115 117 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

NASKAH PUBLIKASI PENELITIAN DASAR KEILMUAN

MODEL KORELASI LAMA PERENDAMAN PADA CAMPURAN ATB (ASPHALT TREATED BASE) TERHADAP STABILITAS MARSHALL

Oleh : Ir. Alik ansyori alamsyah, MT.


Dibiayai dari Anggaran Dana Pembinaan Pendidikan ( DPP ) Universitas Muhammadiyah Malang Berdasarkan SK. Pembantu Rektor I Nomor : E.d/ 072/ BAA-UMM/ I/ 2007

FAKULTAS TEKNIK/ JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG JANUARI 2007

HALAMAN PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI PENELITIAN DASAR KEILMUAN 1. Judul Penelitian 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIPUMM d. Pangkat/ Golongan e. Jabatan Fungsional f. Fakultas/ Jurusan g. Perguruan Tinggi h. Pusat Penelitian 3. Jumlah Tim Peneliti 4. Lokasi Penelitian : Model Korelasi Lama Perendaman Pada Campuran ATB (Asphalt Treated Base) Terhadap Stabilitas Marshall. : : Ir. Alik Ansyori Alamsyah, MT. : Laki Laki : 108. 9203. 0265 : Penata Muda Tk. I/ III-C : Lektor : Teknik/ Teknik Sipil : Universitas Muhammadiyah Malang : Universitas Muhammadiyah Malang : 1 Orang : Malang

5. Kerjasama dengan Institusi Lain a. Nama Instansi b. Alamat 6. Masa Penelitian 7. Biaya yang Diperlukan : : : : 1 ( satu ) Semester Rp. 3.400.000,( # Tiga Juta Empat Ratus Ribu Rupiah # )

Mengetahui, Dekan

Malang, 14 Mei 2007 Ketua Peneliti,

Ir. Sunarto, MT. NIP. 131.885.458 Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian,

Ir. Alik Ansyori Al., MT. NIPUMM. 108.9203.0265

Dr. Wahyu Widodo, MS. NIP. 110.8909.0128

MODEL KORELASI LAMA PERENDAMAN PADA CAMPURAN ATB (ASPHALT TREATED BASE) TERHADAP STABILITAS MARSHALL
Alik Ansyori Alamsyah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144 Email : [email protected]

ABSTRAK Jalan merupakan sarana tranportasi darat yang terdiri dari beberapa material, seperti agregat kasar, agregat halus, filler (bahan pengisi) dan bitumen. Dalam proses pemeliharaan, kerusakan kadang terjadi lebih dini dari masa pelayanan yang salah satunya disebabkan oleh faktor air. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh perendaman (air) terhadap sifat sifat Marshall seperti Stabilitas, Kelelehan Plastis, Hasil Bagi Marshall dan Rongga Udara.. Dengan menggunakan kadar aspal yang sama (optimum) yaitu 7.30 %, selanjutnya dibuat benda uji sebanyak 3 x 9 benda uji (untuk uji statistik) yang berbentuk silinder dengan berat volume 1200 gram. Variasi waktu perendaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 24, 48, dan 72 jam dan untuk masing masing variasi waktu perendaman menggunakan 3 buah benda uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perendaman terhadap Stabilitas Marshall, Kelelehan Plastis, Hasil Bagi Marshall dan Rongga Udara pada sifat campuran ATB. Untuk Stabilitas Marshall yaitu dengan ditunjukkan oleh persamaan : Y = -10,67x + 2288,5. Diperkirakan Stabilitas Marshall akan mencapai dibawah persyaratan setelah umur 172,31 jam. Untuk nilai Kelelehan Plastis, ditunjukkan oleh persamaan : Y = 7E-05x2 0,0291x + 3,4923. Untuk nilai Hasil Bagi Marshall ditunjukkan persamaan : Y = -0,0042X2 + 0,3556X + 6,1448. Diperkirakan Marshall Qoutient akan mencapai dibawah persyaratan setelah umur 95,5 jam. Dan untuk nilai Rongga Udara ditunjukkan oleh persamaan : Y = 0,0006X - 0,072 X + 5,1632. Dan diperkirakan Rongga Udara akan mencapai dibawah persyaratan setelah umur 20 jam.

Kata kunci : Stabilitas Marshall, Lama Perendaman.

MODEL CORRELATION OF SUBMERSION OF ATB (ASPHALT TREATED BASE) MIXTURE TOWARD THE MARSHALL STABILITY
By : Alik Ansyori Alamsyah

ABSTRACT Road or highway is the land transportation which consist of several materials, such as : hard aggregate, soft aggregate, filler and bitumen. Within the maintenance process, damages often occur earlier than the usage period and this is due to the water factor. This researchis aimed to know the effect of submersion (water toward) the value of Marshall Test. By using the same content of asphalt 7.30 %, and then made same testing elements as much as 3 x 9 (Statistic Test) in the form of cylinder with the weight of 1200 gram. The time variation on the submersion of this study is 2, 4, 6, 8, 10, 12, 24, 48, dan 72 hours and using 3 testing elements respectively. The result of this study shows that there is some submersion effect on the value of Marshall Stability, Flow, Air Void, and Marshall Quotient toward the ATB mixture. For Marshall Stability there is shows about : Y = -10,67x + 2288,5. Perhaps, it will be under aged 172,31 hours. For Flow is shows about : Y = 7E-05x2 0,0291x + 3,4923. For Marshall Quotient there is shows about : Y = -0,0042x2 + 0,3556x + 6,1448. Perhaps, it will be under aged 100,79 hours. And for Air Void there is shows about : Y = 0,0006x 0,072 x + 5,1632. Perhaps, it will be under aged 108,50 hours.

Key Words : Marshall Test, Submersion

PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, dalam rangka meningkatkan penyediaan transportasi darat, jalan merupakan prasarana vital yang harus diperhatikan dalam pembangunan maupun pemeliharaan. Dalam proses pemeliharaan, kerusakan jalan kadang terjadi lebih dini dari masa pelayanan yang disebabkan oleh adanya banyak faktor, antara lain faktor manusia dan faktor alam. Faktor faktor alam yang dapat mempengaruhi mutu perkerasan jalan diantaranya air, perubahan suhu, cuaca dan temperatur udara. Di Indonesia yang mempunyai iklim tropis, banyak sekali masalah baik tidaknya mutu dan keawetan jalan yang diakibatkan pengaruh alam terutama air, baik itu air yang berasal dari air hujan, sistem drainase jalan. Karena dengan terhindarnya konstruksi jalan dari pengaruh air diharapkan umur konstruksi jalan akan dapat bertahan lebih lama. (Konstruksi No. 226 Mei 1996) Salah satu fungsi dari lapisan campuran aspal beton adalah untuk menahan rembesan air. Sebab kalau rembesan air tersebut besar, meskipun secara struktur badan jalan cukup kuat, maka dengan adanya rembesan tersebut mengakibatkan badan jalan atau campuran aspal beton akan menjadi lembek. Dan pada dasarnya tidak satupun campuran aspal, yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus dan filler itu benar benar tahan ataupun kedap terhadap air. Dari permasalahan tersebut perlu diadakan penelitian, sampai sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan akibat faktor air pada konstruksi jalan, yang dalam hal ini perendaman air terhadap campuran ATB. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Mengetahui seberapa besar pengaruh perendaman terhadap sifat sifat campuran ATB terhadap stabilitas, kelelehan plastis, rongga udara dan hasil bagi marshall. Campuran ATB (Asphalt Treated Base) Salah satu jenis dari aspal beton campuran panas adalah campuran ATB dimana yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini. Campuran ATB adalah lapis pondasi atas

yang terletak dibawah lapis permukaan yang khusus diformulasikan untuk meningkatkan keawetan dan ketahanan kelelehan. Campuran ATB pada dasarnya terdiri dari agregat, bahan pengisi dan bahan bitumen dengan proporsi campuran yang telah ditentukan dan harus memiliki sifat sifat yang memenuhi persyaratan. Test Individual Bahan Pengujian bahan sebelum dipakai dalam suatu rumus campuran kerja atau job mix formula harus dilakukan secara teliti dan mendetail agar diperoleh bahan yang nantinya akan dipakai sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Pemeriksaan yang harus dilakukan pada test individual material asphalt (Silvia Sukirman 1995 Perkerasan Lentur Jalan Raya), antara lain : a. Pemeriksaan penetrasi aspal b. Pemeriksaan titik lembek (softening point test) c. Pemeriksaan duktilitas aspal d. Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar e. Pemeriksaan berat jenis aspal (specific gravity test) Perendaman Perkerasan Jalan Air merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan baik tidaknya mutu perkerasan pada konstruksi jalan. Air yang dapat mempengaruhi baik tidaknya mutu perkerasan jalan dapat ditemukan dalam bentuk air tanah (dalam tanah), air permukaan (kolam, sungai) ataupun air hujan (yang akan menjadi air permukaan jika telah sampai dan berkumpul di permukaan). Air dapat mempengaruhi mutu dan merusak jalan dalam dua cara, yaitu dengan membawa tanah (erosi/penggerusan) maupun dengan membuat jalan itu sendiri berkurang kekuatannya terhadap lalu lintas (menurunkan kapasitas daya dukung jalan). (PEDC Bandung Konstruksi Jalan Raya 2) Salah satu fungsi dari lapisan campuran aspal adalah untuk menahan rembesan air. Sebab kalau rembesan air tersebut besar, meskipun secara struktur badan jalan cukup kuat, maka dengan adanya rembesan tersebut badan jalan akan menjadi lembek. Karena pada dasarnya tidak ada satupun campuran aspal, agregat kasar, agregat halus dan filler yang benar benar kedap air. (Konstruksi No. 180 April 1993)

Dalam hal ini, fungsi perendaman campuran ATB yang dilakukan dilaboratorium adalah : a. Untuk mengetahui tingkat durabilitas (keawetan/daya tahan) campuran ATB terhadap air. b. Untuk mengetahui dan menentukan besar kekuatan ikatan yang terjadi antara ikatan aspal dengan agregat yang ada dalam campuran ATB tersebut. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh perendaman terhadap sifat campuran ATB seperti Stabilitas, Kelelehan Plastis, Rongga Udara dan Hasil Bagi Marshall, maka dibuat rancangan dengan membuat benda uji. Rancangan penelitian tersebut terdiri dari : a. Pemilihan agregat dan penentuan sifat sifatnya. b. Perencanaan komposisi campuran dengan penentuan campuran nominal terlebih dahulu. c. Mencari kadar aspal optimum d. Setelah kadar aspal optimum diperoleh, selanjutnya dibuat benda uji aspal beton yang dipergunakan untuk mencari besar pengaruh perendaman aspal beton. e. Pemeriksaan dengan alat Marshall terhadap Stabilitas, Kelelehan Plastis, Rongga Udara, dan Hasil Bagi Marshall. f. Setelah pemeriksaan dengan alat Marshall, kemudian dilakukan analisa terhadap benda uji. g. Didapatkan hasil analisa terhadap benda uji. Langkah langkah penelitian di atas dapat digambarkan dengan diagram alur penelitian sebagai berikut :

Penyediaan bahan

Pemeriksaan agregat kasar

Pemeriksaan agregat halus

Pemeriksaan filler

Pemeriksaan aspal

Perencanaan komposisi

Pemeriksaan kadar aspal optimum

Pembuatan benda uji Perendaman benda uji dengan variasi waktu 2, 4, 6, 8, 10, 12, 24, 48 dan72 jam Test stabilitas, kelelehan plastis, rongga udara, dan hasil bagi Marshall Hasil pemeriksaan & analisa data

Kesimpulan Gambar 1 Alur Penelitian Perendaman Campuran ATB

Populasi dan Sampel Dalam penelitian tugas akhir ini, yang dimaksud dengan populasi adalah campuran ATB, sedangkan sampel penelitian adalah benda uji campuran ATB setelah direndam dengan variasi waktu tertentu. Sesungguhnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pembuatan campuran ATB yang diusahakan volume campurannya sebatas keperluan pembuatan benda uji berbentuk silinder. Meskipun demikian penelitian ini berorientasi ke dalam pelaksanaan di lapangan dimana volume campuran ATB relatif sangat besar jika dibandingkan dengan benda uji penelitian. Teknik Pengumpulan Data Pada prinsipnya pengumpulan data pada penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu pengumpulan data hasil pemeriksaan sifat fisik aspal penetrasi 80/100 dan pengumpulan data dari hasil pengujian benda uji campuran ATB. Yang dimaksud dengan data hasil pemeriksaan sifat fisik aspal dalam penelitian ini adalah : a. Data pemeriksaan keausan agregat dengan mesin Los Angeles. b. Data pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar. c. Data pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus. d. Data pemeriksaan sand equivalent. e. Data pemeriksaan analisa saringan. f. Data pemeriksaan penetrasi bahan bahan bitumen. g. Data pemeriksaan daktilitas aspal. h. Data pemeriksaan titik lembek aspal. i. Data pemeriksaan titik nyala dengan Cleveland cup. j. Data pemeriksaan titik bakar aspal. Sedangkan yang dimaksud dengan data hasil pengujian benda uji dalam penelitian ini adalah : a. Data pengujian Stabilitas Marshall. b. Data pengujian kelelehan. c. Data perhitungan Hasil Bagi Marshall. d. Data perhitungan Rongga Udara.

Sebelum pemeriksaan fisik aspal akan lebih dahulu mendapatkan data mengenai kadar aspal dalam suatu campuran. Data data yang didapat langsung dicatat dalam blangko pemeriksaan. Data yang diperoleh dari percobaan penelitian dilaboratorium adalah sebagai data pokok atau data primer, sedangkan data tambahan diperoleh dari data yang tersedia pada literatur dan kantor Dinas Pekerjaan Umum. Teknik Analisa Data Yang dimaksud dengan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah analisa data dari hasil pengujian benda uji yang meliputi Stabilitas, Kelelehan Plastis (Flow Marshall), Rongga Udara (Air Void), dan Hasil Bagi Marshall (Marshall Quetient). Yang dimaksud analisa data hasil pengujian bahan adalah berupa pengujian kebenaran hipotesa yang telah ditetapkan, yaitu adanya pengaruh waktu perendaman campuran ATB terhadap Stabilitas Marshall. Untuk menganalisa suatu pengaruh atau model hubungan antara variable yang satu dengan yang lain dapat diperoleh melalui analisa regresi. Untuk mendapatkan model yang sesuai, dilakukan pengujian dengan uji F-hitung terhadap koefisien regresi, simpangan model, serta penyelidikan terhadap koefisien korelasi dan determinasinya. Ada beberapa model regresi yang digunakan untuk mencari model yang paling sesuai sebagai pendugaan untuk menyatakan hubungan antar variable, antara lain : a. Model regresi linier, bentuk persamaannya : Y = b0 + b1X b. Model regresi polynomial, bentuk persamaannya : Y = b0 + b1X + b2X 2 c. Model regresi kuadratik, bentuk persamaannya : Y = b0 + b2X 2 d. Model regresi kubik, bentuk persamaannya : Y = b0 + b3X 3 Uji yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji penduga model regresi yang paling sesuai dan memenuhi kriteria penelitian, yang mana dalam penelitian ini analisa regresi yang dipakai salah satunya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun a. Agregat Kasar Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil sebagai berikut : Berat jenis (bulk specific gravity) sebesar 2.765 gr/cm. Berat jenis kering permukaan (saturated surface dry) sebesar 2.825 gr/cm. Berat jenis semu (apparent specific gravity) sebesar 2.93 gr/cm. Penyerapan air (absorbsion) sebesar 1.97 % dari berat agregat kering. Pasir alam yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Sungai Brantas. Setelah diadakan pemeriksaan didapatkan hasil sebagai berikut : Berat jenis (bulk specific gravity) sebesar 2.34 gr/cm. Berat jenis kering permukaan (saturated surface dry) sebesar 2.39 gr/cm. Berat jenis semu (apparent specific gravity) sebesar 2.46 gr/cm. Penyerapan air (absorbsion) sebesar 2.04 % dari berat agregat kering. Abu batu yang dipakai dalam penelitian ini adalah berasal dari pecahan batu. Setelah diadakan pemeriksaan didapatkan hasil sebagai berikut : Berat jenis (bulk specific gravity) sebesar 2.41 gr/cm. Berat jenis kering permukaan (saturated surface dry) sebesar 2.50 gr/cm. Berat jenis semu (apparent specific gravity) sebesar 2.64 gr/cm. Penyerapan air (absorbsion) sebesar 3.52 % dari berat agregat kering. Aspal yang dipakai sebagai bahan pengikat adalah aspal penetrasi 80/100 dari pertamina. Dan setelah dilakukan pemeriksaan didaptkan hasil sebagai berikut (lihat lampiran) : a. Penetrasi 92 dalam satuan 0,1 mm. b. Titik lembek 50 C. c. Titik nyala 232C. d. Daktilitas 145 cm. e. Berat jenis .

b. Pasir

c. Abu Batu

Pemeriksaan Aspal

Hasil Penelitian Kadar Aspal Optimum ATB Penetrasi 80/100 Sebelum pembuatan benda uji campuran aspal yang menggunakan ATB penetrasi 80/100 untuk mengetahui pengaruh perendaman campuran ATB ini, maka dicari terlebih dahulu kadar aspal optimumnya, yang mana variasi kadar aspal yang dipakai adalah dengan menggunakan campuran ATB penetrasi 80/100, yaitu 4.22%, 5.22%, 6.22%, 7.22% dan 8.22% dari keseluruhan berat agregat. Pengaruh Perendaman Terhadap Stabilitas Marshall Table 1 Sidik Ragam Regresi dan Uji Simpangan Model (Stabilitas Marshall)
SUMBER KESERAGAMAN REGRESI SISA GALAT MURNI SIMP. MODEL TOTAL db 1 17 10 7 19 JK 1052695,69 1359120,50 200638,95 1158481,55 2411816,19 KT 1052695,69 79948,26 20063,89 165497,36 F-hitung 13,17 8,25 F-tabel 0,05 4,45 3,63 0,01 8,40 6,62

3000 Marshall Stability ( Kg) 2500 2000 1500 1000 500 0 0 20 40 Waktu Perendaman (Jam)

y = -10.678x + 2288.6 2 R = 0.4368

60

80

Gambar 2 Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan Stabilitas Marshall

Dari uji statistik didapat bahwa ada pengaruh akibat perendaman terhadap Stabilitas pada campuran ATB (Tabel 1 dan Gambar 2), hal tersebut ditandai dengan adanya penaikan serta penurunan nilai Stabilitas, akan tetapi penurunan pada Stabilitas tersebut masih dalam taraf spesifikasi Bina Marga (min 450 kg). Sehingga dengan adanya variasi perendaman dari umur 2 jam sampai dengan 72 jam terhadap campuran ATB tersebut sangat berpengaruh terhadap nilai Stabilitas yaitu dengan ditunjukkan oleh persamaan : Y = 10,678x + 2288,6 (F-hitung regresi = 13,17 > Ftabel

= 8,40 pada taraf probabilitas 0,01). Dan diperkirakan Stabilitas Marshall akan Jika dilihat dari nilai r dapat dikatakan bahwa dengan derajat keterandalan 44 %,

mencapai dibawah persyaratan setelah umur 172,31 jam. sekitar 44 % variasi Y (Stabilitas) dapat diterangkan oleh X (Waktu Perendaman) menurut persamaan diatas. Walaupun simpangan model yang ditunjukkan adalah signifikan (FSM = 8,25 > F-tabel = 6,62 pada taraf probabilitas 0,01). Pengaruh Perendaman Terhadap Kelelehan Plastis Table 2 Sidik Ragam Regresi dan Uji Simpangan Model (Kelelehan Plastis)
SUMBER KESERAGAMAN REGRESI SISA GALAT MURNI SIMP. MODEL TOTAL db 2 16 9 7 18 JK 5,69 19,7 1,99 17,71 25,39 KT 2,845 2,31 1,23 0,22 11,5 2,53 3,68 6,71 3,63 6,23 F-hitung F-tabel 0,05 0,01

5 4.5 Kelelehan Plastis (mm) 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 20 40

y = 7E-05x - 0.0291x + 3.4923 R = 0.2156


2

60

80

Waktu Perendaman (Jam)


Gambar 3 Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan Kelelehan Plastis

Dari uji statistik didapat bahwa Kelelehan Plastis pada campuran ATB kurang berpengaruh terhadap variasi waktu perendaman dari umur 2 jam sampai dengan 72 jam (Tabel 2 dan Gambar 3), dimana hal tersebut ditunjukkan oleh persamaan : Y = 7E05x2 0,0291x + 3,4923 (F-hitung regresi = 2,31 < F-tabel = 3,63 pada taraf probabilitas 0,05) Jika dilihat dari nilai r dapat dikatakan bahwa dengan derajat keterandalan 22 %, sekitar 22 % variasi Y (Kelelehan Plastis) dapat diterangkan oleh X (Waktu Perendaman) menurut persamaan diatas. Sehingga nilai koefisien determinasi dan koefisien kolerasi tersebut yang menggambarkan variasi X (Waktu Perendaman) kurang berpengaruh terhadap Y (Kelelehan Plastis). Dari perhitungan uji simpangan model bahwa F-hitung simpangan model adalah signifikan, dimana nilainya lebih besar dari F-tabel (FSM = 11,5 > F-tabel = 6,71 pada taraf probabilitas 0,01), sehingga dapat dikatakan bahwa model Y = 7E-05x2 0,0291x + 3,4923 merupakan model yang sesuai dan cukup untuk menerangkan hubungan antara X (Waktu Perendaman) dan Y (Kelelehan Plastis).

Pengaruh Perendaman Terhadap Hasil Bagi Marshall Table 3 Sidik Ragam Regresi dan Uji Simpangan Model (Hasil Bagi Marshall)
SUMBER KESERAGAMAN Db 2 REGRESI 16 SISA 9 GALAT MURNI 7 SIMP. MODEL TOTAL 18 244 142,91 10,42 17,59 1,95 10,47 3,68 6,71 160,5 10,7 JK 83,50 41,75 3,90 3,63 6,23 KT F-hitung F-tabel 0,05 0,01

20 Hasil Bagi Marshall (KN/mm) 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 20 40 Waktu Perendaman (Jam)


Gambar 4 Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan Hasil Bagi Marshall

y = -0.0042x + 0.3556x + 6.1448 2 R = 0.3128

60

80

Dari uji statistik didapat bahwa ada pengaruh akibat perendaman terhadap Hasil Bagi Marshall pada campuran ATB (Tabel 3 dan Gambar 4), hal tersebut ditandai dengan adanya kenaikan nilai Hasil Bagi Marshall pada campuran ATB.

Sehingga dengan adanya variasi perendaman dari umur 2 jam sampai dengan 72 jam terhadap campuran ATB tersebut berpengaruh terhadap nilai Hasil Bagi Marshall, yaitu dengan ditunjukkan persamaan : Y = -0,0042X2 + 0,3556X + 6,1448 (F-hitung regresi = 3,90 > F-tabel = 3,63 pada taraf probabilitas 0,05). Diperkirakan Marshall Qoutient akan mencapai dibawah persyaratan setelah umur 95,5 jam. Jika dilihat dari nilai r dapat dikatakan bahwa dengan derajat keterandalan 34 %, sekitar 34 % variasi Y (Hasil Bagi Marshall) dapat diterangkan oleh X (Waktu Perendaman) menurut persamaan diatas. Walaupun simpangan model yang ditunjukkan adalah signifikan (FSM = 10,47 > F-tabel = 6,71 pada taraf probabilitas 0,01).

Pengaruh Perendaman Terhadap Rongga Udara Table 4 Sidik Ragam Regresi dan Uji Simpangan Model (Rongga Udara)
SUMBER KESERAGAMAN REGRESI SISA GALAT MURNI SIMP. MODEL TOTAL db 2 19 12 7 21 JK 12,83 10,71 3,21 7,5 23,54 KT 6,415 10,78 0,595 0,2675 4 1,07 3,57 6,47 3,52 5,93 F-hitung F-tabel 0,05 0,01

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 20 40

Rongga Udara (% )

y = 0.0006x - 0.072x + 5.1632 2 R = 0.4268 60 80

Waktu Perendaman (Jam)


Gambar 5 Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan Rongga Udara

Dari uji statistik didapat bahwa ada pengaruh akibat perendaman terhadap Rongga Udara pada campuran ATB (Tabel 4 dan Gambar 5), hal tersebut ditandai dengan adanya penurunan nilai dari Rongga Udara. Sehingga dengan adanya perendaman dari umur 2 jam sampai dengan 72 jam terhadap campuran ATB tersebut berpengaruh terhadap nilai Rongga Udara yaitu dengan ditunjukkan oleh persamaan : Y = 0,0006X - 0,072 X + 5,1632 (F-hitung regresi = 10,78 > Ftabel

= 5,93 pada taraf probabilitas 0,01). Dan diperkirakan Rongga Udara akan mencapai Jika dilihat dari nilai r dapat dikatakan bahwa dengan derajat keterandalan 55 %

dibawah persyaratan setelah umur 20 jam. sekitar 55 % variasi Y (Rongga Udara) dapat diterangkan oleh X (Waktu Perendaman) menurut persamaan diatas. Sehingga nilai koefisien determinasi dan koefisien kolerasi tersebut cukup tinggi yang menggambarkan variasi X (Waktu Perendaman) berpengaruh cukup besar terhadap Y (Rongga Udara).

PENUTUP Kesimpulan 1. Adanya perendaman sangat berpengaruh nyata terhadap sifat campuran ATB, seperti Stabilitas (Stability), Kelelehan Plastis (Flow), Rongga Udara (Air Void) dan Hasil

Bagi Marshall (Marshall Quontient). Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pengujian perhitungan statistik (Uji F). Dengan demikian adanya perendaman sangat mempengaruhi baik tidaknya mutu dan sifat perkerasan jalan campuran ATB. 2. Dari hasil penelitian dan perhitungan di laboratorium didapatkan hasil sebagai berikut : a. Dari hasil pengujian campuran ATB menunjukkan adanya variasi perendaman dari umur 2 jam sampai dengan 72 jam yang berpengaruh terhadap nilai Stabilitas yaitu dengan ditunjukkan oleh persamaan :
regresi

Y = -10,67x + 2288,5 (F-hitung

= 13,17 > F-tabel = 8,40 pada taraf probabilitas 0,01). Dan diperkirakan

Stabilitas Marshall akan mencapai dibawah persyaratan setelah umur 172,31 jam. b. Untuk nilai Kelelehan Plastis, dari uji statistik didapat bahwa ada sedikit pengaruh akibat perendaman dari umur 2 jam sampai dengan 72 jam terhadap Kelelehan Plastis pada campuran ATB, dimana hal tersebut ditunjukkan oleh persamaan : Y = 7E-05x2 0,0291x + 3,4923 (F-hitung regresi = 2,31 < F-tabel = 3,63 pada taraf probabilitas 0,05) c. Untuk nilai Hasil Bagi Marshall menunjukkan adanya variasi perendaman dari umur 2 jam sampai dengan 72 jam terhadap campuran ATB tersebut berpengaruh terhadap nilai Hasil Bagi Marshall, yaitu dengan ditunjukkan persamaan : Y = 0,0042X2 + 0,3556X + 6,1448 (F-hitung regresi = 3,90 > persyaratan setelah umur 95,5 jam. d. Dan untuk nilai Rongga Udara, perendaman dari umur 2 jam sampai dengan 72 jam terhadap campuran ATB tersebut berpengaruh yaitu dengan ditunjukkan oleh persamaan : Y = 0,0006X - 0,072 X + 5,1632
tabel

F-tabel = 3,63 pada taraf

probabilitas 0,05). Diperkirakan Marshall Qoutient akan mencapai dibawah

(F-hitung regresi = 10,78 > F-

= 5,93 pada taraf probabilitas 0,01). Hal ini disebabkan Rongga Udara dalam

campuran ATB semakin rapat terisi oleh air. Dan diperkirakan Rongga Udara akan mencapai dibawah persyaratan setelah umur 20 jam. Saran - saran a. Agar diperoleh campuran ATB yang benar benar tahan atau kedap terhadap air dalam jangka waktu yang lama, hendaknya perlu dicari dan diteliti bahan bahan

yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan campuran ATB, sehingga campuran ATB benar benar tahan atau kedap terhadap air. b. Dalam pembuatan benda uji sebaiknya digunakan sample benda uji yang lebih banyak (menggunakan lebih dari 3 sampel) agar didapatkan data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA ADB : Third Local Roads Project, 1995. Campuran Panas ( Hotmix ), Region A : Central Java & D.I Yogyakarta. Dalimin, 1985. Pengaspalan ( Surface Coarse ), Pelaksanaan Pengembangan Jalan, Lestarai. Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1993. Buku 3 Spesifikasi, Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Dody Setia Graha, 1990., Batuan dan Mineral, Bandung, Nova. Indra Surya, Dr., Bitumen, Departemen Pekerjaan Umum Kantor Wilayah Propinsi Jawa Timur, Tidak Dipublikasikan. Laboratorium Teknik Sipil, 2004. Pemeriksaan Bahan dan Campuran Aspal Panas, Malang, Universitas Muhammadiyah Malang. Sudarsono, 1987. Rencana Campuran ( Mix Design ) Bagian A, Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Silvia Sukirman, 1995. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Bandung, Nova. Shirley L. Hendarsin., 2000. Perencanaan Teknik Jalan Raya, Poltek Negeri Bandung, Jurusan Teknik Sipil. The Asphalt Institute, 1983. Asphalt Technology and Construction Practices, Educational Series No. 1 ( ES 1 ). Alik Ansyori Al., 2005, Perbandingan Penggunaan Batu Kapur dari 4 Quarry sebagai Agregat Kasar pada Campuran Perkerasan ATB ( Asphalt Treated Base ), Lembaga Penelitian, Universitas Muhammadiyah Malang.

Anda mungkin juga menyukai