Jamur
Jamur
Jamur
Di sekitar kita banyak ditemukan macam-macam jamur. Jamur yang sesungguhnya adalah
tumbuh dari Basidiomycotina, seperti jamur merang jamur kayu dan jamur kuping. Dari tubuh
buah dapat diamati struktur basidium dan sporanya dengan cara menyayat bagian permukaan
bawah tubuh buah yang berupa sekat atau berlubang-lubang. Penyayatan tubuh buah dapat
dipakai silet yang tajam untuk dibuat sediaan kemudiaan diamati dengan mikroskop.
jamur karat (Ustilago) dan jamur api (Puccinia graminis). Ustilago maydis hidup parasit
pada tanaman jagung. Gejalanya ialah terjadinya pertumbuhan yang abnormal pada buah, daun
atau batang jagung, banyak jamur dari Basidiomycotina ini tubuh buahnya dapat dimakan dan
telah dibudidayakan seperti : Agaricus (Champgnon) dan jamur tiram (Pleurotes).
4. Deuteromycota
Disebut Fungi imperfecti ( jamur tidak sempurna ), Memiliki hifa yang bersekat, dapat
membentuk spora vegetatif disebut konidium, belum diketahui pembiakan generatifnya.
Klasifikasi Algae
Algae diklasifikasikan berdasarkan jenis pigmen yang dimilikinya, serta cadangan makanannya menjadi :
1. Phaeophyta / Alga Coklat
Ciri Umum :
a.Memiliki pigmen fukosantin (coklat) yang dominan.
b.Cadangan makanan berupa karbohidrat yang disebut laminarin dan asam alginat.
c.Memiliki talus berukuran raksasa (100 m)
d.Hidup menempel (sesil)
e.Menghasilkan gamet yang motil.
2. Rhodophyta / Alga Merah (Mencakup 4000 spesies)
Ciri Umum :
a.Memiliki pigmen fikoeritrin (merah) yang dominan.
b.Cadangan makanan berupa karbohidrat yang disebut fluorid.
c.Hidup di perairan laut dalam, walaupun ada yang hidup di air tawar.
d.Tidak menghasilkan gamet yang motil.
Ciri Umum :
a.Pigmen dominan adalah xantofil.
b.Tubuh berbentuk talus (multiseluler), walau ada yang uniseluler.
c.Habitat di air tawar dan air laut.
d.Berperan sebagai plankton di perairan.
4. Diatom / Bacillariophyta
Ciri Umum :
a.Memiliki pigmen yang beragam.
b.Umumnya uniseluler, walaupun ada yang berkoloni.
c.Sel tersusun atas 2 bagian. Bagian atas disebut epiteka dan bagian bawah disebut hipoteka.
d.Reproduksi secara seksual ataupun aseksual.
e.Habitat di air tawar, laut atau tempat lembab & berperan sebagai plankton
Klasifikasi Protozoa
1. Ciri Umum Ciliata
Kingdom Monera
1.BAKTERI
Bakteri adalah organisme prokariot yang hanya dapa dilihat dengan menggunakan
mikroskop. Artinya sudah jelas, yaitu bakteri tidak dapat dilihat langsung oleh mata
manusia.Dibawah ini adalah penjelasan tentang ciri, cara hidup, dan perkembang
biakkan Bakteri.
A.Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki tubuh yang hanya terdiri dari satu sel dan berukuran sekitar 4-8
mikron. Sel bakteri memiliki berbagai bentuk, ada yang bulat(koskus),
batang(basil), dan spiral(spirilum).
Bentuk Bakteri
Bakteri saprofit adalah bakter yang hidup bebas di alam dengan mengurai sampah,
bangkai, serta kotoran.
Sedangkan bakteri parasit hidup di tubuh makhluk hidup lain dan merugikan
inangnya.Berbagai penyakit manusia, tanaman, dan hewan disebabkan oleh bakteri
parasit ini. Bakteri dapat menular melalui makanan,minuman melalui perantara
atau melalu kontak langsung. Oleh karena itu saya sarankan kepada sobat untuk
terus menjaga kesehatan dan kebersihan.
C.Perkembangbiakkan Bakteri
Perkembangbiakkan bakteri dapat terjadi secara kawin maupun tidak kawin.
Perkembangbiakan tak kawin dilakukan dengan membelah diri. Pada pembelahan
diri, satu sel membelah menjadi dua, kemudian menjadi empat, delapan,
enambelas dan seterusnya.
Sedangkan kalau secara kawin, bakteri dapat berkembang biak dengan konjugasi.
Caranya, dua sel yang berdekatan membentuk saluran konjugasi. Melalui saluran
ini plasma dari sel yang satu mengalir ke sel yang lain.
Kesimpulannya
Tubuh bakteri terdiri dari satu sel, sebagian besar bakteri hidup secara sporofit atau
parasit. Bakteri berkembangbiak dengan membelah diri dan kenjugasi.
2.ALGA BIRU (Cyanobacteria)
Alga biru tidak dimasukkan kedalam kelas protista seperti alga lainnya. Mengapa
demikian? Karena ia merupakan organisme prokariot sama seperti bakteri.
Sehingga digolongkan kedalam kingdom monera.
Alga Biru
Tubuh Alga biru terdiri dari satu sel atau untaian sel seperti benang, berklorofil
sehingga bersifat autotrof. Berkembang biak dengan membelah diri dan
fragmentasi.
JARINGAN MERISTEM
Pada awal perkembangan tumbuhan, seluruh sel memiliki kemampuan
membelah, pada tahap selanjutnya pembelahan sel terjadi hanya di
bagian-bagian tertentu. Jaringan yang masih memiliki kemampuan
membelah ( bersifat embrionik) disebut meristem. Pembelahan sel
sebenarnya masih dapat terjadi pada jaringan lain tetapi jumlahnya
terbatas.
Berdasarkan letak nya dalam tumbuhan, meristem terbagi menjadi :
1. meristem apeks, adalah meristem yang berada di ujung
batang dan ujung akar
2. meristem lateral, adalah meristem yang menyebabkan organ
bertambah lebar ke arah lateral
3. meristem interkalar, adalah meristem yang berada diantara
jaringan yang sudah berdiferensiasi, misalnya pada ruas-ruas
tumbuhan Graminae.
Berdasarkan asalnya, meristem terbagi menjadi meristem primer
dan meristem primer.
1. meristem primer, adalah meristem yang berkembang
langsung dari sel embrionik.
2. meristem primer, adalah meristem yang berkembang dari
jaringan yang telah mengalami diferensiasi.
Pada meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan
daerah meristematis dibawahnya dimana sel telah mengalami
diferensiasi sampai taraf tertentu. Promeristem terdiri dari pemula-
pemula apeks bersama dengan sel derivatnya yang masih berdekatan
dengan pemula.
Daerah meristematik di bawahnya yang telah sebagian terdiferensiasi
terdiri dari :
1. protoderm yang menghasilkan epidermis
2. prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer
3. meristem dasar yang membentuk jaringan dasar seperti
parenkim.
Jaringan meristem, memiliki ciri-ciri dinding sel tipis, bentuk sel
isodiametris dibanding sel dewasa, jumlah protoplasma sangat banyak.
Biasanya protoplas sel meristem tidak memiliki cadangan makanan dan
kristal, sedangkan plastida masih pada tahap pro plastida. Pada
Anggiospermae sel meristem memiliki vakuola kecil yang tersebar
diseluruhprotoplas.
MERISTEM APIKAL
1. Meristem apeks pucuk : Apeks pucuk adalah bagian yang
tepat di atas primordium daun yang paling muda yang bersifat
meristematis. Bentuk apeks pucuk dari arah memanjang, pada
umumnya sedikit cembung dan dapat berubah-ubah Berbagai
bentuk meristem apeks pucuk pada berbagai kelompok
tumbuhan adalah sebagai berikut :
A. Pteridophyta :
- terdiri dari 1 sel disebut sel apical
- terdiri dari lebih dari 1 sel disebut initial apikal
B. Gymnospermae
a. Type Cycas : terdapat meristem permukaan dengan bidang pembelahan
antiklinal dan periklinal
b. Type Ginkgo : terdapat sel induk sentral, meristem tepi (perifer) dan
meristem rusuk ( meristem tengah)
C. Anggiospermae
Teori Histogen oleh Hanstain (1868), menyatakan bahwa terdapat tiga
daerah di apeks pucuk (Gambar 1), yaitu :
1. Dermatogen (I) menjadi epidermis
2. Pleurom (III) akan menjadi silinder pusat
3. Periblem (II) akan menjadi korteks
MERISTEM LATERAL
1. Kambium pembuluh
Ialah meristem sekunder yang berfungsi membentuk ikatan pembuluh (xylem dan
floem) sekunder. Bentuk selnya seperti pipa atau berkas-berkas memanjang
sejajar permukaaan batang atau akar. Meristem ini adalah meristem lateral
karena terdapat di daerah lateral akar dan batang. Ciri-ciri sel nya agak berbeda
dengan cirri sel meristem apeks. Dari segi morfologi dapat dibedakan menjadi 2
tipe sel kambium, yaitu :
a. Kambium bertingkat
Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama tinggi
b. Kambium tidak bertingkat
Sel initial saling tumpang tindih tidak membentuk deretan
2. Kambium gabus
MERISTEM INTERKALAR
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel
eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuh Jamur atu Fungi terdiri dari benang-benang yang
disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur
dapat dengan cara vegetatif dan cara generatif.
Fungi dalam taksonomi klasik di sekolah-sekolah biasa dikelompokkan sebagai divisio menjadi lima kelas:
Phycomycetes
Ascomycetes
Basidiomycetes
Deuteromycetes
Lichenes
Jamur dibagi menjadi 6 divisi yang berbeda, berdasarkan cara berkembang biak dan Hifa, jamur dikelompokkan
menjadi:
*Subdivisi Myxomycotyna
*Subdivisi Oomycota
*Subdivisi Zygomycota
*Subdivisi Ascomycota
*Subdivisi Basidiomycota
*Subdivisi Deuteromycota
Pembagian diatas telah dianggap usang karena temuan-temuan terbaru membuat fungi diangkat menjadi Kerajaan
organisme (Regnum) tersendiri, dengan divisio/filum:
Filum Blastocladiomycota
Filum Chytridiomycota
Filum Glomeromycota
Filum Microsporidia
Filum Neocallimastigomycota
Subregnum: Dikarya (term. Deuteromycota), mencakup
Filum Ascomycota
Pezizomycotina
Saccharomycotina
Taphrinomycotina
Filum Basidiomycota
Agaricomycotina
Pucciniomycotina
Ustilaginomycotina
Subfilum incertae sedis (mencakup Dikarya yang belum ditetapkan filumnya)
Entomophthoromycotina
Kickxellomycotina
Mucoromycotina
Zoopagomycotina
Deuteromycota menjadi kelompok bagi cendawan-cendawan yang belum dapat digolongkan pada keempat filum di
atas (berstatus "tidak jelas", incertae sedis).
Lumut kerak atau Lichenes bukanlah individu, melainkan bentuk simbiosis mutualisme yang erat antara cendawan
dan alga. Meskipun demikian, penamaan khusus sering diberikan karena kepentingan praktis dalam terapan,
misalnya farmasi.
Hifa pada jamur Jamur Divisi Oomycotina bersifat senositik, yaitu tidak bersekat-sekat sehingga inti sel banyak
tersebar di dalam protoplasma. Dinding selnya tersusun atas selulosa, hal inilah yang membedakan dengan golongan
jamur lainnya. Pertumbuhan hifa jamur terjadi pada bagian ujungnya yang menghasilkan beberapa percabangan.
Pada akhir ujung percabangan itu terbentuk gelembung sporangium yang dipisahkan oleh sekat. Hal ini merupakan
awal perkembangbiakan jamur secara tidak kawin (aseksual).
Dalam sporangium terdapat protoplasma yang banyak mengandung inti sel. Protoplasma akan terbagi-bagi dan
setiap bagian memperoleh satu inti sel yang berkembang menjadi spora dengan dua flagel sebagai alat geraknya.
Spora yang mempunyai flagel disebut zoospora yang merupakan ciri khas Oomycotina. Selanjutnya, zoospora akan
keluar dari sporangium kemudian melepaskan flagelnya sambil membentuk dinding selulosa. Jika zoospora ini
sampai di tempat yang sesuai, maka akan menjadi tumbuh hifa baru.
Jamur Basidiomycotina pada umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup misalnya pada daun,
tanah, merang padi dan batang pohon mati. Jamur parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan
manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza. Habitat mereka ada di
terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia.
a. Ciri khasnya ada pada alat repoduksi generatifnya yaitu berupa basidium sebagai badan
penghasil spora.
b. Kebanyakan anggota spesies berukuran Makroskopik
c. Hifa septat dengan sambungan capit (clamp connection);
Spora seksualnya terbentuk pada basidium yang berbentuk gada.
d. Berdaging, saproba, tubuh buah seperti payung, tetapi pada beberapa spesies
tangkainya asimetris, pendek, bahkan tidak bertangkai.
f. Basidiospora terdapat dipermukaan lamela atau bilah yang terbentuk dibagian bawah
tudungnya. Contoh terkenal dari Agaricaceae ini adalah Vovariella volvacea (jamur padi,
jamur damai).
Reproduksi pada jamur Divisi Basidiomycotina ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual
yaitu dengan cara membentuk spora konidia, dengan permulaan pembentukan spora aseksual. Budding terjadi ketika
suatu perkembangan sel induk dipisahkan menjadi sel baru. Setiap sel dalam organisme dapat kuncup. Pembentukan
spora aseksual yang paling sering terjadi di ujung struktur khusus yang disebut conidiophores.
Daur hidup Basidiomycotina dimulai dari pertumbuhan spora basidium (konidium). Konidium akan tumbuh menjadi
benang hifa yang bersekat dengan satu inti, kemudian hifa membentuk miselium. Hifa dari dua strain yang berbeda
(+ dan -) ujungnya bersinggungan dan dinding selnya larut. Inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lain,
terjadilah sel dikariotik. Dari sel dikariotik akan tumbuh hifa dikariotik dan miselium dikariotik, miselium akan
tumbuh menjadi tubuh buah dengan bentuk tertentu misalnya seperti payung.
Jamur Divisi Basidiomycotina sangat berperan bagi manusia diantaranya sebagai berikut:
- Auricularia polytricha jamur kuping
- Volvariella volvacea jamur merang
- Lentinulla edodes jamur shitake
- Puccinia graminis jamur karat parasit pada daun jagung
- Puccinia arachidis parasit pada kacang tanah
Divisi Jamur Deuteromycota memiliki sekitar 25.000 spesies jamur yang termasukkan dalam golongan divisi ini.
Jamur Deuteromycotin merupakan nama lain dari Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna). Fungi Imperfecti
dinamakan seperti itu karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif nya.
Contoh: Pada Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah
diketahui pembiakan generatifnya yaitu berupa askus, Kemudian namanya diganti menjadi Neurospora sitophila
dan termasuk dalam Ascomycotina. Ciri yang lain dari Deuteromycota adalah hifanya bersekat.
Golongan Jamur Deuteromycotin banyak menyebabkan terjadinya penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis)
misalnya: Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp. dan Trichophyton sp.
penyebab penyakit kurap. Jamur Deuteromycota atau yang sering disebut fungi imperfecti, Karena belum diketahui
reproduksi seksualnya, sehingga reproduksi jamur divisi ini dimasukan secara aseksual dengan membentuk konidia
seperti pada jamur Ascomycota.
Jika anggota jamur divisi Deuteromycota sudah ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka ia dimasukkan
kedalam divisi yang berbeda. Contohnya adalah jamur oncom (Monilia sitophila).
Dahulu, jamur oncom (Monilia sitophila) termasuk dalam divisi Deuteromycota.
Namun setelah melakukan penelitian diketahui jamur oncom dapat membentuk askospora, maka jamur oncom
tersebut termasuk divisi Ascomycota, dengan nama Neurospora crassa. Contoh lainnya adalah Aspergillus dan
penicillium. Beberapa anggota jamur aspergillus dan penicillium ada yang termasuk divisi Deuteromycota,
sementara anggota lainnya termasuk divisi Ascomycota.
Kebanyakan anggota divisi Jamur Deuteromycota bersifat merugikan karena merupakan perasit yang dapat
menimbulkan penyakit baik pada manusia,tumbuhan dan hewan. Contohnya: antara lain Chladosporium penyebab
penyakit kulit, Trichophyton dan Epudermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku, serta Microsporium penyebab
penyakit rambut dan kuku.
Ascomycotina dalam kingdom fungi, divisi jamur Ascomycota merupakan divisi terbesar dengan Jumlah anggota
mencapai 60.000 spesies. Divisi ascomycota memiliki ciri yaitu membentuk spora seksual yang disebut akospora.
Akospora terbentuk kedalam kaksus, yaitu suatu tubuh buah khusus yang bentuknya menyerupai mangkuk atau
botol.
Jamur Ascomycota memiliki hifa bersekat berbeda dengan Jamur Zygomycota. Ascomycota memiliki anggota yang
cukup beragam, ada yang bersel satu, misalnya yeast atau ragi (S.cerevase), tetapi ada pula yang bersel banyak,
contohnya Penicillium dan ada pula yang membentuk tubuh buah, seperti Netrica dan peziza.Tetapi umumnya
anggota Ascomycotina adalah jamur bersel banyak.
Ascomycota bersel banyak, memiliki cara reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membentuk konidiospora atau
sering disebut konidia (tunggal;konidium). Konidia terbentuk pada ujung hifa khusus yang tumbuh tegak, yang
disebut konidofor.
Konidia memiliki warna yang bermacam-macam, ada yang hitam, merah, biru, dan hijau, bergantung pada jenis
jamurnya. Konidia yang telah masak, akan tumbuh menjadi hifa baru jika mendapatkan jatuh pada tempat yang
cocok.
Cara reproduksi aseksual pada Ascomycota bersel satu dilakukan dengan cara membentuk tunas (budding). Tunas
yang telah masak akan terlepas dari sel induknya dan akan tumbuh menjadi individu baru.
Reproduksi seksual pada Ascomycota terjadi dengan cara membentuk askospora. Akospora adalah spora seksual
yang terbentuk di dalam aksus. Aksus terdapat didalam badan buah yang disebut askokarp.
Pada Ascomycota ada dua jenis hifa, yaitu hifa (+) dan hifa (-).
Hifa (+) membentuk alat kelamin jantan (anteredium), sementara hifa(-) membentuk alat kelamin betina
(askogonium). Jika kedua jenis alat kelamin tersebut bertemu dan terjadi plasmogami (penyatuan sitoplasma) tanpa
disertai penyatuan inti. .
Dalam peristiwa tersebut akan terbentuk sel dengan dua inti Askogonium, dua inti tersebut akan menghasilkan hifa-
hifa askogonium yang dikariotika (berinti dua). Hifa dikariotika ini memiliki cabang-cabang membentuk tubuh
buah yang disebut askokarp, sementar ujung hifa dikariotika akan membentuk sel khusus yang akan menjadi askus.
Didalam aksus akan terjadi perleburan dua inti (diploid/2n). Selanjutnya, inti askus membelah dua kali.
Dalam proses pembelahan pertama terjadi secara meiosis dan menghasilkan empat sel. Sedangkan pada proses
pembelahan kedua terjadi secara mitosis sehingga akhirnya terbentuk delapan akspora didalam aksus tersebut.
Askokarp atau tubuh buah yang terbentuk memiliki bentuk bermacam-macam dan merupakan dasar klasifikasi dari
ascomycota. Nama dari bentuk-bentuk badan buah tersebut, antara lain: Kleistotesium, Peritesium, Apotesium dan
Aksus telanjang.
Berikut ini ciri dari bentuk bentuk badan buah tersebut:
a. Kleistotesium : berbentuk bulat tertutup, merupakan ciri dari kelas Plectomycetes.
b. Peritesium : berbentuk botol, merupakan ciri dari kelas Pyrenomycetes.
c. Apotesium : berbentuk cawan, merupakan ciri dari kelas Discomycetes.
d. Akus telanjang : tidak membentuk badan buah, merupakan cirri dari kelas Protoascomycetes.