Sifat Fisik Dan Kimia
Sifat Fisik Dan Kimia
Sifat Fisik Dan Kimia
Jumlah Per
100 g
Kalori (kcal) 0
Jumlah Lemak 0 g
Lemak jenuh 0 g
Kolesterol 0 mg
Natrium 27.360 mg
Jumlah Karbohidrat 0 g
Serat pangan 0 g
Gula 0 g
Protein 0 g
Vitamin A 0 IU Vitamin C 0 mg
Vitamin D 0 IU Vitamin B6 0 mg
Vitamin B12 0 g Magnesium 0 mg
Natrium karbonat
Nama IUPAC[sembunyikan]
Natrium karbonat
Nama lain[sembunyikan]
Soda abu
Identifikasi
Nomor CAS 497-19-8
PubChem 10340
Nomor EINECS 207-838-8
ChEBI 29377
ChemSpider 9916
Nomor RTECS VZ4050000
SMILES [Na+].[Na+].[O-]C([O-])=O
1/CH2O3.2Na/c2-
InChI 1(3)4;;/h(H2,2,3,4);;/q;2*+1/p-2
Sifat
Rumus kimia CNa2O3
Massa molar 105.99 g mol1
Penampilan Padatan putih
Bau Tidak berbau
2,54 g/cm3 (anhidrat)
2,25 g/cm3 (monohidrat)
Densitas
1,51 g/cm3 (heptahidrat)
1,46 g/cm3 (dekahidrat)
852 C (1,566 F)
(anhidrat)[1]
100 C (212 F)
dekomposisi (monohidrat)
Titik lebur
33.5 C (92.3 F)
dekomposisi (heptahidrat)
32 C (90 F)
dekomposisi (dekahidrat)
Dekahidrat:
7 g/100 mL (0 C)
16.4 g/100 mL (15 C)
34.07 g/100 mL (27.8 C)
Heptahidrat:
Kelarutan dalam air 48.69 g/100 mL (34.8 C)
Monohidrat:
50.31 g/100 mL (29.9 C)
48.1 g/100 mL (41.9 C)
45.62 g/100 mL (60 C)
43.6 g/100 mL (100 C)[2]
Tidak larut dalam etanol, aseton
Kelarutan Larut dalam gliserol,
dimetilformamida
Kebasaan (pKb) 3,67
1,485 (anhidrat)
Indeks bias (nD) 1,420 (monohidrat)
1,405 (dekahidrat)
Struktur
Monoklinik (anhidrat)
Struktur kristal Ortorombik (monohidrat,
heptahidrat)
Termokimia
Entalpi pembentukan standar
-1131 kJ/mol[3]
(fHo)
Entropi molar standar (So) 136,4 J/molK[3][1]
Kapasitas kalor (C) 109,2 J/molK[1]
Energi bebas Gibbs (fG) -1047,5 kJ/mol[1]
Bahaya
MSDS MSDS
Klasifikasi EU
Xi
Indeks EU 011-005-00-2
NFPA 704 0
1
1
Frasa-R R36
Frasa-S S2, S22, S26
~4100 mg/kg (tikus besar, lewat
LD50
mulut)
Senyawa terkait
Anion lain Natrium bikarbonat
Litium karbonat
Kalium karbonat
Kation lainnya
Rubidium karbonat
Kaesium karbonat
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)
Magnesium sulfat
Nama IUPAC[sembunyikan]
Magnesium sulfat
Nama lain[sembunyikan]
garam epsom (heptahidrat)
Identifikasi
Nomor CAS 7487-88-9
PubChem 24083
DrugBank DB00653
ChEBI 32599
ChemSpider 22515
Nomor RTECS OM4500000
Kode ATC
SMILES [Mg+2].[O-]S([O-])(=O)=O
InChI 1/Mg.H2O4S/c;1-5(2,3)4/h;(H2,1,2,3,4)/q+2;/p-2
Sifat
Rumus molekul MgSO4
120.366 g/mol (anhidrat)
Massa molar
246.47 g/mol (heptahydrat)
Penampilan padatan kristal putih
Bau tak berbau
2.66 g/cm3 (anhidrat)
2.445 g/cm3 (monohidrat)
Densitas
1.68 g/cm3 (heptahydrat)
1.512 g/cm3 (11-hydrat)
anhidrat terdekomposisi pada 1124 C
monohydrat terdekomposisi pada 200 C
Titik lebur
heptahydrat terdekomposisi pada 150 C
undecahydrat terdekomposisi pada 2 C
anhidrat
26.9 g/100 mL (0 C)
25.5 g/100 mL (20 C)
Kelarutan dalam air
heptahidrat
71 g/100 mL (20 C)
1.16 g/100 mL (18 C, ether)
Kelarutan agak larut pada alkohol, gliserol
tidak larut dalam aseton
1.523 (monohydrate)
Indeks bias (nD)
1.433 (heptahydrate)
Struktur
Struktur kristal monoklinik (hydrate)
Bahaya
MSDS External MSDS
Indeks EU Not listed
NFPA 704 0
1
0
Senyawa terkait
Berilium sulfat
Kalsium sulfat
Kation lainnya
Stronsium sulfat
Barium sulfat
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)
Asam sulfat
Nama IUPAC[sembunyikan]
Asam sulfat
Nama lain[sembunyikan]
Minyak vitriol
Identifikasi
Nomor CAS 7664-93-9
PubChem 1118
Nomor EINECS 231-639-5
Nomor RTECS WS5600000
SMILES OS(=O)(=O)O
InChI 1S/H2O4S/c1-5(2,3)4/h(H2,1,2,3,4)
Sifat
Rumus molekul H2SO4
Massa molar 98,08 g/mol
Cairan higroskopis, berminyak, tak
Penampilan
berwarna, tak berbau[1]
Densitas 1,84 g/cm3[2]
Titik lebur 10 C (283 K)[1]
Titik didih 337 C (610 K)[1]
Kelarutan dalam
tercampur penuh
air
Tekanan uap <10 Pa pada 20 C (diabaikan)[1]
Keasaman (pKa) 1,98 pada 25 C[3]
Viskositas 26,7 cP (20 C)
Bahaya
MSDS ICSC 0362
Klasifikasi EU Korosif (C)
Indeks EU 016-020-00-8
NFPA 704 0
3
2
W
Frasa-R R35
Frasa-S (S1/2), S26, S30, S45
Titik nyala tak ternyalakan
Senyawa terkait
Asam selenat
terkait Asam klorida
Asam nitrat
Asam sulfit
Asam peroksimonosulfat
Senyawa terkait
Sulfur trioksida
Oleum
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)
Natrium Hidroksida
Nama IUPAC[sembunyikan]
Natrium Hidroksida
Nama lain[sembunyikan]
Soda kaustik
Identifikasi
Nomor CAS 1310-73-2
Sifat
Rumus molekul NaOH
Massa molar 39,9971 g/mol
Penampilan zat padat putih
Densitas 2,1 g/cm, padat
Titik lebur 318 C (591 K)
Titik didih 1390 C (1663 K)
Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 C)
Kebasaan (pKb) -2,43
Bahaya
MSDS External MSDS
NFPA 704
0
3
1
Titik nyala Tidak mudah terbakar.
Senyawa terkait
Litium hidroksida
Kalium hidroksida
terkait
Rubidium hidroksida
Sesium hidroksida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)
Asam asetat
Nama IUPAC[sembunyikan]
Asam asetat[1][2]
Nama sistematis[sembunyikan]
Asam etanoat[3]
Nama lain[sembunyikan]
Asetil hidroksida (AcOH); Asam cuka; Hidrogen asetat; Asam
metanakarboksilat; Asam asetat glasial[4][5]
Identifikasi
Singkatan AcOH
Nomor CAS 64-19-7
PubChem 176
Nomor EINECS 200-580-7
DrugBank DB03166
KEGG D00010
MeSH Acetic+acid
ChEBI 15366
ChemSpider 171
Nomor RTECS AF1225000
Kode ATC
SMILES CC(O)=O
Referensi Beilstein 506007
Referensi Gmelin 1380
3DMet B00009
Sifat
Rumus kimia C2H4O2
Massa molar 60.05 g mol1
Cairan tak berwarna atau
Penampilan
kristal
Bau Menyengat/Seperti cuka
Densitas 1,049 g cm3
Titik lebur 289 sampai 290 K
Titik didih 391 sampai 392 K
Kelarutan dalam air Dapat campur
log P -0,322
Tekanan uap 1,5 kPa (20 C)[6]
Keasaman (pKa) 4,76[7]
Kebasaan (pKb) 9,24 (kebasaan ion asetat)
Indeks bias (nD) 1,371
Viskositas 1,22 mPa s
Momen dipol 1,74 D
Termokimia
Entalpi pembentukan standar
-483,88--483,16 kJmol1
(fHo)
Entalpi
pembakaran -875,50--874.82 kJmol1
o
standar cH 298
Entropi molar standar (So) 158,0 JK1mol1
Kapasitas kalor (C) 123,1 JK1mol1
Bahaya
Klasifikasi EU
C
Indeks EU 607-002-00-6
NFPA 704 2
3
0
Frasa-R R10, R35
Frasa-S (S1/2), S23, S26, S45
Titik nyala 39 C (closed cup)[6]
Ambang ledakan 4-16%
Batas imbas kesehatan Amerika Serikat (NIOSH):
LD50 3,31 gkg1, oral (mencit)
5.620 ppm (tikus, 1 jam)
LC50
16.000 ppm (tikus, 4 hr)[9]
Senyawa terkait
Asam format
terkait
Asam propionat
Asetaldehida
Asetamida
Anhidrida asetat
Asetonitril
Asetil klorida
Senyawa terkait
Etanol
Etil asetat
Kalium asetat
Natrium asetat
Asam tioasetat
Natrium sulfat
Nama lain[sembunyikan]
Thenardit (mineral)
Garam Glauber (dekahidrat)
Sal mirabilis (dekahidrat)
Mirabilit (dekahidrat)
Identifikasi
Nomor CAS 7757-82-6
PubChem 24436
ChEBI 32149
ChemSpider 22844
Nomor RTECS WE1650000
Kode ATC
SMILES [Na+].[Na+].[O-]S([O-])(=O)=O
InChI 1S/2Na.H2O4S/c;;1-5(2,3)4/h;;(H2,1,2,3,4)/q2*+1;/p-2
Sifat
Rumus molekul Na2SO4
142.04 g/mol (anhidrat)
Massa molar
322.20 g/mol (dekahidrat)
padatan krista putih
Penampilan
higroskopis
Bau odorless
2.664 g/cm3 (anhidrat)
Densitas
1.464 g/cm3 (dekahidrat)
884 C (anhidrat)
Titik lebur
32.38 C (dekahidrat)
Titik didih 1429 C (anhidrat)
anhidrat:
4.76 g/100 mL (0 C)
42.7 g/100 mL (100 C)
Kelarutan dalam
air
heptahidrat:
19.5 g/100 mL (0 C)
44 g/100 mL (20 C)
tidak tercampur di etanol
Kelarutan tercampur pada gliserol dan hidrogen
iodida
Indeks bias (nD) 1.468 (anhidrat)
1.394 (dekahidrat)
Struktur
ortorhombic or hexagonal (anhydrous)
Struktur kristal
monoclinic (decahydrate)
Bahaya
MSDS ICSC 0952
Indeks EU Not listed
Bahaya utama Irritant
NFPA 704 0
1
0
Titik nyala Non-flammable
Senyawa terkait
Natrium selenat
Anion lain Natrium telurat
Litium sulfat
Kalium sulfat
Kation lainnya
Rubidium sulfat
Sesium sulfat
Natrium bisulfat
Senyawa terkait Natrium sulfit
Natrium persulfat
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)
Asam klorida
Nama IUPAC[sembunyikan]
Asam klorida
Nama lain[sembunyikan]
Klorana
Identifikasi
Nomor CAS 7647-01-0
PubChem 313
Nomor EINECS 231-595-7
ChemSpider 307
Nomor RTECS MW4025000
InChI 1S/ClH/h1H
Sifat
Rumus molekul HCl dalam air (H2O)
Massa molar 36,46 g/mol (HCl)
Cairan tak berwarna
Penampilan
sampai dengan kuning pucat
Densitas 1,18 g/cm3 (variable)
27,32 C (247 K)
Titik lebur
larutan 38%
110 C (383 K),
larutan 20,2%;
Titik didih
48 C (321 K),
larutan 38%.
Kelarutan dalam air Tercampur penuh
log P 0,25
Keasaman (pKa) 6,3[1]
1,9 mPas pada 25 C,
Viskositas
larutan 31,5%
Bahaya
MSDS External MSDS
Klasifikasi EU Korosif (C)
Indeks EU 017-002-01-X
NFPA 704 0
3
1
COR
Frasa-R R34, R37
Frasa-S (S1/2), S26, S45
Titik nyala Tak ternyalakan.
Senyawa terkait
Anion lain F, Br, I
Asam bromida
Asam fluorida
terkait
Asam iodida
Asam sulfat
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)
Kalsium klorida
Nama
Nama IUPAC
Kalsium klorida
(Calcium chloride)
Nama lain
Kalsium(II) klorida,
Kalsium diklorida,
E509
Pengenalpasti
A12AA07
Kod ATC
B05XA07, G04BA03
10043-52-4
Natrium klorida
Nama IUPAC[sembunyikan]
Natrium Klorida
Nama lain[sembunyikan]
Garam dapur; halit
Identifikasi
Nomor CAS 7647-14-5
Sifat
Rumus molekul NaCl
Massa molar 58.44 g/mol
Penampilan Tidak berwarna/berbentuk kristal putih
Densitas 2.16 g/cm3
Titik lebur 801 C (1074 K)
Titik didih 1465 C (1738 K)
Kelarutan dalam air 35.9 g/100 mL (25 C)
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)
Sangkalan dan referensi
Air
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Air dalam tiga wujudnya, cairan di laut, es yang mengambang, dan awan di udara yang
merupakan uap air.
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
Bumi,[1][2][3] tetapi tidak di planet lain.[4] Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4
triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di Bumi.[5] Air sebagian besar terdapat di laut (air
asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam
objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan
aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air
bersih penting bagi kehidupan manusia.
Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik, yaitu
suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu membran
saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse Osmosis) dan banyak digunakan pada kapal
laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku air laut.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air
juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan
Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut.[6] Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.[7] Indonesia telah
memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang
Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Daftar isi
1 Sifat-sifat kimia dan fisika
o 3.2 Pelarut
o 4.2 Fotografi
5 Referensi
6 Lihat pula
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom
hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi
normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip
dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk
gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-
unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua
elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur
dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase
berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen
lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat daripada yang dilakukan oleh
atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah
muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat
molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul
air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya
sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini
disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada
dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur
standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang
berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
Tingginya konsentrasi kapur terlarut membuat warna air dari Air Terjun Havasu terlihat
berwarna turquoise.
Elektrolisis air
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik.
Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua
elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, dua
molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan
elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa
molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektrode
dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan
hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.[9][10]
[11]
Kelarutan (solvasi)
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan
larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik"
(pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak),
disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh
dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul
dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-
menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam
air.
Butir-butir embun menempel pada jaring laba-laba.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan
parsial negatif (-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan
bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (+) dekat atom hidrogen. Dalam air hal ini terjadi
karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogenyang berarti, ia
(atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan tarik" pada elektron-elektron yang dimiliki bersama
dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan
negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih
negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.
Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya.
Tegangan permukaan
Bunga daisy ini berada di bawah permukaan air, akan tetapi dapat mekar dengan tanpa
terganggu. Tegangan permukaan mencegah air untuk menenggelamkan bunga tersebut.
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar
molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah
permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul
sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan
amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara
gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan permukaan
protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat
terhadap air. Irvin Langmuir mengamati suatu gaya tolak yang kuat antar permukaan-permukaan
hidrofilik. Untuk melakukan dehidrasi suatu permukaan hidrofilik dalam arti melepaskan
lapisan yang terikat dengan kuat dari hidrasi air perlu dilakukan kerja sungguh-sungguh
melawan gaya-gaya ini, yang disebut gaya-gaya hidrasi. Gaya-gaya tersebut amat besar nilainya
akan tetapi meluruh dengan cepat dalam rentang nanometer atau lebih kecil. Pentingnya gaya-
gaya ini dalam biologi telah dipelajari secara ekstensif oleh V. Adrian Parsegian dari National
Institute of Health.[12] Gaya-gaya ini penting terutama saat sel-sel terdehidrasi saat bersentuhan
langsung dengan ruang luar yang kering atau pendinginan di luar sel (extracellular freezing).
Air dalam kehidupan
Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air
dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik melakukan replikasi. Semua
makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut
yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air
juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya matahari
untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk membentuk
glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.
Makhluk air
Perairan Bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Semua makhluk hidup pertama di
Bumi ini berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi
lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan
sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan
dangkal dan lautan. Tumbuhan laut seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan
ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan.
Air minum
Penyaring air (water filter) portable untuk air minum rumah tangga, sekolah, kantor, atau asrama.
Artikel utama: Air minum
Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan.[13] Agar dapat
berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari
untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu,
kelembaban, dan beberapa faktor lainnya. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan
dari makanan dan minuman lain selain air. Sebagian besar orang percaya bahwa manusia
membutuhkan 810 gelas (sekitar dua liter) per hari,[14] namun hasil penelitian yang diterbitkan
Universitas Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas
tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh.[15] Malah kadang-kadang
untuk beberapa orang, jika meminum air lebih banyak atau berlebihan dari yang dianjurkan dapat
menyebabkan ketergantungan. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per
hari, dengan tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas.[16] Minum air putih memang
menyehatkan, tetapi kalau berlebihan dapat menyebabkan hiponatremia yaitu ketika natrium
dalam darah menjadi terlalu encer.[17]
Pelarut
Pelarut digunakan sehari-hari untuk mencuci, contohnya mencuci tubuh manusia, pakaian, lantai,
mobil, makanan, dan hewan. Selain itu, limbah rumah tangga juga dibawa oleh air melalui
saluran pembuangan. Pada negara-negara industri, sebagian besar air terpakai sebagai pelarut.
Air dapat memfasilitasi proses biologi yang melarutkan limbah. Mikroorganisme yang ada di
dalam air dapat membantu memecah limbah menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang lebih
rendah.
Zona biologis
Air merupakan cairan singular, oleh karena kapasitasnya untuk membentuk jaringan molekul 3
dimensi dengan ikatan hidrogen yang mutual. Hal ini disebabkan karena setiap molekul air
mempunyai 4 muatan fraksional dengan arah tetrahedron, 2 muatan positif dari kedua atom
hidrogen dan dua muatan negatif dari atom oksigen.[18] Akibatnya, setiap molekul air dapat
membentuk 4 ikatan hidrogen dengan molekul disekitarnya. Sebagai contoh, sebuah atom
hidrogen yang terletak di antara dua atom oksigen, akan membentuk satu ikatan kovalen dengan
satu atom oksigen dan satu ikatan hidrogen dengan atom oksigen lainnya, seperti yang terjadi
pada es. Perubahan densitas molekul air akan berpengaruh pada kemampuannya untuk
melarutkan partikel. Oleh karena sifat muatan fraksional molekul, pada umumnya, air merupakan
zat pelarut yang baik untuk partikel bermuatan atau ion, namun tidak bagi senyawa hidrokarbon.
Konsep tentang sel sebagai larutan yang terbalut membran, pertama kali dipelajari oleh ilmuwan
Rusia bernama Troschin pada tahun 1956. Pada monografnya, Problems of Cell Permeability,
tesis Troschin mengatakan bahwa partisi larutan yang terjadi antara lingkungan intraseluler dan
ekstraseluler tidak hanya ditentukan oleh permeabilitas membran, namun terjadi akumulasi
larutan tertentu di dalam protoplasma, sehingga membentuk larutan gel yang berbeda dengan air
murni.
Pada tahun 1962, Ling melalui monografnya, A physical theory of the living state, mengutarakan
bahwa air yang terkandung di dalam sel mengalami polarisasi menjadi lapisan-lapisan yang
menyelimuti permukaan protein dan merupakan pelarut yang buruk bagi ion. Ion K+ diserap oleh
sel normal, sebab gugus karboksil dari protein cenderung untuk menarik K+ daripada ion Na+.
Teori ini, dikenal sebagai hipotesis induksi-asosiasi juga mengutarakan tidak adanya pompa
kation, ATPase, yang terikat pada membran sel, dan distribusi semua larutan ditentukan oleh
kombinasi dari gaya tarik menarik antara masing-masing protein dengan modifikasi sifat larutan
air dalam sel. Hasil dari pengukuran NMR memang menunjukkan penurunan mobilitas air di
dalam sel namun dengan cepat terdifusi dengan molekul air normal. Hal ini kemudian dikenal
sebagai model two-fraction, fast-exchange.
Keberadaan pompa kation yang digerakkan oleh ATP pada membran sel, terus menjadi bahan
perdebatan, sejalan dengan perdebatan tentang karakteristik cairan di dalam sitoplasma dan air
normal pada umumnya. Argumentasi terkuat yang menentang teori mengenai jenis air yang
khusus di dalam sel, berasal dari kalangan ahli kimiawan fisis. Mereka berpendapat bahwa air di
dalam sel tidak mungkin berbeda dengan air normal, sehingga perubahan struktur dan karakter
air intraseluler juga akan dialami dengan air ekstraseluler. Pendapat ini didasarkan pada
pemikiran bahwa, meskipun jika pompa kation benar ada terikat pada membran sel, pompa
tersebut hanya menciptakan kesetimbangan osmotik seluler yang memisahkan satu larutan dari
larutan lain, namun tidak bagi air. Air dikatakan memiliki kesetimbangan sendiri yang tidak
dapat dibatasi oleh membran sel.
Para ahli lain yang berpendapat bahwa air di dalam sel sangat berbeda dengan air pada
umumnya. Air yang menjadi tidak bebas bergerak oleh karena pengaruh permukaan ionik,
disebut sebagai air berikat (bahasa Inggris: bound water), sedangkan air di luar jangkauan
pengaruh ion tersebut disebut air bebas (bahasa Inggris: bulk water).
Air berikat dapat segera melarutkan ion, oleh karena tiap jenis ion akan segera tertarik oleh
masing-masing muatan fraksional molekul air, sehingga kation dan anion dapat berada
berdekatan tanpa harus membentuk garam. Ion lebih mudah terhidrasi oleh air yang reaktif,
padat dengan ikatan lemah, daripada air inert tidak padat dengan daya ikat kuat. Hal ini
menciptakan zona air, sebagai contoh, kation kecil yang sangat terhidrasi akan cenderung
terakumulasi pada fase air yang lebih padat, sedangkan kation yang lebih besar akan cenderung
terakumulasi pada fase air yang lebih renggang, dan menciptakan partisi ion seperti serial
Hofmeister sebagai berikut:
catatan
Interaksi antara molekul air berikat dan gugus ionik diasumsikan terjadi pada rentang jarak yang
pendek, sehingga atom hidrogen terorientasi ke arah anion dan menghambat interaksi antara
populasi air berikat dengan air bebas. Orientasi molekul air berikat semakin terbatas permukaan
molekul polielektrolit bermuatan negatif antara lain DNA, RNA, asam hialorunat, kondroitin
sulfat, dan jenis biopolimer bermuatan lain. Energi elektrostatik antara molekul biopolimer
bermuatan sama yang berdesakan akan menciptakan gaya hidrasi yang mendorong molekul air
bebas keluar dari dalam sitoplasma.
Pada umumnya, konsenstrasi larutan polielektrolit yang cukup tinggi akan membentuk gel.
Misalnya gel agarose atau gel dari asam hialuronat yang mengandung 99,9% air dari total berat
gel. Tertahannya molekul air di dalam struktur kristal gel merupakan salah satu contoh
kecenderungan alami setiap komponen dari suatu sistem untuk bercampur dengan merata.
Molekul air dapat terlepas dari gel sebagai respon dari tekanan udara, peningkatan suhu atau
melalui mekanisme penguapan, namun dengan turunnya rasio kandungan air, daya ikat ionik
yang terjadi antara molekul zat terlarut yang menahan molekul air akan semakin kuat.
Meskipun demikian, pendekatan ionik seperti ini masih belum dapat menjelaskan beberapa
fenomena anomali larutan seperti,
perbedaan sifat air di dalam sitoplasma oosit hewan katak dengan air di dalam inti sel dan
air normal
turunnya koefisien difusi air di dalam Artemia cyst dibandingkan dengan koefisien air
yang sama pada gel agarose dan air normal
lebih rendahnya densitas air pada Artemia cyst dibandingkan air normal pada suhu yang
sama
kedua kandungan air normal, dan air dengan koefisien partisi 1,5 yang dimiliki
mitokondria pada suhu 0-4 C
Fenomena anomali larutan ini dianggap terjadi pada rentang jarak jauh yang berada di luar
domain pendekatan ionik.
Energi pada molekul air menjadi tinggi ketika ikatan hidrogen yang dimiliki menjadi tidak
maksimal, seperti saat molekul air berada dekat dengan permukaan atau gugus hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon kemudian disebut bersifat hidrofobik sebab tidak membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air. Daya ikat hidrogen pada kondisi ini akan menembus beberapa zona
air dan partisi ion, sehingga dikatakan bahwa sebagai karakter air pada rentang jarak jauh. Pada
rentang ini, molekul garam seperti Na2SO4, sodium asetat dan sodium fosfat akan memiliki
kecenderungan untuk terurai menjadi kation Na+ dan anionnya.
"Ombak Besar Lepas Pantai Kanagawa." oleh Katsushika Hokusai, lukisan yang sering
digunakan sebagai pelukisan sebuah tsunami.
Artikel utama: Air dalam kesenian
Dalam seni air dipelajari dengan cara yang berbeda, ia disajikan sebagai suatu elemen langsung,
tidak langsung ataupun hanya sebagai simbol. Dengan didukung kemajuan teknologi fungsi dan
pemanfaatan air dalam seni mulai berubah, dari tadinya pelengkap ia mulai merambat menjadi
objek utama. Contoh seni yang terakhir ini, misalnya seni aliran atau tetesan (sculpture liquid
atau droplet art).[19]
Seni lukis
Pada zaman Renaisans dan sesudahnya air direpresentasikan lebih realistis. Banyak artis
menggambarkan air dalam bentuk pergerakan - sebuah aliran air atau sungai, sebuah lautan yang
turbulensi, atau bahkan air terjun - akan tetapi banyak juga dari mereka yang senang dengan
objek-objek air yang tenang, diam - danau, sungai yang hampir tak mengalir, dan permukaan laut
yang tak berombak. Dalam setiap kasus ini, air menentukan suasana (mood) keseluruhan dari
karya seni tersebut,[20] seperti misalnya dalam Birth of Venus (1486) karya Botticelli[21] dan The
Water Lilies (1897) karya Monet.[22]
Fotografi
Sejalan dengan kemajuan teknologi dalam seni, air mulai mengambil tempat dalam bidang seni
lain, misalnya dalam fotografi. walaupun ada air tidak memiliki arti khusus di sini dan hanya
berperan sebagai elemen pelengkap, akan tetapi ia dapat digunakan dalam hampir semua cabang
fotografi: mulai dari fasion sampai landsekap. Memotret air sebagai elemen dalam objek
membutuhkan penanganan khusus, mulai dari filter circular polarizer yang berguna
menghilangkan refleksi, sampai pemanfaatan teknik long exposure, suatu teknik fotografi yang
mengandalkan bukaan rana lambat untuk menciptakan efek lembut (soft) pada permukaan air.[23]
Keindahan tetesan air yang memecah permukaan air yang berada di bawahnya diabadikan
dengan berbagai sentuhan teknik dan rasa menjadikannya suatu karya seni yang indah, seperti
yang disajikan oleh Martin Waugh dalam karyanya Liquid Sculpture, suatu antologi yang telah
mendunia.[24]
Seni tetesan air tidak berhenti sampai di sini, dengan pemanfaatan teknik pengaturan terhadap
jatuhnya tetesan air yang malar, mereka dapat diubah sedemikian rupa sehingga tetesan-tetesan
tersebut sebagai satu kesatuan berfungsi sebagai suatu penampil (viewer) seperti halnya tampilan
komputer. Dengan mengatur-atur ukuran dan jumlah tetesan yang akan dilewatkan, dapat sebuah
gambar ditampilkan oleh tetesan-tetesan air yang jatuh. Sayangnya gambar ini hanya bersifat
sementara, sampai titik yang dimaksud jatuh mencapai bagian bawah penampil.[25]
Komersialisasi karya jenis ini pun dalam bentuk resolusi yang lebih kasar telah banyak
dilakukan.[26][27]
Referensi
Artikel Referensi
1. ^ (Inggris) Philip Ball, Water and life: Seeking the solution, Nature 436, 1084-
1085 (25 August 2005) | doi:10.1038/4361084a
5. ^ (Inggris) http://www.unep.org/vitalwater/01.htm
6. ^ (Inggris) Peter Tyson, Life's Little Essential, NOVA, Origins, July 2004
9. ^ (Inggris) Michael Kwan, Prototype car runs 100 miles on four ounces of water
as fuel, Mobile Magazine Thursday June 1, 2006 6:41 AM PDT
13. ^ Re: What percentage of the human body is composed of water? Jeffrey Utz,
M.D., The MadSci Network
14. ^ "Healthy Water Living". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-24. Diakses
tanggal 1 February.
16. ^ Rhoades RA, Tanner GA (2003). Medical Physiology (2nd ed. ed.). Baltimore:
Lippincott Williams & Wilkins. ISBN 0781719364.
20. ^ (Inggris) Chris Witcombe, Water in Art, H2O - The Mystery, Art, and Science
of Water, art.html, 21.03.2007 13:32:20
21. ^ (Inggris) Birth of Venus (1486), Water in art, Water Institute - Nestl Waters
M.T. 2005
22. ^ (Inggris) The Water Lilies cycle by Monet, Water in art, Water Institute - Nestl
Waters M.T. 2005
23. ^ (Indonesia) Email Arief Setiawan kepada Nein Arimasen, Wed, 21 Mar 2007
09:04:07 +0700 (WIT). Arief Setiawan adalah seorang fotografer.
25. ^ (Inggris) Water Droplet Art, Twiddly Bits, August 23rd, 2005 at 9:07 pm,
(Jerman) Bitfall Simulation kriegte 50% Realitt, Auszeichnung fr Innovation und
Technik - Kunstfrderpreis der Stadtwerke Halle und Leipzig, Halle, 2004
Referensi umum
(Inggris) Franks, F (Ed), Water, A comprehensive treatise, Plenum Press, New York,
1972-1982
(Inggris) Property of Water and Water Steam w Thermodynamic Surface
(Inggris) PH Gleick and associates, The World's Water: The Biennial Report on
Freshwater Resources. Island Press, Washington, D.C. (published every two years,
beginning in 1998.)
(Inggris) Marks, William E., The Holy Order of Water: Healing Earth's Waters and
Ourselves. Bell Pond Books ( a div. of Steiner Books), Great Barrington, MA, November
2001 [ISBN 0-88010-483-X]
(Inggris) Gleick, Peter H. The World's Water: The Biennial Report on Freshwater
Resources. Washington: Island Press. (November 10, 2006)| ISBN 978-1-59726-105-0]
Postel, Sandra (1997, second edition). Last Oasis: Facing Water Scarcity. New York:
Norton Press.
(Inggris) Anderson (1991). Water Rights: Scarce Resource Allocation, Bureaucracy, and
the Environment.
(Inggris) Marq de Villiers (2003, revised edition). Water: The Fate of Our Most Precious
Resource.
(Inggris) Diane Raines Ward (2002). Water Wars: Drought, Flood, Folly and the Politics
of Thirst.
(Inggris) Miriam R. Lowi (1995). Water and Power: The Politics of a Scarce Resource in
the Jordan River Basin. (Cambridge Middle East Library)
(Inggris) Worster, Donald (1992). Rivers of Empire: Water, Aridity, and the Growth of the
American West.
(Inggris) Reisner, Marc (1993). Cadillac Desert: The American West and Its
Disappearing Water.
(Inggris) Maude Barlow, Tony Clarke (2003). Blue Gold: The Fight to Stop the
Corporate Theft of the World's Water.
(Inggris) Vandana Shiva (2002). Water Wars: Privatization, Pollution, and Profit. ISBN
0-7453-1837-1.
(Inggris) Anita Roddick et al. (2004). Troubled Water: Saints, Sinners, Truth And Lies
About The Global Water Crisis.
(Inggris) William E. Marks (2001). The Holy Order of Water: Healing Earths Waters and
Ourselves.
(Inggris) J. Lobaugh and Gregory A. Voth, A quantum model for water: Equilibrium and
dynamical properties, The Journal of Chemical Physics -- February 8, 1997 -- Volume
106, Issue 6, pp. 2400-2410 doi:10.1063/1.473151
(Inggris) Kyoko Watanabe and Michael L. Klein, Effective pair potentials and the
properties of water, Chemical Physics Volume 131, Issues 2-3 , 15 March 1989, Pages
157-167 doi:10.1016/0301-0104(89)80166-1
(Inggris) Frank H. Stillinger and Aneesur Rahman, Improved simulation of liquid water
by molecular dynamics, The Journal of Chemical Physics -- February 15, 1974 -- Volume
60, Issue 4, pp. 1545-1557 doi:10.1063/1.1681229
Lihat pula
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Air
71 % - 2O
Air
Air asin
Siklus air
Awan
Banjir
Es
Embun
Danau
Hidrologi
Hujan
Laut
Salju
Sungai
Desalinasi
Osmosis
Osmosis terbalik
[sembunyikan]
Kimia pangan
Aditif Air Asam lemak esensial Cita rasa Enzim Karbohidrat Lipid Mineral
Pewarna Protein Vitamin
Kategori:
Minuman
Hidrida
Air
Zat kimia
Menu navigasi
Belum masuk log
Pembicaraan
Kontribusi
Masuk log
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu
Pencarian
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Cetak/ekspor
Buat buku
Versi cetak
Wikimedia Commons
Perkakas
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Bahasa lain
Bahasa Banjar
English
Basa Jawa
Baso Minangkabau
Bahasa Melayu
Basa Sunda
Sunting interwiki
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Pengembang
Cookie statement
Tampilan seluler
Air
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Air dalam tiga wujudnya, cairan di laut, es yang mengambang, dan awan di udara yang
merupakan uap air.
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
Bumi,[1][2][3] tetapi tidak di planet lain.[4] Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4
triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di Bumi.[5] Air sebagian besar terdapat di laut (air
asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam
objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan
aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air
bersih penting bagi kehidupan manusia.
Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik, yaitu
suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu membran
saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse Osmosis) dan banyak digunakan pada kapal
laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku air laut.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air
juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan
Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut.[6] Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.[7] Indonesia telah
memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang
Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Daftar isi
1 Sifat-sifat kimia dan fisika
o 3.2 Pelarut
o 4.2 Fotografi
5 Referensi
6 Lihat pula
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom
hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi
normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip
dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk
gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-
unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua
elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur
dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase
berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen
lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat daripada yang dilakukan oleh
atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah
muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat
molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul
air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya
sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini
disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada
dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur
standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang
berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
Tingginya konsentrasi kapur terlarut membuat warna air dari Air Terjun Havasu terlihat
berwarna turquoise.
Elektrolisis air
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik.
Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua
elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, dua
molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan
elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa
molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektrode
dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan
hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.[9][10]
[11]
Kelarutan (solvasi)
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan
larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik"
(pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak),
disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh
dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul
dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-
menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam
air.
Butir-butir embun menempel pada jaring laba-laba.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan
parsial negatif (-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan
bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (+) dekat atom hidrogen. Dalam air hal ini terjadi
karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogenyang berarti, ia
(atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan tarik" pada elektron-elektron yang dimiliki bersama
dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan
negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih
negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.
Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya.
Tegangan permukaan
Bunga daisy ini berada di bawah permukaan air, akan tetapi dapat mekar dengan tanpa
terganggu. Tegangan permukaan mencegah air untuk menenggelamkan bunga tersebut.
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar
molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah
permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul
sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan
amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara
gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan permukaan
protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat
terhadap air. Irvin Langmuir mengamati suatu gaya tolak yang kuat antar permukaan-permukaan
hidrofilik. Untuk melakukan dehidrasi suatu permukaan hidrofilik dalam arti melepaskan
lapisan yang terikat dengan kuat dari hidrasi air perlu dilakukan kerja sungguh-sungguh
melawan gaya-gaya ini, yang disebut gaya-gaya hidrasi. Gaya-gaya tersebut amat besar nilainya
akan tetapi meluruh dengan cepat dalam rentang nanometer atau lebih kecil. Pentingnya gaya-
gaya ini dalam biologi telah dipelajari secara ekstensif oleh V. Adrian Parsegian dari National
Institute of Health.[12] Gaya-gaya ini penting terutama saat sel-sel terdehidrasi saat bersentuhan
langsung dengan ruang luar yang kering atau pendinginan di luar sel (extracellular freezing).
Air dalam kehidupan
Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air
dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik melakukan replikasi. Semua
makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut
yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air
juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya matahari
untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk membentuk
glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.
Makhluk air
Perairan Bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Semua makhluk hidup pertama di
Bumi ini berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi
lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan
sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan
dangkal dan lautan. Tumbuhan laut seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan
ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan.
Air minum
Penyaring air (water filter) portable untuk air minum rumah tangga, sekolah, kantor, atau asrama.
Artikel utama: Air minum
Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan.[13] Agar dapat
berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari
untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu,
kelembaban, dan beberapa faktor lainnya. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan
dari makanan dan minuman lain selain air. Sebagian besar orang percaya bahwa manusia
membutuhkan 810 gelas (sekitar dua liter) per hari,[14] namun hasil penelitian yang diterbitkan
Universitas Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas
tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh.[15] Malah kadang-kadang
untuk beberapa orang, jika meminum air lebih banyak atau berlebihan dari yang dianjurkan dapat
menyebabkan ketergantungan. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per
hari, dengan tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas.[16] Minum air putih memang
menyehatkan, tetapi kalau berlebihan dapat menyebabkan hiponatremia yaitu ketika natrium
dalam darah menjadi terlalu encer.[17]
Pelarut
Pelarut digunakan sehari-hari untuk mencuci, contohnya mencuci tubuh manusia, pakaian, lantai,
mobil, makanan, dan hewan. Selain itu, limbah rumah tangga juga dibawa oleh air melalui
saluran pembuangan. Pada negara-negara industri, sebagian besar air terpakai sebagai pelarut.
Air dapat memfasilitasi proses biologi yang melarutkan limbah. Mikroorganisme yang ada di
dalam air dapat membantu memecah limbah menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang lebih
rendah.
Zona biologis
Air merupakan cairan singular, oleh karena kapasitasnya untuk membentuk jaringan molekul 3
dimensi dengan ikatan hidrogen yang mutual. Hal ini disebabkan karena setiap molekul air
mempunyai 4 muatan fraksional dengan arah tetrahedron, 2 muatan positif dari kedua atom
hidrogen dan dua muatan negatif dari atom oksigen.[18] Akibatnya, setiap molekul air dapat
membentuk 4 ikatan hidrogen dengan molekul disekitarnya. Sebagai contoh, sebuah atom
hidrogen yang terletak di antara dua atom oksigen, akan membentuk satu ikatan kovalen dengan
satu atom oksigen dan satu ikatan hidrogen dengan atom oksigen lainnya, seperti yang terjadi
pada es. Perubahan densitas molekul air akan berpengaruh pada kemampuannya untuk
melarutkan partikel. Oleh karena sifat muatan fraksional molekul, pada umumnya, air merupakan
zat pelarut yang baik untuk partikel bermuatan atau ion, namun tidak bagi senyawa hidrokarbon.
Konsep tentang sel sebagai larutan yang terbalut membran, pertama kali dipelajari oleh ilmuwan
Rusia bernama Troschin pada tahun 1956. Pada monografnya, Problems of Cell Permeability,
tesis Troschin mengatakan bahwa partisi larutan yang terjadi antara lingkungan intraseluler dan
ekstraseluler tidak hanya ditentukan oleh permeabilitas membran, namun terjadi akumulasi
larutan tertentu di dalam protoplasma, sehingga membentuk larutan gel yang berbeda dengan air
murni.
Pada tahun 1962, Ling melalui monografnya, A physical theory of the living state, mengutarakan
bahwa air yang terkandung di dalam sel mengalami polarisasi menjadi lapisan-lapisan yang
menyelimuti permukaan protein dan merupakan pelarut yang buruk bagi ion. Ion K+ diserap oleh
sel normal, sebab gugus karboksil dari protein cenderung untuk menarik K+ daripada ion Na+.
Teori ini, dikenal sebagai hipotesis induksi-asosiasi juga mengutarakan tidak adanya pompa
kation, ATPase, yang terikat pada membran sel, dan distribusi semua larutan ditentukan oleh
kombinasi dari gaya tarik menarik antara masing-masing protein dengan modifikasi sifat larutan
air dalam sel. Hasil dari pengukuran NMR memang menunjukkan penurunan mobilitas air di
dalam sel namun dengan cepat terdifusi dengan molekul air normal. Hal ini kemudian dikenal
sebagai model two-fraction, fast-exchange.
Keberadaan pompa kation yang digerakkan oleh ATP pada membran sel, terus menjadi bahan
perdebatan, sejalan dengan perdebatan tentang karakteristik cairan di dalam sitoplasma dan air
normal pada umumnya. Argumentasi terkuat yang menentang teori mengenai jenis air yang
khusus di dalam sel, berasal dari kalangan ahli kimiawan fisis. Mereka berpendapat bahwa air di
dalam sel tidak mungkin berbeda dengan air normal, sehingga perubahan struktur dan karakter
air intraseluler juga akan dialami dengan air ekstraseluler. Pendapat ini didasarkan pada
pemikiran bahwa, meskipun jika pompa kation benar ada terikat pada membran sel, pompa
tersebut hanya menciptakan kesetimbangan osmotik seluler yang memisahkan satu larutan dari
larutan lain, namun tidak bagi air. Air dikatakan memiliki kesetimbangan sendiri yang tidak
dapat dibatasi oleh membran sel.
Para ahli lain yang berpendapat bahwa air di dalam sel sangat berbeda dengan air pada
umumnya. Air yang menjadi tidak bebas bergerak oleh karena pengaruh permukaan ionik,
disebut sebagai air berikat (bahasa Inggris: bound water), sedangkan air di luar jangkauan
pengaruh ion tersebut disebut air bebas (bahasa Inggris: bulk water).
Air berikat dapat segera melarutkan ion, oleh karena tiap jenis ion akan segera tertarik oleh
masing-masing muatan fraksional molekul air, sehingga kation dan anion dapat berada
berdekatan tanpa harus membentuk garam. Ion lebih mudah terhidrasi oleh air yang reaktif,
padat dengan ikatan lemah, daripada air inert tidak padat dengan daya ikat kuat. Hal ini
menciptakan zona air, sebagai contoh, kation kecil yang sangat terhidrasi akan cenderung
terakumulasi pada fase air yang lebih padat, sedangkan kation yang lebih besar akan cenderung
terakumulasi pada fase air yang lebih renggang, dan menciptakan partisi ion seperti serial
Hofmeister sebagai berikut:
catatan
Interaksi antara molekul air berikat dan gugus ionik diasumsikan terjadi pada rentang jarak yang
pendek, sehingga atom hidrogen terorientasi ke arah anion dan menghambat interaksi antara
populasi air berikat dengan air bebas. Orientasi molekul air berikat semakin terbatas permukaan
molekul polielektrolit bermuatan negatif antara lain DNA, RNA, asam hialorunat, kondroitin
sulfat, dan jenis biopolimer bermuatan lain. Energi elektrostatik antara molekul biopolimer
bermuatan sama yang berdesakan akan menciptakan gaya hidrasi yang mendorong molekul air
bebas keluar dari dalam sitoplasma.
Pada umumnya, konsenstrasi larutan polielektrolit yang cukup tinggi akan membentuk gel.
Misalnya gel agarose atau gel dari asam hialuronat yang mengandung 99,9% air dari total berat
gel. Tertahannya molekul air di dalam struktur kristal gel merupakan salah satu contoh
kecenderungan alami setiap komponen dari suatu sistem untuk bercampur dengan merata.
Molekul air dapat terlepas dari gel sebagai respon dari tekanan udara, peningkatan suhu atau
melalui mekanisme penguapan, namun dengan turunnya rasio kandungan air, daya ikat ionik
yang terjadi antara molekul zat terlarut yang menahan molekul air akan semakin kuat.
Meskipun demikian, pendekatan ionik seperti ini masih belum dapat menjelaskan beberapa
fenomena anomali larutan seperti,
perbedaan sifat air di dalam sitoplasma oosit hewan katak dengan air di dalam inti sel dan
air normal
turunnya koefisien difusi air di dalam Artemia cyst dibandingkan dengan koefisien air
yang sama pada gel agarose dan air normal
lebih rendahnya densitas air pada Artemia cyst dibandingkan air normal pada suhu yang
sama
kedua kandungan air normal, dan air dengan koefisien partisi 1,5 yang dimiliki
mitokondria pada suhu 0-4 C
Fenomena anomali larutan ini dianggap terjadi pada rentang jarak jauh yang berada di luar
domain pendekatan ionik.
Energi pada molekul air menjadi tinggi ketika ikatan hidrogen yang dimiliki menjadi tidak
maksimal, seperti saat molekul air berada dekat dengan permukaan atau gugus hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon kemudian disebut bersifat hidrofobik sebab tidak membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air. Daya ikat hidrogen pada kondisi ini akan menembus beberapa zona
air dan partisi ion, sehingga dikatakan bahwa sebagai karakter air pada rentang jarak jauh. Pada
rentang ini, molekul garam seperti Na2SO4, sodium asetat dan sodium fosfat akan memiliki
kecenderungan untuk terurai menjadi kation Na+ dan anionnya.
"Ombak Besar Lepas Pantai Kanagawa." oleh Katsushika Hokusai, lukisan yang sering
digunakan sebagai pelukisan sebuah tsunami.
Artikel utama: Air dalam kesenian
Dalam seni air dipelajari dengan cara yang berbeda, ia disajikan sebagai suatu elemen langsung,
tidak langsung ataupun hanya sebagai simbol. Dengan didukung kemajuan teknologi fungsi dan
pemanfaatan air dalam seni mulai berubah, dari tadinya pelengkap ia mulai merambat menjadi
objek utama. Contoh seni yang terakhir ini, misalnya seni aliran atau tetesan (sculpture liquid
atau droplet art).[19]
Seni lukis
Pada zaman Renaisans dan sesudahnya air direpresentasikan lebih realistis. Banyak artis
menggambarkan air dalam bentuk pergerakan - sebuah aliran air atau sungai, sebuah lautan yang
turbulensi, atau bahkan air terjun - akan tetapi banyak juga dari mereka yang senang dengan
objek-objek air yang tenang, diam - danau, sungai yang hampir tak mengalir, dan permukaan laut
yang tak berombak. Dalam setiap kasus ini, air menentukan suasana (mood) keseluruhan dari
karya seni tersebut,[20] seperti misalnya dalam Birth of Venus (1486) karya Botticelli[21] dan The
Water Lilies (1897) karya Monet.[22]
Fotografi
Sejalan dengan kemajuan teknologi dalam seni, air mulai mengambil tempat dalam bidang seni
lain, misalnya dalam fotografi. walaupun ada air tidak memiliki arti khusus di sini dan hanya
berperan sebagai elemen pelengkap, akan tetapi ia dapat digunakan dalam hampir semua cabang
fotografi: mulai dari fasion sampai landsekap. Memotret air sebagai elemen dalam objek
membutuhkan penanganan khusus, mulai dari filter circular polarizer yang berguna
menghilangkan refleksi, sampai pemanfaatan teknik long exposure, suatu teknik fotografi yang
mengandalkan bukaan rana lambat untuk menciptakan efek lembut (soft) pada permukaan air.[23]
Keindahan tetesan air yang memecah permukaan air yang berada di bawahnya diabadikan
dengan berbagai sentuhan teknik dan rasa menjadikannya suatu karya seni yang indah, seperti
yang disajikan oleh Martin Waugh dalam karyanya Liquid Sculpture, suatu antologi yang telah
mendunia.[24]
Seni tetesan air tidak berhenti sampai di sini, dengan pemanfaatan teknik pengaturan terhadap
jatuhnya tetesan air yang malar, mereka dapat diubah sedemikian rupa sehingga tetesan-tetesan
tersebut sebagai satu kesatuan berfungsi sebagai suatu penampil (viewer) seperti halnya tampilan
komputer. Dengan mengatur-atur ukuran dan jumlah tetesan yang akan dilewatkan, dapat sebuah
gambar ditampilkan oleh tetesan-tetesan air yang jatuh. Sayangnya gambar ini hanya bersifat
sementara, sampai titik yang dimaksud jatuh mencapai bagian bawah penampil.[25]
Komersialisasi karya jenis ini pun dalam bentuk resolusi yang lebih kasar telah banyak
dilakukan.[26][27]
Referensi
Artikel Referensi
1. ^ (Inggris) Philip Ball, Water and life: Seeking the solution, Nature 436, 1084-
1085 (25 August 2005) | doi:10.1038/4361084a
5. ^ (Inggris) http://www.unep.org/vitalwater/01.htm
6. ^ (Inggris) Peter Tyson, Life's Little Essential, NOVA, Origins, July 2004
9. ^ (Inggris) Michael Kwan, Prototype car runs 100 miles on four ounces of water
as fuel, Mobile Magazine Thursday June 1, 2006 6:41 AM PDT
13. ^ Re: What percentage of the human body is composed of water? Jeffrey Utz,
M.D., The MadSci Network
14. ^ "Healthy Water Living". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-24. Diakses
tanggal 1 February.
16. ^ Rhoades RA, Tanner GA (2003). Medical Physiology (2nd ed. ed.). Baltimore:
Lippincott Williams & Wilkins. ISBN 0781719364.
20. ^ (Inggris) Chris Witcombe, Water in Art, H2O - The Mystery, Art, and Science
of Water, art.html, 21.03.2007 13:32:20
21. ^ (Inggris) Birth of Venus (1486), Water in art, Water Institute - Nestl Waters
M.T. 2005
22. ^ (Inggris) The Water Lilies cycle by Monet, Water in art, Water Institute - Nestl
Waters M.T. 2005
23. ^ (Indonesia) Email Arief Setiawan kepada Nein Arimasen, Wed, 21 Mar 2007
09:04:07 +0700 (WIT). Arief Setiawan adalah seorang fotografer.
25. ^ (Inggris) Water Droplet Art, Twiddly Bits, August 23rd, 2005 at 9:07 pm,
(Jerman) Bitfall Simulation kriegte 50% Realitt, Auszeichnung fr Innovation und
Technik - Kunstfrderpreis der Stadtwerke Halle und Leipzig, Halle, 2004
Referensi umum
(Inggris) Franks, F (Ed), Water, A comprehensive treatise, Plenum Press, New York,
1972-1982
(Inggris) Property of Water and Water Steam w Thermodynamic Surface
(Inggris) PH Gleick and associates, The World's Water: The Biennial Report on
Freshwater Resources. Island Press, Washington, D.C. (published every two years,
beginning in 1998.)
(Inggris) Marks, William E., The Holy Order of Water: Healing Earth's Waters and
Ourselves. Bell Pond Books ( a div. of Steiner Books), Great Barrington, MA, November
2001 [ISBN 0-88010-483-X]
(Inggris) Gleick, Peter H. The World's Water: The Biennial Report on Freshwater
Resources. Washington: Island Press. (November 10, 2006)| ISBN 978-1-59726-105-0]
Postel, Sandra (1997, second edition). Last Oasis: Facing Water Scarcity. New York:
Norton Press.
(Inggris) Anderson (1991). Water Rights: Scarce Resource Allocation, Bureaucracy, and
the Environment.
(Inggris) Marq de Villiers (2003, revised edition). Water: The Fate of Our Most Precious
Resource.
(Inggris) Diane Raines Ward (2002). Water Wars: Drought, Flood, Folly and the Politics
of Thirst.
(Inggris) Miriam R. Lowi (1995). Water and Power: The Politics of a Scarce Resource in
the Jordan River Basin. (Cambridge Middle East Library)
(Inggris) Worster, Donald (1992). Rivers of Empire: Water, Aridity, and the Growth of the
American West.
(Inggris) Reisner, Marc (1993). Cadillac Desert: The American West and Its
Disappearing Water.
(Inggris) Maude Barlow, Tony Clarke (2003). Blue Gold: The Fight to Stop the
Corporate Theft of the World's Water.
(Inggris) Vandana Shiva (2002). Water Wars: Privatization, Pollution, and Profit. ISBN
0-7453-1837-1.
(Inggris) Anita Roddick et al. (2004). Troubled Water: Saints, Sinners, Truth And Lies
About The Global Water Crisis.
(Inggris) William E. Marks (2001). The Holy Order of Water: Healing Earths Waters and
Ourselves.
(Inggris) J. Lobaugh and Gregory A. Voth, A quantum model for water: Equilibrium and
dynamical properties, The Journal of Chemical Physics -- February 8, 1997 -- Volume
106, Issue 6, pp. 2400-2410 doi:10.1063/1.473151
(Inggris) Kyoko Watanabe and Michael L. Klein, Effective pair potentials and the
properties of water, Chemical Physics Volume 131, Issues 2-3 , 15 March 1989, Pages
157-167 doi:10.1016/0301-0104(89)80166-1
(Inggris) Frank H. Stillinger and Aneesur Rahman, Improved simulation of liquid water
by molecular dynamics, The Journal of Chemical Physics -- February 15, 1974 -- Volume
60, Issue 4, pp. 1545-1557 doi:10.1063/1.1681229
Lihat pula
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Air
71 % - 2O
Air
Air asin
Siklus air
Awan
Banjir
Es
Embun
Danau
Hidrologi
Hujan
Laut
Salju
Sungai
Desalinasi
Osmosis
Osmosis terbalik
[sembunyikan]
Kimia pangan
Aditif Air Asam lemak esensial Cita rasa Enzim Karbohidrat Lipid Mineral
Pewarna Protein Vitamin
Kategori:
Minuman
Hidrida
Air
Zat kimia
Menu navigasi
Belum masuk log
Pembicaraan
Kontribusi
Masuk log
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu
Pencarian
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Cetak/ekspor
Buat buku
Versi cetak
Wikimedia Commons
Perkakas
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Bahasa lain
Bahasa Banjar
English
Basa Jawa
Baso Minangkabau
Bahasa Melayu
Basa Sunda
Sunting interwiki
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Pengembang
Cookie statement
Tampilan seluler