Artikel 32
Artikel 32
Artikel 32
1
Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri
Purwokrto, Indonesia
2
Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri
Purwokrto, Indonesia
3
Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri
Purwokrto, Indonesia
4
UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract
Pagelak Village is a village located in Madukara District, Banjarnegara Regency,
Central Java Province. Pagelak village has various potentials, one of which is
freshwater fish farming. In general, the people of Pagelak Village cultivate
catfish because catfish is relatively easy to cultivate on limited land with limited
water resources. Catfish can be processed into various foods, such as shredded
catfish. The purpose of this activity is to develop the potential of Pagelak Village
through the manufacture of protein nutrient-dense food products which are
expected to open up business land to improve the economy of the Pagelak Village
community. In this study using a descriptive method which is a description of
the existing events, systematically, regarding the facts of the observed events.
Catfish processing training activities were carried out for PKK women to provide
alternative catfish processing and business or entrepreneurial ideas that could
be done. Abon catfish business has a very big opportunity to be developed into a
business in Pagelak village. The raw materials are easy to obtain because there
are many who cultivate catfish in the area and the manufacturing process is
relatively easy.
Abstrak
Desa Pagelak merupakan desa yang berada di Kecamatan Madukara,
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Desa pagelak mempunyai
berbagai potensi, salah satu potensi yang ada yaitu budidaya ikan air tawar.
Pada umumnya, masyarakat Desa Pagelak membudidayakan ikan lele karena
ikan lele tergolong mudah dibudidayakan di lahan terbatas dengan sumber
air terbatas. Ikan lele dapat diolah menjadi bermacam makanan, seperti abon
lele. Tujuan melakukan kegiatan ini yaitu untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki Desa Pagelak melalui pembuatan produk pangan padat gizi
913
PROSIDING KAMPELMAS Vol. 1 No. 2 Tahun 2022 | P-ISSN : 2964-3783 | E-ISSN 2964-3201
PENDAHULUAN
Desa Pagelak adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Madukara,
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 161,202 Ha. Desa
pagelak memiliki berbagai potensi, ada beberapa potensi yang menojol yaitu perkebunan
durian, perkebunan salak dan budidaya ikan air tawar. Potensi di Desa Pagelak yang dapat
diberdayakan dengan mudah yaitu budidaya ikan air tawar seperti ikan lele dan ikan
mujair. Ikan lele merupakan budidaya ikan air tawar yang mudah dibudidayakan oleh
masyarakat karena ikan lele bisa dibudidayakan di lahan terbatas dan sumber air terbatas.
Selain itu, peralatan yang digunakan dalam pembudidayannya juga relatif mudah.
Masyarakat Desa Pagelak belum mengelola hasil budidaya ikan lele secara maksimal.
Biasanya masyarakat menjual ikan lele secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu.
Kurang maksimalnya pengelolaan budidaya ikan lele disebabkan kurangnya pengetahuan
dan wawasan berwirausaha khususnya dikalangan ibu-ibu. Selain itu, pengelolaan hasil
budidaya ikan lele kurang maksimal disebabkan pengelolaan yang masih dilakukan
secara perorangan. Sehingga, perlu dibentuknya suatu kelompok usaha masyarakat.
Kelompok Usaha Masyarakat adalah salah satu kelompok yang berkontribusi melajukan
pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan karena dianggap mampu menyerap
tenaga kerja yang amat besar dan dekat dengan rakyat kecil ( Ignatia Martha, Nuruni Ika,
Sishadiyati, 2021).
Salah satu produk olahan dari ikan lele yang mudah yaitu abon. Abon termasuk
makanan awet dan mempunyai protein tinggi serta mempunyai kadar kolesterol yang
rendah. Olahan abon biasanya terbuat dari daging sapi dan ayam, akan tetapi ikan juga
dapat diolah menjadi abon seperti halnya ikan lele. Ikan lele merupakan bahan pangan
sumber protein hewani, Ikan lele juga kaya akan asam amino esensial (Indri Tri Setiawati
dan Sri Ningsih, 2018). Kandungan protein pada abon lele lebih tinggi dari abon sapi
dan telah memenuhi kadar minimal SNI-01-3707-1995 yaitu sebesar 15%. (Armyn
Musyaddad, dkk, 2019)
Bahan baku untuk pembuatan abon lele mudah didapat karena sebagian besar
masyarakat Desa Pagelak membudidayakan ikan lele. Proses pembutan abon ikan lele
tergolong mudah untuk diproduksi secara rumahan. Pengelolaan abon ikan lele juga relatif
tidak memerlukan biaya yang besar. Oleh karena itu, usaha abon ikan lele mempunyai
peluang bisnis yang menjanjikan dimana usaha ini dapat dilakukan sebagai usaha
sampingan maupun usaha rumahan. Tujuan dari pelatihan pembuatan abon ikan lele ini
yaitu untuk mengembangkan potensi Desa Pagelak yang sudah ada, serta membuat usaha
baru dalam agar mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Pagelak.
METODE PENELITIAN
Metode yang diterapkan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis yang
merupakan suatu gambaran mengenai kejadian yang ada, secara sistematis, mengenai
fakta-fakta kejadian yang diamati.
Sumber data:
1. Sumber data primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang berasal dari lapangan. Jenis
data primer yang dikumpulkan antara lain perekonomian desa, faktor-faktor yang
mempengaruhi usaha, serta potensi desa. Sumber data primer diperoleh dengan cara
mencatat data yang bersumber dari perangkat desa.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung,
biasanya berupa buku-buku, catatan dan lainnya. Untuk memperoleh data sekunder
penulis menggunakan data yang diperoleh dari buku-buku, hasil-hasil penelitian
terdahulu berupa skripsi ataupun jurnal-jurnal ilmiah. (Ali, 2011).
Lokasi penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini dan untuk memperoleg informasi yang di
butuhkan, penulis melakukan penelitian secara langsung dari subjek penelitian yang
berlokasi di Desa Pagelak, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara.
Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian yang ada. Populasi dalam
penelitian ini adalah peserta pelatihan pembuatan abon lele yaitu ibu-ibu PKK Desa
Pagelak.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang di teliti. Sampel pada penelitian ini
adalah proposive sampling yaitu pengurus PKK Desa Pagelak.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu:
1. Observasi
Observasi merupakan sebuah proses dalam mengumpulkan data dengan cara
mengamati dan mencatat mengenai kejadian atau masalah secara langsung ke lokasi
yang akan diteliti. Adapun observasi yang dilakukan oleh penulis menggunakan
observasi langsung pada saat pembuatan abon lele di Desa Pagelak Kecamatan
Madukara Kabupaten Banjarnegara.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sebuah cara mengumpulkan data yang diperoleh dari
dokumen berupa catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi
pada penelitian ini menggunakan foto dari kegiatan.
Jumlah penduduk Desa Pagelak tahun 2020 sebanyak 5144 jiwa, meliputi:
- Laki-laki : 2621 jiwa
- Perempuan : 2523 jiwa
- Jumlah Kepala Keluarga : 1739 KK
Mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah petani karena Desa Pagelak
mempunyai lahan pertanian yang cukup luas dan mempunyai komoditas utama yaitu padi,
palawija, sayur-sayuran. Selain itu Desa Pagelak juga memiliki komoditas lain seperti:
perkebunan (salak, durian, duku, kelapa, kapulaga), peternakan (lele, mujair, ayam unggas,
itik, mentok, sapi, kambing, dan domba).
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian :
PNS, ABRI, POLRI : 131 Jiwa
Karyawan Swasta : 1.245 Jiwa
Usaha Jasa : 17 Jiwa
Petani : 1.189 Jiwa
Pedagang : 117 Jiwa
Kontraktor : 2 Jiwa
Buruh Tani : 873 Jiwa
Buruh Industri : 997Jiwa
Buruh Bangunan : 89 Jiwa
Buruh Harian Lepas : 115 Jiwa
Pensiunan ; 27 Jiwa
Pengrajin Gula Kelapa : 9 Jiwa
Peternak : 16 Jiwa
Pengrajin kerupuk singkong : 14 Jiwa
Kondisi sosial budaya dan keagamaan masyarakat Desa Pagelak sudah cukup bagus.
Agama memiliki spiritualitas yang sangat dalam bagi setiap manusia yang memahaminya.
Sosial budaya dan agama dibentuk sebagai kekuatan besar dan semangat motivasi manusia
dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dari ketiga aspek tersebut mendapat respon positif
dari masyarakat. Hal itu dapat dibuktikan dengan dari adanya beberapa fasilitas atau
tempat untuk beribadah maupun bermasyarakat.
Sendok
Spatula
Baskom
Nampan
Kertas minyak
Pisau
Talenan
Cobek
Kompor Gas
Mesin Spinner
Wajan
Panci Pengukus
Sutil
serok
Sarung Tangan Plastik
Standing pouch
Timbangan Digital
Bahan
1 kg Ikan Lele
1 liter minyak goreng
5 bawang putih
3 bawang merah
1 ruas kunyit
1 ruas jahe
½ sdt ketumbar
½ sdt merica bubuk
3 butir kemiri
1 ruas lengkuas
1 batang serai
1 ons gula pasir
1 sdt garam
½ sdt susu dancow
2 lembar daun salam
2 lembar daun jeruk
3 buah jeruk nipis
e) Setelah itu, daging lele dicampur dengan semua bumbu lalu diamkan kurang lebih 10
menit
f) Goreng pada minyak panas dan aduk terus menerus hingga kering
g) Angkat dan tiriskan kemudian di press menggunakan spinner
h) Pisahkan abon dari daun yang kering sambil menunggu dingin
i) Lalu abon lele siap dikemas menggunakan standing pouch dan diberi label
Respon masyarakat dengan diadakannya kegiatan ini sangat baik, mereka sangat
antusias dengan diselenggarakannya kegiatan ini dapat dibuktikan dengan banyaknya
masyarakat yang hadir dan pada saat kegiatan berlangsung, masyarakat banyak
melontarkan pertanyaan serta masyarakat ikut praktik bersama membuat abon lele.
Masyarakat juga mengharapkan adanya kegiatan ini dapat menambah pengetahuan
dan nantinya produk abon lele akan berkesinambungan ke depannya sebagai salah satu
usaha di Desa Pagelak (Anharudin, dkk, 2019). Berikut beberapa dokumentasi kegiatan
pelatihan pembuatan abon lele :
KESIMPULAN
Ikan lele bisa dibuat menjadi berbagai macam olahan makanan, seperti abon
lele. Kegiatan pelatihan pengolahan ikan lele dilakukan terhadap ibu-ibu PKK untuk
memberikan alternatif pengolahan ikan lele dan ide bisnis atau wirausaha yang dapat
dilakukan. Usaha abon lele mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan
menjadi usaha di desa Pagelak. Bahan baku mudah didapat karena di daerah tersebut
banyak yang membudidayakan ikan lele, dan proses pembuatannya yang tergolong
mudah. Pemanfaatan ikan lele menjadi abon secara optimal mampu meningkatkan
perekonomian maupun pendapatan masyarakat Desa Pagelak karena produk abon lele
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pengenalan produk abon lele kepada masyarakat juga
agar masyarakat mampu membuat inovasi-inovasi yang lebih baru dalam berwirausaha.
Berdasarkan kegiatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan berjalan dengan
lancar. Hasilnya, ibu-ibu PKK dalam kegiatan pelatihan pembuatan abon lele sangat
tertarik dan akan melanjutkan pembuatan abon lele ini sebagai usaha rumahan maupun
usaha sampingan.
DAFTAR PUSTAKA
Martha, Ighnatia., Nuruni Ika Kw, dan Sishadiyati. (2021). Optimalisasi Kelompok
Wanita Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Keluarga Kecamatan Bulak-Surabaya. Jurnal
Pengabduan Kepada Masyarakat Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang vol. 2, No. 2,
November 2021, pp. 62-72.
Musyaddad, armyn,. dkk. (2019). Produksi Abon Ikan Lele Sebagai Alternatif Usaha
Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Pelutan. AJIE-Asian Journal of
Innovation and Entrepreneurship (e-ISSN: 2477- 0574; p-ISSN: 2477-3824) Vol. 04, Issue.
03, September 2019.
Setiawati, Indri Tri, dan Sri Ningsih. (2018). Manajemen Usaha Pengelolaan Abon
Ikan Lele (Clarias Gariepinus) di P2MKP Jaya Mandiri Kecamatan Bulu, Kabupaten
Temanggung. Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Volume 12 (2) Agustus 2018.