9.selva Mardhatilla PDF
9.selva Mardhatilla PDF
9.selva Mardhatilla PDF
Abstract
Student learning outcomes in mathematics learning is influenced by the
learning process that have been implemented. Based on the observations made by
the researcher during the process of learning mathematics class VII1 SMP Negeri
3 Pasir Penyu, known that the learning process is dominated by the teacher. When
the teacher presents the object, most students simply record what the teacher said,
only a few students who often respond to the object that have been provided by
math teachers. The effort from math teacher SMP Negeri 3 Pasir Penyu class VII1
is about effort to improve output from mathematics learning in SMP Negeri 3
Pasir Penyu, such as by forming study groups for students to learn and work
together. But the study group was formed by the teacher is a group based students
seat plan without looking the academics ability. so to improve the learning
process would have given a type cooperative model learning Numbered Heads
Together (NHT), which provides the opportunity for students to exchange ideas
and to consider ideas and consideration of the most accurate answer with motivate
students to improve their cooperative spirit.This research is about measure class
research that aims to improve student achievement. Researcher applied
cooperative learning Numbered Heads Together (NHT) in class 3 SMP VII1 Pasir
Penyu, academic year 2012/2013. Research procedures which have done in a
class-action is planning, action, observation and reflection. Research procedures
were conducted in a class-action planning, action, observation and reflection. The
success of the action is marked by increasing student learning and achievement.
Increase the learning process can be seen from the results of observations of
reflection and improvement in student achievement scores marked with individual
student progress and achieve a minimum performance criterion (MMC). Data
analysis teacher and student activities showed activity of teacher and students
achievement. This is indicated by the reflection of teachers learning process that
impact on the performance of teachers and students in the classroom. In the first
cycle, students who achieve a minimum criteria performance was 23.3% and 50%
at the second cycle of 30 students. From the results of this study concluded that
the Cooperative Learning Numbered Heads Together (NHT) could improve
student achievement in the classroom VII1 SMP N 3 Pasir Penyu.
Keyword : Cooperative Learning, Numbered Heads Together (NHT), achievement
PENDAHULUAN
Usaha yang dilakukan guru matematika SMP Negeri 3 Pasir Penyu kelas
VII1 untuk meningkatkan hasil belajar matematika, diantaranya dengan
membentuk kelompok belajar agar siswa dapat belajar dan bekerja sama. Namun
kelompok belajar yang dibentuk oleh guru adalah kelompok belajar berdasarkan
tempat duduk siswa di kelas tanpa memperhatikan tingkat kemampuan
akademisnya. Pada saat mengerjakan tugas kelompoknya hanya beberapa orang
siswa berkemampuan tinggi yang bertanggung jawab terhadap hasil kerja
kelompoknya. Pada saat mempresentasikan hasil kerja kelompok juga siswa yang
berkemampuan tinggi dalam kelompok itu yang mempertanggung jawabkan hasil
diskusi. Hal ini menyebabkan diskusi kelompok belum terlaksana dengan baik
sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa orang siswa kelas VII1
SMP Negeri 3 Pasir Penyu diperoleh informasi bahwa selama ini dalam proses
pembelajaran matematika siswa hanya menerima saja penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru matematika. Apabila ada kesulitan dalam memahami
materi, hanya beberapa orang siswa saja yang mau bertanya, selain itu mereka
juga cenderung bosan dengan proses pembelajaran yang sama setiap pertemuan.
Dari uraian ini, terlihat bahwa guru mendominasi proses pembelajaran dan
interaksi antara guru dan siswa masih sangat minim.
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa setiap proses pembelajaran yang
terjadi di kelas VII1 SMP Negeri 3 Pasir Penyu guru belum berupaya untuk
melibatkan siswa dalam aktivitas belajar secara optimal, dominasi guru di kelas
masih tinggi.
Menurut Permendiknas No 41 Tahun 2007, kegiatan inti dilaksanakan
melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada proses eksplorasi, guru
melibatkan siswa untuk mencari informasi tentang materi yang dipelajari,
melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan
memfasilitasi interaksi antar siswa serta interaksi siswa dengan guru. Maka
diperlukan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengurangi
dominasi serta menumbuhkan sifat kerja sama antar siswa. Sehingga dominasi
siswa pintar akan berkurang dan kemampuan berpikir siswa juga meningkat.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan rasa
tanggung jawab pribadi siswa terhadap kelompoknya adalah pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together).
Spencer Kagan (dalam Ibrahim, dkk 2000) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ini menghendaki siswa saling membantu
dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh panghargaan kelompok dari pada
penghargaan individual. Tipe ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta
mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.
Sehubungan dengan hal ini maka penerapan model pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VII1 SMP Negeri 3 Pasir Penyu tahun pelajaran
2012/2013 pada materi pokok Bentuk Aljabar. Penulis memilih materi ini karena,
berdasarkan keterangan yang diberikan oleh guru matematika kelas VII1 SMP
Negeri 3 Pasir Penyu pada 2 tahun terakhir, banyak siswa yang belum mencapai
4
METODE PENELITIAN
Pada siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan dan satu kali ulangan harian.
Untuk mengetahui kesesuaian antara langkah-langkah penerapan model
pembelajaran Kooperatif Tipe NHT yang direncanakan dengan pelaksanaan
tindakan proses pembelajaran, dilakukan analisis terhadap aktivitas guru dan
siswa melalui lembar pengamatan dan diskusi dengan pengamat. Berdasarkan
lembar pengamatan dan kosultasi dengan pengamat selama melakukan tindakan
sebanyak tiga kali pertemuan, terdapat beberapa kekurangan yang dilakukan guru
dan siswa, seperti alokasi waktu yang tidak sesuai dengan RPP, pada tahap
diskusi dengan anggota kelompok banyak siswa yang bertanya kepada guru
dimana seharusnya mereka hanya berdiskusi pada kelompoknya masing-masing,
guru belum seutuhnya dapat mengarahkan seluruh siswa untuk aktif berdiskusi
dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan LKS dan LTKB.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I, peneliti menyusun
rencana perbaikan sebagai berikut:
1) Guru akan mengatur waktu pelaksanaan lebih baik lagi agar sesuai dengan
waktu perencanaan. Seiring dengan terbiasanya siswa dengan model
pembelajaran Koopertif Tipe NHT ini diharapkan waktu pelaksanaan
pembelajaran berjalan lebih efektif.
2) Disetiap pertemuan, guru mengingatkan siswa untuk membaca dan berdiskusi
dahulu dengan kelompoknya di dalam pengerjaan LKS (walaupun sudah
dituliskan di kolom petunjuk LKS). Jika setelah diskusi dikelompok, seluruh
anggota didalam kelompok masih mengalami kesulitan siswa tersebut boleh
memanggil guru ke kelompoknya.
3) Guru akan lebih teliti lagi dalam mengawasi pengerjaan LKS atau LTKB oleh
masing-masing siswa di dalam kelompok. Jika ada beberapa orang siswa yang
diam saja dan tidak terlibat diskusi, atau mengerjakan LKS atau LTKB. Guru
akan menunjuk anggota kelompok itu untuk mempresentasikan LKS atau
LKTB di depan kelas. Sehingga jika siswa tersebut tidak bisa
mempresentasikan LKS atau LTKB dengan benar, maka nilai kelompoknya
akan berkurang
Pada siklus kedua keterlaksanaan proses pembelajaran mengalami
peningkatan bila dibandingkan pada siklus pertama. Keterlaksanaan pembelajaran
pada siklus kedua ini sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang
sudah direncanakan. Hasil refleksi pada siklus I dan perencanaan untuk
perbaikannya juga sudah diterapkan pada setiap pertemuan pada siklus II, yaitu
pengelolaan waktu yang baik dan selalu mengingatkan siswa untuk mengerjakan
LKS dan LTKB secara berdiskusi. Peneliti juga sudah berupaya untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran misalnya dengan
memberi nilai tambah untuk kelompoknya bagi mereka yang memberikan
tanggapan pada saat presentasi, memberikan kesimpulan, atau kegiatan
pembelajaran lainnya. Dari refleksi siklus kedua ini peneliti tidak melakukan
perencanaan untuk siklus selanjutnya karena penelitian hanya dilakukan sebanyak
dua siklus.
6
Ditinjau dari hasil belajar, peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
analisis data skor perkembangan individu dan penghargaan kelompok, analisis
ketercapaian KKM setiap indikator, analisis keberhasilan tindakan.
kemudian memberikan tes kembali kepada siswa sesuai dengan indikator yang
belum dicapai siswa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA