Tugas Konseling Pastoral

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM PEMBEKALAN & PENINGKATAN

JABATAN DI LINGKUNGAN GUPDI

Materi Pembekalan : Konseling Pastoral

Masa Pembekalan : Selasa, 18 juni 2024

Fasilitator/Pengajar : Pdt. Yunus Rahmadi SH, MA.CE

Jenis Tugas : Makalah

Nama Peserta : Wahyu Agung Prasetio

Tanggal Penyerahan : 4 Juni 2024


Konklusi dan tanggapan pribadi saya terhadap materi Konseling Pastoral.

Seiring perkembangan zaman, hidup manusia semakin kompleks dan tantangan hidup
semakin beragam, salah satu nya dalam konteks pelayanan konseling pastoral dalam
gereja juga merasakan hal tersebut. Oleh karena itu, Pastoral gereja juga harus lebih kritis
dalam menanggapi perubahan yang terjadi di dalam masyarakat agar pastoral gereja tetap
unggul dan relevan dalam usahanya melayani umat dibanding dengan lembaga-lembaga
yang lain di masyarakat. Tugas dari seorang gembala adalah: merawat, menyingkirkan
penghambat pertumbuhan, melindungi dan menjaga, menyembuhkan yang sakit dan
membalut luka, mendisiplin yang tersesat, dan mencari yang sesat dan yang hilang.
Untuk itu seorang gembala juga harus bisa menjadi konselor yang baik bagi umatNya,
karena pada kenyataannya ada banyak orang Kristen yang sudah sekian lama menjadi
Kristen, bahkan mungkin sejak lahir sudah beragama Kristen, tetapi rohaninya tidak
dapat bertumbuh dengan sempurna atau tidak mengalami kedewasaan dalam kerohanian
nya. Karakternya tidak mengalami perubahan yang baik, tidak Nampak adanya
perubahan gaya hidup meskipun sering datang ke gereja untuk beribadah, bahkan tidak
ada kerinduan sedikitpun untuk merubah diri, bahkan masih sering jatuh bangun dalam
dosa, bahkan yang lebih memprihatinkan adalah masih mempercayakan hidupnya kepada
dukun-dukun, orang-orang pintar, ataupun hal-hal berbau Okultisme. Disini tugas
Konselor sangatlah penting untuk memberikan pendampingan kepada jemaat yang
sedang keterikatan ataupun terbelenggu dengan ikatan dosa. Dalam Yakobus 4:7
dikatakan : “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah iblis, maka ia akan lari
dari padamu” tunduk kepada Allah artinya menyerahkan seluruh kendali hidup kita
kepada Kristus dan berkomitmen untuk hidup taat kepadaNya dalam segala keadaan.
Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa roh-roh jahat itu dapat dikalahkan
dengan kuasa nama Tuhan Yesus Kristus [ matius 10:1]

Tugas gembala atau konselor yang lain adalah menyembuhkan dan membalut luka.
Secara khusus Aliktab juga memberikan penjelasan tentang apa yang menyebabkan
manusia dapat mengalami sakit penyakit. Diantara nya adalah penyakit karena iblis atau
dirasuk setan [lukas 13:16], penyakit kejiwaan [Mazmur 102], penyakit karena dosa atau
pelanggaran [2 Tawarikh 26:16-22], penyakit yang merupakan teguran dari Tuhan [Ibrani
12:6-12], penyakit untuk kemuliaan Tuhan [Yohanes 9:3], dan penyakit karena
kelemahan fisik [1 Tim 5:23]. Sebagai konselor, harus mengetahui apa yang menjadi
penyebab sakit dan penyakit yang diderita oleh jemaat ataupun umat Tuhan, sehingga
kita sebagai konselor mampu untuk mendampingi mereka dengan baik bahkan ikut
merawat luka baik fisik ataupun kejiwaan bahkan luka hati mereka sehingga mereka
beroleh penghiburan bahkan kelepasan dan kesembuhan dari sakit penyakit mereka.

Pelayanan konseling pastoral yang tidak bisa diabaikan juga adalah Pernikahan Kudus,
karena keluarga anak-anak Tuhan adalah target utama dari iblis untuk menghancurkan
iman Kristen melalui lembaga tertua yaitu keluarga. Iblis tahu bahwa penggagas dari
keluarga ini adalah Allah sendiri, maka dari itu iblis senantiasa menyasar keluarga-
keluarga Kristen untuk dihancurkan, dengan cara mencuri, membunuh dan
membinasakan [Yohanes 10:10]. Pelayanan Konseling Pastoral ini bertujuan
mendampingi calon keluarga ataupun keluarga-keluarga Kristen untuk benar-benar
memahami bahwa pernikahan Kristen adalah suatu Perjanjian antara tiga pribadi yang
tidak bisa dipisahkan ataupun dibatalkan oleh apapun kecuali maut [Pengkotbah 4:9-12].
Pribadi itu adalah suami, istri dan Allah sendiri sebagai penggagas pernikahan itu. Tujuan
pernikahan di dalam Kristenpun harus di pahami oleh jemaat dan anak-anak Tuhan,
diantaranya adalah :

Menikmati dan Menyaksikan Kasih Allah. Tidak ada kasih yang lebih dalam dan intim
selain kasih antara suami dan istri, kasih suami istri melambangkan kasih Kristus
terhadap umatNya, yakni kasih yang kudus, tak bersyarat dan tak berkesudahan. Yang
kedua adalah Membangun Keluarga Ilahi dan Menaklukkan bumi bagi Kemuliaan Allah,
yang bisa diartikan bahwa nantinya keluarga-keluarga Kristen akan memiliki keturunan
Ilahi, yang mengenal dan percaya kepada Allah serta melaksanakan perintah Nya untuk
kemuliaan nama Nya [Matius 2:15].melalui keluarga ini mereka menjadi partner atau
rekan sekerja Allah untuk mengelola bumi sekaligus memenuhi kebutuhan keluarga
tersebut. Keluarga Kristen harus bertumbuh bersama menuju kesempurnaan Kristus,
semakin suami dan istri mendekatkan diri mereka kepada Kristus, semakin hubungan
mereka juga semakin erat dan intim.

Sebagai hamba Tuhan dan sekaligus seorang konselor tentunya tidak boleh lepas dari
yang namanya pengalaman, lewat pengalaman pribadi ini pun tugas dari konselor untuk
melayani jemaat atau umat bisa semakin maksimal. Tuhan berkata bahwa Dia turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Oleh karenaNya setiap
pengalaman atau peristiwa masa lalu yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita
memiliki maksud yang baik. Kita harus menyadari dan mengakui bahwa didalam Tuhan
tidak ada kata kebetulan. Dari pemahaman ini, kita menjadi mengerti bahwa
sesungguhnya melalui semua pengalaman-pengalaman pribadi yang Tuhan ijinkan terjadi
atas kita, Ia ingin memakainya untuk mengefektifkan pelayanan kita. Pengalaman-
pengalaman itu dapat kita pakai untuk melayani orang lain yang mungkin sedang
melewati pengalaman yang pernah kita alami sebelumnya. Pengalaman masa lalu kita
dapat menjadi indicator yang paling efektif dalam menentukan pelayanan yang hendak
kita lakukan. Ada beberapa pengalaman masa lalu yang dapat dijadikan ukuran
pelayanan yang akan kita kerjakan:

1. Pengalaman rohani kita bersama Tuhan adalah salah satu cara Tuhan menunjukkan
kepada kita tempat dimana kita dapat melayani dengan efektif dan maksimal.
2. Pengalaman menyakitkan dan mengecewakan kita juga dapat mendorong kita lebih
bersemangat dalam melayani Tuhan.
3. Pengalaman pendidikan seseorang juga merupakan indicator pelayanan yang efektif.
4. Pengalaman pelayanan kita yang pernah kita lakukan di masa lalu juga dapat menjadi
sarana dalam mendeteksi jenis pelayanan yangn paling tepat bagi kita saat ini.

Kita akan semakin efektif melayani saat melibatkan pengalaman yang kita miliki dalam
pelayanan kita.

Bagaiman kita dapat mengaplikasikan materi-materi tersebut diatas dalam pelayanan kita,
yaitu dengan memberi teladan yang baik dari hidup kita kepada jemaat juga masyarakat,
ketika hidup kita menjadi dampak yang baik bagi jemaat atau orang lain kita pun dapat
melayani Tuhan dengan baik, tentunya juga harus terus meng-up grade diri dengan terus
belajar menambah ilmu-ilmu yang menunjang dalam pelayanan kita. Pembentukan
karakter diri kita juga sangat berpengaruh terhadap pelayanan kita, apalah artinya seorang
hamba Tuhan punya kemampuan yang tinggi bila tidak di ikuti oleh karakter Kristus
yang ada di dalam nya.

Amin Tuhan Yesus memberkati.

Anda mungkin juga menyukai