Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Tanah
BAGIAN II
PEKERJAAN TANAH
3) PENELITIAN/ LABORATORIUM :
a) Material yang hendak digunakan sebagai bahan urugan harus diajukan
contohnya dengan menunjukkan data asal dan depositnya untuk selanjutnya
dilakukan pengetesan/pengujian di laboratorium.
Pengujian di laboratorium paling sedikit dilaksanakan masing-masing sebanyak
5 (lima) contoh tanah yang diambil secara acak disetiap lokasi pengambilan.
Jenis penyelidikan material di laboratorium terdiri dari :
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT (RKS) Halaman : II -4
g) Material urugan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk dapat
mencapai kepadatan yang disyaratkan harus ditambahkan air dengan alat
penyemprot (sprinkler) dan dicampur/diaduk sampai merata.
Material urugan yang mengandung kadar air lebih tinggi dari seharusnya tidak
boleh dipadatkan sebelum cukup dikeringkan dan disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi, Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan sarana-sarana
pengujian kadar air dan melaksanakannya atas permintaan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
h) Jika Konsultan Manajemen Konstruksi menghendaki, Pelaksana Pekerjaan harus
menggali tanah tufa atau material tanah yang kurang baik mutunya pada lapisan
tanah asli sampai kedalaman yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Jika lapisan tanah asli tersebut ternyata terdiri dari material lunak atau
berlumpur, maka Pelaksana Pekerjaan harus menggali dan mengganti lapisan
tersebut dengan material yang tepat seperti pasir, kerikil atau batu pecah sesuai
dengan petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi dan harus dipadatkan lapis
perlapis dengan ketebalan tiap lapis tidak melebihi 30 cm.
i) Dalam melaksanakan pekerjaan pemadatan, Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menggunakan stamper (hand compaction).
Pemadatan dengan menggunakan timbris dan alat-alat ringan lainnya tidak
diperkenankan, kecuali pada daerah-daerah yang tidak memungkinkan
digunakan peralatan pemadat berat seperti disyaratkan di atas.
j) Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah dan
bilamana perlu harus membuat talud samping sebagai pengaman.
Pelaksana Pekerjaan harus mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari
kesalahan dan keteledoran Pelaksana Pekerjaan atau akibat dari aliran air.
k) Apabila dari pertimbangan Konsultan Manajemen Konstruksi cukup baik mutu
tanah hasil pemotongan (cutting) dilokasi, dan setelah dilakukan pengujian
kwalitas tanah ini memenuhi syarat, maka Pelaksana Pekerjaan boleh
menggunakan tanah ini untuk bahan pengurugan.
l) Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan material
yang tidak lebih tebal dari 20 cm, maka bagian atas timbunan tersebut harus
digaruk sebelum material timbunan tambahan dihamparkan untuk selanjutnya
dipadatkan sampai mencapai elevasi dan persyaratan teknis lainnya.
m) Tinggi permukaan tanah timbunan akhir yang dicapai harus diperiksa dan diteliti
sesuai dengan persyaratan dan gambar perencanaan.
n) Setelah pekerjaan pematangan tanah selesai dilaksanakan seluruhnya, Pelaksana
Pekerjaan diharuskan untuk membuat patok-patok tetap/ bench mark sesuai
dengan gambar perencanaan.
o) Seluruh sisa material, puing-puing, reruntuhan dan sampah-sampah harus
disingkirkan dari lokasi.
p) Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Manajemen Konstruksi maka seluruh
sarana penunjang pekerjaan seperti gudang, kantor, Direksi Keet beserta segala
peralatan harus dipindahkan atau dibongkar sesuai dengan petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi dan tanah bekas sarana-sarana penunjang tersebut harus
dirapihkan kembali.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT (RKS) Halaman : II -6
-oo0oo-