Membangun Jaringan Pemasaran Industri Kreatif

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/312603133

Membangun Jaringan Pemasaran Industri Kreatif Kerajinan Kayu Ebony di


Sulawesi Tengah

Article · June 2015

CITATIONS READS

2 413

14 authors, including:

Hilda Monoarfa Ira Santi


Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Tadulako
12 PUBLICATIONS   3 CITATIONS    11 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Membangun Jaringan Pemasaran Industri Kreatif Kerajinan Kayu Ebony di Sulawesi Tengah View project

Tourism Destination Competitiveness Perception of Tanjung Karang Donggala Beach at Central Sulawesi View project

All content following this page was uploaded by Ira Santi on 23 January 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Membangun Jaringan Pemasaran Industri Kreatif Kerajinan Kayu Ebony di Sulawesi Tengah

Membangun Jaringan Pemasaran Industri Kreatif


Kerajinan Kayu Ebony di Sulawesi Tengah

JAM Syamsul Bachri


Hilda Monoarfa
13, 2
Diterima, Oktober 2014
Ira Nuriya Santi
Direvisi, Januari 2015 Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako
Maret 2015
April 2015
Disetujui, Juni 2015

Abstract: Creative industries are the economic resources of society are believed to be able to
answer the challenge of the basic problems of the economy in the short and medium nations,
namely the relatively low economic growth (an average of only 4.5% per year) after the
crisis, unemployment is still high (9-10%) , high levels of poverty (16-17%). Creative indus-
tries have a number of constraints, one of which is the lack of access to market players in the
industry (Minister of Tourism and Creative Economy, 2012). The problems experienced by
the market access of products of wood crafts creative industries ebony in Central Sulawesi.
Aris (2011) argues that the main obstacle is the wooden craft creative industry marketing
issues, although local governments always engage in some craft fairs. Crafts ebony (Diospyros
Celebika Bakh) is a craft made of wood fancy (fancy wood) and has a style that is unique
and distinctive and is done by skilled hands scattered communities in the territories district,
so that the creative industry is one of ebony wood craft the potential for regional art at the
same time people’s livelihood in the province of Central Sulawesi. Therefore, this study aims
to identify the network marketing ebony wood craft through survey methods. Integrated
marketing network can improve the performance of creative industries through the ebony
wood craft Intensity Networking Marketing, Networking Marketing Strength, proactivity
and Marketing Marketing Networking, Networking Diversity.

Keywords: creative industry, network marketing, ebony wood craft, central Sulawesi

Abstrak: Industri kreatif adalah sebagai sumber ekonomi masyarakat diyakini mampu menjawab
tantangan permasalahan dasar ekonomi di negara-negara kecil dan menengah, yaitu
pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah (rata-rata hanya 4,5% per tahun) setelah krisis,
pengangguran masih tinggi (9–10%), tingkat kemiskinan yang tinggi (16–17%). Industri kreatif
memiliki sejumlah kendala, salah satunya adalah kurangnya akses ke pelaku pasar di industri
(Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2012). Masalah yang dialami oleh akses pasar produk
kerajinan kayu pada industri kreatif ebony di Sulawesi Tengah. Aris (2011) berpendapat bahwa
hambatan utama adalah masalah pemasaran produk industri kreatif kerajinan kayu, meskipun
Jurnal Aplikasi pemerintah daerah selalu terlibat dalam beberapa pameran kerajinan. Kerajinan kayu hitam
Manajemen (JAM) (Diospyros Celebika Bakh) adalah kerajinan yang terbuat dari kayu mewah (kayu mewah) dan
Vol 13 No 2, 2015
Terindeks dalam memiliki gaya yang unik dan khas dan dilakukan oleh tangan-tangan terampil yang tersebar di
Google Scholar berbagai wilayah, sehingga hasil industri kreatif merupakan salah satu kerajinan kayu ebony
mempunyai potensi seni daerah pada mata pencaharian masyarakat pada saat yang sama di provinsi
Sulawesi Tengah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jaringan pemasaran
Alamat Korespondensi: kerajinan kayu ebony melalui metode survei. Jaringan pemasaran terpadu dapat meningkatkan
Syamsul Bachri, Fakultas kinerja industri kreatif melalui Pemasaran kayu ebony kerajinan Intensitas Jaringan, Jaringan
Ekonomi Universitas Tadulako
Kampus Bumi Tadulako Palu-
Kekuatan Pemasaran, proaktif dan Jaringan Pemasaran, serta Jaringan Keanekaragaman.
Sulawesi Tengah
Kata Kunci: industry kreatif, jaringan pemasaran, kerajinan kayu ebony, Sulawesi tengah

299
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 299
Syamsul Bachri, Hilda Monoarfa, Ira Nuriya Santi

Industri kreatif merupakan sumberdaya ekonomi dengan memperoleh sumber daya, jaringan adalah
masyarakat yang diyakini dapat menjawab tantangan dimensi bisnis yang penting. Jaringan merangkum
permasalahan dasar ekonomi dalam jangka pendek kegiatan berkomunikasi pemilik dengan orang-orang,
dan menengah bangsa, yakni relatif rendahnya per- menghadiri acara perdagangan yang relevan, me-
tumbuhan ekonomi (rata-rata hanya 4,5% per tahun) ngumpulkan informasi mengenai kegiatan usaha untuk
pasca krisis, masih tingginya pengangguran (9–10%), melakukan rencana bisnis dan melakukan aktivitas
tingginya tingkat kemiskinan (16-17%). Industri kreatif pemasaran (Gilmore, 2006). Namun demikian, bukti-
memiliki sejumlah kendala antara lain lemahnya bukti penelitian yang terkait dengan jaringan industri
pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, kecil tidak memadai. Hal ini benar terutama dalam
kurangnya akses pelaku industri ke pasar, belum ada- hal kegiatan pemasaran, atau kebutuhan untuk
nya skema pengembangan industri kreatif, kurangnya mengembangkan jaringan oleh industri kecil dalam
aspek pembiayaan, dan masih lemahnya industri melakukan pemasaran.
kreatif secara kelembagaan (Menteri Pariwisata dan Literatur menunjukkan bahwa kurangnya ke-
Ekonomi Kreatif, 2012). rangka pemasaran yang sesuai menyebabkan kesulitan
Akses pemasaran merupakan salah satu upaya pemasaran industri kecil dan kendala keras sumber
yang perlu dilakukan untuk menjaga keberlangsungan daya industri kecil (Gilmore, 2001 and O’Donnell, 2001).
industri kreatif di tanah air (Primansa, 2011). Salah Menurut (Carson, 2004) ”marketing networking”
satu tahapan pengembangan industri kreatif berdasar- di industri kecil yang didefinisikan sebagai proses
kan Kementerian Perdagangan Tahun 2010 adalah jaringan yang dilakukan oleh pemilik industri kecil
peningkatan jangkauan dan efektivitas pemasaran, dalam mengelola kegiatan pemasaran mereka.
peningkatan jangkauan dan efektivitas pemasaran Grath (2008) mengemukakan bahwa mengingat
perlu dilakukan karena banyak potensi ekonomi sumber daya industri kecil yang terbatas dan pen-
kreatif yang berkualitas baik di dalam maupun di luar tingnya jaringan pemasaran serta kurangnya keahlian,
negeri. maka teori pemasaran tradisional tidak lagi berlaku.
Terkait akses pasar, pemerintah terus berusaha Oleh karena itu, mengikuti rute pemasaran tradisional
untuk memfasilitasi tempat pameran di dalam dan luar (traditional route of marketing) tidak layak untuk
negeri untuk pelaku industri (Menteri Pariwisata dan pemasaran industri kecil. Sebaliknya, Hill (2001) me-
Ekonomi Kreatif, 2012). Namun demikian, membuka ngemukakan bahwa industri kecil memiliki kemam-
akses pasar melalui pameran tidak cukup untuk mem- puan alami yang memungkinkan mereka untuk berlatih
bangun jaringan pemasaran industri kreatif secara pemasaran yang efektif melalui jaringan (networks).
efektif. Kemampuan tersebut yang terkait dengan karakteristik
Jaringan (networking) adalah cara yang berguna pribadi pemilik meliputi pengalaman, keterampilan
untuk pemilik/manajer industri kecil untuk memperluas sosial dan komunikasi, dan pengetahuan produk. Hasil
keahlian pemasaran dan pengetahuan (Gilmore, 2006). penelitian Grath (2008) dan Hill (2001) menemukan
Karena sifat dan struktur sederhana perusahaan kecil bahwa jaringan pemasaran (marketing networking)
dan sering kontak dengan pelanggan, semua penekanan dapat menjadi sarana industri kecil untuk dapat ber-
industri kecil pada hubungan langsung dengan pelang- hasil melakukan kegiatan pemasaran mereka. Dengan
gan tertentu dan faktor penting lainnya dalam jaringan kata lain, keputusan pemasaran industri kecil dapat
pemasaran (Reijonen, 2010). Gilmore (2006) menge- ditingkatkan melalui jaringan.
mukakan bahwa aktivitas jaringan dapat bersifat Permasalahan akses pemasaran produk juga
informal meskipun penting karena dapat membantu dialami oleh industri kreatif kerajinan kayu ebony di
pemilik industri kecil memanfaatkan sumber daya Sulawesi Tengah. Aris (2011) mengemukakan bahwa
mereka yang terbatas dan bersaing secara lebih efektif kendala utama industri kreatif kerajinan kayu adalah
dengan pesaing kuat mereka. Oleh karena itu industri masalah pemasaran, meskipun pemerintah daerah
kecil sering diakui sebagai wilayah yang cocok untuk selalu mengikutsertakan dalam beberapa pameran
pembentukan jaringan pemasaran yang efektif. kerajinan. Kerajinan kayu ebony (Diospyros
Mengenai keterbatasan industri kecil yang dihadapkan Celebika Bakh) merupakan kerajinan yang terbuat

300 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 2 | JUNI 2015
Membangun Jaringan Pemasaran Industri Kreatif Kerajinan Kayu Ebony di Sulawesi Tengah

dari kayu mewah (fancy wood) dan memiliki corak Metode analisis yang digunakan adalah metode survei,
yang unik serta khas serta dikerjakan oleh tangan- yaitu melakukan survei pada industri kreatif kayu
tangan terampil masyarakat yang tersebar di wilayah- ebony di Sulawesi Tengah.
wilayah kabupaten, sehingga industri kreatif kerajinan
kayu ebony merupakan salah satu potensi seni daerah HASIL DAN PEMBAHASAN
sekaligus mata pencaharian masyarakat di Provinsi
Profil Kerajinan Kayu Ebony
Sulawesi Tengah.
Mengingat pentingnya akses pasar bagi pengem- Industri kreatif kerajinan kayu ebony pada
bangan industri kreatif kerajinan kayu ebony, maka awalnya terpusat di Kabupaten Poso karena bahan
perlu mengindentifikasi jaringan pemasaran untuk me- baku kayu ebony yang merupakan khas Sulawesi
ningkatkan kinerja industri kreatif kerajinan kayu Tengah hanya terdapat di Kabupaten Poso. Namun
ebony, sehingga berdampak pada meningkatnya pen- dalam perkembangannya pada Tahun 1998 terjadi
dapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya konflik kemanusiaan di Kabupaten Poso, maka para
pengrajin kayu ebony di Sulawesi Tengah. pengrajin mengungsi dan pada akhirnya menyebar di
wilayah kabupaten/kota di Sulawesi Tengah.
METODE Kerajinan kayu ebony sangat khas karena jenis
kayu yang digunakan merupakan kayu endemik
Penelitian ini berlokasi di Sulawesi Tengah yang Sulawesi Tengah yang tidak terdapat di wilayah lain.
meliputi 11 kabupaten/kota, merupakan tempat ber- Oleh karena itu, kerajinan kayu ebony diidentikkan
operasinya industri kreatif kerajinan kayu ebony. dengan oleh-oleh khas Sulawesi Tengah. Kerajinan
Sedangkan objek penelitian ini adalah industri kreatif kayu ebony terdiri dari berbagai macam jenis seperti
kerajinan kayu ebony di Sulawesi Tengah sebanyak plakat, miniatur perahu pinisi, jam dinding pulau
36 unit usaha. Unit analisis penelitian ini adalah industri Sulawesi, tongkat dan berbagai macam lainnya yang
kreatif kayu ebony di Sulawesi Tengah. Sedangkan disesuaikan dengan pesanan konsumen.
responden dalam penelitian ini adalah pemilik/manajer Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan,
industri kreatif kerajinan kayu ebony di Sulawesi Tengah. diperoleh informasi tentang jumlah tenaga kerja,

Gambar 1. Profil Industri Kreatif Kerajinan Kayu Ebony (rerata)

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 301


Syamsul Bachri, Hilda Monoarfa, Ira Nuriya Santi

kapasitas produksi dan jumlah investasi industri kreatif hubungan pengrajin dan pengusaha show room ber-
kerajinan kayu ebony di Sulawesi Tengah, sebagai- sifat konsinyasi. Oleh karena itu, tahap 2 ini memiliki
mana gambar 1. keterbatasan kuantitas produksi dan harga jual.
Gambar 1 menunjukkan bahwa dari 36 unit usaha Selanjutnya tahap 3, jaringan pemasaran dari pengrajin
kerajinan kayu ebony, rata-rata mempekerjakan 4 Dinas Perindustrian dan Perdagangan kemudian ke
orang pengrajin. Kapasitas produksi per bulan sebesar konsumen. Jaringan pemasaran ini juga memiliki pola
65 set per bulan produk kerajinan kayu ebony. Nilai dan sistem pemasaran yang sama dengan tahap 2.
investasi rata-rata sebesar Rp.24,9 juta. Hal tersebut Ketiga tahapan tersebut hanya terbina hubungan
mengindikasikan bahwa pengelolaan usaha kerajinan sebatas antara penjualan dan pembeli, sehingga tidak
kayu ebony masih berskala kecil. terjalin hubungan yang erat berdasarkan mitra kerja
Pengembangan usaha industri kreatif kerajinan antar aktor dalam jaringan pemasaran
kayu ebony masih sangat terbatas disebabkan oleh Berdasarkan jaringan pemasaran yang dilakukan
kendala akses pemasaran yang masih berskala lokal. selama ini oleh industri kreatif kerajinan kayu ebony,
Padahal kerajinan kayu ebony memiliki keunggulan maka perlu membangun jaringan pemasaran secara
tersendiri yang berbeda dengan kerajinan kayu lainnya terpadu yang melibatkan 4 hal, yaitu: Marketing
karena jenis kayunya yang memiliki corak tersendiri Networking Intensity, Marketing Networking
yang hanya bisa diperoleh di Sulawesi Tengah. Strength, Marketing Networking Proactivity dan
Marketing Networking Diversity. Hal tersebut dapat
Jaringan Pemasaran Kerajinan Kayu Ebony meningkatkan kinerja industri kreatif kerajinan kayu
Kerajinan kayu ebony memiliki berbagai macam ebony di Sulawesi Tengah.
jenis, namun masih terkendala oleh akses pemasaran.
Selama ini, para pengrajin melakukan promosi produk
melalaui pameran-pameran yang dilakukan di tingkat
regional maupun nasional. Namun hal tersebut tidak
efektif dalam membangun jaringan pemasaran. Ber-
dasarkan hasil pengamatan, jaringan pemasaran tradi-
sional kerajinan kayu ebony adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Jaringan Pemasaran Terpadu

”Marketing Networking Intensity” (MNI) me-


nunjukkan pemilik-manajer industri kecil kecende-
rungan untuk menggunakan jaringan pemasaran dalam
melakukan pemasaran.
Gambar 2. Jaringan Pemasaran Kerajinan Kayu Ebony ”Marketing Networking Strength” (MNS)
menunjukkan kekuatan hubungan antara pemilik-
Jaringan pemasaran industri kreatif kerajinan
manager dan pelaku jaringan. Dimensi ini menekankan
kayu ebony selama ini terbentuk secara alamiah
pada tingkat kepercayaan, komitmen dan kerjasama
seperti pada gambar 2 di atas. Pada tahap 1, jaringan
antara pemilik-manajer dan aktor jaringan.
pemasaran langsung dari pengrajin ke konsumen.
”Marketing Networking Proactivity” (MNP)
Tahap 2, jaringan pemasaran dari pengrajin ke peng-
menunjukkan tingkat jaringan reaktif atau proaktif di
usaha show room kemudian ke konsumen. Hubungan
mana pemilik terlibat dengan aktor tertentu dalam
pemasaran dari pengrajin ke pengusaha show room
jaringan pemasaran.
berupa penjualan barang secara tunai dengan harga
”Marketing Networking Diversity” (MND)
terbatas dan berskala kecil. Jika berskala besar maka
menunjukkan jumlah dan menggunakan berbagai

302 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 2 | JUNI 2015
Membangun Jaringan Pemasaran Industri Kreatif Kerajinan Kayu Ebony di Sulawesi Tengah

sumber jaringan pemilik-manajer industri kreatif dalam DAFTAR RUJUKAN


melakukan pemasaran. Aris, 2011, Peluang Usaha Produksi Aneka Kerajinan
Kayu, bisnis UKM, http://bisnisukm.com/peluang-
KESIMPULAN DAN SARAN usaha-produksi-aneka-kerajinan-kayu.html
Carson, D, 2004, SME Marketing Networking: A Strategic
Kesimpulan
Approach,” Strategic Change, vol. 13, pp. 369-382.
Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelum- Gilmore, A, 2006, Networking in SMEs: Evaluating its Con-
nya, maka dapat disimpulkan bahwa jaringan tribution To Marketing Activity, International Busi-
pemasaran industri kreatif kerajinan kayu ebony ness Review 15 (2006) 278-293, vol. 15, pp. 278-293.
selama ini terbentuk secara alamiah melalui jaringan Grath, M, 2008, Developing A Relational Capability Con-
pemasaran langsung dari pengrajin - konsumen, struct For SME, PHD, Waterford Institute Of Tech-
pengrajin - pengusaha show room - konsumen, nology.
Hill, J, 2001, A Multidimensional Study Of The Key Deter-
jaringan pengrajin - Dinas Perindustrian dan
minants Of Effective Sme Marketing Activity: part 1,
Perdagangan - konsumen. Ketiga tahapan tersebut International Journal of Entrepreneurial Behavior
hanya terbina hubungan sebatas antara penjualan dan & Research, vol. 7, pp. 171-204.
pembeli, sehingga tidak terjalin hubungan yang erat Mari. E. Pangestu, 2012, Pengembangan Ekonomi Kreatif
berdasarkan mitra kerja antar aktor dalam jaringan di Indonesia 2025, Departemen Perdagangan
pemasaran. Repunlik Indonesia, Jakarta.
Primanta. M, 2011, Kembangkan Industri Kreatif untuk
Saran Menghadapi Globalisasi, http://kem.ami.or.id/2011/
10/kembangkan-industri-kreatif-untuk-menghadapi-
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dalam globalisasi/
rangka meningkatan kinerja Industri kreatif kerajinan O’Donnell, A, 2001, The Network Construct In Entrepre-
kayu ebony, maka dapat dilakukan melalui jaringan neurship Research: A Review And Critique.,” Man-
pemasaran secara terpadu yang melibatkan 4 hal, agement Decision, vol. 39, pp. 749-760.
yaitu: Marketing Networking Intensity, Marketing Reijonen, H, 2010, Do all SMEs practice same kind of mar-
Networking Strength, Marketing Networking keting?, Journal of Small Business and Enterprise
Proactivity dan Marketing Networking Diversity. Development, vol. 17, pp. 279-293.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 303

View publication stats

You might also like