Bab 2 - Pekerjaan Pengerukan (OK)

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Laporan Metode

Pelaksanaan

Detail Desain Rehabilitasi Situ-Situ di Kabupaten


Bogor

BAB II
PEKERJAAN PENGERUKAN
BAB 2. PEKERJAAN PENGERUKAN
2.1. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan pekerjaan normalisasi (pengerukan situ) adalah sebagai berikut:
1.

Excavator berponton menggali alur sungai, lalu hasil galian tersebut diestafet
ketepi alur Situ atau mendekati bantaran sungai. Dalam estafet ini dapat
dilakukan dalam siklus lebih dari satu kali estafet sesuai dengan lebar atau
bentang alur Situyang ada. Hasil galian yang diletakkan ditepi alur Situ (hasil
estafetan excavator berponton) kemudian diambil oleh excavator darat dan
dilanjutkan sesuai spektek (spesifikasi teknik) yang ditentukan, dapat dibuang
pada bantaran atau tanggul untuk dijadikan timbunan atau dibuang dengan
menggunakan dump truck ke lokasi disposal lain yang disepakati (diluar area
tanggul atau sungai).

2.

Operator kapal keruk harus senantiasa mengadakan hubungan konsultasi


dengan Direksi dalam mengatasi permasalahan sewaktu pelaksanaan
pengerukan.

3.

Lebar pengerukan harus efisien, sesuai dengan spesifikasi kapal yang ditentukan
oleh pabrik. Kedalaman pengerukan harus 0,5 - 2 kali diameter pipa pemotong
(cutter). Kecepatan aliran lumpur dalam pipa antara 3 - 4 m3/det.

4.

Volume pengerukan yang diakui dihitung berdasarkan gambaran rencana alur.


Untuk pelaksanaan pengerukan harus ditambah dengan pengerukan tambahan
(over dredge) setebal 0,5 meter.

5.

Talud saluran harus dirapihkan dengan excavator.

6.

Pipa-pipa untuk menyalurkan lumpur harus ditata dan dijaga agar sedapat
dapatnya tidak mengganggu aktivitas penduduk di sekitarnya.

7.

Apabila karena satu dan lain hal sehingga terjadi (over dredge) yang melebihi
batas toleransi sehingga mengakibatkan kerusakan bangunan didekatnya maka
Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaikinya dengan biaya sendiri.

8.

Apabila karena satu dan lain hal terjadi kecelakaan/tubrukan/benturan antara


kapal keruk dengan kapal niaga atau alat apung lainnya, maka sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk menyelesaikannya sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku.

2.2. URUTAN KERJA


Urutan kerja pelaksanaan pengerukan adalah sebagai berikut:
a. Lebar situ diperkirakan 2.0 km
b. Excavator 1 + Ponton 1 mengeruk / menggali tanah dan dimuat ke Ponton 2
c. Ponton 2 mengangkut tanah hasil galian ketepi situ
d. Excavator 2 menurunkan tanah hasil galian pada Ponton 2 ke darat tempat timbunan hasil
galian

PT. METTANA ENGINEERING CONSULTANT

Laporan Metode
Pelaksanaan

Detail Desain Rehabilitasi Situ-Situ di Kabupaten


Bogor

e. Bulldozer menghampar, meratakan dan merapihkan

SKETSA URUTAN PELAKSANAAN PENGERUKAN SITU

PT. METTANA ENGINEERING CONSULTANT

Laporan Metode
Pelaksanaan

Detail Desain Rehabilitasi Situ-Situ di Kabupaten


Bogor

PT. METTANA ENGINEERING CONSULTANT

Anda mungkin juga menyukai