Askep Deviasi Septum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi
Septum nasi merupakan dinding medial rongga hidung. Septum di
bentuk oleh tulang dan tulang rawan, bagian tulang adalah lamina
perpendikularis osetmoit, fomer krista nasalis osmaksila dan krista nasalis
ospalatine. Sedangkan bagian tulang rawan adalah kartilago septum.
Deviasi septum adalah suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi
dari septum nasi dari letaknya yang berada digaris medial tubuh. (Media
sehatku, 2013)

B. Etiologi
Penyebab terjadinya septum deviasi disebabkan oleh 2 faktor:
1. Trauma langsung
a. Intrauterine (taruma masa kehamilan)
Dalam masa kehamilan rentang bagi seorang wanita terkena infeksi
dan trauma yang mengakibatkan resiko septum deviasi. Postur
abnormal intrauterine dapat menyebabkan terjadinya tekanan pada
daerah hidung dan rahang atas. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya pergeseran pada septum .tekanan ini dapat bertambah
pada saat kelahiran.
b. Trauma saat lahir (partus)
Ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan besar beresiko
terjadi deviasi septum karena bayi dengan berat badan yang besar
menyebabkan ibu sulit untuk melahirkan secara normal. Jika
dipaksakan untuk melahirkan bayi seperti ini, hidung bayi akan
terhimpit dan menyebabkan deviasi septum.

c. Sesudah lahir
Orang-orang yang memiliki pekerjaan dengan resiko terjadinya
trauma wajah (fraktur fasial, fraktur nasal dan septum) beresiko

1
terjadinya deviasi septum. Misalnya olahraga kontak langsung
seperti tinju, dan karate.
2. Kongenital
a. Ketidakseimbangan kebutuhan
Biasanya terjadi pada orang-orang dengan gangguan pertumbuhan.
Dimana gangguan pertumbuhan yang tidak seimbang antara
kartilago dengan tulang septum. Kartilago terus tumbuh walaupun
batas superior dan inferior menetap.Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya dislokasi septum. (Budiman O. Bestari, 2011)

C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Deviasi Septum antara lain:
1. Hidung tersumbat
Hidung tersumbat sebagian atau seluruhnya sehingga menyebabkan
kesulitan bernapas sehingga daya penciuman juga berkurang. Biasanya
tersumbat pada satu bagian karena tulang hidung yang membelok atau
tidak lurus.
2. Rasa Nyeri di Kepala dan Sekitar Mata
Hal disebabkan karena deviasi septum dapat menyebabkan sinus.
3. Didapatkan hasil pemeriksaan sekat tulang hidung tidak lurus
sempurna ditengah.
Jika diraba tulang hidung tidak lurus dan hasil pemeriksaan didapat
tulang sekat hidung tidak lurus merupakan tanda adanya deviasi septum
pada hidung. (Media sehatku, 2013)

D. Patofisiologi

2
E. Pemeriksaan penunjang dan Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan penunjang
Devisiasi septum biasanya sudah bisa dilihat melalui inspeksi langsung
pada batang hidungnya. Namum diperlukan beberapa pemeriksaan
- Radiologi : untuk memastikan diagnosisnya.
- Rinoskopi anterior : untuk melihat penonjolan septum kearah
deviasi jika terdapat deviasi berat .
b. Penatalaksanaan

3
Penatalaksanaan septum deviasi snagt tergantung dari keluhan maupun
komplikasi yang ditimbulkan.
- Analgesik. Digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
- Dekongestan, digunakan untuk mengurangi sekresi cairan hidung.
- Pembedahan Septoplasti
Septoplasti merupakan prosedur opersi yang dilakukan untuk
koreksi kelainan septum (Abidin Tufik,2009)

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Ciri Ciri Umum (berisi identita spasien).
2. Riwayatkeperawatan
a. Keluhan Utama
Tidak dapat bernafas melalui hidung, ada sesuatu yang mengganjal.
b. Riwayat Penyakit sekarang.
Adanya keluhan tidak dapat bernafas melalui hidung, hidung terasa
nyeri, tidak dapat makan karena takut tersedak.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pilek terus menerus, biasanya lebih dari satu tahun dan tidak ada
perubahan meskipun diberi obat.
3. PemeriksaanFisik.
- Hidung: Ada luka operasi, terdapat tampon + 1,5 mm yang tampak
dari luar, pernapasan pindah kemulut.
4. Pemeriksaan penunjang

4
- Radiologi
- Rinoskopi anterior adanya kelainan tulang hidung
5. Penatalaksanaan medis
- Konservatif (Obat dekongestan)
- Operatif

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas
2. Nyeri akut
3. Gangguan persepsi sensori (penciuman)
4. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

5
Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC:


Definisi : Status Respirasi : Ventilasi Airway Management
Status Respirasi : Airway patency
Pertukaran udara inspirasi dan/atau
Vital sign Status Buka jalan nafas, guanakan teknik
ekspirasi tidak adekuat chin lift atau jaw thrust bila perlu
Kriteria Hasil : Posisikan pasien untuk
Batasan karakteristik : Mendemonstrasikan batuk efektif memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
Penurunan tekanan dan suara nafas yang bersih, tidak
pemasangan alat jalan nafas
inspirasi/ekspirasi ada sianosis dan dyspneu (mampu
Penurunan pertukaran udara per buatan
mengeluarkan sputum, mampu Pasang mayo bila perlu
menit
bernafas dengan mudah, tidak ada Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Menggunakan otot pernafasan
pursed lips) Keluarkan sekret dengan batuk
tambahan Menunjukkan jalan nafas yang atau suction
Nasal flaring
paten (klien tidak merasa tercekik, Auskultasi suara nafas, catat
Dyspnea
Orthopnea irama nafas, frekuensi pernafasan adanya suara tambahan
Perubahan penyimpangan dada Lakukan suction pada mayo
dalam rentang normal, tidak ada Berikan bronkodilator bila perlu
Nafas pendek
Assumption of 3-point position suara nafas abnormal) Berikan pelembab udara Kassa

6
Pernafasan pursed-lip Tanda Tanda vital dalam rentang basah NaCl Lembab
Tahap ekspirasi berlangsung Atur intake untuk cairan
normal (tekanan darah, nadi,
sangat lama mengoptimalkan keseimbangan.
pernafasan)
Peningkatan diameter anterior- Monitor respirasi dan status O2
posterior
Pernafasan rata-rata/minimal Terapi Oksigen
Bayi : < 25 atau > 60
Usia 1-4 : < 20 atau > 30 Bersihkan mulut, hidung dan
Usia 5-14 : < 14 atau > 25 secret trakea
Usia > 14 : < 11 atau > 24
Pertahankan jalan nafas yang
Kedalaman pernafasan
Dewasa volume tidalnya 500 ml paten
Atur peralatan oksigenasi
saat istirahat
Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg Monitor aliran oksigen
Timing rasio Pertahankan posisi pasien
Penurunan kapasitas vital Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
Faktor yang berhubungan : Monitor adanya kecemasan pasien

Hiperventilasi terhadap oksigenasi


Deformitas tulang
Kelainan bentuk dinding dada
Penurunan energi/kelelahan
Perusakan/pelemahan muskulo-
skeletal

7
Obesitas
Posisi tubuh
Kelelahan otot pernafasan
Hipoventilasi sindrom
Nyeri
Kecemasan
Disfungsi Neuromuskuler
Kerusakan persepsi/kognitif
Perlukaan pada jaringan syaraf
tulang belakang
Imaturitas Neurologis
2. Nyeri akut NOC : NIC :
Definisi : Sensori yang tidak Pain level Pain management
menyenangkan dan pengalaman Pain control Lakukan HE tentang penyebab
Comfort level
emosional yang muncul secara actual atau nyeri yang dirasakan pasien
Kriteria Hasil : Lakukan pengkajian nyeri secara
potensial kerusakan jaringan atau
- Mampu mengontrol nyeri (tahu komprehensif termasuk lokasi,
menggambarkan adanya kerusakan
penyebab nyeri, mampu karakteristik, durasi, frekuensi,
(Asosiasi Studi Nyeri Internasional) :
menggunakan tehnik kualitas dan factor presipitasi
serangan mendadak atau pelan
nonfarmakologi untuk mengurangi Observasi reaksi nonverbal dari
intensitasnya dari ringan sampai berat
nyeri, mencari bantuan) ketidaknyamanan (meringis)
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang
- Melaporkan bahwa nyeri Pilih dan lakukan penanganan

8
dapat diprediksi dan dengan durasi kurang berkurang dengan menggunakan nyeri (farmakologi,
dari 6 bulan. manajemen nyeri nonfarmakologi dan inter
- Menyatakan rasa nyaman setelah
Batasan karakteristik : personal)
- Laporan secara verbal atau non
nyeri berkurang Kolaborasikan dengan dokter jika

verbal ada keluhan dan tindakan nyeri


- Fakta dari observasi tidak berhasil
- Posisi antalgic untuk menghindari
nyeri
- Respon autonom (seperti Analgesic Administration

diaphoresis, perubahan tekanan Tentukan analgesic pilihan, rute

darah, perubahan nafas, nadi dan pemberian, dan dosis optimal


Berikan analgesic tepat waktu
dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam tonus terutama saat nyeri berat
Evaluasi efektivitas analgesic,
otot (mungkin dalam rentang dari
tanda dan gejala.
lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh :
gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan dan
minum

9
Faktor yang berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik,
psikologis)

3. Persepsi Sensori NOC : NOC :


Defenisi : perubahan pada jumlah atau Kriteria Hasil : - Manipulasi lingkungan sekitar
opla stimulus yang diterima , yang disertai - Menunjukan Keinginan untuk pasien untuk memperoleh manfaat
respons terhadap stimulus tersebut yang makan saat sakit terapeutik dan stimulasi sensori.
- Kemampuan saraf kranial - Membantu dan memberikan
dihilangkan, dilebihkan, disampingkan
mengenali impuls sensorik dan asupan diet makanan dan
atau dirusakkan.
motorik minuman seimbang.
- Menunjukkan jumlah makanan
Batasan Karakteristik :
dan minuman yang diasup dalam
- Perubahan ketajaman sensori
tubuh

Faktor Yang Berhubungan


- Perubahan resepsi , transmisi dan/
atau integrasi sensori.
4. Resiko ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC:
kurang dari kebutuhan tubuh Nutritional Status : food and Fluid

10
Definisi : Intake Mandiri
Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan Kaji adanya alergi makanan
metabolisme tubuh. Kriteria Hasil Kaji kemampuan pasien untuk

Adanya peningkatan berat badan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan


BB pasien dalam batas normal
Batasan karakteristik : sesuai dengan tujuan Monitor adanya penurunan berat badan
Dilaporkan adanya intake makanan Mampu mengidentifikasi kebutuhan Monitor mual dan muntah
yang kurang dari RDA (Recommend nutrisi Monitor pertumbuhan dan
Tidak ada tanda tanda malnutrisi
Daily Allowence) perkembangan
Tidak terjadi penurunan berat badan
Mudah merasa kenyang, sesaat setelah
yang berarti
mengunyah makanan
Dilaporkan adanya perubahan sensasi Kolaborasi

rasa Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


Perasaan ketidakmampuan untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
mengunyah makanan yang dibutuhkan pasien.
Keengganan untuk makan Berikan makanan yang terpilih (sudah
Kurang berminat terhadap makanan
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Kurangnya informasi, misinformasi
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
Faktor-faktor yang berhubungan : Monitor kalori dan intake nutrisi
Ketidakmampuan pemasukan atau

11
mencerna makanan atau mengabsorpsi
zat-zat gizi berhubungan dengan faktor HE
biologis, psikologis atau ekonomi. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
protein
Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi

12
13
DAFTAR PUSTAKA

Abidin taufik.2005. THT. http://-tht-FKUMRAM blogspot.com/2009/02/deviasi-


septum-nasal-pergeseran-dinding.html Diakses tanggal 14 April 2013
Budiman O.Bestari. 2011. Pengukuran sumbatan hidung pada deviasi septum
nasal. Jurnal. Padang. FKUNAND
Media sehatku. 2013. Deviasi septum nasal.
http://sehatkufreemagazine.wordpress. Com /2013/01/25/deviasi-septum-
nasal. Diakses tanggal 14 April 2013

14

Anda mungkin juga menyukai