Tugas Individu Promosi Evauasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU

Mata Kuliah : Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Dosen : Yahya Thamrin, SKM., M.Kes., MOHS, Ph.D

EVALUASI PROMOSI K3 DI TEMPAT KERJA

DISUSUN OLEH:

NUR INDAH LESTARI H

K012171064

KONSENTRASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayaNyalah sehingga tugas makalah mata kuliah promosi K3 yang berjudul
evaluasi promosi K3 di tempat kerja, dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, begitu banyak hambatan yang di hadapi
penulis. Tapi berkat bimbingan dan bantuan serta dorongan motivasi dari berbagai
pihak, semua kendala-kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dapat teratasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberi manfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, Mei 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 7
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 8
A. Definisi Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja ............................................. 8
B. Manfaat Promosi Kesehatan di Tempat Kerja ........................................................... 9
C. Aspek Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja ............................................. 10
D. Definisi Program Evaluasi Promosi Kesehatan di Tempat Kerja ............................ 11
E. Siklus Evaluasi Promosi Kesehatan di Tempat Kerja .............................................. 12
F. Langkah Evaluasi Program Promosi Kesehatan ...................................................... 13
G. Evaluasi dalam Promosi Kesehatan di Tempat Kerja .............................................. 14
H. Pendekatan yang dilakukan dalam Desain Evaluasi Promosi Kesehatan di
Tempat Kerja ........................................................................................................... 14
I. Contoh Kasus Promosi Kesehatan di Tempat Kerja ................................................ 16
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 18
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan industri di
Indonesia semakin berkembang pesat juga. Adanya perkembangan industri
yang semakin pesat maka tidak dapat dipungkiri bahwa peristiwa tersebut
akan menimbulkan dampak bagi kelangsungan hidup manusia, baik dampak
positif maupun dampak negatif. Dampak positif yang dapat dirasakan adalah
kondisi negara yang mengalami kemajuan dan dapat bersaing dengan negara
lain, pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat serta penyediaan lapangan
pekejaan, sedangkan kegiatan-kegiatan industripun juga dapat memberikan
dampak yang tidak baik terhadap kesehatan di tempat kerja maupun
masyarakat sekitar.
Setiap pekerjaan tidak lepas dari penyakit akibat kerja. International
Labour Organization (ILO) pada tahun 2013 juga memaparkan bahwa
kesehatan kerja baru-baru ini menjadi prioritas yang jauh lebih tinggi,
mengingat bukti meningkatnya kerugian dan penderitaan yang sangat besar
akibat penyakit akibat kerja dan kesehatan yang buruk di berbagai sektor
pekerjaan yang berbeda. Meskipun diperkirakan bahwa penyakit fatal
menyumbang sekitar 85 persen dari semua kematian terkait pekerjaan, lebih
dari setengah dari semua negara tidak menyediakan statistik resmi untuk
penyakit akibat kerja (International Labour Organization 2013).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi PAK adalah
promosi kesehatan di tempat kerja. The European Network for Workplace
Health Promotion mendefinisikan WHP sebagai upaya kombinasi pekerja,
perusahaan dan lingkungan untuk bersama-sama meningkatkan status
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di tempat kerja (Breu, F.;
Guggebichler, S.; Wollmann, WHO, and World Health Organization (WHO).
2013). WHO menjelaskan bahwa WHP tidak hanya menolong pekerja
mengetahui cara melindungi dirinya dari bahaya di tempat kerja, tetapi juga

4
mengajarkan cara menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja dengan lebih
baik di tempat kerja, di rumah, dan di semua tempat. WHP bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat di tempat kerja, dalam bentuk mengenali
masalah dan tingkat kesehatannya serta mampu mengatasi, memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri serta memelihara dan
meningkatkan tempat kerja yang sehat (Kementerian and Indonesia 2011).
Melihat fakta-fakta dunia, masih sangat sedikit pekerja di perusahaan
yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja yang
memuaskan. Padahal kita ketahui sendiri bahwa untuk menunjang
keberhasilan bisnis suatu perusahaan maupun pembangunan nasional, pekerja
maupun pihak pimpinan perusahaan harus memperhatikan kondisi kesehatan
dan keselamatan kerjanya agar pekerja bisa produktif. Unsur yang sangat
penting di tempat kerja adalah diberlakukannya promosi kesehatan di tempat
kerja.
Sebagai upaya terus-menerus dalam rangka pengembangan konsep
dan aplikasi promosi kesehatan di tingkat internasional maka telah
diselenggarakan Konferensi International tentang Promosi Kesehatan
(International Conference on Health Promotion). Konferensi International
Promosi Kesehatan yang diprakarsai oleh WHO ini diselenggarakan setiap 2-
4 tahun sekali, dan Indonesia selalu aktif berpartisipasi dalam konferensi
tersebut (Notoatmodjo et al. 2013).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, promosi kesehatan di
tempat kerja adalah berbagai kebijakan dan aktivitas di tempat kerja yang
dirancang untuk membantu pekerja dan perusahaan di semua level untuk
memperbaiki dan meningkatkan kesehatan mereka dengan melibatkan
partisipasi pekerja, manajemen, dan stakeholder lainnya. Sejalan dengan
definisi WHO tersebut, tentunya masyarakat di tempat kerja mencakup mulai
dari manajemen puncak hingga pekerja lapangan. Pengertian Depkes
berfokus pada pemberdayaan masyarakat di tempat kerja dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan mereka (Notoatmodjo 2010).

5
Berdasarkan Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pasal 68 ayat 1 menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja. Agar tenaga kerja ada dalam keserasian sebaik-baiknya,
yang berarti dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas tinggi, maka
perlu adanya keseimbangan dari faktor beban kerja, beban tambahan akibat
lingkungan kerja, maupun kapasitas kerja (No.13 2003).
Sumber daya manusia memegang peranan penting dan menentukan
keberhasilan atau organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut, munculah
fenomena yang merugikan dan dapat menghancurkan tujuan organisasi
perusahaan, diantaranya adalah ketidakpuasan kerja, kelambanan kerja,
kebosanan kerja, kelelahan kerja, penurunan efisiensi, senioritas
kecemburuan sosial, penurunan semangat kerja, dan penurunan produktivitas
kerja. Manajemen merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan dalam
dunia perusaan, karena dalam proses manajemen terdapat langkah-langkah
atau tahapan dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga dapat mencapai
tujuan tersebut secara efektif dan efisien.
Manajemen adalah pihak yang paling berperan penting dalam
memutuskan terciptanya program promosi kesehatan dan keselamatan di
tempat kerja. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak lain karena orang
ingin mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai rencana,
apakah semua masukan yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan, dan
apakah kegiatan yang dilakukan memberikan hasil dan dampak yang seperti
yang diharapkan. Evaluasi promosi kesehatan sendiri merupakan suatu hal
yang harus dilakukan di setiap upaya promosi kesehatan, karena di samping
bagian integral upaya itu sendiri, juga perlu untuk kesinambungan upaya
tersebut.

6
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi program promosi kesehatan di tempat kerja.
2. Untuk mengetahui manfaat promosi kesehatan di tempat kerja.
3. Untuk mengetahui aspek program promosi kesehatan di tempat kerja.
4. Untuk mengetahui definisi program evaluasi promosi kesehatan di
tempat kerja.
5. Untuk mengetahui siklus evaluasi promosi kesehatan di tempat kerja.
6. Untuk mengetahui langkah evaluasi program promosi kesehatan.
7. Untuk mengetahui evaluasi dalam promosi kesehatan di tempat kerja.
8. Untuk mengetahui pendekatan yang dilakukan dalam desain evaluasi
promosi kesehatan di tempat kerja.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja


Adapun definisi Promosi kesehatan menurut Green adalah suatu
gabungan dari usaha pendidikan kesehatan, pengorganisasian dan
keekonomian yang dirancang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku
dan lingkungan yang mendukung praktik pola hidup sehat. Pengertian
tersebut masih bersifat umum, untuk kepentingan masyarakat pekerja yang
memang memiliki ciri-ciri khusus, yang membedakan ciri tersebut dengan
masyarakat umum dalam hal karakteristik lingkungan kerja, yaitu adanya
pola shift kerja, lokasi kerja, dan lain-lain. Pengertian atau definisi tersebut
berubah menjadi: “Promosi Kesehatan di tempat kerja adalah ilmu dan seni
untuk menolong pekerja mengubah gaya hidup mereka agar bergerak menuju
status kesehatan dan kapasitas kerja yang optimal, sehingga berkontribusi
bagi kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, dan dapat meningkatkan
kinerja dan produktivitas perusahaan. Kesehatan optimal adalah derajat
tertinggi dari kesejahteraan fisik, emosional, mental, sosial, spiritual dan
ekonomi. Kapasitas kerja optimal adalah kemampuan untuk bekerja dengan
kuat dan senang tanpa kelelahan yang berarti, dengan masih tersedia energi
untuk menyenangi hobi, aktivitas rekreasi dan menghadapi gawat darurat
yang tak terduga. Perubahan gaya hidup dapat dimudahkan dengan kombinasi
upaya aktifitas organisasi, pendidikan dan lingkungan yang mendukung
praktek hidup sehat (Modjo 2007).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan, promosi
kesehatan di tempat kerja adalah upaya promosi kesehatan yang
diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk memberdayakan masyarakat di
tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya serta mampu
mengatasi, memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya sendiri
juga memelihara dan meningkatkan tempat kerja yang sehat (Notoatmodjo
2010).

8
Li dan Cox (1986) dalam (Notoatmodjo 2010) mendefinisikan
pelatihan dan pendidikan kesehatan di tempat kerja sebagai kesempatan
pembelajaran terencana yang ditujukan kepada masyarakat di tempat kerja
dan dirancang untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dan memelihara
kesehatan yang optimal. Pembelajaran terencana dimulai dari topik kesehatan
apa yang paling dibutuhkan, siapa sasaran program, media komunikasi apa
yang paling efektif hingga bagaiamana mengevaluasi keberhasilan kegiatan
pembelajran tersebut. Diharapkan masyarakat tempat kerja mampu
mengambil keputusan yang didahului oleh keterpaparan informasi kesehatan
yang memadai dan benar.

B. Manfaat Promosi Kesehatan di Tempat Kerja


Secara potensial PKDTK mampu memberikan manfaat kepada
pekerja dan perusahaan.
1. Bagi pekerja
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat, baik
di dalam tempat kerja maupun di luar tempat kerja. Kepuasan kerja akan
meningkat ketika mereka menyadari bahwa perusahaan peduli dengan
kesehatan mereka. Pada akhirnya pekerja sehat tentu akan lebih optimal
dalam produktivitas kerja.
2. Bagi perusahaan
Perusahaan yang menyelenggarakan program PKDTK tentu
lebih memperlihatkan kepada karyawannya bahwa mereka peduli
terhadap kesehatan pekerja. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan. Lebih jauh lagi, perusahaan juga dapat memperoleh citra
positif baik dari masyarakat, pemerintah maupun para mitra pebisnis
mereka.

9
C. Aspek Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Aspek program promosi kesehatan di tempat kerja meliputi (Modjo 2007):
1. Rekognisi
1) Health Risk Assessment/HRA :
Mengenal total risiko kesehatan dan kapasitas kerja
seluruh pekerja data awal status kesehatan.
2) Penilaian risiko kesehatan :
a. Minimum: kebugaran, stress/emosi dan status gizi.
b. Komprehensif: pemeriksaan fisik, kimia darah (profil lipid,
gula arah, dll), test reaksi.
2. Analisis
1) Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku pekerja.
2) Memfasilitasi kegiatan saling menukar pengalaman dan ide antar
pekerja kemudian dilakukan negosiasi tentang kebutuhan
PKDTK.
3. Perencanaan
Perencanaan PKDTK dikembangkan berdasarkan:
a) Target perubahan yang ingin dicapai
b) Proses menuju target perubahan
c) Cara penilaian keberhasilan pencapaian target
4. Komunikasi
Tujuan dari komunikasi adalah untuk mencapai konsensus
dalam penyusunan prioritas program dan mendapatkan dukungan dari
manajemen tingkat tertinggi serta melibatkan seluruh jajaran
organisasi.
5. Persiapan
Persiapan yang dimaksud meliputi, kebijakan organisasi dan
komitmen tertulis sebagai landasan program SDM, saran dan
prasarana.

10
6. Implementasi
Implementasi dilaksanakan dalam bentuk; sesi kelompok;
konsultasi personal/pendampingan; dan praktek perilaku sehat.
7. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi yakni; dana PKDTK efisien dan efektif
(aspek bisnis); Tujuan PKDTK tercapai (aspek accountibility); dan
menyediakan informasi bagi manajemen dan pekerja dalam
menetukan kebijakan selanjutnya (aspek ilmu dan aplikasi).
8. Kontinuitas
Program yang bekesinambungan dikembangkan berdasarkan
apresiasi termasuk penghargaaan bagi pekerja yang berhasil mencapai
target. Apabila belum berhasil, dikembalikan lagi untuk melakukan
dari siklus semula. Dengan demikian program PKDTK dapat
berkembang dan mencapai sasaran.

D. Definisi Program Evaluasi Promosi Kesehatan di Tempat Kerja


Evaluasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penilaian
atau memberi penilaian. Pengertian evaluasi berdasarkan Ensiklopedi
Nasional Indonesia adalah penilaian, pengukuran, penentuan nilai,
pertimbangan dan kritik mengenai bobot atau kualitas dari suatu pekerjaan.
Sedangkan evaluasi merupakan pemeriksaan sistematik dan penilaian tentang
keutamaan suatu inisiatif dan pengaruhnya, agar menghasilkan informasi
yang dapat digunakan oleh mereka yang berminat dalam hal perbaikan atau
efektivitasnya (Modjo 2007).
Menurut WHO dalam (Pebrina, Bakti, and Adisasmito 2014),
evaluasi adalah cara-cara sistematis untuk mempelajari sesuatu berdasarkan
pengalaman dan mempergunakan teori yang telah dipelajari untuk
memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta meningkatkan
perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan di
masa yang akan datang. Tujuan dilakukannya evaluasi program ialah untuk

11
mendapatkan sejumlah informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan.
Evaluasi program promosi kesehatan sendiri adalah sebuah proses
mengumpulkan informasi tentang program promosi kesehatan secara
sistematis, menganalisisnya dan menginterpretasikannya untuk menjawab
pertanyaan, menilai dan membuat keputusan tentang program tersebut.
Ditambahkan oleh Suchman (1990) bahwa evaluasi dilakukan untuk menilai
program dan menentukan kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika penerapan
program promosi kesehatan tersebut.

E. Siklus Evaluasi Promosi Kesehatan

Dari gambar daur evaluasi di atas tampak bahwa evaluasi secara


umum meliputi langkah-langkah berikut (Kairupan et al. 2009):
(1) Menentukan apa yang akan dievaluasi. Ini karenan apa saja dapat
dievaluasi. Apakah itu itu rencananya, sumber daya, proses pelaksanaan,
keluaran, atau bahkan dampak suatu kegiatan, serta pengaruh terhadap
lingkungan yang luas.
(2) Mengembangkan kerangka dan batasan. Di tahap ini dilakukan asumsi-
asumsi mengenai hasil evaluasi serta pembatasan ruang lingkup evaluasi
serta batasan-batasan yang dipakai agar objektif dan fokus.

12
(3) Merancang desain (metode). Karena biasanya evaluasi terfokus pada satu
atau beberapa aspek, yang sebenarnya mengikuti rancangan desain riset
walaupun tidak harus kaku seperti riset umumnya dalam penerapannya.
Rancangan riset ini sangat bervariasi mulai dari yang amat sederhana
sampai dengan yang sangat rumit bergantung pada tujuan dan
kepentingan evaluasi itu sendiri.
(4) Menyusun instrumen dan rencana pelaksanaan. Selanjutnya ialah
mengembangkan instrumen pengamatan atau pengukuran serta rencana
analisis dan membuat rencana pelaksanaan evaluasi.
(5) Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis. Selanjutnya ialah
melakukan pengumpulan data hasil pengamatan, melakukan pengukuran
serta mengolah informasi dan mengkajinya sesuai tujuan evaluasi.
(6) Membuat kesimpulan dan pelaporan. Informasi yang dihasilkan dari
proses evaluasi ini disajikan dalam bentuk laporan dengan kebutuhan
atau permintaan. Lain pihak sesuai dengan bentuk penyajian atau
pelaporan yang berbeda.

F. Langkah Evaluasi Program Promosi Kesehatan


Adapun langkah evaluasi program promosi kesehatan adalah sebagai
berikut (Modjo 2007):
1) Melibatkan stakeholders.
2) Menggambarkan atau merencanakan program (3 komponen gambaran
program: stadium program, pernyataan masalah, model logic).
3) Stadium program minimal 3 langkah: memahami masalah dan kebutuhan
promosi kesehatan (melalui penilaian risiko kesehatan atau survai lain),
perencanaan dan implementasi.
4) Fokus pada evaluasi.
5) Kumpulkan bukti yang dapat dipercaya (credible evidence).
6) Memberikan alasan bagi kesimpulan-kesimpulan.
7) Memastikan bahwa pelajaran yang dipelajari digunakan dan dibagi
(share lessons learned).

13
G. Evaluasi dalam Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Adapun evaluasi dalam promosi kesehatan di tempat kerja yakni
(Modjo 2007):
1. Menilai “Object Interest” (Program) terhadap Pencapaian Nilai Standar
2. Object Interest misalnya:
1) Meningkatakan pengetahuan
2) Perubahan perilaku
3) Penurunan risiko
3. Nilai Standar misalnya:
1) 25% pekerja stop rokok
2) 80% penderita taat program penurunan tensi
3) 10% tiap bulan peserta fitnes
4. Isu penting
1) PK3 meningkatkan kesehatan pekerja
2) Cost efektif

H. Pendekatan yang Dilakukan dalam Desain Evaluasi PKDTK

Gambar II Types of Evaluation Design in Workers’


Health Promotion Program

14
1) The Historical, Record Keeping Approach
a) Membuat prosedur pencatatan data akumulatif
b) Data dalam tabel/grafik kumulatif
c) Memperlihatkan program pelaksanaan program
2) The Inventory Approach
a) Tentukan : Waktu penilaian berkala, Target pencapaian, dan Cara
survai / Observasi
3) Comparative Approach
a) Menggunakan data & format eks sebagai pembanding/standar
evaluasi
b) Standar Nasional
c) Standar Regional
d) Standar Internasional
4) The Controlled Comparison (Quasi-Experimental Approach)
a) Membandingkan kelompok intervensi dengan kelompok
pembanding
b) K. pembanding dari perusahaan lain yang mirip settingnya
c) Kelompok
a. Diberi pendidikan elemen PK3 yang intensif, all out
b. Tidak diberi pendidikan ttg PK3
d) Masing-masing kelompok dibagi subkelompok berdasarkan
karakteristik tertentu; umur, sex, pendidikan, dll
5) The Controlled Experimental Approach
a) Prosedur seperti uji klinik
b) Seleksi acak: kelompok intervensi/tidak
c) Masing-masing ada subkelompok

15
6) The Full Blown Evaluative Research Project
a) Kelompok tidak layak pada kebanyakan program PK3
b) Model E dikombinasikan elemen program campuran, misalnya:
a. kelompok 1 : rokok
b. kelompok 2 : rokok & fitness
c. kelompok 3 : fitness
d. kelompok 4 : intervensi program
e. kelompok 5 : rokok, fitness, kolesterol, tensi
f. masing-masing kelompok ada sub kelompok berdasarkan umur,
sex, etnis, dll
I. Contoh Kasus
Berikut satu contoh kasus sehubungan dengan promosi kesehatan
dan keselamatan kerja di tempat kerja:

Penyebab Informasi Kesehatan


Bagi Pekerja Perusahaan Di PT NGS
Selama kurang lebih setahun, Yayasan Kusuma Buana bekerja sama
dengan salah satu pabrik vendor perusahaan sepatu internasional
menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan di tempat kerja. Program
tersebut mengambil tema “Penyebaran Informasi Kesehatan bagi Pekerja
Perusahaan di PT NGS”. Saat itu perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja
22.428 orang, mayoritas perempuan, usia pekerja umumnya 18-22 tahun,
sedangkan pendidikan berkisar SD-SMA (mayoritas SMP). Kegiatan program
tersebut terbagi dalam tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi.
Pada tahap persiapan bertujuan mencari baseline data dan penjajakan
kebutuhan mengenai topik-topik kesehatan. Topik-topik kesehatan yang
dipilih adalah gizi, anemia, cacingan, kesehatan reproduksi, gender,
seksualitas, kehamilan, narkotika, alkohol, zat adiktif, penyakit menular
seksual, dan HIV/AIDS. Dalam tahap tersebut, informan yang dijadikan
narasumber mulai dari pekerja, manajer, hingga direktur.

16
Selanjutnya pada tahap pelaksanaan adalah merealisasikan semua
kegiatan-kegiatan yang direncanakan, yaitu:
a. Pendidikan teman sebaya (‘peer educator’) oleh ‘outreach worker’. Peer
educator direktur dari pekerja itu sendiri, sedangkan outreach worker
adalah petugas dari YKB yang ditempatkan di pabrik tersebut.
b. Penyuluhan secara berkala di pabrik, mess karyawan, mesjid, radio.
c. Penyebaran materi KIE umumnya berupa media cetak seperti leaflet
atau poster.
d. Pameran kesehatan dimana terdapat stan-stan kesehatan, berbagai
poster kesehatan pekerja ditampilkan, berbagai lomba kesehatan digelar
yang diikuti oleh para pekerja, juga terdapat pemeriksaan kesehatan
sederhana.
e. Pemutaran film kesehatan yang diselingi oleh film hiburan. Kegiatan ini
mampu menarik perhatian banyak pekerja.
Terakhir tahap monitoring dan evaluasi bertujuan untuk melihat
apakah pencapaian program selama periode tersebut sesuai target atau belum.
Pada tahap ini pun dilakukan penelitian baik dengan pendekatan kualitatif
maupun kuantitatif.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Promosi kesehatan di tempat kerja adalah upaya promosi kesehatan yang
diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk memberdayakan
masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat
kesehatannya serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatannya sendiri juga memelihara dan meningkatkan
tempat kerja yang sehat.
2. Manfaat promosi kesehatan di tempat kerja kepada pekerja adalah
mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat, baik di dalam
tempat kerja maupun di luar tempat kerja, sedangkan bagi perusahaan
yang menyelenggarakan program promosi kesehatan di tempat kerja
tentu lebih memperlihatkan kepada karyawannya bahwa mereka peduli
terhadap kesehatan pekerja. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan.
3. Aspek program promosi kesehatan di tempat kerja meliputi; rekognisi,
analisis, perencanaan, komunikasi, persiapan, implementasi, evaluasi,
dan kontinuitas.
4. Evaluasi program promosi kesehatan adalah sebuah proses
mengumpulkan informasi tentang program promosi kesehatan secara
sistematis, menganalisisnya dan menginterpretasikannya untuk
menjawab pertanyaan, menilai dan membuat keputusan tentang program
tersebut.
5. Siklus evaluasi promosi kesehatan meliputi; menentukan apa yang akan
dievaluasi, mengembangkan kerangka dan batasan, merancang desain
(metode), menyusun instrumen dan rencana pelaksanaan, melakukan
pengamatan, pengukuran dan analisis, membuat kesimpulan dan
pelaporan.

18
6. Langkah evaluasi program promosi kesehatan meliputi; melibatkan
stakeholders; menggambarkan atau merencanakan program; stadium
program minimal 3 langkah: memahami masalah dan kebutuhan promosi
kesehatan (melalui penilaian risiko kesehatan atau survai lain),
perencanaan dan implementasi; fokus pada evaluasi; kumpulkan bukti
yang dapat dipercaya, memberikan alasan bagi kesimpulan-kesimpulan,
dan memastikan bahwa pelajaran yang dipelajari digunakan dan dibagi.
7. Adapun evaluasi dalam promosi kesehatan di tempat kerja yakni; menilai
“Object Interest” (Program) terhadap Pencapaian Nilai Standar; Object
Interest misalnya, meningkatakan pengetahuan, perubahan perilaku,
penurunan risiko; Nilai Standar misalnya, 25% pekerja stop rokok, 80%
penderita taat program penurunan tensi, 10% tiap bulan peserta fitnes; Isu
penting (PK3 meningkatkan kesehatan pekerja dan Cost efektif).
8. Pendekatan yang dilakukan dalam desain evaluasi promosi kesehatan di
tempat kerja yakni; The Historical, Record Keeping Approach, The
Inventory Approach, Comparative Approach, The Controlled
Comparison (Quasi-Experimental Approach), The Controlled
Experimental Approach, and The Full Blown Evaluative Research
Project.

B. Saran
Sebagai seorang promotor kesehatan hendaknya kita menjalankan
kegiatan evaluasi. Guna mengetahui keberhasilan yang telah kita lakukan
kepada masyarakat. Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang diharapkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Breu, F.; Guggebichler, S.; Wollmann, J, WHO, And World Health Organization
(WHO). 2013. World Health Organization World Health Statistics 2013.

International Labour Organization. 2013. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Keselamatan Dan Kesehatan Sarana Untuk Produktivitas. Www.Ilo.Org.

Kairupan, Tara Et Al. 2009. “Evaluasi Promosi Kesehatan.”

Kementerian, And Republik Indonesia. 2011. Menuju Masyarakat Sehat Yang


Mandiri Dan Berkeadilan, Kinerja Dua Tahun Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia 2009-2011.

Modjo, Robiana. 2007. “Modul Promosi Kesehatan K3.” (62): 1–150.

No.13, Undang-Undang RI. 2003. Ketenagakerjaan.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Edisi Revi.
Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo, Tri Krianto, Anwar Hassan, And Zulazmi Mamdy. 2013.
Promosi Kesehatan Global. Cetakan Pe. Jakarta: Rineka Cipta.

Pebrina, Anita, Wiku Bakti, And Bawono Adisasmito. 2014. “Evaluasi


Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Tentang Phbs Dalam Tatanan
Rumah Tangga Di Kotamadya Jakarta Timur Tahun 2013.”

20

Anda mungkin juga menyukai