2647-Article Text-5960-1-10-20230410
2647-Article Text-5960-1-10-20230410
2647-Article Text-5960-1-10-20230410
Abstract
This research is motivated by the problems identified in class X SMK N 1 Palembayan, namely a poor learning
environment, the LKPD used does not contain the context of numeracy literacy and is not yet based on
problem-based learning. student. Thus making it difficult for students to understand the mathematical concepts
they are learning. This study aims to create student worksheets based on problem-based learning models with a
valid, practical and effective numeracy context for class X students of SMK N 1 Palembayan. This research is
a research and development (R&D) type using the Sugiyono development model. This LKPD was validated by
four validators and then corrected according to the validator's suggestions. Practical test results from student
answer questionnaires and performance tests from student learning outcomes. Based on the development
research conducted, it is known that the validity level of LKPD is 80.91% which is in the valid criteria, the
practicality level is 81.33%, it is in the very practical criteria and the effectiveness level is 83% it is in the very
effective criteria. It can be concluded that the LKPD Mathematics Based on the Problem Based Learning
Model with the Context of Numerical Literacy for Class X SMK N 1 Palembayan which was developed is
valid, practical, and effective.
Keywords: LKPD, Problem Based Learning, Numeracy Literacy
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang teridentifikasi di kelas X SMK N 1 Palembayan yaitu
lingkungan belajar yang kurang, LKPD yang digunakan tidak memuat konteks literasi numerasi dan belum
berbasis problem based learning, LKPD sekolah adalah LKPD yang disusun oleh guru yang tidak sesuai
dengan pembelajaran dan karakteristik siswa. Sehingga membuat siswa sulit memahami konsep matematika
yang dipelajarinya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat LKPD berbasis model pembelajaran berbasis
problem based learning dengan konteks literasi numerasi yang valid, praktis dan efektif pada siswa kelas X
SMK N 1 Palembayan. Penelitian ini berjenis penelitian pengembangan atau research and development (R&D)
dengan menggunakan model pengembangan Sugiyono. LKPD ini divalidasi oleh empat validator kemudian
diperbaiki sesuai saran validator. Hasil tes praktik dari angket jawaban siswa dan tes unjuk kerja dari hasil
belajar peserta didik. Berdasarkan penelitian pengembangan yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat
kevalidan LKPD yaitu 80,91% berada dalam kriteria valid, tingkat kepraktisan yaitu 81,33%, berada dalam
kriteria sangat praktis dan tingkat keefektifan yaitu 83% berada dalam kriteria sangat efektif. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa LKPD Matematika Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan
Konteks Literasi Numerasi Siswa Kelas X SMK N 1 Palembayan yang dikembangkan valid, praktis, dan
efektif.
Kata Kunci: LKPD, Problem Based Learning, Literasi Numerasi.
Copyright (c) 2023 Riska Novita Sari, Isnaniah, Rusdi, Ulva Rahmi
Corresponding author: Riska Novita Sari
Email Address: [email protected] (Jl. Gurun Aua, Kubang Putiah, Kab. Agam, Sumatera Barat)
Received 4 April 2023, Accepted 10 April 2023, Published 10 April 2023
PENDAHULUAN
Peranan pendidikan sangat penting dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas. Kualitas pendidikan bangsa dipengaruhi oleh kemajuan bangsa itu sendiri. Pendidikan
mencakup semua situasi kehidupan yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman
belajar yang terjadi di semua lingkungan dan sepanjang hidup. Salah satu bentuk pendidikan
Pengembangan LKPD Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Konteks Literasi Numerasi
Peserta Didik Kelas X SMK N 1 Palembayan, Riska Novita Sari, Isnaniah, Rusdi, Ulva Rahmi 15491
lingkungan adalah sekolah. Potensi siswa dapat dikembangkan dengan menwujudkan suasana belajar
mengajar yang mendukung. Kemampuan siswa dalam menguasai konsep dan menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan konteks matematika dalam kehidupan nyata (sehari-hari) merupakan tujuan
pengajaran matematika, (Rizka Fajriyati, 2019).
Menurut R.A. Rizqy Amelia dan H. Suryadin menjelaskan dalam Halija.dkk bahwa sesuatu
yang tidak bisa diputuskan dari kegiatan nyata (sehari-hari) seseorang dapat dikatakan dengan
pendidikan. Pendidikan merupakan tolak ukur untuk memajukan bangsa. Bangsa yang memiliki ciri-
ciri mental, kecerdasan dan kemampuan yang baik ialah suatu bangsa yang maju. Demi tujuan
tersebut adalah dengan melakukan pembaharuan yang terus menerus di bidang Pendidikan,
(Halija,2021).
Pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013 menyatakan bahwa pembelajaran adalah interaksi antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar di lingkungan belajar. Jadi, jika ada siswa, pelatih
dan bahan ajar, maka proses pembelajaran bisa terjadi. Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, sumber belajar dalam RPP
dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, sumber belajar alam atau sumber belajar lain yang
terkait.
Menekankan pada proses pencarian informasi, pembelajaran menitikberatkan pada penemuan
sendiri berbagai fakta, menetapkan konsep dan nilai baru yang diperlukan untuk kehidupan,
pembelajaran menitikberatkan pada penumbuhan kemampuan pengolahan informasi siswa untuk
menemukan dirinya sendiri, dan menumbuhkan sendiri fakta, konsep dan nilai kebutuhan merupakan
proses belajar mengajar yang terdapat dalam K13 (kurikulum 2013). Mendikbud RI telah melakukan
perubahan terhadap ujian nasional abad 21 dengan penilaian nasional yang terdiri dari tiga bagian
yaitu: 1) Penilaian Kompetensi Minimum (AKM). 2) studi karakter. 3) penelitian lingkungan, (Alda
Dwi Cahyanovianty, 2021).
Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) merupakan asesmen untuk mengembangkan
kemampuannya sendiri dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat terhadap kompetensi
dasar yang dibutuhkan oleh seluruh peserta didik. AKM mengukur dua keterampilan dasar, yaitu
membaca dan literasi matematika (berhitung), (Desi Ratna Sari, 2021).
Proses & output belajar matematika ditentukan beberapa faktor diantaranya siswa, pengajar &
lingkungan belajar yg digunakan. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika, proses pembelajaran
harus menunjukkan keterkaitan antara kehidupan nyata, pengalaman belajar dan konsep yang akan
ditransmisikan, (Isnaniah, 2017). Pelatih harus menawarkan kepada siswa lingkungan belajar dalam
proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Lembar Kerja Siswa (LKPD)
merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang dapat digunakan siswa.
LKPD merupakan lingkungan belajar yang menunjang proses pembelajaran peserta didik
secara sendiri maupun kelompok. Tugas LKPD sendiri lebih kepada membimbing siswa untuk
menggali konsep materi yang akan dipelajari. Hal ini sesuai dengan tindakan LKPD yang dipaparkan
15492 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 15490-15502
Prastowo, yaitu: (1) Sebagai bahan ajar yang dapat mengaktifkan siswa serta meminimalkan peran
guru; (2) sebagai bahan ajar untuk membantu siswa memahami materi yang diberikan; (3) sebagai
bahan ajar yang ringkas dan praktis; (4) Memudahkan pelaksanaan pembelajaran bagi siswa, (Untari
Octavia Norsanty, 2016).
Informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah pembelajaran sudah menggunakan
kurikulum 2013. Sumber belajar yang dipakai oleh pendidik ialah buku paket kurikulum 2013 dan
buku matematika lainnya yang disediakan oleh pemerintah. sedangkan sumber belajar yang
digunakan siswa hanyalah sumber belajar berupa buku pedoman dengan menggunakan buku yang
sama dengan yang digunakan guru. Media pembelajaran yang dipakai ialah LKPD yang dirancang
sendiri oleh pendidik. LKPD yang ada hanya menekankan formula (rumus), tetapi tidak menjelaskan
proses memperoleh formula (rumus). Untuk kegiatan penyelesaian, dalam LKPD yang ada tersebut
hanya memuat soal-soal yang tidak diawali dengan memberikan masalah nyata yang mudah dipahami
peserta didik khususnya masalah nyata berbasis literasi numerasi, kemudian LKPD juga kurang
diberikan langkah-langkah yang membimbing peserta didik. LKPD yang dipakai hanya memberikan
sedikit materi dan contoh soal, kemudian baru pada halaman terakhir LKPD terdapat soal latihan dan
dalam juga tidak terdapat petunjuk dalam pengerjaan LKPD.
Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas X SMK N 1
Palembayan memperlihatkan bahwa dalam memahami rumus siswa menghadapi kesulitan dan soal
latihan yang dibagikan oleh pendidik. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa ketika
mencerna materi yang diajarkan oleh pendidik, dan kalimat penjelas yang diberikan oleh pendidik
kurang dapat dipahami oleh siswa. Jadi, dalam wawancara kami dengan siswa, kami tahu bahwa
siswa masih kesulitan ketika belajar matematika.
Berdasarkan data Hasil Belajar terlihat bahwa nilai ulangan harian siswa kelas X SMK N 1
Palembayan masih tergolong rendah karena masih banyak siswa yang berada di bawah Standar
Ketuntasan Minimal (KKM), persentase yang ditetapkan sekolah sebesar 70. Dari 11 siswa Kelas X
TAV hanya 4 siswa yang tuntas, dan 7 siswa tidak tuntas, Kelas X MM ada 33 siswa, hanya 11 siswa
tuntas, dan 22 siswa lainnya tidak tuntas. X TKRO total ada 28 siswa, dan yang tuntas hanya 10
orang, yang tidak tuntas 18 orang, TBSM X berjumlah 36 orang yang hanya tuntas 14 orang dan yang
tidak tuntas 22 orang.
Dengan rendahnya hasil belajar peserta didik, tugas yang harus dilakukan pendidik adalah
membangkitkan hasil belajar peserta didik tersebut diantaranya memberikan media belajar
matematika yang dapat membangkitkan hasil belajar peserta didik, membangkitkan motivasi, minat
atau ketertarikan peserta didik dan mengandung konteks literasi numerasi dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning untuk kelancaran pembelajaran.
Menurut Tan, pembelajaran PBL (Problem Based Learning) merupakan inovasi dalam proses
pembelajaran PBM dimana kemampuan berpikir siswa dioptimalkan melalui proses kerja kelompok
atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat dikuatkan, disempurnakan, dievaluasi dan
Pengembangan LKPD Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Konteks Literasi Numerasi
Peserta Didik Kelas X SMK N 1 Palembayan, Riska Novita Sari, Isnaniah, Rusdi, Ulva Rahmi 15493
dikembangkan. serta memiliki kemampuan berpikir mandiri dan kemampuan berpikir terus menerus,
(Rusman, 2012). Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran konstruktivistik
berorientasi pada student centered learning yang mampu menumbuhkan jiwa kreatif, kolaboratif,
berpikir metakognisi, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan
pemahaman makna, kemandirian, memfasilitasi pemecahan masalah, dan membangun teamwork,
(Agitsna, 2019).
PBL merupakan model pembelajaran yang memberikan peluang untuk peserta didik untuk
menyelidiki permasalahan yang disajikan oleh pendidik, (Abdillah, 2021). Untuk mencapai tujuan
dalam model PBL peserta didik difasilitasi pendidik untuk bekerja sama dalam kelompok sesuai
kesepakatan dalam proses pembelajaran, (Jamiyatul Khusna, 2022). Melalui model PBL, peserta didik
diarahkan untuk menciptakan suatu pengalaman pembelajaran matematika yang lebih bermakna dan
lebih mampu dalam menyelesaikan masalah kontekstual, sebab mereka merasa lebih bebas dalam
mengaplikasikan pengetahuan matematika mereka secara mandiri, (Helnia, 2020).
Literasi numerasi adalah Pendidikan numerik dasar pengetahuan dan keterampilan (a).
Menggunakan berbagai angka dan simbol yang berkaitan dengan matematika dasar untuk
memecahkan masalah praktis dalam berbagai setting kehidupan nyata (sehari-hari), (b).
Menganalisis informasi yang disajikan dalam berbagai format (bagan, tabel, grafik, dll), kemudian
menggunakan interpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan menarik kesimpulan dan keputusan,
(Syaifudin, 2022).
Dengan adanya konteks literasi numerasi di dalam LKPD, para siswa dapat mengasah dan
memperkuat kemampuan berhitung dan kemampuan menginterpretasikan angka, tabel, data, bagan
dan grafik dalam kehidupan nyata/ sehari-hari. Konsep literasi berhitung juga mencakup kemampuan
menerapkan konsep dan kaidah matematika dalam situasi praktis atau kehidupan sehari-hari.
Sementara masalah seringkali tidak terstruktur, sehingga ia memiliki banyak solusi yang tidak
sempurna.
Berdasarkan uraian dan yang telah peneliti jelaskan permasalahan di atas, maka perlu
mengembangkan LKPD berbasis model pembelajaran problem based learning dengan konteks literasi
numerasi.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Menurut Sugiono, tahapan
penelitian dan pengembangan yang digunakan sebagai metode penelitian adalah (1) Potensi dan
masalah; (2) Mengumpulkan informasi; (3) Desain produk; (4) Verifikasi desain; (5) Tinjauan desain;
(6) Pengujian produk, (Tatang Ary Gumanti, 2016). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK
N 1 Palembayan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) formulir verifikasi; (2) angket;
(3) tes. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi instrumen,
15494 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 15490-15502
angket, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengkomunikasikan temuan penelitian
adalah analisis validitas data, analisis data survei, dan analisis validitas.
10. Menyelesaikan masalah kontekstual (kehidupan sehari-hari) terhadap materi deret aritmatika
11. Latihan
Desain produk jadi (LKPD) diverifikasi oleh 4 verifikator. Selain itu, alat penelitian yang
digunakan seperti respon siswa terhadap angket dan tes terhadap soal tes dilakukan validasi pada waktu
dan hari yang serupa. Verifikator pertama adalah dosen matematika Bapak Dr. M. Imamuddin, M.Pd.,
ME, dan verifikator kedua adalah dosen teknik, Dr. Supratman Zakir, M.Pd., M.Kom, verifikator
ketiga adalah dosen bahasa yaitu Ibu Olyvia Mustyka, M.Pd, dan verifikator keempat adalah guru
matematika yaitu Ibu Melinda Izzas, S.Pd guru matematika SMK N 1 Palembayan.
Berdasarkan umpan balik dari validator terhadap model LKPD yang telah dirancang
sebelumnya, dilakukan penyempurnaan model LKPD yaitu:
Tabel 1. Perbaikan Desain LKPD
Validator Aspek Yang Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
Diperbaiki
Pengembangan LKPD Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Konteks Literasi Numerasi
Peserta Didik Kelas X SMK N 1 Palembayan, Riska Novita Sari, Isnaniah, Rusdi, Ulva Rahmi 15499
Setelah desain LKPD diperbaiki sesuai saran validator, dilakukan pengujian produk. LKPD
yang telah dikoreksi diuji dalam satu kelas. LKPD ini diujicobakan di SMK N 1 Palembayan pada
Kelas X MM. Selama percobaan, proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang melaksanakan
proses belajar mengajar di kelas sesuai dengan RPP yang dirancang oleh guru. Tes produk
berlangsung dari 31 Oktober 2022 hingga 8 November 2022. Waktu pelaksanaan percobaan
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Waktu Pelaksanaan Uji Coba Produk
Pertemuan Ke- Hari/Tanggal Pelaksanaan Jam Ke
1 Senin/31 Oktober 2022 5-6
2 Selasa/ 1 November 2022 1-2
3 Senin/ 7 November 2022 5-6
4 Selasa/ 8 November 2022 1-2
Pada saat pembelajaran melalui LKPD matematika, siswa belajar dalam kelompok kecil,
dengan 3 dan 4 orang dalam setiap kelompok. Proses pembelajaran menggunakan LKPD ini dimulai
dengan pembagian LKPD kepada tiap-tiap kelompok. Setelah semua kelompok mendapatkan LKPD,
guru merintahkan peserta didik untuk membaca dengan teliti petunjuk pengerjaan LKPD dan
permasalahan yang ada di dalam LKPD. Guru meminta siswa mendiskusikan jawaban atas
permasalahan LKPD. Setelah itu, siswa bekerja memecahkan masalah yang dihadapi di LKPD dan
menyelesaikan latihan LKPD di masing-masing kelompok. Setelah semua siswa mengerjakan soal
dan mempraktikkan soal, pendidik menunjuk salah seorang peserta didik untuk menampilkan hasil
diskusi kelompok. Ketika peserta didik telah menunjukkan hasil diskusinya, pendidik menguraikan
setiap hasil diskusi kelompok jika kelompok tidak menyampaikan hasil diskusi dengan jelas.
Kemudian, guru menyampaikan kesimpulan tentang apa yang dipelajari di LKPD.
15500 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 15490-15502
Diskusi
Validasi LKPD Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Konteks
Literasi Numerasi
Tabel 3. Data Hasil Validasi LKPD
Aspek Yang Validator Skor
No Jumlah % Kriteria
Divalidasi 1 2 3 4 Max
1 Tujuan 12 12 12 12 48 60 80 Valid
2 Rasional 8 8 6 9 31 40 77.5 Valid
Isi LKPD Sangat
3 12 12 12 15 51 60 85
Valid
4 Karakteristik 24 24 23 24 95 120 79.17 Valid
Kesesuaian Sangat
5 24 24 23 27 98 120 81.67
dan Bahasa Valid
Bentuk Fisik Sangat
6 8 8 7 10 33 40 82.5
Valid
Jumlah 88 88 83 97 356 440 80.91 Valid
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil validasi LKPD Berbasis Model Pembelajaran Problem
Based Learning dengan Konteks Literasi Numerasi memperoleh persentase 80,91% dengan kriteria
valid. Selanjutnya hasil praktikalitas LKPD Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning
dengan Konteks Literasi Numerasi dapat dilihat pada tabel
Tabel 4. Data Hasil Angket Respon Peserta Didik
Aspek
Respon Skor
No Jumlah % Kriteria
Peserta Max
Didik
1 Tampilan 245 300 81,67 Sangat Praktis
2 Materi 248 300 82,67 Sangat Praktis
3 Daya Tarik 250 300 83,33 Sangat Praktis
4 Bahasa 250 300 83,33 Sangat Praktis
5 Waktu 227 300 75,67 Praktis
Jumlah 1220 1500 81,33 Sangat Praktis
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil praktikalitas LKPD Berbasis Model Pembelajaran
Problem Based Learning dengan Konteks Literasi Numerasi memperoleh persentase 81,33% dengan
kriteria sangat praktis. Selanjutnya hasil efektifitas LKPD Berbasis Model Pembelajaran Problem
Based Learning dengan Konteks Literasi Numerasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. Data Hasil Tes Akhir
Bila disajikan sebagai bagan data ketuntasan, nilai tes akhir siswa ditunjukkan pada gambar
berikut:
Diagram Ketuntasan
Hasil Tes Akhir
17%
Tuntas
Dari penjabaran tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa ada 30 peserta didik memperoleh
nilai 25 peserta didik mencapai nilai diatas KKM yaitu 70 dengan persentasenya 83% kriteria sangat
efektif.
Pengembangan LKPD Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan
Konteks Literasi Numerasi lebih menuntun peserta didik menyelesaikan permasalahan berbasis literasi
numerasi dan menemukan konsep terhapa materi yang akan dipelajari sehingga mempermudahkan
peserta didik memahami materi yang dipelajari, dalam belajar peserta didik sudah mulai aktif karena
pada LKPD berbasis model pembelajaran problem based learning dengan konteks literasi numerasi
diminta untuk menemukan sendiri dan menyelesaikan permasalahan konsep pembelajaran.
Dengan adanya LKPD mengandung konteks literasi numerasi ini supaya mempermudah
peserta didik dalam menjawab ujian AKM literasi numerasi, karena di dalam LKPD ini juga disajikan
soal berbentuk AKM literasi numerasi. selain itu, peserta didik tidak lagi terfokus pada satu sumber
belajar karena ada pengembangan LKPD ini serta pengaplikasian pembelajaran matematika dapat
diperoleh melalui lingkungan sekitar atau kehidupan nyata (literasi numerasi) maka dapat memberi
peluang baru atau pengalaman baru bagi siswa atau peserta didik.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan dapat ditarik kesimpulkan bahwa LKPD
Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Konteks Literasi Numerasi yang
telah peneliti rancang dan di desain dinyatakan valid, praktis, dan efektif. Dengan tingkat kevalidan
80,91% (Valid), tingkat kepraktisan 81,33% (Sangat Praktis) dan tingkat keefektifan 83% (Sangat
Efektif).
15502 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 15490-15502
REFERENSI
Agitsna, L.D., Wahyuni, R., & Friansah D. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Problem Based Learning pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Aksioma Jurnal Pendidikan
Matematika. 8(3).
Alda Dwi Cahyanovianty dan Wahidin. (2021). Analisis Kemampan Numerasi Peserta Didik Kelas
VIII dalam Menyelesaikan Soal Asesmen Kompetensi Minimum. Jurnal Cendekia: Jurnal
Pendidikan Matematika. 5(2).
Abdillah, D. M., & Astuti, D. (2021). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem
Based Learnin pada Topik Sudut. Pythaghoras: Jurnal Pendidikan Matematika. 15(2).
Desi Ratna Sari, dkk. (2012). Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Pada
Asesmen Kompetensi Minimum-Numerasi Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. 5(2).
Gumanti, Ary Tatang dkk. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Halija, dkk. (2021). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas IV MI
Nurul Huda Kupang. Jurnal Elementary. 4 (1).
Helnia, Laurens, Th., & Tamalene, H. (2020). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi
Bentuk AljabarMenggunakan Model Problem Based Learning. Musamus Jurnal of
Mathematics Education. 3(1).
Isnaniah dan M. Imamuddin. 2017. Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran Berdasarkan
Gender. Humanisma: Journal of Gender Studies. 1(2).
Jamiyatul Khusna dan Warli. (2022). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Model
Problem Based Learning Untuk Peningkatan Kemampuan Literasi Dan Numerasi. Prosiding
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. 7(1).
Muhammad Syaifudin. (2022). Efektivitas E-LKPD Berbasis Stem Untuk Menumbuhkan
Keterampilan Literasi Numerasi Dan Sains Dalam Pembelajaran Listrik Dinamis Di Sma
Negeri 1 Purbalingga. Jurnal Riset Pendidikan Indonesia. 2(2).
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rizka Fajriyati, Supandi dan Noviana Dini Rahmawati. (2019). Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Numbered Head Together (NHT) terhadap
Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. 1(4).
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT
Raja Grafindi Persada.
Untari Octavia Norsanty dan Zahra Chairani. (2016). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Materi Lingkaran Berbasis Pembelajaran Guided Discovery untuk Siswa SMP Kelas VIII.
Pendidikan Matematika. 2(1).