Uji Pembebanan
Uji Pembebanan
Uji Pembebanan
ABSTRAK
Uji pembebanan bertujuan menilai respons struktur jembatan akibat beban yang
diberikan khususnya terkait kekuatan dan kenyamanan. Pengujian beban dapat
dilakukan dengan uji beban statik dan beban dinamik. Uji beban statik dilakukan untuk
menentukan kapasitas jembatan, pada uji ini pembebanan dilakukan secara bertahap
mensimulasi beban rencana. Parameter yang diukur dalam uji ini adalah lendutan dan
tegangan pada elemen-elemen jembatan. Uji dinamik dilakukan untuk mendapatkan
karakteristik getar jembatan sekaligus sebagai “finger print” jembatan atau catatan
lahir yang dapat digunakan untuk mengetahui laju penurunan kondisi/deterioration
jembatan pada saat operasional. Parameter yang diukur dalam uji ini adalah
percepatan dan frekuensi getar.
Uji statik Jembatan Timpah dilakukan dengan 24 truk dengan berat masing-masing
12.5 ton (total beban uji 300ton) yang disebar di sepanjang jembatan sehingga
mensimulasi 40% beban layan. Pengujian statik dilakukan secara bertahap 100ton,
200ton dan 300ton untuk melihat perilaku struktur. Lendutan dan tegangan hasil
pengujian kemudian dibandingkan dengan lendutan dan tegangan hasil model struktur
yaitu sebesar lendutan sebesar 27mm dan tegangan sebesar tegangan ijin untuk
beban 24 truk.
Uji beban dinamik Jembatan Timpah dilakukan dengan jumping test dimana sebuah
truk seberat 12.5ton bergerak dengan kecepatan rendah melampaui ganjal kayu
setinggi 12 cm pada tengah bentang. Accelerometer diletakkan di tengah bentang
yang berfungsi mencatat getaran akibat impak yang diberikan oleh truk. Berdasarkan
hasil pengujian diperoleh frekuensi getar vertikal mode pertama sebesar 1.71Hz. Hasil
ini kemudian dibandingkan dengan frekuensi getar model struktur untuk melihat
perilaku kekakuan jembatan.
Pada tulisan ini dibahas contoh kasus uji beban Jembatan Timpah, Provinsi Kalimantan
Tengah yang merupakan jembatan khusus dengan konstruksi rangka baja menerus
bentang utama 105m.
Kata kunci: pembebanan, Jembatan Timpah, uji beban dinamik, uji beban statik.
Penulis Makalah:
1. Ir Herry Vaza, MEng.Sc Subdit Teknik Jembatan, Dit. Bina Teknik, Ditjen.
Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum
2. Monang Saut, ST, MT Subdit Teknik Jembatan, Dit. Bina Teknik, Ditjen.
Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum
1
1. Pendahuluan
Uji pembebanan bertujuan menilai respons struktur jembatan akibat beban yang
diberikan khususnya terkait kekuatan dan kenyamanan. Pengujian beban dapat
dilakukan dengan uji beban statik dan beban dinamik. Uji beban statik dilakukan untuk
menentukan kapasitas jembatan, pada uji ini pembebanan dilakukan secara bertahap
mensimulasi beban rencana. Parameter yang diukur dalam uji ini adalah lendutan dan
tegangan pada elemen-elemen jembatan. Uji dinamik dilakukan untuk mendapatkan
karakteristik getar jembatan sekaligus sebagai “finger print” jembatan atau catatan
lahir yang dapat digunakan untuk mengetahui laju penurunan kondisi/deterioration
jembatan pada saat operasional. Parameter yang diukur dalam uji ini adalah
percepatan dan frekuensi getar.
2
- Lebar jembatan = 9,0 meter (1,0 + 7,0 + 1,0)
- Konfigurasi = (62,5 + 105 + 62,5 m) + 25 m
- Tipe Jembatan = Cantilever truss bridge (230m) + Komposit baja (25m)
- Bangunan Atas = Rangka Baja Non Standar Bentang Khusus
- Berat jembatan = 35,0 ton
Gamba
r Memanjang Jembatan
2. Prosedur Pengujian
Secara prinsip pengujian beban adalah
- Pengujian harus memberi tegangan dan deformasi yang jelas pada elemen-
elemen penting sistem struktur (Penentuan elemen-elemen tersebut ditentukan
dari hasil perencanaan awal).
Beban UDL = 0.8 x (0.5 + 15/105m) x lebar 7.0m x panjang 105m = 378 ton
3
2.2Uji Beban Dinamik
Uji beban dinamik ini dilakukan untuk mendapatkan karakteristik getaran jembatan
dengan cara memberi goncangan pada jembatan. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan parameter-parameter seperti natural frequency, damping ratio, mode
shape struktur sehingga dapat dinilai kekakuan struktur jembatan.
Prosedur pengujian:
- Uji beban dinamik dapat dilaksanakan dengan jumping test dimana sebuah truk
berat 12.5 ton bergerak dengan kecepatan rendah melampaui ganjal kayu
setinggi 12 cm.
- Alat uji yang diperlukan adalah Blastmate IIII dengan accelerometer 3 arah
yang diletakkan di tengah bentang.
Uji beban statik dilakukan dilakukan untuk menentukan kapasitas jembatan dengan
menempatkan beban di posisi jembatan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
parameter-parameter seperti statik displacement, regangan statik struktur sehingga
dapat dinilai kinerja jembatan. Pada uji ini digunakan 24 truk dengan berat masing-
masing 12.5 ton sehinggga diperoleh beban total uji 300 ton.
a) LOADING
- Tahap 1: Tidak ada truck
- Tahap 2: Truck yang digunakan 8 buah (total beban 100 ton) yang
ditempatkan 4 buah dimasing-masing bentang tepi dan 4 buah dibentang tengah
- Tahap 3: Truck yang digunakan 16 buah (total beban 200 ton) yang
ditempatkan 4 buah dimasing-masing bentang tepi dan 8 buah dibentang tengah
- Tahap 4: Truck yang digunakan 24 (total beban 300 ton) buah yang
ditempatkan 6 buah dimasing-masing bentang tepi dan 12 buah dibentang
tengah
b) UNLOADING
- Tahap 5: Truck yang digunakan 16 buah (total beban 200 ton) yang
ditempatkan 4 buah dimasing-masing bentang tepi dan 8 buah dibentang tengah
- Tahap 6: Truck yang digunakan 8 buah (total beban 100 ton) yang
ditempatkan 4 buah dimasing-masing bentang tepi dan 4 buah dibentang tengah
4
- Tahap 7: Tidak ada truck
Dalam pengujian beban di lapangan ini perlu adanya tracehold (warning) yang
dilakukan dengan pengukuran lendutan dan tegangan. Pengukuran lendutan dari
bacaan alat Total Station dengan ketelitian bacaan sampai dengan satuan sentimeter.
Pengukuran dilakukan sepanjang median jembatan di setiap titik-titik buhul.
Sedangkan Pengukuran tegangan menggunakan 20 buah Strain Gauge pada batang-
batang utama maksimum yang telah ditentukan (lihat lampiran dibelakang).
Pembatasan lendutan pada tengah bentang akibat uji beban tahap 4 menggunakan 24
buah truk (total beban 300 ton) adalah 27mm.
3. Hasil Pengujian
5
1 2
2
1
Pengamatan uji beban statik meliputi lendutan dan regangan. Hasil lendutan terlihat
mengikuti tren lendutan pada model struktur/rencana. Sedangkan berdasarkan hasil
pengamatan, bacaan regangan yang terjadi sangat sensitif. Pada kegiatan pengukuran
ini ada 3 buah strain gauge yang dataya tidak terekam dengan baik. Hal ini
disebabkan lokasi strain gauge yang terlalu jauh dari data logger. Tegangan listrik
yang tidak stabil pada saat pengukuran juga membuat alat pengujian harus disetting
ulang beberapa kali.
6
Hasil pengamatan displacement dan regangan pada saat pengujian adalah sebagai
berikut:
7
Tabel hasil pengukuran total stasion di lapangan
TAHAPAN PENGUJIAN
Loading Un-loading
No. 1 2 3 4 5 6 7
Titi Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Re
k Aktual Rencana Aktual Bintek Kons Aktual Bintek Kons Aktual Bintek Kons Aktual Bintek Kons Aktual Bintek Kons Aktual Bintek
1 0 0 0.7 2.2 0 -1.8 1.7 0 -4.3 -0.9 0 -1.8 1.7 0 0.7 2.2 0 0
2 0 0 1.2 3.9 -10 -3.2 3.1 -10 -6.8 -1.2 -10 -3.2 3.1 0 1.2 3.9 0 0
3 0 0 1.4 4.7 -10 -3.8 3.6 -10 -6.6 0.1 -10 -3.8 3.6 0 1.4 4.8 10 0
4 0 0 1.1 4.2 -10 -2.7 3.5 -10 -4.2 1.4 -10 -2.7 3.5 0 1.1 4.17 0 0
5 0 0 0.4 2.3 -10 -1.5 2.3 -10 -2 1.5 -10 -1.5 2.3 0 0.4 2.3 0 0
6 0 0 -3.9 -4.3 -10 -4.3 -6.2 -10 -5.9 -6.8 -10 -4.3 -6.2 0 -3.9 -4.3 0 0
7 0 0 -8.1 -8.8 -10 -9.3 -13 -10 -11.6 -13.6 -10 -9.3 -13 0 -8.1 -8.8 10 0
8 0 -10 -12.7 -13.7 -20 -14.8 -20.3 -20 -17.5 -20.8 -20 -14.8 -20.3 -10 -12.7 -13.7 0 0
9 0 -10 -16.5 -17.7 -20 -18.9 -25.3 -20 -21.8 -25.8 -20 -18.9 -25.3 -10 -16.5 -17.7 0 0
10 0 -10 -17.7 -19 -20 -20.3 -26.9 -20 -23.2 -27.4 -20 -20.3 -26.9 -10 -17.7 -19 0 0
11 0 -10 -16.5 -17.7 -20 -18.9 -25.3 -20 -21.8 -25.8 -20 -18.9 -25.3 -10 -16.5 -17.7 0 0
12 0 -10 -12.7 -13.7 -20 -14.8 -20.3 -20 -17.5 -20.8 -20 -14.8 -20.3 -10 -12.7 -13.7 0 0
13 0 0 -8.1 -8.8 -10 -9.3 -13 -10 -11.6 -13.6 -10 -9.3 -13 0 -8.1 -8.8 10 0
14 0 0 -3.9 -4.3 -10 -4.3 -6.19 -10 -5.9 -6.79 -10 -4.3 -6.19 0 -3.9 -4.3 -10 0
8
Tabel hasil pengukuran strain gauge di lapangan
6 7
13
12 16 17 19
9 11
18
14 15
2 0 1 3
Tahap
Uji 1 2 3 4 5 6 7
9
12.1 11.9 12.1
xxx xxx - xxx xxx - xxx xxx - xxx xxx - xxx xxx - xxx xxx
17 0 0 0 x x 12.0 x x 12.1 x x 11.8 x x 12.1 x x 12.0 x x 0.0
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
18 0 0 0 x x 1.8 x x 1.4 x x -2.2 x x 1.4 x x 1.8 x x 0.0
xxx xxx - xxx xxx - xxx xxx - xxx xxx - xxx xxx - xxx xxx
19 0 0 0 x x 11.7 x x 15.2 x x 15.9 x x 15.2 x x 11.7 x x 0.0
10
4. ANALISIS
4.1Uji Dinamik
Pada uji dinamik terlihat bahwa mode 1 dan mode 2 vertikal jembatan berdekatan
dengan mode 1 dan mode 2 translasi dengan amplitudo translasi yang cukup
besar. Hal ini dapat mengindikasi kekakuan jembatan dalam arah translasi yang
relatif fleksibel.
1 2
2
1
4.2Uji Statik
Dari hasil uji beban yang telah dilakukan didapat nilai regangan maksimum
sebesar 167μ pada lokasi strain gauge No 15 dengan total beban truk total truk
11
diseluruh bentang 24 truk (beban penuh 300 ton) atau 12 truk di tengah bentang
(150 ton). Batang yang mengalami regangan maksimum adalah batang bawah
yang berada di tengah bentang. Berdasarkan informasi pihak pelaksana
konstruksi diketahui berat struktur rangka baja jembatan di tengah bentang
adalah 370 ton dan berat lantai jembatan 0.576 ton/m2 sehingga berat total
struktur jembatan= 966 ton. Berdasarkan data tersebut, diperkirakan nilai
regangan yang terjadi sebelum pengujian adalah 966/150x167μ= 1075μ (material
masih bersifat elastis). Sehingga nilai regangan maksimum total yang terjadi pada
member adalah 1242 μ.
Pada dasarnya, pola lendutan yang terjadi pada saat pengujian mengikuti tren
pada model struktur. Lendutan terbesar adalah 2.0 cm, mendekati lendutan pada
model yaitu sebesar 2.7 cm. Nilai satuan terkecil bacaan teodolite yang hanya
sampai satuan cm menyebabkan bacaan tidak terlalu akurat.
5.1Kesimpulan
Dari kegiatan uji beban ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Frekuensi getar aktual jembatan berdasarkan uji dinamik lebih rendah dari
frekuensi rencana. Hal ini dapat mengindikasikan kekakuan jembatan yang
relatif lebih kecil dibandingkan model.
2. Pola lendutan yang terjadi pada saat pengujian mengikuti pola model
struktur. Lendutan terbesar adalah 2 cm, mendekati lendutan pada model
yaitu sebesar 2.7 cm.
5.2Saran
12
pengguna jembatan baik terkait dengan rambu-rambu lalu-lintas,
penerangan, lapis aspal, railing pada ujung jembatan, dll.
2. Kemampuan alat baca lendutan pada uji statik minimal sampai dengan
satuan milimeter sehingga diperoleh data uji yang lebih akurat.
3. Pada uji statik, jembatan disarankan didiamkan dalam waktu yang relatif
lama untuk tiap tahap uji sehingga jembatan dalam keadaan stabil pada saat
pengukuran.
13