Teknologi Sediaan Solid: (Tablet)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 176

TEKNOLOGI

SEDIAAN SOLID
(TABLET)
DOSEN PENGAMPUH: DJUNIASTI KARIM. S.Si., M.Si., Apt
KELOMPOK 1
CHINTA JUNIANTI HASDI PO713251211009

FARADILLAH PO713251211015

FEBY VALENTINA PO713251211016

MOH. ABDUL FAJAR ALI PO713251211028

NABILA SALZABILA PO713251211030

NILA ANGGRESTI PO713251211033

NUR ANISA REZKIA PO713251211037

VIVI ERLITAYANTI PO713251211048


TEMA PEMBAHASAN
01 02
SEJARAH DEFINISI
03
SEDIAAN TABLET SEDIAAN TABLET

KELEBIHAN &
KEKURANGAN

04 05
SEDIAAN TABLET

KLASIFIKASI PREFORMULASI
SEDIAAN TABLET SEDIAAN TABLET
01 SEJARAH
SEJARAH TABLET
Tablet Hingga abad ke-19 tablet saat ini dibuat seperti kita membuat batu bata. Bahan
obat dicampur dengan bahan-bahan tambahan dalam bentuk lembek atau setengah
padat kemudian dibentuk bulat-bulat seperti bola baru kemudian dikeringkan
dengan mesin pengering atau dibawah sinar matahari.
Bentuk sediaan ini disebut dengan pil yang diperkirakan berasal dari bahasa latin
yaitu pilula yang artinya adalah bola, namun ada pula ahli yang mengatakan bahwa
Bell merujuk pada ahli pembuat obat pada zaman Romawi yaitu pliny yang hidup
pada abad pertama di masehi tablet yang dipress atau disebut dengan kompres tablet
seperti yang kita kenal saat ini.
Pertama kali ditemukan oleh seorang inventor dari Inggris raya yang bernama
William broken down pada tahun 1843 obat yang pertama kali dibuat dengan
menggunakan metode kompresi atau sistem sekali ini adalah potasium karbonat
yang diindikasikan untuk pasien mengalami kekurangan Kalium dalam darah. Sejak
saat itu semua sediaan oral dengan dibuat dengan menggunakan kompresi hingga
saat ini.
02 DEFINISI TABLET
MENURUT BEBERAPA SUMBER
• Farmakope Indonesia Ed.III
Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler , kedua permukaannya rata atau
cembung , mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan
• Farmakope Indonesia Ed. VI
Sediaan padat yang mempunyai kandungan tanpa bahan pengisi atau
bahan obat. Berdasarkan tata cara pembuatan, obat dapat dibedakan
sebagai tablet kempa, dan tablet cetak merupakan pengertian dari tablet.
• Parrot
Tablet kempa adalah suatu bentuk sediaan tunggal yang dibuat dengan
mengempa granulasi bahan obat dengan tekanan beberapa ratus kilogram
per cm 2 menjadi bentuk cakram atau bentuk lain sesuai dengan punches
dan dies.
• RPS
Bentuk sediaan farmaseutik padat yang mengandung bahan obat dengan
atau tanpa pengisi yang cocok dan disiapkan dengan metode pengempaan
atau pencetakan.
• DOM
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang berisi bahan obat dengan atau
tanpa pengisi yang cocok.
• Scoville’s
Tablet adalah bentuk sediaan padat dari satu atau lebih bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi.
• Lachman
Tablet kempa adalah bentuk sediaan padat tunggal dibuat dengan
pengempaan dari formulasi bahan obat dan pengisi yang khusus atau zat
tambahan yang sesuai untuk membantu dalam proses dan sifat dari
produk obat.
• Kesimpulan
Tablet adalah bentuk sediaan farmasetik yangmengandung bahan obat
dengan atau zat tambahan yang cocok dalam bentuk tabung pipih, sirkuler,
permukaan datar atau cembung dibuat dengan metode pengempaan atau
pencetakan dibawah tekanan beberapa ratus kilogram per cm2.
03
KELEBIHAN &
KEKURANGAN
KELEBIHAN TABLET

● Tablet dapat diproduksi dalam sekala besar dan dengan


kecepatan produksi yang sangat tinggi sehingga lebih murah
● Memiliki ketepatan dosis tiap tablet atau tiap unit pemakain
● Lebih setabil dan tidak mudah ditumbuhi mikroba karena
dalam bentuk kering dengan kadar air yang rendah
● Dapat dibuat produk dengan berbagai profil pelepasan
● Tablet bukan produk steril sehingga penanganan selama proses
produksi distribusi dan pemakain lebih mudah
KELEBIHAN TABLET

● Mudah dalam pengempakan dan transfortasi


● Mudah dibawa kemana-mana
● Pemakain dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan tenaga medis
● Bau, rasa dan warna yang tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan
penyalutan
● Mudah didentifikasi dengan memberi tanda atau logo di punch
● Tersedia dalam berbagai tipe
● Dibandingkan dengan kapsul tablet lebih sulit dipalsukan
KEKURANGAN TABLET
● Bahan aktif dengan dosis yang besar dan tidak
kompersible sulit dibuat tablet, Sulit untuk
memformulasikan zat aktif yang sulit dibasahi dan tidak
larut serta disolusinya rendah
● Onsetnya lebih lama dibandingkan sediaaan parenteral
larutan oral dan kapsul
● Jumlah zat aktif dalam bentuk cairan yang dapat dijerat
kedalam tablet sangat kecil
● Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah
dan orang lanjut usia
● Pasien yang menjalani radioterapi tidak dapat menelan
obat
04
KLASIFIKASI
SEDIAAN TABLET
BERDASARKAN RUTE PER ORAL, METODE
PEMBUATAN, DAN CARA PEMAKAIAN
Berdasarkan Rute Per Oral
1. Tablet kompresi konvensional
Tablet ini ditujukan untuk disintegrasi sediaan yang cepat, melepaskan obat
dengan cepat, dan merupakan representasi sediaan tablet yang banyak
digunakan secara klinis. Tablet ini diperoleh dengan cara mengempa bahan
obat dan bahan tambahan (pengikat, disintegran, lubrikan, pelincir dan bahan
tambahan lainnya), dalam bentuk serbuk atau granul menggunakan mesin
kempa untuk menghasilkan geometri tablet yang dikehendaki. Saat tablet
tersebut ditelan, tablet akan hancur dalam saluran cerna (lambung) kemudian
obat akan terlarut dalam cairan lambung dan diabsorpsi secara sistemik.
Berdasarkan Rute Per Oral
2. Tablet kompresi berlapis
Tablet kompresi berlapis minimal terdiri dari dua lapisan. Secara
umum terdapat dua desain utama tablet kompresi berlapis yaitu (1)
tablet lapis dan (2) Salut kompresi. Beberapa alasan pembentukan
tablet lapis antara lain: memisahkan obat yang inkompatibel dalam
lapisan yang berbeda, menghantarkan obat dengan laju pelepasan
yang berbeda pada saluran cerna, menghasilkan tablet salut.
Pembentukan tablet salut dengan teknik kompresi sangat
bermanfaat untuk obat yang memiliki rasa pahit, obat yang
mengiritasi saluran cerna, dan obat yang tidak stabil pada kondisi
asam.
Berdasarkan Rute Per Oral
3.Tablet salut film
Tablet konvensional dapat disalut dengan lapisan film yang
terbentuk dari polimer atau campuran polimer agar mudah
ditelan, terlindung dari pengaruh cahaya atau kelembaban,
terlindung dari pengaruh asam lambung, dan mengontrol laju
pelepasan obat. Contoh polimer yang digunakan untuk salut film
antara lain hidroksipropilmetilselulosa, hidroksipropilselulosa,
dan Eudagrit E100.
Berdasarkan Rute Per Oral
4. Tablet Salut Enterik
Tablet salut enterik adalah tablet yang disalut
dengan polimer yang tidak larut dalam kondisi asam
(di dalam lambung), namun lapisan penyalut
tersebut akan terlarut dalam kondisi cairan yang
bersifat alkali pada usus halus (pH > 4). Polimer
salut enterik dapat menahan pelepasan obat pada
lambung sehingga dapat melindungi obat-obat yang
dapat mengalami degradasi pada kondisi asam
(misalnya eritromisin) atau mengiritasi mukosa
lambung (NSAID). Polimer yang dapat digunakan
untuk tujuan tersebut antara lain selulosa asetat
ftalat, hidroksipropil metil selulosa suksinat, dan ko-
polimer asam metakrilat (Eudragit®).
Berdasarkan Rute Per Oral
5. Tablet salut gula

Tablet konvensional disalut dengan lapisan gula konsentrat untuk


meningkatkan penampilan tablet dan menutupi rasa yang pahit dari obat.
Penggunaan salut gula pada tablet konvensional ditujukan untuk alasan yang
sama seperti penggunaan salut film. Tablet salut gula secara umum terdiri dari
tablet inti yang mengandung obat, dan lapisan yang dideposisikan pada
permukaan tablet. Lapisan tersebut terdiri dari sirup, shellac, dan talk. Tablet
salut gula umumnya mengalami peningkatan bobot sekitar 100%-300%.
Penggunaan salut gula saat ini sudah mulai menurun disebabkan semakin
berkembangnya teknik salut film.
Berdasarkan Rute Per Oral
6. Tablet kunyah
Tablet kunyah adalah tablet yang ditujukan untuk
dikunyah dalam rongga mulut (bukal) sebelum ditelan.
Aplikasi bentuk sediaan ini bertujuan untuk pasien anak-
anak dan dewasa yang mengalami kesulitan menelan
tablet konvensional. Selain itu, tablet kunyah juga
digunakan pada formulasi tablet antasida. Hal ini
disebabkan efikasi netralisasi tablet pada lambung
sangat berkaitan dengan ukuran partikel, sehingga tablet
perlu dikunyah terlebih dahulu menjadi granul kemudian
ditelan. Tablet kunyah umumnya diformulasi dengan
menggunakan pengisi mannitol dan flavor untuk
meningkatkan aseptabilitas tablet saat dikunyah. Desain
pengembangan sediaan ini tidak dianjurkan apabila
bahan obat memiliki permasalahan dengan aseptabilitas
rasa.
Berdasarkan Rute Per Oral
7. Tablet Effervescent
Tablet effervescent didesain untuk melarut
atau terdispersi secara cepat di dalam air
sebagai akibat dari lepasnya gas
karbondioksida. Gas karbondioksida dihasilkan
dari reaksi antara senyawa karbonat atau
sodium bikarbonat dan asam organik (asam
sitrat, asam tartrat, asam malat). Sediaan ini
meskipun disebut sebagai tablet, namun cara
penggunaannya dilakukan secara tidak
langsung, pasien meminum larutan obat atau
suspensi setelah tablet didispersikan.
Keuntungan pengembangan tablet
effervescent adalah obat lebih cepat
diabsorpsi dibandingkan dalam tablet
konvensional.
Berdasarkan Metode Pembuatan
1. Tablet Cetak
Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan
bahan pengisi yang umumnya mengandung
laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai
perbandingan. Massa serbuk dibasahi
dengan etanol persentase tinggi. Massa
serbuk yang lembap ditekan dengan tekanan
rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian
dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak
agak rapuh sehingga harus hati-hati dalam
pengemasan dan pendistribusian..
Berdasarkan Metode Pembuatan
2. Tablet Kempa
Tablet kempa dibuat dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Umum- nya
tablet kempa mengandung zat aktif, bahan
pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan
lubrikan, tetapi dapat juga mengandung
bahan pewarna dan lak (pewarna yang
sorpsikan pada alumunium hidroksida
yang tidak larut) yang diizinkan, bahan
pengaroma, dan bahan pemanis.
Berdasarkan Metode Pembuatan
3. Tablet Triturat
Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa
ber bentuk kecil, umumnya silindris, digunakan
untuk memberi kan jumlah terukur yang tepat untuk
peracikan obat. Tablet hipodermik adalah tablet
cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau
melarut sempurna dalam air, harus steril dan
dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
injeksi hipodermik. Tablet sublingual digunakan
dengan cara meletakkan tab- let di bawah lidah
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui
mukosa mulut, diberikan secara oral atau jika diper-
lukan ketersediaan obat yang cepat seperti tablet
nitrogliserin
Berdasarkan Cara Pemakaian
1. Tablet biasa/Telan

Tablet biasa/ tablet telan.


Dibuat tanpa penyalut,
digunakan per oral dengan
cara ditelan, pecah di
lambung.
Berdasarkan Cara Pemakaian
2. Tablet Kunyah (Chewable Tablet)

Tablet kunyah (chewable tablet). Bentuknya


seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah
dulu dalam mulut kemudi- an ditelan,
umumnya tidak pahit.
Berdasarkan Cara Pemakaian

3. Tablet Hisap

Tablet isap (lozenges, trochisi, pastiles), adalah


sediaan padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma
dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur
perlahan-lahan dalam mulut. Tablet ini dibuat dengan
cara tuang (dengan bahan dasar gelatin dan/atau
sukrosa yang dilelehkan atau sorbitol) yang disebut
pastiles, atau dengan cara kempa meng- gunakan
bahan dasar gula yang disebut trochisi. Diisap di
dalam rongga mulut, digunakan sebagai obat lokal
pada infeksi di rongga mulut atau tenggorokan.
Umumnya mengandung antibiotik, antiseptik, dan
adstringensia.
Berdasarkan Cara Pemakaian
4. Tablet Larut (Effervescent Tablet)

Tablet effervescent adalah tablet yang


dirancang untuk melepaskan karbon dioksida
(CO2) ketika melakukan kontak dengan
cairan sehingga mudah pecah dan larut.
Hanya dalam waktu singkat, kandungan
tablet ini sudah larut ke dalam cairan secara
merata. Tablet effervescent adalah salah satu
bentuk bentuk obat-obatan dan suplemen
yang sering kita gunakan sehari-hari.
Berdasarkan Cara Pemakaian
5. Tablet Implan (pellet)

Tablet implan (pelet). Tablet kecil, bulat atau oval


putih, steril, dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke
bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit,
kemudian tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit
kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan.
Berdasarkan Cara Pemakaian
6. Tablet Hipodermik

Tablet hipodermik (hypodermic


tablet). Tablet steril, umum- nya
berbobot 30 mg, larut dalam air,
digunakan dengan cara melarutkan
ke dalam air untuk injeksi secara
aseptik dan disuntikkan di bawah
kulit (subkutan).
Berdasarkan Cara Pemakaian

7. Tablet Bukal (Buccal Tablet)


Tablet Bukal adalah tablet yang cara
penggunaannya diletakkan di antara pipi
dan gusi (perhatikan gambar). Tablet
bukal tidak ditelan langsung seperti
tablet biasa. Dokter mungkin
menganjurkan obat ini untuk kondisi
tertentu, atau untuk pasien yang
kesulitan menelan atau mencerna obat,
atau mempercepat efek obat
Berdasarkan Cara Pemakaian
8. Tablet Sublingual

Tablet sublingual menurut Farmakope Indonesia Edisi IV,


1995 adalah meletakkan tablet di bawah lidah, sehingga zat
aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Beberapa obat mudah diserap dengan cara ini (seperti
nitrogliserin dan hormon steroid tertentu) dan mempunyai
banyak keuntungan.
Berdasarkan Cara Pemakaian

9. Tablet Vaginal (Ovula)

Tablet vaginal adalah tablet yang dirancang untuk


administrasi vagina dalam pengobatan infeksi lokal,
penyerapan sistemik, dan penyerapan ke dalam
jaringan vagina
05
PREFORMULASI
SEDIAAN TABLET
APA ITU
PREFORMULASI?
Merupakan langkah awal pengembangan bentuk
suatu sediaan dari suatu bahan obat secara
rasional dengan memanfaatkan data-data
fisikokimia, fisikomekanik dan biofarmakokinetik
dari obat sendiri maupun kombinasinya dengan
bahan pembantu, data-data ini dapat digunakan
untuk mendisain suatu sediaan yang stabil,
manjur, ketersediaan hayati terpenuhi, tidak
toksik dan dapat diproduksi secara masal
PREFORMULASI
Sebelum melakukan formulasi sediaan tablet kita tinjau dahulu
susunan tablet secara umum:

1. zat berkhasiat = obat


2. Pengisi (Diluent)
3. Pengikat (Binder)
4. penghancur (Disintegrant)
5. pelincir/pelicin (Lubricant)

ZAT AJUVAN

6. zat warna (Colouring agent)


7. Pengharum (Flavouring agent)
PREFORMULASI

1. Zat berkhasiat
Umumnya zat berkhasiat ini sebagai kristal atau serbuk, kalau
perlu dengan pengayakan terlebih dahulu supaya bahan itu
tidak bergumpal- gumpal. Tetapi ada beberapa yang harus
dihaluskan sekali misalnya : Hydrocortison dalam bentuk ultra
halus dan Cortison dalam bentuk halus. Zat Aktif juga harus
memenuhi syarat farmakope
PREFORMULASI
2. Pengisi (Diluent)
Hampir setiap tablet selalu ditambah bahan pengisi. Hal ini selain dari pada
untuk menambah bobot tablet juga supaya pada pembuatan granul jadi lebih
kompak dan supaya dapat adanya finis pada granul yang sudah jadi. Bahan
pengisi yang dapat dipakai adalah :
c. Golongan anorganik seperti : bolus alba,
a. Golongan gula seperti: lactosa Natrii chloride, Ammonium
Saccharoida chloride (kadang-kadang)
Manitol d. Golongan modern yaitu:
Glucosa (kadang-kadang)
Avicel
b. Golongan carbohydrat seperti: Aerosil
pati
Dekstrin
PREFORMULASI
3. Pengikat (Binder)
Supaya tablet menjadi bentuk yang kompak setelah dipress dan tidak hancur kembali
maka dibutuhkan pengikat. Pengikat yang kita pergunakan harus secukupnya tidak
boleh berlebih atau berkurang. Jika kebanyakan bahan pengikatnya maka tablet akan
terlalu kompak sehingga susah pecah di dalam lambung, sebaliknya jika bahan
pengikatnya kurang maka tablet terlampau rapuh.
Lazimnya digunakan 5-10%
PREFORMULASI
Contoh-contoh pengikat:
1. Golongan gula: Saccharum 50% b/v
Dextrosa 25-50% b/v mis FeSO
2. Golongan karbohidrat :
Pati 5-20% b/v
Dextrin 10% (tidak baik)
Gom 5-20% (tabletnya keras)
3. Gelatin 10-20%
4. Golongan modern: Natrium alginate 1%
Tylose 4-5%
C.M.C 4-5%
Carborvax 4000/6000 1%
Agar (hanya negara Scandinavia)
Campuran : Campuran pati 2% + gom 5%
PREFORMULASI
4. Penghancur / Pengelumbung (Desintegrator)

Maksud penambahan zat ini supaya tablet cepat pecah jika ditelan. Karena ada
dua kemungkinan cara pencampuran desintegrator dengan masa tablet yang
lainnya maka kita mengenal ; Internal desintegrator dan External
desintegrator. Bahan-bahan tadi bekerja secara fisika atau kimia.

Misalnya pati: karena menyerap air maka dengan sendirinya tablet- tablet
akan jadi cepat pecah (secara fisika), lain halnya Bicarbonas atau carbonas-
carbonas yang dengan asam lambung akan mengelaurkan CO₂ yang juga
mempercepat hancurnya tablet (secara kimia).
PREFORMULASI
Contoh-contoh desintegrator

Pati 5-20%
Asam alginate 10%
Agar-agar
C.M.C 2%
Bentonit
Veegum
Aerosil
Pektin
Selulosa

NOTE : LAINNYA 5 %
PREFORMULASI
5. Bahan pelicin (lubrikan/lubricant)

 Bahan pelicin (lubrikan/lubricant) berfungsi mengurangi gesekan


selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk
mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Misalnya
senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak
nabati terhidrogenasi, dan talk Umumnya lubrikan bersifat
hidrofob, sehingga dapat menurunkan kecepatan disintegrasi dan
disolusi tablet. Oleh karena itu, kadar lubrikan yang berlebih
harus dihindari. PEG dan garam lauril sulfat dapat dapat
digunakan, tetapi kurang memberikan daya lubrikasi yang
optimal dan diperlukan dalam kadar tinggi.
PREFORMULASI

Macam-macam pelican yang dapat dipakai :


Asam stearate
Ol. Cacao
Paraffin solid/liq
Talk 2-5%
Magnesium stearate 1-2%
Asam borat 2%
Natrium clorida
Amylum
Natrii benzoate 1-4 %
Carbowax 4000-6000 2%
PREFORMULASI
6. Zat Warna
Zat warna tidak merupakan suatu keharusan untuk sebuah tablet. Tapi tidak jarang
banyak tablet-tablet berwarna selain memang bahan obatnya sudah berwarna juga
ada yang sengaja member zat warna.
Maksud pemberian zat warna ini adalah
a. Untuk mengetahui bahwa bahan obat sudah homogen
b. Agar menarik bagi pasien
c. Untuk membedakan dari tablet-tablet yang lain agar tidak tertukar
d. Untuk menghindari pemalsuan
Cara mencampurkan zat warna ini ke dalam masa tablet yaitu dengan
mencampurkannya ke dalam mucilagO yang akan dipakai sebagai pengikat. Jika zat
warna ini dicampur begitu saja maka pewarnaannya tidak merata tetapi selalu
terlihat bintik-bintik.
PREFORMULASI
7. Pengharum (Flavour)
Pengharum juga disini sama seperti pada zat warna yakni kebanyakan tablet
tak diberi harum, karena ini hanya sebentar saja berada dalam mulut. Kadang-
kadang penambahan bahan pengharum ini dengan tujuan :

a. Menutupi bau zat berkhasiatnya


b. Untuk effek psicologi bagi pasien si pemakan tablet
tersebut
a. Untuk membedakan dari tablet-tablet lain atau pabrik-
pabrik lain
a. Agar si pasien merasa enak pada waktu memakannya. Hal
ini biasanya berhubungan erat dengan warna tablet. Mis.
Warna kuning diberi rasa jeruk dst
PREFORMULASI
Contoh-contoh tablet yang diberi pengharum seperti :
 Tablet papain dengan methyl salicylat
 Tablet magnesium hydroxid dengan minyak permen
 Tablet soda mint dengan minyak permen
 Tablet aspirin yang berwarna orange diberi minyak jeruk
 Trochisi penicillin diberi rasa harum tertentu oleh masing-masing
pabrik pembuatnya.
Bahan pengharum ini yang dipergunakan adalah minyak-minyak atsiri
dan cara pencampurannnya ke dalam masa tablet dengan jalan
penyemprotan dalam jumlah yang sudah ditentukan.
Prinsip Kerja
Pencetak Tablet
TERIMA
KASIH!
BAHAN-BAHAN TAMBAHAN
DALAM SEDIAAN TABLET
Dosen Pengampu :
Djuniasti Karim, S.Si.,M.Si.,Apt
KELOMPOK 2
Alya Ashari Nawir PO713251211003
Alya Oktaviani Putri PO713251211004
Amelia Ananda Puspitasari PO713251211005
Amelia Sahl Tiara Tasya PO713251211006
Indira Ariesta PO713251211022
Jemaima Jusman Quinananhan
PO713251211023
Nur Anisa PO713251211036
BAHAN
TAMBAHAN
Syarat untuk bahan tambahan dalam formulasi
sediaan tablet:
Eksipien adalah bahan
● Netral secara fisiologis.
tambahan dalam suatu ● Stabil secara fisika dan kimia.
formula sediaan, bersifat ● Tidak mempengaruhi bioavailabilitas bahan
inert dan tidak mempunyai aktif.
● Tidak mengandung mikroba pathogen
efek farmakologi bertujuan ● .Tersedia cukup luas di pasaran dan
untuk meningkatkan harganya relatif murah.
Tujuan untuk bahan tambahan dalam formulasi
volume (bulking up) bahan sediaan tablet:
aktif tersebut.
Untuk membantu selama proses pembuatan.
Selain itu dapat melindungi,mendukung,dan
meningkatkan stabilitas bahan aktif
MACAM-MACAM BAHAN TAMBAHAN

Bahan Pengisi Bahan Pengikat Bahan Pelicin


(Diluent) (Binder) (Lubricant)

Bahan Penghancur Bahan Pembasah


Bahan Absorben
(Disintegrant) (Wetting agent)

Bahan Pengharum dan


Bahan Pewarna
Pemanis
BAHAN PENGISI (DILUENT)

Bahan pengisi adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang
ditunjukkan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan.
Zat pengisi biasanya diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat
bulk. Bahan pengisi umumnya ditambahkan dalam rentang 5-80%
tergantung pada jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan.
TUJUAN SYARAT

Tujuan Penggunaan: Syarat-syarat bahan pengisi:


 Bahan pengisi diperlukan apabila  Harus Non toksik
dosis obat tidak cukup untuk membuat  Secara fisiologi harus inert/netral
bulk.  Stabil secara fisik dan kimia, baik
 berfungsi sebagai bahan pengikat dengan bahan aktif atau komponen
sehingga dapat dikempa atau bahan tambahan tablet yang lain.
memperbaiki aliran.  Color compatible (tidak
mengganggu warna)
 Tidak mempengaruhi
bioavailabilitas obat.
Bahan pengisi dibedakan:
 Bahan pengisi yang tidak larut.Contoh: Calsium sulfat, Calsium Carbonat, Dibasic
Calsium Fosfat, Tribasic Calsium Fosfat, dan Amilum.
 Bahan pengisi yang larut. Contoh: Laktosa, Sukrosa, Manitol, dan Sorbitol.
Berdasarkan material penyusunnya, dibedakan menjadi:
 material organik, misalnya: karbohidrat dan modifikasinya
 material anorganik, misalnya: kalsium fosfat dan kalsium karbonat
CONTOH BAHAN PENGISI
LAKTOSA
Jenis-jenis laktosa:
Laktosa monohidrat, Laktosa semprot kering( laktosa spray dried), dan laktosa
anhidrat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Laktosa monohidrat tidak sesuai untuk kempa langsung karena fluiditas
dan kompresibilitas kurang
 Untuk kempa langsung menggunakan laktosa spray dried karena sifat alir
dan kompresibilitasnya yang baik

Konsentrasi laktosa sebagai pengisi adalah 65-85%


Keuntungan :
 Secara umum, formulasi tablet menggunakan laktosa menunjukkan release rate yang baik, granulnya cepat kering.
 Secara ekonomi, harga laktosa cenderung murah dan banyak di pasaran.
Kekurangan :
 laktosa dapat berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-stearat.
 Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa (berubah warna menjadi coklat), asam askorbat, salisilamid,
pyrilamina maleat, phenilephrine HCI.
Sukrosa
Keuntungan :
 Bisa berfungsi sebagai pengisi maupun pengikat
 Sebagai bahan pengisi sukrosa digunakan hingga kadar 50- 67% b/b.
 Larutan sukrosa dapat menjadi zat pengikat yang cukup kuat dan membuat
kekerasan tablet meningkat.

Kekurangan :
 tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan mengeras
pada penyimpanan.
 Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi dengan bahan bersifat basa menjadi
coklat pada penyimpanan.
 Jika digunakan sebagai pengikat tunggal, sukrosa membentuk granul yang
keras dan tablet lebih cenderung terdisolusi daripada terdisintegrasi. Oleh
karena itu banyak dikombinasi dengan pengisi insoluble lain.
Kalsium sulfat dihidrat
 Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 20-30%.
 Sinonim: terra alba, snow white filler.
 Memiliki sifat abrasif sehingga membutuhkan lubrikan dalam proses
pencetakan tablet, tidak higroskopis dan stabil dalam suhu kamar.
 Semakin tinggi gradenya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai
untuk zat aktif asam, netral, basa; punya kapasitas absorbsi yang tinggi untuk
minyak.
 Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste.
Manitol
Keuntungan :
 memiliki rasa manis dan sensasi yang dingin saat larut dalam mulut
menyebabkan manitol banyak digunakan dalam sediaan tablet hisap.
 Dapat digunakan untuk formulasi vitamin.
Kekurangan :
 Manitol memiliki daya air yang buruk sehingga harus ditambahkan glidan dalam
jumlah yang cukup besar dan harganya mahal
BAHAN PENGIKAT (BINDER)
Bahan pengikat merupakan eksipien yang digunakan dalam
formulasi sediaan tablet yang memberikan gaya kohesif yang cukup
pada serbuk antar partikel eksipien sehingga membentuk struktur
tablet yang kompak dan kuat setelah pencetakan. Bahan pengikat
tidak boleh mengahalangi pelepasan zat aktif untuk diabsorbsi.
FUNGSI SYARAT

Fungsinya di dalam formula tablet adalah Kompaktibilitas dengan komponen tablet

untuk mempebesar kemudahan dalam lain dan pengikat harus memberi kohesi

pencetakan dengan mengikat serbuk- pada serbuk untuk melakukan proses

serbuk komponen tablet menjadi granul, normal tetapi masih dapat terdisintegrasi,

yang selanjutnya akan membantu terlarut setelah cerna dan melepaskan zat

mengikat granul-granul menjadi tablet aktif untuk absorpsi, serta viskositasnya

dalam proses pengendapan. sekecil mungkin.


Bahan pengikat memegang peranan yang sangat penting dalam pembuatan
granul. Bahan ini akan menentukan :
 Kekerasan tablet
 Waktu hancur
 Disolusi
 Kompressibilitas
 Densitas granul
 Bahan pengikat ditambahkan, baik dalam bentuk kering untuk menaikkan
kekompakan kohesi bagi tablet cetak langsung, maupun bentuk larutan dalam
proses granulasi basah.
CONTOH BAHAN PENGIKAT
Gelatin
Keuntungan:
 Pemilihan gelatin dikarenakan gelatin merupakan merupakan
pengikat yang baik dan dapat digunakan untuk senyawa yang
sulit diikat.
Kekurangan:
 Gelatin cenderung menghasilkan tablet yang keras sehingga
waktu disintregannya membutuhkan waktu yang lama
 Gelatin adalah bahan atau media pertumbuhan bakteri sehingga
tablet-tablet yang komponennya mengandung gelatin diusahakan
untuk sedikit mungkin kontak dengan udara luar.

Digunakan pada konsentrasi 2-10% sebanyak 1- 5%


dari formula.
Akasia
● Keuntungan: Akasia dapat membentuk formasi gel
yang dapat menghambat pelepasan obat dari
sediaan sehingga dapat terkikis perlahan dalam
rongga mulut, hal ini sesuai dengan persyaratan dari
tablet hisap yaitu menghasilkan pelepasan obat
dalam mulut secara perlahan.
● Kerugian: Akasia (Gom arab) dapat menyebabkan
tablet mudah terkontaminasi mikroba.
Na-CMC
 Keuntungan: Penggunaan CMC-Na sebagai
bahan pengikat dikarenakan bahan ini
memiliki daya rekat yang kuat, bersifat non
toksik, dan non iritan, mudah diperoleh serta
relatif murah.
 Kerugian: Umumnya tablet mempunyai
waktu disintegrasi yang lebih lama.
BAHAN PELICIN (LUBRICANT) FUNGSI BAHAN PELICIN

Bahan pelicin adalah bahan yang Bahan pelicin berfungsi sebagai antigesekan,
ditambahkan ke massa tablet begitu yang terjadi pada proses pentabletan.
massa tablet akan dikempa. Berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 3
Gesekan yang terjadi pada waktu proses macam
pentabletan antara punch dan die, a) Lubricant, yang berfungsi mengurangi
gesekan antar sisi tablet dengan dinding
maupun antar partikel ada tiga macam,
ruang cetakan (die) dan antara dinding die
yaitu:
dengan punch, sehingga tablet mudah
1) Gesekan antara tablet dan dinding dikeluarkan dari cetakan.
punch dan antara tablet dengan dinding b). Glidant, yang berfungsi mengurangi
die. gesekan antar partikel yang mengalir ke
2) Gesekan antara dinding die dan hopper ke ruang cetak (die), sehingga
dinding punch. memperbaiki sifat alir serbuk atau granul
3) Gesekan antara partikel-partikel yang yang akan dikempa yang akan berpengaruh
dikempa. pada keseragaman bobot tablet.
c). Anti Adherent, yang berfungsi sebagai
pencegah melekatnya tablet pada die dan
pada permukaan punch.
SYARAT-SYARAT BAHAN PELICIN
Syarat-syarat pelicin yang dapat digunakan dalam formulasi tablet adalah :
- Tidak berwarna atau berwarna putih
- Tidak berbau dan tidak berasa
- Sebaiknya larut dalam air
- Tidak toksik dan efektif sebagai pelicin
dalam jumlah rendah
Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan pelicin (lubricant), antara
lain
1. ukuran partikel, sebagai aturan umum, semua bahan pelicin berukuran 80-100 mesh;
2. lama pencampuran bahan pelicin dengan komponen tablet lainnya (massa tablet);
3. konsentrasi bahan pelicin yang digunakan.
Ketiga faktor tersebut akan berpengaruh pada kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur
tablet.
CONTOH BAHAN PELICIN
1. TALK
Keuntungan :
dapat berfungsi sekaligus sebagai bahan pelincir, anti lekat dan
bahan pelicin, sehingga efeknya sebagai bahan pelicin dapat
optimal; serta talk dapat mencegah timbulnya noda gelap pada tablet
karena talk dapat terdistribusi lebih homogen sehingga tablet yang
dihasilkan akan memiliki penampilan fisik yang baik. (konsentrasi
yang digunakan 1%-5%)
Kekurangan :
dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet dan sifat pelumas
Dari talkum kurang bagus sehingga harus dikombinasikan dengan
bahan yang memiliki sifat pelumas yang baik.
CONTOH BAHAN PELICIN
2. MAGNESIUM STEARAT
Keuntungan :
Menurut penelitian Deniar, magnesium stearate memiliki
keuntunganya
yaitu tidak higroskopis (konsentrasi yang digunakan 1% atau kurang
dari 1%
Kekurangan :
1. Konsentrasi magnesium stearate sebagai lubrikan maksimal 1%,
jika terlalu besar akan terjadi laminasi
2. Sifat hidrofobik dari magnesium stearat akan menghalangi proses
pecahnya tablet sehingga obat akan sulit terdispersi dalam
medium air
CONTOH BAHAN PELICIN
3. PARAFIN CAIR
1. Konsentrasi yang digunakan 0,5% tetapi sering juga dikombinasikan
dengan 3% talk untuk mengatasi kesulitan di dalam pencetakan tablet
tertentu.
2. Bahan ini pada pembuatan tablet norit digunakan konsentrasi 1%

Keuntungan :
Parafin cair ini digunakan sebagai lubricant pada tablet norit yang tidak
bisa menggunakan talk sebagai lubricant.
Kerugiaan :
Bersifat hidrofobik sehingga dapat menghalangi proses pecahnya tablet
menyebabkan obat akan sulit terdispersi dalam air
BAHAN PENGHANCUR (DISENTEGRANT)
Bahan penghancur adalah bahan yang ditambahkan dalam pembuatan tablet dengan maksud tablet hancur
menjadi bagian-bagiannya apabila berada dalam medium air.
Zat penghancur yang membantu hancurnya tablet setelah ditelan, yang paling banyak digunakan pati dan
selulosa yang dimodifikasi secara kimia(syamsuni,2006: 172).
Contoh : amylum (2%-10%), mikrokristal selulose (>25%), karboksimetil selulose (2%8%), tragakan, gom,
agar (1%-10%)
Fungsinya di dalam formula tablet sangat berlawanan dengan fungsi bahan pengikat sebab bahan
penghancur ini ditambahkan kedalam formula tablet dengan maksud agar tablet bisa segera hancur apabila
kontak dengan air ataupun cairan lainnya sehingga zat khasiat yang dikandungnya bisa dibebaskan dan
memberikan efek terapi. Makin kuat daya ikat bahan pengikat yang digunakan dipilih bahan penghancur
yang daya hancurnya juga semakin besar.
LANJUTAN

Beberapa mekanisme hancurnya suatu tablet akibat pengaruh bahan penghancur yang ditambahkan
kedalam formula adalah sebagai berikut :

1. Mengembangnya bahan penghancur. Mekanisme ini pada umumnya ditunjukkan oleh pati,
turunan selulosa, gom arab, dan alginate. Bahan penghancur ini di dalam air akan mengembang
dalam pengembangan bahan penghancur ini akan menyebabkan terjadinya tekanan dari dalam
tablet sehingga tablet pecah.

2. Terbentuknya gas karbondioksida. Mekanisme ini terjadi hanya pada tablet offervescent yang di
dalam formulasinya terdapat kombinasi antara asam sitrat atau pun asam tartrat dengan basa
karbonat ataupun basa bikarbonat. Kombinasi asam dan basa ini didalam air akan membentuk
gas karbondioksida yang menyebabkan pecahnya tablet.

3. Terbentuknya gas oksigen. Mekanisme ini hanya ditemukan pada tablet yang dipergunakan
bukan untuk pengobatan, hasil reaksi antara magnesium peroksida dengan natrium perborat.
LANJUTAN

Beberapa cara penambahan bahan penghancur dalam formulasi tablet :

1) Ditambahkan sekaligus dalam bentuk keringnya kedalam granul yang telah dikeringkan sebelum
proses pencetakan dilakukan.

2) Ditambahkan sebagian dari jumlah totalnya, sebagian pertama ditambahkan kedalam campuran
serbuk sebelum proses granulasi basah (dikenal sebagai bahan penghancur dalam) dan sebagian
lainnya ditambahkan dalam bentuk keringnya (dikenal sebagai bahan penghancur luar) kedalam
campuran granul yang telah dikeringkan sebelum proses pencetakan dimulai.

3) Ditambahkan secara total kedalam campuran serbuk sebelum proses granulasi dilakukan.Cara
ini kurang menguntungkan oleh karena beberapa bahan penghancur dengan adanya air justru
tidak lagi berlaku sebagai bahan penghancur tetapi sudah berubah fungsinya menjadi bahan
pengikat. Seperti, Gom Arab.
CONTOH BAHAN PENGHANCUR
1. Pati

Pati dapat mengembang dengan baik didalam air dingin sehingga


sehingga cocok digunakan sebagai bahan penghancur tablet.
Sebagai bahan penghancur dalam digunakan kosentrasi 10% dari
berat tablet, sedangkan untuk penghancur luar konsentrasinya 5%
dari berat tablet, sehingga total bahan penghancur ini didalam
formula tablet adalah 15%.
Mekanisme pengembangnya sangat bergantung dari kekerasan,
porositas dan daya kapilaritas yang dimiliki oleh tabletnya, faktor
usia tablet tidak mempengaruhi waktu hancur tablet dengan pati
sebagai bahan penghancurnya.
LANJUTAN…
2. GOM ARAB
Untuk memberikan efektifitasnya sebagai bahan penghancur harus diperhatikan
jumlahnya yang ditambahkan, sebab jumlah yang berlebihan justru menurunkan
efektifitasnya sebagai bahan penghancur.
Konsentrasinya sebagai bahan penghancur antara 1-100 persen dari berat tablet.

3. AVICEL
Merupakan bahan penghancur yang terbaik dalam sediaan tablet dengan konsentrasi
tinggi antara 25% atau lebih.
Bahan penghancur ini bisa ditambahkan dalam keadaan keringnya untuk pencetakan
secara langsung, tetapi karna harga yang mahal maka perlu diperhatikan faktor
ekonominya.
4. ALGINAT
Merupakan bahan penghancur dengan kategori terbaik juga, baik berupa asam alginat
maupun sebagai Natrium alginat. Asam alginat memiliki affinitas yang besar
terhadap air daripada pati jagung dan konsentrasi penggunaannya sebagai bahan
penghancur adalah 5% atau didalam hal-hal khusus bisa digunakan sampai 10%
BAHAN PEMBASAH (WETTING AGENT)
Bahan pembasah biasa digunakan pada tablet yang mengandung zat aktif yang sukar larut dalam air
atau memiliki sifat hidrofob yakni sifat yang sulit dibasahi oleh air. tablet yang mengandung zat
khasiat demikian ini biasanya memiliki persoalan waktu hancur yang menjadi lebih panjang.
Contohnya pada Fenasetin dan Paracetamol tetapi hal ini bisa di atasi dengan penambahan natrium
lauryl sulfat dan polisorbat.

Bahan ini membantu mempercepat penetrasi cairan kedalam tubuh tablet sehingga memungkinkan
terjadinya kontak antara cairan dengan bahan penghancur lebih cepat, akibatnya tablet menjadi lebih
cepat hancur. Sebagai contoh dapat dikemukakan salah satu hasil percobaan dari Stephenaon yang
menyatakan bahwa tablet fenasetin dengan pati jagung sebagai bahan penghancur menunjukkan
adanya kenaikan didalam waktu hancurnya dari 5 menit menjadi 45 menit sesudah masa penyimpanan
selama 8 tahun sedangkan tablet yang sama mengandung 0,25 persen Natrium Lauryl Sulfat, waktu
hancurnya hanya satu menit sedangkan setelah disimpan selama 8 tahun waktu hancurnya menjadi 1 -
3 menit.
LANJUTAN…
Bahan pembasah sering digunakan dalam tablet yang mengandung bahan aktif sukar larut dalam air,
dengan tujuan meningkatkan laju disolusi. Surfaktan, banyak digunakan sebagai bahan pembasah
untuk tujuan yang telah disebutkan sebelumnya. Natrium lauril sulfat adalah surfaktan yang sering
digunakan sebagai bahan pembasah dalam pembuatan tablet. Secara bertentangan, beberapa surfaktan
ionik yang diformulasikan dengan bahan aktif yang memiliki muatan yang berlawanan justru
digunakan untuk menghasilkan sistem lepas lambat. Oleh karena itu, sebaiknya dipilih bahan
pembasah yang tidak ber muatan, seperti polisorbat 80 (Tween 80) yang memiliki kemungkinan kecil
untuk berinteraksi dengan senyawa bermuatan.
BAHAN ABSORBEN
Manfaat penggunaan absorban di dalam suatu formula tablet adalah :
1. Melindungi zat khasiat dari pengaruh lembab.
Dalam hal ini absorban akan menarik dan mengikat air yang berasal dari larutan bahan
pengikat maupun air yang berasal dari lembab udara sehingga menipiskan kemungkinan
kontak antara zat khasiat dengan lembab tersebut
2. Menghindari kebasahan akibat sifat dan kombinasi zat khasiat.
Zat khasiat ada yang bersifat higroskopis sehingga selalu cenderung untuk mengikat air
dari segala sumber yang ada, dalam situasi demikian maka peranan absorben adalah untuk
batasi kemampuan penarikan air oleh zat khasiat.
Absorben yang paling menonjol peranannya adalah Aerosol, berbentuk serbuk yang
sangat halus dan ringan, berwarna putih, tak berbau dengan sedikit rasa sabun. Oleh
karena itu bentuknya yang sangat halus sehingga memiliki luas permukaan yang sangat
besar maka mampu mengikat 50 persen air dari berat totalnya tanpa mengalami
perubahan di dalam daya mengalirnya. Dengan kemampuan yang dimilikinya tersebut
Aerosil sangat baik digunakan untuk memformulasikan zat khasiat yang memiliki sifat
yang higroskopis. Absorben lainnya adalah Bentonit, Knolin, Magnesium, Alumunium
silikat dan Trikalsium fosfat.
BAHAN PEWARNA
Bahan pewarna yang resmi untuk di gunakan di dalam sediaan farmasi adalah:

1. FD & C (Food Drug and cosmetic)

2. D&C (Drug and cosmetic)

3. 'Lakes' alam ataupun sintetis yang telah di setujui FDA (Food& Drug Administration)

Lakes ini adalah zat warna yang di adsorpsikan pada aluminium hidroksida di mana sifatnya tak larut dalam air. Lakes
peka terhadap pengaruh cahaya dalam berbagai suhu, peka juga terhadap zat khasiat bahkan kadang kala peka juga
terhadap adanya bahan pembantu lainnya didalam formula tablet.

Fungsi bahan pewarna ini di dalam formulasi tablet adalah:

1. Meningkatkan nilai estetis tablet

2. Memudahkan kontrol selama pembuatan

3. Membedakan antara satu produk dengan produk lainnya

4. Menutupi warna yang terbentuk akibat terurainya zat berkhasiat


LANJUTAN…
Bahan pewarna di tambahkan melalui dua cara yang umumnya di gunakan yakni :
1. Cara basah
Bahan pewarna di larutkan terlebih dahulu di dalam larutan di mana terdapat dispersi dari bahan
pengikat baru di tambahkan dalam campuran serbuk yang akan di granulir
2. Cara kering
Bahan pewarna di campurkan dalam keadaan kering ke dalam campuran serbuk yang juga dalam
kondisi kering. Campuran ini di campurkan di dalam ball milling selama waktu tertentu sampai di
peroleh hasil campuran yang homogen, tetapi cara ini kurang umum di pakai oloh karena
membutuhkan waktu yang lebih panjang di samping sering" Menimbulkan kesulitan di dalam
distribusi zat warna itu sendiri. Konsentrasi bahan warna ini di dalam suatu formula tablet adalah
0,03%
BAHAN PENGHARUM DAN PEMANIS
Fungsinya di dalam formula tablet adalah:
 Menutupi bau dan rasa zat khasiat yang kurang menyanangkan
 Menutupi hasil urai zat khasiat yang berbau dan rasanya kurang menyenangkan
 Memberikan bau dan rasa yang menyenangkan dalam tablet tablet tertentu
Bahan pengharum dapat berupa minyak seperti minyak permen, minyak jeruk dan lain lainnya atau berupa granul
hasil proses spray dried yang dibuat dengan jalan mengemulsikan minyak didalam akasia atau bahan bahan lainnya
untuk selanjutnya diproses secara spray dried. Bentuk yang terakhir ini lebih baik untuk digunakan sebagai
pengharum oleh karena kalau sebagai bahan pengharum digunakan minyak minyak yang masuk dalam kategori
“Essontial oil” seperti lemon oil ataukah lime oil.

Jumlah bahan pengharum didalam formula tablet ada yang menyebutkan sebesar 5% dari jumlah granul kering
yang akan dicetak tetapi ada juga yang menyebutkan 7 ml untuk 0,5 kg granul kering. Semakin kecil jumlah bahan
pengharum yang ditambahkan akan semakin baik proes pencetakan sebab dalam jumlah-jumlah yang melebihi
batas tadi seringkali meyebabkan massa cetak menjadi lengket pada punch atau die.
LANJUTAN…
Bahan pemanis dan tingkatan rasa manisnya didalam formulasi tablet dapat disusun sebagai
berikut yang pertama adalah Laktosum kemudian berturut-turut semakin tinggi adalah sukrosa ,
manitol dan dekstrosa.
Rasa manis sukrosa bisa ditingkatkan dengan penambahan Sakharin yang memiliki rasa manis
500 kali rasa manis sukrosa. Pemanis lainnya adalah Kalsium siklamata atau Natrium siklamat.
Tablet yang memerlukan bahan pengharum dan pemanis adalah tablet antasida,
tablet larut untuk cuci mulut dan tablet effervencent .
THANK
YOU
METODE PEMBUATAN
SEDIAAN TABLET
Kelompok 3 Teknologi Sediaan Solid

Dosen Pengampuh : Djuniasti Karim,S.Si.,M.Si.,Apt


Anggota Kelompok

HILDA CANTIKA PUTRI PO713251211018


MAZAYA AFIFAH PO713351211026
NUR AMILAN AR PO713251211035
NUR ATIKA SALSABILA PO713251211039
PUTRI NURANI PO713251211041
RAHMANSYAH PERDANA A PO713251211042
RHENCHI RANTE LAMBA PO713251211043
Pengertian Tablet
Menurut Fl edisi IV, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan
obat dengan/ atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul
umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan
untuk obat hewan besar. Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram
pipih / gepeng, bundar, segitiga, lonjong sebagainya. Bentuk khusus
ini dimaksudkan untuk menghindari/mencegah/menyulitkan
pemalsuan dan agar mudah dikenal orang. Warna lablet umumnya
putih. Tablet yang berwarna kemungkinan karena zat aktifnya
berwarna, tetapi ada tablet yang sengaja diberikan warna dengan
maksud agar tablet lebih menarik, mencegah pemalsuan,
membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain. Etiket pada
tablet harus mencantunkan nama tablet/zat aktif yang terkandung,
jumlah zat aktif (zat berkhasiat) tiap tablet.
Metode
Pembuatan Tablet
Berdasarkan prinsip pembuatannya, dapat dibedakan 2 metode pembuatan tablet, yaitu
metode cetak langsung dan metode granulasi.

1. Metode cetak langsung


1. Berikut adalah contoh bahan pengsi dan sekaligus bahan pengikat
A. Formula umum dan eksipien tablet kempa langsung untuk tablet kempa langsung :
Formula umum untuk dan bahan-bahan yang banyak i. Mikrokristalinselulosa (MCC); diisolasi dari serat selulosa dengan
digunakan sebagai bahan pengisi sekaligus bahan pengikat hidrolisis asam (nama dagang Avicel). Bahan ini merupakan material
untuk tablet kempa langsung adalah sebagai berikut: yang paling kompatibel tersedia untuk pengggunaan farmasetik.
ii. Spray processed lactose [Fast Flo Lactose). Merupakan minigranulasi
dari kristal laktosa yang terikat dengan sejumlah kecil laktosa amorf. iii.
iii. Dicalcium phosphate dihydrate, unmilled [Ditab, Emcompress].
Merupakan minigranul yang terbuat dari kristalit yang teraglomerasi.
iv. Spray processesd sucrose [Dipac]. Digunakan untuk tablet kunyah.
Merupakan minigranulasi dari kristal gula yang terikat dengan dekstrin
amorf
Cetak atau kempa
langsung dilakukan jika

1. Jumlah zat khasiat per tabletnya cukup untuk dicetak.


2. Zat khasiatnya mempunyai sifat alir yang baik (free-flowing).
3. Zat khasiat berbentuk kristal yang bersifat free-flowing.
Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak
digunakan adalah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat,
laktosa semprot-kering, sukrosa yang dapat dikempa dan
beberapa pati termodifikasi, misalnya tablet Hexamin, tablet
NaCI, tablet KMnO4.
B. Proses pembuatan tablet secara
kempa langsung C. Tahap pembuatan tablet secara kempa langsung

Metode cetak langsung sangat cocok untuk zat aktif yang i). Premilling komponen formulasi. Dalam
memiliki sifat alir dan kekompakan yang baik. Metode ini pembuatan tablet secara kempa langsung,
merupakan proses dimana tablet dicetak langsung dari ukuran partikel dan distribusi ukuran
campuran serbuk zat aktif dan eksipien. Eksipien yang umum partikel dari zat aktif dan eksipien
adalah pengisi, disintegran dan lubrikan. Untuk menghasilkan merupakan faktor penentu yang penting
tablet yang baik, campuran serbuk harus mengalir secara untuk mendapatkan sifat kompresi yang
seragam dan membentuk massa yang kompak. Produksi tablet baik campuran serbuk. Eksipien dapat
secara kempa langsung dilakukan sebagai berikut: dibeli dengan spesifikasi ukuran partikel
tertentu, sedangkan sifat ukuran partikel
obat seringkali perlu dimodifikasi dengan
penggilingan menggunakan Quadro Comil
atau penggilingan dengan energi tinggi
menggunakan Fitzmill.

ii). Pencampuran zat aktif dengan eksipien (dalam bentuk serbuk, termasuk
lubrikan). Tahapan ini melibatkan pencampuran semua serbuk eksipien dan
obat (termasuk lubrikan) ke dalam pencampur/mixer serbuk.
iii). Pencetakan campuran serbuk menjadi tablet
Keuntungan dan Keterbatasan metode cetak
langsung

Keuntungan metode cetak langsung adalah: Ekonomis, eliminasi panas dan lembab , stabil,
Ukuran partikel
Sedangkan keterbatasan metode cetak langsung adalah:
- Teknologi Ada massalah aliran dan ikatan untuk dapat membentuk massa cetak yang kuat
serta kecepatan untuk meningkatkan laju produksi
- Zat aktif : untuk dosis rendah (< 50 mg) Ada massalah keseragaman distribusi obat,
kemungkinan tidak tercampur dengan eksipien atau terjadi pemisahan selama proses
kompresi. Untuk dosis tinggi Senyawa-senyawa dengan bulk volume besar, kompresibilitas
rendah dan aliran buruk tidak mungkin dicetak dengan metode cetak langsung
- Pemilihan eksipien sangat kritis
- Dapat terjadi pemisahan setelah proses pencampuran Berkurangnya lembab dapat
meningkatkan muatan elektrostatik, sehingga dapat menyebabkan pemisahan (unblending).
Cara Pembuatan Tablet

Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya


berupa serbuk yang tidak dapat langsung
dicampur dan dicetak menjadi tablet karena
akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah
pecah. Campuran serbuk itu harus diubah
menjadi granul-granul, yaitu kumpulan serbuk
dengan volume lebih besar yang saling melekat
satu sama lain. Cara mengubah serbuk menjadi
granul ini disebut granulasi.
2. Metode Granulasi
Metode ini dibagi 2 berdasarkan kestabilan zat aktifnya terhadap air
dan pemanasan.
a. Granulasi basah, cocok untuk zat aktif yang b. Granulasi kering, dilakukan pada zat aktif
tahan terhadap air dan pemanasan yang rusak oleh air dan atau pemanasan.

Alasan dilakukannya proses granulasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk mencegah segregasi dari campuran


serbuk Segregasi (pemisahan) dikarenakan
perbedaan ukuran dan densitas dari
komponen dari campuran.
b. Untuk memperbaiki sifat alir dari campuran.
c. Untuk memperbaiki karakteristik kemapuan
cetak dari campuran. .
Granulasi basah
Granulasi basah, dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur sampai
homogen, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, jika perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu
diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40°-50°C (tidak lebih dari
60°C). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan
ditambahkan bahan pelicin (lubrikan) kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet.
Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding cara
granulasi kering.

Granulasi kering/slugging/precompression
Granulasi kering/slugging/precompression, dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat
—Someone Famous
penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang
homogen, lalu dikempa cetak pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slugging) yang tidak
berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.
Akhirnya dikempa cetak lagi sésuai ukuran tablet yang diinginkan.
Keuntungan granulasi kering, yaitu tidak diperlukan panas dan kelembapan dalam proses granulasi kering ini
serta penggunaan alatnya lebih sederhana, sedangkan kerugianya adalah menghasilkan tablet yang kurang
tahan lama dibandingkan dengan cara granulasi basah.
Tujuan Granulasi
1. Supaya sifat alirnya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu dapat mengalir
teratur dalam jumlah yang sama ke dalam mesin pencetak tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan dengan bentuk
serbuk jika diukur dalan volume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet makin mudah
pecah.
3. Agar pada saat dicekak tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan mudah lepas dari
matriks (die).

● Granul-granul yang dibentuk masih diperbolehkan mengandung butiran-butiran serbuk


halus (fines) antara 10%-20% yang bermanfaat untuk memperbaiki sifat alimya (free-
flowing).

● Cara pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara yaitu granulasi basah, granulasi kering
(mesin rol atau mesin slug), dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah
untuk meningkatkan aliran campuran dan/atau kemampuan kempa.
Tujuan dari proses granulasi Mekanisme proses granulasi adalah
adalah sebagai berikut: sebagai berikut:
- Untuk memperbaiki sifat alir material 01 Mekanisme ikatan partikel
- Untuk karakteristik kompresi Ada lima mekanisme ikatan antar partikel :
- Untuk mencegah terjadinya segregasi dari campuran a. Gaya adhesi dan kohesi dalam lapisan cairan
serbuk dan granul yang tidak bergerak antara partikel utama masing-
masing serbuk

02 Mekanisme pembentukan granul b. Gaya antarmuka dalam lapisan cairan yang


bergerak dengan granul
Pada metode kering, adhesi partikel diakibatkan oleh tekanan yang C.Pembentukan jembatan padat setelah pelarut
diberikan. Suatu material yang kompak yang dihasilkan lebih besar dari menguap
ukuran granul yang dibutuhkan, dan oleh sebab itu ukuran granul yang
d. Gaya tarik antara partikel padat
diharapkan dapat dicapai dengan penggilingan dan pengayakan. Pada
metode granulasi basah, cairan ditambahkan pada serbuk kering yang e. Penyatuan antar partikel secara mekanik
harus terdistribusi dengan pengadukan mekanik yang dilakukan pada (mechanical interlocking)
granulator. Prinsip pengikatan partikel sesamanya dikarenakan lapisan
cairan, dan lebih lanjut penambahan pengadukan dan/atau cairan yang
menyebabkan lebih banyak partikel berikatan.
Metode granulasi basah
Pada gambar di samping khusus untuk penambangan
bahan penghancur ada 3 cara yaitu ;
- Ditambahkan pada saat pencampuran akhir
- Ditambahkan bersamaan dengan zat aktif dan
bahan pengisian dan bahan penghancur ikut digranul
(disebut juga metode intragranular)
- Ditambahkan setengah bagian dengan metode
intragranular dan setengah bagian ditambahkan
dengan metode ekstragranular (disebut juga metode
kombinasi ekstra dan intra granular).

Disebut granulasi basah karena dalam proses pembuatannya granulnya mempergunakan larutan bahan pengikat didalam air seperti
mucilago CMC, gom arab, gelatin, pasta pati dan lain-lain sesuai dengan sifat yang dimiliki zat khasiat yang akan dibuat tablet
Bahan pengikat lain seperti air, alkohol ataupun campuran air-alkohol serta bahan pengikat yang larut dalam alkohol maupun larut
dalam pelarut organik lainnya dapat juga digunakan dalam proses granulasi basah ini. Tablet yang dihasilkan dari cara granulasi basah
pada umumnya lebih kompak dan lebih keras dibandingkan dengan tablet hasil pencetakan secara langsung ataupun cara slugging
Tahap-tahap yang dilakukan
Tahap-tahap pengerjaan dalam
dalam pembuatan tablet:
proses granulasi basah ini adalah :

i). Penyiapan larutan pengikat


• Penimbangan ii). Pembasahan campuran serbuk dengan larutan
• Pencampuran pengikat untuk membentuk massa yang basah

• Granulasi iii). Pengayakan kasar massa yang basah dengan ayakan


6-12 mesh
• Pengayakan massa basah
iv). Pengeringan granul yang lembab
• Pengeringan
v). Pengayakan granul kering dengan ayakan 14 - 20
• Pengayakan massa kering mesh
• Lubrikasi vi). Pencampuran granul yang telah diayak dengan
lubrikan
vii). Kompresi tablet
Peralatan yang Digunakan dalam Proses Granulasi Basah
Secara umum peralatan yang digunakan untuk proses granulasi basah dikategorikan 3
yaitu : Shear granulators. High-speed mixer/granulators. Fluidized-bed granulators

1. Shear granulators

Pencampuran serbuk biasanya


dilakukan dalam suatu kerja yang
terpisah menggunakan perlatan
pencampur yang cocok. Pada
proses ini zat aktif, bahan pengisi,
bahan penghancur (metode Dari proses di atas terlihat bahwa proses
intragranular) setelah dicampur pengeringan menggunakan fluidized bed dryer
dalam tempat yang terpisah adalah dengan memanfaatkan udara panas
dengan alat, ditambahkan yang muncul dari bagian bawal alat yang
95% dengan cairan penggranul dalam
suatu planetary mixer. Massa
disemprotkan menuju bagian atas. Akibatnya
granul akan beterbangan sampai terbentur
granul yang basah diayak pada bagian atas yang berupa filter. Dengan
menggunakan oscilating adanya filter ini akan mencegah granul akan
granulator. beterbangan keluar dari alat. Pada proses ini
dimungkinkan pengeringan akan terjadi lebih
sempurna.
2. High-speed mixer/granulators

Serbuk kering yang belum dicampur ditempatkan


pada alat dan dicampur dengan putaran dari
impeller selama beberapa menit. Cairan
penggranul kemudian ditambahkan melalui suatu
tempat yang tersedia pada granulator sementara
itu impeller terus berputar. Cairan penggranul
dicampurkan kedalam campuran serbuk dengan
impeller. Chopper biasanya akan berputar apabila
massa granul basah terbentuk, dan ia akan
berfungsi memecah massa granul basah untuk
menghasilkan granul dengan ukuran yang
diharapkan. Setelah granul dengan ukuran yang
diharapkan terbentuk berikut dipindahkan kedalam
fluidized bed dryer.
3. Fluidized-bed granulators

Fluidized-bed granulator (seperti Aeromatic, Glatt) memiliki


suatu kesamaan desain dan operasi dengan fluidized-bed
dryer, dimana partikel serbuk disemprotkan dalam suatu
udara panas, tetapi sebagai tambahan cairan penggranul
disemprotkan dari suatu nozel pada campuran serbuk
(sebagaimana gambar 5.20).
Cairan penggranul dipompakan dari suatu tempat
penyimpanan melalui suatu semprotan dari nozel dari bagian
atas dari partikel. Cairan menyebabkan partikel-partikel
serbuk berikatan apabila tetesan dan serbuk bertabrakan.
Bahan yang keluar dari ruangan granulasi dicegah dengan
filter pembuangan dimana secara periodik mengaduk untuk
memasukkan kembali bahan yang terkumpul kedalam
fluidized bed. Cairan yang mencukupi disemprotkan untuk
menghasilkan granul dengan ukuran yang diharapkan. Setelah
granul terbentuk penyemprotan cairan penggranul berhenti
tetapi aliran udara masih berlangsung. Granul basah
berikutnya dikeringkan dalam aliran udara panas.
Metode granulasi kering
Ada dua metode proses yang digunakan dalam granulasi kering, yaitu ;

1) Slugging, yang ditujukan untuk menghasilkan


tablet dengan ukuran yang besar (slug) tanpa
mempertimbangkan ukuran, kekerasan dan
ketebalan tablet

2) Roller compaction, yaitu proses dimana serbuk


dilewatkan pada 2 penggiling (roll) untuk menghasilkan
lembaran material yang lebih besar.
Faktor penentu slug yang baik Proses granulasi kering dapat
adalah sebagai berikut: dilihat pada gambar berikut ini :

● Kompresibilitas atau kohesivitas serbuk


● Ratio kompresi serbuk (ratio kedalaman ruang
die dan ketebalan slug yang dihasilkan)
● Bobot jenis serbuk
● Tipe mesin: rotary atau single punch
● Ukuran dan kapasitas mesin
● Ukuran punch dan die
● Clearance punch dan die
● Ketebalan slug
● Kecepatan kompresi
● Tekanan yang dihasilkan untuk mencetak slug
Slugging sangat bermanfaat untuk situasi berikut:

• Obat sensitif terhadap panas dan/atau lembab


• Perbaikan disintegrasi tanpa penambahan pengikat
• Perbaikan kelarutan, misalnya: zat anhidrat yang
akan berkurang kelarutannya jika dalam keadaan
basah
• Perbaikan mixing, dimana tidak terjadi migrasi zat
aktif
kerugian slugging adalah

● Memerlukan tekanan tablet yang besar


untuk dapat menghasilkan slug
● Tidak memungkinkan distribusi zat warna
yang seragam
● Tekanan dari roll press tidak dapat
digunakan untuk zat yang tidak larut,
karena dapat memperlambat laju disolusi
● Proses menghasilkan debu yang lebih
banyak dari granulasi basah, sehingga
meningkatkan resiko kontaminasi silang
Peralatan yang Digunakan dalam Proses Granulasi Kering
Dibutuhkan dua peralatan dalam proses granulasi kering yaitu; pertama, suatu mesin untuk mencetak serbuk
kering menjadi suatu massa yang kompak atau lempengan tipis, dan kedua suatu tempat penghancuran
lempengan menjadi granul-granul.

1. Sluggers

Serbuk kering dapat dicetak menggunakan suatu


mesin tablet konvensional atau yang lebih biasa
digunakan suatu mesin rotary yang ditekan
sangat kuat. Proses ini seringkali dikenal dengan
"slugging", merupakan massa kompak yang
dibuat dengan proses (secara khas diameter 25
mm dengan ketebalan sekitar 10 - 15 mm) yang
disebut dengan "slug“Cocok digunakan untuk
memecah massa yang kompak untuk
membentuk granul granul.
2. Roller compactors

Roller compactors merupakan suatu metode


alternatif yang baik, campuran serbuk
diperas (squeezed) diantara dua penggiling
untuk membentuk suatu bentuk lembaran
yang dicetak (sebagaimana gambar 5.25).
Lembaran ini biasanya lemah dan rapuh
serta pecah dengan cepat menjadi butiran
tipis. Butiran-butiran tipis ini membutuhkan
pengerjaan lebih baik untuk pecah menjadi
granul. Berikut diayak sampai didapatkan
ukuran granul yang sesuai dengan
diharapkan.
Extrusion/Spheronisation

Salah satu metode khusus aglomerasi


partikel adalah ekstrusi dan spheronisasi,
untuk menghasilkan partikel berbentuk bola
atau mendekati bola. Partikel seperti ini
cocok untuk disalut dengan penyalut
menghasilkan formulasi dengan pelepasan
terkontrol. Partikel biasanya diisikan ke
dalam kapsul gelatin keras sebelum
diberikan pada pasien. Proses
ekstrusi/spheronisasi disajikan pada gambar
5.9.
Komponen formulasi untuk extrusion spheronization adalah :

(1) Komponen utama berupa zat aktif;


pembantu extrusion spheronization; dan
air (pelarut);
(2) Komponen sekunder berupa bahan
pengikat; bahan tambahan untuk
memodifikasi pelepasan; bahan pengisi
dan bahan penghancur. Proses extrusion
spheronization secara skematik dapat
dilihat pada gambar 5.10.
Keuntungan dan Keterbatasan Masing-Masing Metode
Pembuatan Tablet.
Keuntungan dan Keterbatasan Masing-Masing Metode
Pembuatan Tablet.
Thank You
“Masalah Pembuatan Tablet”
ANDI ATHIFA APIATHI PO713251211007
EKA FITRA RAMADANI PO713251211011
FANI MAGFIRAH PO713251211013
FANI SAKINAH PO713251211014
IIS NIKMATUL HIDAYAH PO713251211019
KHAFIFAH PO713251211023
NUR AZZAHRA PO713251211040
SRI RESKI UTAMI PO713251211046
1. Masalah-masalah dalam
pembuatan tablet
2. Implikasi akibat masalah dalam
pembuatan tablet
3. Solusi untuk mengatasi masalah
dalam pembuatan tablet
Masalah - masalah
dalam pembuatan tablet
1.Kecacatan tablet 2. Kecacatan tablet 3. Kecacatan
terkait dengan yang di pengaruhi tablet yang
proses oleh eksepien dipergaruhi oleh
pengempaan  Chipping lebih dari satu
tablet Sticking faktor
Capping Picking Mottling
Lamination Binding
Cracking
Kecelakaan atau kesalahan pembuatan tablet
1. Kecacatan tablet terkait dengan proses pengempaan tablet:
 Capping : pemisahan sebagian atau seluruh mahkota atas atau bawah
tablet dari badan utama tablet karena adanya udara yang
terjebak dalam massa cetak.
 Lamination : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih, lapisan terpisah
secara horizontal, karena adanya udara yang terjebak dalam
massa cetak.
 Cracking : Retak kecil dan halus yang diamati pada permukaan
tengah atas dan bawah tablet, atau sangat jarang
pada dinding samping tablet
Kecelakaan atau kesalahan pembuatan tablet
2. Kecacatan tablet yang dipengaruhi oleh eksipien:
 Chipping : rusaknya bagian tepi tablet, karena butiran tepi yang
sangat kering
 Sticking : bahan massa cetak tablet menempel pada dinding cetakan
die. Karena massa cetak lengket dan sebagian besar
disebabkan oleh kelembapan berlebih pada tahap granulasi.
 Picking : perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel
pada permukaan punch atau kerusakan yang ditandai dengan
menempelnya sediaan tablet pada wadah dan terkikis.
 Binding : massa cetak yang akan dikempa melekat pada dinding ruang
cetak pada saat proses ejection karena massa cetak yang
tidak kering atau kurangnya pemberian lubrikan
Kecelakaan atau kesalahan pembuatan tablet
3. Kecacatan tablet yang dipergaruhi oleh lebih dari satu faktor :
 Mottling : keadaan dimana distribusi warna yang tidak merata pada
tablet, dengan terdapatnya bagian bintik-bintik terang atau
gelap menonjol pada permukaan yang seragam
Thank you
Djuniasti Karim, S. Si., M. Si., Apt
A. Elmi Rianti PO713251211001
Magfirah PO713251211025
Megawati PO713251211027
Muh. Akram Syaki PO713251211029
Shikin Wardana PO713251211044
Siti Munawwarah Nur PO713251211045
Wahyu Liani PO713251211049
1. Organoleptik (Teori dan Praktek Farmasi Industri hal. 650)
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian
dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk mengetahui
warna, rasa dan bau dari sediaan tablet.
• Tujuan : Penerimaan oleh konsumen
• Tablet diamati secara visual meliputi warna, bau dan rasa
2. Keseragaman Bentuk dan ukuran tablet
• Tujuan : Menjamin penampilan tablet yang baik
• Alat : jangka sorong
• Yang dimaksud ukuran tablet adalah Diameter dan Tebal tablet
• Ketebalan adalah satu-satunya variabel berkaitan dengan proses pencetakan

Jangka sorong

Otomatis Manual
Prosedur Uji :
 Ambil Sebanyak 20 tablet, ukur diameter dan tebal tablet dengan menggunakan jangka sorong kemudian hitung
rata- ratanya
1
 Syarat menurut Fl edisi III Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 3 kali tebal tablet.
Contoh soal Keseragaman bentuk dan ukuran tablet
Lanjutan…

Dari data di atas, hitunglah diameter dan tebal rata-rata dari 10 tablet yang
diuji.
Contoh soal Keseragaman bentuk dan ukuran tablet
Lanjutan…

Penyelesaian:
• Rata-rata diameter 10 tablet = 1,22 cm
• Rata-rata tebal 10 tablet = 0,54 cm
1 4
• Syarat: Diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 3 atau 3 kali tebal tablet.
4
• Jadi : t˂d˃3t
3
4
: 3 × 0,54 cm ˂ d ˃ 3 × 0,54

: 0,72 cm ˂ d ˃ 1,62 cm
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
• Ukuran tablet =
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

1,22
= 0,54

= 2,3 kali
3. Uji keseragaman sediaan (Suplemen I FI IV, hal 1543-1548)
[Catatan: satuan sediaan adalah sinonim]
• Meliputi keseragaman kandungan dan keseragaman bobot.
• Uji keseragaman kandungan dilakukan pada tablet salut, selain tablet salut
selaput, yang mengandung zat aktif 25 mg atau lebih yang merupakan 25% atau
lebih dari bobot satu tablet
Prosedur uji keseragaman kandungan untuk tablet tidak bersalut, bersalut,
atau kempa:
• Pilih tidak kurang dari 30 tablet
• Tetapkan kadar 10 tablet satu per satu sesuai dengan cara yang tertera pada
penetapan kadar dalam monografi, kecuali dinyatakan lain.
• Hitung nilai penerimaan.
Lanjutan…
Persyaratan:
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan keseragaman
kandungan dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing 10 tablet terletak
antara 85- 115% yang tertera pasa etiket dan simpangan baku relative (SDR) lebih
kecil atau sama dengan 6,0%
SDR = (SD/rata-rata) × 100%
Lanjutan…

Dilakukan uji 20 tablet tambahan jika:


a. 1 tablet terletak di luar rentang 85.0% - 115.0% dan tidak ada
tablet yang terletak antara 75.0% - 125.0%
b. SDR (Simpangan Baku Relative) > 6.0%
c. a dan b tidak dipenuhi

Persyaratan dipenuhi jika:


• Tidak lebih dari 1 tablet dari 30 tablet ada di luar 85.0%
atau125.0%
• Tidak ada 1 tablet pun yang di luar rentang 75.0% atau 125.0%
• SDR (Simpangan Baku Relative) tidak lebih besar dari 7.8%
4. Keseragaman bobot Lanjutan…
Alat : Analitical balance (timbangan analitik)
Prosedur uji keragaman bobot untuk tablet tidak bersalut atau
salut selaput:
• Pilih tidak kurang dari 30 tablet
• Dari 30 tablet tersebut, ambil tablet 20 secara acak, tentukan
bobotnya satu persatu kemudian tentukan bobot rata-ratanya
dan tentukan % penyimpangan bobot tiap-tiap tablet terhadap
bobot rata-rata KD 5:18/13:32
• Hitung nilai penerimaan.

Persyaratan: Maksimum 2 tablet yang bobotnya lebih besar dari kolom A dan
tidak satu tablet pun yang bobotnya lebih dari kolom B
Analitical Balance Lanjutan…
Contoh soal Keseragaman bobot

Diketahui berat tablet yang diinginkan setelah dikempa adalah 100 mg, sedangkan
berat rata-rata tablet adalah 104 mg.

Jawab
Kolom A
10 % x 104 mg = 10,4 mg
104 mg – 10,4 mg = 93,6 mg
104 mg + 10,4 mg = 114,4 mg
Range = 93,6 mg s/d 114,4 mg (boleh 1 tablet yang menyimpang)
Kolom B
20 % x 104 mg = 20,8 mg
104 mg – 20,8 mg = 83,2 mg
104 mg + 20,8 mg = 124,8 mg
Range = 83,2 mg s/d 124,8 mg (tidak boleh ada tablet yang menyimpang)
5. Uji kekerasan (Crushing Strength)
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan
tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan,
yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet.
Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta
dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat
pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa
digunakan adalah hardness tester.
Lanjutan…

• Tujuan: Untuk mengetahui ketahanan sediaan tablet dalam


menghadapi tekanan yang didapatkan baik ketika proses
pengemasan, distribusi, ataupun ketika penyimpanan.
• Prosedur:
• 20 tablet diambil secara acak
• Ukur kekerasan masing-masing tablet. Catat skala yang
terukur
• Kekerasan tablet adalah harga rata-rata ke-20 tablet
• Variasi kekerasan dilihat dari harga SD
Lanjutan…
Hardness tester

Otomatis Manual
Persyaratan:
• Nilai kekerasan tablet bergantung pada bobot tablet. Makin besar tablet,
kekerasan yang diperlukan juga semakin besar.
 Bobot tablet sampai 300 mg, 4-7 kg/cm2
 Bobot tablet 400-700 mg: 7-12 kg/cm2
• Resistensi tablet terhadap capping, abrasi dan kehancuran selama
penyimpanan, transportasi dan penanganan sebelum digunakan bergantung
pada kekerasan tablet
• Kekerasan (crushing strength) dilakukan selama produksi tablet (IPC) dan
digunakan untuk menentukan pengaturan tekanan pada mesin tablet.
• Jika tablet terlalu keras, menyebabkan sulit hancur sehingga menyebabkan
tidak terpenuhinya persyaratan uji disolusi
Lanjutan…
• Tablet yang terlalu lembek akan menyulitkan penanganan paska kempa
• Gaya yang diperlukan untuk menghancurkan tablet diukur dalam kg
• Kekerasan 4 kg merupakan kekerasan minimum
• Tablet oral normalnya mempunyai kekerasan 4-10 kg
• Tablet sustained release: 10-20 kg
• Tablet hipodermik dan kunyah: 3 kg
• Kekerasan tablet dipengaruhi oleh karakteristik fisik lain seperti bj dan
porositas
Contoh soal
6. Uji kerapuhan (friabilitas) tablet
• Alat: friabilator
• Parameter untuk menguji ketahan tablet bila di jatuhkan pada ketinggian tertentu
Prosedur Uji:
• 20 tablet diambil secara acak
• Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (W0)
• Masukkan ke dalam alat uji (100 x) putaran (25 putaran/menit selama 4 menit)
• Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
• Hitung % friksibilitas tablet
• % F = (Wo - Wt) / Wo x 100%
Persyaratan:
Nilai friabilitas (F) baik jika <1% dan jika F ˃ 1, maka tablet dapat diperbaiki dengan cara
meningkatkan atau menambah kekerasan dari tablet
Lanjutan…
• Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam
proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet
tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan.
• Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka
pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata- rata
dari ketiga uji yang telah dilakukan. (USP & NF 1994)
Contoh soal
7. Friksibilitas
• Mengikuti prosedur uji friabilitas
• Alat : Friksibilator
• Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami gesekan antar sesama
tablet.
• Tujuan penetapan = untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuan
Prosedur:
• Uji:20 tablet diambil secara acak
• Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
• Masukkan ke dalam alat uji (100 x) putaran (25 putaran/menit selama 4 menit)
• Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
• Hitung % friksibilitas tablet
• % F = (Wo - Wt)/Wo x 100%Pada umumnya persen friksibilitas yang dapat diterima adalah <1%
8. Waktu Hancur
• Uji waktu hancur dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu
hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet digunakan sebagai tablet hisap atau kunyah atau lepas
lambat
• Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa zat aktif atau komponen lain harus
larut sempurna
• Tablet dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa
alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti jelas
Lanjutan…

Prosedur Uji:
• Siapkan alat uji waktu hancur (disintegrator tester) dan sebagai media
digunakan air dengan suhu 37± 2°C
• Masukan masing-masing 1 tablet kedalam tabung dari alatuji. Masukan
kedalam chamber berisi air
• Alat uji dijalankan dan diamati waktu hancur tablet
• Semua tablet harus hancur sempurna, bila ada 1 atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12tablet lainnya
• Tidak kurang dari 16 tablet dari jumlah 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna
Lanjutan…

Persyaratan:
• Kecuali dinyatakan lain tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit
untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut
selaput
• Dibawah ini merupakan Alat uji Disintegration tester
Contoh soal
9. Uji disolusi
• Alat: Disolution Tester
• Disolusi merupakan proses melarutnya obat dalam cairan pencernaan
• Jika kecepatan melarut obat cepat maka kecepatan penyerapan obat ke
darah juga cepat, artinya obat harus melarut dulu sebelum diserap ke
aliran darah
Persyaratan:
• Berbeda tiap tablet tergantung dari monografi masing-masing
• Namun biasanya syarat disolusi adalah dalam waktu 30 menit minimal
80% jumlah obat sudah melarut
Prosedur uji :
• Siapkan media disolusi (tergantung tablet yang diuji)
• Suhu diatur pada 37± 2°C
• Masukan 1 tablet uji pada chamber yang berisi media disolusi,
jalankan alat dengan rpm sesuai monografi masing- masing
• Pada interval waktu tertentu alikot diambil untuk ditentukan
kadarnya
Pengujian granul dilakukan untuk memenuhi sifat-sifat granul yang dapat
memberikan gambaran kepada kita tentang sifat tablet yang akan terbentuk
sehingga dapat melakukan anstisipasi untuk menghasilkan tablet yang baik.

Pengujian Granul

Pengujian Granul terdiri atas :


• Pengujian Kadar Air ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan
basah dan setelah kering. Kadar air dinyatana sebagai MC (Moisture Content)
atau LoD (Lost on Drying) kadarnya sekitar 2%-3%
• Pengujian Daya Alir dilakukan untuk mengetahui konstitensi granul sebelum
digunakan dalam proses pembuatan tablet.
• Uji sudut diam (Angie of repose) untuk menentukan sifat aliran dilakukan uji sudut kemiringan
yang ditunjukan jika suatu zat berupa serbuk mengalir bebas dari sebuah corong keatas suatu dasar
membentuk kerucut yang sudut kerniringannya diukur, semakin datar kerucut, artinya
sudut kemiringan semakin kecil, maka sifat aliran serbuk makin baik untuk sebagian besar serbuk
farmasi memiliki sudut kemiringan dengan range 34°-480.

• Uji BJ sebenrnya (sejati) pengujian bobot jenis sebenamya atau sejati merupakan bobot jenis dari
senyawa yang sebenarnya dimana ruang antar partikel dihilangkan sehingga volume granul dapat
dihitung. Metode ini menggunakan suatu senyawa cairan yang tidak dapat melarutkan ataupun
bereaksi dengan senyawa yang diuji serta cairan tersebut tidak boleh masuk atau menyerap kedalam
pori-pori granul contoh cairan tersebut adalah air raksa atau paraffin cair.

• Uji BJ Nyata, bobot jenis nyata (pa) diperoleh dengan membagi berat dari sampel dengan volume
baik

• Uji porositas yang baik terletak antara range 2-10% rendahnya porositas menunjukkan
ketidakmudah patahnya tablet dan rendahnya keausan.

• Uji kecepatan alir (Rate of flow Factor), pengujian ini ingin melihat apakah dengan penambahan
suatu pelincir akan meningkatkan kecepatan waktu alir atau tidak.
TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID
JENIS – JENIS TABLET
&
PELEPASAN DIMODIFIKASINYA

Dosen Pengampu : Djuniasti Karim,S.Si.,M.Si.,Apt


KELOMPOK 6
 ANDI IKBAL GS (PO713251211008)
 DEWI ARNITA (PO713251211010)
3
 HASRINA RAHMAYANTI (PO713251211017)
 INDAH MARDIAH (PO713251211020)
 LESTARI (PO713251211024)
 NUR ANNISA HASIS (PO713251211038)
 UMMU KALSUM (PO713251211047)
TABLET BERDASARKAN CARA PEMBUATANNYA

1. Tablet Kempa
Tablet kempa adalah bentuk sediaan padat yang dibuat
dengan cara pengempaandari sebuah formula dengan
memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja. Umumnya tablet
kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan
pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga
mengandung bahan pewarna, bahan pengaroma, dan
bahan pemanis.Tablet biasanya mempunyai ketebalan
kurang dari ½ diameternya.
TABLET BERDASARKAN CARA PEMBUATANNYA

2. Tablet Cetak

Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa


serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam
lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada
ikatan kristal yang terbentuk selama proses
pengeringan selanjutnya dan tidak tergantung pada
kekuatan tekanan yang diberikan. Tablet cetak agak
rapuh sehingga harus hati-hati dalam pengemasan dan
pendistribusian.
BERDASARKAN TUJUAN PENGGUNAAN, TABLET TERDIRI
ATAS :

1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan

a. Tablet Konvensional Biasa, Tablet ini biasanya dikehendaki untuk


memberikan disintegrasi dan pelepasan obat yang cepat. Tablet ini
diperoleh dengan cara mengempa bahan obat Tablet yang dibuat
atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri
dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:
• Pengisi (memberi bentuk), contoh: laktosa
• Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran
pencernaan), contoh: musilago amili, amilum.
• Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)

b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda

Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus


kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau
lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya
dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan).
c. Tablet Lepas Terkendali atau Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan
dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga
jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. (Misal
tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).

Keuntungan bentuk sediaan lepas lambat adalah :


1. Mempertahankan kadar zat aktif dalam plasma, sehingga memungkinkan :
a. Peningkatan pengobatan untuk penyakit kronis
b. Mempertahankan kerja terapi dari zat aktif selama malam hari
c. Mencegah terjadinya fluktuasi konsentrasi zat aktif dalam darah
2. Meningkatkan kepatuhan penderita sebagai hasil pengurangan dalam jumlah frekuensi pemberian
yang diperlukan untuk mempertahankan respon terapi yang diinginkan.
3. Memperbaiki efisiensi pengobatan.
Kekurangan sediaan lepas lambat antara lain :
1. Tidak semua zat aktif dapat atau wajar diformulasi menjadi sediaan lepas lambat.
2. Ukuran sediaan dapat menjadi besar sehingga menimbulkan kesulitan bagi penderita untuk
menelannya
3. Harga sediaan lebih mahal dibandingkan sediaan konvensional
d. Tablet Salut Gula adalah tablet kempa yang disalut dengan
beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak . Tablet salut
gula secara umum terdiri dari tablet inti yang mengandung obat, dan
lapisan yang diposisikan pada permukaan tablet. Tablet salut gula
umumnya mengalami peningkatan bobot sekitar 100%-300%.
Penggunaan salut gula saat ini sudah mulai menurun disebabkan semakin
berkembangnya teknik salut film.Tujuannya untuk melindungi zat aktif
terhadap lingkungan udara (O2, kelembaban), menutup rasa dan bau
tidak enak, menaikkan penampilan tablet.

Keuntungan :
• Peralatan yang digunakan relatif murah
• Lebih tabil dan tahan
• Salut yang didapatkan halus dan mengkilap
Kekurangan :
• Rupa dan warna seperti kembang gula sehingga dapat disalah kenali
oleh anak-anak sebagai permen
• Memerlukan tenaga terampil dan terlatih
• Memerlukan waktu lama biasanya 3-5 hari
e. Tablet Salut Film, Tablet kempa yang disalut dengan salut
tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam
air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak
perlu berkali-kali.

Keuntungan :
karena merupakan proses kering sesuai untuk bahan sensitif
terhadap lembab dan dapat digunakan untuk produk
kombinasi dimana bahan aktifnya tidak bereaksi satu sama lain

Kekurangan :
Berat tablet bertambah secara signifikan
f. Tablet effervescent
Tablet effervescent didesain untuk melarut atau terdispersi secara
cepat di dalam air sebagai akibat dari lepasnya gas karbondioksida.
Gas karbondioksida dihasilkan dari reaksi antara senyawa karbonat
atau sodium bikarbonat dan asam organik (asam sitrat, asam tartrat,
asam malat). Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.

Keuntungan tablet effervescent adalah kemungkinan penyiapan


larutan dalam waktu seketika yang mengandung dosis obat tepat dan
obat lebih cepat diabsorpsi dibandingkan dalam tablet konvensional.

Kerugian penggunaan tablet effervescent adalah kesukaran


menghasilkan produk yang stabil secara kimia. Effervescent
mempunyai sifat yang tidak stabil terhadap kelembaban udara. Hal ini
dipengaruhi oleh unsur pembentuk yang terdiri dari natrium
bikarbonat dan asam organik yang menghasilkan garam natrium, CO2,
serta air.
g. Tablet Kunyah
Tablet kunyah adalah tablet yang ditujukan untuk dikunyah dalam
rongga mulut Contoh Obat:
Antasida (obat lambung), Mebendazol (obat kecacingan), Multivitamin anak.

Kelebihan yang dimiliki oleh tabet kunyah diantaranya;


• Tablet kunyah memiliki bioavaibilitas yang lebih baik dengan adanya
proses disintegrasi yang meningkatkan disolusi.
• Meningkatkan kemampuan pasien untuk menerima obat (khususnya
pada anak-anak), dan mudah karena tidak memerlukan air untuk
menelan.

Kelemahan yang dimiliki oleh tablet kunyah diantaranya


• Tablet kunyah mengandung sorbitol yang dapat menyebabkan diare
• Waktu mengunyah yang cukup lama akan menyebabkan nyeri pada otot
wajah.
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
a. Tablet Bukal
Tablet Bukal adalah tablet yang cara penggunaannya diletakkan di
antara pipi dan gusi (perhatikan gambar). Tablet bukal tidak
ditelan langsung seperti tablet biasa. Dokter mungkin
menganjurkan obat ini untuk kondisi tertentu, atau untuk pasien
yang kesulitan menelan atau mencerna obat, atau mempercepat
efek obat.
Kelebihan tablet bukal :
• menjaga khasiat Obat (untuk beberapa obat yang dapat rusak
oleh asam lambung)
• mempercepat efek kerja obat
• membantu bagi pasien yang kesulitan dalam menelan obat

Kekurangan tablet bukal :


• Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet
bukal karena obat yang dapat diabsorpsi melalui mukosa
mulut jumlahnya sangat sedikit.
• Kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat
merangsang selaput lendir mulut.
b. Tablet Sublingual
berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya
untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung sehingga harus cepat
terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di
bawah lidah.
Keuntungan tablet sublingual
• Cocok untuk jenis obat yang dapat dirusak oleh cairan lambung atau sedikit
sekali diserap oleh saluran pencernaan.
• Bebas First Pass Metabolisme.
• Proses absorpsinya cepat karena langsung diabsorpsi melalui mukosa mulut,
sehingga diharapkan dapat memberikan efek yang cepat juga.

Kerugian tablet sublingual


• Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet sublingual karena obat
yang dapat diabsorpsi melalui mukosa mulut jumlahnya sangat sedikit.
• Untuk obat yang mengandung nistrogliserin pengemasan dan penyimpanan
obat memerlukan cara khusus karena bahan ini mudah menguap.
c. Tablet Hisap atau Lozenges.
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan
bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk
tujuan lokal pada selaput lendir mulut.

Keuntungan :
• Memiliki rasa yang enak sehingga lebih diterima oleh pasien
• Menurunkan iritasi lambung
• Cara penggunaannya yang mudah

Kekurangan :
• Penampilannya yang menarik dapat menyebabkan tablet
hisap salah dikenali sebagai permen oleh anak-anak
• Bentuk tablet hisap yang keras dapat menjadi kasar
3. Tablet ovula

a. Tablet Rektal.
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.

b. Tablet Vaginal.
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di
dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung
antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga
untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.

c. Tablet Kempa untuk Implantasi


Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus
steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah kehamilan).
4. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain

1. Tablet Triturat
Tablet triturat adalah tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya
silindris. sudah jarang ditemukan. Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya
silinder. Tablet triturat harus cepat dan mudah larut seutuhnya didalam
air.
Contoh Obat:
• Supradyn,
• Bevitram.
2. Tablet Hipodermik
Tablet hipodermik adalah tablet steril,umumnya berbobot 30 mg, larut
dalam air, digunakan dengan cara melarutkan ke dalam air untuk injeksi
secara aseptik dan disuntikkan dibawah kulit(subkutan).
Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air.
Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara
oral.
Contohnya:
• Andantol,
• Sagalon,
• Confortin,
• Atropin Sulfat
TIPE MODIFIKASI OBAT

• Bentuk sediaan dengan pelepasan termodifikasi ( modified release dosage forms) adalah
sistem penghantaran obat (Drug Delivery System/DDS) dimana memiliki sifat dari formulasi
dan bentuk produk, yang menghasilkan pelepasan obat termodifikasi

1. DELAYED RELEASE TABLET/ PROLONGED RELEASE


Bentuk sediaan yang dirancang melakukan pelepasan sekaligus segera setelah pemberian
penundaan bisa terjadi berdasarkan waktu kondisi lingkungan (pH, asam lambung, tekanan,
enzim . contoh : sediaan salut enteric.

Tablet Salut Enterik


Tablet salut enterik digunakan untuk sediaan dengan sistem

pelepasan tertunda, yaitu dengan menahan pelepasan obat di

lambung dan dapat lepas dengan cepat ketika memasuki usus.


TIPE MODIFIKASI OBAT

2. REPEAT ACTION TABLET


Bentuk sediaan yang memiliki 2 zat dimana satu untuk pelepasan segera dan
satu lagi untuk pelepasan tertunda
contoh : bilayer tablet

Bilayer Tablet

Tablet bilayer cocok untuk pelepasan sekuensial (rangkaian yang bekerja berdasarkan

urutan waktu) dan simultan (rangkaian yang bekerja berdasarkan urutan waktu). Dalam

satu lapisan ini segera dilepaskan dan lapisan lain dilepaskan sebagai pelepasan

bertindak sebagai dosis perawatan. Tablet bilayer cocok untuk menghasilkan dua obat

sekaligus tanpa interaksi dinamis dan farmakologis .pelepasannya terdapat 2 jenis obat,

bagian pertama lepas segera dan yang kedua lepas terkontrol


TIPE MODIFIKASI OBAT

3. EXTENDED RELEASE TABLET/SUSTAINED RELEASE


Bentuk sediaan dengan pelepasan diperpanjang.
contoh : tablet lepas lambat

Tablet Lepas Lambat


Bentuk sediaan yang dirancang untuk melepaskan obatnya kedalam

tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap tahap supaya pelepasannya

lebih lama dan memperpanjang aksi obat. Tablet lepas lambat dirancang

untuk memberikan aktivitas teraupetik diperlama dengan cara pelepasan

obat secara terus menerus selama periode tertentu dalam sekali

pemberian
THANK YOU!
Do you have any questions for me?

Anda mungkin juga menyukai