Dasar Teori Kimia Klinik Protein Total
Dasar Teori Kimia Klinik Protein Total
Dasar Teori Kimia Klinik Protein Total
ekstravaskular sama dengan mmHg, tekanan osmotik intravascular adalah (x+y) mmHg. y
merupakan tekanan onkotik albumin. Tekanan onkotik dipertahankan oleh albumin plasma.
Sebenarnya, tekanan osmotic intra- atau ekstravaskular jauh lebih besar jika dibandingkan
dengan tekanan onkotik, tetapi albumin tidak bebas berdifusi melalui membrab vascular,
sedangkan senyawa-senyawa lain, seperti garam dan senyawa organic yang berat, molekul kecil
berada dalam keadaan seimbang. Hal ini mudah dimengerti karena bahan-bahan yang terlarut
dalam plasma mudah berdifusi keluar dan masuk vascular, kecuali protein. Disamping protein,
plasma sebagai antioedema juga berperan dalam pengangkutan materi, seperti asam lemak bebas,
bilubirin, dan obat-obatan tertentu. Globulin tertentu berperan sebagai antibody dan membantu
proses pembekuan darah karena faktor-faktor pembekuan darah tergolong globin, seperti
fibrinogen dan protrombin (Zulbadar, 2008).
Fungsi protein plasma:
1. Keseimbangan osmotik
Hipoalbumin menyebabkan tekanan osmotic plasma menurun sehingga kapiler tidak mampu
melawan tekanan hidrostatik sehingga timbul oedem (cairan darah menuju ke jaringan
interstitial).
2. Pembentukan dan nutrisi jaringan
Enzim, hormon, pembekuan darah ( fibrinogen, AT III ) dan jaringan tubuh.
3. Daya tahan tubuh
Antibodi dan komplemen
Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit mensintesis fibrinogen,
albumin, dan 60 80 % dari bermacam-macam protein yang memiliki ciri globulin. Globulinglobulin yang tersisa adalah imunoglobulin (antibodi) yang dibuat oleh sistem limforetikuler.
Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan
untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma,
kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma.
Protein dapat ditetapkan kadarnya dengan metode biuret. Prinsip dari metode biuret ini
adalah ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks berwarna ungu dengan penambahan
garam kupri dalam suasana basa (Carprette, 2005). Reaksi biuret terdiri dari campuran protein
dengan sodium hidroksida (berupa larutan) dan tembaga sulfat. Warna violet adalah hasil dari
reaksi ini. Reaksi ini positif untuk 2 atau lebih ikatan peptida (Harrow, 1954).
Saat ini, pengukuran protein telah banyak menggunakan analyzer kimiawi otomatis.
Pengukuran kadar menggunakan prinsip penyerapan (absorbance) molekul zat warna. Protein
total biasanya diukur dengan reagen Biuret dan tembaga sulfat basa. Penyerapan dipantau secara
spektrofotometri pada 545 nm. Albumin sering dikuantifikasi sendiri. Sedangkan globulin
dihitung dari selisih kadar antara protein total dan albumin yang diukur. Penetapan kadar protein
dalam serum biasanya mengukur protein total, dan albumin atau globulin. Salah satu metode
untuk menetapkan kadar protein total, yaitu berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang
larut dalam serum. Penetapan ini sebenarnya mengukur nitrogen karena protein berisi asam
amino dan asam amino berisi nitrogen. Penyerapan cahaya oleh protein disebabkan oleh ikatan
peptida residu ritosil, triptofonil, dan fenilalanin. Hal yang juga mempengaruhi adalah gugusgugus non-protein yang mempunyai sifat menyerap cahaya. Spektrum absorbansi suatu larutan
protein bervariasi tergantung pada pH dan sesuai denagn ionisasi residu sama amino
(Montgomery, dkk. 1993).
Kerugian dari metode ini adalah hasil penetapannya tidak murni menunjukkan kadar
protein, melainkan bisa saja kadar senyawa yang mengandung benzena, gugus fenol, gugus
sulfhidrin, ikut terbaca kadarnya. Selain itu, waktu penetapan yang dipergunakan juga lama,
sehingga sering kali kurang effektif (Lehninger, 1982).
Masalah klinis yang mungkin terjadi, yaitu PENURUNAN KADAR : malnutrisi
berkepanjangan, kelaparan, diet rendah protein, sindrom malabsorbsi, kanker gastrointestinal,
kolitis ulseratif, penyakit Hodgkin, penyakit hati yang berat, gagal ginjal kronis, luka bakar yang
parah, intoksikasi air. PENINGKATAN KADAR : dehidrasi (hemokonsentrasi), muntah, diare,
mieloma multipel, sindrom gawat pernapasan, sarkoidosis (Slightam, Cindie. 2015)
Nilai normal :
Isiin jep cik insert kit ku ilang
Dafpus
Cindie Slightam. Total Protein Test. 2015. http://www.healthline.com/health/total-protein
Lesy, Soraya. 2015. Laporan Protein Total. http://dokumen.tips/documents/laporan-proteintotal.html
Berg JM, tymoczko JL, Stryer L. 2002. Biochemistry. 5 th Edition. New York : W. H Freeman
and Company
Zulbadar, P. (2008). Memahami Teori Dan Praktik Biokimia Dasar Medis. Padang: Penerbit
Buku Kedokteran.
Harrow. 1954. Textbook Of Biochemistry 6th Edition. U.S.A: Saunders Company.
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Penerjemah: Maggy Thenawijaya. Jakarta: Erlangga.
Montgomery dkk, 1993. Biokimia Berorientasi Pada Kasus Klinik. Jakarta;
Binarupa Aksara