Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
PELAKSANAAN
REVITALISASI MESJID DARUSSALAM CENDANA RT. 002 RW. 036
KELURAHAN BELIAN KEC. BATAM KOTA
METODE PELAKSANAAN
NAMA PROYEK : REVITALISASI MESJID DARUSSALAM CENDANA RT. 002
RW. 036 KELURAHAN BELIAN KEC. BATAM KOTA
PEMILIK PROYEK : DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
LOKASI PROYEK : BATAM
SUMBER DANA : APBD PROVINSI KEP.RIAU
MASA PELAKSANAAN : 90 (SEMBILAN PULUH) HARI KALENDER
Pertama-tama kami mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana pada
kesempatan ini perusahaan kami PT. RAJU PERMATA MANDIRI dapat mengikuti
proses pelelangan yang akan dilaksanakan oleh panitia pelelangan pekerjaan : Revitalisasi
Mesjid Darussalam Cendana RT. 002 RW. 036 Kelurahan Belian Kec. Batam Kota Apabila
perusahaan kami terpilih dalam proses pelelangan ini, maka setelah dilakukan penunjukan
sebagai pelaksana kegiatan, kami segera melakukan persiapan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut diatas. Persiapan termasuk mengurus semua dokumen administrasi yang
berkaitan dengan pekerjaan tersebut diatas. Setelah semua ini selesai, maka diakukan
persiapan teknis pelaksanaan pekerjaan. Turun ke lapangan untuk pcm, maka setelah
itu proses pelaksanaan pekerjaan dimulai tahap demi tahap sebagaimana kami uraikan
berikut ini :
Melaksanakan Pekerjaan Revitalisasi Mesjid Darussalam Cendana RT. 002 RW. 036
Kelurahan Belian Kec. Batam Kota
Lokasi proyek :
Batam
Lingkup pekerjaaan
PEKERJAAN PENDAHULUAN
PEKERJAAN PAGAR
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PAVING
PEKERJAAN LANTAI
PEKERJAAN KERAWANGAN MESJID
PEKERJAAN CANOPY
PEKERJAAN MENARA ANAK KUBAH
PEKERJAAN RAILING STAINLEES
PEKERJAAN JENDELA KACA PATRI TEMBAGA
PEKERJAAN PENGECETAN
PEKERJAAN LAIN-LAIN
METODE PELAKSANAAN
III. Pekerjaan Tempat Wudhu
IV. Pekerjaan Lain Lain
F. Rencana Kerja, Metode Pengendalian Mutu
I. Spesifikasi Teknis bahan/material/ barang
II. Rencana Pengendalian mutu
PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Mesjid
Darussalam Cendana RT. 002 RW. 036 Kelurahan Belian Kec. Batam Kota diperlukan Manajemen
Proyek yang baik dan struktur organisasi dengan pembuatan pembagian ( Job Description)
yang jelas dan penempatan tenaga ahli yang berpengalaman .
Ada tiga garis besar untuk menciptakan berlangsungnya proyek ini bisa berjalan sesuai
dengan yang diatur dalam dokumern penawaran yaitu Proyek ini diselesaikan dalam waktu
90 hari .
Perencanaan
Untuk mencapai tujuan, proyek ini kami merencanakan dengan mantang yaitu dengan
meletakan dasar tujuan dan sasaran dari proyek sekaligus menyiapkan segala program
teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan. Tujuannya agar memenuhi
persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya, dan keselamatan
kerja. Perencanaan sistem manajemen proyek ini untuk memastikan hal –hal yang berkaitan
dengan biaya, waktu, mutu, K3, Manajemen Sumber daya manusia, lingkungan resiko dan
sistem Komunikasi
METODE PELAKSANAAN
8 hal menjadi rencana metode pelaksanaan untuk menjalankan proyek tersebut
diatas adalah :
METODE PELAKSANAAN
A. RENCANA METODE PELAKSANAAN
General Barchart
SPMK PEKERJAAN
MCO PERSIAPAN
START LAHAN
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
STRUKTUR
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
ARSITEKTUR
PELAKSANAN
PEKERJAAN
MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
PHO
METODE PELAKSANAAN
B. RENCANA METODE PELAKSANAAN
A. Management Proyek
MANAGEMEN Proyek (Menyelesaikan sesuai Waktu, Budget, dan Mutu)
Managemen Proyek adalah semua Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
koordinasi suatu proyek dari awal(Gagasan) Hingga berakhirnya Proyek Untuk
Menjamin Pelaksanaan Proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tetap mutu.
Implikasi ciri-ciri Proyek dalam Praktek yang harus dipahami :
1. Proyek harus Dimanajemeni atas dasar Per Phase Dari Siklus Hidupnya dengan
Tanggung jawab yang Maksimun serta perencanaan Dan Pengendalian Yang
Terintegrasi
2. Orientasi Pada Proses dan Produk
3. Organisasi Proyek harus terkait terus-menerus dengan Organisasi induknya
4. Keputusan-keputusan pada phase phase Sebelumnya mempunyai dampak yang
luas dalam waktu dan biaya penyelesaianproyek.
Kebutuhan Akan Manajemen Proyek
METODE PELAKSANAAN
Tenaga, Bahan dan alat :
Metode Kerja :
Papan Nama Proyek atau Kegiatan di buat dengan Ukuran sesuai dengan Dokumen Kontrak,atau
Dokumen Lelang. Papan Nama Proyek dipasang pada lokasi yang strategis,mudah dilihat dan
tulisannya memuat Nama Kegiatan,Nilai,Waktu serta Nama Penyedia Jasa dan Istansi Pemilik
Kegiatan.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerjadan
SpesifikasiTeknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Untuk menyelesaikan Pekerjaan ini, dengan Volume Pekerjaan 1,00Ls,Kami perkirakan dapat
diselesaikan dalam waktu ± 3 hari kalender dan akan dilaksanakan pada Mingguke : 1.
METODE PELAKSANAAN
jelek/gambut harus dibuang keluar karena akan mempengaruhi daya dukung
tanah untuk pondasi.
Maka perlu penanganan khusus dalam pembersihan area bangunan yaitu
dengan membuang tanah yang jelek sampai kedalaman 10 ‐ 15 cm.Yang menjadi
kritikal poin adalah area pembuangan yang perlu dicermati karena bagaimanapun
tanah jelek yang akan di keluarkan perlu lahan yang dapat menampung menjadi
perhatian khusus dalam pelaksanaan ini
Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal pekerjaan saja tetapi secara
berkala dan menjadi kegiatan rutinitas proyek itu sendiri.Perlunya penataan
lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau sampah sangat
diperlukan dimana rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu oleh
penumpukan‐penumpukan yang tidak beraturan Pembentukan kondisi lahan /
Elevasi Bangunan perlu disepakati di awal project karena pertimbangan lokasi
perencanaan yang sudah ada sehingga bangunan tidak tinggi sebelah atau tidak
sinkron serta tidak terjadi jalan lebih tinggi dari bangunan.
METODE PELAKSANAAN
peralatan pengukuran, bor listrik dan lain-lain. Bedeng pekerja merupakan sarana
bagi para pekerja untuk beristirahat dan untuk sarana istirahat pekerja apabila
jam kerja telah usai.
METODE PELAKSANAAN
6. Penyedia Listrik Kerja
Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik,
pemotongan besi, pompa air, penerangan kerja serta power untuk
mengoperasikan alat bantu kerja lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan
membuat meteran listrik baru dengan pengajuan ke PLN atau dari
Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.
METODE PELAKSANAAN
II. PEKERJAAN PAGAR
2.1 TANAH
Metode Kerja
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pemasangan bouwplank selesai dikerjakan, dimana dari
tarikan-tarikan benang terdapat ruang-ruang yang akan di buat pondasi, bagian yang akan
dibuat pondasi digali dengan alat bantu sekop, cangkul dan linggis hingga mencapai
ukuran dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja, dan sisa-sisa dari galian diletakan
berjauhan dari lubang agar terhindar dari tanah sisa galian longsor disaat pekerjaan sedang
berlangsung. galian pondasi disesuaikan dengan ketinggian peil lantai yang ada.
Pekerjaan ini diperlukan untuk pembuatan Galian atau umumnya untuk pembentukan
profil dan penampang yang sesuaidengan Gambar Rencana serta Spesifikasi,kedalaman
dan penampang melintang sertamemanjang berpedoman pada dalam Gambar Rencana
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan Pekerjaan Pondasi Tapak 80 x 80 x 20
Cmdan Stump 15x15 selesai dikerjakan. Pekerjaan urugan kembali tanah pondasi
ini laksnakan dengan cara memasukan kembali tanah bekas galian pondasi kedalam
lobang galian pondasi yang telah dilaksanakan Pekerjaan Pondasi Tapak 80 x 80 x
20 Cm dan Stump 25x25 yang telah dikerjakan sebelumnya, setelah tanah bekas
galian dimasukan dan permukaan tanah tersebut diratakan dan dipadatkan.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerjadan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Metode Kerja
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah selesai dilaksanakan dimana
pasir urug di angkat dari tempat penimbunan pasir dan dibawa ke lobang galian dengan
menggunakan gerobak. Pasir dalam gerobak dituangkan dilobang galian dan diratakan
hingga mencapai ketinggian sesuai gambar kerja
METODE PELAKSANAAN
Metode Kerja
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan Urugan pasir, tahapan awal pekerjaan ini
membuat adukan semen+pasir+Kerikil dengan perbandingan 1:3:5 yang diaduk dengan
menggunakan concrete mixer dan ditambahkan air selama proses pengadukan,
pengadukan dilakukan hingga material tercampur dengan sempurna. Setelah selesai
proses pencampuran adukan di tuang dalam gerobak yang berada persis dibawah bagian
depan concrete mixer, lalu adukan tersebut dibawa ke lobang galian, adukan dituang
dan diratakan hingga mencapai ketinggian sesuai gambar kerja.
Kami mengirimkan sampel material seperti Semen, Pasir dan Batu Granit yang akan
digunakan ke Lobaratorium yang sudah disepakati, untuk mendapatkan rancangan
campuran untuk mutu beton K100 (Job Mix Formula), dan hasil Pencampuran sudah
harus diperlihatkan 7 hari sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Pertama-tama
disiapkan Peralatan kerja, alat bantu dan dalam Pelaksanaannya Pekerjaan ini
dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 6 orang Pekerja, 2 orang Tukang Batu,
1 orang
Kepala Tukang dan diawasi 1 orang Mandor yang sudah mengerti pekerjaan dan apa
tugasnya dalam Pekerjaan Lantai Kerja K 100.
Setelah Pekerjaan pasir urug selesai dikerjakan setebal 5 cm dan disetujui oleh konsultan
pengawas atau direksi lapangan, maka baru dilakukan pengecoran Lantai Kerja K 100
bawah pondasi, setebal 5 cm kami laksanakan. Sebelum pengecoran dikerjakan
dilakukan pemasangan bekisting pondasi, dan setelah mendapat persetujuan Direksi
Lapangan atau konsultan supervisi, baru dilakukan pengecoran. Beton diaduk
menggunakan Concrete Mixer, dipadatkan dengan cara manual dan komposisi
campuran ditakar sesuai spesifikasi teknis, air yang dipergunakan adalah air bersih yang
disediakan dari Tangki Air.
METODE PELAKSANAAN
dari Tangki Air. Pada saat pengecoran disiapkan kubus beton untuk sample pengujian
dilaboratorium, Kubus beton yang siapkan untuk sample pengujian Kuat Tekan akan
diuji dilaboratorium pada umur 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari kalender atau sesuai
dengan permintaan dari owner.
Metode Kerja
Pengecoran Beton K-250 menggunakan ready mix. Setelah pembesian dan pemsangn
beskiting selesai, dan diperiksa oleh konsultan pengawasan serta owner, kontraktor
akna lngsung memesan ready mix unuk pengecoran. Setiap pemesanan ready mix
sampai dilokasi kami akan meminta untuk dilakukan slumpt test. Setelah hasil slump
test sesuai dengan yang dipersyartkan degan mutu beton K-250, selanjutnya
dilangsungkan pengecoran. Didalam pengecoran pekerja wajib menggunakan vibrator
concrete untuk memadatkan.
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
2.2.2.2 Pembesian
METODE PELAKSANAAN
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian
ditekuk dan di bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel
dilokasi dan di ikat dengan kawat beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau
Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan
beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang
dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh
dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Untuk menyelesaikan Pekerjaan ini, dengan Volume Pekerjaan 314,52 Kg, Kami
perkirakan
dapat diselesaikan dalam waktu ± 2 hari kalender dan akan dilaksanakan pada Minggu
ke : 2.
2.2.3. Bekisting
METODE PELAKSANAAN
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang
Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan
tugasnya masingmasing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas
dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan
sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau
ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian
rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa
terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu
pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih
dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari,
demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh dibongkar sebelum
dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Untuk menyelesaikan Pekerjaan ini, dengan Volume Pekerjaan 21,6 M², Kami
perkirakan dapat diselesaikan dalam waktu ± 3 hari kalender dan akan dilaksanakan
pada Minggu ke :2.
Metode Kerja
Pengecoran Beton K-250 menggunakan ready mix. Setelah pembesian dan pemsangn
beskiting selesai, dan diperiksa oleh konsultan pengawasan serta owner, kontraktor
METODE PELAKSANAAN
akna lngsung memesan ready mix unuk pengecoran. Setiap pemesanan ready mix
sampai dilokasi kami akan meminta untuk dilakukan slumpt test. Setelah hasil slump
test sesuai dengan yang dipersyartkan degan mutu beton K-250, selanjutnya
dilangsungkan pengecoran. Didalam pengecoran pekerja wajib menggunakan vibrator
concrete untuk memadatkan.
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
2.3.2. Pembesian
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian
ditekuk dan di bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel
dilokasi dan di ikat dengan kawat beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau
Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan
beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang
dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh
dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
METODE PELAKSANAAN
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
2.3.3. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang
Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan
tugasnya masingmasing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas
dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan
sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau
ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian
rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa
terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu
pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih
dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari,
demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh dibongkar sebelum
dianggap cukup bilangannya.
METODE PELAKSANAAN
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Untuk menyelesaikan Pekerjaan ini, dengan Volume Pekerjaan 17,28 M², Kami
perkirakan dapat diselesaikan dalam waktu ± 3 hari kalender dan akan dilaksanakan
pada Minggu ke :2.
Metode Kerja
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
2.4.2. Pembesian
METODE PELAKSANAAN
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian
ditekuk dan di bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel
dilokasi dan di ikat dengan kawat beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau
Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan
beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang
dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh
dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Untuk menyelesaikan Pekerjaan ini, dengan Volume Pekerjaan 499,6 Kg, Kami
perkirakan
dapat diselesaikan dalam waktu ± 2 hari kalender dan akan dilaksanakan pada Minggu
ke : 3.
2.4.3. Bekisting
METODE PELAKSANAAN
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang
Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan
tugasnya masingmasing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas
dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan
sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau
ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian
rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa
terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu
pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih
dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari,
demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh dibongkar sebelum
dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Untuk menyelesaikan Pekerjaan ini, dengan Volume Pekerjaan 42,32 M², Kami
perkirakan dapat diselesaikan dalam waktu ± 3 hari kalender dan akan dilaksanakan
pada Minggu ke :3.
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
konsultan pengawasan serta owner, kontraktor akna lngsung memesan ready mix unuk
pengecoran. Setiap pemesanan ready mix sampai dilokasi kami akan meminta untuk
dilakukan slumpt test. Setelah hasil slump test sesuai dengan yang dipersyartkan degan
mutu beton K-250, selanjutnya dilangsungkan pengecoran. Didalam pengecoran
pekerja wajib menggunakan vibrator concrete untuk memadatkan.
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
2.5.2. Pembesian
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian
ditekuk dan di bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel
dilokasi dan di ikat dengan kawat beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau
Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan
beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang
dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh
dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
METODE PELAKSANAAN
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
2.5.3. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang
Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan
tugasnya masingmasing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas
dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan
sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau
ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian
rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa
terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu
pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih
dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari,
demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh dibongkar sebelum
dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
METODE PELAKSANAAN
2.6. Pek. Balok Beton Bertulang 12/15 cm,
Metode Kerja
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
2.6.2. Pembesian
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian
ditekuk dan di bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel
dilokasi dan di ikat dengan kawat beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau
Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
METODE PELAKSANAAN
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan
beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang
dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh
dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
2.6.3. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang
Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan
tugasnya masingmasing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas
dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan
sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau
ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian
rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila disyaratkan).
METODE PELAKSANAAN
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa
terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu
pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih
dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari,
demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh dibongkar sebelum
dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Metode Kerja
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
2.6.2. Pembesian
METODE PELAKSANAAN
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian
ditekuk dan di bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel
dilokasi dan di ikat dengan kawat beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau
Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan
beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang
dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh
dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
2.6.3. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang
Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan
tugasnya masing-masing.
METODE PELAKSANAAN
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas
dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan
sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau
ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian
rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa
terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu
pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih
dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari,
demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh dibongkar sebelum
dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Metode Kerja
- Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan bata
transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
- Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen
adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah
rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
- Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
- Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
- Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
METODE PELAKSANAAN
- Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
- Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
- Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis
dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan
kembali
Metode Kerja
Pertama-tama disiapkan Material Kerja (Pasir, Semen dan Air) dan Peralatan Kerja.
Pekerjaan ini dikerjakan oleh 1 orang Kepala Tukang, 3 orang Tukang Batu, 2 orang
Pekerja Terampil, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah
mengerti tugas serta apa pekerjaannya dalam Pekerjaan Plester 1:3 + Aci.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, nat-nat pasangan bata yang masih kosong
sebaiknya diisi dengan adukan plesteran dan biarkan mongering, ini dilakukan agar bila
selesainya pekerjaan pleteran tidak terjadi retakan sepanjang bidang/ dinding yang
selesai diplester dan difinisng. Begitu pula sebaliknya bila terdapat bekas adukan yang
METODE PELAKSANAAN
mengeras seperti butiran koral sebaiknya harus dibersihkan sebelum dilakukan pekerjaan
pemelesteran dinding bata tersebut. Jika ini tidak dibersihkan akan mengakibatkan
permukaan terlihat seperti menggerutu, hal ini akan mempersulit pada saat pekerjaan
finising Pengecatan.
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
Hindari mengaci terlalu tebal, karena jika ketebalan aci tersebut melebihi batas
normal maka akan mengalami kesulitan pada saat proses perataannya. Tebal acian
yang dianjurkan adalah 1,5 – 2,0 mm, tergantung kerataan dasar permukaannya. Jika
plesteran gompal atau retak lakukan perbaikan sebelum mengaci. Acian tidak dapat
menutup retak atau gompal. Jika anda ingin melanjutkan melanjutkan ke pengerjaan
pengecatan tunggu
lapisan acian hingga benar-benar kering, agar hasil yang dicapai maksimal. Bila Anda
ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimal, tahan terhadap rembesan dan
keretakan Anda dapat mencampurkan lem putih pvac yang berfungsi sebagai perekat
yang sudah dicairkan kedalam adonan acian.
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
Metode Kerja
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
2.5. PEKERJAAN PENGECATAN
2.5.1. Pek, Pengecatan Tembo Baru (3 Lapis Cat Penutup)
Metode Kerja
Pengecatan akan dilaksanakan 2 x (2 lapis) dan juga mengacu pada spsifikasi teknis
hal ini agar mendapatkan mutu dan hasil yang baik dan bagus.
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan ini dekerjakan sesuai dengan RAB, Gambar Kerja dan Spesifikasi
Teknis, serta disetujui oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
METODE PELAKSANAAN
Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby
roller atau stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling
mengunci antar paving block satu sama lainnya.
Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu
batu.
Metode Kerja :
METODE PELAKSANAAN
Keramik 40x40cm yang digunakan ialah yang bermutu baik dan persisi serta telah
disetujui Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
DalamPelaksanaanPekerjaaniniakandikerjakansesuaidenganGambarKerjadanSpesif
ikasiTeknis, sertaditerima olehDireksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Metode Kerja :
METODE PELAKSANAAN
Keramik 40x40cm yang digunakan ialah yang bermutu baik dan persisi serta telah
disetujui Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
DalamPelaksanaanPekerjaaniniakandikerjakansesuaidenganGambarKerjadanSpesif
ikasiTeknis, sertaditerima olehDireksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
VII. CANOPY
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
Bahan atap yang kami pergunakan untuk Kanopi selalu bergaransi, tahan lama.
Bahan Rangka kanopi ini salah satu yang harus di perhatikan karena membahayakan
apabila salah di pemasangan ataupun salah pemilihan bahan, , Canopy carport biasanya
lebih kuat di bandingkan dengan rangka canopy samping atau jendela disesuaikan
dengan bentangan yang ada, Penggunaan rangka double bagus selain buat variasi juga
menambah kekuatan ,untuk bentangan 5 m dengan atap polycarbonate idealnya
menggunakan besi hollow 40 mm x 80 mm x 2 mm atau pipa 2 inch dan kolom
maximal 80 cm x 80 cm rangka kolom bisa juga menggunakan besi lebih kecil dari
bingkai ( besi kolom hollow 40 mm x 60 mm x 2 mm atau pipa 1,5 inch), pengelasan
sambungan penuh dan pemasangan tiang kuat atau apabila tarik sling dudukan
diperhatikan.
METODE PELAKSANAAN
VII. PEKERJAAN MENARA ANAK KUBAH
Metode Kerja
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
.
1.1.2. Pembesian
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian
ditekuk dan di bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel
dilokasi dan di ikat dengan kawat beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau
Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan
beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang
dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh
dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
1.1.3. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang
Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan
tugasnya masingmasing.
METODE PELAKSANAAN
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas
dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan
sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau
ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian
rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa
terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu
pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih
dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari,
demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh dibongkar sebelum
dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
7.2.2. Pembesian
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian
ditekuk dan di bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel
dilokasi dan di ikat dengan kawat beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau
Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan
beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang
dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh
dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
METODE PELAKSANAAN
7.2.3. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang
Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan
tugasnya masingmasing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas
dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan
sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau
ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian
rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa
terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu
pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih
dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari,
demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh dibongkar sebelum
dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
Pengecoran Balok Beton Bertulang menggunakan Beton K-250 menggunakan ready
mix. Setelah pembesian dan pemsangn beskiting selesai, dan diperiksa oleh konsultan
pengawasan serta owner, kontraktor akna lngsung memesan ready mix unuk
pengecoran. Setiap pemesanan ready mix sampai dilokasi kami akan meminta untuk
dilakukan slumpt test. Setelah hasil slump test sesuai dengan yang dipersyartkan degan
mutu beton K-250, selanjutnya dilangsungkan pengecoran. Didalam pengecoran
pekerja wajib menggunakan vibrator concrete untuk memadatkan.
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
7.3.2. Pembesian
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian
ditekuk dan di bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel
dilokasi dan di ikat dengan kawat beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau
Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan
beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
METODE PELAKSANAAN
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang
dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh
dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
7.3.3. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang
Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan
tugasnya masing-masing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas
dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan
sampai merusak permukaan beton. Bahan
METODE PELAKSANAAN
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau
ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian
rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa
terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu
pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih
dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari,
demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh dibongkar sebelum
dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
7.4.2. Pembesian
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam
Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor,
yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian
ditekuk dan di bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel
dilokasi dan di ikat dengan kawat beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau
Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan
beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang dengan
tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
METODE PELAKSANAAN
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
7.4.3. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam Pelaksanaannya
Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang Tukang, 6 orang Pekerja dan
diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan tugasnya masingmasing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas dari kotoran-
kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan pada saat
pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang disetujui oleh
pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau ketebalan selimut baton, antara
Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila
disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa terjadi
perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu pengecoran air semen tidak
merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak
boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari, demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh
dibongkar sebelum dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis,
serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
METODE PELAKSANAAN
Rencana Volume ( BQ ) : 0,44 m3
Jam kerja (Pekerja) : 8,00 Jam
Metode Kerja
Pengecoran Plat Lantai Beton Bertulang menggunakan Beton K-250 menggunakan ready mix. Setelah
pembesian dan pemsangn beskiting selesai, dan diperiksa oleh konsultan pengawasan serta owner,
kontraktor akna lngsung memesan ready mix unuk pengecoran. Setiap pemesanan ready mix sampai
dilokasi kami akan meminta untuk dilakukan slumpt test. Setelah hasil slump test sesuai dengan yang
dipersyartkan degan mutu beton K-250, selanjutnya dilangsungkan pengecoran. Didalam pengecoran
pekerja wajib menggunakan vibrator concrete untuk memadatkan.
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan serta
diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
7.5.2. Pembesian
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam Pelaksanaannya
Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang Kepala Tukang, 1 orang Tukang
Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-
masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian ditekuk dan di
bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel dilokasi dan di ikat dengan kawat
beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus
dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus
pada pembuatan beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak atau cacat. Dilarang
membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang dengan tekukan atau bengkokan yang tidak
tercantum dalam gambar tidak boleh dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh dipakai
melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali diameter besi beton, kecuali untuk besi
beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton,
kecuali bila ditentukan lain.
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai adalah besi beton
dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar adalah ukuran diameter dalam metric.
METODE PELAKSANAAN
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis,
serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
7.5.3. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam Pelaksanaannya
Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang Tukang, 6 orang Pekerja dan
diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan tugasnya masingmasing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas dari kotoran-
kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan pada saat
pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang disetujui oleh
pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau ketebalan selimut baton, antara
Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila
disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa terjadi
perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu pengecoran air semen tidak
merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak
boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari, demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh
dibongkar sebelum dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis,
serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
Pengecoran Plat Lantai Kubah Beton Bertulang menggunakan Beton K-250 menggunakan ready mix.
Setelah pembesian dan pemsangn beskiting selesai, dan diperiksa oleh konsultan pengawasan serta
owner, kontraktor akna lngsung memesan ready mix unuk pengecoran. Setiap pemesanan ready mix
sampai dilokasi kami akan meminta untuk dilakukan slumpt test. Setelah hasil slump test sesuai dengan
yang dipersyartkan degan mutu beton K-250, selanjutnya dilangsungkan pengecoran. Didalam
pengecoran pekerja wajib menggunakan vibrator concrete untuk memadatkan.
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan serta
diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.
7.7.2. Pembesian
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam Pelaksanaannya
Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 1 orang Kepala Tukang, 1 orang Tukang
Besi, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-
masing.
Pertama disediakan besi dan kawat beton, besi dipotong sesuai kebutuhan, kemudian ditekuk dan di
bentuk sesuai bentuk dan gambar konstruksi. Selanjutnya besi distel dilokasi dan di ikat dengan kawat
beton, kemudian dimasukan kedalam lobang atau Bekesting. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus
dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus
pada pembuatan beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak atau cacat. Dilarang
membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Batang dengan tekukan atau bengkokan yang tidak
tercantum dalam gambar tidak boleh dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh dipakai
melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali diameter besi beton, kecuali untuk besi
beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton,
kecuali bila ditentukan lain.
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai adalah besi beton
dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar adalah ukuran diameter dalam metric.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis,
serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
METODE PELAKSANAAN
7.7.3. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja. Dalam Pelaksanaannya
Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional yaitu, 3 orang Tukang, 6 orang Pekerja dan
diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti dengan tugasnya masingmasing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin, bebas dari kotoran-
kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan pada saat
pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal jangan sampai merusak permukaan beton. Bahan
Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi teknis atau yang disetujui oleh
pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak bekesting/spacer atau ketebalan selimut baton, antara
Bekesting dengan pembesian harus distel sedemikian rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila
disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya tanpa terjadi
perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada waktu pengecoran air semen tidak
merembes keluar serta bagian dalam bekesting harus bersih dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak
boleh dibongkar sebelum 7 (tujuh) hari, demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh
dibongkar sebelum dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis,
serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
2. PEKERJAAN PASANGAN
Metode Kerja
- Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan bata
transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
METODE PELAKSANAAN
- Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen
adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah
rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
- Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
- Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
- Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
- Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
- Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
- Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis
dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan
kembali
Metode Kerja
Pertama-tama disiapkan Material Kerja (Pasir, Semen dan Air) dan Peralatan Kerja. Pekerjaan ini
dikerjakan oleh 1 orang Kepala Tukang, 3 orang Tukang Batu, 2 orang Pekerja Terampil, 6 orang
Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah mengerti tugas serta apa pekerjaannya dalam
Pekerjaan Plester 1:3 + Aci.
Plaster dinding menggunakan adukan 1 : 4, dan setelah selesai diplester sebaiknya langsung diaci dengan
semen cair agar mendapatkan hasil yang maksimal dan menjamin kelengketan atara plesteran dengan
acian. Pekerjaan plesteran harus rapi dan rata permukaannya, apabila terdapat bagian yang tidak rata,
maka harus diperbaiki kembali atas biaya sendiri. Permukaan dinding yang mau diplester harus
dibersihkan atau disiram air terlebih dahulu sebelum diplester.
METODE PELAKSANAAN
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, nat-nat pasangan bata yang masih kosong sebaiknya diisi
dengan adukan plesteran dan biarkan mongering, ini dilakukan agar bila selesainya pekerjaan pleteran
tidak terjadi retakan sepanjang bidang/ dinding yang selesai diplester dan difinisng. Begitu pula
sebaliknya bila terdapat bekas adukan yang mengeras seperti butiran koral sebaiknya harus dibersihkan
sebelum dilakukan pekerjaan pemelesteran dinding bata tersebut. Jika ini tidak dibersihkan akan
mengakibatkan permukaan terlihat seperti menggerutu, hal ini akan mempersulit pada saat pekerjaan
finising Pengecatan.
Metode Kerja
METODE PELAKSANAAN
sambungan. Hindari menyimpan adonan aci terlalu lama, karena apabila terlalu lama
disimpan maka adonan tersebut bisa saja rusak dan tidak berfungsi maksimal lagi.
Hindari mengaci terlalu tebal, karena jika ketebalan aci tersebut melebihi batas
normal maka akan mengalami kesulitan pada saat proses perataannya. Tebal acian
yang dianjurkan adalah 1,5 – 2,0 mm, tergantung kerataan dasar permukaannya. Jika
plesteran gompal atau retak lakukan perbaikan sebelum mengaci. Acian tidak dapat
menutup retak atau gompal. Jika anda ingin melanjutkan melanjutkan ke pengerjaan
pengecatan tunggu
lapisan acian hingga benar-benar kering, agar hasil yang dicapai maksimal. Bila Anda
ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimal, tahan terhadap rembesan dan
keretakan Anda dapat mencampurkan lem putih pvac yang berfungsi sebagai perekat
yang sudah dicairkan kedalam adonan acian.
C. PEKERJAAN KOZEN
C.1 Pekerjaan Koze dan Jendela Alluminium + Kaca (Uk 125 x 35)
Metode Kerja
Pintu dibuat diworkshop pembuatan Pintu menggunakan bahan allmunium dan daun
pintu menggunakan bahan kaca dengan ukuran, bentuk dan detail mengikuti gambar
rencana kerja, setelah jadi kusen dan daun pintu didatangkan ke lokasi dan diletakan
didalam gudang sampai masa pemasangan tiba. Pemasangan pintu dilaksanakan setelah
pekerjaan cor lantai dimana kusen dipasang dan diberi unting-unting serta waterpass
agar kedudukan kusen benar-benar tegak lurus. Setelah itu kusen diberi skor pada bagian
depan dan belakang agar kedudukan tidak berubah ketika diisi dengan adukan semen +
Pasir + air mengisi celah kusen. Pemasangan daun pintu dilaksanakan setelah pekerjaan
kusen selesai. dilaksanakan sesuai gambar rencana kerja.
Pekerjaan ini dikerjakan oleh 1 orang Kepala Tukang, 1 orang Tukang, 1 orang
Pekerja Terampil dan diawasi 1 orang Mandor. Pertama siapkan Pintu Type P1 yang
akan pasang, Peralatan Tukang dan Bahan Bangunan lainnya. Pastikan semua dinding
bangunan telah diplester dengan rapi dan tegak lurus (lot). Ukur kembali lebar dan tinggi
kusen aluminium, tandai setiap lobang dengan kusen yang berbeda, misalnya kusen A1
METODE PELAKSANAAN
untuk ditandai untuk lobang kusen A1 bagian depan, dan seterusnya. Plester bagian
dalam lobangyang disediakan untuk kusen, sesuaikan dengan ukuran kusen masing-
masing yang telah diberi tanda atau kode. Plesteran harus rapi dan lurus, jika perlu
dipoles aci sehingga tampak simetris. Beri tingkatkelonggaran plesteran untuk
memudahkan kusen masuk sekitar 0,5 cm saja. Biarkan semua plesteran pada sisi bagian
dalam lobang untuk kusen kering, Jika semua lobang telah siap, maka kusen aluminium
dapat dipasang. Siapkan peralatan seperti palu besi, bor, obeng, dansekrap besi yang
tipis. Siapkan kusen, letakkan sesuai dengan kode atau tanda yang telah dibuat.
Buatlobang untuk sekrup fischer pada sisi dinding dalam, tandai juga titiknya pada
kusen pintu atau jendela.
Kedalaman lubang harus sama dengan panjang fischer. Masukkan dari arah sebelah
kanan atau kiri. Buat lobang pada kusen yang bertepatan dengan fisher tadi dan
masukkan sekrup, kencangkan menggunakan obeng. Kemudian tutup dengan karet
penutup, sehingga sekrup tidak terlihat. Potong dan rapikan karet penutup menggunakan
pisau pemotong (cutter). Jika kusen telah selesai,selanjutnya memasang daun pintu dan
Pasang semua engsel dan kuncinya. Pekerjaan ini dekerjakan sesuai dengan RAB,
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis, serta disetujui oleh Direksi Lapangan atau
Konsultan Supervisi.
Pertama-tama disiapkan Material Kerja dan Peralatan Kerja. Pekerjaan ini dikerjakan oleh 1 orang
Kepala Tukang, 1 orang Tukang Besi 2 orang Pekerja Terampil, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang
Mandor,
Akan dilakukan Marking dan pengukuran terlebih dahulu dengan panduan gambar Kerja
Hasil pengukuran dilapangan selanjutnya dibawa kebengkel pengelasan untuk pengelasan railing.
Setelah selesai, diminta untuk dicek kembail oleh konsultan penngawsan dan kemudian dibawa ke lokasi
pekerjaan, dan dilanjutkan dengan pemsangan.
Pemsangan akan dilaksankan dengan tingkat ketelitian tinggi terhadap bidang tanga dan void yang akn
dipasang railing.
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan :
Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai
denganrincian pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk
konstruksi dandengan tata cara penanganan pekerjaan seperti tersebut pada
persyaratan teknispelaksanaan dokumen teknis
Bahan yang dipakai adalah kaca lembaran bening (Clear Float Glass) Kaca
adalah bendaterbuat dari bahan glass yang pipih, mempunyai ketebalan yang
sama dalam satulembarnya, mempunyai sifat tembus cahaya.- Khusus
untuk kaca lembaran bening (clear float glass) adalah kaca
yang dihasilkandengan proses tarik, kemudian dipotong menjadi lembaran
dengan ukuran tertentu.Kedua permukaan rata licin dan bening.
Batas toleransi :Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan,
kesikuan dan cacat mengikutipada Standar Industri Indonesia (SII –0891–78)
Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak goyang
dandijamin kerapihannya
Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone
sealant denganwarna ditentukan kemudian. Atau warna tsb. diajukan terlebih
dulu ke KonsultanPengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
Pada pemasangan dinding kaca tanpa
kusen atau frameless, bagian tepimenggunakan profil besi galvanized atau
aluminium profil U ukuran lebih besar daritebal kaca tsb. Ditanam pada
bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antarametal profil U dengan
kaca, diberi silicone sealant warna putih atau bening.
Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah
selesai dan sudahditerima oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar
tidak tertabrak oleh pekerjaatau orang lain
7. PEKERJAAN PENGECATAN
Metode Kerja
Pertama-tamaKontraktor menyiapakan Plamir Tembok, Cat Dasar Tembok, Cat Tembok dan
peralatan yang telah disetujui Direksi Lapangan dan Konsultan supervisi. Pelaksanaan Pekerjaan
METODE PELAKSANAAN
Pengecatan Dinding, Kolom,Langit-Langit Dak Dan Lisplank Beton ini akan dikerjakan oleh tenaga
yang profesional dan terampil dibidang nya yaitu : 6 orang Pekerja, 4 orang Tukang Cat serta
diawasi oleh 1 orang Mandor, 1 Orang Pelaksana Lapangan yang telah mengerti tugas masing-
masing.
Sebelum pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan permukaan Dinding, Kolom,Langit-Langit Dak Dan
Lisplank Beton tersebut harus dibersihkan dari segala kotoran, baik dari debu, minyak ataupun sisa
semen yang masih menempel. Pekerjaan Pengecatan Dinding, Kolom,Langit-Langit Dak Dan
Lisplank Beton ini dikerjakan apabila seluruh pekerjaan Pemabnguan Ruang Ganti/Toilet selesai
dilaksanakan.
Proses pengecatan ini dimulai dengan memplamir permukaan Dinding, Kolom,Langit-Langit Dak
Dan Lisplank Beton tersebut agar permukaan menjadi rata dan licin setlah itu dilanjutkan dengan
pengecatan dasar tembok hal ini agar seluruh pori – pori permukaan yang akan dicat tertutupi maka
barulah proses pengecatan dinding tembok dilaksanakan. Pemilihan warna cat akan dikordinasikan
terlebih dahulu kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)dan disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen(PPK).
Pengecatan akan dilaksanakan 2 x (2 lapis) dan juga mengacu pada spsifikasi teknis hal ini agar
mendapatkan mutu dan hasil yang baik dan bagus.
Pekerjaan ini dekerjakan sesuai dengan RAB, Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis, serta disetujui
oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
METODE PELAKSANAAN
kemajuan proyek dikerjakan secara berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari
proyek itu.
a. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek dalam
melakukan tugasnya dan dalam mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah
dilaksanakan serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan
rencana atau tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi pengendali proyek
dan pemberi tugas melalui direksi tentang perkembangan proyek. Dengan adanya laporan
harian ini, maka segala kegiatan proyek yang dilakukan tiap hari dapat dipantau.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan bertujuan untuk memperolah gambaran kemajuan pekerjaan yang telah
dicapai dalam satu minggu yang bersangkutan, disusun berdasarkan laporan harian selama
satu minggu tersebut. Laporan mingguan berisikan antara lain :
METODE PELAKSANAAN
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut dapat diketahui
dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat, ditambah dengan
bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase
pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan dengan prosentase
pekerjaan yang telah dicapai pada minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui
prosentase keterlambatan atau kemajuan yang telah diperoleh. Laporan mingguan tidak
dapat dipisahkan dengan time schedule pelaksanaan pekerjaan yang telah disusun oleh
pihak Kontraktor dengan persetujuan Project Manager.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu untuk memberikan
gambaran tentang kemajuan proyek. Untuk tujuan itu dibuatlah rekapitulasi laporan
mingguan maupun laporan harian dengan dilengkapi foto – foto pelaksanaan pekerjaan
selama bulan yang bersangkutan. Laporan bulanan dilaporkan kepada Pemilik Proyek
(Owner).
Pekerja : 5 orang
Mandor : 1 orang
Bahan : -
Alat : Alat Bantu
Rencana Kerja : Minggu ke 18
Sistem Kerja : Mekanis dan Manual
METODE PELAKSANAAN
Metode Kerja :
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja.
DalamPelaksanaannyaPekerjaaninidikerjakanoleh orang-orangpropesional yaitu,6orangPekerjadan
diawasi 1 orang Mandor,yang sudah mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Pada saatPekerjaan selesai dikerjakan,tempat kerjaharus ditinggalkan dalamkeadaan bersih dan
siapuntuk diserahkanke Pemilik.Kontraktorjugaharusmengembalikan bagian-bagiandaritempat kerja
yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrakkekondisisemula.
DalamPelaksanaanPekerjaaniniakandekerjakansesuaidenganGambarKerjadanSpesifikasiTeknis,
sertaditerima olehDireksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
METODE PELAKSANAAN
Selama masa pemeliharaan pekerjaan jika terdapat kerusakan pada bangunan maka
akan dipertanggung jawabkan.
1. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil
pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini akan melakukan
perbaikan segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa
konstruksi.
2. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di luar
gedung, harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau
kerusakan yang menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka akan diperbaiki
sampai berfungsi dengan sempurna.
3. Hasil kerja yang masih kurang sempurna akan dilakukan perbaikan sampai
memenuhi spesifikasi untuk diterima oeh pihak owner.
4. Masa pemeliharaan konstruksi akan mengikuti aturan yang ada dalam kontrak
terhitung sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
5. Jika ada hasil pekerjaan yang kurang bagus, pada masa perawatan adalah saat bagi
kontraktor untuk memperbaikinya sehingga dapat memberikan produk dengan
kualitas terbaik.
6. Melakukan perbaikan jika ada pekerjaan yang tidak baik atau ME tidak berfungsi,
misalnya pada atap yang pekerjaan maka harus diperbaiki agar air hujan tidak
merusak bagian interior bangunan.
7. Pengetesan fungsi bangunan apakah layak dan aman untuk digunakan sebagai dasar
untuk mendapat izin pakai bangunan dari departemen terkait.
8. Waktu bagi kontraktor untuk menyelesaikan administrasi kontrak seperti laporan
pelaksanaan, gambar asbuilt drawing, foto proyek, tagihan pembayaran dan
sejenisnya.
METODE PELAKSANAAN
9. Pekerjaan bongkar fasilitas proyek seperti barak pekerja, direksi keet dan macam-
macam perlengkapan pembangunan lainya.
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami susun sebagai gambaran bahwa kami mengerti
dan bisa melaksanakan pekerjaan ini dan dokumen ini sebagai persyaratan dalam
penawaran. Terima Kasih
AHMAD AL FADHIL
Direktur
METODE PELAKSANAAN