1762 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

J. Tek. Ling Vol. 12 No. 1 Hal.

43 - 53 Jakarta, Januari 2011 ISSN 1441-318X

PENGARUH RESIDU PESTISIDA TERHADAP POLA


POPULASI BAKTERI DAN FUNGI TANAH
DI RUMAHKACA

Nunik Sulistinah1, S. Antonius2 dan Maman Rahmansyah3

Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI


1,2,3

CSC, Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong 16911


Email: listin_ar @yahoo.com

Abstract

Pesticide Residue was Affect Bacterial and Fungal Population in the Greenhouse Soil
Condition. Bacterial and fungal inhabitants were examined through agriculture soil
samples. Survival of microorganism in soil was important to evaluate the mineralize
process. In the greenhouse experiment, bacterial and fungal population noticed as
essential assessment in soil healing with long lasting pesticide (A-soil) after the soil
treated with powdered rice straw as organic matter amendment, toxic degrading
bacterial as inoculants, and the both of those mixed treatments. That residue implication
also assessed to B-soil (as free pesticide soil) then revised with pesticides, and also
treated as followed for A-soil. Potential degradation of indigenous microorganism
examined all through as setting of control (B-soil) to recognize of its original population.
Those of treatments evaluated through microbial survival along 12 weeks incubation
in green house environment. Bacterial and fungal populations was affect to become
fluctuated along with incubation period as due to the treatments. Bacterial inhabitant
was considerably higher compared to fungal population. Correlations were significantly
difference with bacterial (p = 0.6654) as well as fungal (p = 0.9029) population in A-soil
evaluated to B-soil habitats since the mixed treatments present to both of the soil
(p0.005 = 0.6310). Organic matter alteration and certain microbe input was needed
in soil contain pesticide, because at the same time the survival of microbes possibly
mineralized organic matter, as well as the pesticide residue.

Key words: bacteria, fungi, pesticide, organic matter, population.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang pupuk, herbisida, pestisida dan sejenisnya.


Penggunaan bahan kimia tadi masih
Dalam mendukung hasil-hasil pertanian, tetap menjadi pertimbangan sehubungan
penggunaan agrokimia belum dapat dengan efisiensi produksi. Penggunaaan
sepenuhnya ditinggalkan dalam aktivitas pestisida tidak akan bermasalah sepanjang
agronomi di Indonesia. Kegiatan pertanian penggunaannya terkendali dan tepat, namun
organik memang telah mulai dirintis namun implikasi terhadap kehidupan mikroba tanah
pada komoditas di lokasi tertentu masih perlu diperhitungkan.
tetap memerlukan sentuhan bahan kimia Tingkat kesuburan dalam suatu

Pengaruh Residu Pestisida,... J.Tek. Ling. 12 (1): 43 - 53 43


ekosisitem tanah di antaranya bergantung transformasi bahan organik untuk menjadi
kepada mediasi populasi mikroba untuk bahan anorganik yang kemudian dibutuhkan
mengkonversi bahan organik. Populasi oleh tumbuhan.
mikroba tanah dapat menjadi indikator
kesetabilan ketika tanah terkontaminasi 2. BAHAN DAN METODE
pestisida1). Bakteri dan fungi (cendawan)
merupakan bagian dari komponen 2.1. Penyiapan sampel tanah dan bahan
biogeosphere dan di antaranya berfungsi penelitian
dalam proses mineralisasi untuk memelihara
keseimbangan nutrisi tanah. Oleh karena itu Sampel tanah diperoleh dari Stasiun
keberadaan bakteri dan fungi di tanah dapat Kebun Percobaan Hortikultur di Cipanas,
menjadi metode pendekatan selaku fungsi Cianjur, Jawa Barat. Tanah dianalisa di
bioindikator berdasar kemampuan hidup dan Laboratorium Ekologi, Bidang Mikrobiologi,
aktivitas mikroflora tersebut 2 ,3). Pusat Penelitian Biologi LIPI. Tanah
Residu pestisida kelompok dikeringanginkan, disaring (<2 mm), dan
organoklorin dapat terakumulasi di lapisan selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap
atas tanah sampai kedalaman 50 cm yang pH (5,5-5,7), kadar air (6,4-6,7%), kandungan
keberadaannya bisa menekan populasi kimia (N 0,2%; C 2,7%; Ca-Mg-K-Na masing-
mikroba heterotropik serta kelompok bakteri masing 12,5-1,4-0,5-0,2 cmol(+)/kg ; P2O5 dan
nitrifikasi 4). Pada beberapa koloni fungi K2O masing-masing 91 dan 35 mg/100g),
tertentu ada yang memanfaatkan sumber dan komposisi pasir-debu-liat (44-36-20%).
karbon berasal dari residu pestisida 5, Kelompok sampel Tanah-A (tanah
6)
. Fungi pada awalnya sensitif terhadap pertanian) adalah yang mengandung residu
keberadaan pestisida namun kemudian pestisida, sedangkan kelompok Tanah-B
dapat cepat menyesuaikan untuk melakukan (tanah kebun) merupakan tanah bebas
metabolisme secara normal 7). Respon pestisida dan kemudian diberi perlakuan
mikroba tanah terhadap pestisida dipengaruhi pestisida. Insektisida dengan bahan dasar
oleh komposisi kimianya. Newton et al. 8) deltamethrin (Decis) dan fungisida probineb
menyatakan bahwa efek pestsida lebih nyata (Antracol) keduanya diberikankan pada
terhadap struktur komunitas dibandingkan takaran 11,3 g (perbandingan 1/1), untuk
terhadap aktivitas fisiologi mikroba. setiap 1000 g Tanah-B. Bahan organik
Melalui penelitian ini telah dilakukan berupa serbuk jerami padi (SJP) yang
pengamatan pada populasi bakteri dan fungi kemudian digunakan untuk memperkaya
di tanah yang mengandung residu pestisida. tanah dengan dosis 20 g per 1000 g
Populasi diamati pada tanah yang telah lama tanah. Inokulan yang mengandung mikroba
menerima asupan pestisida akibat aktivitas pendegradasi senyawa toksik (PST) yaitu
agronomi, kemudian dibandingkan dengan terdiri dari isolate bakteri Pseudomonas
tanah yang seketika terkena pestisida. sp. dan fungi Flavobacterium sp. yang
Pengamatan dilakukan di rumah kaca diperoleh dari koleksi kultur hasil penelitian
selama duabelas minggu inkubasi setelah sebelumnya. Inokulan disiapkan dengan
perlakuan pestisida. Tujuannya adalah menumbuhkan bakteri dan fungi di dalam
untuk melihat kondisi populasi bakteri media cair (nutrien-broth: 3g beef extract,
dan fungsi yang memanfaatkan sumber 5g peptone, dan 1000 ml aquadest) dan
karbon residu pestisida dan sumber organik diinkubasikan sehingga mencapai kepadatan
lainnya, sehubungan dengan kemampuan populasi masing-masing 107cfu (bacterial
proses metabolismenya selama inkubasi. colony forming unit) dan 26.106cfu (fungal
Kemampuan hidup bakteri dan fungi di colony forming unit). Selanjutnya inokulan
tanah berfungsi mendukung kestabilan diberikan kepada setiap 1000 g tanah

44 Sulistinah, N. dkk., 2011


dengan dosis 20 ml PST yang terdiri atas ditumbuhkan pada media malt-extract-agar
10 ml dari sediaan bakteri dan 10 ml dari (30g malt-extract, 5g peptone, 15g agar,
sediaan fungi. dan 1000 ml aquadest). Penghitungan
populasi mikroba ditentukan dengan metode
2.2. Perlakuan penelitian seri pengenceran. Pertumbuhan mikroba
dipantau di bawah Magnified-Plate-Counter
Setiap 1000 g sampel tanah dimasukkan dan diamati selama 2 x 24 jam.
ke dalam kantong plastik hitam (polybag),
kemudian diberikan SJP dan PST sesuai 2.4. Analisis data
perlakuan dengan menggunakan tiga
ulangan (lihat Tabel-1). Seluruh sampel Nilai korelasi dan uji beda nyata
tanah (27 polybag) disimpan di rumah kaca dilakukan terhadap nilai rataan dari tiga
dan diinkubasi selama 12 minggu. Setiap ulangan pada seluruh sampel pengamatan
sampel tanah dipertahankan kelembabannya untuk setiap perlakuan dengan mengacu
sebatas kapasitas lapang. Pengamatan kepada cara analisis Parker 10). Seluruh data
populasi bakteri dan fungi dilakukan pada dikalkulasi dengan menggunakan bantuan
awal pengamatan (M 0 = 2 jam setelah program StatView for Windows (Vertion
tanah memperoleh perlakuan) kemudian 5.0.1).
dilanjutkan pada minggu ke-2, 4, 6, 8, dan
12 (M12). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.3. Penghitungan koloni mikroba 3.1. Konfigurasi populasi

Penghitungan koloni bakteri dan fungi Populasi bakteri terhitung lebih tinggi
mengacu kepada metode yang dikembangkan dari populasi fungi. Kepadatan bakteri
oleh Carvalhal et al. 9). Penumbuhan bakteri berkisar antara 10 6 sampai 10 9cfu, dan
dilakukan pada media nutrien-agar (3g beef fungi antara 104 sampai 105cfu yang meliputi
extract, 5g peptone, 15g agar, dan 1000 ml populasi pada Tanah-A dan Tanah-B,
aquadest), sedangkan penghitungan fungi maupun kontrolnya (Gambar 1). Konfigurasi

Tabel 1. Penataan perlakuan


No. Perlakuan Tanah-A Tanah-B Decis & Bahan Inokulan
(1000 g) (1000 g) Antracol Organik (PST)
11,3 g (SJP) 20 g 26.106.ml-1
1. Tanah-A + -- -- -- --
2. Tanah-A + SJP + -- -- + --
3. Tanah-A + PST + -- -- -- +
4. Tanah-A + SJP & + -- -- + +
PST
5. Tanah-B -- + + -- --
6. Tanah-B + SJP -- + + + --
7. Tanah-B + PST -- + + -- +
8. Tanah-B + SJP & -- + + + +
PST
9. Kotrol (tanpa -- + -- -- --
pestisida)

Pengaruh Residu Pestisida,... J.Tek. Ling. 12 (1): 43 - 53 45


populasi bakteri tertinggi pada pengamatan pestisida adalah tekstur tanah dan bahan
M0 dan populasi fungi terjadi pada masa organik yang terkandung 13).
inkubasi dua minggu (M 2 ). Kepadatan Pemberian bahan organik dan mikroba
bakteri per gram tanah akan didapatkan pendegradasi senyawa toksik (Perlakuan-4)
lebih tinggi karena ukurannya lebih kecil pada Tanah-B yang diberi pestisida
dibanding kepadatan mikroba berfilamen menyebabkan populasi bakteri (10 8cfu)
seperti fungi dan aktinomisetes 11). Bakteri lebih tinggi dari populasi yang terdapat
dan fungi adalah mikroflora yang dapat pada sampel Tanah-A maupun kontrolnya
menempati bagian struktur tanah yang untuk masa pengamatan dua minggu. Hasil
terkecil dan dapat berinteraksi langsung penamatan memberi asumsi bahwa bakteri
dengan residu pestisida yang memasuki yang terdapat pada inokulan mampu sinergi
partikel tanah. Hasil penelitian pada tanah dengan mikroba asli tanah (indigenous) yang
tercemar pestisida mempelihatkan adanya mampu berproliferasi setelah inkubasi dua
gangguan terhadap populasi mikroba minggu akibat penyertaan bahan organik jerami
yang diakibatkan oleh besarnya asupan padi yang terjadi pada Tanah-B mengandung
12)
macam unsur kimia senyawa toksik 13), pestisida. Populasi fungi pada masa inkubasi
struktur diversitas jenis mikroflora tanah 3), minggu kedua terjadi meningkat pada Tanah-A
dan keragaman respon individu spesies dan juga Tanah-B. Peningkatan terjadi pada
14,15,16)
. Sedangkan faktor fisik yang ominan tanah yang mengandung cukup bahan organik,
mempengaruhi perkembangan mikroflora serta bahan organik yang diberi inokulan
dalam kaitannya dengan degradasi residu bakteri pendegradasi senyawa toksik.

Gambar 1. Konfigurasi populasi bakteri dan fungi (log-x) pada hasil observasi 12 minggu (M0
sampai M12) inkubasi. Populasi pada tanah bebas pestisida ( ) dibandingkan
terhadap hasil perlakuan karena penambahan SJP ( ), PST ( ), dan SJP &
PST ( )

46 Sulistinah, N. dkk., 2011


Dampak pestisida terhadap kehidupan 12. Perbedaan yang nyata pada Tanah-B hanya
mikroflora adalah bervariasi yang disebabkan terjadi pada masa inkubasi enam minggu, dan
karena perbedaan tipe tanah dan juga terkait masih cukup signifikan terjadi pada pengamatan
dengan kompleksitas kelompok mikroflora minggu ke delapan. Hasil telaahan Newton et
yang terkandung di dalamnya17). Beberapa al .8) menyatakan bahwa sintasnya kelompok
kelompok mikroba tertentu memiliki respon mikroba pada lingkungan tanah tercemar
positif terhadap kehadiran pestisida karena dapat pestisida merupakan suatu hasil penyaringan
memanfaatkannya sebagai sumber karbon, secara alamiah.
namun sementara kelompok lainnya menjadi Asumsi keberadaan bakteri indigenous
tidak dapat berkembang dan bahkan mungkin di antara tanah yang mendapatkan perlakuan
dalam kurun waktu yang lama akan tertekan oleh PST terlihat pada hasil pengamatan pada
keberadaan pestisida yang akhirnya menjadi kelompok Tanah-A maupun terhadap kelompok
punah dari lingkungannya18, 19). Tanah-B. Sing dan Walker 20) menyatakan
pada hasil pengamatannya bahwa bakteri
3.2. Uji signifikan untuk setiap populasi yang sintas karena mendapat perlakuan
pestisida merupakan kelompok bakteri yang
Pengamatan terhadap populasi mikroba memang tidak terpengaruh kehidupannya oleh
dapat dilihat pada Tabel 2 (bakteri) dan Tabel keberadaan pestisida tersebut. Sedangkan
3 (fungi). Populasi bakteri pada Tanah-B pada sisi lainnya, kelompok bakteri fungsional
menunjukkan adanya efek antar perlakuan yang yang yang diberikan perlakuan inokulan PST
nyata pada awal pengamatan dan 4 minggu akan hidup lebih sintas karena memanfaatkan
pengamatan. Sementara itu, populasi bakteri residu pestisida yang menjadi bagian dari sistem
pada Tanah-A berbeda nyata pada setiap metabolismenya. Dengan memperhatikan
perlakuan setelah masa inkubasi enam minggu. fenomena di atas maka keberadaan populasi
Kepadatan fungi pada Tanah-A terpengaruh mikroba yang hidup di lingkungan tanah
secara nyata karena perlakuan, dan perbedaan yang tercemar pestisida menjadi penting dan
itu terlihat di dalam setiap perlakuan. Perbedaan berguna untuk mengevaluasi suatu pengaruh
mulai nampak pada minggu kedua dan keenam, cemaran pestisida terhadap keberadaan
dan semakin kuat perbedaannya akibat perlakuan mikroorganisme khususnya di lingkungan
pada pengamatan populasi minggu 8 sampai tanah pertanian.

Tabel 2. Hasil analisis uji beda nyata terhadap populasi bakteri. (S menunjukkan nilai beda
nyata karena perlakuan, sedangkan NS menunjukkan tidak beda nyata).

Inkubasi Perlakuan T (Tanah) 1 T + SJP 2 T + PST 3 T + SJP & PST 4


Tanah-A T (Tanah) Ф NS S (p<0,0001) S (p<0,0001)
0 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) S (p<0,0001)
T + PST Ф NS
T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф S (p<0,0001) S (p<0,0001) S (p=0,0033)
0 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) S (p<0,0001)
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
Tanah-A T (Tanah) Ф NS S (p=0,0004) NS
2 minggu T + SJP Ф S (p=0,0002) NS
T + PST Ф S (p<0,0001)

Pengaruh Residu Pestisida,... J.Tek. Ling. 12 (1): 43 - 53 47


T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф S (p<0,0001) NS S (p<0,0001)
2 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) S (p<0,0001)
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
Tanah-A T (Tanah) Ф NS S (p=0,0009) S (p=0,0002)
4 minggu T + SJP Ф S (p=0,0039) S (p=0,0007)
T + PST Ф NS
T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф S (p<0,0001) S (p=0,0002) S( p=0,0053)
4 minggu T + SJP Ф NS S (p=0,0065)
T + PST Ф S (p=0,0304)
T + SJP & PST Ф
Tanah-A T (Tanah) Ф S (p<0,0001) S (p=0,0407) S (p=0,0002)
6 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) S (p=0,0007)
T + PST Ф S (p=0,0036)
T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф S (p=0,0002) S (p=0,0322) S (p<0,0001)
6 minggu T + SJP Ф S (p=0,0047) NS
T + PST Ф S (p=0,0008)
T + SJP & PST Ф
Tanah-A T (Tanah) Ф S (p<0,0001) S (p=0,0014) S (p<0,0001)
8 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) NS
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф NS S (p<0,0001) S (p<0,0001)
8 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) S (p<0,0001)
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
Tanah-A T (Tanah) Ф S (p<0,0001) NS S (p<0,0001)
12 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) S (p=0,0003)
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф NS NS NS
12 minggu T + SJP Ф NS S (p=0,0140)
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
1) Tanah tanpa “bahan organik” (SJP) dan tanpa “inokulan pendegradasi senyawa toksik” (PST)
2) Tanah + bahan organik
3) Tanah + inokulan pendegradasi senyawa toksik
4) Tanah diberi perlakuan keduanya

48 Sulistinah, N. dkk., 2011


Tabel 3. Hasil analisis uji beda nyata terhadap populasi fungi. (S menunjukkan nilai beda
nyata karena perlakuan, sedangkan NS menunjukkan tidak beda nyata).

Inkubasi Perlakuan T (Tanah) 1 T + SJP 2 T + PST 3 T + SJP & PST 4


Tanah-A T (Tanah) Ф S (p=0,0191) NS NS
0 minggu T + SJP Ф S (p=0,0066) S (p=0,0008)
T + PST Ф NS
T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф S (p=0,0086) NS NS
0 minggu T + SJP Ф S (p=0,0250) NS
T + PST Ф NS
T + SJP & PST Ф
Tanah-A T (Tanah) Ф S (p<0,0001) NS S (p<0,0001)
2 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) S (p=0,0030)
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф NS S (p=0,0003) S (p=0,0125)
2 minggu T + SJP Ф S (p=0,0020) NS
T + PST Ф S (p=0,0173)
T + SJP & PST Ф
Tanah-A T (Tanah) Ф NS S (p=0,0001) S (p=0,0002)
4 minggu T + SJP Ф S (p=0,0002) S (p=0,0002)
T + PST Ф NS
T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф S (p<0,0001) NS S (p=0,0002)
4 minggu T + SJP Ф S (p=0,0001) NS
T + PST Ф S (p=0,0004)
T + SJP & PST Ф
Tanah-A T (Tanah) Ф S (p<0,0001) NS S (p<0,0001)
6 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) S (p=0,0024)
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф S (p<0,0001) S (p=0,0208) S (p<0,0001)
6 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) S (p=0,0382)
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
Tanah-A T (Tanah) Ф S (p<0,0001) S (p=0,0024) S (p<0,0001)
8 minggu T + SJP Ф S (p=0,0030) S (p<0,0001)
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф

Pengaruh Residu Pestisida,... J.Tek. Ling. 12 (1): 43 - 53 49


Tanah-B T (Tanah) Ф S (p<0,0001) S (p<0,0001) S (p<0,0001)
8 minggu T + SJP Ф NS NS
T + PST Ф S (p=0,0160)
T + SJP & PST Ф
Tanah-A T (Tanah) Ф S (p<0,0001) S (p=0,0025) S (p<0,0001)
12 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) S (p=0,0364)
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
Tanah-B T (Tanah) Ф S (p<0,0001) NS S (p=0,0002)
12 minggu T + SJP Ф S (p<0,0001) NS
T + PST Ф S (p<0,0001)
T + SJP & PST Ф
1) Tanah tanpa “bahan organik” (SJP) dan tanpa “inokulan pendegradasi senyawa toksik” (PST)
2) Tanah + bahan organik
3) Tanah + inokulan pendegradasi senyawa toksik
4) Tanah diberi perlakuan keduanya

3.3. Fluktuasi populasi selama inkubasi kerapatan populasi juga dilihat secara
keseluruhan berdasar nilai korelasi (Tabel 4).
Fluktuasi yang diamati diperhitungkan Kedua data tersebut mempertegas adanya
terhadap kepadatan mikroba yang pengaruh dari setiap perlakuan maupun
diperbandingkan terhadap tanah yang tidak efek dari kelompok tanah yang terjadi pada
meneriam perlakuan (Gambar 2). Perbedaan Tanah-A maupun Tanah-B.

Gambar 2. Populasi mikroba berfluktuasi selama 12 minggu pengamatan.

50 Sulistinah, N. dkk., 2011


Tabel 4. Nilai korelasi di antara populasi mikroba yang tumbuh di Tanah-A dengan yang
tumbuh di Tanah-B (α<0,005 dengan n=18 adalah p=0,631).
PERLAKUAN: Tanah (T) 1 T + SJP 2 T + PST 3 T + SJP & PST 4
Bakteri: -0,4277 -0,1288 -0,4031 0,6654 (S)
Fungi: 0,0787 0,4955 0,2855 0,9029 (S)
1) tanah tanpa “bahan organik” (SJP) dan tanpa “inokulan bakteri pendegradasi nitrat” (PST)
2) tanah + bahan organik
3) tanah + inokulan bakteri pendegradasi nitrat
4) tanah diberi perlakuan keduanya

Dampak pemberian pestisida pada KESIMPULAN


Tanah-B mempengaruhi populasi fungi
pada awal pengamatan. Populasi bakteri  Populasi bakteri lebih tinggi dari fungi pada
pada Tanah-A saat awal pengamatan tanah yang terkondisikan mengandung
memperlihatkan sebaliknya, yang terjadi insektisida deltamethrin dan fungisida
pada tanah yang mendapat perlakuan probineb
PST dan perlakuan SJP & PST. Populasi  Pemberian bahan organik berefek
fungi pada tanah yang sama terjadi signifikan pada populasi fungi di tanah
sebaliknya terjadi pada semua perlakuan. yang mengandung pestisida.
Penelitian Cycon dan Piotrowska-Seget  Inokulan-bakteri-pendegradasi-senyawa-
3) mendapatkan bahwa isolat bakteri dari toksik pada awal pengamatan sampai dua
tanah tercemar pestisida memperlihatkan minggu inkubasi mengalami kenaikan
respon fisiologis berbeda ketika dilakukan sebagai ekspresi sintasnya inokulan pada
uji ulang di laboratorium dengan berbagai tanah tercemar pestisida.
jenis pestisida berbeda. Kompleksitas  Populasi bakteri dan fungi di tanah yang
lingkungan tanah menimbulkan perbedaan mengandung pestisida (perlakuan pada
nyata pada setiap respon biokimiawi dari Tanah-B) pada awalnya terhambat,
jenis bakteri ketika ditumbuhkan pada namun kemudian mampu melakukan
lingkungan yang lebih terkontrol di peningkatan proliferasi pada periode
laboratorium, sebagaimana terekspresikan berikutnya, dan kembali stabil sampai
melalui performa pertumbuhan yang baik akhir masa inkubasi selama pengamatan.
karena mampu melakukan metabolisme  Penambahan bahan organik terhadap
lebih sempurna terhadap pestisida sebagai tanah tercemar pestisida bermanfaat
sumber karbon. Tekanan lingkungan terhadap untuk mendukung populasi mikroba yang
bakteri pendegradasi senyawa toksik (PST) kemudian efektif memineralisasi residu
yang digunakan sebagai perlakuan pada pestisida menjadi nutrisi tanah.
penelitian ini tidak selalu efektif mendegradasi
senyawa toksik pestisida menjadi nutrisi UCAPAN TERIMA KASIH
tanah karena dihadapkan dengan kondisi
lingkungan yang kurang mendukungnya. P e n e l i ti a n d i d a n a i o l e h p r o y e k
Keberadaan senyawa senobiotik (senyawa kerjasama Pusat Penelitian Biologi-LIPI
toksik pestisida) menyebabkan reaksi dengan Gwangju Institute Science and
metabolik yang berbeda di antara bakteri dan Technology, Korea. Pada kesempatan ini
fungi ketika mendapatkan asupan pestisida kami menyampaikan terima kasih kepada
sebagai perlakuan, yang diekspresikan Balai Penelitian Hortikultura, Departemen
dengan adanya fluktuasi pada setiap Pertanian, di Cipanas, Cianjur atas perijinan
perlakuan selama rentang inkubasi tanah dalam menggunakan lahan maupun
sampel penelitian. penggunaan sampel tanah sehingga

Pengaruh Residu Pestisida,... J.Tek. Ling. 12 (1): 43 - 53 51


pengamatan dapat dilaksanakan. Ucapan canola. Agric. Eco. Env,130 (3-4) : 109-
terima kasih disampaikan pula kepada 114.
rekan sejawat, khususnya kepada Dra. Sri 9. Carvalhal, M.L.C., M.S. Oliveira and F.
Purwaningsih, atas segala dukungan dari Alterthum. 1991. An economical and time
semua rekan dari sejak awal penelitian saving alternative to the most-probable-
sampai terwujudnya tulisan. number method for the enumeration of
microorganisms. J. Microbiol. Methods,
DAFTAR PUSTAKA 14 : 165-170
10. Parker, RE.1979. Introductory Statistics
1. Brookes, P.C. 1995. The use of microbial for Biology. Studies in Biology No.43.
parameters in monitoring soil pollution by Edward Arnold Ltd. London.
heavy metals. Biol. Fertil. Soil. 19:269- 11. Alexander, M. 1977. Introduction to Soil
279. microbiology, 2nd ed. John Wiley & Sons,
2. Cycon, M. and Z. Piotrowska-Seget. New York.
2007. Effect of selected pesticides on soil 12. Sengupta, D., M.W. Aktar, S. Purkait and
miroflora involved in organic matter and M. Ganguly. 2009. Impact of quinalphos
nitrogen transformations : Post experiment. on microbial biomass and activities in
Polish J. Ecol. 55(2): 207-220. tropical clay loam soil. Elec. J. Env. Agric.
3. Cycon, M. and Z. Piotrowska-Seget. Food Chem. 8(11):1127-1135.
2009. Changes in bacterial diversity and 13. Avidano, L., E. Gamalero, G.P. Cossa
community structure following pesticides and E. Carraro. 2005. Charecterization
addition to soil estimated by cultivation of soil health in an Italian polluted site by
technique. Ecotoxicology 18:632–642. using microorganism as bioindicators.
4. Ahmed, M.T., S.M.M. Ismail and S.S. Appl. Soil Ecol. 30:21-33.
Mabrouk. 1998. Residues of some 14. Chen S-K., C.A. Edwards and S.
chlorinated hydrocarbon pesticides in rain Subler. 2001. Effects of the fungicides
water, soil and ground water, and their benomyl, captan and chlorothalonil
influence on some soil microorganisms. on soil microbial activity and nitrogen
Env. Int. 24 (5-6): 665-670. dynamics in laboratory incubations. Soil
5. Jenkinson, D.S. 1976. The effect of Biol. Biochem. 33:1971–1980.
biocidal treatments on metabolism in soil. 15. Kools, S.A.E., M. van Roovert, C.A.M.
A method for measuring soil biomas. Soil van Gestel, N.M. van Straalen. 2005.
Biol. Biochem. 8(3):209-213. Glyphosate degradation as a soil health
6. Nunez, A.E., A. Cabalero and J. indicator for heavy metal polluted soils.
Romas. 2001. Boilogical degradation of Soil Biol. Biochem. 37:1303-1307.
2,4.6-trinitrotoluene. Microb. Mol. Bio. 16. Ratcliff, A.W., M.D. Busse and C.J.
Rev. 65(3): 335-352. Shestak. 2006. Changes in microbial
7. Mandic, L., D. Dukic and S. Dordevic. community structure following herbicide
2005. Soil fungi as indicators of pesticide (glyphosate) addition to forest soils. Appl.
soil pollution. Proc. Nat. Sci, Matica Soil Ecol. 34:114–124.
Srpska Novi Sad.109: 97-102. 17. L i p t h a y, J . R . , K . J o h n s e n , H - J .
8. Newton, Z., N.Z. Lupwayi, K.N. Harker, Albrechtsen, P. Rosenberg, J. Aamand.
L.M. Dosdall, T.K. Turkington, R.E. 2004. Bacterial diversity and community
Blackshaw, J.T. O’Donovan, H.A. structure of a subsurface aquifer exposed
Cárcamo, J.K. Otani and G.W. Clayton. to realistic low herbicide concentrations.
2009. Changes in functional structure FEMS Mic. Ecol. 49:59–69.
of soil bacterial communities due to 18. Taiwo, L.B. and B.A. Oso. 1997. The
fungicide and insecticide applications in influence of some pesticides on soil

52 Sulistinah, N. dkk., 2011


microbial flora in relation to changes metabolism of organophosphate and
in nutrient level, rock phosphate carbamate insecticides in orchaqualf
solubilization and P release under and fluvaquent soils of West Bengal.
laboratory conditions. Agric. Eco. Env. Chemosphere 58:579-584.
65:59–68. 20. Singh, B. and A. Walker. 2006. Microbial
19. Das, A.C., A. Chakravarty, G. Sen, P. Sukul degradation of organophosphorus
and D. Mukherjee. 2005. A comparative compounds. FEMS Micro. Rev. 30:428-
study on the dissipation and microbial 471.

Pengaruh Residu Pestisida,... J.Tek. Ling. 12 (1): 43 - 53 53

You might also like