Tinjauan Pustaka Laringitis
Tinjauan Pustaka Laringitis
Tinjauan Pustaka Laringitis
PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
Laringitis akut adalah radang akut laring yang disebabkan oleh virus
dan bakteri yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya
disebabkan oleh infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe
1,2,3), rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae,
Branhamella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan
Streptococcus pneumoniae.9,10,11
2.2 ANATOMI
Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas.1
Berikut ini akan ditampilkan laring secara anatomi.
Gambar 1. Laring 12
Bentuk laring menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas
lebih terpancung dan bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. Batas atas
laring adalah aditus laring sedangkan batas kaudal kartilago krikoid.8
Struktur kerangka laring terdiri dari satu tulang (os hioid) dan beberapa
tulang rawan, baik yang berpasangan ataupun tidak.13 Komponen utama pada
struktur laring adalah kartilago tiroid yang berbentuk seperti perisai dan
kartilago krikoid. Os hioid terletak disebelah superior dengan bentuk huruf U
dan dapat dipalapsi pada leher depan serta lewat mulut pada dinding faring
lateral. Dibagian bawah os hioid ini bergantung ligamentum tirohioid yang
terdiri dari dua sayap / alae kartilago tiroid. Sementara itu kartilago krikoidea
mudah teraba dibawah kulit yang melekat pada kartilago tiroidea lewat
kartilago krikotiroid yang berbentuk bulat penuh. Pada permukaan superior
lamina terletak pasangan kartilago aritinoid yang berbentuk piramid bersisi
tiga. Pada masing-masing kartilago aritinoid ini mempunyai dua buah prosesus
yakni prosessus vokalis anterior dan prosessus muskularis lateralis.
Pada prossesus vokalis akan membentuk 2/5 bagian belakang dari korda
vokalis sedangakan ligamentum vokalis membentuk bagian membranosa atau
bagian pita suara yang dapat bergetar. Ujung bebas dan permukaan superior
korda vokalis suara membentuk glotis. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar
struktur anatomi laring pada gambar 2. Kartilago epiglotika merupakan struktur
garis tengah tunggal yang berbentuk seperti bola pimpong yang berfungsi
mendorong makanan yang ditelan kesamping jalan nafas laring. Selain itu juga
terdapat dua pasang kartilago kecil didalam laring yang mana tidak mempunyai
fungsi yakni
kartilago kornikulata dan kuneiformis.13
Gambar 2. struktur anatomi laring 12
Tabel perbedaan etiologi yang mendasari terjadinya laringitis akut dan kronis14
Infectious
Bacterial X
Viral X
Fungal X X
Contact
Reflux X X
Pollutants X X
Smoking X
Inhaled Medications X
Caustic Ingestions X X
Medical
Vocal misuse X X
Vocal abuse X
Trauma X X
Allergic
Allergies X X
Dehydration X X
Dry Atmosphere X X
Mouth Breathing X X
Medications X X
Thermal
Closed-Space Fire X X
Crack Pipe X X
berlebihan, asam lambung atau zat-zat kimia yang terdapat pada tempat
berbicara terlalu keras atau menyanyi (vokal abuse). Pada peradangan ini
seluruh mukosa laring hiperemis, permukaan yang tidak rata dan menebal.14
tenggorokan. Selain itu ada juga suara serak, Perubahan pada suara dapat
berfariasi tergantung pada tingkat infeksi atau iritasi, bisa hanya sedikit serak
hingga suara yang hilang total, rasa gatal dan kasar di tenggorokan, sakit
tidak rata dan hiperemis. Bila terdapat daerah yang dicurigai menyerupai tumor,
berdehem. Bila penyebabnya adalah zat yang dihirup, maka hindari zat
penyebab iritasi tersebut. Dengan menghirup uap hangat dari baskom yang diisi
air panas mungkin bisa membantu. Bila anak yang masih berusia batita atau
berhubungan dengan kondisi lain seperti rasa terbakardi uluh hati, merokok
1. Jangan merokok, dan hindari asap rokok dengan tidak menjadi perokok tidak
dijumpai sekresi mukus endolaringeal tebal dalam kadar ringan hingga sedang,
eritema dan edema lipatan pita suara serta inkompetensi glotis episodik selama
fase fonasi.13,14
mukus yang tebal dan lengket dapat di atasi dengan pemberian guaifenesin. 14,15
2.5 PATOFISIOLOGI
Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri
mungkin sekunder. Laringitis biasanya disertai rinitis atau nasofaringitis.
Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu
mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis
umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring
dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta prevalensi virus yang
meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran
nafas bagian atas lainnya. Hal ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran
nafas atas dan merangsang kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara
berlebihan sehingga menyumbat saluran nafas. Kondisi tersebut akan
merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada laring.
Dan memacu terjadinya inflamasi pada laring tersebut. Inflamasi ini akan
menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika
berlebihan akan merangsang
peningkatan suhu tubuh.16
Terapi :
1. Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari
2. Jika pasien sesak dapat diberikan O2 2 l/ menit
3. Istirahat
4. Menghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri / minyak mint bila
ada muncul sumbatan dihidung atau penggunaan larutan garam fisiologis
(saline 0,9 %) yang dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasal
spray.
5. Medikamentosa : Parasetamol atau ibuprofen / antipiretik jika pasien ada
demam, bila ada gejala pain killer dapat diberikan obat anti nyeri / analgetik,
hidung tersumbat dapat diberikan dekongestan nasal seperti
fenilpropanolamin (PPA), efedrin, pseudoefedrin, napasolin dapat diberikan
dalam bentuk oral ataupun spray. Pemberian antibiotika yang adekuat yakni
: ampisilin 100 mg/kgBB/hari, intravena, terbagi 4 dosis atau kloramfenikol
: 50 mg/kgBB/hari, intra vena, terbagi dalam 4 dosis atau sefalosporin
generasi 3 (cefotaksim atau ceftriakson) lalu dapat diberikan kortikosteroid
intravena berupa deksametason dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 3 dosis, diberikan selama 1-2 hari.
6. Pengisapan lendir dari tenggorok atau laring, bila penatalaksanaan ini tidak
berhasil maka dapat dilakukan endotrakeal atau trakeostomi bila sudah
terjadi obstruksi jalan nafas.
7. Pencegahan : Jangan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan
membuat tenggorokan kering dan mengakibatkan iritasi pada pita suara,
minum banyak air karena cairan akan membantu menjaga agar lendir yang
terdapat pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk
dibersihkan, batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah
tenggorokan kering. jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan
karena berdehem akan menyebabkan terjadinya vibrasi abnormal pada pita
suara, meningkatkan pembengkakan dan berdehem juga akan menyebabkan
tenggorokan memproduksi lebih banyak lendir.
2.11 PROGNOSIS14
DAFTAR PUSTAKA