Posumahh 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

NAMA : ARMELY DEVI PESIK

NIM :201641075
MATA KULIAH : PEMBINAAN WARGA GEREJA

“PENGERTIAN PAK DAN PWG”

Pengertian Pembinaan Warga Gereja


Kata “pembinaan” berasal dari kata dasar ”bina”.
Bila melihat ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dapat ditemukan bahwa kata “bina”
berarti “mengusahakan supaya lebih baik (maju, sempurna, dan sebagainya)”. Sedangkan arti
dari kata “pembinaan” adalah “proses, cara, usaha, dan kegiatan yang dilakukan secara
efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik”. Dalam penulisan biasa
digunakan secara berganti-ganti kata pembinaan atau sering juga dipakai kata pembangunan,
yang keduanya dianggap sama hanya pengertian kedua berupa gambaran atau simbol yang
dipakai penulis-penulis PB dalam surat-suratnya. Kata“warga gereja” dalam bahasa Yunani
ialah “laikoi”, yang berarti “semua anggota dalam tubuh Kristus, yaitu gereja secara
rohaniah, yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, terdaftar sebagai
anggota dalam sebuah gereja lokal, dan juga yang turut mengambil bagian dalam pelayanan
gerejawi”. Dengan demikian, maka semua orang yang telah dibaptis adalah warga gereja,
termasuk pendeta dan semua pelayan Tuhan lainnya yang ada dalam gereja. Berdasarkan
pengertian dari kedua istilah tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa “pembinaan warga
gereja” adalah “suatu usaha pembinaan yang berpusat pada Kristus, berdasarkan pengajaran
Alkitab, dan merupakan proses untuk menghubungkan kehidupan warga jemaat dengan
Firman Tuhan, melalui pembimbingan dan pendewasaan dalam Kristus melalui kuasa Roh
Kudus. PWG juga dapat diartikan sebagai “usaha gereja secara sengaja untuk memampukan
warga gereja khususnya yang sudah dewasa menjadi alat kesaksian Tuhan Yesus Kristus
kepada lingkungan hidupnya serta dunia dimana ia dihadirkan melalui karya-karya dan
bahkan keseluruhan penampilan kehidupannya”.
Ciri Khas dari PWG
Pembinaan Warga Gereja (PWG) memiliki beberapa ciri khas, yang diantaranya adalah
sebagai berikut:
 Keterbukaan, mampu berpikir kritis dan praktis, terbuka dengan pandangan orang lain
 Kemandirian, dapat menerima orang lain disertai dengan harapan
 Oikumenis (oikumene), berpikir inklusif dan tidak membeda-bedakan
 Menyadari, (awareness), sadar sebagai umat tebusan
 Memiliki konektivitas yang luas, dapat bekerjasama dengan siapapun dan apapun
 Berpikir lugas, bersikap kritis dan bertanggungjawab
 Sikap dan semangat dialogis
Tujuan Pembinaan Warga Gereja
Pembinaan Warga Gereja bertujuan untuk, diantaranya sebagai berikut:
 Pertumbuhan iman jemaat semakn dewasa
menolong warga gereja bertumbuh dalam iman kristiani, dan menghubungkan kerenggangan
yang terjadi antara kehidupan keagamaan yang bersifat ritual (rutinitas) dengan kenyataan
hidup (konkret), sehingga mereka mampu mengaitkan iman itu dengan kehidupan dan
kegiatan atau pekerjaan sehari-hari, dan dengan demikian mampu menjawab berbagai
masalah dan tantangan yang berkaitan dengan iman dan tugas-panggilan mereka sebagai
orang Kristen atau warga Gereja.
 Sebagai alat Tuhan dalam karya Penyelamatan-Nya
agar Gereja dalam hidup dan karyanya di dunia ini sungguh-sungguh menjadi Gereja Tuhan
Yesus sebab, gereja adalah buah karya penyelamatan Allah yang difungsikan oleh Allah
untuk ikut ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah atas seluruh umat manusia (Kisah
13:2, 17:18; Matius 4:18-22; 2 Timotius 1:7-9, 2:3). Oleh karena itu, tujuan Pembangunan
jemaat bukan semata-mata demi dan untuk gereja itu sendiri.
Memberdayakan umat Allah yang mengacu pada tujuan karya penyelamatan Allah (bersifat
teologis dan praktis)
Tujuan Pembangunan Jemaat lebih luas dari Gereja, yaitu mengusahakan agar tindakan yang
dilakukan di dalam dan oleh Gereja, senantiasa mengacu pada tujuan karya Penyelamatan
Allah dalam relasi dinamis dengan konteks kehidupannya, yaitu kedatangan Kerajaan-Nya di
dunia ini. PWG merupakan salah satu upaya yang nyata oleh gereja dalam melaksanakan
tugas perberdayaan umat-Nya, baik yang bersifat teologis maupun yang bersifat praktis
secara relevan. Artinya bahwa; dari aspek teologis, gereja dan warganya diperlengkapi
kemampuan menginterpretasikan kebenaran pesan-pesan Alkitabiah secara tepat dan benar ke
dalam situasi masyarakat tertentu ataupun dunia.
Model-model Pembinaan Warga Gereja
Beberapa contoh model yang digunakan dalam melakukan pembinaan warga gereja adalah
sebagai berikut:
 Pengajaran
Pengajaran Firman Tuhan adalah dasar dari semua program dalam Pembinaan Warga Gereja.
Pemberitaan Firman harus menjadi pusat pembinaan iman warga gereja, karena iman datang
dan bertumbuh dari mendengar akan Firman Tuhan (Roma 10:17).
 Pelayanan khusus (kategorial)
Adanya pelayanan khusus (kategorial) ini adalah karena melibatkan warga yang mempunyai
kesamaan minat dalam bidang-bidang tertentu seperti kewanitaan, kepemudaan, pendidikan
anak-anak dan remaja, kebapakan. Warga gereja dibina sesuai dengan kelompok usia dan
jenisnya masing-masing agar tujuan pembinaan dapat diterima dengan kontekstual dan
prosesnya dapat berjalan efektif.
seminar, kelompok-kelompok kecil pemuridan. Apabila diamati lebih seksama, ternyata
“program-program pemuridan” yang demikian tidak efektif dalam menghasilkan perubahan
hidup yang kokoh. Perubahan hidup yang nampak hanya bersifat sementara bila tidak
ditindaklanjuti secara berkelanjutan. Esensi dari pemuridan yang sebenarnya adalah
memberikan contoh atau model dalam menuntun orang lain untuk mencapai potensi
maksimalnya.
 Kelompok kecil
Pembentukan persekutuan warga jemaat dalam kelompok-kelompok kecil merupakan strategi
yang baik untuk menyediakan komunitas yang sehat kepada mereka, hal ini dimaksudkan
agar antar warga jemaat dapat saling memperhatikan dan membangun sehingga sama-sama
mengalami pertumbuhan jasmani dan rohani. Perlu ditegaskan bahwa memperhatikan antar
warga jemaat di dalam kelompok kecil tidak hanya sebatas masalah rohaninya saja, tetapi
juga masalah lain yang menyangkut seluruh segi kehidupan (kesehatan, ekonomi, pendidikan,
keluarga, dan sebagainya).
 Pelatihan keterampilan hidup
Gereja yang benar sesungguhnya tidak pernah membatasi fungsinya hanya sebagai pengelola
program-program pembinaan bagi warga jemaat yang erat kaitannya dengan hal-hal rohani
saja. Gereja dapat mengadakan pelatihan keterampilan hidup sesuai dengan kebutuhan warga
jemaatnya. Misalnya pelatihan memasak bagi jemaat wanita, ini dapat membekali mereka
yang hendak membuka usaha kuliner untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan lain
sebagainya.
Peranan PWG dalam Pertumbuhan Iman Kristen
Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pengertian, ciri khas, tujuan, model atau
bentuk, serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perkembanagan PWG, maka dapat
disimpulkan bahwa PWG merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Gereja
untuk membimbing jemaatnya dalam meningkatkan iman percaya mereka melalui setiap
kegiatan-kegiatan yang dilakukan, bukan saja dalam hal-hal rohani (teologis) tetapi juga
dalam ketrampilan hidup (praktis), selain untuk mendewasakan iman percaya mereka namun
juga dengan setiap ketrampilan yang diajarkan pada jemaat merupakan bekal untuk
menjalankan pelayanan yang dipercayakan kepada mereka. Sasaran PWG diarahkan tentu
saja kepada setiap jemaat yang ada pada gereja itu. PWG akan berfungsi dengan baik dan
dapat mencapai targetnya secara maksimal apabila ada kerjasama antara gereja dan jemaat,
serta adanya tindak lanjut dri gereja dan dilaksanakan secara berkesinambungan oleh para
Pembina. PWG ini akan dapat menumbuhkan iman seseorang apabila pengajarannya itu
dapat menjawab pergumulan jemaat. Materi yang disampaikan bersumber secara murni dari
Alkitab. Selain hal-hal diatas, PWG apabila dilaksanakan secara baik, teratur dan
berkesinambungan, maka akan membawa dampak yang baik kepada jemaat yang dibina,
seperti:
Melalui PWG, seseorang dapat mengenal secara utuh tentang Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamat manusia, lewat pembimbingan dan kegiatan-kegiatan yang didalammnya
menyadarkan dan membawa orang itu kepada pengenalan akan Kristus. PWG dapat
membangun kembali kemanusiaan seseorang dari keterpurukan serta kehilangan harapan
(ketidakberdayaan) akan pertolongan dan penguatan dari sesamanya.
Melalui PWG, seseorang akan diajar atau dibimbing untuk menata kembali lingkungan
dimana ia berada melalui akhlak atau sikap yang ditunjukkannya dalam menjalankan tugas
dan tanggungjawwabnya
Pada intinya, ketika PWG dilaksanakan, jemaat dapat memahami, menghayati, serta
menghidupi imannya dalam seluruh realitas hidupnya.

PAK adalah pendidikan yang bertujuan memperkenalkan Alkitab kepada pelajar, sehingga
mereka siap menjupai Allah, memperlancar komunikasi secara mendalam antarpribadi
tentang keprihatinan insani serta mempertajam kemampuan menerima (akta bahwa mereka
dikuasai kekuatan dan kasih Allah yang memperbaiki, menebus, dan menciptakan kembali.
PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada
Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi pada semua
tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini kearah pengenalan dan pengalaman
rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan melengkapi
mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada Kristus sang Guru Agung dan
perintah yang mendewasakan pada murid.
Pembinaan warga gereja dalam arti toerusting sebenarnya tidak lain adalah suatu bentuk
belajar. Namun belajar secara Alkitabiah selalu berwujud perbuatan. Belajar dan berbuat
tidak boleh dipisahkan, karena belajar dalam Alkitab selalu berarti mengikut Yesus. Dengan
kata lain dalam mengikut Yesus perlu ada upaya untuk belajar (bdk.Matius 28:20; Yakobus
2).
Dalam pembinaan dengan motivasi yang demikian maka patut dipahami bahwa dunia adalah
merupakan bagian dari cakupan penggembalaan gereja sehingga tidak lagi terjadi pemisahan
antara gereja dan dunia. Adapun ciri khas PWG adalah sebagai berikut:
1. Sikap tindakan yang terbuka terhadap perubahan- perubahan yang luas dan mendalam di
masyarakat; kemampuan menempatkan diri secara bertanggung jawab, dewasa, kritis dan
kreatif di dalam situasi yang baru.
2. Mampu berpikir secara ekumenis dan inklusif.
3. Warga jemaat menjadi orang-orang yang bebas, yaitu bebas dari keakuan dan bebas dalam
melakukan tugas pelayanan (bdk.Galatia 5:1-11 tentang kemerdekaan Kristen).
4. Warga jemaat menjadi mampu bekerja sama.
5. Warga jemaat menjadi mampu berpikir secara lugas dalam mengatasi segala perkara.
6. Adanya sikap dan semangat dialogis
keterkaitan erat antara PAK dan PWG dimana keduanya saling mengisi antara yang satu
dengan yang lain. Dalam hal ini PAK lebih berfungsi ke arah pewarisan iman dan
perbendaharaan Kristen lainnya agar supaya itu dapat diterapkan dan diwujudkan ke dalam
hidup sehari-hari, sedangkan usaha PWG adalah lebih banyak ke arah melayani orang supaya
ia dimungkinkan mewujudkan tugas dan panggilannya di tengah-tengah dunia dan
masyarakat dimana ia berada dengan segala apa yang ada padanya..
1.Defenisi PAK
Pendidikan Agama Kristen yang disingkat dengan PAK, sudah umum dikenal dalam dunia
ilmu Theologia .Secara umum ilmu ini belumlah berdiri sendiri, melainkan salah satu bagian
dari sekumpulan ilmu dalam kelompok ilmu Praktika.
Pentingnya PAK
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi
pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka
internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, di lembaga pendidikan
formal maupun nonformal serta masyarakat1 Pendidikan Agama dimaksudkan untuk
peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun
kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada
optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
PAK adalah usaha gereja untuk membina kehidupan iman dari anggota-anggotanya dan
semua orang yang dipercayakan kepada pemeliharaan gereja dari semua golongan umur
dengan berbagai cara dan bentuk, misalnya dengan pengajaran dan latihan keterampilan demi
terwujudnya iman Kristen dalam kehidupan mereka.
Dari rumusan di atas, dapat kita pahami secara substansial bahwa PAK itu adalah usaha
gereja.Artinya pembelajaran PAK itu adalah tanggung jawab sepenuhnya dari gereja sebagai
pemegang amanat Agung Tuhan Yesus (Mat 28 :19-20), baik pembelajaran PAK yang
terlaksana di gereja lokal, di dalam keluarga, maupun konteks masyarakat dan sekolah.
Gereja tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawabnya terhadap hal ini. Kalau di
Indonesia , pembelajaran PAK menjadi bagian dari Kurikulum Pendidikan Nasional,
sehingga dalam pelaksanaannya pemerintah Indonesia menjadi mitra gereja dalam
mewujudkan amanat dimaksud.
Menurut rumusan redaksi PAK – PGI :
a. PAK adalah usaha sengaja gereja untuk menolong orang dari semua golongan umur yang
dipercayakan kepada pemeliharaannya untuk menjawab penyataan Allah dalam Yesus
Kristus, Alkitab dan kehidupan Gereja, supaya mereka di bawah pimpinan Roh Kudus dapat
diperlengkapi guna melayani Tuhan di tengah-tengah keluarga, gereja, masyarakat, dan dunia
alam.
b. PAK adalah kegiatan yang berusaha atau bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi
(kemampuan) anak didik (baik anak-anak maupun dewasa) kepada ketaatan dan pengabdian
kepada Allah dan FirmanNya sesuai dengan ajaran agama Kristen yang berdasarkan Alkitab
(Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Ketaatan dan pengabdian mana dinyatakan dalam
kehidupan sehari-hari, baik di dalam keluarga, sekolah, tempat bekerja, Gereja, jemaat
maupun di dalam masyarakat pada umumnya
Pengertian & Dasar PAK
A. Pengertian PAK
Hakikat PAK adalah usaha yang dilakukan secara kontinu dalam rangka mengembangkan
kemampuan pada siswa agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan
menghayati kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakannya dalam kehidupan sehari-
hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.
Pengertian pendidikan agama Kristen adalah kegiatan politis bersama pada peziarah dalam
waktu yang secara sengaja bersama mereka memberi perhatian pada kegiatan Allah di masa
kini kita, pada cerita komunitas iman Kristen, dan visi kerajaan Allah, benih-benih yang telah
hadir diantara kita[3].
Pengertian PAK menurut para ahli yang dirangkum oleh Paulus Lilik Kristianto dalam
bukunya yang berjudul “Prinsip & Praktek Pendidikan Agama Kristen:
- Hieronimus (345-420)
PAK adalah pendidikan yang tujuannya mendidik jiwa sehingga menjadi bait Tuhan.
(Mat.5:48).
- Agustinus (345-430)
PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya “melihat Allah” dan “hidup
bahagia.”
- Martin Luther (1483-1548)
PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar
semakin menyadari dosa mereka serta bersukacita dalam Firman Yesus Kristus yang
memerdekakan. Di samping itu PAK memperlengkapi mereka dengan sumber iman,
khususnya yang berkaitan dengan pengalaman berdoa, Firman tertulis (Alkitab) dan rupa-
rupa kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan
Negara serta mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen.
- John Calvin (1509-1664)
PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka:
1. Terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh
kudus.
2. Mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja.
3. Diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada
Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di
bawah kedaulatan Allah dan kemuliaanNya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang
dipilih dalam Yesus Kristus.

Pengertian Pendidikan Agama Kristen (PAK)


Hal pertama terkait pengertian Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah bagaimana terlebih
dahulu kita memahami makna kata "Agama" dan "Kristen" yang mana pengertian keduanya
membentuk substansi utama dari pendidikan yang berpondasikan pada nilai-nilai kehidupan
Kristiani yang memancarkan kasih Kristus. Istilah agama berasal dari kata benda dari bahasa
Latin, yaitu "religio", yang nominalizednya berasal dari salah satu diantara tiga kata kerja,
yaitu: relegere (untuk berpaling terus-menerus/amati sungguh-sungguh); religare (untuk
mengikat diri; kembali); dan reeligere (untuk memilih lagi). Dengan tiga makna yang berbeda
dan hanya dengan analisis etimologis saja, maka tidak mungkin akan menyelesaikan
ambiguitas untuk mendefinisikan agama, karena masing-masing poin kerja punya
pemahaman yang berbeda tentang apa yang dimaksud "agama".
Selama periode abad pertengahan, istilah "agama" digunakan sebagai kata benda untuk
menggambarkan seseorang yang telah bergabung dengan ordo monastik (a "agama").
Meskipun perubahan ini hanya terjadi dalam artinya kata saja, namun penting untuk dicatat
bahwa istilah agama adalah terutama yang berhubungan dengan istilah Kristen. Yudaisme
dan Hindu, misalnya, istilah ini tidak termasuk dalam vocabulary dari mereka.
Sementara untuk kata "Kristen", hanya muncul sebanyak 3 (tiga) kali dalam Alkitab, yaitu
dalam kitab Kisah Para Rasul 11:26; Kisah Para rasul 26:28, dan 1 Petrus 4:16. Untuk
pertama kali orang-orang percaya disebut Kristen adalah di Athiokia (Kisah 11:26). Namun
perlu dipahami bahwa panggilan Kristen pada saat itu adalah panggilan kasar yang bersifat
menyerang. Karena sebenarnya Kristen bukanlah tentang doktrin atau segala sesuatu yang
dilakukan oleh orang-orang Kristen. Tetapi orang-orang dapat disebut Kristen karena
mempunyai hubungan atau relasi dengan Kristus (Busthan Abdy, 2014).
Dalam Kekristenan, manusia akan menemukan kebebasan sepenuhnya melalui hubungannya
dengan Allah. Kebebasan terpatri dalam kemampuan manusia untuk 'memilih'. Sehingga
manusia yang dihadapkan dengan Allah dapat memilih untuk membina relasi atau
berhubungan dengan Dia ataukah ia hidup tanpa Allah. Setiap pilihan mutlak memiliki
konsekuensinya sendiri-sendiri. Jika manusia memilih untuk membina relasi dan
berhubungan dengan Allah, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah
mengimplementasikan ajaran Yesus Kristus melalui PAK di mana saja dan kapan saja agar
kemuliaan Allah tetap nyata di dalam dunia ini.
Jadi, permulaan munculnya Pendidikan Kristen selalu ditandai dengan terciptanya sebuah
"hubungan" atau "relasi" yang baik dengan Allah, seperti dalam konteks penciptaan manusia.
Karena Dialah yang memulai segala sesuatunya dan sumber dari ajaran PAK sejak dahulu,
sekarang dan selamanya.

Anda mungkin juga menyukai