Laporan Tetap Solidifikasi Polsri
Laporan Tetap Solidifikasi Polsri
Laporan Tetap Solidifikasi Polsri
Disusun oleh:
Kelompok 1
Nama Kelompok :
Kelas : 5 KIA
1. Limbah cair
2. Limbah gas
3. Limbah padat
4. Limbah B3
Limbah B3
1. Primary sludge yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada
pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organic
stabil dan mudah menguap.
2. Chemical sludge yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi.
3. Excess activated sluge yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan
dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organic
berupa lumpur dari hasil proses tersebut.
4. Digested sludge yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi
dengan digested aerobic maupun anaerobic dimana padatn atau lumpur
yag dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organic.
1. Berdasarkan sumber
2. Berdasarkan karakteristik
Mudah meledak
Pengoksidasi
Sangat mudah sekali menyala
Sangat mudah menyala
Mudah menyala
Amat sangat beracun
Beracun
Berbahaya
Korosif
Bersifat iritasi
Berbahay bagi lingkungan
Karsiogenik
Tetratogenik
mutagenik
1. mudah meledak
2. mudah terbakar
3. bersifat reaktif
4. beracun
5. menyebabkan infeksi
6. bersifat korosif
Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Mg
dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfide, fenol dan
sebagainya.
Pengolahan limbah B3
1. Chemical Conditioning
Tujuannya:
Menstabilakan senyawa-senyawa organic yang terkandung di dalam
lumpur
Mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
Mendestruksi organism pathogen
Memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih
memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses
digestion
Mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan
aman dan dapat diterima lingkungan
a. Concentration Thickening
Bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan
cara meningkatkan kandungan padatan
b. Threatment, Stabilization, dan Conditioning
Bertujuan untuk menstabilkan senyawa organic dan menghancurkan
pathogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses
pengkondisian secara kimia, fisika dan biologi. Pengkondisian ini
maksudnya berlangsung dengan adanya proses pembentukkan ikatan
bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisik
berlangsung dengan jalannya memisahkan bahan kiimia dan koloid
dengan cara pencucian dan destruksi. Pengkondisian biologi berlangsung
dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi
oksidadi. Proses yang terkait yaitu: lagoning, anaerobic digestion, aerobic
digestion, heat treatment, chemical conditioning dan lain-lain.
c. De-watering and Drying
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan
sekaligus mengurangi volume lumpur. Prose yang terlibat pada tahapan
ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang digunakan adalah
drying bad, filter press, centrifuge, vacuum filter dan belt press.
d. Disposal
Disposal adalah proses pembuangan akhir limbah B3. Proses yang
terlibat yaitu pyrolisis, wet air oxidation, dan composting.
2. Solidifikasi/stabilization
Menurut Roger Spence dan Caijun shi (2006), tata cara kerja
stabilisasai/solidifikasi, yaitu:
Kerugian
Keuntungan
3. Incineration
Teknologi pembakaran (inceneration) adalah alternative yang
menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Proses pembakaran
(incineration) limbah B3 yaitu untuk penghancuran dengan panas yang
merupakan salah satu teknik pengolahan limbah B3. Incineration merupakan
alat yang digunakan untuk mengolah limbah B3 dengan proses pembakaran
dengan kondisi terkendali. Incinerator memiliki kelebihan yaitu dapat
menghancurkan berbagai senyawa organic dengan sempurna, tetapi
memiliki kelemahan yaitu operator harus terlatih.
Pengolahan limbah B3 harus memenuhi beberapa syarat yaitu lokasi
pengolahan. Lokasi pengolah limbah B3 dapat dilakukan dalam lokasi
penghasil limbah atau diluar lokasi pengahsil limbah
V. Data Pengamatan
STANDARISASI LARUTAN KMnO4
NO. Gram Analit (Na2C204) Volume Titran(KMnO4)
1. 0.3 46.3 Ml
2. 0.3 46.0 Ml
Rata-rata 46.15 Ml
PENENTUAN KADAR BESI DENGAN KMnO4
Sampel Volume Analit Volume Titran Rata-
(Sampel) (Ml) rata(mL)
1:1 10 Ml 0.2 0.15
10 MI 0.1
1:1.5 10 Ml 0.15 0.125
10 MI 0.1
1:2 10 Ml 0.1 0.1
10 MI 0.1
1:2.5 10 Ml 0.1 0.1
10 MI 0.1
1:3 10 Ml 0.1 0.075
10 MI 0.05
VI. Perhitungan
Pembuatan larutan
a. Larutan KMnO4 (0,1 M dalam 500 ml)
Gr = M x V x BM
158,03
= 0,1 mol/ liter x 0,5 liter x gram/mol
5
= 1,5803gram
c. Standarisasi KMnO4
Mek standar primer = Mek standar titrasi
Mek Na2C2O4 = Mek KMnO4
𝑔𝑟 𝑁𝑎2 𝐶2 𝑂4
= VxN
𝐵𝐸 𝑁𝑎2 𝐶2 𝑂4
0,3 𝑔𝑟
= 46,15 ml x NmnO4
67 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
NKMnO4 = 9.4023 x 10-5 mol/ml
NKMnO4 = 0,0940 mol/L
d. Penentuan FeSO4 dengan KMnO4
Mek analit = Mek titiran
Mek Fe2+ = Mek KMnO4
𝑔𝑟 𝐹𝑒 2+
= V KMnO4 x N KMnO4
𝐵𝐸 𝐹𝑒 3+
Sampel 1:1
Gr Fe = (V x N ) KMnO4 Be Fe
= 0,8148 mg
= 0,00082 gr
Sampel 1:1,5
Gr Fe = (V x N ) KMnO4 Be Fe
= 0,125 ml x 0,09701 mek/ml x 56 mg/mek
= 0,679 mg
= 0,00068 gr
Sampel 1:2
Gr Fe = (V x N ) KMnO4 Be Fe
= 0,1 ml x 0,097 mek/ml x 56 mg/mek
= 0,5432 mg
= 0,00054 gr
Sampel 1:2,5
Gr Fe = (V x N ) KMnO4 Be Fe
= 0,1 ml x 0,097 mek/ml x 56 mg/mek
= 0,5432 mg
= 0,00054 g.
Sampel 1:3
Gr Fe = (V x N ) KMnO4 Be Fe
= 0,075 ml x 0,097 mek/ml x 56 mg/mek
= 0,4074 mg
= 0,00041 gr
VII. Tugas
1. Apa yang dimaksud dengan limbah B3 ?
Jawab : Menurut peraturan pemerintah no.18 tahun 1999, limbah B3
adalah sisa suatu industri/ usaha dan atau mengandung bahan berbahaya
dan atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dan atau
jumblahnya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merupakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk lainya.
2. Apa tujuan dari solidifikasi ?
Jawab :
a) Menurunkan mobilitas atau kelarutan kontaminan
b) Meningkatkan penangan dan karakteristik fisik dan cara
menciptakan suatu metrik padatan ynag tidak bebas air
c) Menrunkan luas maka limbah dengan cara mentransfer
kontaminan yang mungkin terdapat dalam limbah padat.
d) Menanggulangi limbah berbagai limbah berbahaya dengan
sedemikian rupa supaya tidak mencemari lingkungan sekitar.
3. Selain semen bahan apa saja yang digunakan untuk solidifikasi ?
Jawab :
a). Kaca
b). Termoplastik
c). Termosetting
d). Urea
e). Aspal
f). Bitumen
4. Apa saja keuntungan silidifikasi ?
Jawab :
a. Material dan teknologinya mudah terjangkau
b. Sesuai dengan berbagai jenis limbah
c. Biaya sedikit
d. Produk sementasi bersifat stabil terhadap bahan kimia dan biokimia.
5. Pada kondisi PH berapa solidifikasi dapat dilakukan dengan baik,
jelaskan ?
Jawab : pada kondisi PH 7 (netral) karena jika proses pemadatan yang
dilakukan oleh semen karena berada pada PH yang asam maka hasil
solidifikasi akan mengalami keretakkan sehingga dapat dikatakan
silidifikasi yang dikeluarkan gagal karena memungkinkan bagi limbah
cair keluar dari padatan tersebut.
6. Bagaimana kuat tekan dari hasil solidifikasi yang dilakukan ?
Jawab : Kami tidak melakukan uji kuat tekan pada percobaan solidifikasi
kali ini.
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Solidifikasi bertujuan untuk mencegah migrasi/ penyebaran bahan
berbahaya yang terdapat di lingkungan atau pada suatu limbah cair
dengan menguabahnya dalam bentuk padatan sehingga mudah ditangani.
Bahan yang digunakan untuk memadatkan limbah tersebut adalah semen.
2. Kadar Fe sebelum solidifikasi dan sesudah solidifikasi, yaitu;
Sampel 1:3 = 0.075
Sampel 1:1.5 = 0.125
Daftar Pustaka
Spatula Pengaduk
Pipet tetes
Bola karet
Cmpuran semen,air dan FeSO4 . 7H2O Campuran Proses Solidifikasi yang Telah Beku