SAP DM Gangren 18
SAP DM Gangren 18
SAP DM Gangren 18
OLEH: KELOMPOK 18
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Waktu Tanggal Tempat Nama Penyuluh
: Penyakit Endokrin : Perawatan Luka pada penderita Diabetes Melitus : Pasien & Keluarga pasien penderita Diabetes Mellitus : 9.00-10.00 : 19 juli 2010 : Ruang 29 RSU Saiful Anwar Malang : Kelompok 18
I. Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu dan memahami perawatan luka pada klien dengan diabetus millitus.
II. Tujuan Instruksional Khusus Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat : 1. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus & Gangren dengan benar tanpa melihat catatan / leaflet. 2. Menyebutkan pengertian Perawatan Luka dengan benar tanpa melihat catatan / leaflet. 3. Menyebutkan tanda dan gejala infeksi pada luka dengan benar tanpa melihat catatan/leaflet. 4. 5. Menyebutkan penyebab infeksi dengan benar tanpa melihat catatan/ leaflet. Menyebutkan cara-cara perawatan luka dengan benar
III. Pokok Materi 1. Pengertian Diabetes Mellitus & Gangren 2. Pengertian Perawatan Luka 3. Tanda dan gejala infeksi 4. Penyebab infeksi 5. Cara perawatan luka di rumah
IV. Kegiatan No Tahap Alokasi waktu 1 Pra 1. Mempersiapkan materi, media dan tempat 2. Kontrak waktu 2 Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam 2. Perkenalan 3. Menjelaskan tujuan 4. Menjelaskan pokok bahasan 5. Persamaan persepsi 3 Pelaksanaan 20 menit 1. Pre test 2. Penyampaian materi 3. Tanya jawab 4 Penutup 5 menit 1. Evaluasi hasil (Post test) 2. Pembuatan kesimpulan 3. Salam V. Metoda 1. Ceramah 2. Tanya-jawab VI. Media 1. Leaflet 2. Lcd proyektor 3. Power point LCD proyektor+Ppt + Leaflet Kegiatan Media
VII. Sumber - Wolf, Weilzel, Fuerest 1984, Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan, Jilid II Jakarta :Gunung Agung - Morison Moya J, 2004, Manajemen luka EGC, Jakarta VI. Evaluasi Prosedur : Pre test & Post test Jenis tes : tanya jawab Butir soal : 4 soal 1. Sebutkan pengertian perawatan luka ! 2. Sebutkan penyebab infeksi (minimal 3 dari 5)! 3. Sebutkan tanda dan gejala infeksi (minimal 5 dari 7) ! 4. Sebutkan cara-cara perawatan luka di rumah!
VI. Evaluasi 1. Evaluasi Proses .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 2. Evaluasi Hasil .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
Lampiran Materi 1. Pengertian Diabetes Mellitus & Gangren Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemi) dan kadar gula yang tinggi pula dalam air seni (glukosuria). Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi.
2. Jenis diabetes mellitus A. Diabetes mellitus Criteria diabetes melitus ditentukan sebagai berikut a. Tampak adanya gejala klinis diabetes mellitus, misalnya banyak minum, banyak kencing, dan berat badan menurun, berat badan menurun serta pengukuran kadar gula darah menunjukan adanya penyimpangan pada salah satu nilai berikut : - Kadar gula darah acak 200 mg% - Kadar gula darh puasa 120 mg% - Kadar gula darah 2 jam sesudah makan 200mg% b. Meskipun tidak tampak adanya gejala- gejala klinis diabetes mellitus, tetapi terdapat 2 hasil pemeriksaan kadar gula darah yang menyimpang dari nilai normal B. Gangguan toleransi gula Jika kadar gula puasa 120 mg% (normal) dan kadar gula darah 2 jam sesudah makan antara 140 mg%- 200mg%, maka diklasifikasikan sebagai gangguan toleransi gula. Banyak penderita gangguan toleransi gula yang dapat sembuh dan kembali normal. C. Diabetes karena malnutrisi Criteria diabetes karena manurisi atau MRDM (malnutrition related diabetes Melitus) ditegakan jika da 3 gejala dari 6 kemungkinan yaitu : a. Diabetes mellitus pada usia 15- 40 tahun
b. Tampak gejala malnutrisi seperti misalnya badan kurus (berat badan < 80% berat badan ideal) c. Diperlukan insulin untuk regulasi diabetes mellitus dan manaikan berat badan d. Nyeri perut berulang e. Tanda- tanda malabsorbsi makanan f. Diduga ada klasifikasi pancreas D. Diabetes saat kehamilan Pada beberapa wanita hamil ditemukan terjadinya peningkatan kadar gula darah. Namun setelah melahirkan kadar gula dalam darah tersebut kembali normal.
3. Penyebab diabetes mellitus Dari hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli kedokteran, dikemukakan teori baru yang menyatakan bahwa penyakit diabetes mellitus tidak hanya disebabkan oleh faktor keturunan, tetapi juga kebiasaan hidup dan lingkungan. Faktor lain yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes mellitus yaitu : a. Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar pancreas terpaksa harus bekerja keras memproduksi hormone insulin untuk mengolah gula yang masuk. Jika suatu saat pancreas tidak mampu memenuhi kebutuhan hormone insulin yang terus menerus bertambah, maka kelebihan gula tidak dapat diolah lagi dan akan masuk kedalam darah serta urine. b. Pada saat tubuh melakukan aktivitas/gerakan, maka sejumlah gula akan dibakar untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga jumlah gula dalam tubuh akan berkurang dan dengan demikian kebutuhan akan hormone insulin juga berkurang. Pada orang yang kurang gerak dan jarang berolahraga, zat makanan menjadi lemak dan gula. Proses pengubahan zat makanan menjadi lemak dan gula, memerlukan hormone insulin. Namun, jika hormone insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit diabetes mellitus. c. Pada saat hamil, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janinnya seorang ibu secara naluri akan menambah jumlah konsumsi makanannay sehingga umumnya berat badan ibu hamil akan naik sekitar 7-10 kg. pada saat
penambahan jumlah konsumsi makanan tersebut terjadi, jika ternyata produksi insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit diabetes mellitus. d. Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemia dan hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit
kardiovaskular dan berakibat kematian. GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa dengan menstimulasi glukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah dan asam lemak. Sebaliknya, insulin-like growth faktor 1 (IGF-I) meningkatkan kepekaan terhadap insulin, terutama pada otot lurik. Walaupun demikian, pada akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi insulin, oleh karena berlebihnya GH. e. Hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang menjadi penyebab obesitas viseral, resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah pada
hiperglisemia dan turunnya toleransi glukosa, terjadinya resistansi insulin, stimulasi glukoneogenesis dan glikogenolisis. Saat bersinergis dengan kofaktor hipertensi, hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko kardiovaskular.
Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa tri-iodotironina dengan hipertiroidisme yang menyebabkan abnormalnya toleransi glukosa. f. Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi glukosa yang disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah pankreas, feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma.
4. Tanda dan gejala Gejala klasik penyakit diabetes mellitus dikenal dengan istilah trio-P, yaitu : a. Poliuria (banyak kencing), meupakan gejala umum pada penderita diabetes mellitus. Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam darah berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air dan kencing. Gejala banyak kencing ini terutama menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relative tinggi. b. Polidipsi (banyak minum), sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh) dari banyaknya kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangna cairan (dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus/ kering yang
menyebabkan yimbulnya keinginan untuk minum terus selama kadar gula dalam belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian akan terjadi banyak kencing dan banyak minum. c. Polipagia (banyak makan), merupakan gejala yang tidak menonjol. Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian, tubuh berusaha untuk memperoleh tambahan cadangan gula dari makanan yang diterima. Gejala gejala yang biasa tampak pada penderita diabetes mellitus adalah sebagai berikut : a. b. c. d. Adanya perasaan haus yang terus- menerus Sering buang air kecil (kencing) dalam jumlah yang banyak Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun Adapun penderita yang berat (parah), akan timbul beberapa gejala atau tanda yang lain, yaitu sbb : a. b. c. d. Terjadinya penurunan berat badan Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau kaki Timbulnya borok atau luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh Hilangnya kesadaran diri.
5. Pencegahan dan terapi Usaha pencegahan diabetes mellitus dapat diatasi antara lain dengan olahraga rutin, hidup sehat dan teratur. Beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara umum adalah sebagai berikut : a. Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihna. Usakan untuk dapat mencapai dan mempertahankan berat badab normal atau bahkan berat badan ideal. Jangan makan makanan dalam porsi yang berlebihan, dan kurangi makan gula atau makanan yang manis serta berlemak tinggi. b. Olahraga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di dalam tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energy gerak). Disamping itu, dengan
olahraga secara teratur, otot- otot tubuh akan menjadi kencang dan organ organ tubuh dapat bekerja dengan lebih lancer, baik, dan efisien. 6. Pengertian Perawatan Luka Perawatan luka adalah suatu teknik dalam membersihkan luka yang diakibatkkan oleh penyakit diabetes mellitus (kencing manis) dengan tujuan untuk mencegah infeksi luka, melancarkan peredaran darah sekitar dan mempercepat proses penyembuhan luka 7. Penyebab Infeksi a) Adanya benda asing atau jaringan yang sudah mati didalam luka b) Luka terbuka dan kotor c) Gizi Buruk d) Daya tahan tubuh yang lemah e) Mobilisasi terbatas atau kurang gerak 8. Tanda dan Gejala Infeksi a) Terjadi bengkak disekitar luka b) Panas badan yang meningkat c) Kemerahan disekitar luka d) Nyeri 9. Cara Cara Perawatan Luka Di Rumah A. Persiapan alat: a) Kapas b) Kassa steril c) Cairan infus NaCl 0,9 % atau air matang B. Langkah Langkah a) Atur posisi senyaman mungkin b) Siapkan alat yang diperlukan dan dekatkan kepada pasien c) Keluarga yang akan melakukan ganti balutan sebelumnya mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun d) Buka plester/ perban (dengan menggunakan kayu putih) e) Balutan lama dibuka dan dibuang ke kantong plastic f) Bersihkan luka : d) Kayu putih e) Plester f) Gunting e) Perubahan fungsi organ f) Cairan yang berupa nanah pada luka g) Luka berbau tidak sedap
g) Kantong plastic
Cuci luka terlebih dahulu dengan kapas yang dibasahi NaCl 0,9% atau kapas lembab yang telah dibasahi air matang yang telah dingin Keringkan luka dengan kassa kering steril Untuk luka yang masih basah, kompres luka dengan kassa yang telah dibasahi NaCl 0,9% Tutup luka yang telah dikompres kassa NaCl 0,9% dengan kassa kering Plester balutan tersebut agar tidak mudah lepas atau perban menggunakan perban gulung C. Bereskan peralatan D. Cuci tangan