Artikel Anava

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

E-ISSN : 2579-9258 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika

P-ISSN: 2614-3038 Volume 06, No. 03, August 2022, pp. 2735-2748

Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari


Minat Belajar

Rizky Aoliya Nurdiyana1, Heni Pujiastuti2, Nurul Anriani3


1, 2, 3 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Ciwaru Raya, Cipare, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42117
[email protected]

Abstract
This study aims to describe and analyze the mathematical understanding ability of junior high school students in
terms of learning interest in solving math problems. The research method used is quantitative with a descriptive
approach. The research subjects were 186 students of class IX SMP in Kab. Tangerang. The instrument of this
research is a test of mathematical understanding ability as many as 6 essay questions and a learning interest
questionnaire as many as 8 statements with a semantic differential scale. The data analysis technique in this study
used percentages, average values, and one-way ANOVA. Based on the results of descriptive data analysis shows
that the mathematical understanding ability of junior high school students is included in the low group while the
data on student interest in learning is included in the good group. The result of data analysis using one-way
ANOVA test is that there are differences in mathematical understanding abilities in terms of low, medium, and
high levels of interest in learning. Students with high interest in learning give systematic and precise answers,
students with interest in learning are giving completely incorrect answers because there are still errors in the
calculation operation, while students with low interest in learning give incorrect answers because there are still
errors in determining the formula and process arithmetic operations solve the given problem. This shows that
students who have a high interest in learning will have higher mathematical understanding abilities.
Keywords: Mathematical Understanding Ability, Interest to learn

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan pemahaman matematis siswa SMP
ditinjau dari minat belajar dalam menyelesaikan soal matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 186 orang siswa kelas IX SMP
yang ada di Kab. Tangerang. Instrumen penelitian ini adalah tes kemampuan pemahaman matematis sebanyak 6
soal uraian dan angket minat belajar sebanyak 8 pernyataan dengan skala semantic differential. Teknik analisis
data dalam penelitian ini menggunakan persentase, nilai rata-rata dan ANOVA satu jalur. Berdasarkan hasil
analisis data deskriptif menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa SMP termasuk dalam
golongan rendah sedangkan data minat belajar siswa termasuk dalam golongan baik. Hasil analisis data dengan
uji ANOVA satu jalur adalah adanya perbedaan kemampuan pemahaman matematis ditinjau dari tingkat rendah,
sedang dan tinggi minat belajar. Siswa dengan minat belajar tinggi memberikan jawaban yang sitematis dan tepat,
siswa dengan minat belajar sedang memberikan jawaban tidak tepat seluruhnya karena masih terdapat kesalahan
dalam operasi perhitungannya, sedangkan siswa dengan minat belajar rendah memberikan jawaban yang tidak
tepat karena masih terdapat kesalahan dalam menentukan rumus dan proses operasi hitung menyelesaikan soal
yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dalam belajar akan
semakin tinggi kemampuan pemahaman matematis yang dimilikinya.
Kata kunci: Kemampuan Pemahaman Matematis, Minat Belajar

Copyright (c) 2022 Rizky Aoliya Nurdiyana, Heni Pujiastuti, Nurul Anriani
 Corresponding author: Rizky Aoliya Nurdiyana
Email Address: [email protected] (Jalan Raya PLP Curug, Tangerang)
Received 27 June 2022, Accepted 11 August 2022, Published 08 September 2022
DoI: https://doi.org/10.31004/cendekia.v6i3.1583

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor yang meliputi semua bagian kemajuan dan pembangunan dari
suatu bangsa terutama dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Pendidikan berkaitan dengan
pembelajaran dan merupakan usaha yang dilakukan setiap orang untuk melakukan perubahan dan
menumbuhkan kepribadian berlandaskan dengan nilai yang baik dalam masyarakat ataupun

2735
2736 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2735-2748

kebudayaan (Suraji et al., 2017). Oleh karena itu, pendidikan memiliki kedudukan yang penting dalam
memajukan sumber daya manusia serta mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Berdasarkan pendapat
(Utami & Wutsqa, 2017) menyampaikan bahwa matematika adalah pelajaran yang wajib dipelajari oleh
siswa pada setiap tingkatan pendidikan karena matematika berkaitan dengan kegiatan umum atau
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut ditegaskan pula dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
dalam Pasal 37 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa
pada tingkat pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah atas adalah matematika. Dari mulai
berhitung, pengoprasian bilangan sampai dengan pengolahan data statistika sering ditemui pada
kehidupan sehari hari. Sudah semestinya pelajaran matematika dalam proses pendidikan harus bisa
dikuasai oleh semua siswa. Pelajaran matematika yang disampaikan di sekolah sangat penting dalam
usaha menambahkan sumber daya manusia yang bermutu (Auliya, 2016).
Untuk dapat memahami pokok materi dalam matematika, peserta didik diharapkan mempunyai
kemampuan pemahaman matematis dalam belajar. Kemampuan pemahaman matematis merupakan
salah satu tujuan pembelajaran matematika yang terdapat pada Kurikulum Matematika KTSP 2006 dan
2013 (Cahyani et al., 2018). Pada kurikulum 2013 yaitu menyatakan bahwa: “Memahami konsep
matematika, merupakan kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan menggunakan
konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.”
Merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika. Dalam pengertiannya kemampuan pemahaman
matematis adalah suatu kemampuan untuk menerima suatu gagasan matematika serta memahami nya
(Lestari & Yudhanegara, 2015). Pemahaman matematis meliputi pengetahuan terhadap konsep, prinsip,
prosedur dan kemampuan strategi dalam menyelesaikan suatu permasalahan (Nursaadah & Risma,
2018). Kemampuan pemahaman matematis adalah satu kompetensi dasar Ketika belajar matematika
diantaranya yaitu kemampuan menyerap suatu materi, mengingat rumus dan konsep matematika serta
menerapkannya pada kasus sederhana atau sejenis, memperkirakan kebenaran suatu pernyataan dan
menerapkan rumus dan teorema dalam penyelesaian masalah (Hendriana et al., 2017). Kemampuan
pemahaman matematis memiliki peranan penting dan harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran
matematika karena siswa yang tidak mempunyai keahlian pemahaman konsep matematika akan
memiliki keterbatasan dalam kegunaan gagasan, pengetahuan, dan kecakapan serta keterampilan
(Halimatusadiah et al., 2017). Hal ini didukung pula oleh NCTM (National Council of Teacher of
Mathematics) yang menyatakan bahwa ada beberapa aspek dalam kemampuan berpikir matematis yaitu
adanya kemampuan pemahaman, koneksi dan representasi matematis (Harahap, 2012).
Pentingnya kemampuan pemahaman matematis dikemukakan pula oleh Yani et al., (2019) bahwa
pemahaman tentang suatu konsep matematika untuk dimiliki setiap siswa agar bisa menyelesaikan
setiap permasalahan matematika. Menurut Bransford, Brown dan Cocking menyatakan belajar
matematika diiringi dengan suatu pemahaman adalah bagian penting suatu pemahaman bersamaan
dengan kecakapan ilmu pengetahuan factual dan procedural (NCTM, 2000). Sehingga, jika proses
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Minat Belajar, Rizky Aoliya Nurdiyana, Heni
Pujiastuti, Nurul Anriani 2737

belajar matematika disertai pemahaman sangat dibutuhkan untuk membantu siswa dapat menyelesaikan
permasalahan lain yang akan dihadapi pada masa mendatang.
Pentingnya kemampuan pemahaman matematis sebelumnya tidak sejalan dengan kemampuan
pemahaman matematis yang telah dicapai siswa SMP saat ini. Dapat dilihat dari hasil penelitian
(Mulyani et al., 2018) yang menyatakan hasil tes awal kemampuan pemahaman matematis siswa rendah
yaitu siswa belum memahami konsep pengoprasian dan membuat kesalahan dalam penerapannya.
Sejalan dengan hasil penelitian Yani et al., (2019) yang mengemukakan hasil analisis tes pemahaman
matematis siswa tidak memahami dan membuat kesalahan dalam menerapkan konsep dan hanya
menghapal rumus nya saja. Hasil penelitian (Agustini & Pujiastuti, 2020) menyatakan bahwa
berdasarkan kemampuan pemahaman matematisnya, siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal karena
belum bisa memahami maksud dari soal, mengklasifikasikan objek, menerapkan soal ke dalam symbol
matematika dengan metode yang tepat serta mengaitkan berbagai konsep dalam menyelesaikan soal.
Sedangkan hasil penelitian (Badraeni et al., 2020) menyatakan bahwa kemampuan pemahaman
matematis siswa masih sangat kurang karena tidak memahami soal dan konsep matematika sehingga
menjadi faktor kesulitan siswa ketika mengerjakan soal. Kurangnya kemampuan pemahaman
matematis siswa SMP berdampak pada hasil jawaban siswa dalam menyelesaikan soal dengan proses
yang sesuai konsep (Mahtuum et al., 2020). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pemahaman matematis siswa SMP dapat dikatakan masih rendah. Rendahnya kemampuan ini bisa
disebabkan oleh faktor pikiran negatif siswa terhadap pelajaran matematika. Matematika dibayangkan
sebagai mata pelajaran yang sulit karena mempunyai sifat yang abstrak serta banyak rumus yang harus
di ketahui dan di hafal. Sedangkan untuk memahami dan dapat menyelesaikan masalah matematika
terkait pemahaman matematis siswa membutuhkan minat belajar. Kemampuan pemahaman matematis
siswa pada saat ini masih rendah disebabkan kurangnya minat dalam belajar matematika karena siswa
beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang susah dan kompleks (Dwi & Dewi,
2021). Sulitnya pelajaran matematika juga bisa menyebabkan siswa tidak tertarik terhadap matematika
sehingga bisa menumbuhkan rasa takut yang berlebihan dan membuat siswa merasa cemas ketika
berhadapan dengan matematika (Nuriyah, 2013). Hal tersebut bisa menjadi kesulitan yang dihadapi
siswa untuk dapat memahami dalam belajar matematika.
Minat belajar adalah salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab rendahnya pemahaman
matematis yang dimiliki siswa (Andri et al., 2017). Hal ini didukung oleh Daniyati & Sugiman (2015)
yang menyatakan bahwa pemahaman matematis dan minat belajar siswa memiliki keterkaitan erat
dengan prestasi belajar siswa serta minat belajar adalah salah satu faktor yang bisa memberikan
pengaruh upaya yang dilakukan setiap individu. Minat belajar yang tinggi akan memberikan pengaruh
yang tinggi juga terhadap pemahaman siswa, berlaku juga untuk siswa yang mempunyai minat belajar
sedang dan rendah (Winata & Friantini, 2020). Jika seorang siswa tidak mempunyai minat belajar dalam
dirinya maka siswa tersebut tidak dapat diharapkan belajar dengan tekun. Minat belajar matematika
perlu ditingkatkan dalam usaha tercapainya prestasi belajar yang lebih baik. Kurangnya minat belajar
2738 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2735-2748

tentu saja akan mempengaruhi rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa dalam belajar
matematika. Akibatnya indikator yang dicapai tidak terpenuhi karena kemampuan pemahaman
matematis siswa terhadap pelajaran matematika itu rendah yang bisa menyebabkan siswa menjadi
cemas, malas serta tidak tertarik dalam belajar matematika.
Hasil penelitian Dwi & Dewi (2021) menyatakan bahwa jika siswa mempunyai minat terhadap
belajar matematika maka siswa tersebut akan memiliki keinginan untuk mendalami suatu materi dan
sebaliknya jika siswa kurang berminat untuk belajar maka siswa tersebut akan mengabaikan pelajaran
matematika sehingga kemampuan menerima dan memahami materi yang disampaikan akan sulit dan
hal ini yang akan menyebabkan menurunnya pemahaman siswa dalam belajar matematika. Hasil
penelitian Cahyani et al., (2018) menyatakan bahwa adanya hubungan antara minat belajar dan
kemampuan pemahaman matematis siswa. Minat memberikan kontribusi sebesar 28% terhadap
pencapaian kemampuan pemahaman matematis, dan 72% diantaranya dipengaruhi oleh faktor lain.
Adapun indikator minat belajar yang digunakan yaitu menurut Brown (Hendriana et al., 2017)
diantaranya (a) perasaan senang siswa dalam belajar (b) ketertarikan siswa ketika belajar (c) perhatian
siswa (d) keterlibatan siswa (e) rajin ketika belajar dan rajin mengerjakan tugas (f) tekun dan disiplin
dalam belajar serta mempunyai jadwal belajar. Sedangkan pengelompokkan tingkatan minat belajar
rendah, sedang dan tinggi berdasarkan asumsi normalitas data yaitu sebagai berikut (Azwar, 2012).

Tabel 1. Pengelompokkan Data Minat Belajar


Kelompok Skor

Tinggi 𝑋 ≥ x̄ + (0,5)𝑠

Sedang x̄ − (0,5)𝑠 ≤ 𝑋 < x̄ + (0,5)𝑠

Rendah 𝑋 < x̄ − (0,5)𝑠

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, perlu diciptakan suatu kondisi pembelajaran
matematika yang menarik bagi siswa di kelas. Sehingga bisa mewujudkan minat belajar yang tinggi
bagi peserta didik dan kemampuan pemahaman matematis dalam belajar matematika meningkat. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan pemahaman
matematis ditinjau dari minat belajar siswa SMP pada masa kini. Penelitian ini dilakukan pada kelas IX
di SMP yang ada di Kab. Tangerang pada tahun ajaran 2021/2022.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan
untuk menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan pemahaman matematis siswa SMP ditinjau dari
tingkat minat belajar. Data yang diperoleh adalah dari hasil pengisian tes kemampuan pemahaman
matematis dan angket minat belajar dengan skala Semantic Differential.
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Minat Belajar, Rizky Aoliya Nurdiyana, Heni
Pujiastuti, Nurul Anriani 2739

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP yang ada di Kab. Tangerang sebanyak
349 siswa. Besarnya sampel penelitian ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu sebanyak
186 siswa kelas IX SMP. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling yaitu pengambilan subjek karena adanya tujuan tertentu dan bukan berdasarkan atas strata,
random atau daerah.
Subjek masing-masing diberikan soal tes kemampuan pemahaman matematis dengan indikator
diantaranya adalah (a) menyatakan ulang suatu konsep (b) memberikan contoh dan noncontoh dari
konsep (c) mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun diluar matematika. Kemudian
diberikan kuesioner untuk mengukur sikap afektif siswa dalam pembelajaran dengan indikator
diantaranya adalah (a) perasaan senang siswa dalam belajar (b) ketertarikan siswa ketika belajar (c)
perhatian siswa (d) keterlibatan siswa (e) rajin ketika belajar dan rajin mengerjakan tugas (f) tekun dan
disiplin dalam belajar serta mempunyai jadwal belajar.
Prosedur penelitian ini yaitu 1) Pembuatan instrumen tes dan angket 2) Melakukan validitas
instrumen penelitian dengan validator 3) Menyebarkan tes dan angket kepada siswa yang tidak
dijadikan sampel penelitian untuk melihat kekonsistenan instrumen 4) Melakukan uji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan pengujian daya pembeda pada instrumen tes dan non tes 5)
Menyebarkan instrumen tes dan non tes kepada siswa 6) Analisis data 7) Menarik kesimpulan.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes kemampuan pemahaman matematis
dengan mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes uraian dan angket minat belajar. Skala
yang digunakan dalam tes penelitian ini adalah skala 100,00.

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data


Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

Kemampuan Pemahaman Matematis Tes Tes Uraian (6 item)

Angket (8 item
Minat Belajar Angket
pernyataan)

Penelitian ini berbantuan SPSS untuk melakukan uji perhitungan statistik diantaranya yaitu uji
deskriptif data dan uji prasyarat (uji normalitas dan homogenitas) serta pengujian hipotesis. Uji
deskriptif data digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata, standar deviasi, median dan lainnya sesuai
variabel yang diteliti. Uji prasyarat yang digunakan adalah uji normalitas dengan uji Kolmogorov-
Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene’s test pada hasil tes kemampuan pemahaman matematis
berdasarkan tingkat minat belajar siswa. Sedangkan pada pengujian hipotesis digunakan uji ANOVA
satu jalur yang bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata
kemampuan pemahaman matematis ditinjau dari tingkatan minat belajar siswa.
2740 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2735-2748

HASIL DAN DISKUSI


Berdasarkan instrumen tes uraian dan angket di uji coba dahulu kepada siswa yang tidak
dijadikan sampel penelitian. Peneliti membuat tiga paket soal tes berbeda yang sebelumnya sudah
divalidasi ahli dengan masing-masing paket terdapat 6 soal. Hasil validasi empirik didapatkan 6 soal
yang valid dari paket satu dan paket dua. Sedangkan hasil uji reliabilitas butir soal yang valid saja
sebanyak 6 soal diperoleh jumlah varians item 19,330 dan varians total sebesar 59,428 sehingga
reliabilitas instrument nya 𝑟11 = 0,771. Ini artinya indeks reliabilitasnya dalam kategori tinggi.
Sedangkan untuk instrument angket sebanyak 8 butir pernyataan dinyatakan valid dari 20 pernyataan.
Pengeluaran 12 pernyataan angket dalam penelitian ini tidak akan mempengaruhi indikator untuk
mengukur minat belajar siswa karena sudah dapat diwakili oleh pernyataan yang valid. Hasil uji
reliabilitas butir angket yang valid saja sebanyak 8 pernyataan diperoleh jumlah varians item 98,722
dan varians total sebesar 299,350 sehingga reliabilitas instrument nya 𝑟11 = 0,705. Ini artinya indeks
reliabilitasnya dalam kategori tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes uraian dan angket
reliabel sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil perhitungan tes pemahaman matematis dan angket minat belajar dapat dilihat
besarnya nilai persentase tiap indikator instrumen. Berikut adalah hasil dari tes dan angket dari setiap
indikatornya
Tabel 3. Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Persentase Per Indikator
Total
A B C
81% 60% 20% 54%

Berdasarkan hasil deskriptif data kemampuan pemahaman matematis pada indikator (a)
menyatakan ulang definisi suatu konsep sebesar 81% dengan penafsiran tinggi sedangkan persentase
rata-rata siswa SMP sebesar 54% artinya tergolong rendah.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Angket Minat Belajar


Persentase Per Indikator
Total
A B C D E F
61% 60% 82% 61% 69% 59% 65%

Berdasarkan hasil deskriptif data minat belajar pada indikator (c) perhatian siswa sebesar 82%
dengan penafsiran sangat baik sedangkan persentase rata-rata siswa SMP sebesar 65% artinya tergolong
baik. Dapat diketahui dari hasil data deskriptif bahwa pemahaman matematis siswa SMP termasuk
dalam golongan rendah namun sebagian siswa mempunyai minat belajar yang baik terhadap pelajaran
matematika.
Selanjutnya, minat belajar dapat diketahui dari hasil angket yang diberikan kepada siswa. Hasil
dari pengisian angket ini untuk mengetahui tingkat minat belajar diantaranya yaitu rendah, sedang dan
tinggi. Ketiga kategori ini didapatkan dari adanya perasaan senang dan perhatian dalam belajar,
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Minat Belajar, Rizky Aoliya Nurdiyana, Heni
Pujiastuti, Nurul Anriani 2741

ketertarikan siswa, keterlibatan siswa, rajin belajar dan mengerjakan tugas serta tekun dan disiplin.
Berikut adalah hasil pengelompokkan data tingkat minat belajar.

Tabel 5. Data Hasil Pengelompokkan Minat Belajar


Nilai Kelompok Frekuensi Persentase
𝑋 ≥ 71,465 Rendah 48 25,81%
58,295 ≤ 𝑋 < 71,465 Sedang 77 41,39%
𝑋 < 58,295 Tinggi 61 32,80%
Total 186 100%

Berdasarkan data pada Tabel 5 diperoleh bahwa minat belajar siswa SMP kelas IX dengan jumlah
186 siswa dengan kelompok minat belajar rendah sebanyak 48 siswa dengan persentase sebesar 25,81%,
kelompok minat belajar sedang sebanyak 77 siswa dengan persentase sebesar 41,39% dan kelompok
minat belajar rendah sebanyak 61 siswa dengan persentase sebanyak 32,8%.

Tabel 6. Data Deskriptif Hasil Kemampuan Pemahaman Matematis Berdasarkan Tingkat Minat
Belajar Siswa
Rendah Sedang Tinggi
Mean 46,21 Mean 52,92 Mean 59,18
Std. Error 1,76 Std. Error 1,60 Std. Error 2,02
Median 47,00 Median 53,00 Median 59,00
Variance 148,934 Variance 197,020 Variance 248,517
Std. Deviation 12,204 Std. Deviation 14,036 Std. Deviation 15,764
Minimum 19 Minimum 22 Minimum 22
Maximum 66 Maximum 84 Maximum 88

Dapat diketahui dari Tabel 6 bahwa nilai rata-rata kemampuan pemahaman matematis siswa
dengan minat belajar rendah adalah 46,21 dan standar deviasi nya adalah12,2. Siswa dengan minat
belajar sedang memperoleh nilai rata-rata 52,92 dan standar deviasi nya 14. Sedangkan siswa dengan
minat belajar tinggi memperoleh nilai rata-rata 59,18 dan standar deviasi nya adalah 15,76.
Selanjutnya dilakukan uji prasyarat kemampuan pemahaman matematis berdasarkan tingkat
minat belajar siswa yang bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut adalah hasil uji normalitas data.

Tabel 7. Uji Normalitas


Tingkatan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minat Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Belajar
Kemampuan Rendah .109 48 .200* .957 48 .080
Pemahaman Sedang .080 77 .200* .985 77 .518
Matematis Tinggi .093 61 .200* .972 61 .173
2742 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2735-2748

Berdasarkan hasil uji prasyarat normalitas data pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa data
kemampuan pemahaman matematis dengan tingkat minat belajar rendah, sedang dan tinggi mempunyai
nilai 𝑆𝑖𝑔. 0,200 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan data kemampuan pemahaman matematis dari
semua kelompok berdistribusi normal. Berikut adalah hasil uji homogenitas data.

Tabel 8. Uji Homogenitas


Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.281 2 183 .280

Berdasarkan hasil uji prasyarat homogenitas data pada Tabel 8 dapat diketahui bahwa data
kemampuan pemahaman matematis dengan tingkat minat belajar rendah, sedang dan tinggi mempunyai
nilai 𝑆𝑖𝑔. 0,280 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan data kemampuan pemahaman matematis
berdasarkan tingkat minat belajar siswa memiliki varians yang homogen.
Setelah diketahui data pemahaman matematis siswa berdasarkan tingkat minat belajar normal
dan mempunyai varians yang sama (homogen) selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu jalur untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan pemahaman matematis ditinjau dari minat belajar
siswa SMP. Berikut adalah hasil uji ANOVA.

Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis One-Way ANOVA


Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between Groups 4533.647 2 2266.824 11.247 .000
Within Groups 36884.466 183 201.554
Total 41418.113 185

Hasil analisis uji ANOVA satu jalur pada Tabel 9 diperoleh nilai 𝑆𝑖𝑔. 0,000 < 0,05 maka 𝐻0
ditolak. Ini berarti, adanya perbedaan nilai rata-rata kemampuan pemahaman matematis siswa dengan
minat belajar rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan hasil analisis data deskriptif penelitian
disimpulkan bahwa ketiga kelompok data kemampuan pemahaman berdasarkan tingkatan minat
rendah, sedang dan tinggi terdapat perbedaan rata-rata hasil kemampuannya. Dari 186 siswa diperoleh
kemampuan pemahaman dengan minat belajar rendah sebanyak 48 siswa (25,81%), kemampuan
pemahaman dengan minat belajar sedang sebanyak 77 siswa (41,39%) dan kemampuan pemahaman
dengan minat belajar tinggi sebanyak 61 siswa (32,8%). Sedangkan berdasarkan analisis uji Anova dan
uji lanjut (posthoc) menyatakan bahwa ada perbedaan kemampuan pemahaman ditinjau dari tingkatan
minat belajar. Ini berarti, siswa yang mempunyai minat belajar dalam belajar dapat mempengaruhi hasil
kemampuan pemahaman matematis. Berikut ini adalah hasil analisis kemampuan pemahaman
matematis pada materi bangun ruang sisi lengkung sesuai dengan tingkatan minat belajar masing-
masing siswa.
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Minat Belajar, Rizky Aoliya Nurdiyana, Heni
Pujiastuti, Nurul Anriani 2743

Gambar 1. Jawaban Siswa dengan Minat Belajar Tinggi

Berdasarkan jawaban siswa dengan minat belajar tinggi memberikan jawaban yang sitematis dan
tepat. Untuk nomor 1a siswa menjawab dengan tepat yaitu adanya dua bangun ruang sisi lengkung
diantaranya tabung dan kerucut. Kemudian untuk jawaban nomor 1b siswa menggambarkan kembali
bentuk gambar peluru seperti yang ada dalam pertanyaan kemudian dilengkapi dengan memberikan
informasi ukuran panjang, diameter dan tinggi nya sesuai seperti yang ada pada soal. Selanjutnya, siswa
menghitung dengan tepat dan detail dimulai dari mencari tinggi bangun ruang lain yang belum
diketahui, mencari nilai selimut kerucut dan mampu mencari jawaban yang tepat dengan menggunakan
rumus yang tepat dan sistematis.

Gambar 2. Jawaban Siswa dengan Minat Belajar Sedang

Pada siswa dengan minat belajar sedang memberikan jawaban tidak tepat seluruhnya, siswa
mampu mencari nilai selimut kerucut dan mencari nilai luas permukaan tabung dengan rumus yang
tepat. Namun, untuk perhitungan dalam mencari nilai luas permukaan tabung masih belum tepat karena
nilai yang disubtitusikan tidak sesuai dengan informasi soal. Kemudian di akhir untuk menghitung luas
permukaan gabungannya siswa hanya menjumlahkan nilai selimut kerucut dan nilai luas permukaan
tabung saja, seharusnya nilai luas permukaan kerucut harus dicari terlebih dahulu.
2744 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2735-2748

Gambar 3. Jawaban Siswa dengan Minat Belajar Rendah

Pada siswa dengan minat belajar rendah memberikan jawaban yang tidak tepat, dapat dilihat dari
rumus luas permukaan tabung yang di tulis hanya rumus selimut tabung saja sedangkan pada soal adalah
bangun ruang tabung tanpa atap. Kemudian untuk mencari nilai luas permukaan kerucutnya siswa hanya
langsung mensubtitusikan rumus dan nilai, seharusnya nilai selimut kerucut bisa dicari terlebih dahulu.
Siswa yang mempunyai minat tinggi bisa menjawab soal kemampuan pemahaman matematis
dengan baik dan sistematis, hal tersebut sependapat dengan pernyataan yang disampaikan oleh (Natalia
et al., 2017) salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh kemampuan pemahaman siswa dalam
belajar yaitu minat. Apabila dalam setiap diri siswa mempunyai minat untuk belajar maka siswa tersebut
akan memiliki ketertarikan ingin memahami suatu pelajaran dan memberikan usahanya untu mencapai
tujuan pelajaran tersebut sehingga bisa menerima dan memahami materi pembelajaran dengan baik
serta bisa paham keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan baru saat ini. Namun,
sebaliknya jika siswa kurang mempunyai minat maka akan cenderung abai dalam pembelajaran
matematika sehingga akan sulit menerima dan memahami pembelajaran yag disampaikan oleh guru.
Adanya minat belajar maka sikap siswa dalam berusaha mempelajari matematika akan maksimal.
Pemahaman matematis dan sikap mempunyai hubungan yang signifikan dan merupakan tujuan
penting dalam pembelajaran matematika (Simanjutak, 2016). Perbedaan kemampuan pemahaman
matematis siswa ditinjau dari minat belajar rendah, sedang dan tinggi didasarkan pada perbedaan siswa
dalam belajar saat ini yaitu sistem belajar hybrid di masa pemulihan dari pandemic covid-19.
Pembelajaran sistem hybrid ini sangat memberikan pengaruh terhadap minat belajar siswa karena
proses belajar yang berbeda. Walaupun ada pertemuan tatap muka tetapi guru masih menggunakan
sistem pembelajaran daring untuk menyampaikan materi dan tugas-tugas matematika. Adapun kendala
yang disampaikan oleh guru matematika dalam proses belajar yaitu waktu belajar persesi yang terbatas.
Siswa kurang memahami materi yang disampaikan saat pembelajaran daring, sebagian siswa memang
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yang diberikan secara langsung maupun melalui daring.
Namun tentu saja kemampuan pemahaman matematis siswa dalam memahami apa yang telah mereka
kerjakan masih kurang dan keseriusan belajar siswa hanya terbatas untuk melengkapi tugas yang
diberikan saja. Hal ini menunjukkan pentingnya sikap minat belajar siswa dalam pembelajaran di masa
pemulihan. Sehingga membuat perbedaan minat belajar yang dapat memberikan pengaruh pada
kemampuan pemahaman matematis siswa.
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Minat Belajar, Rizky Aoliya Nurdiyana, Heni
Pujiastuti, Nurul Anriani 2745

Faktor yang bisa mempengaruhi minat belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan dorongan yang berasal dari individu itu sendiri sehingga muncul keinginan minat
melakukan suatu aktivitas atau kegiatan untuk memenuhinya. Misalnya saja ketika siswa mempunyai
dorongan untuk belajar dan menumbuhkan minat untuk belajar matematika. Sedangkan faktor eksternal
bisa yaitu dorongan yang berasal dari kehidupan sosial seperti ingin melakukan aktivitas agar bisa
diterima dan diakui oleh lingkungan sosialnya. Misalnya seorang siswa ingin mendapatkan
penghargaan dari kedua orangtuanya maka dia akan bersungguh-sungguh belajar. Faktor lain yang bisa
membantu untuk meningkatkan minat belajar matematika adalah media pembelajaran dan kegiatan
belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Hal ini didukung dengan pendapat Aritonang (2008) yang
menyampaikan bahwa faktor yang bisa membuat siswa mempunyai minat belajar adalah cara mengajar
guru, karakter guru, suasana dan kondiri kelas serta fasilitas yang digunakan untuk belajar. Oleh karena
itu, agar siswa mempunyai minat belajar perlu diberikan kesadaran bahwa dengan belajar akan
membawa kemajuan untuk dirinya sendiri (Friantini & Winata, 2019).
Penelitian relevan terkait kemampuan pemahaman matematis mempunyai hubungan terhadap
minat belajar siswa dapat dilihat dari hasil penelitian (Cahyani et al., 2018) yang menyatakan bahwa
adanya hubungan antara minat terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa dimana minat
memberikan kontribusi sebesar 28% terhadap kemampuan pemahaman matematis dan 72% diantara
nya dipengaruhi oleh factor lain. Minat belajar juga memberikan kontribusi sebesar 37,21% terhadap
kemampuan pemahaman matematis siswa dalam belajar matematika dan 62,79% diantaranya
dipengaruhi oleh faktor lain (Annisa, T., Murtadlo MS, A., & Kukuh, 2019). Hal ini menunjukkan
bahwa minat belajar mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa.
Sehingga, jika siswa mempunyai minat belajar yang baik maka kemampuan pemahaman matematisnya
akan baik pula.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian di atas, hasil analisis data deskriptif menunjukkan
bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa termasuk dalam golongan rendah sedangkan data
minat belajar siswa termasuk dalam golongan baik. Hasil analisis data dengan uji ANOVA satu jalur
adalah adanya perbedaan kemampuan pemahaman matematis ditinjau dari tingkat rendah, sedang dan
tinggi minat belajar. Siswa dengan minat belajar tinggi memberikan jawaban yang sitematis dan tepat,
siswa dengan minat belajar sedang memberikan jawaban tidak tepat seluruhnya karena masih terdapat
kesalahan dalam operasi perhitungannya, sedangkan siswa dengan minat belajar rendah memberikan
jawaban yang tidak tepat karena masih terdapat kesalahan dalam menentukan rumus dan proses operasi
hitung menyelesaikan soal yang diberikan.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dalam belajar akan
semakin tinggi kemampuan pemahaman matematis yang dimiliki setiap siswa. Oleh karena itu, minat
belajar yang tinggi diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dalam proses
2746 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2735-2748

pembelajaran matematika.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada Kepala Sekolah, Guru Matematika dan semua siswa kelas IX SMP Negeri
3 Curug dan SMA Citra Islami Islamic Village, Kab. Tangerang atas izin dan turut berpartisipasi dalam
pelaksanaan penelitian ini.

REFERENSI
Agustini, D., & Pujiastuti, H. (2020). Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan Kemampuan Pemahaman
Matematis dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi SPLDV. Media Pendidikan
Matematika: Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA IKIP MATARAM, 8(1), 18–27.
http://ojs.ikipmataram.ac.id/index.php/jmpm
Andri, Zagir, Z., & Dores, O. J. (2017). Aalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di SD Negeri 04 Bati Tahun Pelajaran 2016/2017.
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, 3, 420–421.
Annisa, T., Murtadlo MS, A., & Kukuh, M. (2019). Hubungan Antara Minat Belajar Siswa Dengan
Pemahaman Matematis Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi. Skripsi, Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin J.
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Penabur, 7(10), 11–21.
Auliya, R. N. (2016). Kecemasan Matematika dan Pemahaman Matematis. Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 6(1), 12–22. https://doi.org/10.30998/formatif.v6i1.748
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badraeni, N., Pamungkas, R. A., Hidayat, W., Rohaeti, E. E., & Wijaya, T. T. (2020). Analisis Kesulitan
Siswa Berdasarkan Kemampuan Pemahaman Matematik Dalam Mengerjakan Soal Pada Materi
Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1), 247–253.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i1.195
Cahyani, E. P., Wulandari, W. D., Rohaeti, E. E., & Fitrianna, A. Y. (2018). Hubungan Antara Minat
Belajar Dan Resiliensi Matematis Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas
VIII SMP. Jurnal Numeracy, 5(1), 49–56.
Daniyati, N. A., & Sugiman. (2015). Hubungan Antara Kemampuan Verbal , Kemampuan Interpersonal
, dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika The Relationship Among Verbal Ability
, Interpersonal Ability , Interest in Learning , and the Mathematics Learning Achievement.
Pthagoras : Jurnal Pendidikan Indonesia, 10, 50–60.
http://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras%0AHubungan
Dwi, V., & Dewi, S. (2021). Analisis Pemahaman Matematika Siswa Ditinjau Dari Minat Belajar Pada
Masa Pandemi Covid-19. 4(3), 84–88.
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Minat Belajar, Rizky Aoliya Nurdiyana, Heni
Pujiastuti, Nurul Anriani 2747

Friantini, R. N., & Winata, R. (2019). Analisis Minat Belajar pada Pembelajaran Matematika. JPMI
(Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia), 4(1), 6. https://doi.org/10.26737/jpmi.v4i1.870
Halimatusadiah, A. M. A., Maulana, & Syahid, A. A. (2017). Pengaruh Pendekatan Kontekstual
Berstrategi REACT terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 4(3), 203. https://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v4i3.7766
Harahap, R. et al. (2012). Perbedaan Kemampuan Komunikasi dan Koneksi Matematika Siswa Melalui
Pembelajaran Kontekstual dengan Kooperatif Tipe STAD di SMP Al-Washiyah 8 Medan.
Pendidikan Matematika PARADIGMA, 5, 187–205.
Hendriana, H., Rohaeti, E., & Sumarmo, U. (2017). Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa.
Bandung: PT Refika Aditama.
Lestari, & Yudhanegara. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika: Bidang Studi Penelitian
Pendidikan Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama.
Mahtuum, Z. A., Nurhayati, A., Hidayat, W., & Rohaeti, E. E. (2020). Analisis Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa Kelas VII SMP Budi Luhur Pada Materi Perbandingan. Jurnal
Pembelajaran Matematika Inovatif, 3(2), 137–144. https://doi.org/10.22460/jpmi.v3i1.p137-144
Mulyani, A., Indah, E. K. N., & Satria, A. P. (2018). Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis
Siswa Smp Pada Materi Bentuk Aljabar. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2), 251–
262. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v7i2.24
Natalia, S. S., Sujatmiko, P., & Chrisnawati, H. E. (2017). Analisis Tingkat Pemahaman Siswa
Berdasarkan Teori APOS Pada Materi Persamaan Kuadrat Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa
Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Pendidikan Matematika Dan
Matematika (JPMM), 1(5), 104–117.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: The National Council
of Teachers of Mathematics, Inc.
Nuriyah, N. (2013). Pengaruh Kecemasan dan Kebiasaan Belajar Matematika Terhadap Kemampuan
Pemahaman Matematika Siswa.
Nursaadah, I., & Risma, A. (2018). Analisi Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP Pada
Materi Segiempat dan Segitiga. Jurnal Numeracy, 5(1), 1–9.
Simanjutak, S. D. (2016). Pengaruh Kemampuan Pemahaman Matematis dan Sikap Siswa Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah. Journal of Mathematics Education and Science), 2(2), 81–89.
Suraji, S., Maimunah, M., & Saragih, S. (2017). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV). Suska Journal of Mathematics Education, 4(2), 9–16.
https://doi.org/10.24014/sjme.v3i2.3897
Utami, R. W., & Wutsqa, D. U. (2017). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dan
Self-Efficacy Siswa SMP Negeri di Kabupaten Ciamis. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4(2),
166. https://doi.org/10.21831/jrpm.v4i2.14897
2748 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2735-2748

Winata, R., & Friantini, R. N. (2020). Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Ditinjau
Dari Minat Belajar Dan Gender. AlphaMath : Journal of Mathematics Education, 6(1), 1.
https://doi.org/10.30595/alphamath.v6i1.7385
Yani, C. F., Roza, Y., Murni, A., & Daim, Z. (2019). Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis
Siswa pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Mosharafa : Jurnal Pendidikan Matematika
Mosharafa : Jurnal Pendidikan Matematika. Mosharafa : Jurnal Pendidikan Matematika, 8.

You might also like