12548-Article Text-40673-1-10-20210119
12548-Article Text-40673-1-10-20210119
12548-Article Text-40673-1-10-20210119
*Email: [email protected]
ABSTRACT
ABSTRAK
Daya cernaan bahan pakan adalah bagian zat yang dapat dicerna oleh tubuh
dan diasumsikan diserap oleh tubuh ternak sehingga tidak diekskresikan dalam feses.
Jumlah maupun komposisi kimia serat suatu bahan pakan sangat berpengaruh
terhadap kecernaannya. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi daya cerna protein,
daya cerna lemak, dan daya cerna serat pakan komplit mengandung tumpi jagung
fermentasi pada ternak kambing kacang. Penelitian ini menggunakan Sepuluh ekor
ternak kambing kacang secara random dibagi kedalam dua kelompok perlakuan (5
ekor/kelompok). Kelompok (F) diberi pakan komplit mengandung tumpi fermentasi
dan pada kelompok (TF) diberi pakan komplit mengandung tumpi tanpa fermentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata
1
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
(P>0,05) terhadap daya cerna protein, daya cerna lemak dan daya cerna serat kasar
pakan. Kesimpulan Pemberian ransum komplit tumpi jagung fermentasi dan ransum
komplit tumpi jagung tanpa fermentasi kecernaan protein dari kedua perlakuan cukup
tinggi yaitu berada di angka diatas 70% begitupula dengan kecernaan lemak juga
cukup tinggi yaitu rataan diatas 80% dan kecernaan serat rataan diatas 50%.
Kata kunci: Tumpi Jagung, Fermentasi, Daya Cerna, dan Kambing Kacang
PENDAHULUAN
Sulawesi Selatan merupakan daerah yang memiliki lahan pertanian luas dan
variatif sehingga potensi limbah pertanian untuk dapat digunakan sebagai pakan
terutama ternak ruminansia cukup besar.Akan tetapi pemanfaatan limbah pertanian
untuk pakan belum dilakukan secara optimal, umumnya limbah pertanian hanya
dibakar begitu saja dan sebagian kecil digunakan sebagai pupuk organik.Pemanfaatan
limbah sebagai bahan pakan tentu menjadi solusi untuk mengatasi kurangnya
persediaan hijauan pada musim tertentu dan dapat mengurangi pencemaran
lingkungan oleh limbah pertanian.
Faktor pembatas dari limbah pertanian sebagai pakan adalah protein yang
rendah dan sudah terjadi lignifikasi lanjut sehingga selulosa terikat oleh
lignin.Lignifikasi meningkat sejalan dengan meningkatnya umur tanaman. Selulosa
dan hemiselulosa merupakan karbohidrat struktural penyusun utama dinding sel
tanaman, dan sering berikatan dengan lignin dalam bentuk kristal lignoselulosa.
Lignoselulosa merupakan komponen utama tanaman dan terdapat pada dinding sel.
Lignoselulosa terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin.Selulosa merupakan
penyusun dinding sel tanaman yang sukar didegradasi.
Solusi dari tingginya kandungan serat kasar dari limbah tanaman jagung yaitu
dengan melakukan berbagai macam cara pengolahan seperti perlakuan fisik, kimia,
dan biologi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan yang potensial .Pemanfaatan
limbah tanaman jagung yang cukup melimpah perlu di optimalkan dengan teknologi
fermentasi.Fermentasi dilakukan dengan menggunakan bakteri rumen kerbau yang
dapat memecah setat kasar.Pembuatan pakan fermentasi bakteri rumen kerbau
sebagai starter yang digunakan syang akan membatu menstimulir peningkatan gizi
2
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
METODE PENELITIAN
3
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
b. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Tumpi Fermentasi
Adapun prosedur pembuatan pakan fermentasi tumpi jagung dengan
menggunakan biostarter bakteri rumen kerbausebagai berikut:
a. Menimbang semua bahan pakantumpi jagung halus 77.5%, biostarter (bakteri
rumen kerbau) 3.5%, molasses 1.5%, urea 1.5%, dan air 15%.
b. Mencampur semua bahan secara rata hingga homogen.
c. Masukkan pakan yang sudah homogen kedalam silo/gentong kemudian
menutup rapat dan mengunci tutup silo/gentong kemunian melakban penutup
silo/gentong untuk memastikan tidak akan udara yang masuk.
d. Menyimpan pakan yang telah dimasukkan kedalam silo/gentong selama 3
minggu ditempat yang aman dan terhindar dari sinar matahari langsung.
e. Membuka silo pada minggu ke 3 dan mengambil 100 gram setiap sampel
untuk dikeringkan di oven dengan suhu 60 C selama 3 hari.
f. Analisis laboratorium proksimat pakan
g. Tumpi jagung fermentasi siap digunakan
2. Pakan Komplit
Adapun prosedur pembuatan pakan komplit mengandung tongkol jagung
terfermentasi dan tanpa fermentasi dapat dilihat pada gambar berikut:
Formulasi
Penimbangan
Pencampuran
4
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
5
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
6
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
Parameter Penelitian
Kecernaan Protein Kasar
Kecernaan protein kasar pakan komplit yang mengandung tongkol jagung
terfermentasi terhadap kambing kacang diukur dengan cara menghitung selisih
protein ransum yang dikonsumsi dengan protein yang keluar bersama feses,
kemudian dibagi protein ransum yang dikonsumsi, lalu dikali 100% dihutung
berdasarkan rumus secara matematis sebagai berikut:
( ) ( )
KecernaanLemak Kasar= ( )
c. Analisis Data
7
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
Statistik Uji
( )
th = ( )
Jika diasumsikan ragam kedua populasi sama besar atau σ21 = σ22
( ) ( )
S( ) = Sg√ denganSg = √
Jika diasumsikan ragam kedua populasi tidak sama besar atau σ21 ≠ σ22
S( )=√
Keterangan:
Rataan nilai daya cerna protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar pakan
komplit mengandung tumpi fermentasi maupun pakan komplit mengandung tumpi
jagung tanpa fermentasi pada ternak kambing dapat dilihat pada Tabel 4.
8
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
Tabel 4. Rataan Kecernaan Protein, Lemak dan Serat pada Ternak Kambing Kacang
Betina berdasarkan perlakuan.
Perlakuan
Parameter
Fermentasi Tanpa Fermentasi
Protein (%) 70.34 72.71
Lemak (%) 81.11 83.75
Serat (%) 53.42 56.44
Kecernaan Protein
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian ransum komplit fermentasi
dan tanpa fermentasi terhadap kambing kacang betina tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap kecernaan protein. Artinya kedua perlakuan yang diberikan pada
kambing sama pengaruhnya terhadap daya cerna protein pada kambing kacang.
Morand-Fehr (1981) menyatakan bahwa kisaran koefisien kecernaan protein kasar
pada kambing yaitu 23–75%.Hasil rata-rata kecernaan protein kasar pada penelitian
ini ransum fermentasi berkisar antara 70.34%. Rataan kecernaan protein kasar yang
tertinggi pada tanpa fermentasi yaitu 72,71%. Hasil tersebut lebih tinggi dari
penelitian Aregheore (2000) yang menyatakan bahwa kecernaan protein kasar pada
kambing yang diberi pakan tongkol jagung sebesar 70,1% dan jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan penelitian Rahman et al. (2013) yang menyatakan bahwa
kecernaan protein kasar pada kambing yang diberi pakan bungkil inti sawit sebesar
52,1%.
Semakin tinggi koefisien kecernaan protein kasar berbanding lurus dengan
peningkatan bobot badan ternak.Kecernaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti komposisi bahan pakan, perbandingan komposisi antara bahan pakan satu
dengan bahan pakan lainnya, perlakuan pakan, suplementasi enzim dalam pakan,
ternak dan taraf pemberian pakan (McDonald et al., 2002). Gultom et al. (2016)
menambahkan bahwa pemberian ransum dengan perlakuan fisik (chooper), biologi
(chooper dan Aspergillus niger) dan kimia (chooper dan urea) mempengaruhi
kecernaan protein kasar. Paramita et al. (2008) menyatakan secara in vivo kualitas
bahan pakan yang diberikan dilihat melalui konsumsi dan besarnya nilai kecernaan
9
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
yakni indikator banyaknya nutrisi yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan hidup
pokok serta pertumbuhan.
Tillman dkk (2005) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
kecernaan protein kasar adalah kandungan protein dalam ransum yang dikonsumsi
ternak.Ransum dengan kandungan protein rendah, umumnya mempunyai kecernaan
yang rendah pula dan sebaliknya.Tinggi rendahnya kecernaan protein dipengaruhi
oleh kandungan protein bahan ransum dan banyaknya protein yang masuk dalam
saluran pencernaan.
Kecernaan Lemak
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian ransum komplit fermentasi
dan tanpa fermentasi terhadap kambing kacang betina tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap kecernaan lemak. Hal ini dikarenakan Hal ini disebabkan daya
cerna lemak kasar tiap ternak terhadap pakan berbeda dan dipengaruhi banyak hal,
termasuk kualitas pakan.Hal ini sesuai dengan pernyataan Sandri (2009)
yangmenyatakan bahwa kemampuan kecernaan suatu pakan tergantung pada kualitas
zat makanan yang terdapat di dalam pakan sehingga berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroorganisme.Komposisi kimia pakan akan mempengaruhi daya
cerna pakan, disebabkan daya cerna suatu pakan tergantung pada keserasian dari zat-
zat makanan yang terkandung di dalamnya. Pengolahan secara fisik, kimia dan
kombinasi yang menyebabkan meningkatnya daya cerna pakan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Tillman, et al., (1981) yang menyatakan bahwa daya cerna tidak hanya
dipengaruhi oleh komposisi suatu pakan tetapi juga dipengaruhi komposisi suatu
makanan lain yang ikut dikonsumsi bersama pakan tersebut.
Hal ini disebut “efek asosiasi”.Cara yang lebih baik adalah dengan
penambahan secara bertingkatdari bahan makanan yang diteliti untuk menentukan
pengaruh pakan basal terhadap daya cerna bahan yang sedang diteliti.Serat kasar
mempunyai pengaruh terbesar terhadap daya cerna. Selulosa dan hemiselulosa yang
sukar dicerna terutama bila mengandung lignin dan hal ini seiring dengan pernyataan
Ranjhan dan Pathak (1979), disitasi Siregar (2009) yang menyatakan bahwa salah
10
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
satu faktor yang harus dipenuhi dalam bahan pakan adalah tingginya daya cerna
bahan pakan tersebut, dalam arti bahwa pakan itu harus mengandung zat pakan yang
dapat diserap dalam saluran pencernaan dan zat pakan yang terkandung tidak
seluruhnya tersedia untuk tubuh ternak, sebagian besar dikeluarkan lagi melalui feses
karena tidak tercerna.
Kecernaan Serat
KESIMPULAN
11
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
DAFTAR PUSTAKA
Gultom, E. P., T. H. Wahyuni dan M. Tafsin. 2016. Kecernaan serat kasar dan protein
kasar ransum yang mengandung pelepah daun kelapa sawit dengan perlakuan
fisik, biologis, kimia dan kombinasinya pada domba. Jurnal. Peternakan
Integratif. 4 (2) : 193-202.
Maynard, L.A., J. K Loosil, H. F. Hintz and Warner, R.G. , 2005. Animal Nutrition.
McGraw-Hill Book Company. New York, USA.
McDonald, P., R. Edwards, J. Greenhalgh, and C. Morgan. 2002. Animal
Nutrition.Longman Scientific & Technical, New York.
Natsir, A., Harfiah, M.Z. Mide dan Rinduwati. 2014. Kinerja ternak kambing jantan
lokal yang mendapat ransum komplit berbasis tongkol jagung dengan sumber
protein berbeda. Laporan penelitian, LP2M Universitas Hasanuddin.Makassar.
12
A.Antisa, A. Natsir, S. Syahrir / Bulletin Makanan Ternak, 2020-02-11: 1-13
13