Hakikat Inovasi PDF

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

GHAITSA : Islamic Education Journal Vol (4) Issue (2) 2023 e-ISSN : 2721-1592:

https://siducat.org/index.php/ghaitsa

Hakikat Inovasi (Discoveri, Invensi, Inovasi, Dan


Modernisasi)

Yelmi Novita Piqriani1, Muti’a Yurika2, Alfauzan Amin3


1,2,3 Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

e-mail: [email protected] , [email protected]

Abstract: This paper aims to find out information technology-based pie learning innovations. This
research method uses literature research or library research to be analyzed and concluded. In collecting data,
the writer uses this qualitative approach which wants to see innovations in Islamic Religious Education
(PAI) learning. This research is qualitative by examining relevant sources using descriptive analysis
methods. In it library research, by collecting, classifying, analyzing data from various sources that are
relevant by way of observation or observation. Therefore, technological innovation can lead to needs and vice
versa. Some change agents create need among their clients by demonstrating the existence of desirable new
ideas. Knowledge of the existence of this innovation can create motivation for its adoption. Types of
Knowledge about Innovation. Innovation consists of different types of knowledge. Innovations typically
contain software information, which resides in the innovation and serves to reduce uncertainty about the
cause-and-effect relationships involved in achieving the desired result.

Keywords: Innovation, Understanding of technological innovation learning, Technology Innovation Process


Mode

I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan
besar dalam berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan.
Pengamatan sederhana menggambarkan dinamika prilaku dan kecenderungan peminat
generasi milenial ini saat berinteraksi dengan dunia internet dalam kaitannya dengan dunia
pendidikan. Mereka lebih menyenangi informasi berbasis visual (melalui Youtube, online
games) ketimbang melalui narasi dan teks-teks (membaca buku cetak/bahan ajar atau
mendengar guru menyampaikan materi). Mereka piawai berselancar dan bereksplorasi di
dunia maya, menerima dan mengkurasi informasi ketimbang pasif terperangkap di
perpustakaan konvensional. Mereka lebih nyaman untuk belajar secara kolaboratif di
dalam praktik nyata atau secara peer to peer melalui jejaring sosial (menggunakan social
learning platform) dan mereka lebih suka menggunakan interactive gaming (gamifikasi).

Dalam melalukan aktivitas pembelajaran, pendidik perlu merancang, menyusun,


mengevaluasi, menganalisis hingga merevisi dan mengembangkan media pembelajaran agar
materi yang disampaikan dapat dikuasai oleh peserta didik. Dengan perencanaan yang

1|Vo l u me 4 , I s s ue 2 , 20 2 3
Yelmi Novita Piqriani, Muti’a Yurika, Alfauzan Amin GHAITSA : Islamic Education Journal

matang, diharapkan agar tercipta pembelajaran yang sesuai dengan yang direncanakan.
Dalam pembelajaran pendidik harus mampu menggunakan pendekatan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga pembelajaran berjalan secara aktif.
Pembelajaran jarak jauh memerlukan teknik khusus dari biasanya. Di samping itu, efek dari
pembelajaran jarak jauh yang berkepenjangan membuat peserta didik malas belajar dan
bosan. Sehingga pendidik PAI harus menciptakan inovasi dalam pembelajarannya.
Pengelolaan pembelajaran yang baik dan terencana akan memberikan dampak yang baik
pula. Sehingga pendidik PAI dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan tuga
pembelajaran dengan jarak jauh.

Ketika siswa kita sudah berubah maka pendidikan juga akan terkena dampak
disrupsi yang merugikan anak-anak kita. Teramat banyak berita dan informasi yang
menjelaskan bahwa social learning platform memang memberikan banyak manfaat, tak
hanya menjadi media untuk berkomunikasi namun juga menjadi sarana untuk
mendapatkan beragam informasi terbaru dan terupdate. Fenomena-fenomena tersebut
menarik untuk dibicarakan. Perkembangan teknologi dan informasi nyatanya sudah tidak
bisa dihindari, tinggal bagaimana pendidikan merespon dan mengantisipasi masalah
tersebut? Apa lagi kalau kita memetahkan dampak kemajuan teknologi informasi terhadap
sikap, kepribadian dan perilaku anak-anak kita. Lebih khusus terhadap moralitas, karakter
dan keberagaman anak-anak kita selama ini, yang hal tersebut merupakan tanggung jawab
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peranan yang sangat penting dalam
membentuk peserta didik yang bertakwa dan beriman kepada Allah SWT. Melalui
Pendidikan Agama Islam (PAI), diharapkan peserta didik menjadi orang yang berakhlak
mulia. Dari sini dipahami bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu upaya
pengembangan sumber daya manusia ke arah yang lebih religius. Berkat pendidikan,
kehidupan manusia dapat berkembang dengan baik. Begitu pentingnya pendidikan, seingga
peningkatan kualitas pembelajaran terus menerus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencan adalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, mememahami, mengimani, bertakwa, berakhalak mulia,
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan al-Hadits,
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

Kemudian yang perlu sekali diperhatikan dalam meningkatkan mutu pendidikan


itu adalah memberikan suatu perobahan dalam proses kegiatan pendidikan itu sendiri yaitu

2|Vo l u me 4 , I s s ue 2 , 20 2 3
GHAITSA : Islamic Education Journal Yelmi Novita Piqriani, Muti’a Yurika, Alfauzan Amin

Inovasi. Apa itu Inovasi? Inovasi yang bagaimana sebenarnya yang kita inginkan dalam
meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran itu supaya menyentuh kepada peserta
didik? Dalam pendidikan sering kita dengar kata Inovasi, Inovasi secara umum bermakna
pembaharuan

Inovasi atau pembaharuan merupakan ide, barang, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok masyarakat, baik berupa hasil
intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional. Adanya
tuntutan inovasi tersebut menjadikan guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan
pendidikan diharuskan untuk memiliki ide atau barang yang dapat digunakan dalam rangka
memecahkan permasalahan pendidikan di Indonesia lebih khusus lagi permasalahan yang
ada di sekolah.Guru merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan
prosesbelajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai
membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai.

Inovasi pendidikan saat ini mengarah pada pembentukan kecakapan kegiatan


hidup sehari-hari (life skills), artinya pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang
diinginkan peserta didik sesuai dengan potensi dan budaya masyarakatnya. Dalam konteks
keilmuan, inovasi pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari masa ke
masa. Isu ini selalu juga muncul tatkala orang membicarakan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan, karena berkenaan dengan penentuan masa depan suatu
bangsa, sehingga benar-benar sangat futuristik (orientasi masa depan).

Munculnya inovasi pendidikan dilatarbelakangi oleh tantangan untuk menjawab


masalah-masalah krusial dalam bidang pendidikan; pengelolaan sekolah, kurikulum, siswa,
biaya, fasilitas, tenaga maupun hubungan dengan masyarakat. Inovasi pendidikan yang
berlangsung di sekolah dimaksudkan untuk menjawab masalah-masalah pendidikan yang
terjadi di sekolah guna mendapatkan hasil yang terbaik dalam mendidik siswa. Banyak
usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan
antara lain : dalam hal manajemen pendidikan, metode pengajaran, media, sumber belajar,
pelatihan guru, implementasi kurikulum, dan sebagainya.

Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam pendidikan.


Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem
pendidikan, baik dalam arti sempit, yaitu tingkat lembaga pendidikan, maupun arti luas,

287 | V o l u m e 4 , I s u u e 2 , 2 0 2 3
Yelmi Novita Piqriani, Muti’a Yurika, Alfauzan Amin GHAITSA : Islamic Education Journal

yaitu sistem pendidikan nasional. Inovasi dalam dunia pendidikan dapat berupa apa
saja, produk ataupun sistem. Produk misalnya, seorang guru menciptakan media
pembelajaran untuk pembelajaran. Sistem misalnya, cara penyampaian materi di kelas
dengan tanya jawab ataupun yang lainnya yang bersifat metode. Inovasi dapat
dikreasikan sesuai pemanfaatannya, yang menciptakan hal baru, memudahkan dalam dunia
pendidikan, serta mengarah pada kemajuan. Inovasi di sekolah, terjadi pada sistem
sekolah yang meliputi komponen-komponan yang ada.

Pada hakikatnya inovasi pendidikan adalah pembaharuan untuk memecahkan


masalah yang ada di dalam lingkup pendidikan yang mencangkup tingkat lembaga
pendidikan dan sistem pendidikan. Inovasi yang ada pada dunia pendidikan dapat
berupa produk atau sistem. Tujuan inovasi ini merupakan tanggapan baru terhadap
masalah pendidikan yang sedang dihadapi. Semua usaha pembaharuan pendidikan ditujukan
untuk memfasilitasi kepentingan siswa sebagai subjek belajar demi perkembangannya atau
yang sering disebut sebagai student centered approach.

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI) di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah


Ibtidaiyah (MI), membantu peserta didik dalam membangun pondasi awal dalam
pembentukan kepribadian, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
keagamaan dan kebudayaan, karena dalam struktur Ajaran Islam, pendidikan akhlak adalah
yang paling penting. Sejalan dengan itu, Pendidikan Agama Islam diorientasikan pada
pembentukan akhlak yang mulia dan penuh kasih sayang.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada umumnya masih menekankan


pengetahuan sikap yang normatif dan kurang menarik. Pendidik masih menempatkan
diri sebagai pendakwah yang terkesan sebagai pemberi petunjuk, perintah, dan aturan
yang membuat peserta didik jenuh dan bosan. Pendidik juga jarang memberikan
keteladanan dengan sikap dan perilaku. Oleh karena itu penulis membuat judul ”Inovasi
Pembelajaran PAI Berbasis Teknologi Informasi”agian
II. METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini bersifat kualitatif yang ingin melihat inovasi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Penelitian ini bersifat kualitatif dengan
mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan menggunakan metode analisis deskriptif.
Didalamnya kajian perpustakaan, dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasi,
menganalisis data-data dari berbagai sumber yang relevan dengan cara pengamatan atau
observasi. Data kualitatif diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian

288 | V o l u m e 4 , I s s u e 2 , 2 0 2 3
GHAITSA : Islamic Education Journal Yelmi Novita Piqriani, Muti’a Yurika, Alfauzan Amin

dilanjutkan analisis terhadap masalah yang ditemukan di lapangan, sehingga diperoleh


gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti kemudian menarik kesimpulan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


H 1. Hakikat Inovasi (Discoveri, Invensi, Inovasi, dan Modernisasi)

a. Discovery

Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal
yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua
Amerika. Sebenarnya benua Amerika situ sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh
Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan Columbus menemukan benua Amerika,
artinya adalah orang pertama yang menjumpai benua Amerika.

b. Invensi

Invensi (invention) secara bahasa berarti, penciptaan, penemuan, hasil penemuan,


pendapatan. Invensi adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi
manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian
diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan,
teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnya
ide atau kreatifitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada,
tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru.

Jadi, Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya
hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum
ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar,
teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya.

c. Inovasi

Innovation (inovasi) adalah suatu ide, barang, kejadian, atau metode yang
dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang,
baik itu berupa hasil diskoveri maupun invensi. Inovasi merupakan suatu ide, gagasan,
praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh
seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Tujuan diadakan inovasi adalah untuk
memecahkan suatu masalah tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan inovasi bersifat
subyektif dan spesifik. Inovasi pada hakikatnya merupakan hasil sebuah pemikiran
cemerlang yang bercirikan pada hal yang baru, dapat berupa praktik-praktik tertentu

289 | V o l u m e 4 , I s u u e 2 , 2 0 2 3
Yelmi Novita Piqriani, Muti’a Yurika, Alfauzan Amin GHAITSA : Islamic Education Journal

ataupun berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan
melalui tahapan tertentu. Hal tersebut dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang
timbul dan memperbaiki suatu keadaan tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di
masyarakat.

Jadi, inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),
baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

d. Modernisasi

Pada saat membicarakan inovasi, orang sering mengajukan pertanyaan tentang


modernisasi, karena antara ke-duanya tampak sama, yaitu keduanya terkait dengan
perubahan sosial. Agar dapat mengetahui perbedaan dan kaitan antara inovasi dan
modernisasi, perlu dipahami pengertian inovasi dan modernisas. Istilah modern digunakan
tidak hanya untuk manusia, tapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi, lembaga seperti
rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, perumahan, pakaian, dan bebagai macam kebiasaan.
Pada umumnya, kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke
arah yang lebih baik, lebih maju, lebih menyenangkan, dan kesejahteraan hidup lebih
meningkat. Dengan cara baru (modern), sesuatu akan lebih efektif danefisien untuk
mencapai tujuan. Misalnya, dalam perkembangan transportasi, kuda lebih modern
daripada gerobak yang ditarik orang, mobil lebih modern daripada kereta kuda, pesawat
lebih modern daripada mobil.

Secara umum, istilah modernisasi juga berhubungan dengan peningkatan yang


secara khusus meliputi beberapa aspek inovasi yang berkelanjutan. Menurut Muhammad
Abdul Jawad, inovasi bisa didefinisikan sebagai proses tertentu yang dilakukan seseorang
melalui pendayagunaan pemikiran, kemampuan imajinasi, dan berbagai stimulan dan
individu yang mengelilinginya, yang berusaha menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya
ataupun bagi lingkungannya.

Hubungan dari pengertian inovasi, invention dan discovery dapat dijelaskan


juga bahwa inovasi dilihat dari bentuk atau wujudnya “sesuatu yang baru” itu dapat
berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan. Sedangkan dilihat dari maknanya,
sesuatu baru itu bisa benar-benar baru yang tercipta sebelumnya yang kemudian disebut
dengan istilah invention, atau dapat juga tidak benar-benar baru sebab sebelumnya
sudah ada dalam konteks sosial yang lain yang kemudian disebut dengan istilah discovery.
Dan Modernisasi
290 | V o l u m e 4 , I s s u e 2 , 2 0 2 3
GHAITSA : Islamic Education Journal Yelmi Novita Piqriani, Muti’a Yurika, Alfauzan Amin

adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke
masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern). Jadi dengan demikian
inovasi itu dapat terjadi melalui proses invention atau melalui proses discovery. Sedangkan
modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern,
atau dari yang belum maju ke yang sudah maju.

2. Inovasi pembelajaran PAI berbasis Teknologi Informasi

1. Pengertian Inovasi Pembelajaran

Inovasi berasal dari bahasa latin yakni in + novare – “make new” yang berarti
suatu tindakan yang menciptakan suatu gagasan dan pendekatan atau metode yang baru
serta menghasilkan perubahan. Dengan perubahan yang baru itulah diharapkan lebih
berdaya guna. Oleh sebab itu, inovasi dalam pendidikan sangat diperlukan. Inovasi adalah
ide atau gagasan yang praktis, serta diamati dan dirasakan sebagai sesuatu yang baru
bagi individu atau sekelompok orang (masyarakat). Dalam bukunya Miles yang
diterjemahkan oleh Wasty Soemanto, inovasi merupakan macammacam perubahan
genus.

Hal yang baru tersebut bisa berupa hasil invention atau discovery yang digunakan
untuk mencapai suatu tujuan dan ketika diamati menjadi sesuatu yang baru bagi
individu lain atau sekelompok orang (masyarakat). Wina Sanjaya mendeskripsikan
Inovasi Pembelajaran adalah gagasan atau tindakan tertentu dalam bidang kurikulum
dan pembelajaran yang dianggap baru sebagai solusi pemecahan masalah pendidikan.

Dalam dunia pendidikan, inovasi biasanya ada ketika ada kekhawatiran pihak
tertentu tentang pelaksanaan pendidikan. Misalkan, kekhawatiran pendidik seputar
pelaksanaan proses belajar mengajar yang dianggap kurang maksimal, keresahan pihak
administrasi pendidikan tentang kinerja pendidik, atau bahkan kekhawatiran masyarakat
tentang kinerja dan hasil dari sistem pendidikan. Dari beberapa problematika diatas,
maka muncullah suatu upaya untuk memecahkan problematika tersebut dengan memunculka
ide atau gagasan baru sebagai suatu inovasi. Dengan demikian, inovasi juga bisa
diartikan bahwasannya inovasi itu ada karena adanya masalah yang dirasakan. Dan dari
beberapa definisi yang diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi pembelajaran adalah
sesuatu yang baru dalama situasi tertentu yang digunakan sebagai pemecah masalah
pembelajaran

2. Faktor Pendukung Inovasi Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi


dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran PAI

291 | V o l u m e 4 , I s u u e 2 , 2 0 2 3
GHAITSA : Islamic Education Journal Yelmi Novita Piqriani, Muti’a Yurika, Alfauzan Amin
Banyak hal yang perlu mendapat perhatian dan penanganan agar pelaksanaan

292 | V o l u m e 4 , I s u u e 2 , 2 0 2 3
Yelmi Novita Piqriani, Muti’a Yurika, Alfauzan Amin GHAITSA : Islamic Education Journal

pemanfaatan internet agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu :

1. Faktor Lingkungan, meliputi institusi penyelenggara pendidikan


dan masyarakat.

a. Institusi

Diterapkan dalam bentuk kebijakan dan komitmen, juga sangat menentukan


terselenggaranya pemanfaatan internet untuk pendidikan dalam lingkup sekolah. Institusi
merupakan komponen utama yang dituntut untuk memiliki komitmen dalam
penggunaan internet.

b. Masyarakat

Lingkungan yang perlu mendapat perhatian merupakan lingkungan keluarga


peserta didik. Karena dengan lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang dapat
mendorong dan memotivasi peserta didik dalam memanfaatkan internet sebagai keperluan
pendidikan.

2. Peserta didik seperti usia, latar belakang, budaya, penguasaan bahasa, dan
berbagai gaya belajarnya

3. Guru atau Pendidik, seperti latar belakang, usia, gaya mengajar, pengalaman
dan kepribadiannya. Peranan guru lebih menentukan terhadap keberhasilan pemanfaatan
pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dalam sekola

4. Dukungan yang besar dari Kepala Sekolah untuk melakukan inovasi


pembelajaran di Bidang Teknologi Informasi dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran. Dukungan tersebut dapat berupa kemudahan kepada pendidik terkait
proses pengiriman data sekolah. Kepala sekolah juga hendaknya menerima masukan
dari bawahannya terkait inovasi pembelajaran berbasis Teknologi Informasi.

5. Ketersediaan jaringan Wi-fi

3. Faktor Penghambat Inovasi Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi


dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran PAI

Ada beberapa faktor penghambat inovasi pembelajaran berbasis teknologi


informasi dalam meningkatkan mutu pembelajaran PAI yakni :

1. Kemampuan pendidik yang tidak merata terkait penggunaan Teknologi


Informasi

293 | V o l u m e 4 , I s s u e 2 , 2 0 2 3
GHAITSA : Islamic Education Journal Yelmi Novita Piqriani, Muti’a Yurika, Alfauzan Amin

Dalam hal ini kemampuan pendidik juga harus diperhatikan, demi menghindari
sumber daya pendidik yang kurang menguasai teknologi informasi, terlebih pada pendidik
yang berusia tua. Oleh karena itu, hendaknya diadakan pelatihan secara berkala serta
intensif kepada pendidik berusia tua

2. Kemungkinan terjadinya kerusakan atau gangguan pada fasilitas penunjang


yang tidak dapat dihindari.

Kerusakan pada fasilitas penunjang memang tidak bisa dihindari. Pihak sekolah
harus menyiapkan beberapa alternatif untuk mengatasi masalah tersebut sehingga tidak
akan mengganggu proses pembelajaran.

IV. KESIMPULAN

Diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau
hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Invensi (invention) adalah
suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Inovasi
(innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Modernisasi
adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional ke masyarakat lebih maju.
Diskoveri, invensi, dan inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-
barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang
atau kelompok orang (masyarakat). Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan
perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan itu. Inovasi
menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu
atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari
tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju.

Inovasi dilakukan untuk dapat memecahkan masalah-masalah kependidikan,


adanya perubahan orientasi pembelajaran dan pengembangan alternatif atau inovasi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Penggunaan teknologi informasi dalam
inovasi pembelajaran PAI di Madrasah harus dikembangkan dan ditempatkan menjadi
sumber bahan ajar, referensi belajar, dan sumber informasi. Model pembelajaran
dikembangkan dalam bentuk pembelajaran elektronik (e-learning), buku elektronik (e-
book). Penggunaan media social dalam pembelajaran juga harus menjadi alternatif.
Termasuk digunakan dan dimanfaatkannya media sosial untuk pengembangan atau inovasi
pembelajaran PAI di madrasah.

294 | V o l u m e 4 , I s u u e 2 , 2 0 2 3
Yelmi Novita Piqriani, Muti’a Yurika, Alfauzan Amin GHAITSA : Islamic Education Journal

V. DAFTAR PUSTAKA

Purwanti, Budi, ‘Pengembangan Media Video Pembelajaran Matematika Dengan Model


Assure’, Jurnal Kebijakan Dan Pengembangan Pendidikan, 3.1 (2015), 42–47
https://doi.org/https://doi.org/10.22219/jkpp.v3i1.2194
Rusdiana, H.A, ‘Konsep Inovasi Pendidikan’, Pustaka Setia, 2014, 187
Tanwir, Tanwir, and Hamdanah Said, ‘Inovasi Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam
Berbasis Teknologi Informasi’, KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial Dan
Keagamaan, 11.2 (2018), 189–210 https://doi.org/10.35905/kur.v11i2.729
Kusnadi, ‘Model Inovasi Pendidikan Dengan Strategi Implementasi Konsep “Dare to Be
Different”’, Jurnal Wahana Pendidikan, 4.1 (2017), 132–44
https://doi.org/https://doi.org/10.54980/jpwpd.v6i1
Partanto, Pius A, Al Barry, M. Dahlan, KAMUS ILMIAH, 3rd edn (Surabaya: Arkola, 2001)
Supartini, Endang, and Tin Suharmini, ‘Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup
Bagi Anak Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa’, 9 (2010), 14–21
https://doi.org/https://doi.org/10.17509/jassi.v10i1.3905
Yumarni, Asmara, ‘INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI’, JOEAI (Journal of Education and
Instruction), 2 (2019), 112–26 https://doi.org/10.31539/joeai.v2i2.894
Hasan, Muhammad, ‘INOVASI DAN MODERNISASI PENDIDIKAN PONDOK
PESANTREN’, 23.2 (2016), 295–305 https://doi.org/10.19105/karsa.v2312.728
Sri Rahayu Chandrawati. Peranan Guru Dalam Inovasi Pendidikan. Juni 2, 2009
Muhammad Abdul Jawwad, Menjadi Manajer Sukses / Muhammad Abdul Jawwad; Penerjemah:
Abdul Hayyie Al Kattani; Penyunting: Tim Gip, ed. by Gema Insani Pers, 1st edn
(Jakarta, 2004)
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2005)
Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, 1st edn (Bandung: Alfabeta, 2008)
Tjipto Subadi, Inovasi Pendidikan, 1st edn (Surakarta: Muhamadiyah University Press, 2011)
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam, 2015)
Ulansari, Lyna Ukti, AInul Hayat, and Niken Lastiti Veri Anggraeni, ‘Inovasi Sekolah Berbasis
Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Kejuruan (Studi Pada
Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 3 Malang)’, Jurnal Administrasi Publik Mahasiswa
Universitas Brawijaya, 3.11 (2015), 1851–56
Ahmad, Khairuddin, Hidayah Harahap, and Wahyuddin Nur Nasution, ‘Inovasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ( Pai ) Di Sekolah Dasar Negeri 097523 Perumnas Batu Vi
Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun’, Edu Riligia, 2 (2018), 275–90
http://dx.doi.org/10.47006/er.v2i2.1753
SOEMANTO, Wasty, Petunjuk Untuk Pembinaan Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1980)

295 | V o l u m e 4 , I s s u e 2 , 2 0 2 3

You might also like