Standar Beton Pracetak

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

r?-Pr

v7

DIREKTORAT

J EN

GEDUNG KARYA

JL

I\4EDAN MERDEKABAMT

NO

DERAL PERKERETAAPIAN

TELP (021)3506204,3856836

FAx : (021)3860758

3505557, 3505558

3813972

JAKARTA 10110

3505559,3506526

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN


NOMOR HK.207lSK.6'l/OJKAJs/1 3
TENTANG
STANDAR BETON PRACETAK UNTUK PRASARANA PERKERETAAPIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YAG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN,

I\,4e n

im ba

no

: a. bahwa dalam rangka menjamin keselamatan, keamanan, dan


kelancaran perjalanan kereta api, maka diperlukan siandar
beton pracetak untuk prasarana perkeretaapian;

b.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Perkeretaapian tentang Standar Beton Pracetak untuk
Prasarana Perkeretaapian;

Mengingat :

1.

2.

23

Tahun 2007 tentang


(Lembaran
Negara
Republik
lndonesia Tahun
Perkeretaapian
2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4722);
Undang-Undang Nomor

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang


Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5048);

3.

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu


Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5086);

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang


Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 91 Tahun 2011;

24 Tahun 2010 tentang


Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Peraturan Presiden Nomor

Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I


Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 201 1;
6.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010


Tata Kerja Kementerian
Perhubungan;

tentang Organisasi
7.

dan

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 60 Tahun 2012


tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api;

MEMUTUSKAN

Menetapkan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN

TENTANG STANDAR BETON PRACETAK

UNTUK

PRASARANA PERKERETAAPIAN,
Pasal

'1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


Beton pracetak adalah beton tanpa atau dengan tulangan
yang dicetak terlebih dahulu di suatu tempat atau di pabrik
(fabrikasi) sebelum dipasang di lapangan.

1.
2.

Bantalan beton adalah komponen

3.

Peron adalah komponen prasarana perkeretaapian yang


berfungsi sebagai pijakan penumpang saat naik dan turun
ke/dari kereta api yang pada bagian bawahnya dapat
digunakan sebagai saluran dralnase atau ruang untuk

prasarana
perkeretaapian yang berfungsi untuk meneruskan beban
kereta api dari rel ke balas dan untuk mempertahankan
lebar jalan rel.

inspeksi.

4.

(U-ditch) adalah komponen


Beton pracetak Tipe
prasarana perkeretaapian yang berfungsi sebagai drainase
atau saluran air.

5.

(L-shape) adalah komponen


Beton pracetak Tipe
prasarana perkeretaapian yang berfungsi sebagai dinding
penahan tanah pada badan jalan.

6.

Beton pracetak Tipe Kotak (box culvert) adalah komponen


prasarana perkeretaapian yang berfungsi sebagai drainase
tedutup atau jembatan.

7.

Pagat beion adalah komponen prasarana perkeretaapian


yang berfungsi sebagai pagar pembatas.

8.

Jembatan penyeberangan orang adalah komponen

9.

Tiang listrik aliran atas kereta api adalah komponen


prasarana perkeretaapian yang berfungsi sebagai

prasarana perkeretaapian yang berfungsi sebagai tempat


untuk perlintasan orang dari satu sisi ke sisi yang lain di
atas jalan rel.

penyangga kabel listrik aliran atas.


Pasal 2

Tujuan disusunnya standar beton pracetak untuk prasarana


perkeretaapian sebagai acuan bagi badan usaha dalam
melaksanakan pembuatan dan pemasangan produk beton
pracetak untuk prasarana perkeretaapian.
Pasal 3

Produk beton pracetak untuk prasarana perkeretaapian harus di


desain sesuai dengan peraturan standar pembebanan secara
umum dan peraturan pembebanan kereta api yang berlaku di
lndonesia.
Pasal 4

Standar beton pracetak untuk prasarana perkeretaapian ini


terdiri atas:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

bantalan beton:
peron tinggi;
tipe U (U-dltcr);
tipe L (L-shape)i
tipe kotak (box culvert);
pagar beton,
jembatan penyeberangan orang;
tiang listrik aliran atas kereta api.
Pasal 5

(1)

Bantalan beton sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4


huruf a merupakan komponen prasarana perkeretaapian
yang berfungsi untuk meneruskan beban kereta api dari
rel ke balas dan untuk mempertahankan lebarlalan rel.

(2)

Peron tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf


merupakan komponen prasarana perkeretaapian
berbentuk C yang berfungsi sebagai pijakan penumpang
saat naik dan turun ke/dari kereta api yang pada bagian
bawahnya dapat digunakan sebagai drainase atau ruang
untuk inspeksi.

(3)

Beton pracetak Tipe U (U-ditch) sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 huruf c merupakan komponen prasarana
perkeretaapian berbentuk U yang berfungsi sebagai
drainase atau saluran air.

(4)

Beton pracetak Tipe L (L-shape) sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 huruf d merupakan komponen prasarana
perkeretaapian berbentuk L yang beriungsi sebagai
dinding penahan tanah pada badan jalan kereta api.

(5)

Beton pracetak Tipe kotak (box culvert) sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 huruf e merupakan komponen
prasarana perkeretaapian berbentuk persegi dengan

lubang di bagian tengah yang berfungsi sebagai drainase


tertutup atau jembatan.
(6)

Pagar beton sebagaimana dimaksud dalam Pasal '1 huruf


f merupakan komponen prasarana perkeretaapian yang
bedungsi sebagai pagar pembatas untuk mengamankan
infrastruktur jalan kereta.

(7)

Jembatan penyeberangan orang sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 huruf g merupakan komponen prasarana
perkeretaapian yang berfungsi sebagai tempat untuk
perlintasan orang dari satu sisi ke sisi yang lain di atas
jalan rel.

(8)

Tiang listrik aliran atas kereta api sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 huruf h merupakan komponen prasarana
perkeretaapian yang berfungsi sebagai penyangga kabel
listrik aliran atas.
Pasal 6

Standar beton pracetak untuk prasarana perkeretaapian


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 termuat dalam
persyaratan teknis yang tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 7

Dalam kondisi geografi yang tidak memungkinkan untuk


digunakan beton pracetak, maka komponen prasarana
pe-rkeretaapian dapat di buat d; ternpat dengan tetap mengikuti
i<etenuan stanoar yang terdapat di dalan Pe'aIUran i1r'

Pasal 8
Direktur Jenderal mengawasi pelaksanaan Peraturan ini.
Pasal

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diteiapkan.

Ditetapkan di
Pada tanggal

:
'

JAKARTA
8 Mei 2013

DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN

ttd
TUNDJUNG INDERAWAN
Pembina Utama Madya (lv/d)
NlP. 19530731 197703 1 002
Tembusan Yth. :
1. Menteri Perhubungan;
2. Wakil Menteri Perhubungan;

i.

4.
5.

Sefretaris Jenderal, lnipektur Jenderal, Para Direktur Jenderal, Para Kepala


Badan, dan Para Staf Ahli di lingkungan Kementerian Perhubungani
Sekretaris Ditjen Perkeretaapian;
Para Direktuidi lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

SALINAN sesuai dengan aslinya


BAGIAN HUKUI\,4

WOTO
ina (lV/a)
0305 199303 1 001

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Perkeretaapian

Nomor

Tanggal
,I.
'1.1.

HK.2O7lSK.61/DJKAJS/1 3
Mei 2013

PERSYARATAN TEKNIS
Beton

Semua material dalam pembuatan campuran beton

harus

memenuhi

persyaratan sebagai berikut;


1) Semen

Semen yang digunakan harus memenuhi ketentuan dan syarat yang


ditentukan sesuai dengan standar (SNl '15-2049-2004).
2) Agregat halus
Agregat halus yang digunakan berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi
secara alami dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu
dan mempunyai ukuran butir terbesar 5 mm, memiliki sifat butiran halus yang
tajam dan keras serta iidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, tidak
mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering), dan
tidak mengandung bahan organis yang dapat merusak beton dan/atau baja
tulangan.
3) Agregat kasar

Agregat kasar yang digunakan berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami
dari batu atau berupa baiu pecah yang diperoJeh dari industri pemecah batu
dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm - 40 mm, memiliki sifat butiran
kasar yang keras dan tidak berpori serta tidak mudah pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, tidak mengandung lumpur lebih dari 1 o/o (ditentukan
terhadap berat kering), dan tidak mengandung bahan yang dapat merusak
beton dan/atau baja tulangan seperti mengandung zal-zal yang reaktif
terhadap alkali.
4) An

Air yang digunakan harus bersih tdak mengandung minyak, asam,

alkali,

garam, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton dan/atau baja tulangan
5) Bahan penambah
Bahan additive atau bahan pembantu untuk pembuatan campuran beton yang
digunakan harus memenuhi ketentuan dan syarat sesuai dengan standar
yang ditentukan.

1.2. Baja Tulangan

1)Ukuran dan muiu baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan
dan syarat yang ditentukan.
a) l\y'utu baja tulangan untuk diameter < A 12 mm adalal BJ-24
b) l\,4uiu baja tulangan untuk diameter > O 12 mm adalah BJ-39
2) Baja tulangan yang akan dipasang harus bersih dari serpihan-serpihan bahan
atau zat kimia Iainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat
antara baja tulangan dengan beton.

2.

JENIS BETON PRACETAK PRASARANA PERKERETAAPIAN

T ang Llstrik

Kereta Api

Ballast

Jenis B eion P racetak pada Area Stasiun

Tiang Listrik

'ra

%gar Beilon

ii-\
Bantalan
Beton

ripe u

Tpet

Balla+

Jen is Beton Pracetak pada

Area Lintasan

2.1. Bantalan Beton

2.1.1.

Bentuk dan Ukuran

La

/\1

/\l

/\T
/'Lb'
\t
Gambar Bantalan Beton
Tabel Ukuran Bantalan Beton Berdasarkan Lebar Jalan Rel
Lebar
Jalan Rel
(mm)

Panjang
(P)
(mrn)

Lebar Atas
(La)
(mm)

1467

2
3

1435
1435

2000
2444 - 2604
2440 -2740

- 200
150 - 200
150 - 200

No.

150

Lebar Bawah
(Lb)
(mm)
200
200

200

300
330
330

Tinggi
(mm)

Beban
Gandar
(Ton)

150

1B

150
150

(r)

250
250
250

22,5
s/d 32,5

Keterangan:
1) Standar ini digunakan untuk rel UIC 54, apabila akan digunakan jenis
rel yang lebih besar, maka dimensi tempat dudukan rel (baseplate)
harus disesuaikan.
2) UntLk banralan betor dengan lebar^jaan .el 1067 mm luas dasar
permukaan min TUm sebesar 0,480 m'.
3) Untuk banta'an beton dengan lebar^jalar rei 1435 mm luas dasar
permJkaan minimum sebesar 0,709 m'.
4) Untuk menghindari pembebanan pada balas yang berlebihan maka
direkomendasikan agar bearing area pada bantalan beton tidak
memberikan tekanan pada balas melebihi 85 psi (0.586 N/pa).

2.1.2.

StandarToleransi
Toleransi Dimensi
Lebar Ja an Rel 1067 mm
Lebar Jalan Rel 1435 mm

2.1.3.

Panlang

Lebar

Tinggi

+4mmdan

+3mmdan

+3mmdan

-2mm

+4mmdan
-2 nm

-lmm

-0mm

+3mmdan

+ 3 ram dan

-1mm

-0rrm

SpesifikasiTeknis
a) Desain kriteria bantalan beton lebarjalan rel 1067 mm
rK-500
- lvlutu
- l\.4utu baja tuiangan : BJTS 39 (Uli0 dan BJTP 24 (Polos)
- l\.4utu baja prategang : l\,4inimum tegangan putus 1655 l\y'Pa
- Tekanan
: '18 Ton
- Tipe
:R.54
- Kecepatan maks. KA : 120 kmljam
- Jarak antar banialan : 600 mm
- Tipe penambat : Elastis
- Kapasitas momen minimum di bagian bawah rel harus marnpu
memikul momen postif 1500 kg-m dan momen negatif 750 kg-m.
- Kapasitas momen minimum di bagian tengah bantalan harus
mampu memikul momen postlf 660 kg-m dan momen negatif 930
kg-m.

beton

rel

b)

gandar

Desain kriteria bantalan beton lebarjalan rel 1435 mm


- l\4utu
: K-600
- l\,4utu baja tulangan : BJTS 39 (Ulir) dan BJTP 24 (Polos)
- Mutu baja prategang : Minimum tegangan putus 1655 l\4Pa
- Tekanan
:22,5lon
- Tipe
: R.54
- Kecepatan maks. KA : 160 kn/.am
- Jarak antar bantalan : 600 mm
- Tipe
: Elastis
- Kapasitas momen minimum di bagian bawah rel harus mampu
memikul momen postif 2300 kg-m dan momen negatif 1500 kg-m
- Kapasitas momen minimum dl bagian tengah bantalan harus
mampu memikul momen postif 1300 kgm dan mornen negatif
2'100 kg-m

beton

rel

gandar

penambat

2.2. Peron Tinggi

2.2.1.

Bentuk dan Ukuran

Permukaan lantai
dikasarkan pola bordes

Gambar Peron Tinggi


Tabel Ukuran TiDe Berdasarkan
eroasa
I Keti n
No.
1

Tipe

P1
P2

an P eron

Dimensi(mm)
B

1800

1'100

1204

700

1000

100

254

1550

2104

1100

1204

1000

1000

100

254

1850

T1

I2

T3

Keterangan:
1) Tipe P 2 dapat difungsikan untuk pemeriksaan sarana perkeretaapian

2.2.2.

Standar Toleransi
Toleransi Dimensi

2.2.3.

Tinggi, Lebar, dan Tebal

Panianq

t3rnm

15mm

SpesifikasiTeknis
- Mutu
: K-350
- Mutu baja tulangan : BJTS 39 (Uli0 dan BJTP 24 (Polos)
- Kapasitas momen minimum yang harus mampu ditahan sebesar.....
kg-m

beton

2.3. Tipe U (U-ditch)

2.3.1.

Bentuk dan Llkuran

Gambar Tipe U (U-ditchl


abe Ukuran Tioe U (U-dit'ch
Tipe
I

U 4OOA

300
300
300
300
397

U 3OOA
U 3OOB

u 300c
U 3OOD
2

ll400B

400

u 400c
u 400T)

400
400

U 5OOA

494

u 500c

500

U sOOD

U 6OOC

500
500
594
597
600

tl600t)

600

U 600E

U SOOD
U SOOE

600
795
797
800
800
800

u I000A
u 10008
u T 000c
u 1000D
u 1200A

1000
1000
1000
1178

U T2OOB

ll 6004
U 6008

U SOOA

U SOOB
U SOOC

974

H1

H2

200
300

2AA

200

400

204

100

500
300
400
500
600
300

2AA

2AA

300

0
0

B
390
390
390
390
500
500

100

500

204

500
640
640

400
500
600
700
4AO

500
600
700
800
600
700
800
'1000
12aA

400
400
400
300
400
500
500
500
400
500
600
600
600
600
700
800
800
800

800

1000
1400
1000

12AO

1204

12AA

u 1200c

12AA

1400

U 1200r-l
u 14004
u 14008

12tA

1400
1600
1200
1400
1600
1800
1400

u 1400c
u 1400D
U 16004
tl 16008
U 1600C
u 1600D

1400
1422
1576
1600

1642

1240
1400
1600
1800
1400
1600
1800

2000

100

644

204

640

0
0

740
T4l'

100

740

2AA

744

940
s40
940
940
940

0
200
400
o

1000
1000
1000
1000

12AO

0
0

1600
1800
2000

0
2AA

400
0
0
0

0
0
0

1180
1 180

1180
1180
1390
1390
1390
1390
1621)

T,1

r2

L1

294
294
294
294
390
390

60

45

45

4A

40

60
60

45
45

45

48
48
55

,10

2A
2A
2A

1624

0
0

1840
1840

70
7a

50

1A
7A

50
73
72

7a

7A

7A

70

TA

7A

70
70

73
72
70

7A

7A

70

70

7A

7l

70

12
70

TO

488
488
488
584
544
584

70

20
20

76

7A

70

2A
2A

70
73
72

76

70

2A

78

1A
7A

30

7A

78
78

7A

78
80
80

70
70

30
30
30

T00

101

101

140

r00

90
90

144
140

s0

fta

100
100
100

106

155
155
155
155

100
100

90
90

70
70
70

80

70

95

105

95

95
95
95

121

121

10

]]0

99

99

T80
180
180

100
100
100
100

124

T260

150
150

1264
1440

150

88

170

132

132

2AD

1444

174

124

200

1444
1444

174

124

114

]l0

2AA

170

9S

99

70

80
80

105

150

2A
2A

70

7A

n0

2A

7A

7A

7A

't

20
20

55
76
76

70

1080

1080
1080
1080
1264

73

72
70

55

70
70
70

1D

780
900
900
s00
900

50

50
50

4A

70
70
73
12
70
70
70

780

1264

70

390

780
780

45

204

124

120
124
150
150

150
154

30
30

30
30
50
50

50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

50
50
50

Keterangan:
1) Panjang Tipe U (U-ditch) dapat dibuai dengan ukuran '1200 mm atau
2400 nm atau sesuai kebutuhan
2) Bentuk dan ukuran Tipe
(U-ditch) harus memperhitungkan
penampang atau keliling basah sesuai dengan kapasitas saluran yang
direncanakan.

232

Standar Toleransi
Toleransr Dimensl
300 - 1000
1200 - 1600

H, dan T

t2 fim
t5mra

C, D, dan X

t3mm

r5mm
t5rnm

:t3mm

Spesifikasi Teknis

beton

K-350
lvlutu baja tulangan
: BJTS 39 (Uli0 dan BJTP 24 (Polos)
l\,4utu

2.4. Tipe L (L-shape)

2.4.1.

Bentuk dan Ukuran

Penahan oeser khusus


tpe 1500 dan 1800

Gambar Tipe L (L-shape)

No,

Tipe

a bel UK Uran Ti
Irpe L (L-sha
Dimensi (mrn)
H

800

1000

100

100

L 800
L 1000

'1000

1000

100

100

L 1240

1200

1000

100

100

L 1500
L 1800

1500
1800

1000

100

1000

100

124
120

c
100
100
100
100
100

d
100
100
100

200

7AA

600
750
900
1100
1350

900
1100
1380
1680

2.4.2.

Standar Toleransi
Toleransi Dimensi

2.4.3.

Spesifikasi Teknjs
l\4utu beton
Mutu baja tulangan

a, b, c, d, e, dan

13mm

+5mm
-3mm

i3mm

K-350
BJTS 39 (Ulir) dan BJTP 24 (Polos)

2.5.Tipe Kotak (Box Culvertl


2.5.1. Bentuk dan Ukuran

Gambar Tipe Kotak (Box Culvert\


abel Ukuran TiDe Kotak Box Cu
No.

Tpe

B 400
B 500
B 600
B 800

400
500
600
800
800

B 1200

10

B 1500

B 2000

B 2500

80
90
100

7A

7A
7A

115
115
115

70
70
70
100
100
100
150
150
150
150
150
150
150
150
150

12AA

1240

800
1000
1240
1000

12aa

1204
1204
1240

12Aa

12A0

140A
1500

1204
1204

12AO

12AO

1240
1240

1400
1500
1500
1500

1400
1600
1400
1600
1800
1000
1500
2000

12AA

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
160
160
160

2000
2000

2000
2240

1200

250

1204

25A

2AOA

24AO

12AO

1000
1000
1000
1000
1204
120A

ftao
B 1400

1204

500

1240
7

400
600

800
B '1000

mensilmn

14AO

1204

1204
1204
12AO

1240

25AO

2000

12AA

254
300

2500

2500

2500

3000

1204
1204

300
300

100

200
204
2oa
2AO
2AA

204

11

B 3000

3000
3000

2000

3000
3000

3000
3500

2500

1204
1204
1200

300
300
300

12AO

300

254
254
254
254

Keterangan:
1) Produsen beton pracetak wajib membuat perhitungan desain Tipe
Kotak (Box Culyerf) sesuai dengan beban yang ditetapkan untuk
mendapatkan persetujuan dari pemberi kerja.
2) Untuk beton pracetak Tipe Kotak (Box Culveft) dengan ukuran di atas 2
m perlu ditambahkan konsol beserta pelai injak di kedua sisinya sesuai
dengan yang ditentukan.
3) Ukuran pelat injak ditentukan panjang 300 cm, lebar 250 - 300 cm, dan
tebal 30 cm.

2.5.2.

Standar Toleransi
Toleransi Dimensi

8400-B

H, dan W

1000

i3mm

B'1000-81500

l:5mm

B2000-83000

'10 mm

+5mm
-3mm
+5mm
-5mm
+5mm
-5mm

T, dan X

t3mm
+3mm

l5mm

2.5.3.

SpesifikasiTeknis
- Mutu beton
- lvlutu baja tulangan

K-350
BJTS 39 (Ulir) dan BJTP 24 (Polos)

2.6. Pagar Beton

2.6.1 Bentuk dan Ukuran

, ,. ',, t-J,ir i,-l -

ry#l
t rt

t-

Gambai Pagar Beton

ir

Komponen Pagar Beton terdiri dari


- Kolom
- Panel A
- Panel B
- Pedestal
- Top Key Panel

Tahel Bentuk dan Ukuran KomPonen

at Beto n
lJkun

No.
1

Kolom

300 x 2440 x 80 mm

300 x 2440 x B0 mm

300 x 300 x 290 mm

140 x 140 x 1950 mm

Top Key Panel

460 x 460

140 mm

Keterangan:

1) Apabila diperlukan konstruksi sloof dan ring balk pada pagar beton
dapat di desain sesuai dengan kebutuhan setempat.
10

2.6.2 Standar Toleransi


Toleransi Dimens

Tinggi, Lebar, dan Teba

Panlang

13mm

t5ram

2.6.3 Spesifikasi Teknis


- I\,4utu beton
- l\,4 utu baja tulangan

2.7.

:K-300
: BJTS 39

(Uli0 dan BJTP 24 (Polos)

Jembatan Penyeberangan Orang


2.7.1 Bentuk dan Ukuran

Gambar Balok Jembatan Penyeberangan Orang Tipe

eranoan uran
Ti
o
D mens (m.i)

Tabel Balo uniu Jembatan P


No

Trpe Ba ok

Jt90

H1

H2

H3

H4

H5

Bentang
(m)

125

350

650

170

10-16

900

75

75

100
100

125

350

650

110

17

-23

125

1254

75

75

135

1350

195

150

450

254

300

B60

7AO

240

2A-25

150

1500

125

75

975

100

225

s50

650

180

23

650

r80

24-34
31 -38
39-40

160

1600

125

125

1075

100

225

550

170

17AA

2AA

120

BBO

250

250

800

700

240

210

21AA

2A0

120

12AA

250

254

800

700

2AO

-28

11

"]'.]

No
1

2
3

Gambar Balok Jembatan Penyeberangan Orang Tipe

tall TiDe
Tabel
Balok
untuk JemDatan
Jembatan Penveberanoan
eoe Ta n an Orano
a
a oK untuK

Tipe Balok
J
J
J
J

U-124
U-140
U-165
U-185

Dlmensi (mm)
H

1240
1400
1650
1850

H2

H1

130

330
130
330

800 I
800
1250
1250

A1

B1

1000
1000

1S00

740
740
920

'160

1000

1900

920

1000

250
250

1720
1720

160

Bentang
(m)

1A-22
23-29
30-32
33-40

2.7.2 Siandar Toleransi


Item

Toleransi

Panianq balokl
Dimensi penampang
Chamber balok ''
Lengkung samping

rL/1000
15mm
tBmm3l

t10mm

Keterangan:
1) Panjang balok dalam milimeter
2) Chamber pada tengah bentang
3) Nilai deviasi dari rata - rata chamber
2.7.3 Spesifikasi Teknis
- l\.4utu beton saat
- l\,4utu beton saat stressing
- l\.4utu beton plat
- l\,4utu baja
- Mutu baja
- Lebar pelat
- Tebal pelat

layan
lantai
tulangan
prategang
lantai
lantai

: K-500
: 80 %
: K-350
: BJTS 39 (Uli0 dan BJTP 24 (Polos)
. Gtade 270 ksi (1860 N,4Pa), low relaxation
: 250 cm
: 12,5 cm

12

2.8.

Tiang Listrik Aliran Atas Kereta Api


2.8.'1 Bentuk dan lJkuran

!L
Gambar Tiang Listrik Aliran Atas Kereta Api

ltan Lisirik
n AIiran
Itan AtasS Kereta A
Tabel
a0e Uk utan Ti
No.

Tipe

TKA_50

2
3

4
5

TKA _ 65
TKA _ 75
TKA - '110
TKA _ 150

Kaoasitas l\.4omen (Ton-m)


Desain
Uliimate
10,0
5,0
'13,0
6,5

Dlameter
(mm)
350

15,0

Panjang (r.)

7A

9-12

7A

10-14
11 -14
11 -14

70
75

350
400
450

15,0
22,0
30,0

11,0

Tebal Beton
(mm)

BO

2.8.2 Standar Toleransi


Diameter Luar

Panjang

+4mm
-2mm

+50mm
-10mm

Toleransi Dimensi

2.8.3 Spesifikasi Teknis


- l\,4utu beton
- [,4utu baja tulangan
- l\.4utu baja prategang

K-500
BJTS 39 (Uli0 dan BJTP 24 (Polos)
Minimum tegangan putus 1420 lMPa

DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN

ttd
TUNDJUNG INDERAWAN
Pembina Utama Madya (lv/d)
NrP. {9530731 '197703 '.l 002
SALINAN sesuai dengan aslinYa
GIAN HUKUM

/(lV/a)
1993031001
13

Anda mungkin juga menyukai