Formasi PSA
Formasi PSA
Formasi PSA
sebuah institusi Gereja yang dikenal sebagai Institut Sekuler. Para anggota institut sekuler mengucapkan kaul tetapi kerasulan mereka itu sepenuhnya pribadi dan sekuler. Relasinya sangat longgar dengan institut maupun dengan pimpinan yang dipilih. Tidak ada hidup bersama, tidak ada kerasulan bersama, dan tidak ada ikatan khusus antar anggota di institut yang sama. Pimpinan institut hanyalah animator dan penyemangat. Mereka jelas tidak ditandai dengan hidup berkomunitas (thesis Kfr. Crispinus Budiman, OSC di Universitas Pontifikal Gregoriana-Roma berjudul The Patrimony and
The Constitutions of an Institute , Application of Canons 578 and 587 On Constitutions of Canons Regular of the Order of the Holy Cross, Roma, 2004).
Pengantar tulisan ini sengaja menjelaskan tentang istilah umum institut sekulir, agar bisa menjelaskan pentingnya formasi atau pembentukan dalam persekutuan kita karena tidak adanya kehidupan komunitas yang dijalani secara bersama dalam tempat dan waktu tertentu. Apabila ingin berbicara tentang formasi yang lebih baik, kita harus rendah hati mengakui kenyataan konkret formasi kita yang tak sesuai dengan harapan. Ini bukanlah dimaksudkan untuk saling menyalahkan, tetapi lebih untuk menemukan pemecahan dan untuk melangkah maju menemukan masa depan yang lebih baik. Akan tetapi, dalam tulisan ini, kita ingin bermimpi tentang formasi ideal yang seharusnya kita miliki. Formasi kata biblisnya metamorphosis (lebih baik diterjemahkan transformation) selalu menyengat dan merangsang suatu pengetahuan dan pengalaman eksperimental akan Allah. Pengalaman menjadikan formasi berdasar pada keterlibatan manusiawi, persahabatan manusiawi, kesadaran manusiawi, roh manusiawi, kehendak, cinta, kelemahan dan kegagalan manusiawi. Pengalaman akan Allah menjadikan kita menggapai kepanjangan dan kelebaran, ketinggian dan kedalaman total dari prototype model kita yaitu Yesus sebagaimana Allah menghendaki agar kita meniru dan belajar dariNya dalam ketaatan sampai mati. Kita membuka diri sendiri pada panggilan Roh yang tinggal di tengahtengah kita dan mengubah kita menjadi serupa dengan Kristus, yang memungkinkan kita untuk berseru Abba, Bapa (Rom 8:15).
Formasi yang berbentuk Dalam Spiritual and Emotional Maturity: Guiding Young People in Religious and Priestly Formation, Amedeo Cencini berbicara tentang 4 komponen mutlak yang diperlukan dalam formasi. Salah satunya adalah tiga dinamisme pedagogis, yaitu educating, formatting, dan accompanying. Formasi adalah suatu proses untuk mendidik orang dengan bentuk tertentu dan membimbingnya pada nilai-nilai dan tujuan tertentu pula melalui serentetan program (International Study Days 2000) menyebut tiga nilai:
Bila kita bicara mengenai formasi, perlulah diingat bahwa kita berbicara mengenai usaha manusia yang membentuk manusia lain bukan dengan cara yang sangat sederhana seperti membentuk sesuatu dari tanah liat. Kata formasi itu lebih tepat diartikan sebagai suatu bantuan kepada orang lain untuk menyadari bahwa Tuhan itu ikut aktif didalam memproses pengalaman-pengalaman dan menumbuhkan kehidupannya supaya makin lama makin menyerupai Kristus. Proses pertumbuhan untuk hidup semakin menyerupai Kristus itu adalah meliputi proses kematian dan kebangkitan-Nya. Banyaklah saat untuk menyadari berbagai pengalaman itu, dinamika pribadi dan sikap seseoranglah yang sering menghambat karena ingin tinggal tetap, tak mau berubah, dia mempunyai kesulitan untuk bisa mencintai Kristus seperti Dia mencintai kita. Maka ia perlu mematikan perasaan selfsufficiency, kekuatan ego-nya seperti menjadi kekuatan tertingginya dan kelihatanlah dia menggunakan kekuatan yang ambivalen, antara spiritual dan material, serta seksualitas. Berangsur-angsur, gigih, ia sebetulnya menggebu untuk bertemu dengan Kristus. Dimensi-dimensi hidup ini dikonfrontasikan, dinamai, dan dengan berkat Ilahi, pelan-pelan mentransformasikannya, tidak sekaligus, tapi dalam pola lingkaran yang mengajak kita untuk menyelami kedalaman hidupnya yang terdalam dan dari sinilah dia bisa berubah. Proses ini bukan saja untuk mencintai Tuhan, tetapi belajar untuk mencintai cara Allah mencintai Perubahan seumur hidup, tranformasi menjadi seperti Kristus ini, menunjukkan bukan saya yang hidup, tetapi Kristuslah yang hidup didalam diri saya (Gal 2:20). Hal ini terjadi karena kita dibentuk agar sesuai dengan cara hidup pengikut Santa Angela. Saya yakin bahwa karisma kita itu merupakan hadiah bagi gereja yang memungkinkan kita bisa berjalan menelusuri jalan hidup ini didalam cara yang benar, yang distrukturkan dan di praktekkan dengan kuat dan didukung untuk bisa menuju transformasi menjadi seperti Kristus. Perlu diketahui bahwa ada tiga pilar hidup kanonikal yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang memiliki panggilan hidup religius (hidup komunitas, doa dan pelayanan). Walaupun ini bukan keunikan kita, tetapi kita harus dapat mengaplikasikannya dalam hidup kita sehari-hari sebagai seorang pengikut Santa Angela yang hidupnya dibaktikan secara khusus di tengah masyarakat.
Dalam term komunitas : Pertemuan/ibadat bulanan dari rumah ke rumah anggota, memberi kesempatan kepada masing-masing anggota untuk : memberi perhatian langsung kepada anggota ataupun keluarganya.' perhatian pada kualitas hidup, perhatian pada makan bersama, sharing iman memperhatikan hidup bersama anggota lain perencanaan kegiatan bakti sosial ataupun rekreasi bersama merupakan kunci yang distrukturkan untuk ritme hidup di rumah formasi. Hidup bersama kita hanyalah langkah pertama untuk merealisasikan ide hidup komunitas seperti yang dianjurkan St. Agustinus. Hal itu merupakan kebersamaan hati yang membutuhkan ruang untuk memulai menciptakan kemurnian hidup kristiani. Disana kita bersaksi kepada gereja dan dunia atas penyertaan Tuhan Sang Kebangkitan ditengah kehidupan kita.
Dalam term doa, Perlulah menciptakan suatu irama harian untuk merayakan Ekaristi dan ibadat harian secara sungguh. Doa itu perlu persiapan yang memang meminta waktu dan energi. Maka perlulah mempersilahkan orang lain untuk berdoa, untuk mempunyai saat berdoa dan berefleksi. Berdisiplin untuk berkonsultasi dengan pembimbing rohani perlulah ditanamkan didalam formasi ini . Setiap anggota PSA merayakan doa gereja itu ditandai dengan lembut dan afektif yang indah dalam liturgi, dan dalam tanda ini kita merayakan pastoral. Hal ini bisa terjadi bila kita mempelajari, merefleksikan dan berusaha sungguh-sungguh atas liturgi gereja sebagai doa umat Allah. Hal ini akan terasa baik oleh kita sendiri maupun orang lain yang merayakan bersama kita. Dalam term pastoral (pelayanan) , program formasi memerlukan ruang yang cukup demi keterlibatan berapostoliknya yang tentunya terbatas. Latihan untuk memadukan pelayanan pastoral dan pengalaman kerja secara fleksible dan kreatif membina keseimbangan yang dinamis. Pelayanan yang dimaksud disini bisa berupa pelayanan di Gereja, Panti Asuhan, Sekolah atau dimana saja anggota berkarya
Formasi seharusnya berlangsung terus di dalam komunitas Persekutuan Puteri Puteri Santa Angela. Ini adalah salah satu cara bagaimana kita mewujudkan formasi sebagai suatu proses pendidikan seumur hidup dan berkelanjutan. Dengan demikian, program dalam formasi janganlah terkatung-katung tergantung dari selera formator atau pimpinan tetapi hendaknya program tersebut dilaksanakan berdasarkan desain atau cetak biru; tidak perduli siapakah formator atau pimpinannya. Untuk itulah Buku Formasi sebagai suatu bentuk cetak biru menjadi mutlak ada. Formasi dengan Komposisi Formasi seharusnya dijalankan secara proposisional juga dalam komunitas dengan suatu komposisi yang baik. Formasi harus mampu menolong seseorang untuk menggali hidup religius, meningkatkan karisma, dan memperkaya kemanusiaan. Maka dari itu, menjadi seorang pengikut Santa Angela berarti menjadi seorang yang humanum; menjadi seorang religius dengan suatu karisma khusus seperti yang dicitacitakan pendiri. Komunitas diharapkan pula dapat menghidupkan roh pendiri, yaitu spiritualitas yang dipraktekan dalam hidup konkret sehari-hari oleh sang pendiri dan teman-temannya serta para penggantinya. Formasi adalah Proses Pembentukan dan Penanaman Karisma Formasi sesungguhnya adalah pembentukan dan penanaman karakter yang merupakan proses sepanjang hidup. Tanggungjawab dari formasi terletak pada tangan semua anggota yang telah berkaul terutama para formator dan dewan mediator. Dalam konteks kita, karakter yang dimaksud di sini tiada lain adalah karisma Santa Angela. Karenanya, formasi adalah suatu pembentukan dan penanaman karisma dalam diri para calon anggota. Hal penting lainnya adalah program formasi, disampaikan dan disetujui oleh seluruh dewan Mediator. Tujuan program ini adalah untuk mendapatkan dan menggabungkan nilai-nilai dari kehidupan Santa Angela, program tersebut menyediakan tempat penting untuk belajar (kehidupan religius, kaul, karisma, spiritualitas dan sejarah terbentuknya kelompok PSA) serta pengalaman kerasulan(dengan orang sakit, miskin,jompo dll ). Kunci terakhir dari kehidupan para pengikut Santa Angela yaitu calon anggota maupun anggota-anggota yang telah berkaul adalah relasi yang hidup dengan Allah melalui doa harian yang kaya. Elemen-elemen kunci seperti Lectio Divina, perayaan Ekaristi, dan Ibadat harian yang ditumbuhkan dengan sharing iman dalam kelompok atau dalam perjalanan rohani sangat diperlukan. Iman yang dihidupi secara penuh adalah landasan yang secara absolut penting untuk mengalami panggilan terus menerus untuk menjadi seorang Puteri-Puteri Santa Angela
Contoh bentuk formasi dalam PSA : 1. Calon anggota : Wajib hadir dan mengikuti pertemuan yang diadakan setiap bulan (ibadat bulanan) Wajib hadir dan mengikuti berbagai kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan persekutuan Wajib membayar uang iuran bulanan untuk mengisi kas persekutuan Wajib mengikuti perayaan Ekaristi minimal 3 kali seminggu Berhak memilih salah satu anggota atau orang lain sebagai pembimbing rohani
2. Anggota yang akan berkaul Wajib hadir dan mengikuti pertemuan yang diadakan setiap bulan (ibadat bulanan) Wajib hadir dan mengikuti berbagai kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan persekutuan Wajib membayar uang iuran bulanan untuk mengisi kas persekutuan Wajib mengikuti Perayaan Ekaristi setiap hari Mempunyai waktu khusus untuk berdoa setiap hari minimal 25 menit secara rutin
3. Anggota yang sudah berkaul sementara Wajib hadir dan mengikuti pertemuan yang diadakan setiap bulan (ibadat bulanan) Wajib hadir dan terlibat dalam berbagai kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan persekutuan Wajib membayar uang iuran bulanan untuk mengisi kas persekutuan Wajib mengikuti Perayaan Ekaristi setiap hari Mempunyai waktu khusus untuk berdoa setiap hari minimal 25 menit secara rutin Mengajukan surat kepada Koordinator Regio dan Dewan Mediator untuk memperpanjang kaul sementara (maksimal 2 x berturut-turut) 4. Anggota yang sudah berkaul sementara Wajib hadir dan mengikuti pertemuan yang diadakan setiap bulan (ibadat bulanan) Wajib hadir dan terlibat dalam berbagai kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan persekutuan Wajib membayar uang iuran bulanan untuk mengisi kas persekutuan Wajib mengikuti Perayaan Ekaristi setiap hari Mempunyai waktu khusus untuk berdoa setiap hari minimal 25 menit secara rutin Melakukan pembaharuan kaul setiap tahun