2206 5853 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

I Wayan Sudana, Isnawati Mohamad

112

Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Seni


Kerajinan Tiohu (Mendong) Gorontalo
I Wayan Sudana1, Isnawati Mohamad2
1, 2
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Seni Rupa dan Desain,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo.
Jl. B.J. Habibie, Kampus 4 Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo 96554, Indonesia
Tlp. 081340226525, E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Tiohu craft (Fimbristylis globulosa) in Gorontalo has the opportunity to be developed into a creative
industry, but in fact the craft just can survive without having significant development. The lack of
development on the craft is assumed due to a problem hindering, while its survivability up to now is
expected due to the potential that support it. This study aims to analyze the potential and problems in
the development of tiohu crafts in Gorontalo. This study employs a qualitative research method with
a case study model. Data were collected through observation, interviews, and literature review. Data
were analyzed interactively through data reduction, data display, and conclusions. The results showed
that the Gorontalo tiohu craft has the potential to be developed but there are problems that hindering.
These potentials and problems are revealed from the basic aspects of the craft, namely: the condition of
craftspeople, production technology, product form and function, and distribution or marketing. These
aspects are interrelated and have a direct influence on the sustainability and direction of its development,
therefore it can be used as a basis in formulating strategies on developing Gorontalo tiohu craft in the
future or other similar crafts.

Keywords: Tiohu (mendong) crafts, potential, problems, development.

ABSTRAK

Seni kerajinan tiohu (Fimbristylis globulosa) Gorontalo berpeluang dikembangkan menjadi


industri kreatif, tetapi faktanya kerajinan tersebut hanya mampu bertahan tanpa mengalami
perkembangan yang signifikan. Kurang berkembangnya kerajinan tersebut diduga karena
ada masalah yang menghambat, sedangkan kebertahanannya hingga kini tentu karena ada
potensi yang mendukung. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi dan permasalahan
dalam pengembangan kerajinan tiohu Gorontalo. Penelitian menggunakan metode kualitatif
model studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Data
dianalisis secara interaktif melalui reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan, seni kerajinan tiohu Gorontalo memiliki potensi untuk dikembangkan
namun ada permasalahan yang menghambat. Potensi dan permasalahan tersebut terungkap
dari aspek-aspek dasar seni kerajinan tersebut, yaitu kondisi perajin, teknologi produksi, bentuk
dan fungsi produk, serta distribusi atau pemasarannya. Aspek-aspek tersebut saling terkait dan
berpengaruh langsung terhadap kebertahanan dan arah pengembangannya sehingga dapat
digunakan sebagai dasar dalam merumuskan strategi pengembangan seni kerajinan tiohu
Gorontalo di masa depan atau seni kerajinan sejenis lainnya.

Kata kunci: kerajinan tiohu (mendong), potensi, permasalahan, pengembangan

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Seni Kerajinan Tiohu (Mendong) Gorontalo
113
PENDAHULUAN seni kerajinan yang unik dan menarik untuk
Tumbuhan tiohu (Bhs. Gorontalo) yang penunjang perekonomian masyarakat
secara umum di Indonesia disebut mendong (Khardiansyah, Sudarmawan, & Sila, 2021,
(Fimbristylis globulosa), merupakan jenis hlm. 13). Meskipun seni kerajinan mendong
tumbuhan sebangsa rumput yang banyak tumbuh di berbagai daerah karena ketersediaan
tumbuh pada lahan basah atau daerah bahan baku dan nilai ekonominya, tetapi tidak
berlumpur cukup air. Panjang tumbuhan semua di antara kerajinan tersebut mampu
tersebut berkisar antara 100-150 cm dan satu berkembang dengan baik karena berbagai
rumpun mencapai 220-260 helai pada usia 4-6 masalah.
bulan (Suryanto, et al., 2014, hlm. 335). Serat Seni kerajinan tiohu (mendong) Gorontalo
mendong memiliki kekuatan tarik yang relatif termasuk kurang berkembang, tetapi tetap
tinggi, melebihi serat kapas, jerami padi, mampu bertahan hingga kini. Kurang
dan lamun sehingga dapat digunakan untuk berkembangnya seni kerajinan tersebut tentu
berbagai produk seni kerajinan (Suryanto, karena ada masalah yang menghambat,
Solichin, & Yanuhar, 2016, hlm. 44–47). sedangkan kemampuannya bertahan dari
Di Gorontalo, tiohu (mendong) tumbuh waktu ke waktu hingga kini pasti karena
liar di pinggiran sawah atau dibudidayakan ada potensi yang mendukung. Upaya dalam
petani di sekitar Kabupaten Bone Bolango, pengembangan seni kerajinan tiohu Gorontalo
Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, dan perlu digali melalui berbagai potensi pada
Kabupaten Pohuwato. Masyarakat perajin tiap aspek yang menjadi keunggulannya dan
memanfaatkan batang-batang tiohu tersebut diidentifikasi berbagai masalah yang menjadi
sebagai bahan baku produk kerajinan, yang kelemahannya, untuk dicarikan solusi.
kemudian disebut seni kerajinan tiohu atau Berbagai potensi dan permasalahan yang
mohalamo tiohu (anyaman mendong). terungkap kemudian dapat dijadikan dasar
Produknya berupa tikar yang disebut amongo dalam merumuskan strategi pengembangan
tiohu (tikar mendong). Keberadaan seni yang tepat serta tetap mengakar atau
kerajinan tiohu menjadi salah satu sumber membudaya pada masyarakat pemilik seni
penghasilan bagi ibu-ibu rumah tangga dari kerajinan tersebut.
keluarga miskin di wilayah-wilayah pedesaan Penelitian ini bertujuan untuk
(Otaya, Tjabolo, & Husain, 2019, hlm. 62) menganalisis dan membahas potensi dan
Seni kerajinan tiohu (mendong) muncul permasalahan dalam pengembangan
di berbagai daerah sebagai upaya kreatif seni kerajinan tiohu Gorontalo secara
dalam memanfaatkan tumbuhan mendong komprehensif. Kajian difokuskan pada aspek-
sebagai bahan baku yang ramah lingkungan aspek dasar yang memengaruhi eksistensi
dengan siklus hidup yang pendek. Mendong dan perkembangan seni kerajinan (kriya)
(tiohu) termasuk material potensial yang yaitu keberadaan perajin, teknologi produksi,
terus dikembangkan sebagai bahan baku bentuk dan fungsi produk, dan distribusi atau
utama dalam pembuatan beragam produk pemasaran produk (Sudana & Mohamad,

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


I Wayan Sudana, Isnawati Mohamad
114
2021). Penelitian ini urgen dilakukan agar perajin, teknologi produksi, bentuk dan fungsi
pengembangan seni kerajinan tiohu Gorontalo produk, serta distribusi atau pemasarannya.
tidak dilakukan secara spekulatif yang Metode kualitatif dengan pendekatan
hanya didasarkan kebutuhan pasar atau studi kasus cocok digunakan dalam
kepentingan bisnis, tetapi berpijak pada mengungkap potensi dan permasalahan
potensi dan permasalahan dasarnya sehingga dalam pengembangan seni kerajinan
keberadaan kerajinan tersebut tetap mengakar tiohu Gorontalo, karena bersifat fleksibel
pada masyarakat pemiliknya. Hasil penelitian dan bisa menggunakan beberapa teknik
ini berpeluang digunakan sebagai acuan pengumpulan data secara terpadu.
dalam menentukan dan merumuskan strategi Pengumpulan data dilakukan melalui
pengembangan seni kerajinan tiohu Gorontalo observasi, wawancara, pengujian, dan studi
di masa depan atau seni kerajinan lainnya pustaka. Observasi digunakan untuk
yang sejenis. memperoleh data visual yang terkait
dengan aktivitas produksi serta bentuk
dan fungsi produk kerajinan tiohu
METODE Gorontalo, melalui pengamatan langsung.
Penelitian ini menggunakan metode Wawancara digunakan untuk mendapat
kualitatif dengan pendekatan studi kasus, data kebahasaan (verbal), terutama data
sebab data yang dikumpulkan dan dianalisis kondisi perajin, teknologi produksi,
merupakan data kualitatif dari satu unit kasus. dan distribusi atau pemasaran produk.
Metode kualitatif lebih terbuka, mendalam, Informan yang diwawancarai adalah: para
dan naturalistik untuk mempelajari sesuatu, perajin, penyedia bahan (tiohu), pengguna,
orang, dan peristiwa dalam suasana natural dan perwakilan pemerintah. Wawancara
(Kielmann, Cataldo, & Seeley, 2012, hlm. 9). dilakukan secara terbuka agar diperoleh
Metode kualitatif dianggap tepat informasi yang jujur dan autentik. Pengujian
digunakan pada penelitian ini, karena dilakukan untuk mendapat data karakteristik
memungkinkan dilakukan eksplorasi data dan kualitas tiohu sebagai bahan baku.
lapangan secara komprehensif dari sumber- Terakhir, studi pustaka untuk memperoleh
sumber primer yang bersifat naturalistik. data sekunder sebagai pembanding
Dengan metode kualitatif, unit kasus dan dan memperkuat hasil analisis, dengan
objek yang menjadi fokus penelitian dapat merujuk pada hasil-hasil penelitian
diungkap secara mendalam dengan data sebelumnya, buku, dan jurnal-jurnal
yang otentik dan terpadu. Adapun unit ilmiah yang relevan.
kasus sebagai subjek penelitian adalah seni Validasi data dilakukan dengan teknik
kerajinan tiohu Gorontalo, sedangkan objek triangulasi sumber, yaitu data yang sejenis
yang menjadi fokus kajian adalah potensi dicocokkan (divalidasi) kebenarannya melalui
dan permasalahan dalam pengembangan sumber data yang berbeda-beda dan apabila
seni kerajinan tersebut, yang meliputi aspek ada kesesuaian maka data dianggap valid.

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Seni Kerajinan Tiohu (Mendong) Gorontalo
115
Analisis data dilakukan secara interaktif yang dikuasai. Aspek-aspek tersebut
selama dan setelah pengumpulan data, berpengaruh terhadap kapasitas produksi,
melalui proses seleksi dan pengkodean produktivitas kerja, serta kualitas produk dan
data, kategorisasi data, display data serta kemampuan berinovasi.
pembahasan, dan penarikan kesimpulan Jumlah perajin tiohu (mendong) di
(Charmaz, 2012, hlm. 4–5; Sugiyono, 2012, Gorontalo yang aktif berproduksi adalah
hlm. 334–343). Seleksi dan pengkodean data 36 orang. Para perajin tersebut tersebar di
bertujuan untuk memilih dan menandai data Kabupaten Pohuwato 12 orang, Kabupaten
yang diperlukan dan mengesampingkan data Boalemo 2 orang, Kabupaten Gorontalo 5
yang tidak relevan. Kategorisasi data bertujuan orang, Kota Gorontalo 1 orang, dan terbanyak
untuk mengelompokkan data yang terseleksi di Kabupaten Bone Bolango yakni 16 orang.
sesuai tema. Display data dan pembahasan Semua perajin itu memiliki keahlian yang
bertujuan menyajikan dan memaknai data memadai untuk berproduksi sesuai dengan
sesuai dengan tujuan penelitian. Penarikan produk yang dibuat, mulai dari penyiapan
kesimpulan bertujuan untuk meringkas bahan baku hingga proses finishing dan
temuan dan kontribusinya bagi riset-riset menghasilkan produk siap pakai. Adanya
berikutnya. perajin aktif dengan keahlian yang dimiliki
merupakan faktor yang mendukung
kebertahanan dan sebagai potensi dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN pengembangan seni kerajinan tiohu Gorontalo.
Potensi dan permasalahan dasar seni Umur para perajin berkisar antara 45-87
kerajinan tiohu Gorontalo terungkap dari tahun. Mereka biasanya mulai bekerja aktif
hasil kajian dan pembahasan terhadap sebagai perajin setelah menikah, walaupun
aspek-aspek seni kerajinan (kriya), yang telah belajar menganyam tiohu sejak masih
meliputi keberadaan perajin sebagai pekerja anak-anak. Perajin tiohu senior, Afifa K. (53
seni, teknologi produksi sebagai metode thn.) menuturkan “saya belajar anyaman tiohu
dan sarana berproduksi, bentuk dan fungsi sejak anak-anak … aktif menganyam setelah
produk sebagai hasil produksi, serta distribusi menikah … kebanyakan perajin begitu, sudah
atau pemasaran untuk penyaluran hasil-hasil tua baru serius kerja anyaman” (wawancara,
produksi. 12 Agustus 2022). Informasi ini menunjukkan,
meskipun usia rata-rata perajin tergolong tua
Potensi dan Masalah Perajin namun tetap aktif berproduksi dan memiliki
Para perajin sebagai pekerja seni motivasi kerja tinggi. Perajin tiohu paling
merupakan modal sumber daya manusia tua yakni Padi Bague (lihat pada gambar 1)
(human capital) yang berpengaruh langsung bahkan masih produktif membuat anyaman
terhadap eksistensi dan perkembangan seni tiohu meskipun telah berusia 87 tahun.
kerajinan. Keberadaan perajin terutama Adanya motivasi dan produktivitas
mencakup aspek jumlah, umur, dan keahlian kerja yang tinggi dari para perajin merupakan

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


I Wayan Sudana, Isnawati Mohamad
116

No. Tahun Jumlah Perajin


1 1980-1990 > 100 orang
2 1991-2000 ± 75 orang
3 2001-2010 60 orang
3 2011-2022 36 orang

Tabel 1. Jumlah perajin tiohu tahun 1980-2022


(Sumber: Hasil penelitian, 2022)

menghasilkan produk-produk baru.


Permasalahan paling krusial adalah
jumlah perajin yang terus menurun dari waktu
ke waktu (lihat pada tabel 1). Tahun 1980-1990
Gambar 1. Perajin tiohu tertua di Gorontalo
jumlah perajin tiohu Gorontalo lebih dari 100
(Sumber: Dokumen peneliti, 2022)
orang, bahkan di Desa Bolotalangi Timur
Kecamatan Bolango Timur dan Tilongkabila
potensi dalam mendukung pengembangan
Kabupaten Bone Bolango rata-rata kaum
kerajinan tiohu Gorontalo, baik dalam
perempuan membuat anyaman tikar tiohu
berinovasi maupun berproduksi secara
di sela-sela kesibukannya sebagai ibu rumah
konsisten.
tangga atau petani. Keberadaan perajin
Para perajin tiohu Gorontalo rata-rata
kemudian terus menurun dan tahun 2022
menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD)
hanya tinggal 36 orang yang aktif.
dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tidak
Penurunan jumlah perajin terjadi karena
ditemukan adanya perajin tiohu aktif yang
banyak perajin tua yang meninggal atau
menamatkan pendidikan tinggi (sarjana) atau
beralih profesi mengambil pekerjaan lain,
sekolah kejuruan bidang seni kerajinan (kriya).
sedangkan generasi muda sangat jarang yang
Rendahnya tingkat pendidikan para perajin
berminat menekuni pekerjaan sebagai perajin
mungkin tidak memengaruhi produktivitas
karena dianggap profesi kurang menarik dan
kerja, tetapi pasti berpengaruh terhadap
tidak menjanjikan masa depan. Terjadinya
kreativitas dan inovasi, karena sumber daya
penurunan jumlah perajin merupakan
pertama kreativitas yang menjadi hulu inovasi
masalah yang mengancam kelangsungan dan
adalah kecerdasan, yaitu kecerdasan sintetik,
pengembangan seni kerajinan tiohu Gorontalo.
kecerdasan analitis, dan kecerdasan praktis
Penurunan jumlah perajin dengan sebab yang
(Zhang & Sternberg, 2011, hlm. 230), diperoleh
sama ternyata juga terjadi di daerah lain,
melalui dunia pendidikan khususnya
seperti di Desa Blayu Kabupaten Malang Jawa
pendidikan tinggi. Dengan demikian,
Timur (Athia & Primanto, 2020, hlm. 107) dan
rendahnya pendidikan perajin merupakan
bahkan di Desa Lenek Kabupaten Lombok
masalah dalam pengembangan seni kerajinan
Timur kerajinan mendong hampir punah
tiohu Gorontalo, karena menghambat
karena jumlah perajin yang makin sedikit
munculnya kreativitas dan inovasi dalam
(Jufri, et al., 2021, hlm. 79).

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Seni Kerajinan Tiohu (Mendong) Gorontalo
117
Pemerintah daerah Gorontalo berupaya
mengatasi penurunan jumlah perajin melalui
pendidikan formal pada muatan lokal dan
program pelatihan. Salah satunya adalah
pelatihan mohalamo amongo tiohu (menganyam
tikar mendong) tahun 2022 yang dilaksanakan
pihak Museum Provinsi Gorontalo dengan
melibatkan perwakilan siswa-siswi SMA dan
SMK di seluruh Provinsi Gorontalo. Adanya
dukungan pemerintah melalui program
tersebut merupakan potensi yang berpeluang
dalam meningkatkan jumlah perajin guna
Gambar 2. Tiohu dari pemasok bahan baku
menjaga eksistensi dan pengembangan seni (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2022)
kerajinan tiohu Gorontalo.

4-6 bulan, sedangkan tiohu yang tumbuh liar


Potensi dan Masalah Teknologi produksi diambil sewaktu-waktu yaitu ketika telah
Teknologi produksi dimaknai sebagai mencapai tinggi di atas 60 cm. Pemanenan
seperangkat teknik yang diaplikasikan secara tiohu dilakukan dengan cara dipotong atau
sistematis atau metodis melalui serangkaian dicabut, kemudian dikeringkan selama 2-4
tahapan dengan menggunakan bahan dan hari. Petani atau pemasok bahan baku menjual
peralatan tertentu untuk berproduksi guna tiohu kepada perajin dalam keadaan kering
menghasilkan produk. Teknologi produksi dalam bentuk bundelan (lihat pada gambar
seni kerajinan mencakup tiga aspek, yaitu 2). Tersedianya bahan baku alami berupa
bahan baku dan peralatan perangkat keras, tiohu (mendong) merupakan potensi yang
metode (teknik) kerja sebagai perangkat mendukung pelestarian dan pengembangan
lunak, dan keterampilan yang diaplikasikan seni kerajinan tiohu Gorontalo. Demikian
oleh para perajin dalam berproduksi untuk juga adanya pemasok bahan baku telah
menghasilkan beragam produk kerajinan. menunjukkan terjadinya sistem pembagian
Potensi dan permasalahan teknologi produksi kerja dalam rantai produksi seni kerajinan
pada seni kerajinan tiohu (mendong) Gorontalo tersebut secara kontinu.
dalam menghasilkan produk juga dianalisis Permasalahannya adalah terindikasi
pada tiga aspek tersebut. bahan makin sulit didapat karena petani
Bahan baku berupa tiohu (mendong) yang membudidayakan tanaman tiohu
yang digunakan para perajin dibeli dari semakin langka, bahkan kini hanya tinggal
petani sebagai pemasok bahan baku. Bahan satu orang. Hal ini terungkap dari penuturan
tersebut diperoleh dengan cara budidaya atau petani tiohu, Sangi Darise (56 thn.) “sekarang
tumbuh liar di tepi persawahan. Panen tiohu mungkin tinggal saya yang tanam tiohu
yang dibudidayakan dilakukan pada umur

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


I Wayan Sudana, Isnawati Mohamad
118
… permintaan tiohu masih terus ada …
dulu di sini banyak yang tanam tiohu …
dorang (mereka pen.) sekarang tanam padi
karena hasilnya lebih bagus” (wawancara,
16 Juli 2022). Makin langkanya petani yang
membudidayakan tiohu merupakan masalah
dalam pengembangan seni kerajinan tiohu
Gorontalo yang menuntut penyediaan bahan
baku secara rutin. Mengandalkan tiohu
yang tumbuh liar tidak akan menjamin
Gambar 3. Alat untuk meluruskan tiohu
ketersediaan bahan baku secara rutin sesuai (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2022)
kebutuhan produksi. Dalam hal ini, dukungan
pemerintah (misalnya dalam bentuk subsidi)
(lihat pada gambar 3). Pemipihan batang
sangat diperlukan guna menggairahkan
tiohu dengan alat tersebut bertujuan agar
kembali petani menanam tiohu, sehingga
mudah dianyam dan produk yang dihasilkan
perajin tidak kesulitan mendapat bahan baku,
lebih rapi. Peralatan lainnya yang digunakan
guna menjaga kontinuitas produksi.
adalah panci dan kompor untuk merebus tiohu
Masalah makin berkurangnya budidaya
dalam proses pewarnaan batang-batang tiohu.
tanaman tiohu (mendong) juga terjadi di
Dengan peralatan tersebut, para perajin dapat
daerah lain. Di Kabupaten Sleman Yogyakarta
memproduksi anyaman tikar dengan berbagai
budaya mendong turun dari 40 ha. tahun 2009
ukuran dan warna sesuai dengan kebutuhan
mejadi 9 ha tahun 2014 karena hasilnya tidak
dan permintaan pengguna.
sebanding dengan nilai penjualan kerajinan
Perajin tiohu tradisional tidak ada masalah
mendong (Marbun, Sudarmadji, & Suprayogi,
dengan peralatan kerja sederhana karena yang
2016, hlm. 58). Masalah ini mungkin akan
diproduksi hanya anyaman tikar, tetapi akan
menjadi isu nasional karena luas lahan untuk
menjadi masalah jika dilakukan inovasi dan
menanam mendong makin terbatas dan
diversifikasi produk. Pengembangan produk
digantikan dengan tanaman lain yang hasilnya
seni kerajinan tiohu melalui inovasi dan
lebih menjanjikan. Makin terbatasnya lahan
diversifikasi produk memerlukan peralatan
untuk budidaya tanaman mendong dapat
modern berupa mesin kepang, mesin pelintir,
mengancam keberadaan dan pelestarian seni
dan mesin jahit khusus untuk membentuk
kerajinan mendong di masa mendatang.
produk. Masalahnya adalah peralatan
Mengenai peralatan, para perajin
tersebut belum tersedia sehingga perajin sulit
tiohu Gorontalo hanya menggunakan alat
melakukan inovasi dan diversifikasi produk.
tradisional dari bilah bambu yang dibuat
Hal ini pasti berpengaruh langsung dalam
sendiri. Alat tersebut terutama digunakan
pengembangan seni kerajinan tersebut, sebab
untuk meluruskan dan memipihkan
untuk mengembangkan seni kerajinan tidak
(meratakan dan meluruskan) batang tiohu

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Seni Kerajinan Tiohu (Mendong) Gorontalo
119
ujung tiohu agar hasil anyaman terkunci,
sehingga tidak mudah lepas. Tahap finishing
yang bertujuan merapikan produk dilakukan
dengan merapatkan anyaman dan memotong
sisa-sisa ujung tiohu yang tidak teranyam.
Adanya metode kerja yang sistematis
dengan penahapan yang jelas (eksplisit)
merupakan potensi yang mendukung dalam
pengembangan seni kerajinan tiohu Gorontalo,
karena metode tersebut dapat diterapkan
Gambar 4. Metode kerja kerajinan tiohu Gorontalo dengan mudah dalam berproduksi. Metode
(Sumber: Hasil penelitian, 2022)
tersebut juga dapat diterapkan pada perajin
pemula atau calon perajin yang hendak belajar
hanya diperlukan kreativitas dan inovasi, seni kerajinan tiohu, guna meningkatkan
tetapi juga harus didukung dengan peralatan jumlah perajin. Kelemahannya adalah perajin
yang memadai dalam implementasinya. hanya mampu menerapkan teknik anyaman
Tanpa dukungan peralatan yang memadai, sasak (anyaman dasar), sehingga motif
inovasi bisa hanya berhenti pada desain atau anyaman yang dihasilkan kurang bervariasi.
model saja. Padahal ada beragam teknik anyaman yang
Metode atau teknik kerja yang berpeluang diterapkan untuk menghasilkan
diterapkan oleh para perajin tiuho Gorontalo motif yang bervariasi, seperti anyaman
dalam berproduksi, mulai dari persiapan silang (tunggal dan ganda), anyaman sumbu,
bahan hingga finishing, terdiri dari beberapa anyaman kepar, dan anyaman persegi atau
langkah (lihat pada gambar 4). Metode kerja anyaman truntum untuk membuat beragam
tersebut dilakukan secara sistematis tahap motif (Patria & Mutmaniah, 2015, hlm. 4)
demi tahap, mirip dengan pola kerja industri. Solusi untuk mengatasi kelemahan
Tahap pertama metode kerja tersebut, perajin tiohu Gorontalo dalam penguasaan
yaitu persiapan bahan (tiohu) baik beragam teknik anyaman tersebut dapat
pengambilan maupun pengeringan dilakukan dilakukan melalui proses pelatihan secara
oleh petani atau pemasok bahan baku. Tahap periodik hingga berhasil menjadi perajin
pewarnaan (untuk sebagian bahan) dilakukan terampil. Pelatihan dapat meningkatkan
dengan cara direbus kemudian dikeringkan perilaku inisiatif pribadi untuk keberhasilan
kembali. Tahap pelurusan dilakukan utas yang lebih tinggi, daripada hanya
demi utas batang tiohu hingga lurus dan pipih. mengandalkan kemampuan secara alami
Tahap pembentukan produk (menganyam) tanpa intervensi (Frese, Gielnik, & Mensmann,
yang biasanya hanya menerapkan teknik 2016, hlm. 199–201). Penguasaan beragam jenis
anyaman sasak. Tahap mengunci anyaman keterampilan dan teknik menganyam melalui
pinggir dilakukan dengan menganyam balik pelatihan sangat penting bagi para perajin

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


I Wayan Sudana, Isnawati Mohamad
120
tiohu (mendong) untuk menghasilkan produk
dengan motif-motif baru yang bervariasi,
sehingga mampu memenuhi selera konsumen
yang berbeda-beda dalam dinamika
perkembangan pasar yang kompetitif.

Potensi dan Masalah Bentuk dan Fungsi


Produk
Bentuk dan fungsi seni kerajinan
merupakan satu kesatuan karena setiap bentuk
Gambar 5. Tikar tiohu (mendong) Gorontalo
senantiasa merujuk pada fungsi, baik fungsi (Sumber: Dokumentasi peneliti 2022)

praktis, fungsi estetik, maupun fungsi sosial.


Fungsi praktis berkaitan dengan kegunaan (tikar) tersebut untuk kebutuhan sehari-hari,
produk sebagai sarana dalam membantu seperti alas salat, alas tempat tidur, dan alas
kehidupan sehari-hari. Fungsi estetik untuk kegiatan-kegiatan sosial. Tikar tiohu juga
merujuk pada kemampuan produk untuk digunakan pada upacara adat, yaitu sebagai
menambah daya tarik dan meningkatkan alas upacara adat tujuh bulan kandungan,
nilai keindahan sesuatu benda, arsitektur, adat kelahiran, aqiqah, adat pembeatan,
termasuk hiasan untuk tubuh manusia. adat sunatan, dan adat perkawinan (Hasan,
Fungsi sosial berkaitan dengan kapasitas Munawar, & Dangkua, 2022, hlm. 2). Adanya
produk dalam menyampaikan nilai-nilai produk hasil produksi rutin yang masih
simbolik dan identitas para pengguna dalam berfungsi bagi masyarakat pendukungnya,
lingkungan sosialnya. Sebuah produk seni merupakan kekuatan yang menyebabkan
kerajinan atau seni kriya bisa mengandung seni kerajinan tiohu Gorontalo tetap bertahan
beberapa fungsi sekaligus dalam penggunaan hingga kini dan sebagai potensi awal untuk
yang menyebabkannya unik dan berbeda dari dalam pengembangan kerajinan tersebut di
produk-produk lainnya. masa depan.
Bentuk produk seni kerajinan tiohu Kelemahan seni kerajinan tiohu Gorontalo
Gorontalo yang diproduksi para perajin dari segi produk adalah produk-produk yang
tradisional berupa tikar, dengan ukuran dan hasilkan monoton (tidak berkembang), yakni
warna yang berbeda-beda (lihat pada gambar hanya berupa tikar yang diproduksi secara
5). Tikar kecil dibuat dengan ukuran 100 x terus-menerus. Produk tersebut makin tersisih
65 cm, tikar sedang ukuran 170 x 90 cm. dan dan tergantikan oleh produk lain yang lebih
tikar besar berukuran 200 x 180 cm. Tikar modern karena tidak relevan dengan selera
dibuat dengan dua jenis warna yaitu natural zaman. Perajin tiohu senior, Rohana Pasuagi (59
dan berwarna-warni sesuai permintaan pasar thn.) mengatakan “dari dulu yang dibuat cuma
atau konsumen. Berdasarkan observasi, tikar begini … sekarang makin kurang yang
masyarakat Gorontalo memfungsikan produk

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Seni Kerajinan Tiohu (Mendong) Gorontalo
121
lebih bervariasi, baik jenis, bentuk, maupun
fungsinya.
Pembaruan (inovasi) produk tersebut
tidak dilakukan oleh perajin tiohu, tetapi oleh
perajin eceng gondok dengan tujuan untuk
menambah ragam bahan baku produknya.
Perajin eceng gondok yang melakukan
pembaruan produk seni kerajinan tiohu,
Yeni R. (58 thn.) menuturkan “awalnya saya
Gambar 6. Produk kerajinan tiohu Gorontalo baru membeli tikar tiohu … saya coba buat jadi tas
(Sumber: Dokumentasi peneliti, 2022)
dan dompet, saya ingin ada bahan berbeda
selain eceng gondok … alhamdulillah tas tiohu
membeli, dorang (mereka pen.) lebih memilih
ini banyak yang pesan” (wawancara, 2 Agustus
karpet untuk alas … jadi makin susah jual
2022). Pernyataan ini jelas mengindikasikan,
tikar tiohu” (wawancara, 20 Juli 2022). Perajin
bahwa munculnya produk baru hasil inovasi
tiohu Gorontalo tampaknya telah menyadari
seni kerajinan tiohu mampu menarik lebih
bahwa produk yang dihasilkan (tikar) makin
banyak konsumen. Hal ini merupakan potensi
kurang diminati karena kalah saing dengan
dalam pengembangan seni kerajinan tiohu
baru (karpet), tetapi mereka belum berani
untuk meraih segmen pasar lebih luas melalui
melakukan inovasi untuk mengantisipasi
inovasi produk secara berkala. Inovasi produk
permintaan pasar. Secara umum, inovasi
yang dimaksud mencakup jenis, bentuk, dan
produk seni kerajinan tiohu Gorontalo masih
fungsi baru (Guntur, 2019, hlm. 374).
tergolong rendah dan para perajin belum
Dengan demikian, permasalahan seni
berani mencoba membuat produk lain yang
kerajinan tiohu Gorontao dari segi produk
lebih menarik sesuai kebutuhan pasar (Otaya,
yang masih berkutat pada tikar tradisional
Tjabolo, & Husain, 2019, hlm. 70)
secara turun-temurun, dapat diatasi dengan
Belakangan yaitu sekitar bulan Juli 2022
potensinya yakni mulai muncul produk-
muncul produk-produk seni kerajinan tiohu
produk kerajinan tiohu baru yang berpeluang
Gorontalo yang dianggap baru berupa model-
menarik minat konsumen lebih luas. Potensi
model tas dan dompet (lihat pada gambar 6).
munculnya produk-produk baru itu perlu
Munculnya produk tersebut menandai mulai
terus ditingkatkan dalam pengembangan seni
adanya perkembangan produk seni kerajinan
kerajinan tiohu melalui penciptaan desain-
tiohu Gorontalo, meskipun model produk
desain baru yang khas. Hal ini sangat penting,
seperti itu telah banyak diproduksi oleh para
karena upaya pengembangan produk-produk
perajin di daerah lain. Munculnya produk
seni kerajinan melalui penciptaan desain-
baru itu bisa dimaknai sebagai rintisan dan
desain baru yang khas berpeluang dalam
pemicu (inspirasi) bagi munculnya produk-
meraih segmen pasar lebih ekstensif (Sudana,
produk kerajinan tiohu baru berikutnya yang
2014, hlm. 164).

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


I Wayan Sudana, Isnawati Mohamad
122
Potensi dan Masalah Distribusi Produk
Distribusi atau pemasaran merupakan
muara dari seluruh rangkaian kegiatan
produksi seni kerajinan, karena seni kerajinan
adalah seni layanan publik yang kesuksesan
pembuatan atau produksinya ditentukan oleh
keberhasilan produk terdistribusi atau diserap
pasar dalam memenuhi kebutuhan dan selera
publik. Ini berbeda dengan seni murni (fine
arts) seperti seni lukis atau patung, yang
kesuksesan karyanya dinilai dari dampak
sosial atau psikologis yang ditimbulkan.
Kesuksesan pemasaran atau distribusi
produk-produk seni kerajinan tidak semata-
mata ditentukan oleh kualitas dan keunikan
produknya, tetapi juga dari ketepatan cara- Gambar 7. Diagram distribusi produk
kerajinan tiohu
cara promosi dan pemasaran yang dilakukan (Sumber: Hasil peneliti, 2022)

dalam menjangkau konsumen.


Distribusi atau pemasaran produk seni dan penjualan langsung karena merupakan
kerajinan tiohu Gorontalo dilakukan melalui pengguna langsung tanpa mencari
beberapa cara, yaitu pemesanan, penjualan keuntungan, namun penjualan ini bersifat
langsung, dan pengepul (lihat bagan pada satuan dan hanya terjadi sewaktu-waktu.
gambar 7), sehingga produk-produk yang Melalui pesanan langsung terjadi transaksi
dihasilkan oleh para perajin dapat disalurkan jual-beli antara perajin dengan konsumen
kepada konsumen atau pengguna. sehingga produk tersalurkan.
Pada distribusi melalui pemesanan, Pada distribusi produk melalui
konsumen datang ke perajin memesan pengepul, perajin menyerahkan produknya
produk (tikar) dengan ukuran, warna, dan pada pengepul dengan jumlah tertentu atau
jumlah tertentu, sambil membicarakan harga pengepul mengumpulkan produk dari perajin.
dan waktu penyelesaiannya. Setelah perajin Penyerahan dari perajin kepada pengepul
dan pemesan mencapai kesepakatan, maka menandai terjadinya distribusi produk
produk akan dipesan. Dalam hal ini, perajin kerajinan tersebut. Produk-produk tersebut
menyalurkan produk hasil kerjanya melalui kemudian dijual di pasar-pasar tradisional.
pesanan produk. Pengepul produk kerajinan tiohu, Yati B Musa
Pada penjualan langsung, konsumen (46 thn.) mengatakan “teman-teman (perajin
datang ke perajin dan membeli secara pen.) biasa datang ke sini bawa tikarnya
langsung produk yang telah tersedia. Perajin … kadang saya yang ambil ke rumahnya,
mematok harga lebih tinggi dari pemesanan setelah terkumpul saya jual di pasar kamis
Jurnal Panggung V33/N1/03/2023
Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Seni Kerajinan Tiohu (Mendong) Gorontalo
123
di Tapa dan di pasar Bongoime tiap senin” pameran-pameran produk, dan sistem
(wawancara, 7 Agustus 2022). Informasi ini pemasaran online. Pemanfaatan beragam
mengindikasikan, pasar tradisional masih sistem pemasaran tersebut harus dibarengi
menjadi sasaran utama dalam penyaluran dengan penciptaan produk-produk baru yang
produk-produk kerajinan, termasuk kerajinan mencitrakan nilai-nilai individu dan daya tarik
tiohu. estetik, agar tidak terjebak pada persaingan
Tersalurkannya produk-produk seni harga. Persaingan pasar produk kerajinan
kerajinan tiohu, baik melalui penjualan (crafts) saat ini telah bergeser, dari persaingan
langsung, pesanan, maupun melalui pengepul harga ke persaingan nilai individual produk,
merupakan kekuatan yang menyebabkan desain, dan daya tarik estetik (Tung, 2012,
seni kerajinan tersebut tetap bertahan hingga hlm. 72).
kini. Hal ini juga dianggap sebagai potensi Distribusi atau pemasaran produk-
dalam pengembangan seni kerajinan tiohu produk seni kerajinan tiohu (mendong),
di masa depan, sebab tersalurnya produk termasuk seni kerajinan lokal lainnya, tidak bisa
pada konsumen atau pengguna secara rutin hanya mengandalkan pemasaran tradisional
merupakan salah satu mata rantai yang dapat yang dilakukan oleh perajin atau pengepul
menjamin kelangsungan kegiatan produksi. secara konvensional, karena jangkauan pasar
Produksi seni kerajinan pasti akan berhenti yang diraih menjadi sangat terbatas. Distribusi
ketika produk-produk yang dihasilkan tidak atau pemasaran produk-produk seni kerajinan
tersalurkan karena tidak diterima konsumen. harus ditangani oleh tenaga profesional yang
Oleh karena itu, saluran distribusi merupakan memahami manajemen dan taktik-taktik
aspek penting dalam mendukung kinerja dan pemasaran produk-produk seni kerajinan
memotivasi perajin untuk berproduksi. secara profesional serta melakukan berbagai
Kelemahan dalam penyaluran produk- inovasi dan diversifikasi sistem pemasaran
produk seni kerajinan tiohu Gorontalo adalah secara tepat, termasuk membangun jejaring
penyaluran produk hanya dilakukan pada dengan buyer-buyer besar. Hal ini sangat
pasar-pasar tradisional, sehingga hanya penting bagi keberhasilan penyaluran produk
mampu menjangkau konsumen lokal yang seni kerajinan dalam bersaing dan meraih
sangat terbatas. Penyaluran atau pemasaran jangkauan pasar secara global.
produk yang dilakukan belum memanfaatkan
jaringan pemapasaran yang lebih luas, seperti
pemasaran online atau pameran produk, SIMPULAN
yang mampu menjangkau konsumen yang Potensi yang mendukung dan
jauh lebih ekstensif. Untuk pengembangan permasalahan yang menghambat dalam
seni kerajinan tersebut, perlu dilakukan pengembangan seni kerajinan tiohu Gorontalo
diversifikasi sistem distribusi atau pemasaran, terungkap melalui aspek: perajin, teknologi
yaitu melalui pemasaran konvensional produksi, bentuk dan fungsi produk, serta
(pesanan, penjualan langsung, dan pengepul), distribusi atau pemasaran. Potensi aspek

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


I Wayan Sudana, Isnawati Mohamad
124
perajin terungkap adanya perajin aktif UCAPAN TERIMA KASIH
yang menekuni kerajinan tersebut secara Tim peneliti mengucapkan terima kasih
turun-temurun, sedangkan masalahnya kepada pihak LP2M Universitas Negeri
adalah jumlah perajin terus menurun dan Gorontalo atas bantuan dana yang diberikan
kemampuan berinovasi rendah. Potensi dengan kontrak Nomor: B/130/UN47.D1/
pada aspek teknologi produksi mencakup PT.01.03/2022, sehingga penelitian ini dapat
ketersediaan bahan baku (tiohu) yang memadai dilaksanakan sesuai rencana.
dan adanya metode kerja yang sistematis,
sedangkan masalahnya adalah budidaya
tanaman tiohu makin berkurang, keterampilan ***
berproduksi kurang bervariasi, dan belum
tersedia peralatan produksi modern. Potensi
pada aspek bentuk dan fungsi produk adalah DAFTAR PUSTAKA
adanya produk berupa tikar hasil produksi Athia, I., & Primanto, A. B. (2020). Kriya
rutin yang masih berfungsi bagi masyarakat Mendong: Upaya Diversifikasi Produk
pendukungnya dan mulai muncul produk Potensi Desa, Kreasi Wirausaha
baru yang lebih inovatif, namun masalahnya Masyarakat Desa Blayu dengan bantuan
adalah produk tikar tersebut makin kurang Aplikasi Teknologi Multimedia. JAST :
diminati karena kalah saing dengan produk Jurnal Aplikasi Sains Dan Teknologi, 4(2),
modern, sedangkan munculnya produk baru 106–115.
masih berupa rintisan yang belum menjadi Charmaz, K. (2012). The Power and Potential
bagian kegiatan produksi rutin. Potensi pada of Grounded Theory. A Journal of the
aspek distribusi atau pemasaran yaitu produk BSA MedSoc Group, 6(3), 2–15.
dapat disalurkan melalui pesanan, penjualan Frese, M., Gielnik, M. M., & Mensmann,
langsung, dan pengepul; masalahnya adalah M. (2016). Psychological Training
pemasaran tersebut hanya menjangkau for Entrepreneurs to Take Action:
konsumen lokal sedangkan pemasaran online Contributing to Poverty Reduction
yang berpeluang menjangkau konsumen lebih in Developing Countries. Current
luas belum dimanfaatkan. Directions in Psychological Science, 25(3),
Potensi dan permasalahan tiap aspek seni 196– 202.
kerajinan tiohu Gorontalo sebagai gambaran Guntur. (2019). Inovasi Pada Morfologi
dari keunggulan dan kelemahannya yang Motif Parang Batik Tradisional Jawa.
terungkap pada penelitian ini, berpeluang Panggung: Jurnal Seni Budaya, 29(4),
dijadikan acuan dalam merumuskan strategi 373–390.
pengembangan seni kerajinan tiohu Gorontalo Hasan, F. A., Munawar, S., & Dangkua, S.
di masa depan atau seni kerajinan lain (2022). Kerajinan Anyaman Amongo
sejenisnya melalui riset pengembangan atau Tiohu Di Kabupaten Bone Bolango
riset terapan. (Kelangsungan dan Perkembangan).

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023


Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Seni Kerajinan Tiohu (Mendong) Gorontalo
125
Jambura: Jurnal Seni Dan Desain, 2(1), Sudana, I. W. (2014). Strategi Pengembangan
1–7. Kerajinan Keramik Gerabah Tradisional
Jufri, A., Yasin, M., Sahri, & Wahyunadi. Gorontalo Guna Mendukung Industri
(2021). Pengelolaan Usaha Industri Kreatif. Mudra: Jurnal Seni Budaya,
Kerajinan Tikar Mendong Melalui 29(2), 163–180.
Diversifikasi Produk Di Desa Lenek Sudana, I. W., & Mohamad, I. (2021). Konsep
Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Pengembangan Seni Kerajinan Eceng
Timur. Sangkabira, 1(2), 78–90. Gondok Gorontalo. Panggung: Jurnal
Khardiansyah, M. W., Sudarmawan, A., & Sila, Seni Budaya, 31(2), 93–109.
I. N. (2021). Kerajinan Tikar Mendong Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi
Di Desa Paok Pondong Kecamatan (Mixed Method) (Cet. ke 3). Bandung:
Lenek Lombok Timur Nusa Tenggara Alfabeta.
Barat. Jurnal Pendidikan Seni Rupa Suryanto, H., Marsyahyo, E., Irawan, Y. S.,
Undiksha, 11(1), 12–19. & Soenoko, R. (2014). Morphology,
Kielmann, K., Cataldo, F., & Seeley, J. (2012). Structure, and Mechanical Properties of
Introduction to qualitative research Natural Cellulose Fiber from Mendong
methodology: A training manual. Grass (Fimbristylis globulosa). Journal
UK: Department for International of Natural Fibers, 11(4), 333–351.
Development (DfID). Suryanto, H., Solichin, S., & Yanuhar, U. (2016).
Marbun, J., Sudarmadji, & Suprayogi, S. Natural Cellulose Fiber from Mendong
(2016). Penurunan Budidaya Tanaman Grass (Fimbristylis globulosa). In K. G.
Mendong (Heleocharis Chaetaris Ramawat & M. R. Ahuja (Eds.), Fiber
Boeck.L) Sebagai Bahan baku Kerajinan Plants, Sustainable Development and
Tangan Di Padukuhan Parakan Kulon Biodiversity (pp. 35–52). Switzerland:
dan Plembon Desa Sendangsari, Springer International Publishing.
Kecamatan Minggir, Kabupaten Tung, F.-W. (2012). Weaving with Rush:
Sleman, Yogyakarta. Majalah Geografi Exploring Craft-Design Collaborations
Indonesia, 30(1), 58–67. in Revitalizing a Local Craft.
Otaya, L. G., Tjabolo, S. A., & Husain, International Journal of Design, 6(3), 71–
R. T. (2019). Analisis kebutuhan 83.
pemberdayaan ibu rumah tangga Zhang, L., & Sternberg, R. J. (2011). Revisiting
miskin melalui usaha kerajinan the Investment Theory of Creativity.
tangan khas Gorontalo “Mohalamu Creativity Research Journal, 23(3), 229–
Tiohu.” JPPM (Jurnal Pendidikan Dan 238.
Pemberdayaan Masyarakat), 6(1), 59–75.
Patria, A. S., & Mutmaniah, S. (2015). Kerajinan
Anyam Sebagai Pelestarian Kearifan
Lokal. Dimensi, 12(1), 1–10.

Jurnal Panggung V33/N1/03/2023

You might also like