Laporan PBL 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN HASIL PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN 2

KLINIK SANITASI
Di UPTD PUSKESMAS PERAWATAN BERINGIN RAYA

Oleh :
Desi Oktavia
Npm: 1913201017

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
“KLINIK SANITASI”

Oleh :

Desi Oktavia
NPM. 1913201017

Bengkulu, 09 Oktober 2021

Dosen Pembimbing Akademik

Ir. Agus Ramon M.Kes

NIDN. 0026086301

i
HALAMAN PENGESAHAN

a) Laporan : Laporan Hasil Kegiatan PBL 2


b) Daftar Mitra
a. Nama Mitra Program :
b. Kabupaten/Kota : Kota Bengkulu
c. Jangka Waktu Pelaksana : 1 Bulan
c)Ketua Kelompok
a. Nama : Desi Oktavia
b. NPM : 1913201017
c. Semester/Kelas : 5/A
d. Program Studi : Kesehatan Masyarakat
e. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Bengkulu
f. Alamat PT : Kampus IV Jl. H. Adam Malik No. 17,
Km 8,5 Gading Cempaka., Bengkulu

Mengetahui Bengkulu, 09 Oktober 2021


Dosen pembimbing Pembimbing Lapangan

Ir. Agus Ramon M.Kes Nike Ratna Dilla Amd.KL


NIDN. 0026086301 NIP. -

Mengetahui,
Koordinator Prodi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Bintang Agustina P.SKM., MKM


NIDN. 0217088701

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur serta nikmat pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
melimpah, atas terselesaikannya kegiatan PBL 2 di UPTD Puskesmas Perawatan
Beringin Raya Kota Bengkulu. Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan
tugas mata kuliah pengalaman belajar lapangan prodi kesehatan masyarakat
fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah bengkulu. 
Tujuan dibuatnya laporan PBL 2 ini yaitu untuk melaporkan segala kegiatan
di puskesmas beringin raya kota bengkulu yang berkaitan dengan Edukasi
Pencegahan Diare Melalui penyuluhan Kepada Masyarakat di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya Kota Bengkulu .
Dalam penyusunan laporan PBL 2 ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis merasa berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak yang terkait itu di antaranya
sebagai berikut:
1. Seluruh dosen penulis di Program Studi Kesehatan Masyarakat yang sudah
memberikan banyak informasi.
2. Bapak Ir. Agus Ramon M.Kes selaku pembimbing akademik penulis.
3. Ibu Nike Ratna Dilla amd.Kl selaku Pembimbing Lapangaan penulis.
4. Karyawan dan karyawati UPTD Perawatan Puskesmas Beringin Raya  yang
dengan tulus memberi pengarahan pada penulis selama penulis melakukan PBL 1
di Puskesmas Tersebut.
Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis
bisa menyelesaikan laporan PBL 2 ini dengan sebaik-baiknya. Laporan PBL 1 ini
memang masih jauh dari kesempurnaan, tapi penulis sudah berusaha sebaik
mungkin. Sekali lagi terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua

Bengkulu, Oktober 2021

iii
DAFTAR ISI
COVER .....................................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3
a.Tujuan Umum................................................................................................3
b.Tujuan Khusus...............................................................................................3
1.4 Manfaat..........................................................................................................3
BAB II METODE PBL 2.........................................................................................4
2.1Sasaran PBL 2........................................................................................................4
2.2Waktu dan Tempat.................................................................................................4
2.3 Teknik Pengumpulan Data...................................................................................4
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PBL 2...................................................5
3.1 Peta dan gambaran topografi...............................................................................5
3.2 karakteristik social ekonomi dan demografi......................................................6
3.3 Prasarana dan sarana kesehatan dan kesejahteraan...........................................8
BAB III ANALISIS SITUASI...............................................................................12
3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan.........................................................................12
3.2 Prioritas Masalah.................................................................................................13
3.3 Akar Masalah.......................................................................................................15
3.4 Alternatif Pemecahan Masalah..........................................................................16
BAB IV RENCANA PROGRAM.........................................................................19
4.1 Alternatif Intervensi (Program).........................................................................19
4.2 Prioritas Intervensi (Program)...........................................................................20
4.3 Plan Of Action (POA)........................................................................................20

iv
BAB V PELAKSANAAN, MONITORING DAN EVALUASI...........................25
5.1 Pelaksanaan Kegiatan.........................................................................................25
5.2 Monitoring dan Evaluasi....................................................................................27
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................30
6.1 Kesimpulan..........................................................................................................30
6.2 Saran.....................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin.....6

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan.............................................7

Tabel 3. DAFTAR TENAGA KESEHATAN TAHUN 2020.........................9

Tabel 4. Permasalahan yang terdapat di UPTD Puskesmas beringin raya.....13

Tabel 5. Penetapan Prioritas masalah ............................................................13

Tabel 6. Alternatif pemecahan masalah .........................................................16

Tabel 7. Prioritas alternatif pemecahan masalah ...........................................17

Tabel 8. Intervensi .........................................................................................20

Tabel 9. POA..................................................................................................21

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta UPTD Perawatan Puskesmas Beringin Raya.........................5

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Klinik sanitasi adalah upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatan promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang
beresiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan
masalah kesehatan lingkungan pemukiman. Di UPTD Puskesmas Perawatan
Beringin Raya kota Bengkulu sendiri memiliki klinik sanitasi, fasilitasnya pun
memadai namun pasien atau kunjungan nya sangat sedikit bahkan hamper tidak
ada yang datang, tujuan dari melakukan PBL 1 disini adalah untuk melakukan
pengamatan program klinik sanitasi yang ada di UPTD Puskesmas Perawatan
Beringin Raya tersebut. (Fitriana,2015)

Kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan


sehat seseorang mampu melakukan banyak hal sepanjang kehidupannya. Namun
demikian sehat tidak datang begitu saja. Diperlukan berbagai macam upaya atau
usaha agar tubuh selalu dalam keadaan sehat. Oleh karena itu, kesehatan
semestinya menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, mengingat hanya dengan
kondisi sehatlah manusia diberikan kesempatan melakukan banyak hal secara
lebih baik dibandingkan dengan kondisi sakit. (Swarjana, 2017)

Kesehatan lingkungan adalah ilmu multi disipliner yang mempelajari


dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan
berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat serta upaya untuk
penanggulangan dan pencegahannya. (Pinontoan & Sumampouw, 2019).

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan bahwa


upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun social yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat
mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat
dan fasilitas umum, harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan,
diantaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah yang tidak diproses sesuai
dengan persyaratan, vector penyakit, zat kimia berbahaya, kebisingan yang
melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang tercemar, dan
makanan yang terkontaminasi. (Kemenkes, 2018)

Peraturan pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan


menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit

1
dan/atau gangguan kesehatan dari factor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisika, kimia, biologi, maupun
social. Sedangkan menurut WHO, kesehatan lingkungan meliputi seluruh factor
fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala factor yang dapat
mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan control dari kesehatan lingkungan
berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan. (Kemenkes, 2018)

Masalah kesehatan, pada organisme hidup, bisa dimengerti sebagai


homeostasis keadaan dimana suatu organisme mengimbangkan badannya, dengan
masukkan tenaga dan massa dan hasil tenaga dan massa di keseimbangan
(dikurangi massa yang ditahan untuk proses pertumbuhan biasa), dan harapan
untuk kelangsungan hidup organisme adalah positif.

Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah pada pengelolaan lingkungan,


perencanaan tata kota dan kebijkan pemerintah sering kali menimbulkan masalah
baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh, pemberian izin tempat pemukiman,
gedung atau tempat industry baru tanpa didahului dengan studi kelayakan yang
berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir, pencemaran udara,
air, dan tanah serta masalah social lain. (Sumantri,2010)

Sanitasi yang buruk dapat menjadi media transmisi agen penyakit berbasis
lingkungan, seperti lalat, nyamuk, kecoak, kutu, pinjal, tikus yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, seperti sakit diare, kulit, ISPA dan lain lain
(Kemenkes RI, 2016).

Berdasarkan hasil analisis situasi yang kami lakukan pada PBL 1 ini adalah
permasalahan yang bisa diangkat yaitu klinik sanitasi. Klinik sanitasi adalah suatu
program yang sangat penting karena dari klinik sanitasi lah kita dapat mengetahui
apa penyebab penyakit berbasis lingkungan dan bagaimana menekan penyakit
tersebut yaitu dari klinik sanitasi, namun hasil analisis klinik sanitasi tersebut
tidak berjalan padahal fasilitas memadai hanya saja pasien nya tidak ada.

Dan dalam pengamatan penulis bahwa klinik sanitasi di UPTD Puskesmas


Perawatan Beringin Raya masih jauh dari kata optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahanya
adalah Tidak aktifnya klinik sanitasi padahal klinik sanitasi adalah pelayanan
yang sangat penting?

2
1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum
Tujuan melakukan PBL 1 di wilayah kerja UPTD Perawatan puskesmas
Beringin Raya adalah memperoleh pengalaman terhadap suatu masalah kesehatan
masyarakat secara nyata dilapangan, melalui tahap identifkasi masalah, prioritas
masalah dan penentuan alternative pemecahan masalah.

b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di
puskesmas;
2. Mahasiswa mampu menetapkan prioritas masalah;
3. Mahasiswa mampu menganalisis akar penyebab masalah;
4. Mahasiswa mampu menentukan alternatif pemecahan masalah;
5. Mahasiswa mampu menentukan prioritas alternatif pemecahan masalah;
6. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan untuk pemecahan masalah
kesehatan yang ditemukan di wilayah lokasi PBL 2.

1.4 Manfaat
Kegiatan PBL 2 diharapkan dapat meningkatkan kerjasama antara Program
Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Bengkulu dengan lokasi wilayah Puskesmas di Kota Bengkulu.
Kemitraan mahasiswa adalah dengan Puskesmas yang telah ditentukan. Adanya
kemitraan yang baik maka terjalin pemahaman yang utuh antara pendekatan
akademik dan pendekatan operasional. Sehingga melahirkan pengetahuan, sikap
dan perilaku yang lebih relevan dengan keilmuan Kesehatan Masyarakat

3
BAB II
METODE PBL 2

2.1 Sasaran PBL 2


Sasaran dari kegiatan PBL 1 ini adalah UPTD Puskesmas Perawatan Beringin
Raya serta Layanan yang ada di UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya.

2.2 Waktu dan Tempat


Lokasi pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL 1) di UPTD Perawatan
Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu. Waktu pelaksanaan PBL 1ini
dilaksanakan pada tanggal 02 Agustus s/d 02 september 2021, dengan mengetahui
yang menjadi sasaran dalam menentukan identifikasi masalah, prioritas masalah
dan penyebab masalah adalah Masyarakat di Salah Satu Wilayah Kerja UPTD
Perawatan Puskesmas Berinin Raya yaitu Kelurahan Rawa Makmur.

2.3 Teknik Pengumpulan Data


1. Data Primer
Yang dimaksud dengan data primer yaitu data yang didapat dari analisis
dan identifikasi permasalahan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Perawatan Beringin Raya
2. Data Sekunder
Data Sekunder Melalui regiter yang ada di UPTD (Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas) Puskesmas Perawatan Beringin Raya dan
observasi dari Penangung jawab Program Kesehatan Lingkungan.

4
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PBL 2

3.1 Peta dan gambaran topografi

Puskesmas Perawatan Beringin Raya merupakan Puskesmas Induk yang

berada dalam wilayah Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Muara Bangkahulu

Kota Bengkulu yang meliputi empat kelurahan dalam wilayah kerjanya yakni

 Kelurahan Beringin Raya (131,6 Km2)

 Kelurahan Kandang Limun (422,7 Km2)

 Kelurahan Rawa Makmur (150 Km2)

 Kelurahan Rawa Makmur Permai (158 Km2)

Puskesmas Perawatan Beringin Raya memiliki batas-batas wilayah

sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Utara

5
 Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Kampung Kelawi Kecamatan

Sungai Serut.

 Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan pematang gubernur Kecamatan

Muara Bangkahulu.

 Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

3.2 karakteristik social ekonomi dan demografi


Puskemas beringin raya memiliki 4 kelurahan, dari 4 kelurahan itu
kelurahan Rawa Makmur merupakan kelurahan yang padat penduduk, karena
berlokasi kan di bantaran sungai maka banyak masyarakat disana kurang menjaga
kebersihan dan mengetahui bagaimana rumah sehat mengakibatkan masyarakat
disana banyak terdampak penyakit ISPA, didapati bahwa dirumah rumah
penduduk banyak yang masih tidak memiliki jendela sebagai fentilasi udara, dan
masih juga didapati tidak adanya fentilasi udara di bagian dapur, jadi masyarakat
banyak memasak dalam keadaan pengap atau tertutup. Untuk anak anak pun
disana banyak, karena mereka tinggal dibantaran sungai maka banyak anak anak
yang kurang memahami arti hidup bersih, dan banyak yang kurang tau akan
polusi

a. Gambar Kependudukan

Tabel 1
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kelompok Umur Jumlah Penduduk
NO.
(Tahun) Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 0–4 563 501 1.064

2 5–9 518 486 1.004

3 10 – 14 482 445 927

4 15 – 19 424 272 696

5 20 – 24 4084 3321 7.405

6
6 25 – 29 315 316 631

7 30 – 34 320 352 672

8 35 – 39 613 623 1.236

9 40 – 44 633 720 1.353

10 45 – 49 472 468 940

11 50 – 54 387 470 857

12 55 – 59 324 316 640

13 60 – 64 298 345 643

14 65 – 69 313 352 665

15 70 – 74 379 412 791

16 75+ 317 337 654

JUMLAH 10.442 9.736 20.178

Dari tabel 1 di atas jumlah penduduk Puskesmas Perawatan Beringin Raya


adalah sebanyak 20.178 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 10.442
jiwa dan penduduk Perempuan sebanyak 9.736 jiwa. Adapun penduduk terbanyak
adalah pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 7.405 jiwa (36,6%).

b. Tingkat Pendidikan

Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

NO. PENDIDIKAN JUMLAH

1. Tidak Memiliki Ijazah SD 2.183


2. SD/MI 1.837
3. SMP/MTS 2.080
4. SMA/MA 4.207
5. Sekolah Menengah Kejuruan -
6. Diploma I/ Diploma II 271
7. Akademi/ Diploma III 359
8. Universitas/ Diploma IV 1.063
9. S2/ S3 (Master/ Doktor) 91

7
Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak adalah yang
memiliki ijazah SMA/MA sebanyak 4207 orang dan yang paling sedikit adalah
yang memiliki ijazah S2/S3 (Master/ Doktor) sebanyak 91 orang.

c. Angka Kematian

1. Kematian Bayi

Jumlah bayi (berumur < 1 tahun) yang meninggal


Di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun = X 1.000
=
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Angka kematian bayi Puskesmas Perawatan Beringin Raya adalah:

(7:461)x1000= 15,18

Jadi angka kematian bayi adalah 15,18 (rendah)

AKB <30= rendah

2. Kematian Ibu Hamil

Jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin dan nifas
di suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun X 1.000
=
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Angka Kematian Ibu Hamil Puskesmas Perawatan Beringin Raya

adalah: (0:419)X1000= 0

Jadi angka kematian ibu hamil adalah 0

3.3 Prasarana dan sarana kesehatan dan kesejahteraan

A. SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Beringin

Raya adalah:

1. Puskesmas Perawatan :1

2. Puskesmas Pembantu :2

8
3. Posyandu : 10

4. Posbindu : 10

5. Pos Usila :3

6. Apotek :4

7. Praktek Dokter :2

8. Praktek Bidan Swasta : 13

B. Tenaga Kesehatan

Daftar Tenaga Kesehatan Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu,

sebagai berikut:

Tabel 3
DAFTAR TENAGA KESEHATAN TAHUN 2020
JUMLAH
NO JENIS TENAGA PNS CPNS HONORER TKS
( ORANG )

1 Dokter Umum 2 - - 1 1

2 Dokter Gigi 1 1 - - -

3 Apoteker 1 - - - 1

4 S1 Keperawatan 5 4 - 1 -

5 S1 Gizi Kesmas - - - - -

6 Kapus 1 1 - - -

7 Kasubbag TU. 1 1 - - -

8 DIV Kebidanan 3 3 - - -

9 DIV Elektromedik 1 1 - - -

10 D3 Keperawatan 6 3 - 1 2

11 D3 Kesling 1 - - 1 -

9
12 D3 Analis Kes. 2 2 - - -

13 D3 Farmasi 1 1 - - -

14 D3 Kebidanan 13 9 - 2 2

15 D3 Rontgen 1 1 - - -

16 D3 Gizi 2 2 - - -

17 D3 TIK - - - - -

18 Asisten Perawat 1 1 - - -

19 Perawat Gigi 1 1 - - -

20 Asisten Apoteker

21 Bidan 2 2 - - -

22 Administrasi 15 12 - 1 2

23 S1 kesmas - - - - -

Lain-lain 3 1 - 2 -

- - - - -

Jumlah 45 33 0 6 6

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kesehatan di

Puskesmas Perawatan Beringin Raya Sebanyak 31 orang, dengan rincian

1. Ka. Puskesmas : 1 orang

2. Kasubbag TU. : 1 orang

3. Perawat : 7 orang

4. Asisten Perawat : 1 orang

5. perawat Gigi : 1 orang

6. Bidan : 12 orang

10
7. Nutrisionis : 2 orang

8. D3 Farmasi : 1 orang

9. Asisten Apoteker : 2 orang

10. Analis Kesehatan : 2 orang

11. Radiolog : 1 orang

12. Tekhnisi Medis : 1 orang

13. S1 Kesmas : 3 orang

Ditambah dengan pegawai honorer:

1. Dokter umum : 1 orang

2. Perawat : 2 orang

3. Bidan : 2 orang

4. Tenaga Kesling : 1 orang

5. CS : 1 orang

11
BAB III
ANALISIS SITUASI

3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan


Masalah adalah kesenjangan harapan dan kenyataan, masalah dapat
diperoleh dengan membandingkan antara target yang diharapkan setiap tahunnya
dengan cakupan yang diperoleh dari kegiatan dan program kerja yang dicapai
pada tahun 2021. Masalah juga merupakan suatu kendala atau persoalan yang
harus dipecahkan dengan kata lain merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan. Masalah merupakan suatu kesulitan yang
dirasakan konkrit yang memerlukan solusi.

Identifikasi masalah adalah pengenalan masalha atau inventaris masalah


identifikasi masalah salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan paing
penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari
penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut
penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum biasa kita temukan lewat
studi limilatur atau lewat pengamatan lapangan.

Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada
tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menentukan prioritas
masalah yang harus dipecakan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta
yang ada secara kualitatif subjektif, objektif, serta adanya pengetahuan yang
cukup.

Dari kegaiatan pendataan yang dilakukan, selama PBL 1 diperoleh beberapa


masalah kesehatan. Dimana hasil rumusan identifikasi masalah tersebut
merupakan masalah yang kami anggap sebagai suatu hal yang sangat penting
berdasarkan pendapat kami yang mengacu pada hasil pendataan yang kami
peroleh.

Adapun Masalah-masalah yang kami temukan adalah :

12
Tabel 4
Permasalahan yang terdapat di UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya
N Permasalahan
O
1 Penyakit ISPA
2 Penyakit Diare
3 Penyuluhan
4 Klinik Sanitasi
5 Pembinaan Pos UKK
6 Kegiatan ISPK

3.2 Prioritas Masalah


Dari hasil pengolahan data primer selanjutnya ditentukan prioritas masalah
dengan menggunakan seluruh data yang didapat diwilayah kerja puskesmas
perawatan Beringin Raya. Dalam proses penentuan prioritas masalah, dilakukan
dengan menggunakan teknik observasi langsung yang dilakukan di UPTD
Puskesmas Perawatan Beringin Raya, dan menggunakan table penetapan prioritas
masalah dengan cara memberikan nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5
(sangat penting) untuk setiap kriteria yang sesuai.

Tabel 5
Penetapan Prioritas Masalah
Daftar I Jum
No T R Urutan
Masalah P S RI DU SB PB PC IxTxR
1 Penyakit
4 4 3 3 2 3 2 4 3 20736 3
ISPA
2 Penyakit
4 4 4 3 2 4 2 3 4 36864 2
Diare
3 Penyuluha
3 3 2 2 2 3 3 3 4 7776 4
n
4 Klinik
5 5 4 4 3 4 3 4 5 288000 1
Sanitasi

13
5 Pembinaan
3 3 2 3 3 4 1 2 3 3888 5
Pos UKK
6 Kegiatan
3 3 2 2 2 3 3 1 2 1296 6
ISPK
Keterangan:

I : Pentingnya masalah (Importancy)


P : Besarnya masalah (Prevalence)
S : Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (Severity)
Ri : Kencendrungan peningkatan masalah (Rate Of Increase)
DU : Derajat Keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi
(Degree Of Unmeet Need)
SB : Keuntungan sosial karena selesainya masalah (Social Benefit)
PB : Rasa perihatin masyarakat terhadap masalah (Public Concern)
PC : Suasanan politik (Political Climate)
T : Teknologi yang tersedia (Technical feasibllity)
R : Dana yang tersedia untuk menyelesaikan masalah
(Resoureces Availability)
E : Jumlah
Dengan penelitian :
1 = Tidak Penting
2 = Kurang Penting
3 = Cukup Penting
4 = Penting
5 = Sangat Penting
Nilai = ( P + S + Ri ) x T x R
=IxTxR
Ket :
I = Masalah Utama
II = Masalah Ke Dua
III = Masalah Ke Tiga

14
Dari hasil table ditetapkan bahwa prioritas masalah adalah program klinik
sanitasi karena mendapatkan jumlah nilai paling besar.

3.3 Akar Masalah


Hasil dari kegiatan PBL 1 ini menyatakan bahwa Penyakit ISPAdan DIARE
merupakan penyakit yang terbanyak berdasarkan register UPTD Puskesmas
Perawatan Beringin Raya, Namun disamping itu ada program yang tidak berjalan
yang berhubungan dengan penyakit banyak tersebut yaitu Klinik Sanitasi, Klinik
sanitasi di UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya memiliki fasilitasi yang
memadai namun tidak berjalan dikarenakan pasien atau yang datang untuk
konseling tidak ada,Padahal dari klinik sanitasi kita dapat mengetahui atau
mengidentifikasi penyebab penyakit berbasis lingkungan yang merupakan
penyakit terbanyak yang ditemui di UPTD Puskesmas Perawatan Beringin raya,
Oleh karena itu Penulis mengangkat Klinik sanitasi sebagai permasalahan

Dalam Menganalisis penyebab masalah utama mengapa Klinik Sanitasi itu


tidak berjalan terdapat beberapa factor, yaitu seperti gambar tulang ikan dibawah
ini:

Diagram Tulang Ikan

PERILAKU
1. Tidak ada kesadaran Pasien untuk keklinik
sanitasi

2. Ketidakmauan Masyarakat untuk keklinik


sanitasi
Klinik
sanitasi
A. 1. Tidak Dirujuk Oleh pihak
2. Masyarakat hanya
Ruangan/ Poli
B.
mengetahui klinik sanitasi
2. Lokasi Ruangan Klinik
adalah tempat meminta
Sanitasi Yang jauh dari
abate dan kaporit
Pelayanan Pengobatan
1. ketidak tahuan masyarakat
tentang adanya klinik sanitasi

LINGKUNGAN
LAYANAN KESEHATAN
15
Terlihat dari diagram fishbone diatas menyatakan bahwa factor
penyebabklinik sanitasi tidak berjalan dikarenakan pasien yang tidakmengetahui,
tidak keinginan pasien keklinik sanitasi dan tidak ada rujukan dari pihak
ruangan/poli untuk ke klinik sanitasi.

3.4 Alternatif Pemecahan Masalah


Dari data diperoleh menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang tidak mau
ke klinik sanitasi, al ini disebabkan karena tidak adanya rujukan dari poli atau
ruangan dan lokasi klinik sanitasi yang jauh dari pelayanan pengobatan.
Disamping itu kurangnya kesadaran dan krangnya pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya konseling di klinik sanitasi.

Alternatif Pemecahan Masalah:

Menghidupkan kembali klinik sanitasi dengan cara untuk di dalam gedung


yaitu kami akan standby di pendaftaran atau ruangan untuk mengingatkan
masyarakat yang memiliki penyakit berbasis lingkungan untu keklinik sanitasi,
lalu untuk kegiatan diluar ruangan kami akan melakukan pemeriksan rumah sehat
dan meberikan penyuluhan tentang klinik sanitasi dan penyakit berbasis
lingkungan.

Tabel 6
Alternatif Pemecahan Masalah
No Masalah Alternatif
1 Prilaku a. Melakukan Pendekatan kepada
a. Tidak ada kesadaran pasien pasien
untuk keklinik sanitasi b. mengajak pasien yang memiliki
b. Ketidakmauan masayrakat penyakit berbasis lingkungan untuk
untuk keklinik sanitasi keklinik sanitasi.

2 Lingkungan a. melakukan penyuluhan tentang


a. Ketidaktahuan masyarakat klinik sanitasi dan penyakit berbasis

16
tentang adanya klinik lingkungan
sanitasi b. melakukan pendekatam kepada
b. Masyarakat hanya masyarakat bahwa klinik sanitasi tidak
mengetahui klinik sanitasi hanya tempat untuk meminta abate
adalah tempat meminta dan kaporit namun bisa untuk
abate dan kaporit melakukan konseling penyakit
berbasis lingkungan.
3 Layanan Kesehatan a. kami akan standaby dipendaftaran
a. Tidak dirujuk oleh ruangan/ atau diruangan pelayanan pengobatan,
poli ke klinik snitasi setelah ketika ada pasien yang terjangkit
melakukan pengobatan penyakit berbasis lingkungan maka
kami akan langsung merujuk atau
b. Lokasi Ruangan Klinik mengingatkan setiap ruangan untuk
Sanitasi yang jauh dari keklinik sanitasi
pelayanan pengobatan b. membuat petunjuk arah ke ruangan
kesling atau ke klinik sanitasi.

A. Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Dari hasil diskusi diharapkan dapat merumuskan alternative pemecahan


masalah tersebut masalah-masalah yang menjadi prioritas tersebut dapat diliat
pada table

Table 7
Prioritas Pemecahan Masalah
No Penyelesaian Masalah M I V C Total Urutan
1 Standby di ruangan atau poli 4 2 2 1 16 I
2 Penyuluhan individual 3 3 2 3 6 II
3 Pembuatan Petunjuk arah 3 2 2 3 4 III
B. Scoring untuk Penyelesaian Masalah yang terjadi:
C. M : Magnitude of the problems yaitu besarnya masalah
D. I : Importancy adalah kegawatan masalah

17
E. V : Vulnerability yaitu sensitive atau tidaknya penyelesaian masalah
F. P : prioritas pemecahan masalah
G. C : Cost ( biaya yang digunakan)
H. Dengan penilaian :
I. 1 : Tidak Penting
J. 2 : Kurang Penting
K. 3 : Cukup Penting
L. 4 : Penting
M. 5 : Sangat Penting
N. Nilai : P = (M x V x I) : C
O. Setelah melihat hasil tabel diatas didapatkan penyelesaian masalah yang
efektif dan efisien adalah Penyuluhan individual

18
BAB IV
RENCANA PROGRAM

4.1 Alternatif Intervensi (Program)


Alternatif intervensi adalah pilihan kegiatan yang dapat dipilih setelah
karakteristik (penyebab). Alternatif intervensi ini diperoleh dari hasil-hasil
penelitian atau pengalaman yang telah dilakukan dengan mengintervensi
permasalahan yang terkait. Dari masalah yang telah ditetapkan sebelumnya,
masalah yang akan diungkap yaitu tentang edukasi tentang klinik sanitasi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya.
Program yang dilaksanakan ini berdasarkan dengan prioritas alternative
pemecahan masalah yang ada, yaitu dengan cara melakukan penyuluhan
individual atau promosi kesehatan kepada masyarakat di kelurahan rawa makmur
kota Bengkulu yang merupakan wilayah kerja UPTD Puskesmas Perawatan
Beringin Raya mengenai klinik sanitasi. Dari adanya penyuluhan atau promosi
kesehatan yang diadakan ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal istilah
pendidikan kesehatan dan mau menjaga lingkungan agar tetap sehat.
Peran pendidik kesehatan adalah memotivasi dan mendidik individu,
keluarga, organisasi, dan masyarakat untuk melakukan tindakan dalam
mempromosikan perilaku yang kondusif bagi lingkungan dan gaya hidup yang
sehat dan aman. Salah satu tugas paling sulit untuk pakar ilmu perilaku dan
pendidikan kesehatan adala mengubah perilaku individu atau kelompok. Tugas
yang bahkan lebih adalah membantu individu atau kelompok mempertahankan
perilaku ketika sudah berubah. (Bensley,2009)

19
4.2 Prioritas Intervensi (Program)
Tabel 8. Intervensi
NO Daftar Alternatif Efektivitas Efisiensi Jumlah
Prioritas Intervensi M*V*I
M I V C C
1 Penyuluhan Individual 4 3 4 2 24
Kerumah Warga
2 Standby di Puskesmas 3 3 2 2 9
Scoring untuk penyelesaian masalah yang terjadi:
M : Magnitude of the problems, yaitu besarnya masalah
I : Importancy, adalah kegawatan masalah
V : Vulnerability, yaitu sensitive atau tidaknya penyelesaian masalah
P : Prioritas pemecahan masalah
C : Cost (biaya yang digunakan)
Dengan penilaian:
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4 : Penting
5 : Sangat penting
Nilai : P = (M x V x I) : C
Setelah melihat hasil tabel diatas didapatkan bahwa penyelesaian
masalah yang efektif dan efisien adalah penyuluhan.

4.3 Plan Of Action (POA)


Plan of action (POA) atau rencana operasional adalah suatu dokumen
penyusunan rencana pelaksanaan program kesehatan yang disusun berdasarkan
kegiatan kegiatan dengan memperhitungkan hal-hal yang telah ditetapkan dalam
proses sebelumnya serta semua potensi sumber daya yang ada. POA merupakan
bagian paling realistis dari perencanaan kesehatan dan sebagai pedoman langkah
nyata untuk langkah selanjutnya. POA merupakan suatu berkas yaitu urutan yang

20
sangat terinci tentang rencana tindakan atas perencanaan yang telah dilakukan
sebelumnya yang arus mengikuti kaidah-kaidah tertentu.

Cara agar mengetahui kebiasaan masyarakat tentang klinik sanitasi dan


rumah sehat, maka akan dilakukan penyuluhan dan wawancara mengenai keadaan
rumah dan pengetahuan masyarakat terutama masyarakat di kelurahan Rawa
Makmur Kota Bengkulu tentang klinik sanitasi yang ada di UPTD Puskesmas
Perawatan Beringin Raya.

Tabel 9. POA

No Kegiatan Waktu Tempat Sasaran Output


1 Penyuluhan Bulan Kelurahan Masyarakat Memberikan
kepada September Rawa informasi
masyarakat 2021 Makmur dan
mengenai klinik Kota pembelajaran
sanitasi dan Bengkulu kepada
rumah sehat masyarakat
mengenai
klinik
sanitasi dan
bagaimana
keadaan
yang
dikatakan
rumah sehat
dengan
mendatangi
langsung
kelokasi

1. Pendahuluan

Ilmu Sanitasi lingkungan adalah bagian dari ilmu kesehatan lingkungan yang
meliputi cara dan usaha individu atau masayrakat untuk mengotrol dan
mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan bagi
kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.
(Sumantri,2010)

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan pengetahuan yang


diperuntukkan bagi masyarakat melalui penyebaran pesan yang bertujuan untuk
mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi perilaku masyarakat baik
itu secara individu ataupun kelompok dengan menyapaikan pesan. Penyuluhan

21
kesehatan pada hakikatnya merupakan satu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan keseatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu
sehingga mereka dapat memperole pengetahuan tentang kesehatan. Akhirnya
pengetahuan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
(Hulu, dkk, 2020)

Klinik sanitasi ini dibuat untuk emningkatkan derajat kesehatan masayrakat


melalui upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilakukan secara terpadu,
terarah, dan terus menerus. (Surjadi & surjana, 2019)

Kegiatan klinik sanitasi dilaksanakan didalam dan diluar gedung puskesmas.


Kedua kegiatan ini harus dilaksanakan secara keseluruhan dalam rangka
melakukan penyelesaian masalah kesehatan terkait lingkungan. Berikut ini
penjelasan secara singkat kegiatan klinik sanitasi. (Surjadi & surjana, 2019)

2. Analisis situasi

Pemanfaat klinik sanitasi adalah diamana masyarakat menggunakan ruang


klinik sanitasi dan mengikuti kegiatan diklinik sanitasi. Upaya pencegahan
penyakit ISPA yaitu mencegah kontak langsung mau pun tidak langsung dengan
penderita ISPA dan menggunakan APD, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga
kebersihan perorangan dengan PHBS tatanan ruma tangga. Diharapkan pihak
instansi lebih meningkatkan program klinik sanitasi dan mengedukasi masyarakat
terkait pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. (Wahab,dkk, 2019)

Salah satu alasan tidak berjalannya klinik sanitasi di UPTD Puskesmas


Perawatan Beringin Raya adalah masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui
tentang apa itu klinik sanitasi dan kurangnya arahan dari pihak puskesmas untuk
ke klinik sanitasi setelah melakukan pengobatan.

3. Tujuan dan Masalah

Kurangnya pengetahuan masayrakat menganai klinik sanitasi serta


kesadaran masyarakat akan keadaan rumah yang sehat membuat kita sebagai
tenaga kesehatan harus mencari cara agar masayrakat dapat sadar dan lebih peduli
dengan keadaan lingkungan yang sehat. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara
melakukan penyuluhan individual datang kerumah warga untuk memastikan
bagaimana keadaan dan perilaku warga yang ada di kelurahan Rawa Makmur
yaitu wilayah kerja UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya.

22
Kegiatan penyuluhan dilakukan agar dapat menambah wawasan masyarakat
tentang klinik sanitasi dan melakukan kegiatan yang dapat mencegah penyakit
berbasis lingkungan. Penyuluhan dilakukan dengan cara mendatangi rumah warga
melihat kondisi, melakukan wawancara dan memberikan edukasi kepada
masyarakat mengenai klinik sanitasi dan rumah sehat. Penyuluhan sangat penting
dilakukan, karena untuk mencapai tujuan hidup yang sehat dengan mempengaruhi
perilaku masyarakat secara individual.

4. Pokok Kegiatan

Penyuluhan dilakukan sebagai salah satu upaya dalam peningkatan pemahan


masyarakat tentang klinik sanitasi dan bagaimana keadaan rumah yang sehat.
Kegaitan yang dilakukan adalah melakukan pengecekan rumah masyarakat di
keluarahan rawa makmur, wawancara tentang klinik sanitasi dan edukasi
mengenai klinik sanitasi.

5. Organisasi

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan agar terwujudnya masayrakat yang sadar


untuk menjaga lingkungan yang sehat. Penyuluhan sangat penting dilakukan
karena untuk mencapai tujuan hidup yang sehat dengan cara mempengaruhi
perilaku masayarakat baik itu secara individu ataupun kelompok dengan
menyampaikan pesan.

6. Sumber Daya

Rencana kegiatan edukasi lingkungan sehat ini pertama-tama membuat jadwal


untuk penyuluhan, membuat jadwal kunjungan kerumah-rumah, memberikan
contoh bagaimana menjaga lingkungan agar tetap sehat, menjaga hubungan
kerjasama yang baik dengan lintas sektor, memberikan motivasi kepada
masyarakat agar mau melakukan perubahan terhadap lingkungan, dll.
7. Faktor Penunjang dan Penghambat

pengabdian ini dapat terselenggara dengan baik, lancar dan tepat waktu
dikarenakan dukungan dan peran aktif dari pihak puskesmas dan masyarakat di

23
wilayah kerja UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya. Peran tim yang sangat
kompak dan bantuan dari tenaga lapangan (mahasiswa) juga merupakan faktor
pendukung kegiatan, sehingga dapat terselanggaranya dengan sukses.

8. Pengawasan dan Penelitian

Kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan sudah mendapatkan izin dari


pembimbing akademik, pembimbing lapangan dan pihak puskesmas. Setelah
melakukan kegiatan persamaan persepsi maka didapatilah alternatif penyelesaian
masalah yang ditemukan para peserta PBL 2 di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Perawatan Beringin Raya, yaitu dengan memberikan penyuluhan individual
kepada masyarakat. Pada kesempatan kali ini tempat dan waktu dilakukannya
penyuluhan ini dilaksanakan dengan cara mendatangi beberapa rumah warga di
wilayah kerja UPTD Perawatan Beringin Raya.

24
BAB V
PELAKSANAAN, MONITORING DAN EVALUASI

5.1 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan penyuluhan telah dilakukan pada,
Tanggal Pelaksanaan : 11 s/d 16 September 2021
Waktu Pelaksanaan : 09.00 sd 11.30
Sasaran : Masyarakat
Topik Bahasan : Klinik Sanitasi

Pelaksanaan penyuluhan dilakukan untuk mengetahui pengetahuan


masyarakat tentang klinik sanitasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat
mengenai apa itu klinik sanitasi. Penyuluhan ini dilakukan dengan cara
mendatangi beberapa rumah warga diwilayah kerja UPTD Puskesmas Perawatan
Beringin raya, pemilihan sasaran kali ini memiliki banyak faktor pertimbangan
hal itu terjadi karena masyarakat sedang mengahadapi masa pandemic sehingga
tidak dianjurkan untuk berkumpul/berkerumun.

Kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan sudah mendapatkan izin dari


pembimbing akademik, pembimbing lapangan dan pihak puskesmas. Setelah
melakukan kegiatan persamaan persepsi maka didapatilah alternatif penyelesaian
masalah yang ditemukan para peserta PBL 2 di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Perawatan Beringin Raya, yaitu dengan memberikan penyuluhan individual
kepada masyarakat. Pada kesempatan kali ini tempat dan waktu dilakukannya
penyuluhan ini dilaksanakan dengan cara mendatangi beberapa rumah warga di
wilayah kerja UPTD Perawatan Beringin Raya.

Adapun Materi yang telah disampaikan selama melakukan penyuluhan


kepada masyarakat, yaitu sebagai berikut:

Banyak ketidaktahuan masyarakat mengenai klinik sanitasi menyebabkan


kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit berbasis lingkungan,
seperti yang terjadi di kelurahan Rawa Makmur kota Bengkulu masih banyak

25
masyarakat yang kurang paham mengenai rumah sehat, masih banyak masyarakat
yang tidak memiliki fentilasi udara di dapur, dan kurangnya masyarakat di rawa
makmur kota Bengkulu yang membuka jendela di pagi hari, hal itu dapat
meyebabkan timbulnya salah satu penyakit berbasis lingkungan yaitu ISPA.

Penyakit berbasis lingkungan yang kita kenal secara umum yaitu:


1. Air Borne Disease

Penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh penyebab


pathogen seperti virus, jamur atau bakteri yang disebarkan melalui udara dan
ditularkan melalui perantara media udara. Contoh penyakitnya antara lain TBC
Paru, ISPA, Difteri dan Pertusis.

2. Water Borne Disease

Penyakit ini dapat menular melalui media air dan menyebar secara langsung
maupun tidak langsung melalui air. Berdasarkan cara penularannya, maka
penyakit yang berhubungan dengan air dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. waterborne mechanism
kuman pathogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, ditularkan melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh kolera, tifoid,
hepatitis, disentri basiler dan poliomyelitis.
b. water washed mechanism
jenis penyakit ini berkaitan dengan kebersihan individu dan kebersihan
umum, misalnya berupa infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak
anak.
c. water based mechanism
penyebab penyakit jenis ini menjalani sebagian siklus hidupnya didalam
tubuh vector atau sebagai pejamu intermediate yang hidup didalam air. Contohnya
adalah skistosomiasis.

26
d. water related insect vector mechanism
jenis penyakit ini ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak
di dalam air. Contohnya adalah filariasis, dengue, malaria, demam kuning (yellow
fever).
3. Vector borne disease

Vector borne disease adala salah satu jenis penyakit berbasis lingkungan
dimana mikroorganisme yang bersifat pathogen ditularkan dari individu yang
terinfeksi kepada individu lain dengan penyebab arthropoda atau lainnya. Contoh
penyakitnya antara lain malaria dan demam berdarah.

4. Foodborne disease

Penularan penyakit melalui makanan (foodborne disease) dapat digolongkan


menjadi food infection dan food poisoning,

a. food infection yaitu masuknya mikroorganisme dalam makanan yang


berkembang biak sangan banyak dan dikonsumsi orang di mana
mikroorganisme tersebut menyebabkan sakit. Jenis jenis mikroorganisme
yang paling sering salmonella, shigella, E.coli, dll

b. food poisoning yaitu bahan makanan yang mengandung bahan racun


alami maupun makanan diberi zat-zat racun yang mempunyai tujuan
komersial maupun nilai-nilai ekonomis. Contohnya bakteri Staphylococcus.

5. Soil Transmitted Helminth

STH adalah cacing golongan nematode yang memerulukan tanah untuk


perkembangan bentuk infektif. Penyakit yang disebabkannya adalah
ankilostomiasis dan nekatoriasis.( Mahawati, dkk, 2021)

5.2 Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi adalah sarana atau metode untuk mengetahui
perkembangan dan keberhasilan pencapaian output. Dengan ini monitoring dan

27
evaluasi, orang mengetahui sejauh mana perkembangan hasil (output) sesuai atau
tidak sesuai dengan rencana (harapan). (Prijambodo, 2014).

Perilaku adalah tindakan, aktivitas, respons, reaksi, gerakan serta proses yang
dilakukan oleh organisme. (Timotius,2018). Perilaku terjadi melalui proses
respon, sehingga teori ini sering disebut dengan teori S-O-R atau teori organisme
stimulus. Perilaku juga memiliki makna suatu tindakan yang tertutup dan terbuka
seperti berpikir dan merasakan (Pekpahan, 2021).
Teori S-O-R, perubahan perilaku masyarakat terhadap Klinik Sanitasi, yaitu:
a. Kegiatan edukasi dapat dipahami dan diterima oleh masyarakat di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya;
b. Kegiatan edukasi dan Wawancara tentang klinik sanitasi sudah mulai
dapat diterima dan kemudian dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.
Perubahan perilaku terjadi pada pola fikir masyarakat mengenai sangat
berbahayanya penyakit berbasis lingkungan yang diakibatkan karena perilaku
perilaku yang kurang sehat yang dilakukan didalam rumah, dari adanya
penyuluhan serta wawancara yang dilakukan, maka masyarakat mulai tergerak
hatinya dan sadar untuk melakukan hidup sehat dan bersih ketika di rumah,
namun belum adanya pergerakan dari masyarakat untuk keklinik sanitasi setelah
melakukan pengobatan di UPTD puskesmas perawatan Beringin Raya.

Evaluasi akan didefinisikan sebagai suatu proses untuk menyediakan


informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana
perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah
ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu
bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. (Umar, 2002)

Dari Pembahasan diatas dan telah dilaksanakanya penyuluhan individual


atau wawancara mengenai pengetahuan masyarakat tentang klinik sanitasi di
UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya sebagai salah satu alternative
penyelesaian masalah yang ada di UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya,
yaitu dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang klinik

28
sanitasi. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan, yaitu dengan cara menanyakan
kepada masyarakat yang mengikuti penyuluhan mengenai materi yang telah
disampaikan apakah sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau masih
belum menerapkannya.

29
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat menganai klinik sanitasi awal belum baik namun
dengan adanya penyuluhan ini pengetahuan masyarakat mengenai klinik sanitasi
cukup baik, namun masih ada beberapa masayrakat yang belum memahami
tentang klinik sanitasi dikarenakan cara penyerapan informasi setiap individu
berbeda-beda.

6.2 Saran
Bagi masyarakat, petugas kesehatan, dan pemerintah setempat diharapkan
lebih meningkatkan partisipasinya untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat.

30
DAFTAR PUSTAKA

Bensley, Robert J, dkk. 2009. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat Ed.2.


Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2004. Panduan konseling bagi petugas klinik sanitasi
dipuskesmas, jakarta.

Fitriana, Nur Rachmayanti, 2015. Evaluasi Pelaksanaan Program klinik sanitasi


dipuskesmas Kedawung kabupaten Cirebon.

Hulu, Victor Trismanjaya,dkk.2020. Promosi Kesehatan Masyarakat. Yayasan


Kita Menulis

Kemenkes, 2018. Profil Kesehatan Indonesia. https://pusdatin.kemkes.go.id/


resources/download/pusdatin/profilkesehatanindonesia/PROFIL_KESEH
TAN_2018_1.pdf.

Kementerian kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Doi:


10.1111/evo.12990.

Mahawati, Eni dkk. 2021. Penyakit Berbasis Lingkungan. Yayasan Kita Menulis.

Pakpahan, Martina., dkk.2021.Promosi Kesehatan Dan Perilaku


Kesehatan.Yayasan Kita Menulis

Pakpahan, Martina., dkk.2021.Promosi Kesehatan Dan Perilaku


Kesehatan.Yayasan Kita Menulis

Pinontoan, Odi Roni dan Sumampouw, Oksfriani Jufri. 2019. Dasar Keseatan
Lingkungan. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Sugiharto, Mugeni dan Oktami, Rika Sertiana. 2018. Pelaksanaan klinik sanitasi di
puskesmas gucialit dan puskesmas gambut dalam menanggulangi penyakit
berbasis lingkungan. Buletin Peneitian Sistem Kesehatan- Vol. 21 No. 4 Oktober
2018: 261-270.

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan. Jawa Barat: KENCANA

Surjadi, Charles dan surja, sem Samuel. 2019. Kesehatan perkotaan di Indonesia. Jakrta:
Universitas katolik Indonesia atma jaya.

31
Swarjana, Ketut. 2017. Ilmu kesehatan masyarakat- konsep, strategi dan prkatik.
Yogyakarta: ANDI

Taosu, S.A., Azizah, R. 2013. Hubungan sanitasi dasar rumah dan perilaku ibu rumah
tangga dengan kejadian diare pada balita di desa bena Nusa Tenggara Timur.
Jurnal Lingkungan, 7(1).

Timotius, Kris H. 2018. Otak dan Perilaku. Yogyakarta: ANDI.

Umar,Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Wahab, Dina aulya. Dkk. 2019. Ubungan pemanfaatan klinik sanitasi dengan upaya
pencegahan penyakit ispa di wilayah kerja puskesmas majasem kotacirebon
tahun 2019. VOL 6 No 2, 29

Wicaksono, Andie A. 2009. Menciptakan rumah sehat. Jakarta: Penebar swadaya.

32
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

33
34

Anda mungkin juga menyukai