digunakan sebagai jamur pangan ialah jamur merang
(Volvariela
volvaceae), jamur kuping (Auricularia auricula), dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Ganoderma sp.
merupakan contoh Basidiomycota yang digunakan sebagai jamur obat. Form filum Deutromycota merupakan
kelompok cendawan yang belum diketahui proses reproduksi seksualnya. Reproduksi aseksual membentuk
konidium. Contoh cendawan ini yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan ialah Fusarium, Curvularia, dan
Cladosporium. Sedangkan yang digunakan dalam industri asam organik, antibiotik dan pangan ialah
Aspergillus sp, Penicillium sp, dan Monilia sitophila. Bentuk simbiosis mutualistik antara fungi dan akar
tumbuhan disebut mikoriza. Hifa cendawan mikoriza memperluas bidang penyerapan air dan nutrisi yang
dilakukan oleh akar tumbuhan. Mikoriza terdiri atas atas ektomikoriza dan endomikoriza. Lumut kerak (likens)
merupakan simbiosis mutalistik antara fungi (cendawan) dan algae (ganggang). Contoh lumut kerak ialah
Graphis sp. dan Usnea dasipoga.

Anda mungkin juga menyukai