Pipa Karet Apung
Pipa Karet Apung
Pipa Karet Apung
Salah satu produk karet yang masih sepenuhnya diimpor adalah pipa apung. Pipa apung
(floating pipe) adalah salah satu produk karet berteknologi tinggi terbuat dari material karet,
kanvas, kawat baja, kawat slinge dan flange. Pipa apung dapat digunakan pada industri
pengerukan (sebagai media untuk mengalirkan pasir, batu karang dan air dari kapal keruk ke
pantai), industri perminyakan (media untuk mengalirkan berbagai jenis minyak dari kapal
tanker ke terminal atau pangkalan dan sebaliknya), penggunaan pipa apung juga pada industri
lepas pantai lainnya seperti on-shore, sub marine hoses range, dock, shore terminal hose, dan
mariculture fish cage (Wahyu, 2004).
Tahap tahap proses pembuatan pipa karet apung
1. Pemurnian Lateks
Bahan baku utama dalam pembuatan pipa karet apung adalah lateks dari karet alam
(hevea brasiliensis) dengan nama kimiawi cis-1,4 polyisoprene, yang mana apabila berasal
dari penyadapan maka di industri perlu dimurnikan melalui berbagai proses pemurnian.
Lateks terbentuk dari emulsi ultra lembut partikel karet yang tersuspensi dalam fasa larutan
(aqueous phase). Fasa larutan lateks disebut serum dan mengandung berbagai materi non
karet seperti karbohidrat, protein, mineral, mikroorganisme, dan air.
Berbagai teknologi pengolahan lateks yang telah dikenal selama ini adalah proses
pendadihan (Creamed Latex) dan proses pemusingan (Centrifuged Latex) yang biasanya
digunakan untuk bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi. Pada proses sentrifugasi
partikel karet pada saat yang sama akan tersisihkan 2/3 material non karet (serum) dari
konsentrat. Berdasar standar mutu lateks, jenis Creamed Latexmempunyai kadar karet kering
(KKK) minimum 60% dan jenis Centrifuged Latexmempunyai KKK 62%. Untuk produk
pipa apung ini kadar karet kering yang diharapkan yaitu KKK minimal 80%.
Adapun proses pemurnian dilakukan dengan sentrifugasi putaran tinggi (minimal
1000 rpm) serta diikuti cara kimiawi yaitu menggunakan pelarut seperti aceton dan alcohol.
Pada proses sentrifugasi ini juga dihasilkan limbah berupa scrum water yang kaya akan nilai
protein, karbohidrat dan NPK (nitrogen, phosporus, potassium) yang bila dibuang ke perairan
akan sangat berbahaya.
2. Formulasi Komponen
Berdasarkan hasil kajian maka telah diketahui formula komponen yang akan dipakai
dalam membuat karet luar, karet dalam dan sponge pada konstruksi pipa apung. Karena
setiap bahan mempengaruhi sifat vulkanisat mutu produk jadi, maka penimbangan setiap
bahan penyusun komponen harus dilakukan dengan teliti, khususnya untuk bahan-bahan yang
jumlah PHR-nya rendah seperti belerang (sulfur), accelerator, antioksidan dll. Setiap formula
komponen dinyatakan dalam jumlah PHR (Part Hundred Rubber) atau berat per seratus
karet. Berikut Tabel 1 menunjukkan formula komponen karet dalam, sedangkan Tabel 2
formula komponen karet luar:
Sebelum karet mentah dicampur dengan bahan kimia, bandela karet terlebih dahulu
dipotong dengan alat pemotong bandela hidrolik atau mekanik menjadi bagian-bagian karet
yang besarnya cukup untuk digiling pada mesin dua rol (open mixer). Potongan-potongan
karet dan bahan pembantu yang diperlukan ditimbang sesuai dengan berat rancangan formula
kompon yang dibuat.
Proses mastikasi merupakan proses pemutusan rantai-rantai karet untuk dicampur
dengan bahan kimia lainnya. Tujuan utama dari proses mastikasi adalah membuat karet
menjadi homogen dan konstan sehingga terbentuk sifat plastis untuk mempermudah
pencampuran antara karet dengan bahan kimia, bahan pengisi dan bahan-bahan lain yang
ditambahkan. Sedangkan tujuan utama dari proses pencampuran adalah untuk
menjadikankomponen karet yang telah mengalami proses mastikasi menjadi kompon yang
bersifat elastis. Proses pencampuran ini umumnya dilakukan dengan alat: open mill, banbury
dan dispersion kneader.
3. Vulkanisasi
Guna mendapatkan hasil produk karet yang diinginkan maka lateks harus dicampur
dengan berbagai bahan kimia lainnya sebelum dilakukan proses vulkanisasi. Proses
vulkanisasi secara sederhana adalah proses peningkatan karakteristik atau kegunaan karet
dengan jalan pemanasan bersama belerang. Tujuan vulkanisasi adalah menghubungkan
secara kimiawi rantai-rantai karet dengan jalan crosslinks guna membentuk suatu jaringan
tiga dimensi. Dalam vulkanisasi konvensional biasanya terdapat 2 hingga 3 bagian belerang
dalam per 100 bagian komponen karet. Sebelum dilakukan vulkanisasi umumnya guna
mendapatkan hasil produk karet yang berkualitas tinggi maka ditambahkan pula beberapa
bahan kimia antara lain: Bahan pencepat (accelerator) : Thiazole, Sulphenamide, bahan
penggiat (activator) : ZnO, Asam Stearat, anti Oksidan, anti Ozonan, bahan pengisi (filler) :
carbon black, bahan pelunak : minyak aromatic, bahan pewarna, bahan peniup : BSH, bahan
pencegah pra vulkanisasi
Proses vulkanisasi umumnya menimbulkan emisi uap yang kaya akan bahan-bahan
organik yang terlepas ke udara. Perlu suatu pengelolaan limbah udara untuk menjaga
kesehatan lingkungan sekitar tempat produksi.
4. Pencetakan Pipa
Setelah proses vulkanisasi dilakukan pencetakan pipa karet apung dengan
menggabungkan material-material lain seperti kanvas, kawat baja, kawat slinge dan flange.
Pencetakan dilakukan menggunakan mesin silinder berputar dengan tahap pelapisan material
secara berurutan mulai dari kanvas hingga kawat baja dan flage. Desain pipa apung perlu
dilakukan untuk mendapatkan bentuk produk serta spesifikasi teknis sesuai dengan keperluan
industri pengguna. Proses pencetakan ini berlangsung dengan sistem batch dengan ukuran
panjang pipa yang sesuai standar dan kebutuhan industri.
Uji Konstruksi
Tahapan selanjutnya dari proses produksi pipa apung yaitu pengujian terhadap pipa
apung tersebut. Secara umum pengujian sifat terhadap vulkanisat yang dilakukan adalah
untuk mengetahui kekuatan, ketahanan terhadap lingkungan dan kemantapan dimensi, antara
lain: Uji waktu pematangan (curing test), uji ketahanan kikis (abrasion test), uji tarik (tension
test), uji kekerasan (hardness test), uji berat jenis (density test).
Adapun Uji Mekanik terhadap kekuatan pipa apung itu sendiri dilakukan dengan: uji
tarik, uji tekan, uji tekuk, uji getar, uji adhesive.