Pengembangan Bahan Ajar Tematik Terpadu Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas V
Pengembangan Bahan Ajar Tematik Terpadu Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas V
Pengembangan Bahan Ajar Tematik Terpadu Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas V
Abstract
The 2013 curriculum suggests that learning must be integrated or commonly known as
integrated thematic learning. Thematic learning in elementary schools usually combines
material on several subjects into one theme. The references used by both teachers and
students are provided by the government, namely teachers’ book and students’ book. The
teachers directly teach their students using references provided without analyzing or further
developing by the teacher. The implementation of 2013 curriculum requires teachers to be
creative in using various learning models and scientific approaches. With these demands
the teacher should be able to develop teaching materials in accordance with the learning
model. This research is motivated by the importance of developing integrated thematic
teaching materials based on Problem Based Learning models that are able to improve the
critical thinking skills of fifth grade students. The study was conducted for 3 months. This
type of research is development research refers to the 4-D model proposed by
Thiagarajan, but this research is limited to defining, designing and developing. The
instrument used to assess the quality of teaching materials is a questionnaire with five
categories, while students' critical thinking skills use test instrument. Data analysis was
performed by descriptive analysis. The results of the analysis show that integrated thematic
teaching materials based on Problem Based Learning (PBL) on heat and its transfer are
stated to meet valid criteria and practicality, because teaching materials are developed
based on supporting theories consistently and can be used easily. Whereas in the
effectiveness test of integrated thematic teaching materials based on problem based
learning, it was declared effective to be used because the developed teaching materials had
a positive impact in increasing students' critical thinking skills.
Keywords: Integrated Thematic Teaching Materials, Problem Based Learning, Critical
Thinking Ability
PENDAHULUAN
246
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
247
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
248
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
kreatif untuk mengembangkan bahan ajar tematik terpadu yang berorientasi pada
model pembelajaran inovatif yang diinginkan oleh kurikulum 2013. Salah satu
model pembelajarannya adalah model pembelajaran problem based learning
(PBL). Kunandar (2011: 360) menyatakan bahwa “PBL menjadikan pembelajaran
yang dapat memanfaatkan kejadian-kejadian dunia nyata sebagai suatu kondisi
yang berarti bagi siswa agar belajar tentang bagaimana cara berpikir kritis dan
bagaimana meningkatkan keterampilan dalam pemecahan masalah, mendapatkan
pengetahuan, dan konsep-konsep pokok atau fundamental. Sementara Hosnan,
(2014) menyatakan bahwa “PBL adalah pembelajaran yang menggunakan dunia
nyata dan berpikir secara terbuka sebagai kerangka dasar bagi siswa untuk
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, berpikir kritis dan membangun
pengetahuan baru.
Penelitian-penelitian tentang pengembangan bahan ajar sering dilakukan
diantaranya Nurbaeti, (2019) tentang pengembangan bahan ajar IPA berbasis
problem based learning untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa pengembangan bahan ajar tema lingkungan sahabat kita di
kelas V Sekolah Dasar berbasis Problem based learning dinyatakan valid dan
layak untuk digunakan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Liana, (2018) tentang
pengembangan bahan ajar berbasis problem based learning untuk meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan hasil penelitiannya menyatakan bahwa
bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis sehingga layak
digunakan layak digunakan dan efektif meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu kemampuan yang berada pada
level tinggi. Kemampuan berpikir kritis setiap siswa, hal ini didasarkan pada
seberapa banyak siswa sering melatih diri untuk memecahkan suatu masalah.
Berdasarkan pernyataan Erceg et al., (2013), berpikir kritis pada dasarnya adalah
representasi dari komponen-komponen penting yang dapat ditingkatkan untuk
melatih kemampuan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah yang terkait dengan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari siswa”. Pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan dengan latihan
secara kontinu. Dengan demikian materi ajar yang disampaikan guru juga harus
dirancang secara menarik dan mudah dipahami siswa.
Pengambangan bahan ajar dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan
ajar tematik berbasis problem based learning untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa SD kelas V tema 6 Panas dan Perpindahannya. Pengembangan
249
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
bahan ajar akan disusun sesuai rangkaian kegiatan model pembelajaran problem
based learning dengan mengacu pada indikator kemampuan berpikir kritis. Bahan
ajar yang dikembangkan diharapkan dapat menjadi bahan ajar penunjang siswa
untuk menambah atau melengkapi materi yang disajikan dalam buku guru maupun
buku siswa. Bahan ajar yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan siswa
sehingga penyajian materinya lebih lengkap, tetapi mudah dipahami.
METODE PENELITIAN
250
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
f = skor perolehan
N = Skor maksimum
Berdasarkan persamaan tersebut kemudian dibuatlah kategori atau kriteria
validitas dan praktikalitas dengan menggunakan lima kriteria yang dimodifikasi
yaitu sangat kurang baik (SK), kurang baik (K), cukup baik (C), baik (B) dan
sangat baik (SB) (Kuncoro & Riduwan, 2012), yang dapat dilihat pada tabel 1
berikut:
Tabel 1. Kriteria validitas dan praktikalitas bahan ajar
No Rentang Nilai Kriteria
1 81 - 100 Sangat Baik
2 61 - 80 Baik
3 41 - 60 Cukup Baik
4 21 - 40 Kurang Baik
5 0 - 20 Sangat kurang baik
251
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
Ternate. Bahan ajar yang dikembangkan khusus pada tema 6 panas dan
perpindahannya yang diajarkan di semester genap.
Pengembangan bahan ajar tematik terpadu berbasis model problem based
learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa kelas V SDN 21 Kota
Ternate dengan menggunakan model pengembangan 4D. Deskripsi data hasil
penelitian dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Pendefinisian (define).
Pada tahap ini peneliti melakukan studi pendahuluan yaitu ke sekolah
sasaran untuk mencari informasi tentang bahan ajar apa yang sering digunakan
guru kelas V dalam proses pembelajaran. Dari hasil studi pendahuluan tersebut
diperoleh informasi bahwa guru hanya menggunakan buku guru dan buku siswa
sebagai sumber belajar di sekolah. Langkah selanjutnya adalah mengkaji berbagai
literatur yang terkait dengan konsep panas dan perpindahannya sesuai kurikulum
2013 jenjang SD, problem based learning dan kemampuan berpikir kritis.
2. Tahap Perancangan (design)
Langkah yang dilakukan pada tahap ini harus direncanakan secara sistematis
karena pada tahap inilah merupakan awal pembuatan bahan ajar. Tahap ini diawali
dengan diskusi antara peneliti dan guru untuk merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran yang tepat yang dianggap sesuai dengan model problem based
learning dan menentukan batasan-batasan materi yang sesuai dengan karakteristik
siswa SD kelas V. Hal ini dilakukan agar dalam memilih referensi atau buku
sumber yang dijadikan acuan dalam pengembangan bahan ajar tidak menyulitkan
siswa dalam memahami konsep serta contoh-contoh pemecahan masalah yang
terdapat pada bahan ajar. Selain maksud tersebut, yang peneliti harapkan adalah
dapat membantu guru meningkatkan mutu pembelajarannya dengan menggunakan
berbagai sumber belajar, agar pemahaman siswa terutama kemampuan berpikir
kritisnya dapat ditingkatkan. Konsep panas dan perpindahannya sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga dengan memberikan contoh-contoh
yang lebih banyak dan dilengkapi dengan gambar-gambar berwarna yang menarik
bagi siswa. Dengan demikian, bahan ajar ini akan disenangi siswa dan dapat
menunjang dalam proses pembelajaran yang akhirnya akan menambah khasanah
pengetahuan siswa serta siswa dapat menggunakan keterampilan berpikirnya untuk
menemukan masalah-masalah yang terjadi sesuai materi yang dipelajari.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Pada tahap pengembangan bahan ajar, yang pertama dilakukan peneliti
adalah menyusun draft bahan ajar yang disesuaikan dengan sistematika
252
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
penyusunan bahan ajar, sehingga menghasilkan bahan ajar yang menarik bagi
siswa. Selanjutnya dilakukan pengembangan bahan ajar tematik terpadu berbasis
problem based learning. Setelah bahan ajar tematik terpadu dikembangkan, maka
langkah selanjutnya adalah validasi produk oleh ahli materi yang terdiri dari lima
orang dosen yang memiliki keahlian di bidangnya. Instrumen penilaian validasi
bahan ajar tematik terpadu berbentuk angket yang disusun berdasarkan indikator
pada komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian, dan
komponen kegrafikan. validitas produk selanjutnya digunakan sebagai pedoman
untuk melakukan revisi produk yang dikembangkan. Hasil penilaian produk oleh
para ahli selanjutnya dianalisis berdasarkan analisis yang telah ditentukan. Hasil
uji validitas oleh ahli materi disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Bahan Ajar Tematik Terpadu Berbasis PBL
No Komponen Penilaian Nilai Validitas Kriteria
1 Kelayakan isi 86 Sangat Baik
2 Kebahasaan 87 Sangat Baik
3 Penyajian 86 Sangat Baik
4 Kegrafikaan 86 Sangat Baik
Rata-Rata 85,25 Sangat Baik
253
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
Tabel 3. Hasil Uji Kepraktisan Bahan Ajar Tematik Terpadu Berbasis PBL menurut Guru
No Komponen Penilaian Nilai Validitas Kriteria
1 Kemudahan Penggunaan 83,90 Sangat Baik
2 Kemanfaatan 85,42 Sangat Baik
3 Kemenarikan 87,50 Sangat Baik
4 Kejelasan 82,50 Sangat Baik
Rata-Rata 84,83 Sangat Baik
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar tematik terpadu berbasis
problem based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
dinyatakan layak untuk digunakan karena berada pada kategori sangat baik.
Selanjutnya uji kepraktisan yang dinilai oleh siswa dan hasil uji dapat dilihat pada
tabel 4 berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Kepraktisan Bahan Ajar Tematik Terpadu Berbasis PBL menurut Siswa
No Komponen Penilaian Nilai Validitas Kriteria
1 Kemudahan Penggunaan 83,72 Sangat Baik
2 Kemanfaatan 84,56 Sangat Baik
3 Kemenarikan 87,50 Sangat Baik
4 Kejelasan 82,50 Sangat Baik
Rata-Rata 84,43 Sangat Baik
Dari hasil uji terlihat bahwa nilai rata-rata uji kepraktisan yang dinilai oleh
siswa berada pada kategori sangat baik dengan nilai 84,43. Ini menunjukkan bahwa
bahan ajar tematik terpadu berbasis problem based learning yang dikembangkan
dapat digunakan dan disukai oleh siswa.
Setelah dilakukan uji validitas dan kepraktisan, maka langkah selanjutnya
adalah uji efektivitas bahan ajar tematik terpadu berbasis problem based learning
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Uji efektivitas dilakukan
dengan tes kemampuan berpikir siswa sebelum pembelajaran (pretest) dan setelah
pembelajaran (posttest) dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan pada
tema panas dan perpindahannya. Soal pretest dan posttest dibuat dalam bentuk
essay sebanyak 10 butir dan diujikan pada siswa kelas V yang berjumlah 34 siswa.
Hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
254
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
dengan menggunakan bahan ajar tematik terpadu berbasis problem based learning
dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Hasil Analisis Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No Statistik Deskriptif Pretest Posttest
1 Rata-Rata 41,47 66,76
2 Standar deviasi 11,71 9,52
3 Varians 137,17 90,73
4 Nilai minimum 25 45
5 Nilai Maksimum 65 90
Hasil analisis dapat ditemukan nilai minimum untuk pretest adalah 25 dan
nilai maksimumnya adalah 65 dengan selisih nilai 40, Sementara nilai minimum
pada saat posttest adalah 45 dan nilai maksimum 90 dengan selisih sebesar 45.
Nilai rata-rata untuk pretest adalah 41,47 dan posttest 66,76, Sementara untuk nilai
standar deviasi pretest sebesar 11,71 dan nilai varians sebesar 137,17. Hasil
analisis tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai kemampuan
berpikir kritis siswa dengan melihat selisih nilai antara nilai maksimum pada saat
pretest dengan nilai maksimum pada saat posttest yaitu terjadi peningkatan sebesar
25 nilai atau dapat juga dilihat dari selisih nilai rata-rata antara pretest dan posttest
dengan besar peningkatannya 25,29 atau sebesar 37,88 %. Dari hasil tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar tematik terpadu berbasis problem based
learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SDN 21
Kota Ternate efektif untuk digunakan.
Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nasrul, (2018) bahan ajar tematik terpadu yang dikembangkan memenuhi
syarat/kriteria valid, praktis, dan efektif, sehingga dinyatakan layak untuk
digunakan oleh siswa kelas IV SD, serta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dengan tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai 78,6%. Hasil
penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Twiningsih et al., (2017) yang mengatakan bahwa pengembangan modul
pembelajaran tematik ekosistem berbasis problem based learning dapat digunakan
karena memenuhi kriteria keefektifan bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Riwanti &
Hidayati, (2019) tentang pengembangan modul pembelajaran tematik berbasis
255
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
256
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Blumhof, J., Hall, M., & Honeybone, A. (2001). Using problem-based learning to
develop graduate skills. Planet, 4(1), 6–9.
https://doi.org/https://doi.org/10.11120/plan.2001.00040006
Erceg, N., Aviani, I., & Mešic, V. (2013). Probing students’ critical thinking
processes by presenting ill-defined physics problems. Revista Mexicana de
Fisica E, 59(1), 65–76.
Griffiths, K. E. (2005). Personal coaching: A model for effective learning. Journal
of Learning Design, 1(2), 55–65.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21: Kunci sukses implementasi kurikulum 2013. Ghalia Indonesia.
Kemdikbud, 2017. Buku Guru Kelas V SD/MI. Tema 6 Panas dan
Perpindahannya. Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kemdikbud.
Kemdikbud. 2017. Buku Siswa Kelas V SD/MI. Tema 6 Panas dan
Perpindahannya. Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kemdikbud.
Kunandar. 2011. Guru Profesional. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Kuncoro, E., & Riduwan, M. B. A. (2012). Cara Mudah Menggunakan dan
Memaknai Path Analysis. Bandung: Alfabeta.
Liana, E. (2018). Pengembangan Bahan Aajar Berbasis Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Universitas
Lampung.
Melindawati, S. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Terpadu Dengan
Model Problem Based Learning di Kelas IV Sekolah Dasar. Elementary
School Journal PGSD FIP UNIMED, 5(1).
Nasrul, S. (2018). Pengembangan bahan ajar tematik terpadu berbasis model
257
Vol. 18 No.2 JUNI 2020
EDUKASI P-ISSN 1693-4164
DOI: 10.33387/Edu E-ISSN. 2715-8551
258
Vol. 18 No.2 JUNI 2020