Box Culvert 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 107

”PERBANDINGAN PERANCANGAN JEMBATAN BENTANG

PENDEK (SHORT SPAN) MENGGUNAKAN CORRUGATED


STEEL PIPE DENGAN CONCRETE BOX CULVERT
BERDASARKAN MUTU DAN BIAYA”

DISUSUN OLEH :
ADE DARMAWAN
(4110512 0038)

Tugas Akhir Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


(Strata-1) Teknik Sipil

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas MercuBuana
 2009
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SARJANA
KOMPREHENSIF LOKAL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Q
Semester : Genap Tahun Akademik : 2008/2009

Tugas akhir ini untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Teknik, jenjang pendidikan Strata 1 (S-1), Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Judul Tugas Akhir : Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short


Span) Menggunakan Corrugated Steel Pipe dengan Concrete
Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya.

Disusun oleh :

N ama : Ade Darmawan


NIM : 4110512 0038
Jurusan/Program Studi : FTSP/Teknik Sipil

Telah diajukan dan dinyatakan LULUS pada sidang sarjana pada tanggal : 14 Februari
2009

Pembimbing

Ir. Edifrizal Darma, MT

Jakarta, Februari 2009


Mengetahui
Ketua Sidang Ketua Program Studi Teknik Sipil

Ir. Edifrizal Darma, MT. Ir. Mawardi Amin, MT.


LEMBAR PERNYATAAN
SIDANG SARJANA KOMPREHENSIF LOKAL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Q
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ade Darmawan


Nomor Induk Mahasiswa : 4110512 0038
Program Studi : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan kerja asli, bukan jiplakan (duplikat) dari
karya orang lain. Apabila ternyata pernyataan saya ini tidak benar maka saya bersedia
menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat di pertanggung
jawabkan sepenuhnya.

Jakarta, 25 Februari 2009

Yang memberikan pernyataan

Ade Darmawan
LEMBAR PERNYATAAN
SIDANG SARJANA KOMPREHENSIF LOKAL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Q
No. Dokumen Distribusi
Tgl. Efektif

Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :

N ama : Ade Darmawan


NIM : 4110512 0038
Jurusan : Teknik Sipil

Telah menyerahkan/memasukan buku Tugas Akhir sebanyak 2 (dua) eksemplar pada :

Tanggal : Februari 2009


Semester : Genap
Tahun Akademi : 2008 / 2009

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, Februari 2009

Hormat kami,

Koordinator Tugas Akhir

Lamp:
SKPs TAP
ABSTRAK

Nama : Ade Darmawan

NIM : 41105120038

Judul : Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short

Span) Menggunakan Corrugated Steel Pipe dengan Concrete Box

Culvert Berdasarkan Mutu Dan Biaya.

Dalam proyek-proyek sipil yang berskala besar maupun kecil pada

umumnya dan jembatan pada khususnya, penyelesaian yang cepat dan tepat sering

kali jadi tuntutan dalam pekerjaan tersebut. Untuk itu, diperlukan pertimbangan

dalam penggunaan produk-produk konstruksi yang efisien yang tentu saja tidak

melupakan keamanan dan kenyamanan. Hal ini sudah tidak dapat dihindari lagi,

mengingat dengan adanya kemajuan teknologi khususnya pada dunia konstruksi

yang pesat yang menawarkan berbagai macam bentuk keunggulan, apalagi

penggunaan produk-produk konvensional sudah tidak efisien lagi.

Sehubungan dengan hal tersebut dan makin beragamnya produk jembatan

baik itu merk, jenis maupun tipenya yang digunakan pada sebuah proyek,

menuntut semua pihak yang terlibat dalam sebuah proyek tersebut untuk memilih

produk yang sesuai dengan proyek yang dikerjakan. Dalam artian, bahwa produk

tersebut bisa digunakan, efisien, praktis, dan mudah dalam pemasangan dan

penggunaannya serta tahan lama.

iv
Salah satu bentuk produk jembatan yang ada pada saat ini adalah

Corrugated Steel Pipe. Produk ini belum banyak dikenal, karena memang

kebanyakan proyek jembatan di Indonesia masih menggunakan beton sebagai

bahan utamanya atau bahkan menggunakan konstruksi baja (jembatan rangka

baja). Oleh karena itu beberapa produk tersebut patut diperbandingkan, sebagai

dasar para pelaku proyek menentukan produk yang akan digunakan. Seperti

Corrugated Steel Pipe yang dibandingkan dengan Concrete Box Culvert pada

proyek pembangunan jembatan bentang pendek (Short Span) berdasarkan mutu

dan biaya yang berlokasi di kawasan BSD ini, sehingga nantinya diharapkan salah

satu produk ini bisa digunakan diproyek tersebut dengan tepat dan efisien.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang berkat rahmad dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada Rasulullah

SAW, yang dengan perantaranyalah kita semua dapat merasakan nikmatnya

kehidupan.

Dalam Tugas Akhir ini penulis mengambil tema “Perbandingan

Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan Corrugated

Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya”,

merupakan suatu penelitian untuk mengetahui produk yang paling efisien dan

aman diantara Corrugated Steel Pipe dan Concrete Box Culvert pada proyek dan

parameter yang sama.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus

kepada kedua orang tua atas jasa-jasa baik mereka, dan bukan hanya sekedar

persembahan. Penulis sangat berhutang budi karena mereka telah mendidik dan

menanamkan harapan dalam diri penulis untuk terus berjuang menempuh

pendidikan dan kehidupan ini. Spesial terima kasih teruntuk kekasih tercinta Dea

yang selalu mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya. Kepada pembimbing

Tugas Akhir, yaitu Bpk Ir. Edy Frizal Darma, MT yang senantiasa meluangkan

waktu untuk membimbing dari awal hingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.

Selanjutnya kepada My Bos, Bpk Rachmad Wahyudi & Bpk Taufik Adriandi

yang telah mengizinkan penulis mengerjakan Tugas Akhir ini di kantor. Kepada

vi
Dony Yusra teman seperjuangan, terima kasih atas segala informasinya tentang

Tugas Akhir ini. Dan juga teman-teman penulis yang tidak bisa disebutkan satu

persatu, terima kasih atas segala macam bentuk bantuan dan kerjasamanya.

Penulis berharap, agar Tugas Akhir ini dapat memberikan konstribusi dan

menambah wawasan kita dalam dunia konstruksi, khususnya dalam konstruksi

jembatan.

Sebagai manusia, penulis menyadarai bahwa apa yang tersaji dalam Tugas

Akhir ini belum sempurna. Karena itu, penulis akan menerima denganhati terbuka

atas segala saran dan kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan lebih lanjut.

Jakarta, Januari 2009

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul

Abstrak

Lembaran Pengesahan

Lembaran Asistensi

Lembaran Pernyataan

Kata Pengantar................................................................................................. vi

Daftar Isi .......................................................................................................... viii

Daftar Gambar ................................................................................................. xi

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ........................................................................................... I-1

I.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................ I-2

I.3 Batasan Masalah......................................................................................... I-2

I.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ I-3

I.5 Sistematika Penulisan ................................................................................. I-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Corrugated Steel.......................................................................... II-1

II.1.1 Karakteristik Penampang ............................................................... II-1

viii
II.1.2 Keunggulan .................................................................................... II-7

II.1.3 Macam Dan Kegunaan................................................................... II-9

II.1.4 Metode Perhitungan ....................................................................... II-12

II.2 Concrete Box Culvert ............................................................................... II-22

II.2.1 Definisi Dan Fungsi ....................................................................... II-22

II.2.2 Metode Perhitungan ....................................................................... II-23

BAB III METODELOGI DESIGN

III.1 Flow Chart Pembuatan Tugas Akhir ....................................................... III-1

III.2 Flow Chart Perencanaan Corrugated Steel .............................................. III-2

III.2.1 Berdasarkan Code ......................................................................... III-2

III.2.2 Berdasarkan Analitis .................................................................... III-3

III.3 Flow Chart Perencanaan Concrete Box Culvert ...................................... III-4

BAB IV ANALISA STRUKTUR

IV.1 Data Perhitungan ..................................................................................... IV-1

IV.2 Analisa Perhitungan ................................................................................ IV-4

IV.2.1 Corrugated Steel Pipe Berdasarkan Code .................................... IV-4

IV.2.2 Corrugated Steel pipe Berdasarkan Analitis ................................ IV-12

IV.2.3 Concrete Box Culvert ................................................................... IV-18

IV.3 Analisa Biaya .......................................................................................... IV-35

ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan ............................................................................................... V-1

V.2 Saran ......................................................................................................... V-2

Daftar Pustaka

Lampiran

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gelombang Nestable E-100 ........................................................ II-6

Gambar 2.2. Gelombang Multi Plate ............................................................... II-7

Gambar 2.3. Spesifikasi Truck ........................................................................ II-13

Gambar 2.4. Hubungan Faktor Beban dan Pemadatan Tanah......................... II-16

Gambar 2.5. Tekanan Ring .............................................................................. II-17

Gambar 2.6. Tekanan Samping (Haunch Pressure) ......................................... II-21

Gambar 2.7. Keseimbangan Gaya Pada Tekanan Tanah Aktif ....................... II-25

Gambar 2.8. Diagram Tegangan/Regangan Tanah Aktif ................................ II-25

Gambar 2.9. Sudut Gesekan Dalam Tanah Aktif ............................................ II-27

Gambar 2.10. Pengaruh Kohesi Pada Tanah Aktif .......................................... II-28

Gambar 2.11. Pengaruh Beban Permukaan ”P” Pada Tanah Aktif ................. II-29

Gambar 2.12. Pengaruh Lapisan Tanah Berbeda Pada Tanah Aktif ............... II-30

Gambar 2.13. Pengaruh Permukaan Air Tanah Pada Tanah Aktif .................. II-31

Gambar 2.14. Pengaruh Beban Titik Pada Tanah Aktif .................................. II-31

Gambar 2.15. Pengaruh Beban Permukaan ”q” Pada Tanah Aktif ................. II-32

Gambar 2.16. Keseimbangan Gaya Pada Tekanan Tanah Pasif...................... II-33

Gambar 2.17. Diagram Tegangan/Regangan Tanah Pasif .............................. II-33

Gambar 2.18. Pengaruh Kohesi Pada Tanah Pasif .......................................... II-35

Gambar 2.19. Pengaruh Beban Permukaan ”P” Pada Tanah Pasif ................. II-36

Gambar 2.20. Pengaruh Lapisan Tanah Berbeda Pada Tanah Pasif ............... II-37

xi
Gambar 2.21. Pengaruh Permukaan Air Tanah Pada Tanah Pasif .................. II-38

Gambar 2.22. Pengaruh Beban Titik Pada Tanah Pasif .................................. II-38

Gambar 2.23. Pengaruh Beban Permukaan ”q” Pada Tanah Pasif .................. II-39

Gambar 2.24. Kombinasi Beban Bila Tebal Tanah Timbunan < 35 M .......... II-40

Gambar 2.25. Penyebaran Beban Hidup < 35 M............................................. II-40

Gambar 2.26. Tekanan Tanah Mendatar Yang Diberikan Oleh Beban........... II-41

Gambar 2.27. Kombinasi Beban Bila Tebal Tanah Timbunan > 35 M .......... II-41

Gambar 4.1. Geometry Corrugated Steel ........................................................ IV-3

Gambar 4.2. Tampak Melintang Corrugated Steel .......................................... IV-5

Gambar 4.3. Tampak Memanjang Corrugated Steel ....................................... IV-5

Gambar 4.4. Spesifikasi Truck ........................................................................ IV-7

Gambar 4.5. Pembebanan Truck ..................................................................... IV-7

Gambar 4.5. Pembebanan Truck ..................................................................... IV-7

Gambar 4.6. Pemodelan struktur Corrugated steel .......................................... IV-14

Gambar 4.7. Pembebanan Corrugated Steel Pipe Akibat Pv1......................... IV-15

Gambar 4.8. Pembebanan Corrugated Steel Pipe Akibat Pvs1 ....................... IV-16

Gambar 4.9. Momen Akhir Corrugated Steel Pipe ......................................... IV-17

Gambar 4.10. Gaya Lintang Corrugated Steel Pipe ........................................ IV-17

Gambar 4.11. Gaya Normal Corrugated Steel Pipe......................................... IV-18

Gambar 4.12. Geometri Concrete box Culvert ................................................ IV-20

Gambar 4.13. Kombinasi Pembebanan Concrete Box Culvert ....................... IV-20

Gambar 4.14. Pemodelan struktur Concrete box Culvert................................ IV-23

Gambar 4.15. Beban Hidup Concrete Box Culvert ......................................... IV-24

xii
Gambar 4.16. Beban Mati Concrete Box Culvert Akibat Pvs1 ....................... IV-24

Gambar 4.17. Beban Mati Concrete Box Culvert Akibat Phs1 & Phs2 .......... IV-25

Gambar 4.18. Beban Mati Concrete Box Culvert Akibat Pvs2 ....................... IV-25

Gambar 4.19. Momen Akhir Concrete Box Culvert ....................................... IV-26

Gambar 4.20. Gaya Lintang Concrete Box Culvert ........................................ IV-26

Gambar 4.21. Gaya Normal Concrete Box Culvert......................................... IV-27

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Data Propertis Nestable E-100 ....................................................... II-6

Tabel 2.2. Data Propertis Multi Plate .............................................................. II-7

Tabel 2.3. Tipe-tipe Multi Plate....................................................................... II-12

Tabel 2.4. Batas Beban Sambung Arah Memanjang ....................................... II-20

Tabel 2.5. Koefisien Bentur............................................................................. II-24

Tabel 2.6. Tebal Minimum Selimut Beton ..................................................... II-43

xiv
“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB I
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dunia konstruksi saat ini berkembang dengan pesat, perkembangan pada

bidang konstruksi ini tidak hanya dari segi bentuk atau tipe bangunan saja,

tetapi dari segi material yang digunakan semakin berkembang. Selama ini

material yang paling banyak digunakan adalah beton, karena material tersebut

mudah didapatkan dan dalam pelaksanaannya dapat dibentuk menjadi

berbagai bentuk yang diinginkan. Tetapi kelemahan material beton adalah

membutuhkan waktu pelaksanaan yang lama sehingga biaya konstruksi

menjadi tinggi.

Untuk menjawab kelemahan tersebut berbagai material alternative

diperkenalkan, salah satunya adalah Corrugated Steel atau baja bergelombang.

Walaupun peruntukan penggunaan dari material ini terbatas, Corrugated Steel

dalam perkembangannya cukup efektif untuk menjawab tantangan tersebut.

Corrugated Steel dalam dunia konstruksi digunakan untuk Corrugated Steel

Pipe (terbuka ataupun tertutup), sheet pile, atap, bondek, steel deck, dan

lainnya.

Oleh karena itu, kami ingin menggunakan tugas akhir ini untuk

mengetahui tingkat keefisienan dan kestabilan dari Corrugated Steel

khususnya Corrugated Steel Pipe atau pipa baja bergelombang yang

Ade Darmawan (4110512 0038) I-1


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB I
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Pendahuluan

digunakan untuk jembatan bentang pendek yang dibandingkan dengan

Concrete Box Culvert dengan parameter yang sama.

I.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pemilihan judul ini sebagai Tugas Akhir,

diantaranya:

• Membandingkan Corrugated Steel Pipe dengan Concrete Box Culvert dari

sisi mutu dan harga dengan parameter yang sama.

• Menganalisa struktur Corrugated Steel Pipe untuk tipe Arches (Tipe Multi

Plate Pipe Underpass) dan Concrete Box Culvert dengan parameter yang

sama.

I.3. Pembatasan Masalah

Adapun masalah yang akan kami bahas dalam tugas akhir ini adalah

perbandingan Corrugated Steel Pipe tipe Multi Plate Underpass bentang 6010

tinggi 4680 tebal 6 mm dengan Concrete Box Culvert bentang 6010 dan tinggi

4680 berdasarkan mutu dan biaya pada proyek pembangunan jembatan

bentang pendek yang berlokasi di kawasan Galumpit BSD City Serpong

Tangerang. Mutu yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah kekuatan dari

Corrugated Steel Pipe dan Concrete Box Culvert terhadap beban yang ada.

Sedangkan biaya yang akan dibahas adalah biaya yang diperlukan pada

pengerjaan upper structure atau struktur atas.

Ade Darmawan (4110512 0038) I-2


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB I
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Pendahuluan

I.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini kami menggunakan metode

gabungan antara metode kepustakaan dan metode observasi lapangan. Adapun

referensi untuk metode kepustakaan terlampir dalam daftar pustaka.

Sedangkan hasil dari metode observasi lapangan adalah data tanah dan data

pendukung lainnya.

I.5. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, sistematika penulisannya adalah

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, yang berisikan : latar belakang, alasan

pemilihan judul, tujuan penulisan, pembatasan masalah,

metoda pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

BAB II Dasar teori, yang berisikan : konsep-konsep perencanaan

Corrugated Steel Pipe dan Concrete Box Culvert, juga

perhitungan struktural, serta teori lainnya yang menunjang.

BAB III Metodologi Design, yang berisikan : flow chart pembuatan

tugas akhir, flow chart perencanaan Corrugated steel pipe

dan flow chart perencanaan Concrete box culvert.

BAB IV Analisa struktur, berupa perhitungan dan pembahasannya,

dan juga analisa harga masing-masing struktur sesuai lingkup

yang telah kami batasi.

BAB V Kesimpulan dan saran.

Ade Darmawan (4110512 0038) I-3


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi Corrugated Steel

Menurut W.P. Reyman (American Iron And Steel Institute)

Corrugated Steel adalah suatu profil baja yang dibuat dari lembaran plat

baja yang dibentuk gelombang yang bertujuan untuk menghasilkan

momen inersia yang besar. Sehingga dengan tebal plat yang tipis, profil

tersebut mampu menahan beban diatasnya. Sedangkan Corrugated Steel

Pipe adalah suatu struktur pipa yang terbuat dari lembaran-lembaran plat

baja bergelombang (Corrugated Steel) dengan radius tertentu yang

disatukan dengan menggunakan baut galvanize High Tensile.

Pada Tugas Akhir ini, kami menggunakan Corrugated Steel Pipe

tipe Multi Plate Underpass dengan bentang 6010 m, tinggi 4680 mm, dan

tebal 6 mm. Multi Plate Underpass merupakan tipe dari Corrugated Steel

yang berbentuk bulat pipih, yang terdiri dari lembaran-lembaran plat baja

bergelombang dengan radius tertentu yang disatukan dengan

menggunakan baut galvanize High Tensile. Tujuan dari pemilihan tipe ini

adalah karena lebar sungai lebih besar dibandingkan kedalaman sungai.

Dan juga disisi lain, timbunan minimum sebesar 1 m dan debit peil banjir

sungai harus tetap terpenuhi.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 1


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

II.1.1. Karakteristik Penampang

Karakteristik penampang pada Corrugated Steel Pipe tipe Multi

Plate Underpass dapat dilihat dibawah ini :

a. Bentang (B)

Yang dimaksud dengan “bentang” disini adalah lebar dari Corrugated

Steel Pipe yang tergantung pada lebar sungai atau lebar konstruksi.

Bentang atau lebar yang digunakan pada struktur Multi Plate

Underpass yang digunakan pada proyek ini adalah sebesar 6010 mm.

b. Tinggi (H)

Yang dimaksud dengan “tinggi” disini adalah tinggi dari Corrugated

Steel Pipe yang tergantung pada tinggi sungai atau kedalaman sungai.

Tinggi yang digunakan pada struktur Multi Plate Underpass yang

digunakan pada proyek ini adalah sebesar 4680 mm.

c. Tebal Plat (t)

Merupakan tebal plat yang digunakan pada struktur Corrugated Steel

Pipe. Tebal plat yang digunakan pada struktur Multi Plate Underpass

yang digunakan pada proyek ini adalah sebesar 6 mm.

d. Radius Atas (Rt)

Panjang radius yang digunakan pada pembuatan struktur atas pada

Corrugated Steel Pipe. Pada tipe ini panjang radius atas yang

digunakan adalah sebesar 3005 mm.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 2


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

e. Radius samping (Rh)

Panjang radius yang digunakan pada pembuatan struktur samping pada

Corrugated Steel. Pada tipe ini panjang radius samping yang

digunakan adalah sebesar 897 mm.

f. Panjang Tangent (l)

Panjang tangent adalah panjang satuan garis lurus yang

menghubungkan puncak dan lembah dari penampang profile. Panjang

tangent tegak lurus terhadap jari-jari puncak dan lembah dan besar

sudut yang menghubungkan puncak dan lembah profil. Untuk panjang

tangent pada Corrugated Steel Pipe dengan tebal 6 mm adalah sebesar

26,5 mm (SNI 07-0950-1989).

g. Momen Inersia (Ic)

Momen inersia atau momen kelembaman adalah suatu sifat kekakuan

yang ditimbulkan oleh perkalian luas dengan kuadrat jarak ke suatu

garis lurus. Secara singkat dapat pula diartikan sebagai suatu sifat

kekakuan yang ditimbulkan oleh perkalian luas dengan kuadrat jarak

ke suatu garis lurus, ada 2 macam momen inersia, yaitu :

1. Momen inersia linier

Momen inersia terhadap suatu garis lurus atau sumbu.

2. Momen inersia polar

Momen inersia terhadap satu titik perpotongan dua garis lurus atau

sumbu. Momen inersia atau momen kelembaman digunakan dalam

perhitungan kelengkungan, tekukan, dan puntiran.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 3


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Sedangkan yang dimaksud momen inersia sumbu adalah momen

inersia dimana jarak yang digunakan atas luasan yang diperhitungkan

adalah sumbu simetri benda. Untuk momen inersia pada Corrugated

Steel Pipe dengan tebal 6 mm adalah sebesar 2750 mm4/mm (SNI 07-

0950-1989).

h. Luas Penampang (Ap)

Yang dimaksud dengan luas penampang adalah Area pada profil yang

diperhitungkan untuk menahan beban dan merupakan satu kesatuan

yang saling mendukung. Untuk luas penampang pada Corrugated Steel

Pipe dengan tebal 6 mm adalah sebesar 7.1 mm2/mm (SNI 07-0950-

1989).

i. Momen tahanan atau momen perlawanan (Z)

Momen tahanan adalah momen inersia dibagi dengan jarak netral

kesisi yang terkena gaya. Besar Momen perlawanan pada Corrugated

Steel Pipe dengan tebal 6 mm adalah sebesar 88 mm3/mm (SNI 07-

0950-1989).

j. Jari - jari girasi (r)

Jari – jari girasi untuk suatu area bidang didefinisikan sebagai akar dari

momen inersia untuk area tersebut dibagi dengan luasnya.

Ix Iy
rx = ry =
A A

Dimana : rx = jari – jari girasi terhadap sumbu x

ry = jari – jari girasi terhadap sumbu y

Ix = Momen inersia terhadap sumbu x


Ade Darmawan (4110512 0038) II - 4
“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Iy = Momen inersia terhadap sumbu y

A = Luas penampang

Berdasarkan SNI 07-0950-1989, panjang jari-jari girasi yang

digunakan adalah 19.7 mm

k. Mutu Baja (fy)

Mutu baja (fy) adalah nilai karakteristik batas leleh bagi baja,

merupakan suatu nilai di mana hasil pengujian yang boleh berada di

bawah nilai ini tidak boleh lebih dari 5%.

l. Modulus Elastisitas (E)

Modulus elastisitas atau modulus young adalah sebuah konstante

bahan yang mempunyai nilai tertentu untuk suatu bahan tertentu. Tiap

bahan mempunyai modulus elastisitas E sendiri yang memberikan

gambaran mengenai perilaku bahan itu bila mengalami beban tarik

atau beban tekan. Bila nilai E semakin kecil, akan semakin mudah bagi

bahan untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan.

m. Ultimate Seam Strength (Uss)

Adalah batas sambungan arah memanjang pada sambungan antar plat

pada Corrugated Steel Pipe. Besar Ultimate Seam Strength ini telah

diatur pada SNI 07-0950-1989, dimana untuk besar Ultimate Seam

Strength dengan tebal 6 mm adalah sebesar 1430 KN/m.

Ukuran penampang Corrugated Steel yang digunakan di Indonesia

dibedakan menjadi 2 ukuran, yaitu :

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 5


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

1. Corrugations 100 x 20 mm

Gambar 2.1. Gelombang Nestable Flange E-100

Sectional Properties of Corrugated Sheet

Momen
Tebal Panjang Inersia Luas Momen Radius
terhadap
Plat Tangent sumbu Penampang Perlawanan Girasi
t l I A W r
(mm) (mm) (mm4/mm) (mm2/mm) (mm3/mm) (mm)
1,6 23,39 79,02 7,317 7,317 6,76
2,0 22,96 96,85 8,805 8,805 6,65
2,5 22,59 118,38 10,523 10,523 6,58
3,0 22,07 145,60 12,660 12,660 6,66
3,5 21,61 158,46 13,486 13,486 6,43
Tabel 2.1. Data propertis Nestabel Flange E-100

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 6


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

2. Corrugations 200 x 50 mm

Gambar 2.2. Gelombang Multi Plate

Sectional Properties of Corrugated Sheet

Momen
Tebal Panjang Sudut Inersia Luas Momen Radius
terhadap
Plat Tangent sumbu Penampang Perlawanan Girasi
t l ∆ I A W r
(mm) (mm) (˚) (mm4/mm) (mm2/mm) (mm3/mm) (mm)
3,0 32,2 45,2 1330 3,5 46 19,5
3,5 31,3 45,5 1580 4,15 53 19,5
4,0 30,4 45,7 1800 4,7 60 19,6
5,0 28,4 46,3 2300 5,9 74 19,6
6,0 26,5 47,0 2750 7,1 88 19,7
7,0 24,7 47,7 3200 8,3 103 19,7
Tabel 2.2. Data Propertis Multi Plate

II.1.2. Keunggulan

Menurut W.P. Reyman (American Iron And Steel Institute) produk

corrugated steel telah digunakan selama 75 tahun di setiap sektor penting

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 7


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

dalam bidang konstruksi. Parameter material dalam design telah

menempatkan corrugated steel menjadi produk yg mudah digunakan.

Tehnik yang sederhana, merupakan alasan mengapa para engineer memilih

menggunakan corrugated steel dalam pekerjaan konstruksinya.

Alasan yang paling mendasar mengapa para engineer lebih

memilih Corrugated Steel Pipe dari pada produk yang lain adalah

spesifikasi material dan komponen pendukungnya yang tidak memerlukan

analisa yang cermat dalam penggunaannya.

Dalam mengevaluasi keunggulan dari produk Corrugated Steel

atau disebut juga sebagai Analysis nilai, pihak engineer telah meyakini

bahwa Corrugated Steel telah menempatkan dirinya dalam sebuah produk

yg unggulan dan memiliki nilai yang cukup baik untuk owner dan

konstruksi itu sendiri.

Analysis nilai dari segi penggunaan material dan design diantaranya :

1. Memiliki faktor keamanan yang cukup baik untuk perubahan

kondisi, misalnya pertambahan beban yang tidak terlalu signifikan

tanpa mengurangi nilai kekuatan material itu sendiri.

2. Dapat mencegah penurunan yang berlebihan, yang diakibatkan

dengan gerak dinamis tanpa cacat.

3. Pemasangan yang mudah.

4. Persiapan engineer yang minimum, hingga menghemat waktu.

5. Karena beratnya yang ringan, menyebabkan pondasi yang

digunakan pun menjadi minimum.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 8


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Analysis nilai dari segi pemasangan :

1. Karena berat sendiri yang ringan, sehingga alat bantu yang

digunakan pun menjadi minimum.

2. Tidak memerlukan tenaga kerja ahli dalam pemasangannya.

3. Karena pabrikasi dilaksanakan dipabrik, menyebabkan tenaga kerja

yang diperlukan pun menjadi sedikit.

4. Karena pekerjaan konstruksinya sedikit, maka tidak memerlukan

banyak inspeksi lapangan oleh para engineer untuk mengecek

kondisi terpasang.

5. Siap pakai, mudah diperakitannya, dan mudah mobilisasinya.

6. Tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi alam dalam

pemasangannya.

7. Dan lebih tahan terhadap cuaca dan panas.

Keunggulan secara langsung :

1. Material dapat dipasang ditempat atau dipasang terlebih dahulu

baru ditempatkan, sesuai dengan keperluan dan kondisi lapangan.

2. Menggunakan sedikit penanganan dalam pengerjaannya

3. Material yang digunakan memudahkan pekerjaan.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 9


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

II.1.3. Macam dan kegunaan

Menurut W.P. Reyman (American Iron And Steel Institute)

berdasarkan tujuan penggunaannya, bentuk gelombang Corrugated Steel

dibedakan menjadi 2 ukuran, yaitu :

a. Type Nestable Flange E-100

Tipe Nestable Flange E-100, yaitu pipa baja bergelombang yang

terdiri dari 2 tangkup setengah lingkaran yang pada pelaksanaannya

kedua tangkup tersebut disatukan dengan baut galvanis. Biasanya tipe

ini digunakan untuk saluran drainase baik terbuka maupun tertutup.

b. Type Multi Plate

Tipe Multi Plate atau tipe besar yaitu pipa baja bergelombang yang

terdiri dari beberapa plat yang disatukan dengan baut high tensile. Tipe

Multi Plate ini sendiri dibagi lagi menjadi beberapa tipe, yaitu :

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 10


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

No. Deskripsi Ukuran Penggunaan

1 Multi Plate Pipe


Dia. 1500 s.d 8550 Drainase, Jembatan,
Tebal 3 s.d 7 mm Tunnel, dll.

2 Multi Plate Pipe Arches


Bentang 1850 s.d 6350 Drainase, Jembatan,
Tinggi 1550 s.d 3950 Tunnel, Conveyor
Tebal 3 s.d 7 mm tunnel, dll.

3 Multi Plate Arches


Bentang 2000 s.d 8500 Jembatan, Tunnel
Tinggi 890 s.d 4210 Conveyor tunnel, dll.
Tebal 3 s.d 7 mm

4 Multi Plate Underpass


Bentang 3220 s.d 6010 Drainase, Jembatan,
Tinggi 2780 s.d 4680 Tunnel, Conveyor
Tebal 3 s.d 7 mm tunnel, dll.

5 Horizontal Elipse
Bentang 3110 s.d 123700Jembatan, Tunnel
Tinggi 2120 s.d 9260 Conveyor tunnel, dll.
Tebal 7 mm

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 11


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

6 Pear Shapes
Bentang 7210 s.d 8100 Drainase, Jembatan,
Tinggi 7820 s.d 8610 Tunnel, Conveyor
Tebal 7 mm tunnel, dll.

7 High Profile Arches Shape


Bentang 6290 s.d 11600 Drainase, Jembatan,
Tinggi 3360 s.d 7240 Tunnel, Conveyor
Tebal 7 mm tunnel, dll.

8 Low Profile Arches Shapes


Bentang 3220 s.d 6010 Drainase, Jembatan,
Tinggi 2770 s.d 4320 Tunnel, Conveyor
Tebal 7 mm tunnel, dll.

Tabel 2.3. Tipe-tipe Multi Plate

II.1.4. Metode Perhitungan

Metode perhitungan pada struktur Corrugated Steel Pipe type Multi

Plate Underpass dapat dilihat sebagai berikut :

II.1.4.1 Data Tanah

Data tanah yang digunakan pada perhitungan Corrugated Steel

Pipe adalah hanya berat jenis tanah (γs). Berat jenis tanah (γs) adalah

perbandingan antara berat tanah seluruhnya dengan isi tanah seluruhnya.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 12


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

II.1.4.2 Perhitungan Beban

II.1.4.2.1 Beban hidup

Perhitungan analisa beban (beban mati dan beban hidup) pada

Corrugated Steel Pipe mengacu pada SK.SNI T-02-2005 tentang

pembebanan untuk jembatan. Beban mati yang dimaksud adalah semua

beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan, berat urugan pada

jembatan dan berat struktur yang ada di atas jembatan. Sedangkan beban

hidup yang dimaksud adalah semua beban yang berasal dari berat

kendaraan-kendaraan/lalu lintas/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja

pada jembatan. Besar beban hidup (beban truck) menurut peraturan

tersebut adalah sebesar 225 kN per as roda, dimana pembagian

pembebanan truck dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 2.3. Spesifikasi truck

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 13


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

II.1.4.2.1 Beban mati

Beban mati adalah beban yang diakibatkan oleh berat sendiri bangunan,

dan beban-beban lainnya yang berada dalam keadaan tetap baik besar

maupun posisinya. Pada perhitungan struktur ini, beban mati yang

diperhitungkan adalah

1. Berat Sendiri Struktur

Wc := γc ⋅L⋅b ⋅t

W : Berat Sendiri Struktur dalam - kg

γ : Berat Jenis Struktur

- Beton Bertulang : 2400 kg/m3

- Beton Tidak Bertulang : 2200 kg/m3

- Pasangan Batu Belah : 2200 kg/m3

- Batu Pecah : 1450 kg/m3

- Batu Alam : 2600 kg/m3

b : Lebar Span - m

L : Panjang Span dalam - m

t : Tebal Cover – m

2. Berat Sendiri Konstruksi yang Berada diatas struktur

Adapun konstruksi yang memungkinkan berada diatas struktur, yaitu

a. Tanah Timbunan yang Berada diatas Stuktur

Beban ini diasumsikan sebagai beban merata per 1m

b. Pembatas Jalan

Contoh : Guard Rail, Pipe Rail , Tembok Beton Pembatas dll

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 14


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

c. Pembatas Lajur

Contoh : Betonan, pasangan bata dll

d. Manual Traffic

Contoh : Lampu merah, Rambu Jalan dll

II.1.4.3 Design Pressure (Pv)

Untuk Corrugated steel yang memiliki bentang atau diameter yang

besar, jumlah beban dapat dikurangi dengan factor “Kf” yang tergantung

pada densisitas tanah sebagai berikut :

a. Untuk densisitas 85%, Kf : 0,86.

b. Untuk densisitas 90%, Kf : 0,75.

c. Untuk densisitas 95%, Kf : 0,65.

Jika tinggi timbunan kurang dari satu kali diameter atau bentang

Corrugated steel, maka total bebannya tetap atau “Kf” : 1. Nilai faktor

“Kf” dapat pula dicari berdasarkan grafik 2.1 AS 2042-1984 sebagai

berikut :

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 15


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Gambar 2.4. Hubungan faktor beban dan pemadatan tanah

Pv = Kf x (DL + LL), dimana H ≥ B

Pv = (DL + LL), dimana H < B

Dimana : Pv = Design Pressure, kPa

Kf = Faktor beban

DL = Beban Mati, kPa

LL = Beban Hidup, kPa

H = Tinggi timbunan, m

B = Bentang atau diameter, m

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 16


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

II.1.4.4 Ring Compression (RC)

Tekanan yang terjadi disekeliling ring, sama dengan tekanan sudut

pada ring dikalikan dengan radius ring (RC = P x R). Tekanan tersebut

adalah tekanan yang terjadi yang harus bisa ditahan oleh baja. Tekanan

ring adalah beban aksial kali radius ring.

Untuk mengkonversikan struktur, dimana bentuk corrugated steel

tersebut busur (Arches) atau semi lingkaran, maka nilai radiusnya adalah

setengah dari bentang.

Gambar 2.5. Tekanan ring

S
RC = Pv x
2

Dimana : RC = Ring Compression, KN/m

Pv = Design Pressure, kPa

B = Bentang atau Diameter, m

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 17


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

II.1.4.4 Ultimate Compressive Wall Stress (Fult)

Tegangan ultimate (Fult) untuk struktur Corugated steel dengan kepadatan

timbunan 85% sesuai dengan standar densisitas AASHTO dan tegangan

leleh minimum 33000 Psi. Sedangkan tegangan ultimat yang terjadi pada

dinding pipa dapat dilihat dalam persamaan berikut :

Fult = fv = 230 MPa, jika D / r < 294

Fult = 275 – [ 558 x 10-6 (D / r)2 ] MPa, jika (D / r) > 294 dan < 500

34 x 106

Fult = MPa, jika (B / r) > 500

(B / r)2

Dimana : B = Diameter atau bentang, m

r = Jari-jari girasi

Tegangan ultimate adalah dua kali tegangan design.

Fa = fult / 2.

II.1.4.5 Thickness (Aact)

Luas penampang dinding ring adalah tegangan ring ( C ) dibagi tegangan

design (fa).

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 18


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

II.1.4.6 Check handling stiffener (FF)

Pengaku Corrugated Steel yang diperlukan dalam penanganan dan

instalasi tanpa menggunakan bracing dapat dihitung dengan rumus. FF

dapat dihitung berdasarkan ukuran, bentuk, dan ketebalan pelat dari

Corrugated Steel.

FF = ( B2 / EI )

Dimana : E = Modulus elastis, 200 x 103, MPa

B = Diameter atau Span, mm

I = Momen inersia dinding ring, mm4/mm

Nilai rekomendasi dari FFmax adalah sebagai berikut :

a. Dengan alat sambung Rivets, FF : 0,250

b. Dengan alat sambung Baut, FF : 0,115

c. Untuk pipa busur, FF : 1,5 x FF standar.

d. Untuk bentuk busur, FF : 1,3 x FF standar

II.1.4.7 Check Seam Strength

Check Seam strength dapat dihitung dengan membagi Allowable seam

strength dengan factor keamanan yaitu 2. Nilai design ultimate untuk alat

sambung Baut sebagai berikut :

a. Kekuatan alat sambung untuk beban rel kereta api : kekuatan alat

sambung / 3,3

b. Kekuatan alat sambung untuk beban jalan raya : kekuatan alat

sambung / 2

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 19


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Batas Beban Sambung Arah Memanjang

Tebal plat Batas beban pada sambungan berbaut (KN)


t (mm) 10 baut/m 15 baut/m 20 baut/m

3.0 650 900 1150


3.5 815 1060 1400
4.0 930 1220 1660
5.0 1180 1560 2170
6.0 1430 1900 2680
7.0 1630 2080 3170

Tabel 2.4. Batas beban sambungan arah memanjang

II.1.4.8 Minimum Cover (H1)

Untuk situasi umum, timbunan minimum harus bisa menahan beban hidup

yang berada diatasnya. Sedangkan tebal timbunan untuk beban rel kereta

api adalah Diameter atau bentang dibagi 4 (B / 4) atau 1 m (diambil yang

paling besar). Dan tebal timbunan untuk beban jalan raya adalah diameter

atau bentang dibagi 6 atau 0,6 m (diambil yang paling besar).

II.1.4.9 Check Haunch Pressure (Ph)

Bentuk pipa busur digunakan apabila bentang dan tinggi struktur tidak

sama besar. Pada bentuk busur, tekanan yang paling besar adalah pada

struktur sudut. Oleh karena itu disisi sudut tegangan bahan didisain lebih

besar dan densisitas tanahnya pun lebih tinggi. Dengan mengasumsikan

momen yang terjadi pada dinding adalah nol, tegangan yang terjadi pada

dinding sel (C) adalah sama besar. Dengan nilai C : Pv x Rt. Sedangkan

tegangan pada sudut sebagai berikut :

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 20


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Tegangan sudut, Ph : Pv x ( Rt / Rc)

Dimana : Ph = Tegangan yang terjadi pada tanah disudut, kPa.

Ph maks = 300 Kpa.

Rt = Jari-jari atas, mm

Rc = Jari-jari di sudut, mm

Pv = Design pressure, kPa

Gambar 2.6. Tekanan samping

II.2. Concrete Box Culvert

II.2.1. Definisi dan Fungsi Concrete Box Culvert

Concrete Box Culvert adalah suatu konstruksi beton penahan tanah

dimana diatas konstruksi tersebut digunakan untuk keperluan lainnya.

Contoh penggunaan culvert adalah : apabila di atas sebuah aliran sungai

hendak di buat jalan raya yang menghubungi tepi sungai satu dengan yang

di seberangnya, atau di bawah suatu jalan hendak di buat sebuah jalur

pemipaan, dan sebagainya.

Konstruksi culvert beton terdiri dari tiga (3) bagian, yakni :

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 21


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

1. Cover

Cover adalah bagian dari culvert yang terdapat di bagian atas.

Cover ini berfungsi untuk menahan beban dari struktur yang berada di

atas struktur culvert.

2. Dinding/Wall

Dinding adalah bagian yang berada di kedua sisi culvert. Dinding

ini berfungsi untuk menahan beban dari struktur bagian samping.

Apabila di samping culvert yang kita design tidak ada bangunan

konstruksi lain, maka beban struktur disamping hanya berupa tekanan-

tekanan tanah. Bahan yang digunakan di belakang dinding disebut

dengan tanah urugan (backfill). Tanah urugan ini sebaiknya dipilih dari

bahan lolos air atau tanah berbutir seperti pasir, kerikil. Tanah

lempung sangat tidak disarankan digunakan sebagai tanah urugan. Hal

ini disebabkan karena tanah lempung bersifat menyerap air. Air yang

diserap tanah urugan nantinya berubah menjadi beban samping

tambahan bagi dinding culvert.

3. Slab/Plate

Slab adalah bagian dari culvert yang berada di bagian bawah.

Tidak semua culvert di design memakai slab. Untuk jenis culvert yang

berfungsi untuk membatasi aliran sungai, tidak menggunakan slab.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 22


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

II.2.2. Metode Perhitungan

Metode perhitungan pada struktur Concrete Box Culvert dapat

dilihat sebagai berikut :

II.2.2.1 Data tanah

Data tanah yang digunakan dalam perhitungan struktur Concrete

Box Culvert adalah berat jenis tanah dan sudut geser tanah. Seperti yang

telah dibahas diatas,

1. Berat jenis tanah, merupakan perbandingan antara berat tanah

seluruhnya dengan isi tanah seluruhnya.

2. Kohesi tanah (c) atau besarnya daya rekat tanah pada suatu benda yang

menempel padanya.

3. Sudut geser tanah (φ), merupakan arah atau pola gelincir tanah apabila

di berikan beban.

4. Koefisien tekanan tanah dalam keadaan statis (K0) adalah besaran yang

mewakili pengaruh tekanan tanah akibat tanah yang ada diatasnya

dimana tanah tidak terbebani.

5. Koefisien bentur pada muatan hidup merupakan ratio yang dapat

mewakili besarnya tekanan tanah pada kedalaman tertentu yang terjadi

akibat beban pada permukaan tanah.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 23


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Koefisien besar dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tebal tanah penutup Koefisien bentur

H1 < 1,5 m 0,5

1,5 ≤ H1 < 6,5 0,65 – 0,1 H1

6,5 ≤ H1 0

Tabel 2.5. Koefisien bentur

6. Konstanta spring adalah tetapan yang mewakili kemampuan tanah

untuk bertahan pada posisinya. Konstanta spring sangat bergantung

pada daya rekat an dan massajenis tanah. Konstanta spring juga dapat

didefinisikan sebagai daya tekan tanah persatuan volume.

II.2.2.2 Perhitungan tekanan tanah

1. Dinding

Dalam kasus ini, beban pada dinding adalah beban yang

diakibatkan oleh tekanan tanah. Tekanan tanah yang terjadi dapat

dibedakan menjadi tiga keadaan, yaitu : tekanan tanah diam, tekanan

tanah aktif dan tekanan tanah pasif.

a. Tekanan Tanah Aktif

Dikatakan tekanan tanah aktif apabila pada dinding /

tembok penahan tanah seakan – akan bergerak pada saat terkena

tekanan tanah menjauhi massa tanah. Dalam keadaan demikian

blok tanah akan tergelincir sepanjang bidang runtuh.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 24


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

β
? Gerakan

G Blok Tanah

Bidang
R
Runtuh G
Ea
δ
Ea
δ
Poligon Gaya
Ea
ν R
Dinding

KESEIMBANGAN GAYA

Gambar 2.7. Keseimbangan gaya pada tekanan tanah aktif

Geseran G
(eav)
Tegangan
Geser

Ea Ea

Tekanan Tanah aktif

DIAGRAGM TEGANGAN / TEKANAN

Gambar 2.8. Diagram tegangan/regangan tanah aktif

eah = Kah . Pv

Pv =γ.h

eah = Kah . γ . h

eav = eah . tgς

eah : Komponen horizontal tekanan tanah aktif

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 25


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

eav : Komponen vertikal tekanan tanah aktif (Gesekan antara

dinding dan tanah)

Ea : Tekanan total tekanan tanah aktif

G : Berat tanah

R : Resultante / tahanan akibat Ea & G

Kah : Koefisien tekanan tanah aktif

( cos( φ + α ) ) 2
Kah :=
sin( φ + δ ) ⋅sin( φ − β ) 
2

( cos ( α ) ) ⋅ 1 +
2

 cos ( δ + α ) ⋅cos ( β + α ) 

α : Sudut permukaan dinding bagian belakang

β : Sudut kemiringan permukaan tanah

Pv : Gaya tekan arah vertikal akibat Tanah

γ : Berat Jenis Tanah

h : Tinggi Tanah yang Berada Diatas Struktur yang Ditinjau

ς : Sudut gesekan antara tanah dan dinding

0 - φ/3 : Untuk Tanah Kohessive

φ/3 – 2/3 φ : Untuk Tanah non kohessive

φ : Sudut geser dalam tanah

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 26


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

β
β
Permukaan β
Tanah

δ δ
δ

Dinding
α α

Gambar 2.9. sudut geser pada tanah aktif

Tekanan tanah aktif yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa

hal, diantaranya :

1. Pengaruh Kohesi pada Tekanan Tanah Aktif

Nilai kohesi tanah akan menambah kekuatan geser sepanjang

bidang gelincir (bidang runtuh) dan permukaan dinding,

sehingga akan mengurangi tekanan tanah. Pengurangannya

adalah sebesar :

eac := −2⋅c ⋅ Kah

eac : Tekanan tanah aktif akibat kohesi tanah

c : Kohesi tanah

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 27


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

-2C.√Kah

hc

+ =

Kah.γ.h
-2C.√Kah (Kah.γ.h)-
(-2C.√Kah)

Gambar 2.10. Pengaruh kohesi pada tanah aktif

eah := Kah⋅γ ⋅H − 2 ⋅c ⋅ Kah

c
hc := z⋅
γ ⋅ Kah

Tekanan tanah dari H = 0 sampai dengan H = hc adalah

negative, sehingga tanah berada dalam keadaan tertarik.

Akibatnya akibat timbul retak – retak vertical antara dinding

dan tanah sampai sedalam “hc”.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 28


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

2. Pengaruh Beban Permukaan (Surcharge) “P”

Surcharge "P"

+ =

Kah.P Kah.γ.h Kah.(P.γ.h)

Gambar 2.11. Pengaruh beban permukaan “P” pada tanah aktif

eah := Kah⋅P + Kah⋅γ ⋅H

eah := Kah⋅( P + γ ⋅H)

3. Pengaruh Lapisan Tanah yang Berbeda

Apabila tanah terdiri dari lapisan – lapisan tanah yang berbeda,

kita dapat menganggap masing-masing lapisan yang ada

diatasnya sebagai beban tambahan (surcharge) “P” terhadap

lapisan yang dihitung.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 29


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Contoh kasus :

h1 Kah1.γ1 Kah1.γ1.h1
γ1.h1

Kah1.γ1.h1
Kah2.γ1.h1
h2 Kah2.γ2
+ γ1.h1
Kah2.(γ1.h1+γ2.h2)
γ2.h2

Kah2.γ1.h1 Kah2.γ2.h2
Kah3.(γ1.h1+γ2.h2)

h3 Kah3.γ3 +

Kah3.(γ1.h1+γ2.h2+γ3.h3)

Kah3.(γ1.h1+γ2.h2) Kah3.(γ3.h3)

Gambar 2.12. Pengaruh lapisan tanah berbeda pada tanah aktif

a. Tekanan tanah pada lapisan 1 sesuai dengan keadaan

normal.

eah := Kah⋅γ ⋅h1

b. Tekanan tanah pada lapisan 2, lapisan 1 dianggap sebagai

beban tambahan (surcharge)pada lapisan 2.

Surcharge : P = γ1. h1

Surcharge “P” menyebabkan tekanan sebesar “Kah2 . P”

adalah beban yang harus ditambahkan pada lapisan 2 yang

beban dasarnya sebesar “Kah2 . γ2 . h2

c. Pada lapisan 3, lapisan 1 dan lapisan 2 dianggap sebagai

beban tambahan pada lapisan 3.

Surcharge “P” sebesar : P = γ1 . h1 + γ2 . h2

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 30


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Surcharge “P” menyebabkan terjadinya beban tambahan

pada lapisan 3 sebesar “Kah3 . (γ1 . h1 + γ2 . h2)” terhadap

beban dasar yang sebesar “Kah3 . γ3 . h3”

Distribusi tekanan tanahnya di peroleh dengan menjumlahkan

semua sumbangan tekanan dari masing-masing lapisan.

4. Pengaruh muka Air Tanah

Apabila ada muka air tanah sedalam “z” dibawah permukaan

tanah, maka pengaruh tekanan tanah dan tekanan air harus

dipisahkan.

γ 1 .h 1
h1

K a h. γ 1 .h 1

h2 + + =

K ah . γ .h 1 K a h. γ ef.h2 γ w .h 2

Gambar 2.13. Pengaruh muka air tanah pada tanah aktif

5. Pengaruh Beban Titik

G
a

a
P = N /2 a 2a

Gambar 2.14. Pengaruh beban titik pada tanah aktif

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 31


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

6. Pengaruh Beban Permukaan “q” pada Jarak – x dari dinding.

Pengaruh tersebut dimulai pada saat garis “-----“ berpotongan

pada dinding yang di bentuk dengan sudut “φ”. Mulai dari titik

ini pengaruh bertambah sampai mencapai nilai maksimum.

Nilai maksimumnya dimulai dari bidan runtuh dengan

kemiringan “v” yang berpotongan pada dinding.

x
q

max
Kah.q

Gambar 2.15. Pengaruh beban permukaan “q” pada jarak x pada

tanah aktif.

b. Tekanan Tanah Diam

Dikatakan terjadi tekanan tanah diam apabila tidak terjadi gerakan

pada dinding, atau dinding itu tidak diperbolehkan bergerak.

Dalam hal perhitungan secara struktur sama halnya dengan tekanan

tanah aktif. Yang menbedakan adalah nilai koefisien tekanan tanah

diam.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 32


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

β
Ko := 1 − sin( φ ) + cos ( φ ) − ( 1 − sin( φ ) ) ⋅
φ

c. Tekanan Tanah Pasif

Dikatakan terjadi tekanan tanah pasif pada dinding / tembok

penahan tanah, apabila dinding seakan-akan bergerak menekan

massa tanah.

Seperti halnya pada tekanan tanah aktif, tekanan tanah pasif pada

kedalaman “h” juga sebanding dengan tekanan tanah vertikalnya.

? ? ? ?
G

Ep
δ

δ
Bidang
Ep Runtuh

ν
Dinding R
R
KESEIMBANGAN GAYA G

Ep

Poligon Gaya

Gambar 2.16. Keseimbangan gaya pada tanah pasif

Geseran
(epv)

h
Tegangan
Geser

Tegangan
Normal
Eph Eph
Dinding
Tekanan Tanah Pasif

DIAGRAGM TEGANGAN / TEKANAN

Gambar 2.17. Diagram tegangan/tekanan pada tanah pasif

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 33


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Tekanan tanah Pasif horizontal dapat dinyatakan :

eph := Kph⋅Pv

eph := Kph⋅γt⋅h

epv := eph⋅tan( δ )

eph : Komponen horizontal tekanan tanah pasif

epv : Komponen vertical tekanan tanah pasif

Kph : Koefisien tekanan tanah pasif

( cos ( φ − α ) ) 2
Kph :=
sin( φ − δ ) ⋅sin( φ + β ) 
2
( cos ( α ) ) 2 ⋅ 1 −
 cos ( δ − α ) ⋅cos ( β + α ) 

ς : Sudut gesekan antara tanah dan dinding

φ : Untuk Tanah Kohessive

φ/3 Æ φ < 250 : Untuk Tanah non kohessive

2φ/3 Æ φ > 250 : Untuk Tanah non kohessive

φ : Sudut permukaan dinding bagian belakang

φ : Sudut kemiringan permukaan tanah

Pv : Gaya tekan arah Vertical akibat Tanah

γ : Berat Jenis Tanah

h : Tingi Tanah yang Berada Diatas Struktur yang Ditinjau

φ : Sudut geser dalam tanah

Seperti halnya tekanan tanah aktif yang terjadi dapat dipengaruhi

oleh beberapa hal, diantaranya :

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 34


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

1. Pengaruh Kohesi pada Tekanan Tanah Pasif

Berbeda dengan tekanan tanah aktif, pada tekanan tanah pasif

nilai kohesi tanah akan mengurangi kekuatan geser sepanjang

bidang gelincir (bidang runtuh) dan permukaan dinding,

sehinga akan menambah tekanan tanah. Pengurangannya

adalah sebesar :

epc := 2⋅c ⋅ Kph

+ =

Kph. γ t.h
2C . √ K ph (Kah. γ t . h)+
(2C . √ K ah)

Gambar 2.17. Pengaruh kohesi pada tanah pasif

epc : Tekanan tanh Pasif akibat kohesi tanah

c : Kohesi tanah

eph := ( Kph⋅γ ⋅H) + ( 2⋅c ⋅ Kph)

c
hc := z⋅
γ ⋅ Kph

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 35


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

2. Pengaruh Beban Permukaan (Surcharge) “P”

Surcharge "P"

+ =

Kph.P Kph. γ .h Kph.(P. γ .h)

Gambar 2.18. Pengaruh beban permukaan “P” pada tanah pasif

eph := ( Kph ⋅P) + ( Kph ⋅γ ⋅H)

eph := Kph⋅( P + γ ⋅H)

3. Pengaruh Lapisan Tanah yang Berbeda

Apabila tanah terdiri dari lapisan – lapisan tanah yang berbeda,

kita dapat menganggap masing-masing lapisan yang ada

diatasnya sebagai beban tambahan (surcharge) “P” terhadap

lapisan yang dihitung.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 36


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Contoh kasus :

h1 Kph1. γ1 Kph1. γ1.h1


γ1.h1

Kph1. γ1.h1
Kph2. γ1.h1
h2 Kph2. γ2
+ γ1.h1
Kph2.( γ1.h1+ γ2.h2)
γ2.h2

Kph2. γ1.h1 Kph2. γ2.h2


Kph3.( γ1.h1+ γ2.h2)

h3 Kph3. γ3 +

Kph3.( γ1.h1+ γ2.h2+ γ3.h3)

Kph3.( γ1.h1+ γ2.h2) Kph3.( γ3 .h3)

Gambar 2.19. Pengaruh lapisan tanah berbeda pada tanah pasif

Tekanan tanah pada lapisan 1 sesuai dengan keadaan normal.

eph := Kph⋅γ ⋅h1

a. Tekanan tanah pada lapisan 2, lapisan 1 dianggap sebagai

beban tambahan (surcharge) pada lapisan 2.

Surcharge : P = γ1. h1

Surcharge “P” menyebabkan tekanan sebesar “Kph2 . P”

adalah beban yang harus ditambahkan pada lapisan 2 yang

beban dasarnya sebesar “Kph2 . γ2 . h2

b. Pada lapisan 3, lapisan 1 dan lapisan 2 dianggap sebagai

beban tambahan pada lapisan 3.

Surcharge “P” sebesar : P = γ1 . h1 + γ2 . h2

Surcharge “P” menyebabkan terjadinya beban tambahan

pada lapisan 3 sebesar “Kph3 . (γ1 . h1 + γ2 . h2)” terhadap

beban dasar yang sebesar “Kph3 . γ3 . h3”

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 37


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Distribusi tekanan tanahnya di peroleh dengan menjumlahkan

semua sumbangan tekanan dari masing-masing lapisan.

4. Pengaruh muka Air Tanah

Apabila ada muka air tanah sedalam “z” dibawah permukaan

tanah, maka pengaruh tekanan tanah dan tekanan air harus

dipisahkan.

γ1.h1
h1

Kph.γ1.h1

h2 + + =

Kph.γ.h1 Kph.γef.h2 γw.h2

Gambar 2.20. Pengaruh muka air tanah pada tanah pasif

5. Pengaruh Beban Titik

G
a

a
P = N /2 a 2a

Gambar 2.21. Pengaruh beban titik pada tanah pasif

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 38


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

6. Penaruh Beban Permukaan “q” pada Jarak – x dari dinding.

Pengaruh tersebut dimulai pada saat garis “-----“ berpotongan

pada dinding yang di bentuk dengan sudut “φ”. Mulai dari titik

ini pengaruh bertambah sampai mencapai nilai maksimum.

Nilai maksimumnya dimulai dari bidang runtuh dengan

kemiringan “v” yang berpotongan pada dinding.

max
Kph.q
G

Gambar 2.22. Pengaruh beban permukaan “q” pada jarak x pada

tanah pasif.

2. Slab

Beban yang dipikul oleh slab pada struktur ini sama halnya dengan

beban yang berlaku pada cover, karena memiliki fungsi yang sama.

Hanya saja pada struktur slab, tidak terdapat beban mati akibat tanah

timbunan diatasnya.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 39


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Menurut Suyono Sosrodarsono dan Kazuto Nakazawa (2005) pada

pengaplikasian beban-beban tersebut diatas, maka perhitungan terhadap

beban hidup untuk gorong-gorong beton kotak (Concrete Box Culvert)

dapat di permudah berdasarkan tebal timbunan di atas gorong-gorong,

yaitu :

1. Bila tebal tanah penutup kurang dari 3,5 m.

Dalam keadaan ini perhitungan dibuat dalam 2 kombinasi (seperti

gambar dibawah) dan bila momen lentur dan gaya geser pada tiap-tiap

titik telah didapat dari kedua perhitungan kombinasi tersebut, maka

salah satu hasil yang lebih besar yang dipakai untuk perencanaan

penampang.

Gambar 2.23. Kombinasi beban (Bila tebal tanah penutup kurang dari 3,5 m)

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 40


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Gambar 2.24. Penyebaran beban hidup

Gambar 2.25. Tekanan tanah mendatar diberikan oleh beban pembebanan

2. Bila tebal tanah penutup lebih besar dari pada 3,5 m.

Dalam hal ini tidak ada masalah jika gaya-gaya penampang didapat

dari kombinasi pembebanan dalam gambar berikut :

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 41


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Gambar 2.26. Kombinasi beban (Bila tebal tanah penutup lebih besar dari 3,5 m)

II.2.2.3 Perhitungan Penulangan

Pada perhitungan penulangan struktur concrete box culvert haruslah

dihitung per bagian struktur, yaitu struktur cover, dinding, dan slab.

Metode perhitungan semua bagian struktur tersebut pada prinsipnya sama,

namun yang membedakan adalah beban yang bekerja disetiap struktur

tersebut, agar kita dapat merencanakan dengan efisien. Metode

perhitungan dapat mengikuti langkah-langkah berikut, yaitu :

1. Hitung momen yang terjadi dari beban yang ada

2. Tentukan tinggi efektif struktur.

Untuk menghitung tinggi efektif struktur dapat menggunakan rumus :

d = h – p - φseng - φut

Dimana :

d = tinggi efektif struktur.

h = tinggi rencana struktur.

φut = diameter tulangan utama yang diperkirakan dahulu.


Ade Darmawan (4110512 0038) II - 42
“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

φseng = diameter tulangan sengkang yang diperkirakan dahulu.

p = tebal selimut beton.

Berdasarkan SKSNI T15-1991-03 tebal minimum selimut beton

telah diatur berdasarkan fungsi dari struktur yang sedang direncanakan,

yaitu seperti table dibawah ini :

Bagian Yang tidak langsung Yang langsung

konstruksi berhubungan dengan tanah berhubungan dengan tanah

& cuaca & cuaca

Lantai / dinding φD-36 dan lebih kecil = 20 φD-36 dan lebih kecil = 40

’> φD-36 = 40 ’> φD-36 = 50

Balok Seluruh dia. = 40 φD-16 dan lebih kecil = 40

’> φD-16 = 50

Kolom Seluruh dia. = 40 φD-16 dan lebih kecil = 40

’> φD-16 = 50

Tabel 2.6. Tebal minimum selimut beton.

3. Hitung ρreq (Rasio Tulangan yang dibutuhkan)

Menurut Gideon H. Kusuma dan W.C. Vis (Erlangga) rasio tulangan

(ρ) merupakan suatu bilangan yang dapat mewakili perbandingan

antara luas penampang profil struktur dengan luas tulangan yang harus

dipasang untuk menahan gaya – gaya yang bekerja pada penampang

tersebut.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 43


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

Kita dapat menentukan rasio tulangan (ρ) dengan menggunakan

persamaan, sebagai berikut :

Mu ƒy
------- = ρ.0,8.ƒy 1 - 0,588.ρ -----
bd 2
ƒ’c
Pada persamaan di atas ruas kanan hanya bergantung pada mutu beton

dan mutu baja serta jumlah tulangan.Akan tetapi karena mutu beton

dan mutu baja telah dipilih maka ruas ini telah bernilai tertentu.Jadi

yang tidak diketahui hanyalah rasio tulangan (ρ). Pada nilai – nilai

tertentu dari ƒy dan ƒ’c akan didapat konstanta tertentu pula untuk

rasio tulangan (ρ) yang dapat ditabelkan.Dengan demikian variable –

variable yang perlu di ketahui adalah Mu / bd2 yang merupakan

besaran momen yang harus dithan oleh penampang persatu - satuan

volume.

Setelah didapatkan harga dari Mu / bd2, rasio tulangan langsung

didapatkan dari table yang merupakan konstanta yang bergantung pada

mutu beton dan baja.

Besar ρreq yang ideal adalah ρmin < ρreq < ρmaks

Dimana :

ρmin : Rasio tulangan minimum yang harus dipasang persatuan

luas penampang

ρmaks : Rasio tulangan maksimal yang dapat dipasang persatuan

luas penampang

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 44


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB II
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Dasar Teori

ρreq : Rasio tulangan yang dibutuhkan untuk menahan gaya –

gaya yang bekerja persatuan luas penampang.

4. Cari Luas Tulangan (As)

Luas tulangan merupakan jumlah tulangan yang harus dipasang untuk

menahan gaya – gaya yang bekerja persatuan luas.

Dengan besaran sebagai berikut :

As = ρ.b.d

Dimana :

ρ : Rasio tulangan yang digunakan (merupaka hasil pembacaan table)

b : Lebar penampang

d : Tinggi efektif dari penampang yang dapat diperhitungkan

menahan gaya-gaya yang bekerja.

5. Pilih Tulangan

Setelah didapatkan luas tulangan (As) kita tentungan diameter tulangan

dan jarak – jarak pemasangan. Tulangan yang dipilh haruslah memiliki

luasan persatuan volume yang lebih besar atau sama dengan dengan

As.

Ade Darmawan (4110512 0038) II - 45


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB III
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Metodologi
Design

BAB III

METODOLOGI DESAIN

III.1. Flow Chart Pembuatan Tugas Akhir

START

IDENTIFIKASI MASALAH
- Latar belakang
- Maksud dan tujuan

STUDI PUSTAKA

TENTUKAN DATA AWAL : PENGUMPULAN


- Type & dimensi DATA PROYEK
- Beban
- Tebal plat rencana
- Timbunan rencana

ANALISA DATA

CONCRETE CORRUGATED
BOX CULVERT STEEL PIPE

MUTU & BIAYA

KESIMPULAN

Ade Darmawan (4110512 0038) III-1


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB III
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Metodologi
Design

III.2. Flow Chart Perencanaan Corrugated Steel Pipe

III.2.1 Flow Chart Perencanaan Corrugated Steel Pipe Berdasarkan Code

Pada perencanaan proyek ini menggunakan corrugated steel pipe type multi plate

underpass bentang 6010, tinggi 4680, dan tebal plat 6 mm. Hal ini dikarenakan

karena perbandingan antara bentang dan tinggi sungai tidak sebanding yaitu

bentang sungai lebih besar dibandingkan tinggi sungai yang berpengaruh pada

debit sungai.

Ade Darmawan (4110512 0038) III-2


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB III
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Metodologi
Design

Design Corrugated Steel Pipe

Beban Yang Bekerja : Data Tanah : Tidak


1. Beban Mati Data - Data Pendukung 1. Berat Jenis tanah : ∪s
2. Beban Hidup 2. Tinggi timbunan Perdalam timbunan

Data Profile : Check minimum Cover (Hmin) :


1. Fy baja Hmin = D / 6
2. Fu baja H1 > Hmin
4. Asumsi Dimensi :
- Tebal Plate
- Dimensi
- Area (Luas Penampang)

Ya
Distribusi Beban

Design Pressure :
Pv = (DL + LL).Kf

Ring Compression (Rc) :


Rc = Pv . B : 2

D/r < 294 294 < D/r < 500


Ultimate Compresive Wall Stress (Fult) : D/r Ultimate Compresive Wall Stress (Fult) :
Fult = Fy Fult = 275 - (558.10-6(D/r)2)

Allowable Compressive Stress (Fa) :


Fa = Fult/Sf
Sf = 2

Check Shape Area (Aactual) : Tidak


Aactual = Rc / Fa
Aactual < Apenampang Ganti Tebal plate

Ya

Check Handling Stiffness (Ffaktual) : Ganti Dimensi


Allowable Seam Strength (Ass) :
Ass = Uss / ℵ Ffactual = D2 / (Ecrgt . Icrgt ) . 1.3
Ffactual < Ffmax Tidak

Check Haunch Pressure (PhActual) :


PhActual = Pv . Rt / Rh
PhActual > Ph max

Ade Darmawan (4110512 0038) III-3


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB III
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Metodologi
Design

III.2. Flow Chart Perencanaan Corrugated Steel Pipe Berdasarkan Analitis

Design Corrugated Steel Pipe

Beban Yang Bekerja : Data Tanah : Tidak


1. Beban Mati Data - Data Pendukung 1. Berat Jenis tanah : s
2. Beban Hidup 2. Tinggi timbunan Perdalam timbunan

Data Profile : Check minimum Cover (Hmin) :


1. Fy baja Hmin = D / 6
2. Fu baja H1 > Hmin
4. Asumsi Dimensi :
- Tebal Plate
- Dimensi
- Area (Luas Penampang)

Ya
Distribusi Beban

Analisa Gaya yang Bekerja :


SAP 2000 V.11

Cek Tegangan :
1. Tegangan Normal :
Teg.Normal = N / A
2. Tegangan Flexure
Teg.flexure = M / Z
Tegangan Total = Teg.Normal + Teg.Flexure
Teg.total < Teg.Ijin

Ade Darmawan (4110512 0038) III-4


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB III
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Metodologi
Design

III.4. Flow Chart Perencanaan Concrete Box Culvert

Data Pendukung :
1. Data Tanah
2. Data Jalan
3. Data Kendaraan

Distribusi Beban

Analisa beban (gaya dalam / Tegangan ) :


SAP2000 V.11

Design Tulangan

Beban - Beban yang Bekerja

1. Data kendaraan : 1. Data Tanah :


- Beban Truk : T - Berat Jenis tanah :  s
- Lebar Kendaraan : 2,75 - Tinggi timbunan : H1
- Lebar ban yang menyentuh tanah - Koefisien Tekanan tanah : k0
2. Data Jalan : 2. Data struktur :
- Lebar jalan - Dimensi struktur
- Koefisien Bentur (i) Lebar : B0
Tinggi : H0
Tebal Cover / Slab : tc
2.75 : Lebar Kendaraan Tebal dinding : td
Koefisien Bentur (i) : Distribusi beban roda belakang :
- i =1 2 . T . (1+i)
Htimbunan < 5m Pli = ---------------------------------
- I = 0.65 - 0,1 . H Tekanan tanah mendatar :
2,75 + (2 . H1 . Tan 450)
Htimbunan > 5m Tekanan tanah vertikal di atas box culvert : Phs1 =  s . H1 . K0 Tekanan Tanah di bawah Box Culvert :
Pvs1 = s . H1 Phs2 = gs . (H1+H0) . k0 Pvs2 = Phs1 + ((P1+P2+Pli) / B0)

Beban vertikal karena beban hidup


Pli
0,2 : Lebar ban yang menyentuh jalan Pv1 = ------------------------------ Berat sendiri slab & Cover : Berat sendiri Dinding :
0,2 + (2. H1. Tan 450) P1 =  c . B0 . tc . 2 P2 =  c . H0 . td . 2

Ade Darmawan (4110512 0038) III-5


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

BAB IV.

ANALISA STRUKTUR

IV. I. Data Perhitungan

Data perhitungan yang diperlukan dalam perhitugan kedua struktur

didapat dari data awal yang ditetapkan berdasarkan kondisi lapangan,

standard-standard yang berlaku dan observasi lapangan yang dilakukan

baik oleh konsultan maupun owner. Data-data tersebut adalah :

IV.I.1. Data Tanah

Data tanah didapat dari penyelidikan tanah yang dilakukan oleh

konsultan tanah, penyelidikan dilakukan dengan sistem sondir yang

dilakukan di tiga titik terpisah dalam satu lokasi. Adapun data tanah yang

diperlukan dalam perhitungan struktur ini adalah :

Berat Jenis Tanah (γs) : 1,5074 T/m3

Angka Pori (e) : 1,29

Kohesi Tanah (c) : 2,77 x 103 Kg/m2

Sudut Geser (φ) : 7,121º

Koefisien tekanan tanah dalam keadaan statis (K0) : 0,5

Koefisien bentur pada muatan hidup (i) :1

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 1


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.I.2. Data Corrugated Steel

Data Corrugated Steel didapat dari fabrikator produk tersebut. Data

tersebut adalah :

Tipe Corrugated Steel : Tipe Multi Plate Underpass

Bentang (B) : 6,010 m

Tinggi (H) : 4,680 m

Tebal Plat (t) : 6,0 mm

Radius Atas (Rt) : 3,005 m

Radius Samping (Rh) : 0,897 m

Keliling (kc) : 17,4 m

Luas / Segmen (Ac) : 22,4 m2

Berat Struktur (Wc) : 1.185 Kg

Mutu Baja (fyc) : 2.300 Kg/cm2

: 230 Mpa

Modulus Elastisitas (E) : 200 x 103

Data material Corrugated Steel Pipe diambil dari Standard

Nasional Indonesia No. 07-0950-1989 tentang Pelat baja bergelombang

lapis seng. Data tersebut adalah :

Panjang Tangent (l) : 26,5 mm

Momen Inersia (Ic) : 2.750 mm4 / mm

Radius Gyrasi (r) : 19,7 mm

Momen Perlawanan (Z) : 88 mm3 / mm

Luas Penampang (Ap) : 7,1 mm2 / mm

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 2


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Ultimate Seam Strength (Uss) : 1.430.000 N / m

Gambar 4.1. Geometry Corrugated Steel

IV.1.3. Data Concrete Box Culvert

Data Concrete Box Culvert didapat dari data awal yang ditetapkan

oleh perencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan yang tentunya

telah disesuaikan dengan standard-standard yang berlaku. Data yang

dimaksud adalah :

Berat Jenis Beton (γc) : 2,5 ton / m3

Modulus Elastisitas Beton : 2,1 x 105

Lebar Box Culvert (B0) : 6,010 m

Lebar Efektif (B) : 5,410 m

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 3


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Tinggi Box Culvert (H0) : 4,680 m

Tinggi Efektif (H) : 3,880 m

Panjang Box Culvert (L) : 36 m

Tebal Struktur Cover (tc) : 0,4 m

Tebal Struktur Dinding (td) : 0,3 m

Tebal Struktur Slab (ts) : 0,4 m

Mutu Beton (fc) : 2500 Kg/cm2

Mutu Baja BJTP (fy) : 4000 Kg/cm2

Tebal Selimut Beton (P) : 40 cm

Lebar lajur kendaraan (Sj) : 2,75 m

Beban kendaraan (T) : 22,5 Ton

Tebal Timbunan (H1) :2m

IV. 2. Analisa Perhitungan

IV.2.1. Analisa perhitungan Corrugated Steel berdasarkan code

Pada perhitungan Corrugated steel pipe ini mengacu pada Australian

Standard No. 2041 dan 2042 tahun 1984. Dimana perhitungan ini menganggap

bahwa tanah timbunan menggunakan sirtu yang dipadatkan lapis per lapis dengan

tebal 30 cm padat dengan pemadatan 85% CBR.

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 4


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.1.1. Analisa beban

Didapat dari AS 2042–1984 pasal 2.3. halaman 18.

Beban mati (DL) = γs x Tebal timbunan

= 1,5074 x 2

= 3,015 x 103 Kg/m2

Gambar 4.2. Tampak Melintang

Gambar 4.3. Tampak Memanjang

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 5


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Luas distribusi beban :

= (lebar kendaraan + (2 x Tebal Timbunan x Tan 45°)) x (0,2 + (2

x Tebal timbunan x Tan 45°))

= (2,75 m + (2 x 2 m x tan 45°)) x (0,2 + (2 x 2 m x tan 45°))

= 6,75 m x 4,2 m

= 28.35 m2

Dimana :

Lebar kendaraan = 2,75 m

Lebar total ban yang menyentuh tanah = 0,2 m

Beban Hidup (LL) = 2 x Beban truk (beban T)

Luas distribusi beban

= (2 x 11,25 x 104) Kg

28,35 m2

= 7,936 x 103 Kg/m2

Dimana :

Beban T (Per AS) = 112,5 kN menurut Peraturan SK.SNI T-02-2005

pasal 6.4

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 6


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Gambar 4.4. Spesifikasi Truck

Gambar 4.5. Pembebanan Truck

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 7


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.1.2. Design Pressure (Pv)

Didapat dari AS 2042-1984 pasal 2.3.1 halaman 18

Pv = (DL + LL) x Kf

= (3,015 x 103 Kg/m2 + 7,936 x 103 Kg/m2) x 1

= 10,951 x 103 Kg/m2

Dimana :

Kf = Koefisien beban berdasarkan densisitas atau pemadatan tanah didapat

dari AS 2042-1984, Load Factor Load halaman 18.

IV.2.1.3. Ring Compression (Rc)

Didapat dari AS 2042-1984 pasal 2.4.2 halaman 18.

Rc = Design Pressure x Bentang

Rc = Pv x B

= 10,951 x 103 x 6,010

= 32,907 x 103 Kg/m

IV.2.1.4. Ultimate Compressive Wall Stress (Fult)

Didapat dari AS 2042-1984 pasal 2.5.4(a) halaman 19.

B/r = 6,010 / 19,7

= 305,076

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 8


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

294 < (B / r) < 500, maka :

Fult = 278,6 – (0,564 x 10-3 x (Sca / r)2)

= 278,6 – (0,564 x 10-3 x (305,076)2)

= 226,108 Mpa

IV.2.1.5. Allowable Compressive Stress (Fa)

Didapat dari AS 2042-1984 pasal 2.5.6 halaman 19.

Fa = Ultimate Compressive Wall Stress / Safety Factor

= 226,108 / 2

= 113,054 Mpa

IV.2.1.6. Check Shape Area (Aaktual)

Didapat dari AS 2042-1984 pasal 2.6.8 halaman 19.

Aaktual = Ring Compression / Allowable Compressive Stress

Aaktual = Rc / Fa

= 32,907 x 103 / 113,054

= 0,291 x 10-3 m = 0,291 mm

Aactual < Apenampang

0,291 mm < 7,1 mm2/mm...... OK!

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 9


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.1.7. Check Handling Stiffness (Ffaktual)

Didapat dari AS 2042-1984 pasal 2.7.9 halaman 19.

Handling Stiffness maksimum (Ffmax) untuk perakitan dilapangan pada

sambungan baut adalah sebesar :

Ffmax = 0,115 mm/N = 1,15 x 10-3 m/Kg

Ff = (Bentang)2

Modulus Elastisitas Corrugated x Momen Inersia Corrugated

Ff = B2

Ec x Ic

Ff = 6,0102

200 x 103 x 2750

= 6,567 x 10-4 m/Kg

Ffaktual = Ff x 1,3

= 6,567 x 10-4 x 1,3

= 8,537 x 10-4 m/Kg

Ffaktual < Ffmax, jadi

8,537 x 10-4 m/Kg < 1,15 x 10-3 m/Kg ....... OK!

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 10


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.1.8. Allowabke Seam Strength (Ass)

Didapat dari AS 2042-1984 pasal 2.8 halaman 21.

Ass = Ultimate Seam Strength

Safety Factor for Highway loading

= Uss / β

= 1430000 / 2

= 7,15 x 104 Kg/m

IV.2.1.9. Check Minimum Cover (Hmin)

Didapat dari AS 2042-1984 pasal 2.9.3 halaman 21.

Hmin = Bentang / 6

Hmin = B / 6

= 6,010 / 6

= 1,002 m

H1 > Hmin, jadi

2 m > 1,002 m ............ OK!

IV.2.1.10. Check Haunch Pressure (Phaktual)

Didapat dari AS 2042-1984 pasal 2.10.1 halaman 22.

Haunch pressure maksimum (Phmax) = 300 Kpa = 3 x 104 Kg/m2

(Didapat dari AS 2042-1984 pasal 2.10.2 halaman 22.

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 11


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Phaktual = Design Pressure x (Radius atas / Radius samping)

Phaktual = Pv x (Rt / Rh)

= 10,951 x 103 x (3,005 / 0,837)

= 39,3 x 103 Kg/m2

Phaktual < Phmax, jadi

3,93 x 104 Kg/m2 > 3 x 104 Kg/m2 .......... Not OK!

Corrugated Steel Pipe Type Multi Plate Underpass dengan bentang 6010

tinggi 4680 tebal 6 mm pada proyek ini masih bisa digunakan, tetapi material

timbunan pada struktur sudut (side) menggunakan beton tumbuk. Dengan γct = 22

MPA maka densisitas tanah timbunan pada struktur tersebut menjadi lebih tinggi

bila dibandingkan dengan struktur lainnya yang menggunakan material sirtu yang

berakibat pada semakin kuatnya struktur tersebut menahan tekanan samping yang

terjadi. Adapun pengaruh beton tumbuk tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

= γct / γs x Phmax

= 22 / 15,074 x 3 x 104

= 4,38 x 104 Kg/m2

Maka, 3,93 x 104 Kg/m2 < 4,38 x 104 Kg/m2 .... OK!!!

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 12


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.2. Analisa perhitungan Corrugated Steel berdasarkan ”Analitis”.

Pada perhitungan Corrugated Steel berdasarkan analitis ini, dalam mencari

gaya-gaya dalam menggunakan program struktur SAP2000 V11 dengan metode

shel. Dimana asumsi perletakannya menggunakan konstanta spring terhadap

beban yang bekerja yaitu .................

IV.2.2.1. Analisa beban

Didapat dari AS 2042–1984 pasal 2.3. halaman 18.

Beban vertikal karena beban hidup (Pv1) :

Luas distribusi beban :

= (lebar kendaraan + (2 x Tebal Timbunan x Tan 45°)) x (0,2 + (2

x Tebal timbunan x Tan 45°))

= (2,75 m + (2 x 2 m x tan 45°)) x (0,2 + (2 x 2 m x tan 45°))

= 6,75 m x 4,2 m

= 28.35 m2

Dimana :

Lebar kendaraan = 2,75 m

Lebar total ban yang menyentuh tanah = 0,2 m

Pv1 = 2 x Beban truk (beban T)

Luas distribusi beban

= (2 x 11,25 x 104) Kg

28,35 m2

= 7,936 x 103 Kg/m2

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 13


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Dimana :

Beban T (Per AS) = 112,5 kN menurut Peraturan SK.SNI T-02-2005

pasal 6.4

Tekanan tanah vertikal diatas gorong-gorong (Pvs1) :

Pvs1 = γs x H1

= 15074 x 2 = 3,01 x 103 Kg/m2

IV.2.2.2. Analisa gaya dalam menggunakan SAP 2000 v.11

Pada analisa ini panjang corrugated dibuat per meter dengan jumlah node

sebanyak 8 titik.

Konstanta
spring

Gambar 4.6. Pemodelan struktur Corrugated steel pipe

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 14


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.2.2.1. Pembebanan

A. Pemodelan pembebanan akibat beban vertikal

3,01 x 103 Kg/m2

Kf = 1,181 x 1010 0
Kg/m2/m

Gambar 4.7. Pembebanan akibat Beban vertikal karena beban hidup

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 15


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

B. Pemodelan pembebanan akibat tanah vertikal diatas gorong-gorong

(Pvs1)

7,936 x 103 Kg/m2

0
10
Kf = 1,181 x 10
Kg/m2/m

Gambar 4.8. Pembebanan akibat tanah vertikal diatas gorong-gorong (beban mati)

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 16


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.2.2.2. Momen akhir Corrugated steel

Mmax =
741,91 Kg-m

Gambar 4.9. Momen akhir

IV.2.2.2.3. Gaya lintang Corrugated steel

Qmax =
11874,4 Kg

Gambar 4.10. Gaya Lintang

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 17


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.2.2.4. Gaya normal Corrugated steel

Nmax =
105808,89 Kg

Gambar 4.11. Gaya Normal

Dari perhitungan gaya dalam diatas, maka dapat disimpulkan menjadi sebagai

berikut :

Momen maksimum (Mmax) : 746,91 Kg.m

Gaya lintang maksimum (Vmax) : 11874,4 Kg

Gaya normal maksimum (Nmax) : 105808,89 Kg

IV.2.2.3. Check stabilitas

Tegangan normal (N) = Nmax / Ap

= 105808,89 / 7100

= 14,90 Kg/mm2

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 18


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Tegangan flexure (σ) = Mmax / Z

= 746910 / 88000

= 8,49 Kg/mm2

Tegangan total (σtotal) =N+σ

= 14,90 + 8,49

= 23,39 Kg/mm2

Maka σtotal ≤ σijin, sehingga :

23,39 Kg/mm2 ≤ fyc / FK

23,39 Kg/mm2 ≤ 23 / 1,5

23,39 Kg/mm2 > 15,333 Kg/mm2 ... Not OK!!!

Corrugated Steel Pipe Type Multi Plate Underpass dengan bentang 6010

tinggi 4680 tebal 6 mm pada proyek ini masih bisa digunakan, tetapi material

timbunan pada struktur sudut (side) menggunakan beton tumbuk. Dengan γct = 22

MPA maka densisitas tanah timbunan pada struktur tersebut menjadi lebih tinggi

bila dibandingkan dengan struktur lainnya yang menggunakan material sirtu yang

berakibat pada semakin kuatnya struktur tersebut menahan tekanan samping yang

terjadi.

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 19


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.3. Analisa perhitungan Concrete Box Culvert berdasarkan ”Analitis”.

Gambar 4.12. Geometri Concrete Box Culvert

IV.2.3.1. Analisa beban

Gambar 4.13. Kombinasi Pembebanan

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 20


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Distribusi beban roda belakang (Pli) :

Pli = 2 x T x (1 + i)

2,75 + (2 x H1 x Tan 45°)

= 2 x 1,125 x 104 x (1 + 1)

2,75 + (2 x 2 x 1)

= 6,667 x 103 Kg/m

Dimana : 2,75 merupakan lebar total kendaraan.

Koefisien bentur (i) = 1 didapat dari (0,65 – 0,1H)

Beban T (Per AS) = 112,5 kN menurut Peraturan SK.SNI T-

02-2005 pasal 6.4

Beban vertikal karena beban hidup (Pv1) :

Pv1 = Pli

0,2 + (2 x H1 x Tan 45°)

= 6,667 x 103

0,2 + (2 x 2 x 1)

= 1,587 x 103 Kg/m2

Dimana : 0,2 merupakan lebar ban yang menyentuh langsung

dengan tanah.

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 21


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Tekanan tanah vertikal diatas gorong-gorong (Pvs1) :

Pvs1 = γs x H1

= 15074 x 2 = 3,01 x 103 Kg/m2

Berat sendiri struktur :

Berat cover & slab (P1) = B0 x tc x γc x 2

= 6,010 x 0,4 x 2500 x 2

= 12,020 x 103 Kg/m2

Berat dinding (P2) = H0 x td x γc x 2

= 4,680 x 0,3 x 2500 x 2

= 7,020 x 103 Kg/m2

Tekanan tanah mendatar :

Phs1 = K0 x γs x H1

= 0,5 x 1507,4 x 2 = 1,5074 x 103 Kg/m2

Phs2 = K0 x γs x (H1 + H0)

= 0,5 x 1507,4 x (2 + 4,68) = 5,034 x 103 Kg/m2

Tekanan tanah dibawah gorong-gorong :

Pvs2 = Phs1 + ((P1 + P2 +Pli) / B0)

= 1,5074 x 103 + ((12,021 x 103 + 7,020 x 103 + 6,667 x

103) / 6,01)

= 1,5074 x 103 + 4,277 x 103

= 5,785 x 103 Kg/m2

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 22


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.3.2. Analisa gaya dalam menggunakan SAP 2000 v.11

Pada perhitungan Corrugated steel inimenggunakan metode shel dengan

asumsi perletakan konstanta spring sebesar 1,181 x 1010 Kg/m2/m dan jumalah

node sebanyak 8 titik. Berikut adalah bentuk pemodelan struktur Concrete box

culvert pada program SAP 2000 v.11 sebagai berikut :

K = 1,1181 x 1010
Kg/m2/m

Gambar 4.14. Pemodelan struktur Concrete Box Culvert

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 23


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.3.2.1. Pemodelan pembebanan akibat Beban hidup (LL)

K = 1,1181 x 1010
Kg/m2/m

Gambar 4.15. Pembebanan akibat beban hidup

IV.2.3.2.2. Pemodelan pembebanan akibat Beban Mati (DL)

A. Pemodelan akibat beban tanah vertikal diatas gorong-gorong

K = 1,1181 x 1010
Kg/m2/m

Gambar 4.16. Pembebanan akibat tanah vertikal diatas gorong-gorong

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 24


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

B. Pemodelan pembebanan akibat tanah disamping gorong-gorong

K = 1,1181 x 1010
Kg/m2/m

Gambar 4.17. Pembebanan akibat tanah disamping gorong-gorong

C. Pemodelan pembebanan akibat tanah dibawah gorong-gorong

K = 1,1181 x 1010
Kg/m2/m

Gambar 4.18. Pembebanan akibat tanah dibawah gorong-gorong

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 25


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.3.2.3. Momen akhir (1,2 DL + 1,6 LL)

12875,7
15249,1

12875,7
-1960,45

20548,32
1960,45

10091,78

20548,32

Gambar 4.19. Momen akhir

IV.2.3.2.3. Gaya Lintang (1,2 DL + 1,6 LL)

18754,76
9281,86
9281,86

18754,76

9686,39

20514,13

20514,13
9686,39

Gambar 4.20. Gaya Lintang


Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 26
“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.3.2.4. Gaya Normal (1,2 DL + 1,6 LL)

9281,86
19159,57

9281,86

19159,57

19159,57

19159,57

Gambar 4.21. Gaya Normal

V.2.3.4. Perhitungan penulangan

IV.2.3.4.1. Penulangan pada struktur cover

Diperkirakan dia. Tulangan utama (Dut) = 20 mm

Diperkirakan dia. Tulangan sengkang (Dseng) = 10 mm

Momen maksimal pada tumpuan = 12875,73 Kgm

Momen maksimal pada lapangan = 15249,19 Kgm

Tinggi efektif (dcover) = tc – p – Dseng - (0,5 x Dut)

= 400 –40 – 10 - (0,5 x 20)

= 340 mm = 0,340 m

Lebar (b) =1m

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 27


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

A. Tulangan melintang

Pada tumpuan, maka = Mu

b x dcover2

= 12875,73 = 1,11381 x 105 Kg/m2

1 x 0,3402

Menurut tabel 5.1.c Buku grafik & perencanaan beton bertulang CUR,

maka ρreq didapat : 0,0039

ρmin = 0,0056 (Berdasarkan tabel 7, Buku dasar-dasar perencanaan

beton bertulang).

ρmax = 0,0404 (Berdasarkan tabel 8, Buku dasar-dasar perencanaan

beton bertulang).

Maka : ρmin ≤ ρreq ≤ ρmax, sehingga :

Asl = ρreq x b x dcover x 106

= 0,0056 x 1 x 0,340 x 106

= 1904 mm2

Maka didapat tulangan dia. D20 - 150

Pada lapangan, maka = Mu

b x dcover2

= 15249,19 = 1,31913 x 105 Kg/m2

1 x 0,3402

Menurut tabel 5.1.c Buku grafik & perencanaan beton bertulang CUR,

maka ρreq didapat : 0,0044

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 28


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Maka : ρmin ≤ ρreq ≤ ρmax, sehingga :

Asl = ρreq x b x dcover x 106

= 0,0056 x 1 x 0,340 x 106

= 1904 mm2

Maka didapat tulangan dia. D20 - 150

B. Tulangan memanjang

Vu = 18754,76 Kg

vu = Vu

b x dcover

= 18754,76 = 0,055 MPa

1000 x 340

Berdasarkan tabel 15 Buku dasar-dasar perencanaan beton bertulang CUR,

untuk mutu beton fc = 250 Mpa, maka φvc = 0,833 Mpa.

Karena vu < φvc, maka harus diberi tulangan geser.

Asseng min = bxy

3 x fy

= 1000 x 2705 = 2254,17 mm2

3 x 400

Sehingga didapat tulangan dia. D10 - 150

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 29


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV.2.3.4.2. Penulangan pada struktur Slab bawah

Diperkirakan dia. Tulangan utama (Dut) = 20 mm

Diperkirakan dia. Tulangan sengkang (Dseng) = 10 mm

Momen maksimal pada tumpuan = 20548,32 Kgm

Momen maksimal pada lapangan = 10091,78 Kgm

Tinggi efektif (dslab) = ts – p – Dseng - (0,5 x Dut)

= 400 –40 – 10 - (0,5 x 20)

= 340 mm = 0,340 m

Lebar (b) =1m

A. Tulangan melintang

Pada tumpuan, maka = Mu

b x dcover2

= 20548,32 = 1,78 x 105 Kg/m2

1 x 0,3402

Menurut tabel 5.1.c Buku grafik & perencanaan beton bertulang CUR,

maka ρreq didapat : 0,006

ρmin = 0,0056 (Berdasarkan tabel 7, Buku dasar-dasar perencanaan

beton bertulang).

ρmax = 0,0404 (Berdasarkan tabel 8, Buku dasar-dasar perencanaan

beton bertulang).

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 30


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

ρreq ≤ ρmin, maka ρreq = ρmin, sehingga :

Asl = ρreq x b x dslab x 106

= 0,006 x 1 x 0,340 x 106

= 2040 mm2

Maka didapat tulangan dia. D20 – 150

Pada lapangan, maka = Mu

b x dcover2

= 10091,78 = 8,7299 x 104 Kg/m2

1 x 0,3402

Menurut tabel 5.1.c Buku grafik & perencanaan beton bertulang CUR,

maka ρreq didapat : 0,0023

ρreq ≤ ρmin, maka ρreq = ρmin, sehingga :

Asl = ρreq x b x dslab x 106

= 0,0056 x 1 x 0,340 x 106

= 1904 mm2

Maka didapat tulangan dia. D20 - 150

B. Tulangan memanjang

Vu = 20514,13 Kg

vu = Vu

b x dslab

= 20514,13 = 0,06 MPa

1000 x 340

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 31


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

Berdasarkan tabel 15 Buku dasar-dasar perencanaan beton bertulang CUR,

untuk mutu beton fc = 250 Mpa, maka φvc = 0,833 Mpa.

Karena vu < φvc, maka tidak perlu diberi tulangan geser.

Digunakan tulangan geser minimal.

As sengk min = bxy

3 x fy

= 1000 x 2705

3 x 400

= 2254.17 mm2

Maka didapat tulangan dia. D10 - 150

IV.2.3.4.3. Penulangan pada struktur dinding

Diperkirakan dia. Tulangan utama (Dut) = 20 mm

Diperkirakan dia. Tulangan sengkang (Dseng) = 10 mm

Momen maksimal pada tumpuan = 12875,73 Kgm

Momen maksimal pada lapangan = 1960,45 Kgm

Tinggi efektif (ddinding) = td – p – Dseng - (0,5 x Dut)

= 300 –40 – 10 - (0,5 x 20)

= 240 mm = 0,240 m

Lebar (b) =1m

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 32


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

A. Tulangan melintang

Pada tumpuan, maka = Mu

b x dslab2

= 12875,73 = 2,23536 x 105 Kg/m2

1 x 0,2402

Menurut tabel 5.1.c Buku grafik & perencanaan beton bertulang CUR,

maka ρreq didapat : 0,0013

Maka : ρmin ≤ ρreq ≤ ρmax, sehingga :

Asl = ρreq x b x dcover x 106

= 0,01825x 1 x 0,340 x 106

= 6205.85 mm2

Maka didapat tulangan dia. D20 - 50

Pada lapangan, maka = Mu

b x dcover2

= 1960,45 = 3,4035 x 104 Kg/m2

1 x 0,2402

Menurut tabel 5.1.c Buku grafik & perencanaan beton bertulang CUR,

maka ρreq didapat : 0,0092

Maka : ρmin ≤ ρreq ≤ ρmax, sehingga :

Asl = ρreq x b x dcover x 106

= 0,0092 x 1 x 0,240 x 106

= 2208 mm2

Maka didapat tulangan dia. D20 – 125

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 33


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

B. Tulangan memanjang

Vu = 9281,86 Kg

vu = Vu

b x ddinding

= 9281,86 = 0,04 MPa

1000 x 240

Berdasarkan tabel 15 Buku dasar-dasar perencanaan beton bertulang CUR,

untuk mutu beton fc = 250 Mpa, maka φvc = 0,833 Mpa.

Karena vu < φvc, maka tidak perlu diberi tulangan geser.

Digunakan tulangan geser minimal.

As sengk min = bxy

3 x fy

= 1000 x 2705

3 x 400

= 2254.17 mm2

Maka didapat tulangan dia. D10 – 150

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 34


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

IV. 3. Analisa Biaya

Berikut perbandingan biaya antara corrugated steel pipe dengan

concrete box culvert untuk proyek pembangunan jembatan bentang pendek

(short span) :

RENCANA ANGGARAN BIAYA ( R.A.B )


PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN BENTANG PENDEK MENGGUNAKAN CORRUGATED STEEL
TYPE MULTI PLATE UNDERPASS BENTANG 6010 x TINGGI 4680 x TEBAL 6 MM

NO. ITEM PEKERJAAN SAT VOLUME HARGA JUMLAH JUMLAH


(Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 6

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pek. Urugan pasir urug t=5cm bawah pondasi M3 12.09 145,000.00 1,753,412.50
2 Pek. Beton Tumbuk 1:3:5 t= 40 cm M3 96.74 625,000.00 60,462,500.00

TOTAL PEKERJAAN I 62,215,912.50 62,215,913

II. PEKERJAAN STRUKTUR I


1 Pek. Perakitan Corrugated steel M 35.00 26,070,000.00 912,450,000.00
2 Pek. Ring balk 20/30
a Beton K‐175 M3 7.31 850,000.00 6,211,800.00
b Pembesian Kg 432.72 16,000.00 6,923,473.92
c Bekisting M2 73.08 165,000.00 12,058,200.00

TOTAL PEKERJAAN II 937,643,473.92 937,643,474

III. PEKERJAAN TANAH


1 Pek. urugan tanah bahan dari luar M3 831.56 100,000.00 83,155,800.00
2 Pek. Pemadatan dengan stamper (tiap 20 cm) M3 831.56 15,000.00 12,473,370.00

TOTAL PEKERJAAN III 95,629,170.00 95,629,170

IV. PEKERJAAN STRUKTUR II


1 Pek. Head wall pasangan batu kali 1:4 M2 47.52 650,000.00 30,886,440.00

TOTAL PEKERJAAN IV 30,886,440.00 30,886,440

TOTAL PEKERJAAN I + II + III + IV 1,126,374,996

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 35


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB IV
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Analisa
Struktur

RENCANA ANGGARAN BIAYA ( R.A.B )


PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN BENTANG PENDEK MENGGUNAKAN CONCRETE BOX CULVERT
BENTANG 6010 x TINGGI 4680

NO. ITEM PEKERJAAN SAT VOLUME HARGA JUMLAH JUMLAH


(Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 6

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pek. Urugan pasir urug t=5cm bawah pondasi M3 12.09 145,000.00 1,753,412.50
2 Pek. Beton Tumbuk 1:3:5 t=7 cm M3 16.93 625,000.00 10,580,937.50

TOTAL PEKERJAAN I 12,334,350.00 12,334,350

II. PEKERJAAN STRUKTUR I


1 Pek. Box Culvert
a Beton K‐250 M3 266.56 850,000.00 226,576,000.00
b Pembesian Kg 388,645.60 16,000.00 6,218,329,556.69
c Bekisting M2 670.43 1,350,000.00 905,083,200.00

TOTAL PEKERJAAN II 7,349,988,756.69 7,349,988,757

III. PEKERJAAN TANAH


1 Pek. urugan tanah bahan dari luar M3 631.12 100,000.00 63,112,000.00
2 Pek. Pemadatan dengan stamper (tiap 20 cm) M3 631.12 15,000.00 9,466,800.00

TOTAL PEKERJAAN III 72,578,800.00 72,578,800

IV. PEKERJAAN STRUKTUR II


1 Pek. Head wall pasangan batu kali 1:4 M2 36.06 650,000.00 23,441,600.00

TOTAL PEKERJAAN IV 23,441,600.00 23,441,600

TOTAL PEKERJAAN I + II + III + IV 7,458,343,507

Dari perbandingan harga diatas, maka penggunaan Corrugated steel

pipe lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan Concrete box culvert.

Ade Darmawan (4110512 0038) IV- 36


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB V
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Kesimpulan
Dan Saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Dari analisa yang telah dilakukan baik perhitungan secara mutu dan biaya,

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Bila ditinjau dari kekuatan atau mutu produk, maka concrete box culvert

lebih meyakinkan dan tahan lama bila dibandingkan dengan Corrugated

steel pipe. Hal ini dapat dilihat pada lebih besarnya tegangan yang terjadi

dibandingkan dengan tegangan ijin, yang berakibat pada perlunya

penggunaan beton tumbuk sebagai pondasi Corrugated steel pipe yang

bertujuan untuk menambah kekuatan corrugated steel untuk menahan

beban yang bekerja. Sedangkan pada Conceret box culvert, tidak perlu

ditambahkan apapun karena struktur Concrete box culvert tersebut sudah

disesuaikan dengan beban yang bekerja.

2. Bila ditinjau dari tingkat efisiensi, maka penggunaan Corrugated steel pipe

type Multi Plate Underpass lebih efisien bila dibandingkan dengan

penggunaan Concrete box culvert pada proyek pembuatan jembatan

bentang pendek (Short span). Hal ini dapat dilihat pada perbandingan

rencana anggaran biaya (RAB) kedua produk tersebut.

Ade Darmawan (4110512 0038) V-1


“Perbandingan Perancangan Jembatan Bentang Pendek (Short Span) Menggunakan BAB V
Corrugated Steel Pipe Dengan Concrete Box Culvert Berdasarkan Mutu dan Biaya” Kesimpulan
Dan Saran

V.2. Saran

Dari analisa yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran-saran

sebagai berikut :

1. Jika kita ingin menggunakan Corrugated steel pipe sebagai produk yang

akan kita gunakan, maka lebih baik jika proyek yang akan kita kerjakan

adalah proyek yang waktu pelaksanaannya sangat sedikit (crash project),

budget yang terbatas, lokasi dipedalaman, tenaga kerja yang sedikit, dan

lain sebagainya. Tetapi jika proyek yang akan kita kerjakan mempunyai

waktu yang cukup panjang, budget yang memadai, lokasi di perkotaan,

dan tenaga ahli yang banyak. Maka kita dapat menggunakan Concrete box

culvert dalam proyek kita.

2. Pada penggunaan Corrugated steel, perlu diperhatikan bahwa pada saat

proses penimbunan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan syarat

yaitu pemadatan dilakukan lapis per lapis setip 30 cm dalam kondisi padat,

sehingga pemadatan tanah mencapai 85 % CBR. Karena pada dasarnya

kuat atau tidaknya corrugated steel tergantung pada proses penimbunan

dan pemadatan.

Ade Darmawan (4110512 0038) V-2


DAFTAR PUSTAKA

Reyman, W.P. 1984. Steel Drainage And Highway Construction Products.

American Iron And Steel Institute.

Sosrodarsono, Suyono. & Kazuto Nakazawa. 2005. Mekanika Tanah Dan Teknik

Pondasi. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

1984. Corrugated Steel Pipes, Pipe-Arches, And Arches. Standards Association

Of Australia.

Kusuma, Gideon H. & W.C. Vis. 1996. Dasar-Dasar Perencanaan Beton.

Erlangga.

Kusuma, Gideon H. & W.C. Vis. 1996. Grafik Dan Tabel Perhitungan Beton

Bertulang. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai