Tugas Kelompok 4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 38

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

FORMULASI TABLET KUNYAH ATTALPUGIT

Disusun oleh:

Ika Aulia Rahmi

Henny Jayanti

Mirajunnisa

Rendika Yudhistira

Sauda Riza A.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KONVERSI

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

TANGERANG

2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu antidiare golongan adsorben yang banyak digunakan saat ini
adalah attapulgit. Tablet attapulgit digunakan sebagai adsorben kuman dan
toksin yang menyebabkan diare, disamping mengurangi kehilangan cairan
tubuh dan frekuensi diare, attapulgit juga memperbaiki konsistensi feses.
Attapulgit dapat mengurangi durasi dan tingkat keparahan diare yang
ditunjukkan dengan menurunnya frekuensi kontraksi dan konsistensi feses,
mencegah dehidrasi dan mengurangi jumlah oral rehydration solution (ORS)
yang dikonsumsi1.
Diare merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran
pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme seperti bakteri,
virus, dan parasit. Beberapa organisme tersebut biasanya menginfeksi saluran
pencernaan manusia melalui makanan, dan minuman yang telah tercemar oleh
organisme tersebut (food home disease)2.
Diare masih merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia.
Prevalensi diare klinis adalah sebesar 9,0%. Kematian akibat penyakit diare
tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada
balita (16,7%)1. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, terdapat 4.128.256 penderita diare pada tahun 20133.
Salah satu golongan obat antidiare yang aman digunakan untuk anak-anak
yaitu antidiare golongan adsorben karena sifatnya yang tidak diabsorbsi oleh
saluran pencernaan sehingga toksin dan mikroorganisme yang terserap
langsung diekskresikan melalui feses4.
Sediaan tablet attapulgit yang beredar di pasaran saat ini kurang praktis
untuk digunakan oleh anak-anak karena sulit untuk ditelan. Salah satu
alternatifnya adalah dengan pembuatan sediaan tablet kunyah attapulgit. Tablet
kunyah merupakan tablet yang diformulasikan untuk dikunyah yang
memberikan residu rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak
meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Keuntungan tablet kunyah
dibandingkan dengan bentuk sediaan padat oral lainnya meliputi ketersediaan
hayati yang lebih baik dan melewati proses disintegrasi yang lebih cepat.
Selain itu, sediaan tablet kunyah juga dapat digunakan sebagai pengganti
bentuk sediaan cair karena sediaan ini dirancang untuk memberikan permulaan
kerja obat (onset) yang cepat, meningkatkan penerimaan pasien (terutama
anak-anak) karena memiliki cita rasa yang menyenangkan5.
BAB II
TINJAUAN UMUM

Attapulgit telah digunakan oleh industri selama lebih dari 40 tahun


sebelum diakui sebagai mineral tanah liat yang berbeda. Komposisi kimia dan
beberapa sifat-sifatnya yang cukup mirip dengan montmorillonite
menyebabkan konfusi. Pada 1940-an, struktur itu dikerjakan oleh Bradley, dan
bentuk seperti partikel jarum yang ditunjukkan melalui mikroskop elektron6.
Attapulgit koloid aktif adalah magnesium alumunium silikat alamiah yang
telah dimurnikan dan diaktifkan dengan cara pemanasan untuk meningkatkan
kemampuan adsorpsinya. Berupa serbuk sangat halus, mempunyai pH antara
7,0 - 9,5. Attapulgit koloid aktif yang memiliki daya adsorpsi digunakan
sebagai adsorben pada pengobatan diare. Atapulgit bekerja dengan cara
mengikat bakteri dan toksin dalam jumlah besar sekaligus mengurangi
pengeluaran air. atapulgit mengurangi pergerakan usus, memperbaiki
konsistensi tinja yang terlalu keras atau terlalu lembek, dan meredakan kram
perut yang berkaitan dengan diare. Aman untuk ibu hamil dan menyusui7.
Struktur atom dari atapulgit dijelaskan secara rinci dalam lain jurnal
(Preisinger, 1963), bersama dengan struktur perubahan yang menyertai
perlakuan aktivasi termal. Dalam rantai ganda atapulgit panjang silika
tetrahedra berjalan sejajar dengan sumbu serat dan bergabung dengan
magnesium dan aluminium di oktahedral koordinasi untuk menghasilkan strip
mirip dengan struktur mineral tiga lapis. Ketiga lapisan strip bergabung di
sudut-sudut oleh Si - O - Si obligasi menjadi struktur menyerupai kotak-kotak
di penampang. Preisinger (1963) telah menunjukkan bagaimana saluran ini bisa
rusak ketika atapulgit terdehidrasi, untuk struktur terbuka-saluran distabilkan
oleh air8.
Dari struktur atapulgit, itu cukup jelas bahwa dua dari karakteristik ini dari
atapulgit harus ada. Pertama, karena struktur adalah tiga dimensi, tidak ada
montmorillonite- jenis tonjolan yang dapat terjadi. Kedua, jelas bahwa
perpecahan akan mudah terjadi sepanjang Si - O - Si obligasi bersama tiga
lapis lajur maka, seperti bentuk partikel jarum daripada berbentuk seperti
piringan8.
Attapulgit belum bisa disintesis dan tidak diketahui bagaimana terbentuk
di alam. Attapulgit ditemukan di U.S sebagai sedimen tetapi, di tempat lain
terlihat seperti batuan beku hidrotermal pada situasi di mana montmorillonite
mungkin diharapkan. Biasanya mineral tidak dapat teraktivasi dengan asam
akan tetapi, beberapa sampel menunjukkan adanya peningkatan adsorptif
setelah penambahan asam. Kemampuan membuat tidak berwarna dari
attapulgit meningkat melalui ekstruksi di bawah tekanan tinggi yang berefek
pada tidak dapat diamati dengan montmorillonite. Attapulgit paling bagus
dalam bentuk suspensi di dalam air dikarenakan secara relatif banyak terdiri
dari ion sodium yang mengakibatkan adanya sedikit perubahan pada
karakteristiknya. Hal ini tidak seperti suspensi montmorillonit yang cenderung
menjadi sensitif terhadap variasi yang besar pada sodium. Dikarenakan hal
tersebut, attapulgit secara eskstensif digunakan sebagai lumpur drilling pada
sumur minyak yang banak terdapat garam di dalamnya9.

Formulasi Tablet Kunyah Attapulgit


1. Formulasi Tablet Kunyah Attapulgit dengan Variasi PVP
Tablet kunyah terutama ditentukan oleh rasa dan sedikit banyak oleh
penampilan. Jadi seleksi dan penggunaan komponen yang tepat yang
berdampak pada sifat-sifat ini menjadi sangat penting. Dalam hal tablet
kunyah, perhatian tentang rasa manis, mampu dikunyah, dan rasa juga harus
dipertimbangkan. Selain itu, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan
eksepien, penambahan zat penambah rasa dan bahan pewarna10.
Banyak eksipien yang biasa digunakan dalam formulasi tablet dapat
digunakan dalam formulasi tablet kunyah karena kemampuannya untuk
memberikan rasa manis dan mampu kunyah yang diperlukan. Secara umum hal
ini dimiliki oleh golongan gula seperti dektrosa, fruktosa, maltosa, laktosa,
manitol dan sorbitol10.
Dari sudut pandang konsumen, rasa hampir merupakan parameter yang
paling penting dari evaluasi tablet kunyah. Kebanyakan eksipien mempunyai
sifat manis yang berkontribusi secara positif pada tablet kunyah. Namun
seringkali sifat manis yang diberikan eksipien ini tidak cukup mengatasi rasa
zat aktif yang buruk. Dalam hal ini, formulator dapat menambahkan pemanis
tambahan untuk meningkatkan rasa manis secara menyeluruh10.
Tujuan pemberian pewarna dalam tablet kunyah adalah meningkatkan
daya tarik, membantu mengidentifikasi dan membedakan produk, menutup
warna bahan mentah yang tidak menarik dan tidak seragam dan mengimbangi
dan menyesuaikan penambah aroma yang digunakan dalam formulasi10.
Tablet kunyah dirancang dengan kekerasan yang lebih rendah dari tablet
konvensional untuk menjamin dalam mengunyah tablet11. Salah satu bahan
yang berpengaruh terhadap kekerasan tablet kunyah adalah bahan pengikat.
Semakin besar konsentrasi bahan pengikat, semakin keras tablet yang
dihasilkan. Polivinil pirolidon atau PVP merupakan salah satu bahan yang
umum digunakan sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet, dimana
keunggulan PVP dibandingkan bahan pengikat lain yaitu dapat berfungsi
sebagai pengikat yang baik tidak hanya untuk metode granulasi basah, tetapi
juga untuk granulasi kering atau kempa langsung. PVP larut sempurna dalam
air dan dapat berperan sebagai pengikat yang baik dengan bahan pengisi gula
serta menghasilkan granul dengan sifat alir yang baik12. PVP telah digunakan
secara luas sebagai eksipien, terutama pada sediaan tablet oral dan larutan13.
Tabel 1. Formulasi Tablet Kunyah Attapulgit dengan Variasi PVP

Alatalat yang digunakan dalam formulasi ini adalah timbangan elektrik


(Precisa), ayakan granul, oven listrik (Memmert Gmbh Co Kg Model 400),
corong, mesin tablet single punch, hardness tester (Electrolab EHO1P),
friability tester (Electrolab EF2), stopwatch, disintegration tester (Electrolab
ED2L), volumenometer (Erweka SVM 102), mikroskop (Zeiss Primostar)
dilengkapi kamera dan program Axiocam, serta alatalat listrik dan gelas
lainnya14.
Bahanbahan kimia lain yang digunakan antara lain attapulgit (BASF),
manitol (Merck), aspartam (Merck), magnesium stearat (Brataco), talkum
(Brataco), aquadestilata14.
Formula tablet kunyah attapulgit dibuat dengan metode granulasi dengan
bahan pengikat PVP dengan variasi konsetrasi 1%, 3%, dan 5% (b/v).
Formula tablet kunyah attapulgit dapat dilihat pada tabel 114.
Terdapat dua jenis evaluasi yang dilakukan yaitu, evaluasi granul dan
evaluasi tablet. Evaluasi granul meliputi uji distribusi ukuran granul, uji sifat
alir (uji sudut diam, dan uji pengetapan dan kompresibilitas), dan uji susut
pengeringan granul. Evaluasi tablet meliputi uji organoleptis, uji
keseragaman ukuran, uji keseragaman bobot, uji kerapuhan, uji kekerasan, uji
waktu hancur, dan uji tanggapan rasa14.
Hasil menunjukkan bahwa variasi konsentrasi bahan pengikat PVP pada
pembuatan tablet kunyah attapulgit berpengaruh terhadap kekerasan,
kerapuhan, waktu hancur serta rasa tablet kunyah. Konsentrasi bahan
pengikat PVP yang menghasilkan tablet kunyah attapulgit dengan sifat fisik
paling baik adalah pada konsentrasi 1% (b/v). Hal ini dilihat dari tingkat
kekerasan tablet formula 1 yang lebih rendah dibanding formula 2 dan 3,
meskipun begitu masih memenuhi persyaratan kerapuhan yang
diperbolehkan. Selain itu, tablet kunyah formula 1 juga memiliki waktu
hancur yang baik serta memiliki tingkat penerimaan yang paling baik dari
resipien berdasarkan uji tanggapan rasa yang telah dilakukan14.

2. Formulasi Tablet Kunyah Attapulgit dengan Variasi Gelatin


Pembuatan tablet kunyah attapulgit dalam formulasi ini menggunakan
bahan pengikat gelatin yang mempunyai kekuatan pengikatan yang tinggi,
menghasilkan granul yang seragam dengan daya kompresibilitas dan
kompaktibilitas yang bagus. Pembuatan formulasi ini menggunakan metode
granulasi basah beserta evaluasi sifat fisik15.
Alat yang digunakan dalam pembuatan formulasi ini antara lain,
timbangan analitik (Precisa tipe XT 220A), ayakan granul nomor 12 dan 14,
oven listrik (Memmert Gmbh Co Kg Model 400), mesin tablet single punch
(Korch Germany tipe EKO 01), jangka sorong, hardness tester (Electrolab
tipe EH01P), friability tester (Electrolab tipe EF-2), disintegration tester
(Electrolab tipe ED-2L), volumenometer (Erweka tipe SVM 102) dan
mikroskop (Zeiss Primostar), serta alat gelas lainnya15.
Serbuk attapulgit (Kimia Farma, nomor batch 718425), gelatin (Brataco,
nomor batch J0514/13), manitol, aspartam, talk (Brataco, nomor batch
J1230/12), magnesium stearat (Brataco, nomor batch J0187/13), perasa
cokelat, pewarna cokelat, aquadestilata15.
Larutan gelatin dibuat dengan membiarkan gelatin terhidrasi dalam air
dingin selama 1 jam, kemudian campuran dipanaskan sampai mendidih.
Formula tablet kunyah attapulgit dirancang ke dalam 3 formula dengan
konsentrasi bahan pengikat gelatin 1%, 3% dan 5% (Tabel 1). Tahapan awal,
attapulgit dicampur dengan manitol dan aspartam hingga homogen.
Selanjutnya, perasa dan pewarna cokelat ditambahkan ke dalam larutan
gelatin. Larutan gelatin ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan
diremas dengan tangan sampai terbentuk massa banana breaking. Dilakukan
pengayakan basah dengan ayakan no. 12 mesh dan dikeringkan pada suhu
60oC selama 2 jam. Granul kering diayak kembali dengan ayakan nomor 14
mesh, kemudian ditambahkan talk dan magnesium stearat. Selanjutnya,
dilakukan pengujian terhadap granul15.

Tabel 2. Formulasi Tablet Kunyah Attapulgit dengan Variasi Konsentrasi


Gelatin
Evaluasi terhadap formulasi tablet kunyah attapulgit meliputi evaluasi
granul dan evaluasi tablet kunyah. Evaluasi granul meliputi uji distribusi
ukuran granul secara mikroskopi, dan uji sifat alir. Evaluasi tablet kunyah
meliputi uji penampilan fisik, uji keseragaman ukuran, uji keseragaman
bobot, uji kekerasan, uji kerapuhan, uji waktu hancur, dan uji tanggapan
rasa15.
Hasil tersebut menunjukkan tablet kunyah formulasi 1 dengan konsentrasi
gelatin 1% memiliki tingkat kerapuhan yang paling tinggi, sedangkan tablet
kunyah F3 dengan konsentrasi gelatin 5% memiliki tingkat kerapuhan yang
paling rendah. Dengan demikian, semakin kecil konsentrasi gelatin maka
semakin tinggi kerapuhan tablet yang dihasilkan15.
BAB III
KESIMPULAN

Attapulgit koloid aktif adalah magnesium alumunium silikat alamiah


yang telah dimurnikan dan diaktifkan dengan cara pemanasan untuk
meningkatkan kemampuan adsorpsinya. Attapulgit merupakan adsorben yang
digunakan untuk mengatasi diare. Pada pengembangan formulasinya,
konsentrasi bahan pengikat PVP yang menghasilkan tablet kunyah attapulgit
dengan sifat fisik paling baik adalah pada konsentrasi 1% (b/v). Pada
formulasi kedua, hasil menunjukkan tablet kunyah formulasi 1 dengan
konsentrasi gelatin 1% memiliki tingkat kerapuhan yang paling tinggi,
sedangkan tablet kunyah F3 dengan konsentrasi gelatin 5% memiliki tingkat
kerapuhan yang paling rendah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal
297.
2. Soenarto, Sri Suparyati. 2011. Vaksin Rotavirus untuk Pencegahan Diare.
http://depkes.co.id
3. Anonim. 2012. Data (Angka) Diare di Indonesia. http://www.infodokterku.com
4. Nathan, Alan. 2010. Nonpresciption Medicines, Fourth Edition. Pharmaceutical
Press.USA. Hal. 90.
5. Zaid MR, Hasan M, Khan AA. 1995. Attapulgite in The Treatment of Acute
Diarrhoea : a Double-Blind Placebo- Controlled Study. J Diarrhoeal Dis Res. Vol 13:
44-46.
6. Grim, R. E. 1953. Clay Mineralogy. McGraw-Hill : New York, 384 pp.
7. Ana, dkk. 2013. Obat untuk Menangani Diare. Poltekes Kemenkes RI Pangkal Pinang.
8. Preisinger, A. 1963. Sepiolite and related compounds: its stability and application: in
Clays and Clay Minerals, this volume.
9. Robertson, Robert H.S. 1950. Some Note on Attapulgite. http://minersoc.org
10. Siregar, C.J.P. dan Wikarsa, S. 2008. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar - Dasar
Praktis. Penerbit Buku EGC. Jakarta. Hal. 196; 203; 377-379; 417-418.
11. Anief. 1994. Farmasetika. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
12. Agoes, Goeswin. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi, edisi revisi dan
pengembangan. Penerbit ITB. Bandung. Hal. 222-226; 278-279.
13. Flottmann, Hubertus dan Quadir, Anisul.2008. Polyvinylpyrrolidone (PVP)One of
The Most Widely Used Exipients in The Pharmaceuticals : An Overview. Drug
Delivery Technology Vol 8: 6.
14. Riawati. 2013. Formulasi Tablet Kunyah Attapulgit dengan Variasi Konsentrasi
Bahan Pengikat Polivinil Pirolidon Menggunakan Metode Granulasi Basah.
Universitas Tanjungpura : Pontianak.
15. Evi Cicilia. 2013. Formulasi Tablet Kunyah Attapulgit dengan Variasi Konsentrasi
Bahan Pengikat Gelatin Menggunakan Metode Granulasi Basah. Universitas
Tanjungpura : Pontianak.
NASKAH PUBLIKASI

FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI


KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN
METODE GRANULASI BASAH

Oleh
EVI CICILIA
NIM. I 211 09 033

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
NASKAH PUBLIKASI

FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI


KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN
METODE GRANULASI BASAH

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi


(S.Farm) pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura Pontianak

Oleh
EVI CICILIA
NIM. I 211 09 033

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI
KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN
METODE GRANULASI BASAH

ABSTRAK

Attapulgit merupakan obat diare golongan adsorben yang perlu diformulasikan


dalam bentuk tablet kunyah untuk meningkatkan penerimaan obat pada anak yang sukar
menelan tablet. Tablet kunyah memerlukan bahan pengikat yang sesuai sehingga
menghasilkan tablet kunyah dengan sifat fisik yang baik, salah satunya yaitu gelatin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan gelatin dalam berbagai
konsentrasi terhadap sifat fisik tablet kunyah attapulgit. Metode yang digunakan dalam
pembuatan tablet kunyah adalah granulasi basah. Tablet kunyah diformulasikan dalam
tiga formula dengan konsentrasi gelatin 1%, 3% dan 5%. Evaluasi kualitas tablet kunyah
yang dilakukan yaitu uji penampilan fisik, keseragaman ukuran, keseragaman bobot,
kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan tanggapan rasa. Data uji sifat fisik dibandingkan
dengan persyaratan pada literatur serta dianalisis secara statistik menggunakan uji One
Way ANOVA. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ketiga formula tablet kunyah
memenuhi semua persyaratan uji, kecuali pada uji kekerasan dimana hanya formula
dengan konsentrasi gelatin 1% yang memenuhi persyaratan. Hasil analisis menandakan
adanya perbedaan signifikan pada kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur dimana
p<0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa tablet kunyah attapulgit memiliki sifat fisik
yang baik, dimana formula dengan konsentrasi gelatin 1% memiliki sifat fisik yang paling
baik dari ketiga formula dengan hasil uji kekerasan, kerapuhan dan tanggapan rasa yang
paling baik.

Kata Kunci: tablet kunyah, attapulgit, pengikat, gelatin, granulasi basah

1
THE FORMULATION OF ATTAPULGITE CHEWABLE TABLET WITH
CONCENTRATIONS VARIATION OF GELATIN BINDER
USING WET GRANULATION METHOD

ABSTRACT

Attapulgite is an adsorben compound as diarrhea drug that need to be formulated


into chewable tablet for increasing drug acceptability for children who have problem in
swallow tablet. Chewable tablet requires suitable binder that can produce the good
physical characteristics of chewable tablet, such as gelatin. The aimed of this research
was to find the influence of gelatin as a tablet binder toward physical characteristics of
attapulgite chewable tablet. The manufacture of attapulgite chewable tablet used wet
granulation method. Attapulgite chewable tablets were made into three formulas with
gelatin concentrations of 1%, 3% and 5%. The evaluations of chewable tablet quality that
carried out were physical appearance, size uniformity, weight uniformity, friability,
disintegration time and taste response test. The physical characteristics test data was
compared to standard in literature and analyzed using One Way ANOVA test. The
evaluation result showed that the three formulas of chewable tablet had required result in
all of the test, except in the hardness test which only the formula with concentration of
gelatin 1% had required result. The analysis result indicated the significant difference in
the hardness, friability and disintegration time which p<0,05. The research showed that
attapulgite chewable tablets had good physical characteristics, which the formula with
concentration of gelatin 1% had the best physical characteristics of the three formulas that
indicated by the best results of hardness, friability and taste response test.

Keywords: chewable tablet, attapulgite, binder, ge latin, wet granulation

2
PENDAHULUAN menggunakan metode granulasi basah
Diare merupakan kondisi dimana beserta evaluasi sifat fisik yang
terjadi frekuensi buang air besar lebih dari dihasilkan, sehingga melalui penelitian ini
3 kali dimana konsistensi feses menjadi diharapkan dapat ditentukan konsentrasi
cair(1). Attapulgit termasuk salah satu gelatin yang tepat sebagai bahan pengikat
senyawa golongan adsorben yang secara untuk menghasilkan tablet kunyah
umum digunakan dalam menangani attapulgit dengan sifat fisik yang baik.
penyakit diare (2). Sediaan attapulgit yang ALAT DAN BAHAN
beredar di pasaran hingga saat ini masih Alat
dalam bentuk suspensi dan tablet, namun Timbangan analitik (Precisa tipe
penggunaan tablet sering kali XT 220A), ayakan granul nomor 12 dan
menimbulkan permasalahan bagi anak- 14, oven listrik (Memmert Gmbh Co Kg
anak yang sukar menelan obat, serta Model 400), mesin tablet single punch
menghasilkan onset yang lebih lambat (Korch Germany tipe EKO 01), jangka
sehingga attapulgit perlu diformulasikan sorong, hardness tester (Electrolab tipe
dalam sediaan tablet kunyah untuk EH01P), friability tester (Electrolab tipe
meningkatkan penerimaan obat pada anak EF-2), disintegration tester (Electrolab
dan menghasilkan efek yang lebih cepat. tipe ED-2L), volumenometer (Erweka tipe
Sediaan tablet kunyah umumnya SVM 102) dan mikroskop (Zeiss
diformulasikan dengan kekerasan yang Primostar), serta alat gelas lainnya.
lebih rendah untuk memberikan
kemudahan pasien dalam mengunyah(3). Bahan
Salah satu komponen yang mempengaruhi Serbuk attapulgit (Kimia Farma,
tingkat kekerasan tablet kunyah adalah nomor batch 718425), gelatin (Brataco,
bahan pengikat. Penambahan bahan nomor batch J0514/13), manitol,
pengikat sangat penting dalam pembuatan aspartam, talk (Brataco, nomor batch
tablet kunyah karena berfungsi untuk J1230/12), magnesium stearat (Brataco,
menyatukan partikel serbuk dalam sebuah nomor batch J0187/13), perasa cokelat,
butir granulat serta meningkatkan pewarna cokelat, aquadestilata.
kekompakan dan kekerasan tablet. METODE
Pembuatan tablet kunyah Pembuatan Larutan Gelatin
attapulgit dalam penelitian ini Larutan gelatin dibuat dengan
menggunakan bahan pengikat gelatin membiarkan gelatin terhidrasi dalam air
yang mempunyai kekuatan pengikatan dingin selama 1 jam, kemudian campuran
yang tinggi, menghasilkan granul yang dipanaskan sampai mendidih(6).
seragam dengan daya kompresibilitas dan
Pembuatan Granul
kompaktibilitas yang bagus. Penelitian Formula tablet kunyah attapulgit
terkait yang menggunakan gelatin sebagai dirancang ke dalam 3 formula dengan
bahan pengikat pada tablet kunyah ekstrak konsentrasi bahan pengikat gelatin 1%,
daun belimbing menghasilkan tablet
3% dan 5% (Tabel 1). Tahapan awal,
kunyah dengan sifat fisik yang memenuhi attapulgit dicampur dengan manitol dan
persyaratan sifat fisik yang baik(4). aspartam hingga homogen. Selanjutnya,
Penelitian lainnya menyatakan bahwa perasa dan pewarna cokelat ditambahkan
semakin besar konsentrasi gelatin sebagai ke dalam larutan gelatin. Larutan gelatin
bahan pengikat maka semakin tinggi ditambahkan sedikit demi sedikit sambil
kekerasan tablet yang dihasilkan(5). diaduk dan diremas dengan tangan sampai
Berdasarkan uraian di atas, maka
terbentuk massa banana breaking.
perlu dilakukan penelitian mengenai Dilakukan pengayakan basah dengan
formulasi tablet kunyah attapulgit dengan ayakan no 12 mesh dan dikeringkan pada
variasi konsentrasi bahan pengikat gelatin
suhu 60o C selama 2 jam. Granul kering

3
Tabel 1. Formula Tablet Kunyah Attapulgit
Formul a
Bahan
F1 F2 F3
Attapulgit (mg) 300 300 300
Gelat in (mg ) 2,6 7,8 13
Aspartam (mg) 6 6 6
Perasa cokelat q.s q.s q.s
Manitol (mg ) ad 590 ad 590 ad 590
Talk : Mg Stearat (9 : 1) (mg ) 10 10 10
Keterangan : Formulasi tablet dibuat untuk 200 tablet dengan berat 600 mg/tablet
F1 = Konsentrasi gelatin 1%
F2 = Konsentrasi gelatin 3%
F3 = Konsentrasi gelatin 5%

diayak kembali dengan ayakan nomor 14 hingga mencapai 100 hentakan sampai
mesh, kemudian ditambahkan talk dan volume granul tidak berubah lagi(9). Data
magnesium stearat. Selanjutnya, pengetapan yang dihasilkan juga
dilakukan pengujian terhadap granul. digunakan untuk memperoleh nilai
kompresibilitas granul.
Evaluasi Granul
Uji Distribusi Ukuran Granul secara Evaluasi Tablet Kunyah
Mikroskopi Uji Penampilan Fisik
Dibuat suspensi encer granul, Diamati penampilan fisik seluruh
diletakkan di atas object glass dan diamati tablet kunyah attapulgit yang dihasilkan,
di bawah mikroskop. Diukur partikel antara lain tidak ada capping, cracking,
granul, kemudian dihitung nilai Antilog picking dan karakteristik lain yang
SD dari partikel. Partikel bersifat menandakan adanya kerusakan tablet(6).
monodispers jika Antilog SD<1,2; Uji Keseragaman Ukuran
sedangkan jika Antilog SD>1,2 maka Diambil sebanyak 10 tablet,
partikel bersifat polidispers. Kemudian diukur diameter dan tebal tablet
digolongkan ke dalam group dan diukur menggunakan jangka sorong(10). Pengujian
500 partikel jika sampel bersifat dilakukan triplo.
monodispers dan 1000 partikel jika
Uji Keseragaman Bobot
sampel bersifat polidispers (7). Ditimbang 20 tablet dan dihitung
Uji Sifat Alir bobot rataratanya. Jika ditimbang satu
Uji sifat alir dilakukan dengan per satu tidak boleh lebih dari dua tablet
metode tidak langsung meliputi uji sudut yang masing-masing bobotnya
diam, pengetapan dan kompresibilitas. menyimpang dari bobot rata-rata yang
Pada uji sudut diam, ditimbang 100 g telah ditetapkan kolom A (lebih besar dari
granul, dimasukkan ke dalam corong alat 5%) dan tidak satupun tablet yang
uji yang bagian bawahnya tertutup. bobotnya menyimpang dari bobot rata
Dibuka penutupnya dan dibiarkan seluruh rata yang ditetapkan kolom B (lebih besar
granul mengalir. Selanjutnya dihitung dari 10%)(10). Pengujian dilakukan triplo.
sudut diam granul(8).
Uji Kekerasan
Pada uji pengetapan, granul
Diambil 6 tablet, satu per satu
dimasukkan perlahanlahan sehingga
tablet diletakkan dengan posisi tegak lurus
tepat 100 ml. Dihentakkan di mesin
pada alat hardness tester. Selanjutnya
pengetap sebanyak 10 hentakan,
diputar penekan alat pelanpelan sampai
kemudian dicatat perubahan volume yang
tablet pecah. Dibaca skala alat yang
terjadi. Apabila masih terjadi perubahan
menunjukkan kekerasan tablet dalam
volume, maka diulang setiap 10 hentakan
satuan kg(11). Pengujian dilakukan triplo.

4
Uji Kerapuhan Analisis Data
Ditimbang 20 tablet yang sudah Data yang diperoleh dari hasil
dibebasdebukan, kemudian dimasukkan pengujian evaluasi tablet kunyah
ke dalam friability tester, diputar selama 4 dibandingkan dengan standar parameter
menit dengan 100 kali putaran. Tablet uji yang ada di literatur. Data hasil dari
dibebasdebukan kembali dari fines yang ketiga formula, diuji secara statistik
menempel dan dihitung persen kehilangan menggunakan uji normalitas dan
bobotnya(11). Pengujian dilakukan triplo. homogenitas lalu dilanjutkan dengan uji
Uji Waktu Hancur One Way ANOVA dengan taraf
Diambil 6 tablet, dimasukkan ke kepercayaan 95%.
dalam masing-masing tabung pada alat HASIL DAN PEMBAHASAN
disintegration tester. Tabung dinaik- Evaluasi Granul
turunkan secara teratur 30 kali permenit di
Uji Distribusi Ukuran Granul secara
dalam medium air. Tablet dinyatakan
Mikroskopi
hancur jika tidak ada bagian yang
Hasil uji distribusi ukuran granul
tertinggal di atas kasa. Dicatat waktu
disajikan dalam bentuk grafik (Gambar 1).
hancur tablet yang terakhir kali hancur
Setelah dianalisis secara statistik, data
dengan stopwatch (12). Pengujian dilakukan
ukuran partikel ketiga formula tablet
triplo. kunyah memiliki distribusi yang normal
Uji Tanggapan Rasa yang ditandai dengan nilai sig. p>0,05.
Dipilih 20 responden secara acak, Hal ini memungkinkan terjadinya
kemudian diminta untuk merasakan dan keseragaman pengisian granul pada ruang
memberikan tanggapan tentang rasa tablet kempa sehingga dapat dihasilkan tablet
kunyah attapulgit. Setiap responden kunyah dengan bobot yang seragam.
memiliki kesempatan yang sama untuk
Uji Sifat Alir
merasakan ketiga formula tablet kunyah
Uji sifat alir dilakukan dengan
dengan cara meletakkan tablet di atas
metode tidak langsung meliputi uji sudut
lidah selama beberapa detik, kemudian
diam, pengetapan dan kompresibilitas.
mengunyah tablet tanpa menelannya.
Berdasarkan hasil uji sudut diam (Tabel
Selanjutnya responden diberikan air putih
2), formula yang memiliki sudut diam
sebagai penetral rasa dan diminta untuk
paling kecil adalah F2, sedangkan formula
berkumur, kemudian diberikan formula
yang memiliki sudut diam paling besar
tablet kunyah berikutnya. Pada setiap kali
adalah F3. Hasil tersebut memenuhi
setelah pemberian tablet kunyah, setiap
persyaratan sifat alir, dimana granul
responden diminta untuk mengisi angket
memiliki sifat alir sedang karena berada
yang telah disediakan. pada rentang 300 400 (13).

350
300 Formula 1:
Jumlah Partikel

250 Gelatin 1%
Formula 2:
200
Gelatin 3%
150
Formula 3:
100 Gelatin 5%
50
0
11-29 29-47 47-65 65-83 83-101 101-119119-137137-155155-173
Jangkauan ukuran partikel (m)
Gambar 1. Grafik Distri busi Ukuran Granul

5
Tabel 2. Hasil Evaluasi Granul
Formul a
Evaluasi Granul
F1 F2 F3
Distribusi Ukuran Partikel pada
> 0,05 > 0,05 > 0,05
Granul (Sig)
Sudut Diam (o ) CV 36,18 1,12 35,47 0,19 38,18 1,25
Pengetapan (%) CV 6,67 4,33 5,83 4,95 7,00 7,14
Ko mpresibilitas (%) CV 6,65 4,54 5,83 4,95 6,99 7,01
Susut Pengeringan (%) CV 2,92 0,88 2,95 4,17 3,24 6,65
Keterangan : F1 = Konsentrasi gelatin 1%
F2 = Konsentrasi gelatin 3%
F3 = Konsentrasi gelatin 5%
Hasil pengetapan dan mottling pada masingmasing formula
kompresibilitas granul yang terlihat pada (Gambar 2). Mottling merupakan
tabel 2 menunjukkan bahwa persen distribusi warna yang tidak merata di
pengetapan dan kompresibilitas yang permukaan tablet yaitu berbintik terang
paling kecil yaitu pada F2, sedangkan atau gelap. Hal ini dikarenakan zat aktif
yang paling besar yaitu pada F3, sehingga attapulgit memiliki warna krim kecoklatan
granul F2 memiliki daya alir yang lebih sehingga berbeda dengan warna eksipien
baik karena semakin kecil kompresibilitas lainnya yaitu manitol dan aspartam yang
granul maka semakin besar daya alirnya. berwarna putih. Selain itu, diduga
Granul dengan nilai persen pengetapan pewarna yang ditambahkan menyebabkan
<20% dan kompresibilitas antara 5% migrasi zat warna pada granul ketika
12% memiliki sifat alir yang baik(13). proses pengeringan sehingga distribusi
Dengan demikian, hasil tersebut warna granul menjadi tidak merata dan
memenuhi persyaratan sifat alir yang baik. pada akhirnya menghasilkan tablet
Uji Susut Pengeringan Granul kunyah dengan warna yang tidak
Uji susut pengeringan granul yang homogen(6).
dilakukan untuk mengetahui kadar air
yang terkandung dalam granul. Hasil uji
susut pengeringan granul dari masing-
masing formula memenuhi persyaratan
granul yang baik karena granul berada
pada rentang 2%5% (13). Formula 1 Formula 2 Formula 3
Gambar 2. Mottling pada masing-masing
Granul yang akan dikempa harus
formula
memiliki kandungan lembab dalam Uji Keseragaman Ukuran
batasbatas tertentu karena granul yang Berdasarkan hasil uji
terlalu lembab akan menghasilkan sifat keseragaman ukuran (Tabel 3), masing
alir granul yang buruk dan granul akan masing formula tablet kunyah attapulgit
lengket bila dikempa, serta mudah telah memenuhi syarat keseragaman
ditumbuhi jamur dan mikrobakteria. ukuran tablet karena sesuai dengan
Sebaliknya, apabila granul mempunyai persyaratan keseragaman ukuran tablet
tingkat kekeringan yang tinggi, maka yaitu diameter tablet tidak boleh kurang
kerapuhan granul menjadi lebih tinggi dari 1 13 tebal tablet dan tidak boleh lebih
sehingga tablet yang dihasilkan akan
dari 3 kali tebal tablet(10). Hal ini
mudah rapuh(13).
menandakan bahwa tablet kunyah
Evaluasi Tablet Kunyah attapulgit dimungkinkan dapat diterima
Uji Penampilan Fisik (acceptable) oleh konsumen.
Berdasarkan hasil uji penampilan Analisis statistik menghasilkan
fisik, tablet kunyah attapulgit mengalami data yang berdistribusi normal dan

6
Tabel 3. Hasil Evaluasi Tablet Kunyah Attapulgit (x CV, n = 3)
Formul a
Evaluasi Tablet
F1 F2 F3
Diameter Tablet (cm) 1,2305 0,04 1,2300 0,04 1,2295 0,04
Tebal Tablet (cm) 0,4370 0,23 0,4437 0,07 0,4377 0,24
Keseragaman Bobot (mg) 606,743 0,378 605,327 0,181 607,583 0,927
Kekerasan (kg) 5,84 1,83 8,19 2,20 9,97 1,06
Kerapuhan (%) 0,42 3,13 0,38 4,56 0,26 12,14
Waktu Hancur (men it) 0,33 9,84 0,39 6,51 1,31 10,14
Keterangan : F1 = Konsentrasi gelatin 1% x = Rata-rata
F2 = Konsentrasi gelatin 3% CV = Coefisien Variation
F3 = Konsentrasi gelatin 5% n = Jumlah replikasi

homogen sehingga dilanjutkan dengan uji Berdasarkan hasil yang diperoleh


One Way ANOVA dan menghasilkan dapat dilihat bahwa terdapat hubungan
nilai sig. p>0,05 yang menunjukkan antara sudut diam dan pengetapan
bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap CV formula tablet, yaitu semakin
keseragaman ukuran tablet kunyah. baik sifat alir suatu granul maka sudut
Uji Keseragaman Bobot diam yang dihasilkan semakin kecil dan
Hasil uji keseragaman bobot indeks pengetapan yang dihasilkan juga
menunjukkan bahwa tablet kunyah ketiga semakin baik, sehingga bobot tablet yang
formula memenuhi persyaratan yang dihasilkan lebih seragam.
ditentukan Farmakope Indonesia yaitu Analisis statistik dengan uji One
tidak lebih dari dua tablet yang masing- Way ANOVA menghasilkan nilai sig.
masing bobotnya menyimpang dari bobot p>0,05 yang menunjukkan bahwa tidak
rata-rata yang telah ditetapkan kolom A terdapat perbedaan signifikan
(lebih besar dari 5%) dan tidak satupun keseragaman bobot tablet kunyah.
tablet yang bobotnya menyimpang dari Uji Kekerasan
bobot ratarata yang ditetapkan kolom B Berdasarkan grafik pada gambar
(lebih besar dari 10%)(10). 4, dapat dilihat bahwa masingmasing
Evaluasi keseragaman bobot formula tablet kunyah attapulgit memiliki
tablet juga dapat dilihat dari harga kekerasan antara 5,849,97 kg. Tablet
koefisien variasi (CV). Tablet dikatakan kunyah yang baik memiliki kekerasan
mempunyai keseragaman bobot yang baik yang lebih rendah daripada tablet
jika harga % CV kurang dari 5% (13). konvensional yaitu berkisar antara 47
Tablet untuk keseluruhan formula kg(3). Dengan demikian, tablet kunyah
memenuhi syarat uji keseragaman bobot attapulgit pada F1 memenuhi persyaratan
sebab nilai % CV tiap-tiap formula kurang kekerasan tablet kunyah, sedangkan
dari 5% (Gambar 3). tablet kunyah F2 dan F3 tidak memenuhi

0.927 9.97
Kekerasan (kg)

8.19
1 10
5.84
0.8
CV (%)

0.378
0.6 5
0.4 0.181
0.2
0 0
F1 F2 F3 F1 F2 F3
Formula Formula
Gambar 3. Grafik % CV Keseragaman Gambar 4. Grafik Kekerasan Tablet
Bobot Tablet

7
persyaratan karena kekerasan yang Sedangkan untuk tablet kunyah, apabila
dihasilkan lebih dari 7 kg. kerapuhannya berkisar antara 3%4%,
Hasil tersebut menunjukkan tablet maka nilai tersebut masih dapat diterima
kunyah F1 dengan konsentrasi gelatin 1% karena tablet kunyah yang memiliki
memiliki tingkat kekerasan yang paling tingkat kekerasan yang rendah sering
rendah, sedangkan tablet kunyah F3 menghasilkan tablet dengan kerapuhan
dengan konsentrasi gelatin 5% memiliki yang tinggi(3). Oleh karena itu, hasil uji
tingkat kekerasan yang paling tinggi. memenuhi persyaratan kerapuhan tablet
Dengan demikian, konsentrasi bahan karena nilai kerapuhannya kurang dari
pengikat yang digunakan mempengaruhi 1%.
kekerasan tablet kunyah yang dihasilkan, Nilai kerapuhan yang diperoleh
dimana semakin besar konsentrasi gelatin cukup rendah karena tingkat kekerasan
sebagai bahan pengikat maka semakin tablet kunyah yang dihasilkan juga cukup
tinggi kekerasan tablet yang dihasilkan(5). tinggi sehingga tablet tidak terlalu rapuh.
Gelatin akan membantu pelekatan partikel Tablet kunyah yang tidak terlalu rapuh
dalam formulasi, memberikan daya adhesi akan menghasilkan tablet kunyah yang
pada massa serbuk saat granulasi dan baik karena apabila harga persentase
pengempaan tablet serta menambah daya kerapuhan semakin besar, maka semakin
kohesi yang telah ada pada bahan besar pula massa tablet yang hilang
pengisi(6). sehingga kadar zat aktif dalam tablet akan
Analisis statistik dengan uji One berkurang(14). Selain itu, tablet dengan
Way ANOVA menghasilkan nilai sig. kerapuhan cukup rendah dapat
p<0,05 sehingga terdapat perbedaan menghasilkan tablet kunyah dengan
signifikan kekerasan tablet kunyah pada penampilan fisik yang baik karena
ketiga formula tersebut. Pengujian memperkecil kemungkinan terjadinya
lanjutan yaitu uji Tukey dilakukan untuk permasalahan tablet pada saat
mengetahui formula mana yang memiliki pengemasan dan distribusi tablet(8).
perbedaan signifikan di antara ketiga Hasil tersebut menunjukkan tablet
formula tersebut. Hasil yang diperoleh kunyah F1 dengan konsentrasi gelatin 1%
menunjukkan bahwa kekerasan masing memiliki tingkat kerapuhan yang paling
masing formula tablet kunyah berbeda tinggi, sedangkan tablet kunyah F3
signifikan antara satu dengan lainnya. dengan konsentrasi gelatin 5% memiliki
tingkat kerapuhan yang paling rendah.
Uji Kerapuhan
Dengan demikian, semakin kecil
Berdasarkan grafik pada gambar
konsentrasi gelatin maka semakin tinggi
5, dapat dilihat bahwa masingmasing
kerapuhan tablet yang dihasilkan(5).
formula tablet kunyah attapulgit memiliki
Analisis statistik dengan uji One
tingkat kerapuhan antara 0,26%
Way ANOVA menghasilkan nilai sig.
0,42%. Tablet umumnya dianggap baik
p<0,05 sehingga terdapat perbedaan
apabila kerapuhannya tidak lebih dari 1%. signifikan kerapuhan tablet kunyah pada
ketiga formula tersebut. Uji Tukey
menunjukkan bahwa tidak terdapat
Kerapuhan (%)

0.6 0.42 perbedaan signifikan antara tablet kunyah


0.38
0.4 0.26 F1 dengan tablet kunyah F2. Sedangkan,
tablet kunyah F3 memiliki perbedaan
0.2 signifikan terhadap tablet kunyah F1 dan
F2.
0
F1 Formula
F2 F3 Uji Waktu Hancur
Berdasarkan grafik pada gambar
Gambar 5. Grafik Kerapuhan Tablet 6, masing-masing formula tablet kunyah

8
100
1.31
1.5 80
83 79 F1
Waktu Hancur

1 60
62 F2

Nilai
0.33 0.39 58
(menit)

40 79 F3
0.5 60 56 61
20
89 69 62 81
0 0
F1 F2 F3 P1 P2 P3 P4
Formula Tanggapan Rasa
Gambar 6. Grafik Waktu Hancur Tablet Gambar 7. Grafik Tanggapan Rasa
attapulgit memiliki waktu hancur yang Keterangan:
baik karena tablet dapat hancur pada P1 = Rasa manis
P2 = Tidak berpasir
media yang sesuai dalam waktu kurang P3 = Tidak sepat
dari 15 menit(10). P4 = Kekerasan dapat diterima oleh responden
Hasil tersebut menunjukkan yaitu tablet kunyah memiliki rasa manis,
bahwa tablet kunyah F1 memiliki waktu tidak berpasir, tidak sepat dan kekerasan
hancur yang paling cepat, sedangkan yang dapat diterima oleh responden.
tablet kunyah F3 memiliki waktu hancur Berdasarkan grafik tersebut, dapat dilihat
yang paling lama. Hal ini dikarenakan bahwa tablet kunyah F1 memiliki nilai
adanya hubungan antara kekerasan dan yang lebih tinggi dibandingkan tablet
waktu hancur tablet dimana semakin keras kunyah F2 dan F3 pada setiap
suatu tablet, maka waktu hancurnya akan parameternya. Hal ini menandakan bahwa
semakin lama. Faktor lainnya yang tablet kunyah attapulgit yang paling
mempengaruhi waktu hancur adalah disukai oleh responden adalah tablet
bahan tambahan yang digunakan. Pada kunyah F1.
tablet kunyah attapulgit ini, manitol yang Hasil tersebut menunjukkan
digunakan sebagai bahan pengisi memiliki bahwa semakin kecil konsentrasi bahan
sifat mudah larut dalam air sehingga pada pengikat gelatin yang digunakan dalam
saat tablet dimasukkan ke dalam medium tablet kunyah, maka semakin banyak
berupa air, maka tablet tidak jumlah manitol di dalam formula yang
membutuhkan waktu yang lama untuk menyebabkan rasa tablet kunyah menjadi
hancur(13). lebih enak sehingga disenangi oleh
Analisis statistik dengan uji One responden(15). Selain rasa yang enak,
Way ANOVA menghasilkan nilai sig. kekerasan tablet kunyah juga memiliki
p<0,05 sehingga terdapat perbedaan pengaruh terhadap hasil tanggapan rasa,
signifikan waktu hancur tablet kunyah dimana tablet kunyah F1 memiliki
pada ketiga formula tersebut. Uji Tukey kekerasan yang paling dapat diterima oleh
menunjukkan bahwa tidak terdapat responden karena F1 dengan konsentrasi
perbedaan signifikan antara tablet kunyah gelatin paling rendah menghasilkan tablet
F1 dengan tablet kunyah F2. Sedangkan, yang tidak terlalu keras. Meskipun
tablet kunyah F3 memiliki perbedaan demikian, hasil analisis dengan One Way
signifikan terhadap tablet kunyah F1 dan ANOVA menunjukkan bahwa tidak
F2. terdapat perbedaan signifikan antara
Uji Tanggapan Rasa ketiga formula tablet kunyah dengan nilai
Hasil pengujian tanggapan rasa sig. p>0,05.
tablet kunyah pada 20 responden disajikan
dalam bentuk grafik (Gambar 7). KESIMPULAN
Parameter tanggapan rasa yang diujikan Hasil evaluasi kualitas pada
ketiga formula tablet kunyah attapulgit

9
dengan konsentrasi gelatin 1%, 3% dan Kedokteran EGC. Jakarta. Hal. 162,
5% menunjukkan hasil uji penampilan 260.
fisik, keseragaman ukuran, keseragaman 7. Anastasia, D. S. 2011. Uji Amilum
bobot, kerapuhan, waktu hancur dan Buah Pisang Barangan (Musa
tanggapan rasa tablet kunyah yang baik. acuminata AAA) sebagai Bahan
Sedangkan, uji kekerasan yang memenuhi Pengisi pada Tablet Kloramfeniramin
persyaratan tablet kunyah yang baik Maleat (CTM). Skripsi. Universitas
hanya pada formula 1 dengan konsentrasi Tanjungpura. Pontianak.
gelatin 1%. Dengan demikian, sifat fisik 8. Lachman, L., Lieberman, H. A. dan
tablet kunyah attapulgit yang paling baik Kanig, J. L. 1994. Teori dan Praktek
adalah formula 1 dengan konsentrasi Farmasi Industri. Edisi III.
gelatin 1% yang ditunjukkan dengan hasil Penerjemah Siti Suyatmi. UI Press.
uji penampilan fisik, keseragaman ukuran, Jakarta. Hal. 654.
keseragaman bobot dan waktu hancur 9. Gusmayadi, I. 2000. Amilum
yang memenuhi syarat, serta hasil uji Granulat Biji Nangka (Artocarpus
kekerasan, kerapuhan, dan tanggapan rasa integra Linn.) sebagai Bahan
yang paling baik dari ketiga formula tablet Tambahan Dalam Pembuatan Tablet.
kunyah attapulgit. Tesis. Program Pascasarjana UGM.
Yogyakarta.
Daftar Pustaka 10. Depkes RI. 1979. Farmakope
1. Baughman, D. C. dan Hackley J. C. Indonesia. Edisi III. Departemen
2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Kesehatan Republik Indonesia.
Alih bahasa Asih Y. Penerbit Buku Jakarta. Hal. 6-8, 265-266, 807.
Kedokteran EGC. Jakarta. Hal. 121. 11. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran
2. Nathan, A. 2010. Non-prescription Teknologi Farmasi, Edisi V.
Medicines. Fourth Edition. Penerjemah Soendani Noerono. UGM
Pharmaceutical Press. London. Hal. Press. Yogyakarta. Hal. 217-222.
90-91. 12. Depkes RI. 1995. Farmakope
3. Agoes, G. 2008. Pengembangan Indonesia. Edisi IV. Departemen
Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Kesehatan Republik Indonesia.
Pengembangan. Penerbit ITB. Jakarta. Hal. 4-6, 404-405, 999-1000,
Bandung. Hal. 279. 1043-1044.
4. Suci, H. A. 2008. Kemampuan Bahan 13. Sulaiman, T. N. S. 2007. Teknologi
Pengikat Gelatin dalam Pembuatan dan Formulasi Sediaan Padat.
Tablet Kunyah Ekstrak Daun Pustaka Laboratorium Teknologi
Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi Farmasi Fakultas Farmasi UGM.
L.) dengan Metode Granulasi Basah. Yogyakarta. Hal. 149-153.
Skripsi. Universitas Setia Budi. 14. Kathiresan, K., Vijin, P., Moorthi, C.
Surakarta. dan Manavalan, R. 2010. Formulation
5. Gunarsih, F. C. 2012. Pengaruh and Evaluation of Loratadine
Gelatin sebagai Bahan Pengikat Chewable Tablets. Research Journal
terhadap Sifat Fisik Tablet Hisap of Pharmaceutical, Biological and
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Chemical Sciences. 1 (4): 763.
guajava Linn.) dengan Metode 15. Kuncahyo, I. dan Kurniasih, D. H.
Granulasi Basah. Skripsi. Universitas 2011. Pembuatan Tablet Kunyah
Sebelas Maret. Surakarta. Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle L.)
6. Siregar, C. J. P. dan Wikarsa, S. 2010. dengan Bahan Pengikat Gelatin secara
Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Granulasi Basah. Skripsi. Universitas
Dasar-Dasar Praktis. Penerbit Buku Setia Budi. Surakarta.

10
FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI
KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT POLIVINIL PIROLIDON
MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

RIAWATI

NIM. I 211 09 025

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI
KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT POLIVINIL PIROLIDON
MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

NASKAH PUBLIKASI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran

Universitas Tanjungpura Pontianak

Oleh:

RIAWATI

NIM. I 211 09 025

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI
KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT POLIVINIL PIROLIDON MENGGUNAKAN
METODE GRANULASI BASAH

CHEWABLE TABLET FORMULATION OF ATTAPULGITE WITH THE


VARIATION OF POLIVINIL PIROLIDON CONCENTRATION AS BINDER
BY WET GRANULATION METHOD

Riawati, Siti Nani Nurbaeti, Liza Pratiwi


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

ABSTRAK

Attapulgit merupakan obat diare golongan adsorben yang bekerja dengan menyerap
kuman dan toksin penyebab diare. Formulasi attapulgit menjadi bentuk sediaan tablet kunyah
dapat meningkatkan penerimaan dan efektivitasnya dalam terapi diare pada anak. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan pengikat polivinil pirolidon (PVP) dengan 3
variasi konsentrasi berbeda yaitu 1% b/v (formula 1), 3% b/v (formula 2) dan 5% b/v
(formula 3) terhadap sifat fisik tablet kunyah attapulgit yang dibuat dengan metode granulasi
basah. Evaluasi dilakukan terhadap sifat fisik tablet kunyah yang dihasilkan, meliputi uji
penampilan fisik, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu
hancur dan uji tanggapan rasa. Data yang diperoleh dibandingkan dengan literatur sesuai
dengan standar persyaratan yang ada dan dianalisa menggunakan ANOVA dengan taraf
kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi bahan pengikat
PVP pada pembuatan tablet kunyah attapulgit berpengaruh terhadap kekerasan, kerapuhan,
waktu hancur serta rasa tablet kunyah. Konsentrasi bahan pengikat PVP yang menghasilkan
tablet kunyah attapulgit dengan sifat fisik paling baik adalah 1% (b/v).
Kata kunci: attapulgit, PVP, tablet kunyah, granulasi basah

ABSTRACT

Attapulgite is primarily used as an adsorben in anti-diarrheal applications. It works


by adsorb microbe and toxin that cause diarrhea. Attapulgite was formulated into chewable
tablet to increase acceptability and effectiveness in children diarrhea therapy. The main
purpose of this research was to determine the effect of polivinil pirolidon (PVP) as binder
toward attapulgite chewable tablet physical properties. This research used PVP in 3
concentrations; 1% w/v (formula 1), 3% w/v (formula 2) and 5% w/v (formula 3). Chewable
tablets were made by wet granulation method. Tablet evaluation consist of physical
appearance, size and weight uniformity, hardness, friability, disintegration and taste
responses test. Data were analyzed theoretically and statistically. Statistical data analysis used
one way ANOVA with 95% confidence interval. The result showed that the variation of PVP
as binder in attapulgite chewable tablet formulation effect on tablet hardness, friability,
disintegration time and tablet taste. PVP concentration as binder that produces attapulgit
chewable tablet with the best physical properties is 1% (w/v).
Key words: attapulgite, PVP, chewable tablet, wet granulation
1. PENDAHULUAN konsistensi feses, mencegah dehidrasi dan
Diare masih merupakan masalah mengurangi jumlah oral rehydration
kesehatan yang penting di Indonesia. solution (ORS) yang dikonsumsi6.
Prevalensi diare klinis adalah sebesar Sediaan tablet attapulgit yang
9,0%. Kematian akibat penyakit diare beredar di pasaran saat ini kurang praktis
tersebar di semua kelompok umur dengan untuk digunakan oleh anak-anak karena
prevalensi tertinggi terdeteksi pada balita sulit untuk ditelan. Salah satu alternatifnya
(16,7%)1. Data Pusat Statistik Kota adalah dengan pembuatan sediaan tablet
Pontianak pada tahun 2008 menyebutkan kunyah attapulgit. Tablet kunyah
jumlah anak penderita diare merupakan merupakan tablet yang diformulasikan
penyakit yang terbanyak kedua setelah untuk dikunyah yang memberikan residu
penyakit pada saluran pernafasan yaitu rasa enak dalam rongga mulut, mudah
sebanyak 8.930 kasus berdasarkan data ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit
yang dikumpulkan dari 22 Puskesmas di atau tidak enak. Keuntungan tablet kunyah
Kota Pontianak2. dibandingkan dengan bentuk sediaan
Loperamid merupakan antidiare padat oral lainnya meliputi ketersediaan
golongan antimotilitas yang paling banyak hayati yang lebih baik dan melewati
digunakan dalam terapi diare saat ini3. proses disintegrasi yang lebih cepat.
Meskipun begitu penggunaan loperamid Selain itu, sediaan tablet kunyah juga
pada anak-anak dikontraindikasikan dapat digunakan sebagai pengganti bentuk
karena akan menyebabkan terkumpulnya sediaan cair karena sediaan ini dirancang
cairan di lumen usus diikuti peningkatan untuk memberikan permulaan kerja obat
(overgrowth) bakteri, gangguan digesti (onset) yang cepat, meningkatkan
dan absorbsi. Salah satu golongan obat penerimaan pasien (terutama anak-anak)
antidiare yang aman digunakan untuk karena memiliki cita rasa yang
anak-anak yaitu antidiare golongan menyenangkan7.
adsorben karena sifatnya yang tidak Tablet kunyah dapat dibuat
diabsorbsi oleh saluran pencernaan dengan berbagai metode, salah satunya
sehingga toksin dan mikroorganisme yang yaitu metode granulasi basah. Tablet
terserap langsung diekskresikan melalui kunyah dirancang dengan kekerasan yang
feses4. lebih rendah dari tablet konvensional
Salah satu antidiare golongan untuk menjamin dalam mengunyah
adsorben yang banyak digunakan saat ini tablet8. Salah satu bahan yang
adalah attapulgit. Tablet attapulgit berpengaruh terhadap kekerasan tablet
digunakan sebagai adsorben kuman dan kunyah adalah bahan pengikat. Semakin
toksin yang menyebabkan diare, besar konsentrasi bahan pengikat, semakin
disamping mengurangi kehilangan cairan keras tablet yang dihasilkan. Polivinil
tubuh dan frekuensi diare, attapulgit juga pirolidon atau PVP merupakan salah satu
memperbaiki konsistensi feses5. Attapulgit bahan yang umum digunakan sebagai
dapat mengurangi durasi dan tingkat bahan pengikat dalam pembuatan tablet,
keparahan diare yang ditunjukkan dengan dimana keunggulan PVP dibandingkan
menurunnya frekuensi kontraksi dan bahan pengikat lain yaitu dapat berfungsi
sebagai pengikat yang baik tidak hanya
untuk metode granulasi basah, tetapi juga Primostar) dilengkapi kamera dan
untuk granulasi kering atau kempa program Axiocam, serta alatalat listrik
langsung. PVP larut sempurna dalam air dan gelas lainnya.
dan dapat berperan sebagai pengikat yang 2.1.2 Bahan
baik dengan bahan pengisi gula serta Bahanbahan kimia lain yang
menghasilkan granul dengan sifat alir digunakan antara lain attapulgit (BASF),
yang baik9. PVP telah digunakan secara manitol (Merck), aspartam (Merck),
luas sebagai eksipien, terutama pada magnesium stearat (Brataco), talkum
sediaan tablet oral dan larutan10. (Brataco), aquadestilata.
Tujuan dari penelitian ini adalah 2.2 Pembuatan Granul dan Tablet
untuk mengetahui pengaruh dari
konsentrasi bahan pengikat PVP yang Formula tablet kunyah attapulgit
digunakan terhadap kualitas tablet kunyah dibuat dengan metode granulasi dengan
attapulgit yang dihasilkan dan bahan pengikat PVP dengan variasi
menentukan konsentrasi optimum bahan konsetrasi 1%, 3%, dan 5% (b/v). Formula
pengikat PVP yang menghasilkan tablet tablet kunyah attapulgit dapat dilihat pada
kunyah attapulgit yang memiliki mutu tabel 1.
paling baik sesuai dengan persyaratan 2.3 Evaluasi Granul
Farmakope Indonesia. 2.3.1 Uji distribusi ukuran granul
2. METODOLOGI
Distribusi ukuran granul diamati
2.1 Alat dan bahan
dibawah mikroskop. Jenis partikel yang
2.1.1 Alat
Alatalat yang digunakan dalam diukur ditentukan apakah termasuk
penelitian ini adalah timbangan elektrik monodispers atau polidispers. Dilakukan
(Precisa), ayakan granul, oven listrik grouping. Dibuat grafik distribusi ukuran
(Memmert Gmbh Co Kg Model 400), partikel granul11.
corong, mesin tablet single punch, 2.3.2 Uji sifat alir
hardness tester (Electrolab EHO1P), Uji sudut diam
friability tester (Electrolab EF2), Diameter dan tinggi tumpukan
stopwatch, disintegration tester kerucut 100 gr granul yang terbentuk dari
(Electrolab ED2L), volumenometer mengalirkan granul melalui corong diukur
(Erweka SVM 102), mikroskop (Zeiss dan dihitung besar sudut diam granul12.
Primostar) dilengkapi kamera dan
Primostar) dilengkapi kamera dan
Tabel 1. Formulasi tablet kunyah attapulgit

Formula Keterangan
Bahan
F1 F2 F3
Attapulgit 300 mg 300 mg 300 mg Zat aktif
Manitol 280 mg 280 mg 280 mg Pengisi
PVP 0,01 g/ml 0,03 g/ml 0,05 g/ml Pengikat
Pewarna coklat q.s q.s q.s Pewarna
Pasta coklat q.s q.s q.s Perasa
Aspartam 5 mg 5 mg 5 mg Pemanis
Talk : Magnesium stearat (9:1) 10 mg 10 mg 10 mg Pelincir
Tabel 2. Data hasil evaluasi mutu fisik granul

Formula (x CV)
Evaluasi Granul
F1 F2 F3
Sudut Diam (o) 36,89 2,39 36,13 3,55 37,16 3,41
Pengetapan (%) 7,5 6,67 6,5 0,00 6,83 11,13
Kompresibilitas (%) 7,46 6,43 6,34 0,31 6,83 10,98
LOD susut pengeringan (%) 4,3 14,6 4,4 15,04 4,21 12,57
MC susut pengeringan (%) 4,49 15,23 4,61 15,18 4,4 13,03
Keterangan: F1: Formula 1 (PVP 1 % (b/v)); F2 : Formula 2 (PVP 3 % (b/v)); F3: Formula 3 (PVP 5 %
(b/v)); x: nilai rata-rata; CV: koefisien varian

Uji pengetapan dan kompresibilitas 2.4.4 Uji kerapuhan


Granul dimasukkan secara Dua puluh tablet yang telah
perlahan kedalam alat volumeter. dibebasdebukan ditimbang dan
Dihentakkan mesin pengetap sebanyak 10 dimasukkan ke dalam friability tester
hentakkan. Dicatat perubahan volume diputar selama 4 menit dengan kecepatan
yang terjadi. Diulangi sebanyak 10 25 rpm. Bobot tablet yang hilang dihitung
hentakkan lagi, hingga volume granul dan ditentukan persen nilai kerapuhan
tidak berubah lagi. Dihitung indeks tablet7.
pengetapan granul. Dari data uji
2.4.5 Uji kekerasan
pengetapan dihitung persen
kompresibilitas granul. Satu tablet diletakkan dengan
posisi tegak lulus pada alat hardness
2.3.3 Uji susut pengeringan granul
tester. Selanjutnya alat penekan diputar
Granul sebanyak 1 gr dimasukkan sampai tablet pecah. Dibaca skala alat
ke dalam krusibel yang sudah dikeringkan yang menunjukkan kekerasan tablet dalam
pada suhu 105C selama 30 menit. satuan Kg14.
Krusibel berisi granul dikeringkan pada
2.4.6 Uji waktu hancur
suhu 105C hingga bobot granul
konstan13. Satu tablet dimasukan pada
masing-masing tabung dari keranjang alat
2.4 Evaluasi Tablet
disintegration tester, digunakan air
2.4.1 Uji organoleptis
bersuhu 372 C sebagai media. Pada
Penampilan fisik tablet yang akhir pengujian diamati semua tablet,
diamati meliputi tidak ada capping, dipastikan semua tablet hancur
cracking, picking dan karakteristik lain sempurna13.
yang menandakan adanya kerusakan
2.4.7 Uji tanggapan rasa
tablet7.
Tiga puluh responden ditemui dan
2.4.2 Uji keseragaman ukuran diminta untuk merasakan dan memberi
Sepuluh tablet diukur diameter tanggapan tentang rasa ketiga formula
dan tebal tablet menggunakan jangka tablet kunyah yang dibuat, dengan
sorong13. mengisi angket yang disediakan15.
2.5 Analisis Data
2.4.3 Uji keseragaman bobot
Data yang diperoleh dari hasil
Dua puluh tablet ditimbang pengujian evaluasi tablet dibandingkan
bersamaan. Dihitung bobot rata-rata tablet dengan kepustakaan yang sesuai. Data
dan persen penyimpangan bobot tablet 13. evaluasi ketiga formula percobaan, diuji
normalitas dan homogenitasnya lalu memiliki sifat alir yang baik12. Grafik
dilanjutkan dengan uji ANOVA dan uji distribusi ukuran granul dapat dilihat pada
post hoc dengan taraf kepercayaan 95%. gambar 1.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.3 Uji Susut Pengeringan
3.1 Evaluasi Mutu Fisik Granul Kandungan lembab suatu zat
3.1.1 Uji Sifat Alir dapat dinyatakan dengan menggunakan
LOD (Lost On Drying) dan MC (Moisture
Sifat alir granul yang dibuat Content). LOD yaitu suatu pernyataan
dievaluasi dengan menggunakan metode kadar kelembapan berdasarkan bobot
pengukuran secara tidak langsung. Data basah. Sedangkan MC merupakan
pada tabel 2 menunjukkan bahwa pernyataan kadar kelembaban berdasarkan
peningkatan konsentrasi PVP tidak bobot kering granul12. Nilai rata-rata LOD
berpengaruh signifikan terhadap sifat alir dan MC masing-masing formula
granul. Meskipun begitu, seluruh formula menunjukkan bahwa ketiga formula yang
masih memenuhi persyaratan untuk dibuat sudah memenuhi persyaratan susut
dikempa menjadi tablet dengan nilai pengeringan, dimana persen susut
sudut diam < 40, nilai persen pengetapan pengeringan granul yang memenuhi
< 20% dan nilai persen kompresibilitas syarat kandungan lembab yang baik
berada pada rentang 5-12%. adalah pada rentang 2%-5%. Peningkatan
3.1.2 Distribusi Ukuran Partikel Granul konsentrasi bahan pengikat PVP diikuti
dengan penurunan persen LOD dan MC.
Hasil pengamatan terhadap
ukuran partikel granul yang diuji 3.2 Evaluasi Tablet
normalitasnya menunjukkan bahwa Granul yang sudah memenuhi
ukuran partikel granul berdistribusi persyaratan kemudian dikempa menjadi
normal dengan nilai p>0,05. Granul yang tablet dan dievaluasi. Hasil evaluasi dapat
distribusi ukuran granulnya normal dilihat pada tabel 3.

Gambar 1. Grafik distribusi ukuran partikel granul. Keterangan: distribusi ukuran granul diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 4x dan diukur dengan menggunakan program Axiocam. Jumlah partikel yang
diukur 1000 partikel.
3.2.1 Uji Organoleptis dinyatakan mempunyai ukuran yang
Beberapa permasalahan yang seragam yaitu bila diameter rata-rata tablet
umum ditemukan dalam pengempaan tidak lebih dari 3 kali tebal rata-rata tablet
tablet berupa capping, lamination, dan tidak kurang dari 1 kali tebal rata-
chipping, cracking, sticking, picking, rata tablet13. Keseragaman ukuran
binding, mottling dan double impression12. menggambarkan reprodusibilitas dan
Permasalahan pada tablet kunyah terkait selanjutnya dengan keseragaman
attapulgit (gambar 2) yang dihasilkan kandungan dan juga terkait dengan faktor
yaitu mottling. Mottling merupakan istilah estetika16. Hasil uji post hoc (tabel 4)
yang digunakan untuk mendeskripsikan menunjukkan bahwa variasi konsentrasi
distribusi warna yang tidak merata pengikat PVP tidak memberikan
dipermukaan tablet, berbintik terang/ perbedaan yang signifikan pada ukuran
gelap. Penyebab utamanya adalah warna tablet yang dihasilkan.
zat aktif yang berbeda dengan eksipien 3.2.1 Uji Keseragaman Bobot Tablet
dan adanya migrasi zat warna selama Kunyah
proses pengeringan atau zat warna yang Uji keseragaman bobot tablet
ditambahkan tidak terbagi rata (tidak yang dilakukan menunjukkan tidak ada
homogen)12. Keseragaman warna tablet satu tablet pun dari ketiga formula yang
dapat menjadi salah satu parameter menyimpang dari kolom A maupun kolom
keseragaman kadar pada tablet. B. Syarat uji keseragaman bobot yaitu
Meskipun begitu, keseragaman bobot bobot rata-rata tablet tidak boleh lebih dari
tablet dengan bobot zat aktif 50 mg 2 tablet yang menyimpang dari kolom A
atau lebih, dengan perbandingan kadar (5% dari bobot tablet) dan tidak boleh ada
zat aktif dalam tablet 50% atau lebih satu tablet pun yang menyimpang dari
dari bobot tablet sudah dapat kolom B (10% dari bobot tablet)13. Uji
menggambarkan keseragaman kadar keseragaman bobot dipersyaratkan jika
tablet yang diuji tidak bersalut dan
dari tablet tersebut12.
mengandung 50 mg atau lebih zat aktif
tunggal yang merupakan 50% atau lebih
dari bobot satuan sediaan13. Keseragaman
bobot mengindikasikan keseragaman zat
aktif yang terkandung dalam tablet
tersebut12.
Keseragaman bobot tablet juga
dapat dilihat dari nilai CV bobot tablet,
F1 F2 F3
dimana keseragaman bobot dinyatakan
Gambar 2. Tablet kunyah attapulgit memenuhi syarat jika memiliki nilai CV
Keterangan: F1: Formula 1 (PVP 1%); F2:
Formula 2 (PVP 3%); F3: Formula 3 (PVP 5%) 5%12. Tabel 3 menunjukkan bahwa ketiga
formulasi memiliki nilai CV kurang dari
3.2.2 Uji Keseragaman Ukuran Tablet 5%. Uji keseragaman bobot yang
Kunyah dilakukan menunjukkan formula 1, 2 dan
Tabel 3 menunjukkan bahwa 3 memenuhi persyaratan keseragaman
tablet kunyah attapulgit dari ketiga bobot sesuai dengan FI III maupun dari
formula memenuhi persyaratan nilai CV. Peningkatan konsentrasi
keseragaman ukuran. Suatu tablet pengikat PVP yang digunakan menyebab-
Tabel 3. Data Hasil Uji Evaluasi Mutu Fisik Tablet

Formula (x CV)
Evaluasi Tablet
F1 F2 F3
Diameter Tablet (cm) 1,23 0,43 1,24 0,33 1,23 0,66
Tebal Tablet (cm) 0,46 0,56 0,48 1,39 0,46 1,35
Bobot Tablet (mg) 602,87 0,873 605,33 1,129 607 1,967
Kekerasan (Kg) 5,34 4,56 6,31 4,87 7,76 5,64
Kerapuhan (%) 0,61 1,68 0,58 4,85 0,34 13,7
Waktu Hancur (detik) 33,67 4,54 53,33 8,86 57,33 7,86
Keterangan: F1: Formula 1 (PVP 1 % (b/v)); F2 : Formula 2 (PVP 3 % (b/v)); F3: Formula 3 (PVP 5 %
(b/v)); x: nilai rata-rata; CV: koefisien variasi

kan penyimpangan bobot rata-rata tablet Tabel 4. Hasil uji post hoc tablet kunyah
kunyah attapulgit semakin besar, hal ini
disebabkan karena ukuran granul yang No Uji sifat fisik Nilai signifikan p
dihasilkan pada konsentrasi pengikat PVP tablet
F1:F2 F2:F3 F1:F3
tinggi lebih besar sehingga menurunkan kunyah
1 Keseragaman
sifat alir granul menyebabkan pengisian
ukuran tablet
die pada saat pengempaan kurang baik. Tebal 0,304 0,951 0,187
Uji post hoc (tabel 4) Diameter 0,776 0,776 1,000
2 Keseragaman
menunjukkan bahwa konsentrasi PVP bobot tablet
0,437 0,149 0,666
yang digunakan tidak memberikan 3 Kekerasan
0,004* 0,000* 0,000*
perbedaan yang signifikan terhadap tablet
keseragaman bobot tablet kunyah 4 Kerapuhan
0,595 0,001* 0,000*
tablet
attapulgit yang dihasilkan.
5 Waktu hancur
0,002* 0,463 0,001*
3.2.2 Uji Kekerasan Tablet Kunyah tablet
Keterangan: tanda * menunjukkan signifikansi
Data pada tabel 3 menunjukkan (p < 0,05); F1: Formula 1 (PVP 1 % (b/v)); F2
bahwa peningkatan konsentrasi pengikat : Formula 2 (PVP 3 % (b/v)); F3: Formula 3
yang ditambahkan diikuti dengan (PVP 5 % (b/v))
peningkatan tingkat kekerasan dari tablet
yang dihasilkan. Hal ini disebabkan 3.2.3 Uji Kerapuhan Tablet Kunyah
karena bahan pengikat akan membentuk Uji kerapuhan tablet kunyah
matriks internal selama proses granulasi attapulgit yang dilakukan menunjukkan
basah. Akibatnya, kekuatan granul dan bahwa kerapuhan tablet kunyah dari
kekuatan tablet meningkat seiring dengan ketiga formula sudah memenuhi syarat
peningkatan konsentrasi pengikat yang (data pada tabel 3). Syarat kerapuhan
digunakan7. tablet yang dikehendaki adalah sebesar
Kekerasan yang baik untuk tablet 1% atau kurang untuk tablet konvensional,
kunyah adalah 4-7 kp. Dimana 1 kp sedangkan untuk tablet kunyah (karena
(kilopond) adalah sama dengan tekanan kekerasan yang lebih rendah), nilai
sebesar 1 Kg12. Kekerasan tablet kunyah friabilitas sampai 4% dapat diterima 7.
formula 1 dan 2 memenuhi persyaratan Peningkatan konsentrasi bahan pengikat
kekerasan tablet. Tablet kunyah formula 3 PVP menghasilkan tablet dengan tingkat
tidak memenuhi syarat kekerasan tablet kerapuhan yang semakin kecil karena
karena nilai kekerasan tablet lebih dari 7 peningkatan konsentrasi pengikat PVP
kg. Uji post hoc yang dilakukan (tabel 4) menyebabkan tablet kunyah yang
menunjukkan bahwa ketiga formula dihasilkan semakin keras sehingga tingkat
berbeda signifikan satu sama lain. ketahanan tablet terhadap abrasi semakin
tinggi yang dilihat dari nilai kerapuhan Hasil penelitian yang telah
tablet kunyah yang semakin menurun dilakukan menunjukkan bahwa variasi
(tabel 3). Uji post hoc (tabel 4) yang konsentrasi bahan pengikat PVP pada
dilakukan dinyatakan bahwa formula 3 pembuatan tablet kunyah attapulgit
berbeda signifikan terhadap kedua berpengaruh terhadap kekerasan,
formula lain. kerapuhan, waktu hancur serta rasa tablet
3.2.4 Uji Waktu Hancur Tablet kunyah. Konsentrasi bahan pengikat PVP
Kunyah yang menghasilkan tablet kunyah
attapulgit dengan sifat fisik paling baik
Uji waktu hancur tablet kunyah adalah pada konsentrasi 1% (b/v). Hal ini
yang dilakukan menunjukkan bahwa dilihat dari tingkat kekerasan tablet
waktu hancur tablet kunyah dari ketiga formula 1 yang lebih rendah dibanding
formula sudah memenuhi syarat. Syarat formula 2 dan 3, meskipun begitu masih
uji waktu hancur yaitu tidak kurang 16 memenuhi persyaratan kerapuhan yang
dari 18 tablet yang diuji harus hancur diperbolehkan. Selain itu, tablet kunyah
sempurna dalam waktu kurang dari 15 formula 1 juga memiliki waktu hancur
menit13. Uji waktu hancur perlu dilakukan yang baik serta memiliki tingkat
terhadap tablet kunyah yang dihasilkan penerimaan yang paling baik dari resipien
untuk menunjukkan kemampuan tablet berdasarkan uji tanggapan rasa yang telah
berdisintegrasi7. dilakukan.
Peningkatan bahan pengikat PVP 4. KESIMPULAN
yang ditambahkan mempengaruhi waktu
hancur dari tablet kunyah attapulgit yang Hasil penelitian menunjukkan
dihasilkan, dimana semakin rendah bahwa variasi konsentrasi bahan pengikat
konsentrasi bahan pengikat yang PVP pada pembuatan tablet kunyah
ditambahkan, semakin cepat tablet hancur. attapulgit berpengaruh terhadap
Hal ini disebabkan karena tablet yang kekerasan, kerapuhan, waktu hancur serta
keras mempunyai bentuk yang lebih rasa tablet kunyah. Konsentrasi bahan
kompak dengan porositas yang kecil pengikat PVP yang menghasilkan tablet
sehingga menghambat penetrasi air ke kunyah attapulgit dengan sifat fisik paling
dalam tablet dan akhirnya memperlama baik adalah 1% (b/v).
waktu hancur tablet17. Uji Post Hoc (tabel DAFTAR PUSTAKA
4) menunjukkan bahwa formula 1 berbeda 1. Balai penelitian dan pengembangan
signifikan terhadap kedua formula yang kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
lain. (RISKESDAS). 2007. Riset
3.2.5 Uji Tanggapan Rasa Tablet Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007.
Kunyah Kementrian Kesehatan Republik
Uji tanggapan rasa yang dilakukan Indonesia. Jakarta.
menunjukkan bahwa sebagian besar 2. Sutriswanto. 2011. Faktor-Faktor
panelis dapat menerima ketiga formula. yang Berhubungan dengan Kejadian
Kesimpulan dari uji tanggapan rasa yang Diare Akut pada Bayi/Anak Usia 6-24
dilakukan yaitu bahwa tablet kunyah Bulan (Studi Kasus Pontianak).
attapulgit yang paling disukai oleh Master Tesis. Program Pasca Sarjana
responden adalah tablet kunyah formula 1. Undip. Semarang.
3. Milala, Sembiring, A., Rahayu, Pudji, Pengisi pada Tablet Klofeniramin
R., Anggen, Tennes, A. 2011. Profil Maleat (CTM). Skripsi. Universitas
Pasien dan Profil Pengobatan Diare di Tanjungpura. Pontianak.
Klinik Medis Ubaya. Jurnal Ilmiah
12. Sulaiman, T.N.S. 2007. Teknologi dan
Sains dan Teknologi. Vol 5: 28-35
4. Nathan, Alan. 2010. Nonpresciption Formulasi Sediaan Padat. Pustaka
Medicines, Fourth Edition. Laboratorium Teknologi Farmasi
Pharmaceutical Press.USA. Hal. 90. Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.
5. Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. Hal. 22; 66; 80-90; 107-112; 128-129;
2007. Obat-Obat Penting: Khasiat, 149.
Penggunaan dan Efek-Efek 13. Departemen Kesehatan Republik
Sampingnya, Edisi Keenam. PT. Elex Indonesia. 1995. Farmakope
Media Komputindo. Jakarta. Hal 297. Indonesia, edisi keempat. Departemen
6. Zaid MR, Hasan M, Khan AA. 1995. Kesehatan Republik Indonesia.
Attapulgite in The Treatment of Acute Jakarta. Hal 1086.
Diarrhoea : a Double-Blind Placebo- 14. Voigt, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran
Controlled Study. J Diarrhoeal Dis Teknologi Farmasi, Edisi kelima.
Res. Vol 13: 44-46. UGM Press. Yogyakarta.
7. Siregar, C.J.P. dan Wikarsa, S. 2008. 15. Nugroho A.K. 1995. Sifat Fisik dan
Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Stabilitas Tablet Kunyah Asetosal
Dasar - Dasar Praktis. Penerbit Buku dengan Bahan Pengisi Kombinasi
EGC. Jakarta. Hal. 196; 203; 377-379; Manitol Laktosa. Skripsi. Fakultas
417-418. Farmasi. Universitas Gadjah Mada.
8. Agoes, Goeswin. 2008. Yogyakarta.
Pengembangan Sediaan Farmasi, 16. Nugrahani, I., Rahmat, H.,
edisi revisi dan pengembangan. Djajadisastra, J.2005. Karakteristik
Penerbit ITB. Bandung. Hal. 222-226;
Granul dan Tablet Propranolol HCl
278-279.
9. Flottmann, Hubertus dan Quadir, dengan Metode Granulasi Peleburan.
Anisul.2008. Polyvinylpyrrolidone Jurnal. Vol II: 100-109.
(PVP)One of The Most Widely Used 17. Jufri, M., Dewi, R., Ridwan, A., Firli.
Exipients in The Pharmaceuticals : An 2006. Studi Kemampuan Pati Biji
Overview. Drug Delivery Technology Durian sebagai Bahan Pengikat dalam
Vol 8: 6. Tablet Ketoprofen secara Granulasi
10. Rowe, Raymond C., Sheskey, Paul J., Basah. Jurnal Majalah Ilmu
Quinn, Marian E. 2006. Handbook of Kefarmasian, Vol. III: 78-86
Pharmaceutical Excipients, Sixth
Edition. The Pharmaceutical Press. MMMMMMMMMMMMMMMMMM
London. Hal 581-582; 605-606. MMMMMMMMMMMMMMMMMM
11. Anastasia, D. S. 2011. Uji Amilum MMMMMMMMMMMMMMMMMM
Buah Pisang Barangan (Musa MMMMMMMMMMMMjdfshdfjsdfjd
fjdfhjdfjsdfhjdfhjdsjhfsklhfuidfisuefksj
acuminate AAA) Sebagai Bahan
dMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMMMM

Anda mungkin juga menyukai